EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
|
|
- Widyawati Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hal IIB EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas Rekayasa Industri, Institut Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi No. 1. Terusan Buah Batu, Bandung amelia.kurniawati@gmail.com 1, luciana_andrawina@yahoo.com 2, firmansyah.w@gmail.com 3, ayase_sun@yahoo.co.id 4 Abstrak Pemanfaatan sumber daya manusia melalui potensi kreativitas dan inovasi dapat meningkatkan produktivitas suatu organisasi termasuk dalam hal ini adalah Perguruan Tinggi. Untuk mendukung terciptanya suatu sistem pendidikan tinggi yang bermutu dan dapat diandalkan, Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom dituntut mengelola knowledge yang dimiliki. Pengelolaan knowledge yang dimiliki setiap individu yang ada akan diupayakan menjadi knowledge yang dimiliki oleh institusi. Dengan demikian, perlu dilakukan eksternalisasi knowledge. Knowledge berkaitan erat dengan pelaksanaan proses bisnis dalam suatu organisasi. Penelitian ini mengeksternalisasi knowledge yang berkaitan dengan proses bisnis penting dalam kegiatan di Fakultas Rekayasa Industri, yaitu kegiatan di laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode knowledge conversion, yaitu metode SECI. Proses bisnis yang dieksternalisasi melalui penelitian ini berjumlah total 66 proses bisnis yang dilaksanakan oleh 8 laboratorium di Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Kata Kunci : Explicit Knowledge, Knowledge Conversion, Proses Bisnis, Seci, Tacit Knowledge. I. Pendahuluan Institusi pendidikan tinggi merupakan institusi yang bergerak di sektor jasa. Sejalan dengan kecenderungan yang berlangsung di industri jasa, perhatian terhadap kualitas institusi pendidikan tinggi juga semakin meningkat (O Neill dan Palmer, 2004). Ketatnya persaingan antar perguruan tinggi menuntut perguruan tinggi agar mampu memberikan layanan yang baik dan menghasilkan lulusan yang unggul. Menghadapi kondisi persaingan seperti ini, manajemen pengetahuan (knowledge management) mulai dirasakan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas suatu organisasi, perusahaan, atau instansi. Hal ini dapat dimengerti karena persaingan atau kompetisi tidak lagi mengandalkan sumber daya alam, tetapi berpindah kepada pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal. Fakultas Rekayasa Industri memiliki sumber daya manusia dengan jumlah yang banyak dan kemampuan yang beragam sudah seharusnya. Sudah seharusnya setiap knowledge yang dimiliki dikelola, karena knowledge ini merupakan sumber keberhasilan pelaksanaan proses bisnis institusi. Proses bisnis yang ada di Fakultas Rekayasa Industri sangat banyak, satu di antaranya adalah proses bisnis yang berkaitan dengan kegiatan di laboratorium. Pada Fakultas Rekayasa Industri terdapat total 10 laboratorium, 7 laboratorium jurusan teknik industri dan 3 laboratorium jurusan sistem informasi. Segala kegiatan
2 Hal IIB laboratorium tersebut dilakukan oleh para asisten laboratorium yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Rekayasa Industri. Para asisten laboratorium tersebut merupakan salah satu SDM berkualitas baik yang dimiliki oleh Fakultas Rekayasa Industri. Dengan pengelolaan knowledge yang baik akan meningkatkan kualitas dari individu yang nantinya akan berimbas ke institusi. Sebagai ilustrasi, awalnya asisten laboratorium tersebut masih memiliki kemampuan yang terbatas atau knowledge yang terbatas dalam bidang laboratorium yang dimasukinya. Namun seiring dengan berjalannya waktu kemampuan atau knowledge asisten tersebut meningkat berkat pengalamannya selama menjadi asisten serta adanya pelatihan-pelatihan, forum discussion dan learning by doing juga membantu meningkatkan knowledge asisten tersebut. Hasilnya, asisten tersebut memiliki kemampuan atau knowledge yang tidak dimiliki mahasiswa lain, dosen dan tenaga penunjang akademik (TPA) yang ada di Fakultas Rekayasa Industri. Jika pengetahuan yang dimiliki asisten tersebut tidak dikelola dengan baik atau tidak diambil menjadi pengetahuan institusi maka pengetahuan tersebut akan hilang begitu saja tanpa diambil manfaatnya oleh institusi saat asisten tersebut lulus dari Fakultas Rekayasa Industri. Dengan demikian, perlu dilakukan eksternalisasi knowledge mengenai pelaksanaan proses bisnis kegiatan di laboratorium. Knowledge yang semula berada dalam benak asisten laboratorium, akan dieksternalisasi menjadi bentuk dokumen sehingga lebih muda dipelajari oleh para asisten baru. II. Landasan Teori Knowledge merupakan seluruh pemahaman dan keterampilan yang digunakan oleh individu untuk menyelesaikan masalah. Hal ini meliputi teori, praktik, peraturan, dan instruksi. Knowledge berbasis pada data dan informasi, namun tidak seperti data dan informasi, knowledge terikat pada manusia. Knowledge dibangun oleh individu, dan merupakan representasi dari kepercayaan individu mengenai hubungan sebab akibat (Probst, Raub, dan Romhardt, 2000). O Riordan (2005) mengutarakan terdapat lima tipe pengetahuan yang berbeda, yaitu: 1. Know-how: dinyatakan dalam prosedur-prosedur perusahaan, tetapi di dalam kenyataan praktis, jenis pengetahuan ini sebagian besar berada di dalam benak masing-masing orang. 2. Know-who: asumsi bahwa know-how hanya ada dalam benak manusia, sehingga untuk mengakses orang yang tepat menjadi sangat penting. Knowwho pengetahuan mengenai kepada siapa menanyakan mengenai suatu masalah yang spesifik. 3. Know-why: jenis pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman alasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Dalam konteks organisasi, jenis pengetahuan ini memungkinkan individu-individu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang sangat tepat. 4. Know-when: jenis pengetahuan ini berhubungan dengan waktu, yaitu pengetahuan tentang kapan waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu dan kapan tidak melakukannya. 5. Know-where: jenis pengetahuan mengenai dimana menemukan dan mengakses informasi. Pengertian pengetahuan pada penelitian ini mencakup dua jenis pengetahuan, baik pengetahuan tacit, yaitu meliputi pengalaman, gagasan dan keahlian yang dimiliki, maupun pengetahuan explicit, yakni informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau umum dikenal dengan informasi kontekstual. Pemanfaatan knowledge individu dan organisasi merupakan mekanisme untuk pelestarian knowledge dan pengalaman, peningkatan penggunaan knowledge, dan percepatan proses belajar individu dan organisasi (Perez dan Mitra, 2007). Terdapat delapan proses utama dalam knowledge management, yaitu identifikasi knowledge, akuisisi knowledge, pengembangan knowledge, sharing dan distribusi knowledge, utilisasi knowledge, retensi knowledge, sasaran knowledge, dan
3 Hal IIB asesmen knowledge (Probst, Raub, dan Romhardt, 2000). Nonaka dan Takeuchi (1995) mengutarakan bahwa proses penciptaan pengetahuan organisasi terjadi melalui proses interaksi atau berbagi pengetahuan di antara anggota-anggota organisasi. Empat mode konversi pengetahuan yang terjadi meliputi: sosialisasi (dari tacit ke tacit), eksternalisasi (dari tacit ke explicit), kombinasi (dari explicit ke explicit), serta internalisasi (dari explicit ke tacit). Model ini dikenal dengan sebutan diagram SECI. Sosialisasi pengetahuan terjadi melalui kegiatan berbagi pengalaman (shared experience). Sebagai contoh, pemagang yang belajar dari seorang mentor melalui proses observasi dan pengulangan. Eksternalisasi pengetahuan merupakan proses dari tacit knowledge menjadi explicit knowledge, konversi ini dilakukan melalui artikulasi, dialog dan refleksi. Kombinasi merupakan suatu proses di mana explicit knowledge yang dimiliki oleh seseorang sedang dibagi bersama-sama. Di dalam proses pemilahan (sorting), penambahan (adding), re-kategorisasi, dan rekontekstualisasi, explicit knowledge dapat mengarah pada suatu pengetahuan baru. Dalam melakukan interaksi di sekitar proses maupun produk baru, satu tim proyek akan mengkombinasikan pengetahuan tentang seberapa baik upaya yang harus dilakukan untuk mengintegrasikan produk atau proses selama pertemuan-pertemuan formal maupun informal. Pengetahuan yang terkombinasikan (combined knowledge) akan menghasilkan pengetahuan baru mengenai cara yang lebih baik untuk mengimplementasikan produk atau proses. Internalisasi dari suatu pengetahuan merupakan suatu proses yang sama seperti halnya dalam konsep pembelajaran tradisional. Sebagai contoh dalam kasus penggunaan suatu peralatan pada teknologi baru, tindakan penggunaan peralatan tersebut akan memungkinkan proses internalisasi pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Learning Organizational Model dari Nonaka (1995) dapat memberi gambaran bagaimana fokus terhadap cara knowledge diciptakan dan dibagikan dapat membentuk cara kerja strategi knowledge organisasi dalam mendukung atau menghambat kebutuhan knowledge atau inovasi. Setiap tahap konversi knowledge memberi dampak terhadap hal-hal berikut : Tacit to tacit knowledge : berdampak pada inovasi Tacit to explicit knowledge : berdampak pada standardisasi Explicit to explicit knowledge : berdampak pada pengendalian Explicit to tacit knowledge : berdampak pada pemberdayaan Hal di atas memberi gambaran bahwa bila suatu organisasi lebih fokus pada salah satu aspek dalam transfer knowledge tersebut, maka kemampuan organisasi dalam belajar akan menurun. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa bagian tertentu dari suatu organisasi akan memiliki profil transfer knowledge yang berbeda dengan bagian lain, sehingga perlu pendekatan konversi knowledge yang berbeda (Mc Laughlin, 2007). III. Metodologi Penelitian Berikut ini merupakan Model Konseptual Penelitian : Gambar III.1 Model konseptual Komponen utama pembentuk knowledge management adalah teknologi, proses, dan manusia. Pada penelitian ini, membatasi masalah hanya pada hubungan people dan process di KM Triad. Interaksi antara people dan process pada laboratorium FRI ini akan diolah oleh model SECI yang hasil keluarannya adalah berupa dokumentasi proses bisnis kegiatan laboratorium FRI. Keadaan saat ini adalah sekitar 80% laboratorium yang ada pada FRI, belum
4 Hal IIB mendokumentasikan proses-proses yang ada pada laboratorium. Pengetahuan akan proses-proses yang ada pada laboratorium masih tersimpan di dalam otak para asistennya (tacit knowledge) yang didapat berdasarkan pengalaman para asisten selama masa jabatannya pada laboratorium. Prosesproses yang masih dalam benak asisten laboratorium tersebut akan didokumentasikan sesuai dengan urutan pada model SECI, yaitu pertama mentransfer knowledge para asisten mengenai proses (socialization). Setelah mendapat knowledge mengenai proses yang ada pada laboratorium, maka akan didokumentasikan ke dalam proses bisnis (externalization). Tahap berikutnya adalah mencari best practice dari proses yang sama (combination). Tahap terakhir adalah hasil best practice yang didapat akan kembali disosialisasikan kepada para asisten laboratorium sehingga para asisten laboratorium tersebut mendapat suatu knowledge baru berupa proses yang baik dengan kriteria efisien dan waktu (internalization). Penjelasan klasifikasi proses laboratorium ada pada Tabel III.1 di bawah ini. Tabel III.1 Klasifikasi Proses Bisnis Laboratorium Pada tahap eksternalisasi telah dilakukan pembuatan dokumen proses bisnis untuk setiap laboratorium. Proses bisnis yang berhasil didokumentasikan berjumlah 66 proses bisnis. Pada tahapan proses kombinasi, halhal yang akan menjadi pertimbangan adalah: 1. Proses bisnis terpilih sebagai best practices dan akan merupakan pertimbangan untuk standardisasi aktivitas setiap Laboratorium di FRI. 2. Proses bisnis spesifik tetap diakomodasi untuk setiap laboratorium yang memiliki spesifikasi kegiatan yang berbeda. 3. Proses bisnis akan mempertimbangkan rencana kegiatan Fakultas Rekayasa Industri. Pada tahap internalisasi telah dilakukan diskusi dengan perwakilan setiap laboratorium untuk menginformasikan best practice dari setiap proses bisnis. V. Kesimpulan Dalam penelitian ini telah dieksternalisasi 66 proses bisnis dari kegiatan di laboratorium Fakultas Rekayasa Industri, Institut Teknologi Telkom. Proses bisnis best practice untuk setiap jenis kegiatan juga telah ditentukan, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam standardisasi proses bisnis. Daftar Pustaka IV. Hasil dan Analisis Pada tahap sosialisasi telah dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan proses bisnis di setiap laboratorium. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan proses bisnis di setiap laboratorium. Ternyata diketahui bahwa banyak proses bisnis yang sama dilaksanakan secara berbeda oleh setiap laboratorium. [1]. Nonaka, I., Takeuchi, H. (1995), The Knowledge-Creating Company, Oxford University Press, New York, U.S., [2]. O Riordan, J. (2005) : A Review of Knowledge Management in the Irish Civil Service, Institute of Public Administration, Dublin, Ireland. [3]. O Neill, M. dan Palmer, A., (2004), Importance-Performance Analysis: a Useful Tool for Directing Continuous Quality Improvement in Higher education, Quality Assurance in Education, vol. 12 no. 1, pp [4]. Perez, A. G., Mitra, A. (2007), Tacit Knowledge Elicitation and Measurement in Research Organisations : A Methodological
5 Hal IIB Approach, The Electronic Journal of Knowledge Management Vol. 5 issue 4, [5]. Probst, G., Raub, S., Romhardt, K. (2000), Managing Knowledge Building Blocks for Success, John Wiley & Sons Ltd, Chichester, England,
Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci
Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut
Lebih terperinciKNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI
Hal IIB - 360 KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI Ariandi Fajrin 1, Amelia Kurniawati 2, dan Murahartawaty 3 Fakultas Rekayasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciBest Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion
Petunjuk Sitasi: Atma, S., Soesanto, R. P., Kurniawati, A., & Hediyanto, U. Y. (2017). Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 936 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Wahyu Ardi Wibawa [1], Luciana Andrawina [2], Amelia
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI
PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI DESIGN OF BUSINESS PROCESS AND KEY PERFORMANCE INDICATOR FOR MARKETING
Lebih terperinciDesy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2]
PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM [1] Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3]
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciMODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)
MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Lebih terperinciPERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4092 PERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI DESIGNING
Lebih terperinciPERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE
PERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE Ngurah Wira Nugraha 1, Amelia Kurniawati 2, Umar Yunan 3
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciKNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Sriwijayanti, Putri Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge adalah informasi yang telah disusun agar mudah dimengerti dan berguna untuk pemecahan masalah dan dapat digunakan untuk bahan mengambil keputusan (Liebowitz
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciDunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer
Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciBAB 4 PENGEMBANGAN MODEL
71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan
Lebih terperinciPenilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology
Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi
Lebih terperinci2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.
1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
Lebih terperinciPERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE
PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE DESIGN OF e-learning CONTENT ON BINDING LIBRARY MATERIALS ACTIVITY IN PDII-LIPI USING SECI AND
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Corie Mei Hellyana Program Studi Manajemen Informatika, Akademi Manajemen Iinformatika dan Komputer BSI Purwokerto
Lebih terperinciMEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017
MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 1. Integritas dan wawasan kebangsaan 2. Pembekalan isu strategis 3.Organisasi Berkinerja Tinggi 4. Diagnostic Reading 5. Penjelasan Proyek Perubahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,
Lebih terperinciRANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD
RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD 1 Luciana Andrawina, 2 Amelia Kurniawati, 3 Umar Yunan KSH 1,2 Program Studi Teknik Industri,
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X
ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang bergerak di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Universitas Telkom memiliki tujuh Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menerangkan langkah-langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga tahap presentasi Tugas Akhir. Berikut adalah alur
Lebih terperinciBab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System
Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PENGAJARAN TAHAP PERSIAPAN BERSAMA MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG
Proceeding Seminar Nasional eknik Industri & Kongres BKSI VI 211 Hal IIB - 365 VALUASI PROSS PNGAJARAN AHAP PRSIAPAN BRSAMA MNGGUNAKAN KNOWLDG CONVRSION DI INSIU KNOLOGI LKOM BANDUNG Ryani Sabrina Purba,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management
BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciKnowledge Management: Konsep dan Metodologi
Knowledge Management: Konsep dan Metodologi Suparto Darudiato, Kevin Setiawan Jurusan Sistem Informasi, School of Information System, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia supartod@binus.edu,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.
Lebih terperinciKNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI
KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI Atikah Sayyidatu Nisaa, Amelia Kurniawati, Devi Pratami Program Studi Teknik
Lebih terperinciKnowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ
Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com
Lebih terperinciMakhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi
OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis
Lebih terperinciANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION)
Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014: 173-178 ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Indra Gamayanto 1, Acun Kardianawati
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon
Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang
Lebih terperinciBab IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Bisnis Pelatihan Proses pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Proses Bisnis Pelatihan 36 37 Gambar proses bisnis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,
Lebih terperinciSekilas Knowledge Management dalam Organisasi
Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi Knowledge Management (KM) atau manajemen pengetahuan menurut definisi bebasnya adalah pengelolaan informasi atau data yang disertai dengan tacit knowledge
Lebih terperinciPROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG
PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi
Lebih terperinci1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini
1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan langkah-langkah utama dalam siklus KM 3. Menjelaskan model sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso M.Sc Oleh : RINJANI YUSNI
Lebih terperinciANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI
Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. 14, No. 2 September 2017 117 ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI Suminten Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ
PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ Muhammad Mufti Kamil, Rizky Afrian Renadri, Amelia Kurniawati, Nia Ambarsari,, Program Studi Teknik Industri, Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perguruan Tinggi (PT) adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah, dan yang memberikan
Lebih terperinciPERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang
PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING
Jurnal PILAR Nusa Mandiri Vol. 14, No. 1 Maret 2018 75 RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING DENGAN MODEL SECI: STUDI KASUS PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI JAKARTA
Lebih terperinciDriving Forces of Knowledge Management
Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya
Lebih terperinciPERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN SISWA TERHADAP SARANA PENUNJANG PADA SMK TELKOM BANDUNG
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4235 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN SISWA TERHADAP SARANA PENUNJANG PADA SMK TELKOM
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI
PERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI Fahrul Nurzaman Teknik Informatika Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jl. Salemba Raya 7/9A Jakarta Pusat email : fnurzaman@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (DI) yang sebelumnya bernama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) merupakan perintis industri pesawat terbang yang ada di Indonesia. Perusahaan
Lebih terperinciProsiding SNaPP2012:Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Dian Indiyati
Prosiding SNaPP2012:Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 PENGEMBANGAN PENYEBARAN PENGETAHUAN PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA KOPERTIS WILAYAH IV Dian Indiyati Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna
Lebih terperinciFifin Sonata Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan Jl. Iskandar Muda No.45 Medan, Sumatera Utara
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Vol.6 No. 1, Juni 2017 : 29-40 ANALISIS SURVEI FAKTOR-FAKTOR KNOWLEDGE SHARING DENGAN TEKNIK FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DI STIKOM MEDAN SURVEI ANALYSIS OF FACTORS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Knowledge Menurut Modi Lakulu, Mohd Hasan Selamat (February 2010) knowledge adalah campuran dari pengalaman, value, informasi kontekstual, dan wawasan yang memberikan
Lebih terperinciPengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management
Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management Tri Joko Wibowo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Serang Raya, Taman, Drangong,
Lebih terperinciKnowledge Conversion Perancangan Instruksi Kerja Kegiatan Preventive Maintenance HAAS CNC Milling dengan Metode SECI
Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Jurnal Metris 18 (2017) 75 82 journal homepage: http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris Knowledge Conversion Perancangan Instruksi Kerja Kegiatan Preventive Maintenance
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, serta wawasan para ahli yang didasarkan pada intuisi yang memungkinkan sebuah lingkungan
Lebih terperinciPENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA
PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA Tirsa Ninia Lina 1, Danny Manongga 2, Ade Iriani 2 1 Mahasiswa Magister Sistem Informasi, 2 Staff Dosen Magister Sistem Informasi
Lebih terperinciKnowledge Management & TI. Muhammad Firdaus
Knowledge Management & TI Muhammad Firdaus Rationale Knowledge is key management challenge in 21 st century Unprecendented rate of information creation and sharing Knowledge is the key value added to goods
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem manajemen pengetahuan Sebelum melihat sistem manajemen pengetahuan dan aplikasinya, penting untuk memiliki gambaran pengetahuan, definisi, jenis dan proses konversi dari
Lebih terperinciUSABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, tekransformasi,
Lebih terperinciBab III Analisis Faktor Knowledge Management
Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan merupakan proses utama dari bagian manajemen pengetahuan (knowledge management) yang intinya adalah memberikan kesempatan
Lebih terperinciDari e-learning Menuju e-knowledge
Dari e-learning Menuju e-knowledge Atik Dwi Utami Magister Chief Information Officer Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Ditjen. Perbendaharaan Departemen Keuangan RI atik_dwi@students.itb.ac.id,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN INTERESTED PARTIES BERDASARKAN ISO 9001:2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu
Lebih terperinciMembangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System
Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Ryandito Dwi Cahyo, Afif Zuhri Arfianto, Fifin Widya Prasti, Dina Pusparani
Lebih terperinci