BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL
|
|
- Yandi Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan (dikenal denga model SECI) digunakan sebagai teori umum (grand theory) penelitian ini. Teori tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa teori tersebut telah disitasi secara luas dan telah banyak penelitian yang mengaplikasikan teori tersebut. Namun demikian untuk mengatasi kelemahan teori umum tersebut, digunakan teori antara (middle range theory) yang merupakan hasil pemikiran Nonaka sendiri dan dilengkapi pula dengan teori yang dikenalkan Soo et al (2002a). Teori teknik aplikasi penelitian ini menggunakan mendekatan kuantitatif dengan dengan mengaplikasikan teknik statistika, yaitu korelasi kanonikal (Hair 1998) dan structural equation modeling (Hair 2006). Di samping itu penelitian ini juga mengaplikasikan pendekatan sistem dengan mendesain sistem pakar. Kerangka pemikiran konseptual selengkapnya ditampilkan pada Gambar 13. Teori Penciptaan Pengetahuan (Nonaka & Takeuchi, 1995) Knowledge-Based View of The Firm (Kaplan et al., 2001) Teori Umum (Grand Theory) Teori Pendukung Penciptaan Pengetahuan (Nonaka et al., 2000; Krogh et al., 2000; Soo et al., 2002a; Nonaka & Toyama, 2005) Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 2004) Teori Antara (Middle Range Theory) Korelasi Kanonikal (Hair et al., 1998) Structural Equation Modeling (Hair et al., 2006) Teori Sistem Pakar (Turban, 1993; Marimin, 2002) Teori Teknik Aplikasi Konsep Model Penciptaan Pengetahuan Keterangan: Alur Landasan Teori dalam Penelitian Arus Balik yang Memprakarsai Teori Gambar 13 Landasan Konseptual Model Penciptaan Pengetahuan
2 Model Kontribusi Aset Pengetahuan Aset-aset pengetahuan yang dimiliki koperasi diidentifikasi perannya terhadap proses penciptaan pengetahuan yang dapat terjadi sehingga terbentuk perilaku inovatif. Aset pengetahuan tersebut digolongkan menjadi empat, yaitu aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik dan rutin. Keempat tipe aset pengetahuan tersebut menjadi variabel independen. Sebagai variabel dependen adalah proses konversi pengetahuan dalam kerangka model SECI, yaitu: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Model konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 14. Konseptual Sosialisasi Eksperiensial 1 1 Kombinasi Rutin 2 2 Eksternalisasi Sistemik Internalisasi Gambar 14 Model Konseptual Penelitian Kontribusi Aset Pengetahuan 4.3 Model Penciptaan Pengetahuan Pengembangan model penciptaan pengetahuan pada koperasi susu dilakukan dengan menggunakan model development strategy. Strategi ini dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan penelitian untuk menghasilkan model penciptaan pengetahuan yang baru yang didukung data empiris dari koperasi susu yang menjadi responden penelitian Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini terdapat tujuh variabel yang akan diamati dan diuji secara statistik. Definisi operasional masing-masing variabel tersebut adalah: 1. Akuisisi pengetahuan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh koperasi untuk memperoleh pengetahuan yang dibedakan menjadi dua, yaitu kolaborasi formal dan interaksi informal.
3 73 2. Daya serap didefinisikan sebagai kemampuan koperasi untuk menghargai nilai kebaruan dari informasi eksternal dan mengasimilasikannya serta mengaplikasikan untuk tujuan-tujuan komersialnya.. 3. Konversi pengetahuan didefinisikan sebagai proses interaksi dinamis antara antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit yang dibedakan menjadi empat, yaitu eksternalisasi, sosialisasi, kombinasi dan internalisasi. 4. Aset pengetahuan didefinisikan sebagai sumber daya spesifik yang dimiliki koperasi yang esensial untuk mencitapkan keunggulan bersaingnya, yang dikelompokkan menjadi empat, yaitu aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik dan rutin. 5. Kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh para anggota koperasi atau pengurus koperasi dan pihak lain untuk memecahkan suatu masalah dan mengambil suatu keputusan mengenai masalah tersebut. 6. Inovasi di koperasi didefinisikan sebagai komersialisasi sesuatu yang baru seperti teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk, proses atau segmen pasar baru, bentuk organisasi baru, pendekatan manajemen baru atau kombinasi satu dengan lainnya. 7. Kinerja diidentifikasikan melalui indikator kepuasan anggota, kualitas produk, keuntungan dan produktivitas Spesifikasi Model Secara teoritis, keberhasilan koperasi sebagai entitas usaha dengan karakteristik khusus adanya relational contracting, yakni saat pemilik dan konsumen adalah orang yang sama serta mutual benefit anggota menjadi prioritas utama (Nasution 2000). Pada penelitian ini kinerja koperasi diidentifikasikan dengan kepuasan anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan anggota, maka semakin tinggi kinerja koperasi tersebut. Adanya inovasi dapat diidentifikasikan dengan adanya konversi pengetahuan dan peningkatan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Bean & Radford 2002). Indikator adanya konversi pengetahuan meliputi pembelajaran, artikulasi, kerjasama dan rekonfigurasi, sedangkan
4 74 indikator kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah adanya kreativitas, konsensus dan kelengkapan Hipotesis Model 1 Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan hubungan secara logika antara dua atau lebih variabel terekspresi dalam format pernyataan yang dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan mengkonfirmasi dugaan hubungan, diharapkan solusi dapat ditemukan untuk pemasalahan yang dihadapi (Sekaran 2000). Berdasarkan model konseptual yang disusun, maka hipotesis yang diuji sebagai Model 1 adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 4) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 5) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja. Kerangka pemikiran model penciptaan pengetahuan untuk mendorong inovasi pada koperasi susu secara lengkap ditampilkan pada Gambar 15. Selanjutnya disebut sebagai Model 1.
5 75 Aset Pengetahuan Konversi Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H2 H1 Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H6 Daya Serap Individu Organisasi Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H4 H3 Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Kreativitas Konsensus Kelengkapan H5 H7 Inovasi Manajemen Proses Produk H8 Kinerja Produktivitas Kualitas Kepuasan Anggota Gambar 15 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 1) 75
6 76 Dari kerangka pikir di atas kemudian digambarkan diagram lintasan model penciptaan pengetahuan untuk mendorong inovasi pada koperasi susu (Gambar 16). Pada Model 1, terdapat tiga variabel eksogen, yaitu: = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat empat variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) 3 = INOVASI (Inovasi) = KINERJA (Kinerja) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas Y13 = kepuasan anggota 76
7 77 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset X 4 Konversi Y 8 Y 9 Y 10 Y 11 X 5 X 6 DSerap KPMPK Inovasi Kinerja Y 12 X 7 Y 13 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 X 8 Gambar 16 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 1) 77
8 Hipotesis Model 2 Hipotesis yang disusun untuk Model 2 adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 5) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. 9) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 2 ditampilkan pada Gambar
9 79 Aset Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H2 H1 Konversi Pengetahuan Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H7 Daya Serap Individu Organisasi Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H5 H4 H3 H6 Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Kreativitas Konsensus Kelengkapan H8 Inovasi Manajemen Proses Produk H9 Kinerja Produktivitas Kualitas Kepuasan Anggota Gambar 17 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 2) 79
10 80 Model struktural yang disusun pada Model 2, menyajikan tiga variabel eksogen, yaitu (Gambar 18): = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat empat variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) 3 = INOVASI (Inovasi) = KINERJA (Kinerja) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas Y13 = kepuasan anggota 80
11 81 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset H1 X 4 X 5 X 6 H5 Konversi Y 8 Y 9 Y 10 H2 H7 H3 H6 H4 H8 H9 DSerap KPMPK Inovasi Kinerja Y 11 Y 12 X 7 X 8 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 Y 13 Gambar 18 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 2) 81
12 Hipotesis Model 3 Hipotesis yang disusun untuk Model 3 adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 5) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi 9) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 2 ditampilkan pada Gambar
13 83 Aset Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H2 H1 Konversi Pengetahuan Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H6 Daya Serap Individu Organisasi Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H3 Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Kreativitas Konsensus Kelengkapan H4 H5 Inovasi Manajemen Proses Produk H7 Kinerja Produktivitas Kualitas Kepuasan Anggota Gambar 19 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 3) 83
14 84 Model struktural yang disusun pada Model 3, juga menyajikan tiga variabel eksogen, yaitu (Gambar 20): = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat empat variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) 3 = INOVASI (Inovasi) = KINERJA (Kinerja) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas Y13 = kepuasan anggota 84
15 85 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset H1 X 4 X 5 X 6 Konversi Y 8 Y 9 Y 10 H2 H6 H4 H5 DSerap KPMPK Inovasi Kinerja H3 H7 Y 11 Y 12 X 7 X 8 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 Y 13 Gambar 20 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 3) 85
16 Hipotesis Model 4 Berdasarkan proses respesifikasi model, disusun Model 4 dengan hipotesis yang diuji adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 4) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan 5) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 6) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 3 ditampilkan pada Gambar
17 87 Aset Pengetahuan Kepercayaan Citra Ketrampilan Prosedur H2 H1 Konversi Pengetahuan Pembelajaran Artikulasi Kerjasama Rekonfigurasi H7 Daya Serap Individu Organisasi H3 H5 Kapabilitas Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan H6 Inovasi Manajemen Proses Produk Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H4 Kreativitas Konsensus Kelengkapan Gambar 21 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 4) 87
18 88 Model struktural yang disusun pada Model 4 terdiri atas tiga variabel eksogen dan tiga variabel endogen (Gambar 22). Ketiga variabel eksogen tersebut, yaitu: = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 3 = DSERAP (Daya Serap) Terdapat tiga variabel endogen, yaitu: = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 1 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan 2 Keputusan) = INOVASI (Inovasi) 3 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = daya serap individu Y2 = daya serap organisasi Y3 = internalisasi Y4 = eksternalisasi Y5 = sosialisasi Y6 = kombinasi Y7 = kreativitas Y8 = konsensus Y9 = kelengkapan Y10 = manajemen Y11 = proses Y12 = produk 88
19 89 X 1 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 2 X 3 Aset H1 X 4 H2 Konversi H5 H7 Y 8 X 5 H3 X 6 DSerap H4 KPMPK H6 Inovasi Y 9 X 7 Akuisisi Y 5 Y 6 Y 7 Y 10 X 8 Gambar 22 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 4) 89
20 Hipotesis Model 5 Berdasarkan proses respesifikasi model, disusun Model 5 dengan hipotesis yang diuji adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan. 2) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan daya serap 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan 5) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan 6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 3 ditampilkan pada Gambar
21 91 Aset Pengetahuan Eksperiensial Konseptual Sistemik Rutin H4 H1 Konversi Pengetahuan Internalisasi Eksternalisasi Sosialisasi Kombinasi H7 Daya Serap Individu Organisasi H2 H5 H6 Kapabilitas Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan H8 Inovasi Manajemen Proses Produk Akuisisi Pengetahuan Interaksi Kolaborasi H3 Kreativitas Konsensus Kelengkapan Gambar 23 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 5) 91
22 92 Model struktural yang disusun pada Model 5 terdiri atas dua variabel eksogen dan empat variabel endogen (Gambar 24). Kedua variabel eksogen tersebut, yaitu: = ASET (Aset Pengetahuan) 1 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) 2 Dan terdapat empat variabel endogen, yaitu: = DSERAP (Daya Serap) 1 = KONVERSI (Konversi Pengetahuan) 2 3 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan) = INOVASI (Inovasi) 4 Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan X i, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = interaksi informal X6 = kolaborasi formal Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Y i, meliputi: Y1 = daya serap individu Y2 = daya serap organisasi Y3 = internalisasi Y4 = eksternalisasi Y5 = sosialisasi Y6 = kombinasi Y7 = kreativitas Y8 = konsensus Y9 = kelengkapan Y10 = manajemen Y11 = proses Y12 = produk 92
23 93 X 1 Y 3 Y 4 Y 5 Y 6 X 2 X 3 Aset H1 X 4 H4 Konversi H7 Y 10 Y 1 DSerap H5 H6 Inovasi Y 11 Y 2 H3 KPMPK H8 Y 12 X 5 Akuisisi X 6 Y 7 Y 8 Y 9 Gambar 24 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 5) 93
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi
Lebih terperinciModel Kontribusi Aset Pengetahuan dalam Memfasilitasi Proses Penciptaan Pengetahuan pada Koperasi Susu
Sukmawati, Ma arif, hardjomidjojo, Indrasti Model Kontribusi Aset pengetahuan 56 Model Kontribusi Aset Pengetahuan dalam Memfasilitasi Proses Penciptaan Pengetahuan pada Koperasi Susu A. Sukmawati Departemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciPembentukan Model Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) dalam Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia: Suatu Studi Konfirmatori
Media Peternakan, Desember 2008, hlm. 212-224 ISSN 0126-0472 Terakreditasi SK Dikti No: 43/DIKTI/Kep/2008 Vol. 31 No. 3 Pembentukan Model Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) dalam Mendorong Inovasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) memiliki arti yang penting dan strategis bagi suatu organisasi (Soo et al. 2002a). Penciptaan pengetahuan merupakan proses
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan Pemahaman proses penciptaan pengetahuan di perusahaan memerlukan telaahan kepustakaan mengenai pengertian pengetahuan. Untuk kepentingan penelitian ini,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon
Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat
Lebih terperinciMODEL PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING KOPERASI SUSU DI INDONESIA
MODEL PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING KOPERASI SUSU DI INDONESIA ANGGRAINI SUKMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,
Lebih terperinciSKRIPSI PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA BADAN USAHA BERBENTUK KOPERASI
SKRIPSI PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA BADAN USAHA BERBENTUK KOPERASI ( Studi Kasus Pada Koperasi Sarana Bhakti Semarang ) Oleh : TRIASTUTY KUSUMANINGTYAS 99.60.0733
Lebih terperinciKnowledge and Research Management
Knowledge and Research Management FROM RESEARCH TO ACTION FROM INVENTION TO INNOVATION FROM GOOD TO GREAT PENCIPTAAN PENGETAHUAN DALAM SUATU ORGANISASI Oleh: Dr.Ir. Nastiti Siswi Indrasti PENGETAHUAN Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal intelektual kini banyak dibicarakan dan dianggap penting oleh banyak praktisi. Modal Intelektual atau intellectual capital kini disadari merupakan faktor yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Manajemen pengetahuan pada dasarnya muncul untuk menjawab pertanyaan bagaimana seharusnya mengelola pengetahuan. Kesadaran untuk menerapkan pendekatan
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN
BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian
Lebih terperinci24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan merupakan proses utama dari bagian manajemen pengetahuan (knowledge management) yang intinya adalah memberikan kesempatan
Lebih terperinciJ U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN
J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN METODA KOMBINASI SERVQUAL DAN STRUCTURAL EQUATION MODELING, DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCCESS (Studi Kasus pada Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder harus jeli dalam melihat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil
BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah
BAB III METODE PENELITIAN Pada subbab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL. Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra 1. Proses Pemodelan Persamaan Struktural Penggunaan analisis Pemodelan Persamaan Struktural (Structural Equation
Lebih terperinci17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur
Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian
3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) CLUSTER KULINER KOTA BOGOR RESA DWI LARASATI
PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) CLUSTER KULINER KOTA BOGOR RESA DWI LARASATI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinci1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui 3 tahap yang dijelaskan pada bab ini. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Awal a) Studi Literatur b) Pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 3
Pertemuan 3 Pengetahuan bersifat subyektif, kompleks dan dinamis, sehingga diperlukan pendekatan KM yang bersifat holistik Pengukuran diperlukan untuk dapat memonitor perkembangan hingga tercapainya benefit
Lebih terperinciPenutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi
Bab Tujuh Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil temuan teoritis dan empiris serta implikasi teoritis dan manajerial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin
Lebih terperinci2 METODE. Kerangka Pemikiran
16 2 METODE Kerangka Pemikiran PTT padi merupakan suatu metode pendekatan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan efisiensi produksi. PTT menekankan pada prinsip
Lebih terperinciMENGUKUR KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP LAYANAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MENGUKUR KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP LAYANAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ( Studi Kasus : Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang ) TUGAS AKHIR
Lebih terperinciMERSI MEILINA H
ANALISIS ASET PENGETAHUAN DALAM MEMFASILITASI PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN ORGANISASI (STUDI KASUS PUSAT PENELITIAN EKONOMI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA) Oleh MERSI MEILINA H24097073 PROGRAM SARJANA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pencapaian tujuan organisasi selalu dilatarbelakangi oleh visi dan misi organisasi tersebut. Visi dan misi suatu organisasi merupakan salah satu bentuk tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PELELITIAN
BAB III METODE PELELITIAN 3.1. Metode dan Jenis Penelitian Metode dan jenis penelitian yang di gunakan adalah kuantitatif diskiptif, Arikunto (1997), menjelaskan sesuai dengan namanya, banyak dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan dunia informasi, teknologi, dan industri telah mendorong setiap organisasi perusahaan untuk memasuki babak baru. Persaingan yang kompleks.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang
Lebih terperinciVARIABEL PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA DOSEN : DIANA MA RIFAH
VARIABEL PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA DOSEN : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR AHMAD HARIS WIJAYA
PENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR AHMAD HARIS WIJAYA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...5 1.3
Lebih terperinci1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini
1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan langkah-langkah utama dalam siklus KM 3. Menjelaskan model sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau mengisyaratkan perusahaan untuk berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut, yang berarti
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN TEKNIK SEM
Jurnal Matematika UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 5 12 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN TEKNIK SEM FATRIKA FAHMI, HAZMIRA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dalam bidang ekonomi membawa dampak yang besar terhadap tata kelola suatu bisnis dan strategi bersaing perusahaan. Perubahan lingkungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk CNI dengan subjek yang dipilih adalah
III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah produk CNI dengan subjek yang dipilih adalah masyarakat Bandar Lampung yang menggunakan atau mengetahui produk CNI. 3.2 Sumber Data Menurut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Peneliti merangkai kerangka teori berdasarkan olah data yang di ambil dari responden yang menggunakan sistem ERP di satuan kerja kementerian keuangan. sistem ERP
Lebih terperinciPENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI UKM KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA BOGOR ANISSA HUTAMI DEWI
PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI UKM KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA BOGOR ANISSA HUTAMI DEWI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 PERNYATAAN
Lebih terperinciTUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)
Lebih terperinciPengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Minuman Herbal Kota Bogor
Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Minuman Herbal Kota Bogor Ahmad Haris Wijaya Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis
Lebih terperinciBALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON
BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON LATAR BELAKANG LINGKUNGAN OPERASI BARU DALAM BISNIS: LINTAS FUNGSI: mengkombinasikan keunggulan spesialisasi keahlian fungsional dengan kecepatan, efisiensi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Yayasan Dana Sosial Al- Falah Malang yang beralamat di Jalan Kahuripan No. 12 Malang. 3.2 Jenis dan Sumber
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bandung adalah salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang, bisnis akomodasi di Kota bandung pun semakin berkembang. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset yang dimiliki oleh organisasi. Aset yang dimaksud adalah aset berwujud dan aset tidak berwujud.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan segala persoalan pada pekerjaannya. dapat memajukan suatu perusahaan (Pradita, 2010). Sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia merupakan modal atau aset dalam perusahaan dengan nilai dan jumlah yang tidak terhingga. Manusia sebagai modal atau aset dalam perusahaan memiliki pengetahuan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rukan French Walk Blok G/16, Kelapa Gading, Jakarta utara. 1. Profil PT. Tunjung Sekar Jiwandani
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama enam bulan, sejak bulan Agustus sampai dengan bulan Februari 2015. Tempat penelitian
Lebih terperinciVIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS
VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang untuk dijual kembali dengan mengharapkan laba sebagai sumber pendapatan perusahaan (Weygandt
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).
Lebih terperinciWith AMOS Application
STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Cara Mengukur Nilai IT Bagi Perusahaan? Investasi Untuk Sumber Daya IT - Teknologi - Organisas - SDM Kapabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian, implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritis dan praktis serta keterbatasan dan saran penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem manajemen pengetahuan Sebelum melihat sistem manajemen pengetahuan dan aplikasinya, penting untuk memiliki gambaran pengetahuan, definisi, jenis dan proses konversi dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuesioner sebagai alat untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Ada 6 teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori Stakeholder, Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis), Resources Based Theory (RBT), Knowledge
Lebih terperinciDAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... v
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat Penelitian... 7
Lebih terperinciSumber : Penulis (2014)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Desain Landasan Teori Untuk mengukur kinerja dengan Balanced Scorecard, maka dibutuhkan alur untuk melihat tahapan-tahapan guna melihat proses untuk sampai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
Lebih terperinci