BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim
|
|
- Deddy Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut maka setiap perusahaan harus bertumpu pada analisis bidang ilmu pengetahuan tertentu misalnya pohon industri, kemasan pengetahuan, metadatabase, data mining, dan lain lain, serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan demikian peran pendidikan dan knowledge sharing dikalangan karyawan menjadi sangat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi. Pada industri kimia, upaya untuk meningkatkan efisiensi operasi pabrik merupakan hal yang utama bagi perusahaan. Karena industri kimia melibatkan perubahan bentuk secara fisik dan kimia dari bahan baku untuk menghasilkan produk, yang memerlukan kondisi lingkungan tertentu. Kondisi lingkungan tersebut diciptakan dengan menggunakan peralatan yang dikontrol secara otomatis maupun tidak. Perubahan kondisi lingkungan sangat menentukan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas produk tersebut sangat tergantung pada ketrampilan dan pengalaman serta pengetahuan manusia untuk mengoperasikan proses reaksi pada industri kimia. I.2 Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim PT Pupuk Kaltim (PKT) mempunyai 9 pabrik yang beroperasi, pabrik pabrik tersebut meliputi pabrik pembuatan amonia dan pabrik pembuatan urea. Kapasitas masing masing pabrik tersebut dapat dilihat pada Tabel I.1. Beberapa pabrik tersebut dilengkapi dengan komputer untuk mengatur kondisi operasi. 1
2 Tabel I.1 Kapasitas produksi pabrik PT Pupuk Kaltim (ton/tahun) Pabrik Amonia Urea Kaltim Kaltim Kaltim POPKA (Urea 4) Kaltim Total Operasi pabrik di pabrik amonia Kaltim 4 PT Pupuk Kaltim (PKT) dilakukan dengan cara mengendalikan kondisi pabrik secara manual dan terkomputerisasi. Lokasi pengoperasian alat secara manual di lapangan disebut dengan Field Operator Station (FOS). Sedangkan lokasi untuk mengoperasikan peralatan dengan komputer disebut Emulated Operator Station (EOS) di ruang kendali. Berdasarkan lokasi tempat pengoperasian peralatan, operator juga terdiri dari operator lapangan dan operator ruang kendali. Semua operator yang baru masuk, bertugas sebagai operator lapangan. Kemudian setelah menjadi operator lapangan selama 12 tahun, operator tersebut baru akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi operator ruang kendali. Operator ruang kendali yang baru masuk, harus didampingi oleh operator senior selama 1 tahun. Pelatihan atau training untuk operator dilakukan pada awal masuk menjadi operator lapangan dan operator ruang kendali. Berdasarkan lamanya operator baru sampai menjadi operator senior ruang kendali menyatakan bahwa pengetahuan operator dalam mengoperasikan pabrik diperoleh dari pengalaman. Dokumen dokumen dan data data yang ada kurang berperan dalam pengoperasian pabrik tersebut. Data operasional sehari hari dalam pengoperasian pabrik tidak tercatat secara lengkap, hanya hasil rekaman data dari DCS (Distributed Control System) setiap menit. Sedangkan kejadian kejadian di lapangan yang menyebabkan shutdown pabrik serta penyelesaiannya tidak tercatat sama sekali. 2
3 Transfer pengetahuan antar operator dan engineer yang mengoperasikan pabrik hanya terjadi melalui pelatihan dan komunikasi langsung (secara tradisional). Hal tersebut akan membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan seringkali tidak efektif. Jarak antara pengetahuan yang terdokumetasi, operator /engineer yang berpengalaman, dan operator/engineer yang mengoperasikan pabrik cukup jauh. Kondisi tersebut diilustrasikan pada Gambar I.1. Gambar I.1 Gap antara dokumentasi dan pengalaman dengan operasi pabrik Panah dengan garis kontinyu pada Gambar I.1 merupakan kondisi yang terjadi di industri kimia pada umumnya. Dokumentasi mengenai peralatan proses dan prosedur pengoperasian pabrik dibuat dan diperbaharui setiap saat, namun seringkali pengetahuan operasional yang diperoleh dari pengalaman tidak terdokumentasikan. Oleh karena itu seringkali pabrik dioperasikan oleh engineer/ operator dengan pengalamannya masing masing. Padahal ada kemungkinan kasus yang sedang dihadapi engineer/operator pernah terjadi dan telah terselesaikan oleh engineer/operator lain. Kondisi tersebut menyebabkan kerugian bagi pabrik dari segi waktu dan biaya. Sedangkan panah dengan garis putus putus merepresentasikan kondisi ideal operasional pabrik yang diinginkan. Kondisi 3
4 ideal operasional ini melibatkan dokumentasi dan pengalaman operator/engineer yang telah lalu. Dengan demikian tesis ini akan membahas upaya untuk memperkecil gap antara engineer/operator yang berpengalaman dan dokumentasi yang telah dibuat dengan pengoperasian pabrik. Sistem yang dapat memperkecil gap tersebut adalah sistem knowledge management. Knowledge management ini berfungsi sebagai jembatan antara pengetahuan dengan pengoperasian pabrik. Untuk tujuan tersebut penulis akan melibatkan antara teknologi, people dalam hal ini semua karyawan industri kimia, serta industri kimia sebagai suatu organisasi besar. Gambar I.2 mengilustraikan mengenai keterkaitan antara teknologi, personil, dan organisasi sebagai komponen dari knowledge management. Gambar I.2 Tiga elemen sistem knowledge management [Awad&Ghaziri,2003] I.3 Knowledge Base Dalam Knowledge Management Pengelolaan pengetahuan dikenal dengan istilah knowledge management (KM) merupakan proses menangkap dan menggunakan berbagai keahlian yang dimiliki dalam bisnisnya, baik yang telah terdokumentasikan (explicit knowledge) maupun yang masih ada dalam pikiran (tacit knowledge). Proses proses dalam KM meliputi knowledge creation, knowledge collection atau knowledge capture, 4
5 knowledge organization, knowledge refinement, knowledge dissemination, dan maintenance [Awad&Ghaziri,2003]. Hasil dari proses creation, capturing, organizing, dan refining pengetahuan dituangkan dalam suatu repositori pengetahuan. Repositori ini dalam sistem KM disebut dengan Knowledge base (KB). Knowledge base merupakan jenis database yang khusus digunakan untuk knowledge management. Knowledge base tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisasi, dan mencari ulang suatu pengetahuan dengan menggunakan komputer dan jaringan. Gambar I.3 merupakan contoh dari struktur knowledge base dalam suatu kegiatan knowledge management. Gambar I.3 Struktur knowledge base 5
6 Knowledge base ini dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu machine readable knowledge base dan human readable knowledge base. Machine readable knowledge base merupakan basis data untuk menyimpan pengetahuan dalam komputer dalam bentuk yang mudah dibaca (oleh manusia) untuk deduksi permasalahan secara otomatis. Knowledge base ini terdiri dari sekumpulan data dalam bentuk aturan yang mendeskripsikan domain pengetahuan yang dimaksud dalam logika komputer. Dalam hal ini akan digunakan logika seperti konjungsi, disjungsi, implikasi, dan negasi. Human readable knowledge base merupakan basis data yang didesain agar orang orang dapat mencari ulang dan menggunakan kembali isi dari pengetahuan untuk tujuan pelatihan. Pada umumnya knowledge base ini digunakan untuk menangkap pengetahuan eksplisit dari organisasi, termasuk untuk troubleshooting, artikel, makalah, manual, dan lain lain. Manfaat utama dari knowledge base ini adalah untuk membantu user dalam mencari solusi yang ada terhadap masalah yang sedang dihadapi user. Aspek terpenting dari knowledge base adalah kualitas informasi dalam knowledge base tersebut. Selain itu knowledge base juga harus dijaga agar tetap up to date, sistem information retrieval (seperti search engine), dan didesain dengan format dan struktur klasifikasi. Beberapa knowledge base memiliki komponen artificial intelligence. Jenis knowledge base ini dapat memberikan saran/solusi terhadap suatu permasalahan berdasarkan umpan balik dari user. I.4 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam tesis ini adalah bagaimana mengambil pengetahuan tacit dari para pekerja dan pakar operasi proses pembuatan amonia pada Pabrik Amonia Kaltim 4 PKT untuk dijadikan pengetahuan yang eksplisit. Kemudian bagaimana pengetahuan tacit dan diorganisasikan agat terstruktur dan mudah diakses. 6 pengetahuan eksplisit
7 I.5 Tujuan Tujuan dari tesis ini adalah membuat sebuah knowledge base untuk operasional Pabrik Amonia IV PT Pupuk Kaltim. Knowledge base dapat dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu machine readable knowledge base dan human readable knowledge base. Tipe pertama merupakan tempat menyimpan pengetahuan yang dapat dibaca oleh komputer yang digunakan untuk pemikiran deduktif secara otomatis. Sedangkan tipe kedua merupakan desain knowledge base yang mana mengijinkan manusia untuk mencari kembali dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang telah ada penyelesaiannya pada area permasalahan yang sama. Dengan demikian produk akhir dari tesis ini adalah pembangunan sebuah human readable knowledge base tentang operasional Pabrik Amonia IV PT Pupuk Kaltim dengan menggunakan wiki engine. I.6 Batasan Masalah Karena knowledge management merupakan domain keilmuan yang cukup luas, maka dalam tesis ini penulis membatasi permasalahan pada sebagian kecil dari keseluruhan domain. Adapun lingkup permasalahan yang akan penulis kaji dalam tesis ini mengenai pembuatan human readable knowledge base pada unit primary reformer Pabrik Amonia Kaltim 4 PT Pupuk Kaltim. Masukan knowledge base berupa informasi (data yang telah diolah menjadi informasi) yang meliputi dokumentasi opersional pabrik amonia Kaltim 4, literatur, dan tacit knowledge (yang berasal dari operator dan pakar). Domain pengetahuan yang akan dikelola adalah pengetahuan dalam mengoperasikan pabrik pada unit primary reformer Pabrik Amonia Kaltim 4 PT Pupuk Kaltim. Sedangkan mesing yang digunakan sebagai knowledge base dengan menggunakan wiki engine. I.7 Kegunaan Hasil Tesis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada PKT dalam hal pengumpul dan pemasukan informasi 7 serta pengorganisasian sehingga
8 membentuk suatu pengetahuan mengenai pengoperasian pabrik amonia pada unit primary reformer di PKT. Sekumpulan pengetahuan ini dapat berguna untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas produksi amonia di Pabrik Amonia Kaltim 4 PKT. Selain itu pengetahuan ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jika terjadi permasalahan dalam operasional pabrik. I.8 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunanakan penulis dalam menyelesaiakan penelitian tesis ini dimulai dengan studi literatur mengenai domain proses industri kimia khususnya pabrik amonia. Studi literatur ini dilakukan agar penulis mempunyai gambaran mengenai domain industri proses kimia. Kemudian dilanjutkan ke tahap pengumpulan pengetahuan. Pengetahuan ini ada yang telah terdokumentasikan dan ada yang belum. Untuk pengetahuan yang tak terdokumentasikan diambil dengan cara melakukan wawancara pada sejumlah operator dan pendapat pakar pada pengopersaian Pabrik Amonia Kaltim 4 di PKT. Informasi hasil wawancara dengan para operator dan pakar di Pabrik Amonia Kaltim 4 PKT (yang disebut dengan tacit knowledge) divalidasi oleh pakar yang kemudian diolah menjadi explicit knowledge. Pengolahan tacit knowledge menjadi explicit knowledge dengan menggunakan kodifikasi pengetahuan. Kodifikasi ini membuat bentuk dan struktur pengetahuan, dengan menggunakan map. Setelah proses klasifikasi, pengetahuan mengenai pengoperasian pabrik amonia disusunlah knowledge base dengan menggunakan wiki engine agar pengetahuan tersebut dapat diambil dan digunakan untuk kepentingan operasional dan managemen Pabrik Amonia Kaltim 4 PKT. Knowledge base tersebut merupakan prototipe awal yang akan digunakan untuk mengumpulkan pengetahuan tacit yang berikutnya. Pengetahuan yang belum ada dalam prototipe tersebut dapat ditambahkan dengan cepat setelah sesi wawancara berikutnya. Terakhir hasil prototipe knowledge base divalidasi oleh pakar dari PKT dan pakar dari industri 8
9 kimia. Metodologi dalam tesis ini diilustrasikan pada Gambar I.4. Gambar I.4: Metode penelitian 9
Pengembangan Prototipe Humanreadable Knowledge based dengan Menggunakan Wiki
Pengembangan Prototipe Humanreadable Knowledge based dengan Menggunakan Wiki Tien Fabrianti Kusumasari Sistem Informasi, STMIK IM Email : tien_kusumasari@yahoo.com Abstrak Pada makalah ini akan membahas
Lebih terperinciBAB V Kajian Penerapan Knowledge Base
BAB V Kajian Penerapan Knowledge Base V.1 Knowledge Base Dalam Knowledge Management Knowledge base operasi pabrik amonia yang dihasilkan dalam tesis ini merupakan hasil dari proses knowledge capture dan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN WIKI PADA PT PUPUK KALTIM TESIS. Oleh. Tien Fabrianti Kusumasari
PEMBANGUNAN KNOWLEDGE BASE MENUJU KNOWLEDGE MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN WIKI PADA PT PUPUK KALTIM TESIS Penelitian sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB IV Pembangunan Knowledge Base
BAB IV Pembangunan Knowledge Base Pembangunan knowledge base dalam penelitian tesis ini dilakukan dengan pendekatan "rapid prototyping". Oleh karena itu setelah pengetahuan yang diperoleh dari dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga
Lebih terperinciTabel I.1. Kapasitas produksi pabrik PT. Pupuk Kaltim dalam ton per tahun [PT.Pupuk Kalimantan Timur, 2006]
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tersedianya sumber daya migas yang potensial sebagai bahan baku merupakan faktor penting untuk tumbuh dan berkembangnya industri petrokimia yang produknya selain memenuhi
Lebih terperinciMODEL SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PROSES REAKTOR UREA DENGAN CLIPS
BAB VII MODEL SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PROSES REAKTOR UREA DENGAN CLIPS VII.1 Pendahuluan Tujuan pada bab ini adalah membuat suatu contoh aplikasi sistem berbasis pengetahuan untuk membantu dalam troubleshooting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciKONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA
BAB VIII KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA VIII.1 Pendahuluan Pada bab sebelumnya telah dibuat dan diuraikan pembahasan sebuah model sistem pakar panduan troubleshooting
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metodologi Umum Penelitian untuk merumuskan sistem berbasis pada penanganan permasalahan di pabrik urea Kaltim-1 ini secara garis besar dilakukan dalam tahapan-tahapan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR
SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan
Lebih terperinci2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN
APLIKASI KECERDASAN BUATAN PENGANTAR SISTEM PAKAR Shinta P. Sari Prodi. Informatika Fasilkom UIGM, 2017 Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju perkembangan teknologi yang sangat pesat selalu diiringi dengan besarnya tingkat permintaan akan hasil industri, terutama mesin dan otomotif. Peningkatan ini terlihat
Lebih terperinciBab III Analisis Faktor Knowledge Management
Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir
Lebih terperinciDatabase bisa dikatakan sebagai suatu kumpulan dari data yang tersimpan dan diatur atau
DATA BASE Database bisa dikatakan sebagai suatu kumpulan dari data yang tersimpan dan diatur atau diorganisasikan sehingga data tersebut bisa diambil atau dicari dengan mudah dan efisien. Sebagai contoh
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 4
Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan
Lebih terperinciBAB II Dasar Teori. II.1 Pendahuluan
BAB II Dasar Teori II.1 Pendahuluan Pada pembahasan mengenai teori yang berkaitan tentang pembangunan knowledge base menuju knowledge management. Terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian knowledge
Lebih terperinciKUESIONER ANALISA KEBUTUHAN PENGGUNA PADA SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM)
KUESIONER ANALISA KEBUTUHAN PENGGUNA PADA SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM) No.Form:... Kepada Yth. Para Responden Bersama ini kami mohon bantuan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian yang sedang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan dunia teknologi informasi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan dunia teknologi informasi berkembang sangat pesat. Seiring dengan perubahan zaman, dari perusahaan kecil sampai dengan
Lebih terperinciBAB I. : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi
Oleh Tujuan : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi BAB I Konsep Dasar Sistem 1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana pengertian
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dalam era globalisasi terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan(knowledge) semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir pemerintah menerapkan kebijakan zero growth dalam alokasi penerimaan pegawai negeri sipil [1]. Zero Growth merupakan kebijakan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, khususnya di Indonesia perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan komputer di era globalisasi semakin pesat, sesuai kebutuhan seiring dengan
Lebih terperinciManajemen Pengetahuan Knowledge Management
Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA KLPM-PTS: PEMBENTUKAN SHARING CULTURE ANTAR ANGGOTA KLPM-PTS DI INDONESIA
IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA KLPM-PTS: PEMBENTUKAN SHARING CULTURE ANTAR ANGGOTA KLPM-PTS DI INDONESIA Maryani Computerized Accounting Department, School of Information Systems, Binus University
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar sangat dibutuhkan untuk membantu pekerjaan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Sistem pakar mulai dikembangkan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi dalam pasar tidaklah mudah. Diperlukan analisis pasar dan pengalaman baik berbentuk fisik maupun
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY
BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan
BAB V P E N U T U P Setelah melalui tahap pengolahan data, analisis dan pembahasan, selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan secara singkat mengenai beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis
Lebih terperinciPembuatan Operator Training Simulator Proses Sintesis Pabrik Urea Menggunakan Fasilitas Function Block Pada Distributed Control System
Pembuatan Operator Training Simulator Proses Sintesis Pabrik Urea Menggunakan Fasilitas Function Block Pada Distributed Control System Abstrak Adjie Ridhonmas, Estiyanti Ekawati, dan Agus Samsi Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk
Lebih terperinciSistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.
Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,
Lebih terperinciArsitektur Knowledge Management
Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework
BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada framework tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi Informasi yang berkembang sedemikian pesat. Keamanan data/informasi elektronik menjadi hal
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia, cara kerja komputer lebih cepat dibandingkan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan dan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat pada saat ini, maka kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang begitu pesatnya tidak terlepas oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesatnya tidak terlepas oleh knowledge manusia yang terus melakukan inovasi. Knowledge dalam suatu perusahaan merupakan asset tak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kualitas merupakan syarat utama diterimanya suatu produk di pasar. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mampu memenuhi harapan pelanggan.
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasan ini manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pengetahuan
Lebih terperinciPengantar Basis Data
Pengantar Basis Data 2 Pengantar Kuliah Basis Data (Database) Ilmu Database Teori Database Belajar bagaimana cara merancang suatu konsep database Pemrograman Database Cursor/Recordset Operasi database
Lebih terperinciJ.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (2), 2013 ISSN :
Abstrak Pembuatan Operator Training Simulator Unit Smelter pada Pabrik Pemurnian Tembaga Menggunakan Fasilitas Pemrograman Function Block Distributed Control System Widya Prapti Pratiwi, Estiyanti Ekawati
Lebih terperinciBab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System
Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional Online (SIKNAS Online) agar komunikasi data antara pusat dan daerah menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah mampu mengubah persepsi manusia terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.
Lebih terperinciTEORI ORGAISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN KNOWLADGE MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF. Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
Tugas : Individu Tgl Penyerahan: 21 Maret 2011 TEORI ORGAISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN KNOWLADGE MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Oleh : Cepryana Sathalica
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dihindari lagi, contohnya: , world wide web, chat rooms, e-forums dan lain
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis mengalami perkembangan yang semakin kompleks, peningkatan dunia bisnis bergerak sebanding dengan dunia teknologi informasi yang terus berkembang pesat
Lebih terperinciRANGKUMAN SIM BAB 11 MENGELOLA PENGETAHUAN (MANAGING KNOWLEDGE)
RANGKUMAN SIM BAB 11 MENGELOLA PENGETAHUAN (MANAGING KNOWLEDGE) A. BIDANG MANAJEMEN PENGETAHUAN TABEL ALASAN PENTINGNYA DIMENSI PENGETAHUAN PENGETAHUAN SEBAGAI ASET PERUSAHAAN 1. Pengetahuan adalah asset
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyongsong era globalisasi. Informasi sangat di perlukan dalam menghadapi. informasi yang ada disimpan dengan baik pula.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan dunia saat ini dibutuhkan banyak informasi dalam menyongsong era globalisasi. Informasi sangat di perlukan dalam menghadapi persaingan usaha. Informasi
Lebih terperinciDesain Sistem Donny Yulianto, S.Kom
Pertemuan 6 Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom 1 Pendahuluan Setelah tahap analisis sistem dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu
Lebih terperinciMateri yang akan dibahas: 11-1
Materi yang akan dibahas: p informasi manajemen p informasi akuntansi p pendukung keputusan p pakar denie@unsil.ac.id 11-1 Manajemen informasi menurut Laudon merupakan komponen-komponen yang saling berhubungan
Lebih terperinciPertemuan 6. Tujuan Pembelajaran
Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan Pembelajaran 1. Mengenali konsep dan terminologi dasar yang berkaitan dengan penangkapan dan kodifikasi pengetahuan 2. Mengetahui teknik teknik
Lebih terperinciPERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN
PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN Pertemuan 8 PENDAHULUAN Teknologi digunakan untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan manajemen konten untuk penangkapan, berbagi, penyebaran, dan aplikasi pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UAS (unmanned aircraft systems) atau UAV (unmanned aerial vehicle) adalah sebuah sistem pesawat udara yang tidak memiliki awak yang berada di dalam pesawat (onboard).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini memuat isi yang hampir sama dengan usulan penelitian, dapat dikatakan sebagai usulan penelitian yang direvisi ditemukan dengan kenyataan yang ditemui selama pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Internet sebagai jaringan komputer skala global telah mendorong pertambahan jumlah informasi digital. Pada sistem yang bersifat terbuka seperti internet, pertambahan informasi
Lebih terperinciBAB V PERANCANGAN MOXIE
BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari
Lebih terperinciKUESIONER Analisis Efektifitas Knowledge Management System pada KAP Siddharta Siddharta & Widjaja
KUESIONER Analisis Efektifitas Knowledge Management System pada KAP Siddharta Siddharta & Widjaja Kuesioner ini disusun untuk menganalisis efektifitas sistem manajemen pengetahuan (Knowledge Management
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Strategi dan Pengukuran Knowledge Management Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami lebih jelas mengenai strategi knowledge management. Memahami lebih detail dari mulai
Lebih terperinciKERANGKA PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERPUSTAKAAN TRADISIONAL MENUJU PERPUSTAKAAN DIGITAL
KERANGKA PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERPUSTAKAAN TRADISIONAL MENUJU PERPUSTAKAAN DIGITAL Nina Sevani* ABSTRACT Perpustakaan dengan segala aset yang ada di dalamnya, seperti infrastruktur, pustakawan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT United Tractors,Tbk perwakilan Bandung merupakan distributor peralatan berat terbesar dan terkemuka di Indonesia, menyediakan produk-produk dari merek ternama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang tugas akhir mahasiswa, permasalahan, serta tujuan pembuatan tugas akhir. Selain itu akan dibahas pula mengenai ruang lingkup tugas akhir, metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak
Lebih terperinciTrafik Telekomunikasi
Trafik Telekomunikasi by webmaster - Sunday, December 06, 2015 http://umarrokhimin.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2015/12/06/trafik-telekomunikasi/ PENGUKURAN TRAFIK PADA TELEKOMUNIKASI Pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau
Lebih terperinciSistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT
Sistem Pakar Pertemuan 2 Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Marimin
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT MULTIMEDIA PADA PROSES PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN STUDI KASUS DI BPMTV SURABAYA
PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT MULTIMEDIA PADA PROSES PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN STUDI KASUS DI BPMTV SURABAYA Djoko Purnomo, Fajar Baskoro Magister Manajemen Teknologi - Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan
Lebih terperinciKonsep Dasar Sistem Hanif Al Fatta M.kom
Konsep Dasar Sistem Hanif Al Fatta M.kom Pengertian Sistem Untuk mengawali pembahasan tentang analisis dan perancangan sistem informasi, maka pemahaman akan sistem terlebih dahulu harus ditekankan. Definisi
Lebih terperinciBAB I Konsep Dasar Sistem
1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMMASI 1.1 Pengertian Sistem BAB I Konsep Dasar Sistem Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana pengertian sistem itu digunakan. Disini akan diberikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, berikut alat dan bahan penelitian yang digunakan: 1. Dari sisi perangkat keras, spesifikasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Definisi Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini
BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Agar mahasiswa mengerti perangkat manajemen pengetahuan apa saja yang dapat diterapkan
Lebih terperinci