ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X"

Transkripsi

1 ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari berbagi sharing knowledge pada perusahaan adalah kebutuhan terhadap kesadaran setiap individu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dukungan dari manajemen dalam pelaksanaan sharing knowledge dalam rangka menciptakan karyawan yang memiliki pengetahuan di berbagai bidang. Dengan adanya sharing knowledge, proses kreativitas dan inovasi akan terus meningkat. Sharing knowledge adalah budaya untuk belajar dan bekerja dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang diiliki oleh setiap karyawan. Penerapan budaya berbagi pengetahuan di perusahaan diharapkan akan memberikan kerja tim yang lebih baik sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan. Kata Kunci : Sharing Knowledge, Budaya Perusahaan, Kinerja PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berkembang cukup pesat, kemampuan sebuah perusahaan dalam dua hal ini menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Saat perusahaan mencoba mengembangkan bisnisnya, maka dibutuhkan tingkat pengetahuan yang luas yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia untuk dapat berkompetisi dan bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Kondisi persaingan yang ketat seperti ini menuntut perusahaan harus mampu mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, salah satunya adalah dengan mengelola dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management) yang baik pada akhirnya dapat menjadi dukungan yang handal bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan tetap pada jalur tersebut. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management) di perusahaan asuransi khususnya di PT X sangat perlu dilakukan,untuk mencapai tujuan perusahaan mengingat perkembangan perusahaan asuransi yang semakin pesat. Adapun kowledge yang perlu dikelola dengan baik selain knowledge tentang asuransi yang menjadi core business 28

2 perusahaan dapat pula dikembangkan pengetahuan tentang komunikasi, kepemimpinan, kepegawaian, team work, dan lain-lain. Identifikasi Masalah Knowledge management merupakan suatu hal yang penting dalam mengembangkan dan mencapai tujuan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu maka diperlukan suatu konsep untuk mendukung terciptanya sharing knowledge di perusahaan X, agar dapat meningkatkan pengetahuan karyawannya. Tujuan dari sharing knowledge tersebut adalah bagaimana menumbuhkan budaya berbagi dalam diri setiap individu yang ada di perusahaan untuk berkolaborasi dan secara sukarela saling berbagi pengetahuan guna mendapatkan solusi yang terbaik dan membangun semangat kebersamaan. Dan menjadikan sharing knowledge sebagai salah satu sumber kekuatan di perusahaan X. Tinjauan Teori Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindak lanjuti. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : - Pendidikan yaitu sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan sehingga dapat kita katakan tujuan dari pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. - Media yaitu secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Seperti media masa yang meliputi televisi, radio, koran, dan majalah. - Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui atau sebagai transfer pengetahuan. Informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi. 29

3 Pengetahuan atau knowledge terdiri dari 2 (dua) jenis, yakni tacit knowledge dan eksplisit knowledge. Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang masih tersimpan dalam pikiran manusia, sedangkan Explicit Knowledge merupakan pengetahuan yang sudah terdokumentasikan. Menurut Nonaka dan Takeuci (1995) keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan oleh ketrampilan dan kepakaran mereka dalam organizational knowledge creation. Penciptaan knowledge tercapai melalui pemahaman dan pengakuan terhadap hubungan synergistic dari tacit menjadi explicit knowledge dalam organisasi, serta melalui desain dari proses sosial yang menciptakan knowledge baru dengan mengalihkan dari tacit know dan melakukannya berdasarkan learning process. Knowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman yang dimanfaatkan untuk memenuhi tujuan organisasi. Dengan konsep tersebut, berarti ada perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Berdasarkan hierarkinya, informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga dapat diinterpretasikan. Berikut adalah empat model kuncinya : From / To Tacit Knowledge Explicit Knowledge Tacit Knowledge Explicit Knowledge Tabel 1.Tacit Knowledge menjadi Explicit Knowlede 1.Socialization "Sympathized knowledge" : Share experiences to create tacit knowledge. Example: on-the-job training. Example: interacting with customers. 4.Internalization "Operational knowledge": Learning by doing, to develop shared mental models and technical knowhow. 2.Externalization "Conceptual knowledge": Articulate tacit knowledge explicitly: metaphors, concepts, hypotheses, models, writing. 3.Combination "Systemic knowledge": Manipulating explicit knowledge by sorting, adding, combining, etc. Example: formal education. Perusahaan perlu terus mengembangkan knowledge management sampai dapat mencapai tahapan terakhir yaitu knowledge-centric organization. Dalam kondisi ini organisasi mampu menciptakan pengetahuan (knowledge-creating organization) yang mempunyai prinsip-prinsip (Leadbeater dan Miller, 2004) sebagai berikut : 30

4 Cellular - mempunyai struktur organisasi yang adaptif tidak kaku. Self managing - individu dan tim mengelola diri untuk membukan inovasi dan kreativitas. Entrepreneurial - kewirausahaan yang mendorong pada kemampuan individu dalam memanfaatkan peluang bagi pertumbuhan dan perubahan Equitable membership and reward - mengembangkan sistem reward yang adil yang dapat menumbuhkan rasa keanggotaan Deep knowledge reservoirs - punya kapabilitas dengan fokus pada keahlian spesialist daripada generalis The holostic company - memanfaatkan aset pengetahuan yang berada di luar struktur organisasinya Collaborative leadership - berorientasi pada kerjasama untuk mengarahkan, menginformasikan nilai dan mendorong memberdayakan yang lain dalam mengelola bisnis Dari uraian di atas menggambarkan tentang komponen-komponen kunci dari budaya yang berpusat pada pengetahuan, dimana di dalamnya harus ada nilai-nilai yang jelas, perilaku pengetahuan, tempat kerja yang menumbuhkan energi dan mendorong kreativitas untuk terus berkembang, serta mendukung kerjasama dan menghargai perbedaan. Knowldege management merupakan suatu hal yang penting di dalam proses pembelajaran sebuah organisasi. Proses pembelajaran merupakan aktifitas pencarian informasi sehingga menemukan pengetahuan yang baru, perubahan sikap dan perilaku, ketrampilan baru, tatanan nilai-nilai serta pemahaman baru dari berbagai bentuk informasi. Knowledge management adalah kunci untuk mengoptimalkan kemampuan setiap individu sehingga menghasilkan suatu hasil yang optimal. 31

5 Ada beberapa tahapan pembelajaran dalam knowledge management, yaitu (Purnadi, 2012): Learn before - pada tahap ini setiap individu baru mengalami pembelajaran, dengan melihat apa yang sudah dilakukan oleh individu lainnya. Disini setiap individu dapat memperbaiki kesalahan yang pernah dibuat oleh individu sebelumnya. Learn during di tahap ini kita akan mempelajari pengetahuan apa saja yang kita dapat dan bagaimana cara kita menerapkannya untuk mencapai apa yang kita inginkan. Tahapan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kita dimasa yang akan datang. Learn after merupakan tahapan terakhir dari proses pembelajaran, pada tahap ini kita dapat melihat apakah yang kita lakukan sudah mencapai tujuan sesuai dengan yang kita harapkan. Dan bagaimana kita dapat melakukan yang lebih baik lagi di kemudian hari dan membagi apa yang sudah kita pelajari. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan agar setiap individu yang baru bekerja dapat belajar dari organisasi atau rekannya dimana dia bekerja. Agar pengetahuan di dalam organisasi dapat memberikan kemajuan bagi organisasi, maka diwajibkan bagi setiap individu yang ada di dalam organisasi tersebut untuk dapat melakukan sharing knowledge. Sharing Knowledge merupakan salah satu cara pengelolaan pengetahuan untuk berbagi pengetahuan tacit kepada orang lain. Dalam pengelolaan pengetahuan terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam membagi pengetahuan, yaitu faktor individu dan faktor organisasi. Kedua faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan sharing knowledge dalam perusahaan. Dalam perkembangannya untuk menciptakan budaya sharing knowledge di perusahaan maka diperlukan motivasi untuk mendorong setiap individu agar dapat bekerja sama dengan lebih efektiif dan sharing knowledge sehingga membuat knowledge yang ada menjadi lebih produktif. Motivasi dari setiap individu dapat menentukan kedalaman knowledge yang diperoleh, oleh karena itu setiap individu perlu terus belajar dan sharing 32

6 knowledge dengan individu lain. Semua lapisan dalam perusahaan mempunyai peran penting dalam mengembangkan basis knowledge perusahaan. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam membangun budaya yang berpusat pada pengetahuan melalui pembentukan budaya perusahaan yang mendukung sharing knowledge. Sumber daya manusia dapat menambah nilai dengan mengambangkan program kesadaran akan pengetahuan, dengan mengintegrasikannya dengan program pengembangan perusahaan yang ada. Dalam hal ini perlu dikomunikasikan tentang bagaimana organisasi membangun kapabilitas manajemen pengetahuannya, menjamin kepemimpinan yang tepat dan menerima dukungan pengembangan. Hal-hal yang berkaitan dengan dukungan untuk membangun budaya yang mendorong pembelajaran terus-menerus. Oleh karena itu dalam pengembangan sumber daya manusia diperlukan pembelajaran dalam praktek kehidupan sehari-hari. Untuk mendorong pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan tersebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu: Membuat suatu komunitas atau kelompok Memfasilitasi sharing knowledge Membangun budaya sharing knowledge Semua itu pada dasarnya merupakan upaya untuk menjadikan perusahaan dapat belajar untuk kepentingan pengembangan perusahaan, dan mempersiapkan untuk terjadinya perubahan budaya, yakni budaya yang berpusat pada pengetahuan. Pembahasan Knowledge Management Knowledge Management merupakan sebuah konsep dimana perusahaan mengelola pengetahuan organisasi secara efektif untuk mencapai target perusahaan. Oleh karena itu pengetahuan yang sebelumnya dimiliki individu, kini menjadi milik perusahaan, dan dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan. Konsep ini berorientasi pada pembentukan 33

7 knowledge worker dalam perusahaan, seperti yang ditulis Peter F. Drucker dalam bukunya Landmark of Tomorrow (1959). Menurutnya, seorang pekerja yang mahir dalam mencari dan memilah data yang tepat dan mengolahnya menjadi informasi yang akurat kemudian mentransformasikannya menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Pekerja yang mampu bekerja secara optimal berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, yang didapat bukan hanya dari pendidikan formal, tetapi lebih dari pengalaman dan pembelajaran di kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya Knowledge Management adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Knowledge Management membutuhkan orang yang kompeten sebagai sumber pengetahuan, tempat untuk melakukan diskusi dan isi dari diskusi itu sendiri. Di dalam perusahaan X sudah mulai diterapkan suatu konsep knowledge management dengan telah dibentuknya suatu komunitas (Community of Practices) yang diadakan sebulan sekali. Pada komunitas tersebut dilakukan beberapa hal : 1. Berbagi informasi dan pengetahuan yang dimiliki setiap individu yang dapat memberikan manfaat kepada individu lainnya. 2. Memberikan saran-saran terhadap informasi dan pengetahuan yang disampaikan agar dapat terbentuk suatu pengetahuan yang dapat digunakan dalam pekerjaan mereka sehari-hari. 3. Belajar secara bersama-sama mengenai suatu hal dan bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Tiga langkah fundamental dari proses pembentukan pengetahuan dan pembelajaran berdasarkan pemikiran Nonaka dan Takeuchi (1995) : 1. Knowledge acquisition (perolehan pengetahuan) 2. Knowledge sharing (berbagi pengetahuan) 3. Knowledge utilization (pemanfaaatan pengetahuan) 34

8 Ketiga knowledge tersebut berhubungan dalam proses pembentukan pengetahuan dan pembelajaran. Bersamaan dengan hal itu ada beberapa konsep knowledge management, antara lain: 1. Knowledge management merupakan proses yang terus-menerus harus dilakukan sehingga proses tersebut akan menjadi satu budaya dari perusahaan tersebut, dan akhirnya perusahaan akan membentuk perusahaan yang berbasis kepada pengetahuan. 2. Knowledge management membantu organisasi untuk mengelola kemampuan tiap individu untuk sharing knowledge. 3. Organisasi harus mampu mengintegrasi, memanage knowledge dan informasi terhadap lingkungan secara efektif. Nonaka dan Takeuchi (1995) menyatakan bahwa sebagian besar organisasi yang menerapkan Knowledge Management, menggunakan pendekatan tiga-cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu Manusia (People), Proses (Process), dan Teknologi (Technology). Untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan proses knowledge management, perusahaan harus menerapkan pentingnya proses pembelajaran karena proses pembelajaran dapat menciptakan, memperoleh dan mentransfer pengetahuan serta memodifikasi perilaku untuk merefleksikan pengetahuan yang diperoleh. Sharing Knowledge Prinsip dari sharing knowledge adalah kolaborasi, pada proses tersebut kolaborasi berperan penting dalam melengkapi pengetahuan melalui kegiatan pemberian umpan balik, pertanyaan, saran dan kritik. Interaksi yang aktif dari para individu akan memperkaya dan memperinci pengetahuan mereka. Community of Practices yang ada di perusahaan X merupakan suatu komunitas yang digunakan untuk sharing knowledge. Pada pelaksanaan sharing knowledge pada komunitas tersebut dirasakan masih kurang efektif, karena masih banyak karyawan yang kurang mengetahui manfaat dari sharing knowledge. Mereka beanggapan apabila mereka mengikuti komunitas itu, maka orang lain akan mencuri ide-ide mereka apabila mereka membagikan pengetahuan yang dimilikinya. 35

9 Mereka juga sering merasa takut bahwa jika mereka berbagi keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki akan menyebabkan akan berakhirnya karir mereka setelah pengetahuan tersebut ditransfer ke pekerja lainnya. Padahal jika mereka mengerti bahwa sesungguhnya sharing knowledge dapat membantu mereka dalam melakukan pekerjaan dengan lebih efektif dan akan membantu mereka untuk meningkatkan performance mereka serta akan mempertahankan pekerjaan mereka. Pada dasarnya sharing knowledge itu bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi lebih kepada : - Mengumpulkan umpan balik dari pengetahuan yang diberikan. - Meminta pendapat dan saran orang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan. - Membuat orang lain berfikir dan mempraktekkan pengetahuan yang mereka dapatkan. - Membuat mereka menghindari kesalahan yang pernah dibuat oleh orang lain, dsb. Jadi sebenarnya sharing knowledge adalah tentang menjalin hubungan yang lebih terbuka dan lebih baik demi terciptanya tujuan dari perusahaan. Untuk itu dalam sharing knowledge tersebut diperlukan peran serta dari setiap individu yang ada di perusahaan, baik dari level management sampai dengan level staff. Dalam hal ini juga diperlukannya peran serta dari seluruh individu untuk memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh perusahaan serta menimbulkan keinginan untuk menuangkan knowledge tersebut demi kemajuan perusahaan secara bersama-sama. Dengan demikian ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan dari knowledge sharing tersebut, yaitu : 1. Organisasi. Organisasi perlu memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan sharing knowledge dan juga memberikan kesempatan bagi para karyawannya untuk mengikuti sharing knowledge yang dibutuhkan dalam peningkatan performance mereka. Karyawan juga diminta untuk menjaga fasilitas tersebut agar tetap dapat berbagi informasi yang dimiliki agar dapat meningkatkan pengetahuan mereka. Dengan dukungan organisasi, pengalaman yang dimiliki setiap individu akan membentuk nilai-nilai kemanusiaan dan mulai berpikir kreatif mengenai hal positif apa yang dapat dikontribusikan pada organisasi. Organisasi dapat mengarahkan hal ini 36

10 dengan menetapkan kode etik, tetapi tetap memberi kesempatan pada individu untuk melakukan kehidupannya masing-masing. 2. Individu Dengan adanya komunitas tersebut diharapkan karyawan dapat selalu sharing knowledge, sehingga terjadi pertukaran pengetahuan diantara mereka yang dapat mempengaruhi pola pikir atau pandangan dari karyawan itu sendiri. Dan juga agar setiap individu dapat meningkatkan kinerjanya setelah mengikuti program sharing knowledge tersebut. Motivasi karyawan dalam sharing knowledge perlu lebih ditingkatkan lagi, dengan cara memberikan pengertian yang benar mengenai sharing knowledge tersebut. Dengan cara itu diharapkan mereka akan bergabung dalam komunitas sharing knowledge yang ada dengan kemauan mereka sendiri dan dengan perasaan yang mereka miliki untuk menjadi satu kesatuan dari komunitas tersebut, demi mencapai tujuan perusahaan. Penerapan sharing knowledge di perusahaan X diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap proses bisnis perusahaan: 1. Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sharing knowledge yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya. 2. Peningkatan aset pengetahuan. Hasil dari sharing knowledge akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan dilingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan meningkat pula. Budaya Sharing Knowledge 37

11 Berbagi knowledge di perusahaan X saat ini dirasakan masih sangat sulit untuk dilakukan karenanya kurangnya motivasi untuk berbagi, padahal banyak dampak positif ketika berbagi knowledge (knowledge sharing) tersebut. Membuat budaya knowledge sharing dalam perusahaan X bisa dilakukan dengan cara memotivasi setiap individu yang ada untuk senang belajar. Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan X dalam melaksanakan proses budaya sharing knowledge tersebut, maka perlu dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Penciptaan knowledge : Knowledge akan tercipta ketika seseorang menemukan cara baru untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan mereka atau menciptakan know-how. b. Penyerapan knowledge : Knowledge baru harus dapat diidentifikasikan sebagai sesuatu yang bernilai dan harus dipresentasikan dengan baik. Knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat diterapkan dalam pekerjaan. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit. c. Penyimpanan knowledge : Knowledge yang bermanfaat harus disimpan dalam format yang baik, sehingga semua individu didalam perusahaan dapat mengaksesnya. d. Pengolahan knowledge : Knowledge harus dibuat selalu mengikuti perkembangan yang ada. Oleh karena itu knowledge yang ada harus direview untuk menjelaskan apakah relevan atau akurat. Perusahaan yang sudah terbiasa membiarkan karyawannya bekerja secara individual atau tidak pernah meminta masukan dan saran dari individu melalui forum diskusi atau rapat maka tidak akan pernah terjadi proses sharing knowledge dalam perusahaan. Dengan kondisi seperti ini, maka yang terjadi adalah karyawan selalu bekerja sendiri dan tidak dalam kelompok, hal ini menyebabkan tidak terjalinnya team work yang baik alam perusahaan tersebut. 38

12 Budaya suatu perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan knowledge management dalam hal terciptanya lingkungan dan suasana yang memungkinkan terjadinya sharing knowledge di dalam lingkungan perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tidak menganggap bahwa berbagi pengetahuan merupakan sesuatu hal yang penting bagi kemajuan perusahaan, maka budaya yang tercipta dalam perusahaan tidak akan mendukung terciptanya budaya knowledge sharing. Untuk mendapat mencapai tujuan dari perusahaan diperlukan organisasi yang responsif dan fleksibel, hal ini jelas memerlukan perubahan budaya. Dalam hal ini ada beberapa hal penting untuk membuat perubahan budaya, yaitu : Memberikan kesempatan menerapkan ide secara bebas dan memberi kebebasan pada setiap individu untuk berkreasi dalam mengembangkan pengetahuan. Mengidentifikasi pengetahuan yang dianggap bernilai dan membagikannya kepada individu lain. Menunjukkan kemampuan menangani hal-hal yang sulit, dan dapat bertindak dalam ketidakpastian. Melakukan pendekatan dengan berbagai macam cara dan perspektif yang bermacam-macam pula. Budaya saling membantu dalam hubungan antar individu dalam perusahaan. Memberi kebebasan pada setiap individu untuk berkreasi dalam mengembangkan pengetahuan dengan berkonsultasi pada pihak lain Salah satu cara untuk menjaga knowledge adalah dengan tetap berbagi knowledge agar tidak pudar dan hilang begitu saja. Sekalipun proses untuk mendapatkannya sulit dan proses memberikannya mudah, tetapi kegiatan sharing knowledge akan menjaga stock knowledge individu agar tetap terpelihara. Implementasi Budaya Sharing Knowledge 39

13 Setelah dilakukan analisa terhadap proses kegiatan Commnunity of Practices yang ada di perusahaan X, maka diketahui bahwa komunitas tersebut belum berjalan dengan baik karena masih kurangnya kesadaran dari individu yang ada di perusahaan tersebut. Sehingga masih banyak memerlukan motivasi dari perusahaan untuk setiap individu agar menyadari pentingnya manfaat komunitas tersebut dalam membantu mereka melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Dalam Community of Practices yang ada di perusahaan X diharapkan agar seluruh karyawan yang ada dapat berbagi pengetahuan yang mereka miliki secara sukarela dan dilakukan secara bergiliran serta hasil dari sharing knowledge tersebut akan dibuatkan suatu rangkuman yang akan dibagikan kepada seluruh karyawan di perusahaan itu. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak karyawan yang takut untuk membagi pengetahuan yang mereka miliki. Oleh karena itu perusahaan berupaya untuk meningkatkan motivasi mereka agar dapat berbagi pengetahuan yang mereka miliki. Dengan diberikannya pengertian tentang kegunaan dan manfaat dari kegiatan dalam komunitas sharing knowledge diharapkan dapat membantu karyawan untuk menyadari sharing knowledge adalah penting bagi dirinya dan organisasi. Untuk mencapai terciptanya budaya sharing knowledge ini diperlukan dukungan infrastruktur baik dari karyawan, manajemen perusahaan maupun dari teknologi dan proses. Dari kombinasi tersebut akan diperoleh peningkatan kemampuan perusahaan untuk mengubah proses pembelajaran yang ada. Pengetahuan yang telah dimiliki oleh perusahaan harus dapat diimplementasikan dengan dukungan penggunaan teknologi informasi yang ada, karena teknologi informasi mempunyai peranan dalam pendistribusian informasi. Melalui penggunaan teknologi informasi, maka perusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan yang ada sehingga dapat memberikan nilai tambah dan pengetahuan yang baru bagi para karyawannya. Jika orang-orang di perusahaan merasa dirinya sukses, perusahaan pun akan suskes. Komunitas tersebut akan berjalan dengan suskes apabila proses pembentukannya benar, memiliki strategi dan program, mendapatkan dukungan dari manajemen senior dan ada penghargaan yang tepat bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Knowledge sharing akan dianggap sebagai komunitas yang paling bagus apabila komunitas memiliki 40

14 partisipasi dari anggotanya. Menciptakan dan melestarikan knowledge sharing bisa dilakukan ketika motivasi yang kuat muncul akan pentingnya manfaat berbagi pengetahuan sebagai sebuah kekuatan dalam perusahaan. Budaya knowledge sharing juga perlu didukung oleh beberapa segi, diantaranya sumber daya manusia, fasilitas, teknologi dan keuangan. Sumber daya manusia mempengaruhi citra diri, kepercayaan dan kemampuan untuk belajar dan berubah. Di dalam proses pembelajaran tersebut setiap individu di perusahaan mengalami perubahan dalam persepsi pengetahuan mereka dalam peran meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam hal ini setiap karyawan menjadi lebih diarahkan kepada proses belajar dan penerapan pengetahuan dengan cara memberikan fasilitas pembelajaran, kolaborasi dan kesadaran serta menghormati perannya di dalam perusahaan. Pengaruh teknologi informasi bisa secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan adanya teknologi informasi, maka penyebaran informasi untuk semua karyawan akan lebih mudah dan cepat. Penyebaran infomasi tersebut dapat dilakukan melalui internet, praktek di dalam pekerjaan dan lain-lain. Melalui peningkatan ketersediaan teknologi informasi dan berbagi informasi ini, diharapkan proses sharing knowledge di perusahaan menjadi lebih tepat, cepat dan lebih fleksibel. Dengan demikian informasi yang diperlukan oleh setiap karyawan dapat diperoleh, sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. Dalam pelaksanaan sharing knowledge di perusahaan X sudah didukung penuh oleh pihak manajemen, dalam penyediaan sarana dan waktu. Perusahaan juga memberikan arahan dan komitmen untuk jangka panjang dengan menyediakan anggaran yang memadai untuk pelaksanaannya. Pihak manajemen memberikan kesempatan bagi setiap individu di perusahaan tersebut agar dapat berperan aktif di dalam komunitas tersebut. Perusahaan juga berharap agar dengan sharing knowledge tersebut akan meningkatkan keinginan belajar dan semangat bekerja sama serta keinginan untuk maju menjadi semakin tinggi. Dan perusahaan juga berharap dengan meningkatnya budaya sharing knowledge ini akan mempercepat terciptanya karyawan-karyawan yang berwawasan luas dan mempunyai pengetahuan yang optimal mengenai pekerjaan mereka. 41

15 Respon positif dari karyawan juga sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Bagi karyawan, hal ini dijadikan kesempatan memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan secara terus-menerus, sekaligus sebuah tantangan menarik. Dalam pencapaiannya, semangat perubahan harus bersifat kolaboratif dibandingkan berkompetisi di kalangan internal. Sharing knowledge hanya terjadi jika para individu punya pola pikir terbuka dan lebih mengedepankan kerja tim. Semangat berbagi pengetahuan dan pengalaman harus dilandaskan pada rasa senang melihat rekan kerja bisa maju dan berkembang, bukan untuk saling menjatuhkan. Dengan adanya community of practices ini dapat mempercepat proses belajar dan menunjukkan sebuah kelompok yang mempunyai fokus kerja yang sama serta memiliki hubungan yang dibangun atas kepercayaan dari setiap anggotanya. Kesimpulan Untuk mengenalkan dan mengimplementasikan budaya sharing knowledge di perusahaan X diperlukan beberapa hal, yaitu : 1. Peran aktif dari manajemen perusahaan dalam mendukung dan memfasilitasi sarana serta menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk melakukan sharing knowledge. 2. Kesadaran dan motivasi dari setiap individu yang ada untuk turut berperan aktif dalam pelakanaan community of practices. Saran Agar terciptanya budaya sharing knowledge di perusahaan X, maka perlu dilakukan pemahaman tentang pengertian mengenai sharing knowledge yang lebih baik, sehingga menumbuhkan kepercayaan bagi setiap karyawan tentang manfaat yang akan diperoleh dari proses sharing knowledge tersebut. Daftar Pustaka Charles Leadbeater & Paul Miller How enthusiasts are changing our society and economy. London : Demos 42

16 Nonaka, I. & Takeuchi, H The knowledge-creating company: how Japanese companies create the dynamics of innovation. Oxford: Oxford University Press. Peter F. Drucker Landmarks of Tomorrow. New York : Harper. Purnadi, Pungky Modul Knowledge Management. Professional, Universitas Atma Jaya Jakarta. Certified Human Resource 43

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso M.Sc Oleh : RINJANI YUSNI

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si. PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM 2013 Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si. Disajikan dalam Pelatihan Guru MI Persis Gandok Tasikmalaya, 11 Juli 2017 Outline 1. Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat sehingga membawa banyak perubahan di berbagai bidang khususnya pada dunia kerja. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta 4.1.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan 4.1.1.1

Lebih terperinci

Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management

Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management Tri Joko Wibowo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Serang Raya, Taman, Drangong,

Lebih terperinci

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Pembelajar Organisasi pembelajar atau biasa disebut learning organization, istilah ini sebagian dari gerakan In Search of Exellence dan selanjutnya digunakan oleh Garrat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 261 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Model Cooperative Learning merupakan model yang dapat melibatkan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa dapat bekerjasama secara kolaboratif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar menurut beberapa ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999 : 22) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R

TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R TRANSFORMASI ORGANISASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN 4R Achieve mobilization Create vision Build a measurement system Construct an economic model Align the physical infrastructure Redesign the work architecture

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep

Lebih terperinci

2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.

2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190. 1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 95 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis dan deskripsi data hasil penelitian pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peta potensi Learning Organization di BPSDM Hukum dan HAM

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT 32 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT 3.1 Riwayat Laboratorium Sistem Informasi Laboratorium Sistem Informasi (Lab Sisfo) merupakan unit penunjang perkuliahan yang mempunyai tugas memberikan

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA Tugas Individu Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA Dosen : Dr.Ir.H. Arif Imam Suroso, M.Sc. Oleh : Armita Fibriyanti P056101021.45 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan

Lebih terperinci

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI SATRIYO ADHY Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang satriyo@undip.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Organisasi Pembelajaran organisasi adalah organisasi yang secara terus menerus belajar meningkatkan kapasitasnya untuk berubah (Lukito Shieren

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif 5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif Bagaimana cara menyediakan teknologi yang tepat agar karyawan dapat bekerja di mana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja mereka dapat membantu

Lebih terperinci

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Integrity Professionalism Entrepreneurship DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 PENGENALAN KONTROL DAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI : Mengapa Kontrol Dan Audit Teknologi Informasi

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi. Manajemen pengetahuan berorientasi pada knowledge-based

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi. Manajemen pengetahuan berorientasi pada knowledge-based BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan manajemen pengetahuan kini sudah banyak dilakukan pada industri kreatif termasuk di dunia pendidikan dan organisasi yang berbasis kompetisi. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan segala persoalan pada pekerjaannya. dapat memajukan suatu perusahaan (Pradita, 2010). Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan segala persoalan pada pekerjaannya. dapat memajukan suatu perusahaan (Pradita, 2010). Sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia merupakan modal atau aset dalam perusahaan dengan nilai dan jumlah yang tidak terhingga. Manusia sebagai modal atau aset dalam perusahaan memiliki pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis kajian strategi dalam upaya membangkitkan kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

Lebih terperinci

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN Pemahaman mengenai cara merancang sistem pelatihan, orientasi dan pengembangan yang dikaitkan dengan strategi bisnis organisasi Pemahaman mengenai metode-metode dalam pelatihan Pemahaman mengenai sosialisasi

Lebih terperinci

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 1. Integritas dan wawasan kebangsaan 2. Pembekalan isu strategis 3.Organisasi Berkinerja Tinggi 4. Diagnostic Reading 5. Penjelasan Proyek Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

Dari e-learning Menuju e-knowledge

Dari e-learning Menuju e-knowledge Dari e-learning Menuju e-knowledge Atik Dwi Utami Magister Chief Information Officer Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Ditjen. Perbendaharaan Departemen Keuangan RI atik_dwi@students.itb.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

Human Resources Management (HRM)

Human Resources Management (HRM) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Human Resources Management (HRM) Pertemuan 1: Pendahuluan Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Overview People Management Human Resources Management Sebuah pendekatan strategis

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Corie Mei Hellyana Program Studi Manajemen Informatika, Akademi Manajemen Iinformatika dan Komputer BSI Purwokerto

Lebih terperinci

Knowledge Management Sharing: Paradigma Baru dalam Memenangkan Persaingan Global

Knowledge Management Sharing: Paradigma Baru dalam Memenangkan Persaingan Global Knowledge Management Sharing: Paradigma Baru dalam Memenangkan Persaingan Global Mardiana Purwaningsih * Penulis adalah Dosen ABFII Perbanas 20 Digital Potpourri, Vol. 10, No. 1 Maret 2011:20-27 Knowledge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Drucker (1997), pengetahuan penting untuk meningkatkan produktivitas serta harus diperhatikan dan di kelola. Sejalan dengan hal tersebut maka Brown dan Duguid

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, tekransformasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang cepat menjadikan lingkungan bisnis sebagai lingkungan yang selalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dilihat sebagai bagian yang berdiri sendiri, tetapi sebagai satu kesatuan

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dilihat sebagai bagian yang berdiri sendiri, tetapi sebagai satu kesatuan 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sumber Daya Manusia Dalam rangka persaingan ini organisasi atau perusahaan harus memiliki sumber daya yang tangguh. Sumber daya dibutuhkan perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung kepada kemampuan untuk memberikan respon terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung kepada kemampuan untuk memberikan respon terhadap BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi dalam dunia kerja, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dengan ditandainya perubahan pola pikir masyarakat, kemajuan teknologi, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan nasional Indonesia disegala bidang akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam mengoptimalkan dan memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, suatu perusahaan dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan segala tantangan baik yang sudah ada maupun yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) memiliki arti yang penting dan strategis bagi suatu organisasi (Soo et al. 2002a). Penciptaan pengetahuan merupakan proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci