PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG
|
|
- Utami Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh banyak sekali perubahan yang berjalan cepat dan sulit diramalkan. Perubahan-perubahan tersebut terutama disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi, terjadinya globalisasi, serta demokratisasi. Oleh sebab itulah menurut Janszen organisasi harus terus menerus mencari cara untuk menciptakan dan mewujudkan nilai perusahaan melalui inovasi. Definisi inovasi menurut Josepth Schumpeter adalah : komersialisasi semua kombinasi yang didasari oleh pemanfaatan, bahan dan komponen baru, proses baru, pasar baru, serta bentuk organisasi baru (Janszen,2000). Menurut definisi ini, inovasi merupakan gabungan dari bidang teknis dan bidang bisnis. Bila hanya melibatkan teknologi, Schumpeter menamakannya invensi (invention), tetapi apabila bidang bisnis juga dilibatkan, maka muncul inovasi (innovation). Berbagai rujukan mendukung adanya indikasi bahwa inovasi menjadi indicator adanya proses penciptaaan pengetahuan baru di organisasi. Nonaka dan Takeuchi (1995) mengemukakan bahwa penciptaan pengetahuan merupakan esensi dari inovasi : organizational knowledge creation is the key to the distinctive ways of Japanese companies innovate. They are especially good at bringing about innovation continuously,incrementally,and spirally Dengan semakin cepatnya laju perubahan membawa tantangan baru dalam bidang manajemen. Perubahan seperti umur produk makin pendek, teknologi makin cepat usang, cara pendekatan, sistem dan cara berpikir makin cepat ketinggalan jaman menuntut perusahaan atau institusi publik untuk lebih sering melakukan pembaruan. Ini berarti sebuah institusi mendapat tekanan yang lebih besar untuk melakukan kreasi atau inovasi secara terus menerus apabila institusi tersebut ingin tetap hidup dan berkembang. Sebuah institusi perlu mencari cara 1
2 atau mengembangkan lingkungan yang dapat membuat setiap anggotanya dengan senang hati mengerahkan semua potensi kreatifnya secara terus menerus. PENGERTIAN PENGETAHUAN Menurut Davenport dan Prusak (1998) pengetahuan adalah penggabungan antara pengalaman, nilai, informasi kontekstual, padangan dan intuisi para pakar yang membangun lingkungan dan kerangka evaluasi serta menggabungkan pengalaman baru dan informasi. Dalam organisasi, pengetahuan diperoleh dari individu-individu atau kelompok orang-orang yang mempunyai pengetahuan, atau kadang kala dalam rutinitas organisasi. Pengetahuan diperoleh melalui media yang terstuktur seperti: buku dan dokumen, hubungan orang-ke-orang yang berkisar dari pembicaraan ringan hingga ilmiah. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) ada dua tipe pengetahuan yang dikelola manusia, yaitu ekplicit knowledge dan tacit knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan seseorang yang sukar dikomunikasikan secara formal kepada orang lain. Contohnya keterampilan, wawasan, dan intuisi yang didapatkan dari pengalaman. Explicit knowledge adalah pengetahuan formal yang mudah dijelaskan kepada perseorangan atau kelompok, seperti rumus matematika, hukum-hukum, spesifikasi dan sebagainya. Tacit knowledge yang tergantung dari keterampilan sangat terbatas, sebaliknya explicit knowledge tidak muncul secara spontan tetapi dirintis dari tacit knowledge. Explicit knowledge lebih mudah untuk dikodifikasi sedangkan tacit knowledge lebih sulit. Agar tacit knowledge dapat dikodifikasikan bentuknya harus dikonversikan dulu dalam bentuk explicit knowledge. Nonaka mengemukakan alasan mengapa perusahaan di Jepang sukses adalah karena keahlian dan pengalamannya pada penciptaan pengetahuan organisasi (organizational knowledge creation) yaitu mencapai hubungan sinergi dalam organisasi antara tacit dan explicit knowledge. Menurut Tunggal (2002) explicit knowledge adalah sesuatu yang formal dan sistematis dapat dinyatakan dalam kata-kata dan angka-angka dan mudah dikomunikasikan dalam berbagai bentuk kertas kerja, formula ilmiah, prosedur kodifikasi atau prinsip-prinsip universal. Sedangkan tacit knowledge sangat 2
3 bersifat pribadi dan sulit untuk diformulasikan sehingga sulit untuk dikomunikasikan dan berbagi dengan orang lain. PENCIPTAAN PENGETAHUAN DALAM ORGANISASI DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA Profil PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Jasindo adalah perusahaan yang bergerak dibidang Asuransi Umum dan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, seluruh saham Asuransi Jasindo dimiliki oleh Negara Republik Indonesia melalui Departemen Keuangan. Sampai saat ini Asuransi Jasindo telah memiliki 89 Kantor Cabang di Indonesia & 1 Kantor Cabang Luar Negeri. Visi yang dimiliki oleh Asuransi Jasindo adalah Menjadi perusahaan asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan menjadi market leader di pasar domestic sedangkan misi perusahaan adalah Menyelenggarakan usaha asuransi kerugian dengan reputasi International melalui peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima dan tetap menjaga tingkat mampu labaan serta memenuhi harapan stakeholder. Saat ini produk asuransi yang dimiliki oleh Asuransi Jasindo dikelompokan menjadi dua bagian yaitu; Produk Korporasi yang ditujukan untuk pasar korporasi (perusahaan) dan Produk Ritel yang ditujukan untuk pasar ritel (perorangan). Dengan semakin meningkatnya pembangunan dan tingkat kesejahteraan serta kesadaran untuk berasuransi dalam masyarakat Indonesia maka produk-produk asuransi yang dimiliki oleh Asuransi Jasindo selalu berkembang untuk memenuhi permintaan pasar dari tahun ke tahun. Untuk itulah perusahaan selalu mengembangkan variasi produk baru yang akan dijual sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3
4 Gambar 1. Struktur Organiasi PT. Asuransi Jasa Indonesia Tacit Knowledge, Explicit Knowledge, dan Interaksi Keduanya Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), suatu organisasi menciptakan pengetahuan melalui interaksi antara tacit knowledge dengan explicit knowledge. Mereka menyebut interaksi antara kedua jenis pengetahuan tersebut sebagai konversi pengetahuan (knowledge conversion). Pemahaman terhadap hubungan 4
5 timbal balik ini adalah kunci untuk memahami proses penciptaan pengetahuan. Pengetahuan diciptakan melalui interaksi antar individu dengan muatan dan jenis pengetahuan yang berbeda. Melalui proses konversi sosial ini, tacit knowledge dan explicit knowledge akan semakin berkembang, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Di dalam sebuah perusahaan, pengetahuan diciptakan melalui spiral SECI, yaitu empat modus konversi antara tacit knowledge dan explicit knowledge sebagai berikut: Gambar 2. Proses SECI a. Socialization, yaitu konversi dari tacit knowledge ke tacit knowledge; b. Externalization, yaitu proses konversi dari tacit knowledge ke explicit knowledge; c. Combination, yaitu proses konversi dari explicit knowledge ke explicit knowledge; dan d. Internalization, yaitu proses konversi dari explicit knowledge ke tacit knowledge. 5
6 explicit eksternalisa kombina taci explici sosialisa internalis tacit Gambar3. Bagan Proses Penciptaan Pengetahuan (Nonaka, 1995) Tahapan Proses Penciptaan Pengetahuan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengemukakan suatu model proses penciptaan pengetahuan melalui lima tahap sebagai berikut: 1. berbagi pengetahuan terbatinkan 2. menciptakan konsep; 3. membenarkan konsep; 4. membangun prototype; dan 5. melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat di organisasi. Tahap 1. Berbagi Pengetahuan Terbatinkan (Sharing Tacit Knowledge) Tahap pertama ini berhubungan dengan modus socialization dari konversi pengetahuan. Di tahap ini, individu-individu dari area fungsional yang berlainan berbagi ketrampilan dan pengalaman mereka serta bekerja bersama-sama menuju ke arah tujuan bersama. Mereka berinteraksi dan berdialog satu sama lain secara face-to-face dalam suatu tim yang self-organizing. Dari proses interaksi tersebut, akan muncul sebuah shared tacit mental model, yang terbentuk dari kumulasi tacit knowledge dari seluruh anggota tim. 6
7 Dalam tahap ini, yang dilakukan dalam PT. Asuransi Jasa Indonesia adalah para manager akan saling bertukar pikiran dan pengalaman selama berinteraksi dengan bawahan, masyarakat dan juga industri lainnya mengenai jenis asuransi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kegiatan berbagi pengetahuan ini dapat dilakukan secara informal maupun secara formal berupa rapat rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Kegiatan lainnya adalah seminar-seminar maupun workshop yang diadakan oleh Asuransi Jasindo. Perusahaan juga membuat media atau sarana untuk berbagi pengetahuan melalui sebuah forum yang dibuat di website Asuransi Jasindo yang dapat diikuti oleh seluruh karyawan Asuransi Jasindo. Tahap 2. Menciptakan Konsep Tahap kedua ini berhubungan dengan modus externalization dari konversi pengetahuan. Pada tahap ini, dialog dalam tim terus berlanjut secara intensif untuk mengkristalkan shared tacit mental model yang dihasilkan dari tahap pertama, untuk kemudian mulai mencoba melakukan verbalisasi model dimaksud ke dalam kata-kata dan konsep yang lebih eksplisit. Untuk melakukan konversi tacit knowledge menjadi eksplisit ini dapat digunakan berbagai pemikiran dan metoda komunikasi seperti antara lain metode deduksi-induksi, pemikiran dialektis, pertentangan dan paradoks, kiasan (metafora), dan analogi. Proses dilakukan secara iteratif, dimana setiap anggota tim secara kreatif melakukan brainstorm berbagai gagasan dan kemungkinan. Demikian juga yang dilakukan oleh Manager Asuransi Jasindo akan saling memberikan konsep jenis produk asuransi yang kemungkinan dapat diaplikasikan. Para manajer biasanya memberikan usulan konsep secara tertulis dan diajukan kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian Mutu. Perusahaan juga secara rutin setiap tahun mengadakan lomba karya tulis ilmiah bagi karyawan sehingga dari lomba tersebut dihasilkan banyak sekali konsep-konsep yang nantinya dapat digunakan untuk menciptakan pengetahuan baru yang berguna bagi perusahaan. Lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan Asuransi Jasindo bukan hanya sekedar untuk memberi hadiah semata-mata, melainkan untuk menghidupkan budaya berbagi pengetahuan dan 7
8 memanfaatkan apa yang dipelajari untuk pekerjaan. Terbukti kemudian semangat belajar dan berbagi telah berjalan di Asuransi Jasindo, baik di kantor pusat maupun di cantor cabang. Jika pada 2008 karyawan yang mengkitu lomba hanya berjumlah 34 orang, maka tahun 2010 jumlah karyawan yang ikut berpartisipasi telah meningkat menjadi 89 orang. Tahap 3. Membenarkan Konsep Di tahap yang yang ketiga ini, konsep yang diciptakan pada tahap kedua di atas dievaluasi pada level organisasi untuk dilihat apakah konsep tersebut sejalan dengan tujuan organisasi, bahkan lebih luas lagi, apakah sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat secara luas. Proses evaluasi menggunakan ukuran-ukuran pertimbangan seperti biaya, margin keuntungan, dan sebagainya sehingga dapat terlihat sejauh mana konsep tersebut dapat berperan untuk pertumbuhan perusahaan. Ukuran-ukuran pertimbangan tersebut dirumuskan oleh manajemen puncak dan manajemen menengah, berdasarkan pada pemahaman mereka atas visi, misi, dan strategi organisasi. Berdasarkan usulan-usulan konsep dalam tahap kedua tersebut maka manajemen Asuransi Jasindo melalui Divisi Perencanaan dan Pengendalian Mutu akan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa konsep tersebut memang layak untuk direalisasikan. Selanjutnya konsep yang telah terpilih akan diajukan oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Mutu akan diajukan kepada Dewan Direksi Asuransi Jasindo untuk mendapatkan persetujuan. Tahap 4. Membangun Suatu Archetype / prototype Tahap keempat ini berhubungan dengan modus combination dalam konversi pengetahuan. Di tahap ini, konsep yang telah diuji pada tahap ketiga diubah menjadi sesuatu yang tangible atau konkret, yang disebut archetype. Dalam kasus pengembangan produksi barang, suatu archetype bisa jadi berupa suatu prototipe fisik dari produk tersebut. Atau, dalam kasus pelayanan jasa (pengembangan organisasional misalnya), dapat berupa suatu mekanisme operasional. Archetype dibangun dengan mengombinasikan antara explicit knowledge yang baru saja diciptakan dengan explicit knowledge yang telah ada dan berjalan. 8
9 Pada tahap ini, konsep yang telah dihasilkan dan telah disetujui oleh Dewan Direksi akan dibuatkan keputusan secara resmi berupa Surat Keputusan Direktur Utama Tahap 5. Melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat di organisasi (Cross-leveling Pengetahuan). Tahap kelima ini berhubungan dengan modus internalization dalam konversi pengetahuan. Di tahap ini, konsep yang telah diciptakan, dijustifikasi, dan dibuat modelnya, digunakan untuk mengaktivasi siklus-siklus baru penciptaan pengetahuan lainnya. Di dalam organisasi yang sama, pengetahuan yang telah dibuat dalam bentuk archetype, dapat mendorong penciptaan pengetahuan di departemen atau unit yang lain, seperti halnya pada tingkat yang berbeda dari organisasi itu. Pengetahuan yang baru ini juga dapat menginisiasi penciptaan pengetahuan di pihak pelanggan, para penyalur, pesaing, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan organisasi. Surat Keputusan Direktur Utama yang dibuat pada tahap keempat ini akan menjadi landasan bagi proses berjalannya pengetahuan pada level operasional, yaitu berupa juklak (petujuk pelaksanaan) yang akan disosialisasikan kepada seluruh karyawan Asuransi Jasindo 9
10 PENUTUP Kemampuan organisasi untuk menciptakan pengetahuan merupakan hal yang sangat mendasar dan diperlukan dalam era inovasi ini. Diketahui bahwa penciptaaan pengetahuan terjadi dalam benak individu-individu yang berada di organisasi, tanpa individu-individu tersebut, organisasi tak mampu menciptakan pengetahuan yang dibutuhkannya untuk melakukan berbagai inovasi. Proses penciptaaan pengetahuan yang mulai dari akses informasi dan pengalaman, refleksi individu-individu atas tindakan di masa lalu, kemampuan menyerap pengetahuan, motivasi individu untuk belajar-persepsi atas kebernilaian aktivitas yang menuju terciptanya pengetahuan baru tersebut. Dari semua kegiatan karyawan dalam belajar dan berbagi itu, Asuransi Jasindo telah dapat menikmati hasil, diantaranya berupa penghematan dalam anggaran biaya pelatihan, penciptaan produk-produk baru dengan biaya yang dapat ditekan seperti produk Asuransi Jasindo Health Care, Jasindo Oto dan produk lain yang tercipta setiap tahunnya 10
11 DAFTAR PUSTAKA Davenport, Thomas H and Laurence Prusak Working Knowledge: How Organization Manage What They Know, Harvard Business School Press, Boston Massachucetts. Janszen, Felix.(2000). The Age of Innovation: Making Business Creativity a Competence Not a Coincidence. London: Pearson Education Limited Nonaka, I. And H. Takeuchi The Knowledge Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. New York: NY Oxford University Press. Tunggal, A. W Memahami Konsep Intellectual Capital dan Knowledge Management. Harvarindo. tanggal 20 Januari 2011 diakses 11
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.
Lebih terperinciMODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)
MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan
Lebih terperinci2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.
1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari
Lebih terperinciMEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017
MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 1. Integritas dan wawasan kebangsaan 2. Pembekalan isu strategis 3.Organisasi Berkinerja Tinggi 4. Diagnostic Reading 5. Penjelasan Proyek Perubahan
Lebih terperinciMeningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management
Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS,
Tugas Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dosen : Dr.Ir. Arief Iman Suroso, M.Sc PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tbk. OLEH : NURUL HIDAYAH P056101491.46 PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Wahyu Ardi Wibawa [1], Luciana Andrawina [2], Amelia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
22 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Jasindo adalah perusahaan yang bergerak dibidang Asuransi Umum dan
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 936 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinciANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X
ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari
Lebih terperinciBest Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion
Petunjuk Sitasi: Atma, S., Soesanto, R. P., Kurniawati, A., & Hediyanto, U. Y. (2017). Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciDesy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2]
PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM [1] Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3]
Lebih terperinciBERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1*
BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI Dyah Safitri 1* 1 Program Studi Manajemen Informasi dan Dokumen Program Vokasi Universitas Indonesia ABSTRAK
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI
PERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI Fahrul Nurzaman Teknik Informatika Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jl. Salemba Raya 7/9A Jakarta Pusat email : fnurzaman@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) memiliki arti yang penting dan strategis bagi suatu organisasi (Soo et al. 2002a). Penciptaan pengetahuan merupakan proses
Lebih terperinciMODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA
MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA Asep Id Hadiana 1, Estiko Rijanto 2, Mira Kania Sabariah 3 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 1 ahadiana@gmail.com
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Pembelajar Organisasi pembelajar atau biasa disebut learning organization, istilah ini sebagian dari gerakan In Search of Exellence dan selanjutnya digunakan oleh Garrat
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinci1.2 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui adanya knowledge management pada perusahaan dalam meningkatkan daya saing.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan perusahaan dalam kedua hal tersebut menjadi salah satu faktor daya saing yang
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI
PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI DESIGN OF BUSINESS PROCESS AND KEY PERFORMANCE INDICATOR FOR MARKETING
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon
Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi
Lebih terperinciKnowledge and Research Management
Knowledge and Research Management FROM RESEARCH TO ACTION FROM INVENTION TO INNOVATION FROM GOOD TO GREAT PENCIPTAAN PENGETAHUAN DALAM SUATU ORGANISASI Oleh: Dr.Ir. Nastiti Siswi Indrasti PENGETAHUAN Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif
Lebih terperinciPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA
Tugas Individu Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA Dosen : Dr.Ir.H. Arif Imam Suroso, M.Sc. Oleh : Armita Fibriyanti P056101021.45 PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR DAN METODE PENELITIAN
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN METODE PENELITIAN A. Tinjauan Literatur Saat ini dunia sudah memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy atau knowledge economy), dimana Covey (2004)
Lebih terperinciPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PT ASTRA GRAPHIA TBK
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini dibuat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan
-1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang ditunjang oleh perkembangan teknologi yang pesat, inovasi tiada henti, dan perkembangan pengetahuan menuntut perusahaanperusahaan bersaing
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan
Lebih terperinciDunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer
Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI BANK BRI
Dosen : Dr.Ir.Arif Imam Suroso,Msc(CS) TUGAS INDIVIDU TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI BANK BRI Disusun Oleh: Oktri Putrianti P0561011501.46 PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja
Lebih terperinciPengolahan Kekayaan Sumber Daya Intelektual Menggunakan Teknologi Knowledge Management
Pengolahan Kekayaan Sumber Daya Intelektual Menggunakan Teknologi Knowledge Management (Processing of Intellectual Property Resources Using Knowledge Management) Febrian Wahyu Christanto Fakultas Teknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan Menurut Davenport dan Prusak yang dikutip (Munir, 2008), pengetahuan atau knowledge bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali untuk dipisahkan
Lebih terperinciKONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1
KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1 Yuliadi Erdani, M. Nurdin, A.B. Setiawan Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung Jl Kanayakan 21 Dago, Bandung 40135 INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo maka data dan informasi yang diperoleh sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal intelektual kini banyak dibicarakan dan dianggap penting oleh banyak praktisi. Modal Intelektual atau intellectual capital kini disadari merupakan faktor yang
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat
Lebih terperinciMODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DENGAN TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING
MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DENGAN TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING Haris 1), Jonathan Sofian Lusa 2) 1) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 E-mail: haris4cloud@gmail.com 2) Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciSharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan
18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dalam era globalisasi terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan(knowledge) semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,
Lebih terperinci1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini
1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan langkah-langkah utama dalam siklus KM 3. Menjelaskan model sistem
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P
DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. Hari/Tanggal : Kamis/14 Juli 2011 TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P056101151.45 PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini setiap organisasi dituntut untuk mampu bersaing secara kuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kondisi ini, kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 3
Pertemuan 3 Pengetahuan bersifat subyektif, kompleks dan dinamis, sehingga diperlukan pendekatan KM yang bersifat holistik Pengukuran diperlukan untuk dapat memonitor perkembangan hingga tercapainya benefit
Lebih terperinciPendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan
Pendahuluan Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangat berbeda dengan belajar dimasa lalu. Semua orang dituntut untuk belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat,mudah dan menyenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini
Lebih terperinciDriving Forces of Knowledge Management
Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan bagian penggerak dari perusahaan yang memiliki potensi berkembang dan secara aktif mendorong produktifitas dalam memenuhi tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge
- 9 - BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai seluruh dasar teori yang akan berkaitan dengan kegiatan Tugas Akhir. Dasar teori yang ada akan menjadi acuan untuk melanjutkan analisis
Lebih terperinciMembangun Budaya Pengetahuan
Membangun Budaya Pengetahuan Oleh Fuad Gani, M.A. Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia 2008 Membangun Budaya Pengetahuan Pengetahuan dapat berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso M.Sc Oleh : RINJANI YUSNI
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Corie Mei Hellyana Program Studi Manajemen Informatika, Akademi Manajemen Iinformatika dan Komputer BSI Purwokerto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada
Lebih terperinciKnowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci
Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, serta wawasan para ahli yang didasarkan pada intuisi yang memungkinkan sebuah lingkungan
Lebih terperinciPERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE
PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE DESIGN OF e-learning CONTENT ON BINDING LIBRARY MATERIALS ACTIVITY IN PDII-LIPI USING SECI AND
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING
Jurnal PILAR Nusa Mandiri Vol. 14, No. 1 Maret 2018 75 RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING DENGAN MODEL SECI: STUDI KASUS PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI JAKARTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciKNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Sriwijayanti, Putri Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciPENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA
PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA Tirsa Ninia Lina 1, Danny Manongga 2, Ade Iriani 2 1 Mahasiswa Magister Sistem Informasi, 2 Staff Dosen Magister Sistem Informasi
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM INDUSTRI PERBANKAN Oleh: Sudarmanto I. PENDAHULUAN
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM INDUSTRI PERBANKAN Oleh: Sudarmanto I. PENDAHULUAN Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif dikarenakan
Lebih terperinciTINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY
TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil PT. Telekomunkasi Indonesia, Tbk Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ( TELKOM, Perseroan, Perusahaan, atau Kami ) merupakan Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (DI) yang sebelumnya bernama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) merupakan perintis industri pesawat terbang yang ada di Indonesia. Perusahaan
Lebih terperinci