Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci"

Transkripsi

1 Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty ST., MT. 3) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri,Institut Teknologi Telkom Jalan Telekomunikasi No 1, Terusan Buah Batu, Bandung ) 2) 3) Abstrak Fakultas Rekayasa Industri memiliki berbagai kegiatan salah satunya adalah kegiatan laboratorium. Pada laboratorium tersebut terdapat knowledge yang berguna bagi laboratorium maupun fakultas, contohnya adalah knowledge mengenai proses-proses laboratorium. Namun, knowledge tersebut masih berupa tacit knowledge asisten dan akan hilang saat periode asisten tersebut berakhir. Oleh karena itu, diperlukan adanya konversi knowledge asisten yang masih berbentuk tacit knowledge menjadi knowledge yang terdokumentasikan ke dalam bentuk explicit knowledge, sehingga knowledge tersebut tersimpan di dalam laboratorium. Proses laboratorium terbagi menjadi tiga, yaitu proses pra-praktikum, pelaksanaan praktikum dan pasca praktikum. Salah satu dari kegiatan pra-praktikum adalah registrasi praktikum. Kegiatan registrasi praktikum tersebut masih belum terdokumentasi dengan. Selain itu, terdapat perbedaan alur proses tiap laboratorium. Oleh karena itu, diperlukan proses pendokumentasian dan mencari best practice dari proses registrasi praktikum pada laboratorium Fakultas Rekayasa Industri, sehingga alur proses kegiatan registrasi praktikum yang dilakukan asisten laboratorium Fakultas Rekayasa Industri terdokumentasi dan menjadi seragam. Penelitian ini menggunakan metode SECI yang terdiri dari empat tahap knowledge conversion yaitu Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization. Knowledge asisten laboratorium mengenai proses registrasi praktikum yang masih berbentuk tacit knowledge ditangkap dengan melakukan wawancara sesuai dengan panduan wawancara yang telah dibuat. Tacit knowledge yang didapat kemudian didokumentasikan menjadi suatu proses bisnis registrasi praktikum. Hasil proses bisnis registrasi praktikum tiap laboratorium selanjutnya dijadikan dasar dalam pencarian best practice dengan menggunakan factor rating method. Hasil penelitian ini adalah best practice proses registrasi praktikum yang berupa suatu Standard Operation Procedure (SOP) dan akan dijadikan acuan untuk semua laboratorium Fakultas Rekayasa Industri. Kata kunci : Best practice, tacit knowledge, Standard Operation Procedure (SOP), Fakultas Rekayasa Industri, registrasi praktikum dan laboratorium. 1, 2, 3) 1. Pendahuluan Penerapan knowledge management pada institusi pendidikan tinggi ini diterapkan di seluruh bagian institusi, salah satunya adalah pada fakultas. Fakultas Rekayasa Industri (FRI) memiliki banyak sumber daya manusia yang berkualitas seperti dosen, Tenaga Penunjang Akademik (TPA), dan mahasiswa yang masing-masing memiliki knowledge beragam. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan knowledge yang dimiliki tiap Sumber Daya Manusia (SDM) di Fakultas Rekayasa Industri untuk meningkatkan daya saingnya karena knowledge tersebut melekat pada tiap individu yang nantinya akan hilang bersamaan dengan perginya individu tersebut dari institusi. Fakultas Rekayasa Industri ini terdiri dari dua program studi yaitu program studi Teknik Industri (TI) dan program studi Sistem Informasi (SI). Kegiatan yang ada di Fakultas Rekayasa Industri sangat banyak salah satunya adalah kegiatan yang ada pada laboratorium. Pada Fakultas Rekayasa Industri terdapat 7 laboratorium program studi Teknik Industri dan 3 laboratorium program studi Sistem Informasi. Laboratorium ini adalah tempat mahasiswa untuk B-219

2 belajar mengaplikasikan teori atau disiplin ilmu yang didapatnya saat berada di kelas. Segala kegiatan laboratorium tersebut dilakukan oleh para asisten laboratorium yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Rekayasa Industri dengan periode masa jabatan asisten adalah 1 tahun. Para asisten laboratorium tersebut merupakan salah satu SDM berkualitas yang dimiliki oleh Fakultas Rekayasa Industri, dengan pengelolaan knowledge yang akan meningkatkan kualitas dari individu yang nantinya akan berimbas ke institusi. Sebagai ilustrasi, awalnya asisten laboratorium tersebut masih memiliki kemampuan yang terbatas atau knowledge yang terbatas dalam bidang laboratorium yang dimasukinya. Namun seiring dengan berjalannya waktu kemampuan atau knowledge asisten tersebut meningkat berkat pengalamannya selama menjadi asisten serta adanya pelatihan-pelatihan, forum discussion dan learning by doing juga membantu meningkatkan knowledge asisten tersebut. Hasilnya, asisten tersebut memiliki kemampuan atau knowledge yang tidak dimiliki mahasiswa lain. Jika pengetahuan yang dimiliki asisten tersebut tidak dikelola dengan atau tidak diambil menjadi pengetahuan institusi maka pengetahuan tersebut akan hilang begitu saja tanpa diambil manfaatnya oleh institusi saat periode asisten tersebut berakhir. Proses-proses yang ada di suatu laboratorium sangat banyak dan terkadang berbeda dengan yang lainnya. Sebagai ilustrasi, pada proses registrasi praktikum. Proses registrasi pada laboratorium Teknik Industri dan laboratorium Sistem Informasi sangat berbeda. Proses registrasi pada laboratorium Sistem Informasi lebih ke arah registrasi online, sedangkan untuk laboratorium Teknik Industri lebih ke arah registrasi manual. Dengan adanya knowledge management, knowledge mengenai proses registrasi praktikum laboratorium Sistem Informasi dapat di-share kepada laboratorium Teknik Industri. Melihat hal tersebut, maka dibutuhkan suatu media untuk mengatasi masalah di atas. Salah satu medianya adalah knowledge management. Knowledge management ini memungkinkan individu untuk melakukan knowledge sharing dan knowledge conversion untuk mengubah tacit knowledge (pengalaman, ide, dan wawasan) menjadi explicit knowledge (database dan dokumen). Metode yang diambil untuk knowledge conversion adalah metode SECI yang dikembangkan oleh Nonaka dan Takeuchi. Model SECI merupakan suatu model yang dikembangkan untuk men dari individu satu, ke individu yang lain. Pada model SECI ini terdapat empat fase untuk men, yaitu fase sosialisasi, fase eksternalisasi, fase kombinasi, dan fase internalisasi. Pada fase sosialisasi ini terjadi transfer tacit knowledge to tacit knowledge. Transfer tacit to tacit biasanya berupa berbagi pengalaman, diskusi, dan berbagi wawasan dari individu satu dengan individu yang lain. Fase eksternalisasi terjadi transfer tacit knowledge to explicit knowledge. Pada fase ini, tacit knowledge yang individu miliki seperti pengalaman, wawasan, dan keahlian mulai didokumentasikan menjadi sebuah tulisan atau dokumen yang dapat dilihat dan dibaca serta dimengerti individu yang lain. Fase kombinasi terjadi transfer explicit knowledge to explicit knowledge. Knowledge yang telah didokumentasikan menjadi sebuah dokumen ataupun data (explicit knowledge) seperti database masalah-masalah yang ada di suatu organisasi beserta cara penyelesaiannya disalin ke database dari organisasi lain yang nantinya akan menjadi suatu knowledge baru untuk organisasi tersebut berupa explicit knowledge. Pada fase internalisasi terjadi transfer explicit knowledge to tacit knowledge. Pada fase ini, individu akan mendapat suatu knowledge baru yang nantinya akan di simpan dalam repository knowledge (otak) individu tersebut dari hasil menyerap explicit knowledge. Model SECI akan menjadi tool untuk mendokumentasikan tacit knowledge (proses laboratorium) ke dalam bentuk explicit knowledge. Output dari penelitian ini adalah berupa standardisasi proses bisnis registrasi praktikum yang berbentuk SOP best practice proses registrasi praktikum. Oleh karena itu, proses standardisasi harus didasarkan pada badan standar internasional yang telah ada, salah satunya adalah ISO (The International Organization for Standardization). Salah satu produk ISO adalah ISO 9001:2008 yang juga dipakai pada Fakultas Rekayasa Industri sebagai dasar standardisasi proses. ISO 9001:2008 merupakan perkembangan dari ISO 9000 series yang memuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu (Situs ISO: Jadi pembuatan SOP best practice pada penelitian ini merujuk pada ISO 9001: Landasan Teori 2. 1 Knowledge Sveiby (1997, dalam Eyi, 2008) mendefinisikan pengetahuan sebagai kapasitas untuk bertindak. Kapasitas untuk bertindak seseorang diciptakan secara berkelanjutan melalui proses mendapatkan pengetahuan (process-of-knowing). Oleh karena itu, pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari konteksnya. Sementara itu, bertindak merupakan sesuatu yang bersifat praktis, seperti memotong sayuran, berlari, dan juga bersifat intelektual, seperti menganalisis Knowledge Management Menurut Newman (1999, dalam Cahyono, 2009) knowledge management adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk meningkatkan kinerja seseorang atau organisasi, dengan cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini dan yang akan datang. Mentzas (2004, dalam Wickramasinghe, 2006, p.559) mendefinisikan knowledge management sebagai pendekatan utama untuk membantu B-220

3 memecahkan masalah bisnis saat ini seperti daya saing dan kebutuhan untuk berinovasi yang dihadapi oleh organisasi hari ini Knowledge Conversion Model SECI yang dikemukakan oleh Nonaka. Penjelasan dari konversi knowledge model SECI : 1. Socialization (tacit-to-tacit). Transfer knowledge atau sharing knowledge tacit-to-tacit. Di dalam proses socialization terjadi pertukaran ide secara formal dan informal, melalui pertemuanpertemuan ataupun diskusi. 2. Externalization (tacit-to-explicit). Transfer knowledge atau sharing knowledge tacit-toexplicit. Di dalam proses externalization diperlukan adanya konsep-konsep yang jelas (mental model), dialog dengan responden melalui pertanyaan-pertanyaan serta adanya kesediaan dari semua individu untuk membagi pengalamanpengalamannya agar dapat menjadi pembelajaran bagi individu yang lainnya. 3. Combination (explicit-to-explicit). Transfer knowledge atau sharing knowledge dari explicit-toexplicit. Di dalam proses combination transfer dilakukan melalui dokumen-dokumen yang disampaikan pada pertemuan-pertemuan formal atau dapat pula disebut dengan data sharing. 4. Internalization (explicit-to-tacit). Transfer knowledge atau sharing knowledge dari explicit-totacit. Di dalam proses internalization data atau dokumen yang telah diterima oleh individu kemudian dapat dipahami secara mendalam, dan diharapkan dapat memunculkan new knowledge. (Nonaka dan Takeuchi, 1995, p ) Proses Bisnis Sparx (2007, dalam Aydinli, O.F, Brinkkemper, S, and Ravesteyn, P., 2009, p.125) mendefinisikan Business Process Model (BPM) adalah suatu disiplin ilmu yang mendefinisikan dan menguraikan praktik bisnis, proses arus informasi, data stores, dan sistem Factor Rating Method Factor rating method adalah suatu metode yang digunakan untuk pemilihan lokasi dengan mementingkan objektivitas. Menurut Kumar, dkk (2009 p.73), terdapat tahapan-tahapan dalam memilih lokasi yang ideal, yaitu : 5. Identifikasi faktor-faktor dalam penentuan lokasi. 6. Memberikan bobot tiap factor tersebut berdasarkan tingkat kepentingan faktor. Nilai tingkat kepentingan yang tinggi akan diberikan bobot faktor yang tinggi. 7. Memberikan penilaian alternatif lokasi untuk tiap faktor dengan menggunakan skala penilaian. 8. Menghitung nilai yang dimiliki tiap lokasi dengan mengalikan bobot tiap faktor dengan nilai tiap alternatif lokasi. 9. Jumlahkan nilai yang dimiliki tiap lokasi dan tentukan lokasi yang ter dari nilai total yang diperoleh tiap lokasi Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan model fleksibel yang dapat membuat individu atau kelompok membentuk ide dan mendefinisikan masalah dengan asumsi individu atau kelompok itu sendiri. AHP juga dapat membuat individu atau kelompok menguji sensitivitas hasil solusi yang didapat dan mengubahnya menjadi informasi (Saaty, T., 2001). 3. Metodologi Penelitian Model konseptual : Penelitian ini akan mendokumentasikan proses registrasi praktikum. Keadaan saat ini adalah hanya 2 laboratorium yang telah mendokumentasikan prosesproses yang ada pada laboratorium atau sekitar 20% laboratorium yang ada pada FRI yang telah mendokumentasikan proses-proses yang ada pada laboratorium. Pengetahuan akan proses-proses yang ada pada laboratorium masih tersimpan di dalam benak para asistennya (tacit knowledge) yang didapat berdasarkan pengalaman para asisten selama masa jabatannya pada laboratorium. Proses-proses yang masih dalam benak asisten laboratorium tersebut akan didokumentasikan sesuai dengan urutan pada model SECI, yaitu pertama men para asisten mengenai proses (socialization). Setelah diperoleh knowledge mengenai proses yang ada pada laboratorium terutama proses registrasi praktikum, maka akan didokumentasikan dalam proses bisnis (externalization). Tahap berikutnya adalah mencari best practice dari proses yang sama untuk semua proses dengan kriteria efisiensi (combination). Tahap terakhir adalah hasil best practice yang didapat akan kembali disosialisasikan kepada para asisten laboratorium sehingga para asisten laboratorium tersebut mendapat suatu knowledge baru berupa proses yang (internalization). B-221

4 Sistematika Pemecahan Masalah : TAHAP INISIALISASI DAN INFORMASI TAHAP PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA TAHAP ANALISIS DAN REKOMENDASI TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN Externalization Studi Pendahuluan Studi Literatur Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Socialization 1. Wawancara alur proses registrasi praktikum 2. Wawancara identifikasi tacit knowledge dan explicit knowledge tiap proses registrasi praktikum 1. Pembuatan proses bisnis registrasi praktikum tiap laboratorium FRI Valid? Studi Lapangan Ya Combination 1. Pengelompokan proses bisnis tiap laboratorium sesuai dengan jenis proses 2. Penentuan kriteria best practice 3. Pembuatan kuesioner AHP pemilihan best practice (responden:koordinator asisten laboratorium) 4. Pemilihan best practice proses dengan menggunakan factor rating method Internalization 1. Sosialisasi best practice kepada asisten laboratorium dengan melakukan FGD 2. Mencatat rangkuman hasil FGD dan kendala laboratorium dalam mengaplikasikan best practice 3. Penyeragaman proses registrasi praktikum Analisis Data dan Rekomendasi Kesimpulan dan saran Tahap inisialisasi dan informasi : Pada tahap ini terdapat dua jenis studi pendahuluan, yaitu studi literatur dan studi lapangan. Setelah itu, dirumuskan masalah dan tujuan penelitian. Tahap pengumpulan dan pengolahan data : Tahap pengumpulan dan pengolahan data menggunakan metode SECI yang terdiri dari 4 tahap. 1. Tahap Socialization. Pada fase ini terjadi aktivitas tacit-to-tacit. Knowledge berupa kegiatan proses registrasi praktikum beserta alur proses yang masih berupa tacit knowledge akan ditransfer ke pewawancara guna menunjang langkah penelitian selanjutnya yaitu fase eksternalisasi. Tahap socialization ini dikatakan selesai jika data alur proses bisnis dan identifikasi tacit knowledge dan explicit knowledge proses registrasi praktikum untuk semua laboratorium FRI telah lengkap. Data yang dikumpulkan adalah proses bisnis registrasi praktikum seluruh laboratorium dan knowledge yang dibutuhkan untuk proses bisnis ini. 2. Tahap Externalization. Pada fase ini terjadi aktivitas tacit-to-explicit. Knowledge pewawancara mengenai proses registrasi praktikum laboratorium FRI yang didapat di tahap sebelumnya akan didokumentasikan menjadi proses bisnis registrasi praktikum laboratorium FRI. Hasil proses bisnis yang dibuat dikonfirmasikan kepada asisten laboratorium yang bersangkutan untuk memeriksa Tidak kesesuaian proses bisnis yang dibuat dengan proses registrasi praktikum aktual. Hasil dokumentasi proses registrasi praktikum ini akan digunakan pada fase selanjutnya untuk memilih best practice tiap jenis proses yang ada. Tahap ini dikatakan selesai jika semua proses pada pelaksanaan registrasi praktikum telah terdokumentasikan untuk seluruh laboratorium. 3. Tahap Combination. Pada fase ini terjadi aktivitas konversi knowledge explicit-to-explicit yaitu proses bisnis yang telah dibuat akan dikonversi ke dalam bentuk explicit lainnya sehingga akan muncul knowledge baru berupa best practice proses bisnis registrasi praktikum laboratorium FRI. Pemilihan best practice dengan menggunakan factor rating method dengan bobot tiap kriteria yang dipilih akan digunakan perhitungan AHP. Tahap ini dikatakan selesai jika telah terpilih best practice dari tiap proses registrasi praktikum laboratorium FRI. 4. Tahap Internalization. Pada fase ini terjadi aktivitas explicit-to-tacit. Pada fase internalization, explicit knowledge berupa SOP best practice tiap proses registrasi praktikum akan dikonversi menjadi tacit knowledge berupa knowledge asisten mengenai best practice terpilih. Untuk melakukan konversi knowledge pada tahap ini akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan peserta FGD adalah perwakilan asisten laboratorium. Tahap analisis dan rekomendasi Pada tahap analisis dan rekomendasi, dilakukan analisis tiap tahapan model SECI. Tahap ini menganalisis masalah atau kendala yang terjadi di tiap tahapan model SECI. Selain itu, pada tahap ini terdapat rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi kendalakendala yang terjadi khususnya kendala yang terjadi saat laboratorium mengaplikasikan best practice proses bisnis registrasi praktikum yang terpilih. Tahap kesimpulan dan saran Pada tahap ini akan dilakukan pengambilan kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang dilakukan. Pemberian saran dilakukan dengan melihat dan memperhatikan manfaat atau value added yang berguna bagi laboratorium FRI. 4. Pengumpulan Dan Pengolahan Data Pada penelitian ini, tahap pengumpulan data dilakukan secara bersamaan dengan tahap pengolahan data. Hal ini dikarenakan tiap tahapan dari metode SECI terdapat pengumpulan data dan data tersebut akan diolah langsung di saat yang bersamaan. Data-data mengenai knowledge proses registrasi praktikum di-capture dan diolah pada waktu yang bersamaan. B-222

5 1. Socialization. Socialization adalah suatu kegiatan meng-capture knowledge para asisten laboratorium mengenai proses registrasi praktikum yang masih berupa tacit knowledge dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan pada seluruh laboratorium. Wawancara dilakukan untuk mengetahui alur proses registrasi praktikum pada tiap laboratorium yang ada di FRI. Selain itu, wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi tacit knowledge tiap aktivitas pada suatu proses, explicit knowledge tiap aktivitas pada suatu proses, waktu tiap aktivitas pada suatu proses dan jumlah asisten yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas dari tiap-tiap proses registrasi praktikum. 2. Externalization. Tahap externalization merupakan tahap lanjutan dari sebelumnya yaitu tahap socialization. Pada tahap ini, hasil wawancara dari tahap socialization akan di-explicit-kan menjadi proses bisnis kegiatan registrasi praktikum laboratorium FRI. Selain itu, proses bisnis yang dibuat juga akan disertai dengan informasi mengenai ketersediaan tacit knowledge dan explicit knowledge dari suatu kegiatan yang menunjang berjalannya kegiatan tersebut. Proses bisnis yang didapat dari hasil wawancara pada tahap socialization meliputi proses bisnis registrasi praktikum seluruh laboratorium. Proses bisnis tersebut menggambarkan aktivitas-aktivitas pada suatu proses bisnis, pelaku dari aktivitas tersebut serta aliran proses dari awal aktivitas hingga berakhirnya aktivitas pada proses bisnis. 3. Combination. Tahap combination ini merupakan tahap lanjutan setelah tahap externalization. Pada tahap ini dilakukan pemilihan best practice dari tiap proses registrasi praktikum yang ada di laboratorium FRI dari proses bisnis yang telah dibuat pada tahap sebelumnya yaitu tahap externalization. Pada pemilihan best practice proses registrasi praktikum pada laboratorium FRI menggunakan metode factor rating. Kriteria-kriteria yang digunakan pada metode factor rating adalah sebagai berikut : 1. Jumlah aktivitas dalam suatu proses bisnis 2. Jumlah pelaku yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses bisnis 3. Ketersediaan explicit knowledge yang menunjang dalam melaksanakan suatu aktivitas pada proses bisnis 4. Ketersediaan tacit knowledge yang menunjang dalam melaksanakan suatu aktivitas pada proses bisnis Proses Registrasi Praktikum Laboratorium APK+E Divisi Praktikum Mulai Penentuan persyaratan dan tanggal registrasi Membuat pengumuman registrasi Persiapan registrasi Absensi registrasi + shift jaga asisten 8 Menerima dan memeriksa kelengkapan registrasi Lengkap? Selesai 3 Ya 10 Admin Pengumuman Registrasi Mencetak dan menempel pengumuman registrasi Persyaratan registrasi Rekap data praktikan 11 Mencetak data kelompok praktikan 12 Menempel data kelompok praktikan Data kelompok praktikan Praktikan Membaca pengumuman Mempersiapkan persyaratan registrasi Mengumpulkan persyaratan registrasi Tidak Input data kelompok Database praktikan Kriteria explicit knowledge dijabarkan ke dalam dua klasifikasi yaitu tingkat dokumentasi dan tingkat kemudahan akses data. 1. Tingkat dokumentasi. Pada tingkat dokumentasi akan diklasfikasikan menjadi 3 tingkat dokumentasi yaitu : tingkat dokumentasi sangat, tingkat dokumentasi, dan tingkat dokumentasi tidak. Proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam tingkat dokumentasi yang tidak jika pada suatu laboratorium tidak ada sama sekali dokumentasi dan tidak terdapat explicit knowledge (dokumen) yang menunjang dalam melakukan suatu aktivitas dalam proses bisnis. Melihat perubahan kurikulum pada Fakultas Rekayasa Industri yang berganti tiap 4 tahun sekali maka laboratorium yang memiliki dokumentasi proses registrasi praktikum lebih dari 5 tahun atau 5 periode dikatakan dokumentasi laboratorium tersebut sangat karena periode dokumentasi lebih dari 5 tahun atau 5 periode dapat membantu asisten baru yang akan melakukan proses registrasi praktikum saat B-223

6 pergantian kurikulum. Asisten tersebut dapat melaksanakannya dengan mudah karena terdapat referensi proses registrasi praktikum periode sebelum pergantian kurikulum tersebut. Proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam tingkat dokumentasi yang jika pada suatu laboratorium mendokumentasi explicit knowledge pada proses registrasi praktikum hingga kurang dari 5 periode masa jabatan asisten untuk laboratorium jurusan Teknik Industri dan dokumentasi kurang dari 2 periode masa jabatan untuk laboratorium jurusan Sistem Informasi dengan dasar bahwa laboratorium program studi Sistem Informasi baru terbentuk selama 3 tahun, serta ketersediaan lebih dari 50% explicit knowledge (dokumen) yang dibutuhkan dalam melakukan suatu aktivitas pada suatu proses bisnis. Proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam tingkat dokumentasi yang sangat jika pada suatu laboratorium mendokumentasi explicit knowledge pada proses registrasi praktikum hingga lebih dari 5 periode masa jabatan asisten untuk laboratorium jurusan Teknik Industri dan dokumentasi lebih dari 2 periode masa jabatan untuk laboratorium jurusan Sistem Informasi dengan dasar bahwa laboratorium program studi Sistem Informasi baru terbentuk selama 3 tahun, serta tersedia seluruh explicit knowledge (dokumen) yang dibutuhkan dalam melakukan suatu aktivitas dalam proses bisnis. Ketersediaan dokumen pada tiap proses bisnis tersebut didapat berdasarkan wawancara kepada asisten seluruh laboratorium FRI pada tahap sebelumnya, yaitu tahap socialization dan tahap externalization. Ketersediaan dokumen ini salah satu kriteria dari tingkat dokumentasi. Jika ketersediaan dokumen dari tiap laboratorium kurang dari 50% dari jumlah dokumen yang dibutuhkan suatu proses, maka laboratorium yang awalnya dikategorikan tingkat dokumentasi sangat akan turun satu grade menjadi tingkat dokumentasi dan seterusnya 2. Tingkat kemudahan akses data. Pada tingkat kemudahan akses data diklasifikasikan menjadi terdokumentasi dengan sangat dan terstruktur dengan sangat, terdokumentasi dengan sangat dan, terdokumentasi dengan sangat dan tidak, terdokumentasi dengan dan terstruktur dengan, terdokumentasi dengan dan tidak, dan tidak terdokumentasi serta tidak terstruktur. Proses dokumentasi laboratorium yang tergolong terdokumentasi dengan sangat sudah pasti waktu untuk mengakses suatu dokumen lebih cepat dibandingkan dengan proses dokumentasi laboratorium yang tergolong terdokumentasi dengan.proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam klasifikasi terdokumentasi dengan sangat dan tidak jika pada suatu laboratorium dokumen yang ada tersimpan tidak terpusat satu komputer dan dokumen disimpan tidak pada komputer laboratorium, sehingga sulit bagi asisten lain untuk mengaksesnya. Proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam klasifikasi terdokumentasi dengan sangat dan jika pada suatu laboratorium dokumen yang ada tersimpan tidak terpusat satu komputer atau terpusat pada satu komputer, dokumen disimpan pada komputer laboratorium, dan susunan folder penyimpanan tidak berdasarkan jobdesk dari masing-masing asisten, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama bagi asisten lain untuk mengaksesnya. Proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam klasifikasi terdokumentasi dengan sangat dan sangat jika pada suatu laboratorium dokumen yang ada tersimpan terpusat satu komputer, dokumen disimpan pada komputer laboratorium dan susunan folder penyimpanan berdasarkan jobdesk masingmasing asisten, sehingga dengan mudah bagi asisten lain untuk mengaksesnya. Proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam klasifikasi terdokumentasi dengan dan jika dokumentasi suatu laboratorium terpusat pada satu komputer laboratorium atau tidak terpusat pada satu komputer, namun dokumen disimpan masih berada pada komputer laboratorium. Proses bisnis suatu laboratorium digolongkan ke dalam klasifikasi terdokumentasi dengan dan tidak terstruktur dengan jika dokumentasi suatu laboratorium tidak terpusat pada satu komputer yang atau terpencar dan dokumen tidak disimpan pada komputer laboratorium sehingga sangat sulit bagi semua asisten laboratorium untuk dapat mengaksesnya dan mengetahui letak dari suatu dokumen. Melihat hasil identifikasi tacit knowledge, kriteria tacit knowledge dijabarkan ke dalam 3 klasifikasi yaitu : 1. yang digunakan untuk melakukan transfer tacit to tacit knowledge untuk kegiatan registrasi praktikum di seluruh laboratorium FRI yang dilakukan dengan sengaja. 2. yang digunakan untuk melakukan transfer tacit to tacit knowledge untuk kegiatan registrasi praktikum di seluruh laboratorium FRI dan hanya menjadi kebiasaan atau budaya. 3. Tidak terdapat mekanisme yang digunakan untuk melakukan transfer tacit to tacit knowledge untuk kegiatan registrasi praktikum di seluruh laboratorium FRI yang dilakukan dengan sengaja. B-224

7 Hasil pembobotan AHP tiap kriteria : Kriteria Wt Jumlah Aktivitas 0,177 Jumlah Pelaku 0,127 Explicit Knowledge 0,376 Tacit Knowledge 0,321 Perbandingan kriteria tiap laboratorium: Laboratorium Jumlah Aktivitas Jumlah Pelaku SIPO 13 3 SISPROD 13 3 SIMBI 14 3 TEKMI 13 3 GARTEK 13 3 APK+E 12 3 PTLF 10 4 ERP 12 5 SISJAR 6 3 PRODASE 7 3 Explicit Knowledge dan dan dan dan dan sangat dan terstruktur sangat dengan tetapi tidak terstruktur dengan dengan tetapi tidak terstruktur dengan sangat dan terstruktur sangat sangat dan terstruktur sangat Tacit Knowledge Nilai tiap kriteria Laboratorium Jumlah Aktivitas Jumlah Pelaku Explicit Knowledge Tacit Knowledge SIPO SISPROD SIMBI TEKMI GARTEK APK+E PTLF ERP SISJAR PRODASE Tabel perhitungan factor rating Internalization 1. Mengonversi explicit knowledge berbentuk best pratice proses bisnis registrasi praktikum laboratorium FRI menjadi tacit knowledge para pelaku proses bisnis registrasi praktikum tersebut. 2. Memberitahukan hasil best practice proses bisnis registrasi praktikum beserta alur prosesnya dan kebutuhan akan tacit knowledge dan explicit knowledge untuk melakukan proses bisnis tersebut kepada para asisten laboratorium. 3. Melihat kesediaan para pelaku proses bisnis yaitu asisten laboratorium dalam mengaplikasikan best practice yang terpilih tersebut. 4. Mendiskusikan kendala-kendala yang akan terjadi saat pelaku proses bisnis tersebut mengaplikasikan best practice yang disebabkan adanya perubahan alur proses dari yang biasa asisten lakukan (proses bisnis aktual) menjadi alur proses yang diusulkan dan adanya kekurangan (SDM, skill, dan knowledge) yang menyebabkan asisten laboratorium FRI tidak dapat mengaplikasikan proses bisnis best practice tersebut. Hasil FGD adalah sebagai berikut : Best Practice Registrasi Praktikum Hasil Best practice dari proses registrasi praktikum yang terpilih adalah proses registrasi praktikum laboratorium SISJAR Best practice proses bisnis registrasi praktikum yang diusulkan bisa diaplikasikan di seluruh laboratorium FRI dengan kendala-kendala yang harus di atasi Hasil SOP best practice proses registrasi praktikum: Pada tahap ini terjadi proses konversi knowledge dari bentuk explicit knowledge yang berupa best practice yang didapat pada tahap combination, menjadi bentuk tacit knowledge berupa pengetahuan asisten mengenai best practice proses registrasi praktikum tersebut. Pada tahap internalization ini dilakukan Focus Group Discussion (FGD) yang peserta dari FGD tersebut adalah para pelaku proses bisnis tersebut yaitu perwakilan seluruh asisten laboratorium untuk mendiskusikan hasil best practice kepada para asisten laboratorium FRI. Focus Group Discussion (FGD) dilakukan pada penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 5. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan konversi knoweldge pada proses registrasi praktikum laboratorium FRI dengan menggunakan metode SECI. Kesimpulan pada penelitian adalah sebagai berikut : 1. Konversi knowledge dari bentuk tacit knowledge yang masih berbentuk pengalaman proses registrasi praktikum ke dalam bentuk explicit knowledge dilakukan dengan cara membuat suatu proses bisnis registrasi praktikum laboratorium FRI. 2. Pemilihan best practice dilakukan melalui perhitungan factor rating method dengan kriteria meliputi jumlah aktivitas, jumlah pelaku, B-225

8 ketersediaan explicit knowledge, dan ketersediaan tacit knowledge. Perhitungan bobot tiap kriteria menggunakan perhitungan AHP. Berikut best practice terpilih tiap proses registrasi praktikum laboratorium FRI: Best practice proses registrasi praktikum adalah proses bisnis dari laboratorium SISJAR. 3. Standardisasi proses bisnis registrasi praktikum berupa SOP best practice tiap proses registrasi praktikum laboratorium FRI. Hasil standardisasi disosialisasikan dengan cara melakukan FGD dengan hasil sebagai berikut. Untuk SOP best practice registrasi praktikum yang diusulkan dapat diaplikasikan oleh 9 laboratorium FRI lainnya dengan kendalakendala yang harus diatasi. Daftar Pustaka [1] Aydinli, O.F, Brinkkemper, S, and Ravesteyn, P., 2009 Business Process Improvement in Organizational Design of e- Government Services. Electronic Journal of e-government Volume 7 Issue 2, (pp ), available online at [2] Cahyono, Ari., 2009, Knowledge management, Available at : ntent&view=article&id=13:km&catid=1:it&itemid =3 [diakses 6 desember 2010]. [3] Eyi (2008). Pengertian knowledge. Available at : [diakses 6 desember 2010]. [4] Harrington, H.James Business Process Improvement: The Breakthrough Strategy for Total Quality, Productivity, and Competitiveness. California: McGraw-Hill,Inc. [5] ISO website, [diakses 1 oktober 2011] [6] Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010, [7] Kumar S.A., dan N. Suresh, 2009, Operations Management, New Age International (P) Ltd., New Delhi. [8] Leonard, D. & Sylvis., 1998, The role of tacit knowledge in group innovation, California Management Review, vol 40 (3), [9] Nonaka, I., Takeuchi, H. 1995, The Knowledge- Creating Company, Oxford University Press, New York, U.S., [10] Saaty, L. T., 2001, Decision Making for Leaders, RWS Publications, Pittsburgh. [11] Wicakramasinghe, N. 2006, Knowledge creation: a meta-framework, Int. J. Innovation and Learning, Vol. 3, No. 5, B-226

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI Hal IIB - 360 KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI Ariandi Fajrin 1, Amelia Kurniawati 2, dan Murahartawaty 3 Fakultas Rekayasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI

PERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4092 PERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI DESIGNING

Lebih terperinci

Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2]

Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2] PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM [1] Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3]

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Wahyu Ardi Wibawa [1], Luciana Andrawina [2], Amelia

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 936 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI

PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI DESIGN OF BUSINESS PROCESS AND KEY PERFORMANCE INDICATOR FOR MARKETING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge adalah informasi yang telah disusun agar mudah dimengerti dan berguna untuk pemecahan masalah dan dapat digunakan untuk bahan mengambil keputusan (Liebowitz

Lebih terperinci

Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion

Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion Petunjuk Sitasi: Atma, S., Soesanto, R. P., Kurniawati, A., & Hediyanto, U. Y. (2017). Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI Atikah Sayyidatu Nisaa, Amelia Kurniawati, Devi Pratami Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Bisnis Pelatihan Proses pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Proses Bisnis Pelatihan 36 37 Gambar proses bisnis

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang bergerak di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Universitas Telkom memiliki tujuh Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE UNTUK MENYUSUN KABUPATEN BANDUNG DENGAN MEMENUHI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI DAN ISO 9001:2008 KLAUSUL 7.3 BERDASARKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT 1

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ

PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ Muhammad Mufti Kamil, Rizky Afrian Renadri, Amelia Kurniawati, Nia Ambarsari,, Program Studi Teknik Industri, Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE

PERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE PERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE Ngurah Wira Nugraha 1, Amelia Kurniawati 2, Umar Yunan 3

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (DI) yang sebelumnya bernama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) merupakan perintis industri pesawat terbang yang ada di Indonesia. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menerangkan langkah-langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga tahap presentasi Tugas Akhir. Berikut adalah alur

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN INTERESTED PARTIES BERDASARKAN ISO 9001:2015

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT 32 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT 3.1 Riwayat Laboratorium Sistem Informasi Laboratorium Sistem Informasi (Lab Sisfo) merupakan unit penunjang perkuliahan yang mempunyai tugas memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perguruan Tinggi (PT) adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah, dan yang memberikan

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini berkembang pesat setiap tahunnya. Menurut data Internet World Stats, Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Riau atau yang sering disebut dengan Sekretariat Bakorluh Provinsi Riau adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN SISWA TERHADAP SARANA PENUNJANG PADA SMK TELKOM BANDUNG

PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN SISWA TERHADAP SARANA PENUNJANG PADA SMK TELKOM BANDUNG ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4235 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN SISWA TERHADAP SARANA PENUNJANG PADA SMK TELKOM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Sriwijayanti, Putri Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA

PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA Tirsa Ninia Lina 1, Danny Manongga 2, Ade Iriani 2 1 Mahasiswa Magister Sistem Informasi, 2 Staff Dosen Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 1. Integritas dan wawasan kebangsaan 2. Pembekalan isu strategis 3.Organisasi Berkinerja Tinggi 4. Diagnostic Reading 5. Penjelasan Proyek Perubahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE

PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE DESIGN OF e-learning CONTENT ON BINDING LIBRARY MATERIALS ACTIVITY IN PDII-LIPI USING SECI AND

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada dasarnya, kualitas produk atau jasa berfokus pada sejauh mana produk atau jasa memenuhi, dan terus memenuhi harapan pelanggan (Tricker, Ray. 2010. Page 1). Namun,

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PENGAJARAN TAHAP PERSIAPAN BERSAMA MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG

EVALUASI PROSES PENGAJARAN TAHAP PERSIAPAN BERSAMA MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG Proceeding Seminar Nasional eknik Industri & Kongres BKSI VI 211 Hal IIB - 365 VALUASI PROSS PNGAJARAN AHAP PRSIAPAN BRSAMA MNGGUNAKAN KNOWLDG CONVRSION DI INSIU KNOLOGI LKOM BANDUNG Ryani Sabrina Purba,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, serta wawasan para ahli yang didasarkan pada intuisi yang memungkinkan sebuah lingkungan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING

RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING Jurnal PILAR Nusa Mandiri Vol. 14, No. 1 Maret 2018 75 RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING DENGAN MODEL SECI: STUDI KASUS PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C

ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C 1 Carina Yustitia Setiadi, 2 Amelia Kurniawati, 3 Rayinda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi spareparts. Perusahaan ini menghasilkan produk seperti dies, mould,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Fifin Sonata Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan Jl. Iskandar Muda No.45 Medan, Sumatera Utara

Fifin Sonata Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan Jl. Iskandar Muda No.45 Medan, Sumatera Utara JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Vol.6 No. 1, Juni 2017 : 29-40 ANALISIS SURVEI FAKTOR-FAKTOR KNOWLEDGE SHARING DENGAN TEKNIK FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DI STIKOM MEDAN SURVEI ANALYSIS OF FACTORS

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan aset utama yang dimiliki organisasi dan melekat pada setiap individunya. Pengetahuan adalah sumber yang sangat bernilai bagi organisasi karena

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS DENGAN METODEMODEL-BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT (MIPI)DI CV. INDOGRAPHIA PRIMA UTAMA

PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS DENGAN METODEMODEL-BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT (MIPI)DI CV. INDOGRAPHIA PRIMA UTAMA PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS DENGAN METODEMODEL-BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT (MIPI)DI CV. INDOGRAPHIA PRIMA UTAMA 1 Eka Syafitri, 2 Yusuf Priyandari, dan 2 Yuniaristanto 1) Mahasiswa, Jurusan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas Penilaian Kualitas Sistem Elearning Dengan Menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani, Daniel Oranova Siahaan, Sarwosri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Nurma Agus Sari (nurmaaguss@gmail.com) Bebas Widada (bbswdd@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) merupakan sebuah. knowledge dalam organisasi atau perusahaan, sehingga knowledge dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) merupakan sebuah. knowledge dalam organisasi atau perusahaan, sehingga knowledge dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, mendorong terciptanya kebutuhan penerapan teknologi baru di organisasi dan perusahaan. Teknologi informasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi dalam pasar tidaklah mudah. Diperlukan analisis pasar dan pengalaman baik berbentuk fisik maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

Driving Forces of Knowledge Management

Driving Forces of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara cermat dipilih, bahan ajar yang berkualitas, serta metodologi

BAB I PENDAHULUAN. yang secara cermat dipilih, bahan ajar yang berkualitas, serta metodologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan dengan sasaran yang secara cermat dipilih, bahan ajar yang berkualitas, serta metodologi pengajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu elemen dalam perusahan yang sangat penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya pada organisasi International Organization for Migration

Lebih terperinci

ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI

ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. 14, No. 2 September 2017 117 ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI Suminten Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Strategi Pengelolaan Informasi

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Strategi Pengelolaan Informasi Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Strategi Pengelolaan Informasi 1 PENGERTIAN Gordon B. Davis (Management Informations System : Conceptual Foundations, Structures, and Development) menyatakan Informasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business

BAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu 1) tahap awal (pengumpulan data dan penggalian informasi), 2) tahap pengembangan (proses identifikasi kebutuhan data layanan pada

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dalam era globalisasi terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan(knowledge) semakin

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, disadari ataupun tidak, persaingan dunia pendidikan ke depan akan semakin berat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin

Lebih terperinci

Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System

Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System I Gusti Ayu Desi Saryanti 1, Ni Luh Gede Pivin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu semakin banyak organisasi baik swasta maupun pemerintahan dan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu semakin banyak organisasi baik swasta maupun pemerintahan dan lembaga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Oleh karena itu semakin banyak organisasi baik swasta maupun pemerintahan dan lembaga lainnya

Lebih terperinci

Untuk mendukung visi-visi tersebut, himpunan menyelenggarakan kegiatankegiatan positif diselenggarakan baik yang berhubungan dengan civitas akademik

Untuk mendukung visi-visi tersebut, himpunan menyelenggarakan kegiatankegiatan positif diselenggarakan baik yang berhubungan dengan civitas akademik BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu universitas swasta yang terletak di Bandung adalah Universitas Telkom. Universitas tersebut mempunyai visi mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni berbasis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 IT Service Management IT Service Management adalah Manajemen pelaksanaan dan pengelolaan layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service Management dilakukan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Lebih terperinci

Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management

Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management Tri Joko Wibowo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Serang Raya, Taman, Drangong,

Lebih terperinci