Sensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untuk Mendeteksi Gangguan pada Masalah Konduksi Panas Satu Dimensi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untuk Mendeteksi Gangguan pada Masalah Konduksi Panas Satu Dimensi"

Transkripsi

1 Jurnal Matematia & Sains, Desember, Vol. 6 omor 3 Sensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untu Mendetesi Gangguan pada Masalah Kondusi Panas Satu Dimensi Erna Apriliani dan Wiwit Sofiyanti Budiono Departement Matematia, Institut Tenologi Sepuluh opember Surabaya april@matematia.its.ac.id Diterima Desember, disetuui untu dipubliasian 7 Januari Abstra Misalan diberian batang logam yang terisolasi, yang dipanasan dengan suhu onstan pada satu sisi, sedangan sisi yang lain diisolasi. Jia terdapat lubang ecil pada isolasi batang logam tersebut, maa hal ini aan mempengaruhi distribusi panas sepanang batang logam. Oleh arena itu sangat penting untu mengestimasi posisi lubang tersebut. Ensemble Kalman filter adalah metode estimasi variable eadaan dari sistem dinami stoasti berdasaran model matematia dari sistem tersebut dan beberapa data penguuran. Pada paper ini, Ensemble Kalman filter digunaan untu mengestimasi distribusi panas pada batang logam dan mendetesi posisi lubang berdasaran distribusi panas tersebut. MATLAB digunaan untu mensimulasian gangguan oleh aliran panas melalui lubang. Simulasi bervariasi bai dalam hal posisi maupun temperatur. Simulasi ini menunuan bahwa Ensemble Kalman Filter dapat digunaan untu mendetesi posisi gangguan, ia rasio antara besar temperatur gangguan dan temperatur batang logam sendiri lebih besar dari %. Kata unci: Ensemble Kalman Filter, Sensitifitas, Transformasi panas pada batang. Sensitivity Method of Ensemble Kalman Filter for Disturbance in One Dimensional Heat Conduction Problems Abstract Suppose, we have an isolated metal rod, which it is heated with a constant temperature in the one side and is isolated the other side. If there is a small hole on isolating, then the hole influences the heat distribution in rod. So, it is important to estimate the position of hole. Ensemble Kalman filter is a method to estimate the state variable of dynamic stochastic sistem based on mathematical model of these sistem and some measurement data. Here, we use the Ensemble Kalman filter to estimate the distribution of heat transfer on along the rod, and based on that distribution we estimate the position of hole. We used MATLAB to simulate disturbances by heat flow through hole, varied in positions and temperature. The simulation shows that we can use Ensemble Kalman Filter to detect the position of the disturbance, if the ratio between the magnitude of temperature disturbance and the temperature of metal rod is greater than %. Keywords: The ensemble Kalman Filter, Sensitivity, Heat transfer of rod.. Pendahuluan ia teradi lubang pada isolasi tersebut, maa aan teradi perpindahan panas dari udara e batang logam Terdapat beberapa alat-alat yang atau sebalinya yang tentu aan mempengaruhi menggunaan prinsip perpindahan panas (ondusi ualitas perpindahan panas. panas), seperti setria listri, oven listri dan lainlainnya. Biasanya, distribusi suhu diatur sesuai Pada penelitian sebelumnya, telah dilauan estimasi distribusi ondusi panas dimensi satu dengan yang diinginan. Kadang-adang pada alatalat tersebut terdapat gangguan, misalnya logam pada dengan menggunaan reduced ran square root filter (RRSRT filter), modifiasi RRSRT filter dan alat tersebut reta atau lubang. Gangguan tersebut RRSRIF (Apriliani, 999; a; b). Dengan aan mempengaruhi distribusi suhu pada alat tersebut menggunaan algoritma-algoritma tersebut, distribusi sehingga alat tida dapat beera optimal. Oleh suhu sepanang batang logam dapat diestimasi arena itu, sangat penting untu mengestimasi berdasaran pada penguuran suhu-suhu pada distribusi suhu dan mendetesi posisi gangguan tempat-tempat tertentu. Distribusi suhu pada tiap tersebut. satuan watu dapat diestimasi, sehingga dinamia Pada paper ini, diberian batang logam distribusi suhu sepanang batang logam dapat diamati berdimensi satu yang terisolasi sepanang batang. atau diperoleh. Batang logam tersebut dipanasi pada satu sisi Filter RRSRT, pertama ali diemuaan sedangan sisi yang lain diisolasi. Jia isolasi oleh Verlaan (998), merupaan pengembangan dari dilauan secara sempurna maa perpindahan panas filter Kalman. Filter Kalman merupaan metode aan berlangsung dengan bai atau sempurna, tetapi 33

2 Apriliani dan Budiono, Sensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untu Mendetesi Gangguan untu mengestimasi variable eadaan dari sistem dinami stoasti. Filter Kalman merupaan gabungan antara model sistem matematia dan data penguuran. Filter Kalman telah diterapan pada berbagai bidang seperti navigasi satelit, hidrodinamia, matematia financial, predisi cuaca dan lain-lainnya. Pada filter RRSRT, matris ovariansi ditulisan dalam bentu peralian aar uadratnya, emudian dilauan redusi ran matris untu mengurangi watu omputasinya dengan cara membuang olom-olom dengan variansi terecil (Verlaan, 998). Pada filter RRSRT, sistem diasumsian mempunyai derau dalam bentu matris. Pada tahun, penulis melauan modifiasi filter RRSRT untu sistem dengan noise (derau) berupa vetor (Apriliani, a). Selain itu penulis uga telah mengembangan filter RRSRIF (Reduced Ran Square Root Information Filter) (Apriliani, b, ) dengan menerapan redusi ran pada aar uadrat matris informasi dari SRIF (Square Root Information Filter). Filter Kalman, filter RRSRT, filter Modifiasi RRSRT dan filter RRSRIF hanya dapat diterapan pada sistem dinami stoasti linear sehingga untu estimasi variabel dari sistem dinami stoasti ta linear telah dilauan modifiasi filter Kalman yang lain yaitu Ensemble Kalman Filter (EnKF) yang diemuaan oleh Evensen, 3. Penelasan singat dapat ditemuan pada Daley (99) dan Kalnay (3). Penggunaan metode EnKF sudah banya digunaan dalam literatur peramalan cuaca (Evensen, 997, ). Metode EnKF, telah penulis apliasian untu mengestimasi onsentrasi planton (Purnama dan Apriliani, 8), polutan pada air tanah dan polusi udara (Apriliani d., 9; ). Pada maalah ini, metode EnKF digunaan untu mengestimasi distribusi suhu dari ondusi panas dimensi satu dan untu mendetesi posisi dari gangguan. Berdasaran hasil estimasi tersebut dapat dietahui seberapa ecil suhu ganguan yang dapat didetesi posisinya dengan metoda EnKF.. Ensemble Kalman Filter Misalan diberian sistem dinami ta linear x f( x, u) w, () dengan persamaan penguuran linear z Hx v, () dengan x + merupaan variabel eadaan pada watu +, f(x, u ) merupaan fungsi ta linear dari x x dan input u, z, merupaan data penguuran, merupaan matris, yang merupaan representasi hubungan antara data penguuran dan variabel eadaan, w ~ (,), v ~ (,R) masing-masing merupaan derau pada sistem yang berdistribusi ormal Gauss (sistem Gaussian white noise) dan derau pada penguuran yang berdistribusi ormal Gauss (measurement Gaussian white noise. Algoritma dari Ensemble Kalman filter untu mengestimasi variabel eadaan x adalah (Evensen, 3). a. Estimasi Awal Bangitan -ensembles dari estimasi awal x x, x,... x, x,, dengan ~ x P x, i,. b. Tahap Predisi xˆ f xˆ u w ;,,3...,, (3),,, dengan w, ~ (, ) merupaan ensembel dari derau sistem. Rata-rata estimasi tahap predisi adalah xˆ xˆ, Kovariansi Error estimasi tahap predisi T P ˆ ˆ, ˆ ˆ x x x, x ;,,3...,. c. Tahap Koresi Bangitan -ensemble data penguuran, z, zv, ;,,3,..., (4) Dengan w, ~ (, R ) merupaan ensemble dari derau penguuran Kalman gain didefinisian T T HP H R K P H Estimasi tahap oresi adalah x, xˆ, K z, Hxˆ, ˆ (5) Rata-rata estimasi tahap oresi adalah xˆ ˆ x, dengan ovariansi error P I K H P d. Substitusian Persamaan (3) e dalam tahap predisi Persamaan () e. Ulangi langah atau tahap (b) - (d) untu memperoleh estimasi tahap oresi pada watu e. Model ondusi panas Misalan sebatang logam berdimensi satu diisolasi sepanang batang. Diasumsian tida ada aliran panas yang masu dari udara e batang logam atau sebalinya. Misalan panang logam tersebut adalah L, satu sisi batang dialiri panas dengan suhu o C, sedangan sisi yang lain diisolasi.

3 35 Jurnal Matematia & Sains, Desember, Vol. 6 omor 3 (,t)= x= X= ( Lt, ) t Gambar. Batang logam Dimensi Satu yang berlubang. Model matematia dari distribusi panas adalah c, x L, t t x (6) (, t) ; ( L, t) x dengan adalah suhu, c merupaan oefisien ondusi panas, t adalah watu dan x adalah posisi sepanang batang logam. Misalan terdapat sebuah lubang pada isolasi yang melingupi batang logam tersebut, dan lubang tersebut mempengaruhi aliran panas pada batang logam tersebut. Ingin dietahui dimana posisi dari lubang tersebut yang menimbulan gangguan pada aliran panas.. Detesi posisi gangguan Beriut adalah langah-langah yang dilauan untu menerapan Ensemble Kalman filter dalam mendetesi posisi dan besar gangguan a. Lauan disritisasi sistem pada Persamaan (6) terhadap watu t dan posisi x sehingga Persamaan (6) dapat ditulis menadi sistem ruang eadaan b. Definisian persamaan penguuran berdasaan posisi alat uur suhu diletaan c. Lauan estimasi distribusi panas dengan menggunaan Kalman filter atau Ensemble Kalman filter d. Lauan analisa grafi distribusi panas; Leta dari gangguan atau lubang adalah diseitar punca dari grafi distribusi panas. e. Tambahan alat penguur suhu pada batang logam diseitar posisi teradinya punca. f. Lauan analisa grafi distribusi panas lagi, posisi lubang adalah terleta diseitar punca dari grafi distribusi panas. Pada maalah ini, diberian gangguan (berupa aliran panas) dalam posisi dan besaran yang berbeda untu mengidentifiasi sensitifitas Ensemble Kalman filter dalam mendetesi gangguan. Pada langah awal, dilauan pendisritan Persamaan (6), dengan menggunaan beda hingga. Pendisritan beda pusat diterapan pada posisi dan beda mau diterapan pada watu. x x t t Sehingga Persamaan (6) dapat ditulis menadi ct ( x) ct ( x) ct ( x) Sistem ruang eadaan yang diperoleh dari pendisritan dan memuat derau sistem adalah p p p 5 p p p p p p p. p p p. w p p p t dengan p c, adalah suhu, w ~ (, ) ( x) adalah derau sistem. Jia ditulis x = [... ], maa sistem ruang eadaan dari Persamaan (7) dapat ditulis seperti Persamaan (). (7) Pada percobaan ini penguuran dilauan pada lima posisi sepanang batang logam untu menguur suhu. Berdasaran data penguuran suhu tersebut aan diestimasi distribusi suhu sepanang batang logam. Pada penelitian ini, panang batang logam dibagi menadi grids (=). Kemudian

4 Apriliani dan Budiono, Sensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untu Mendetesi Gangguan didefinisian persamaan penguuran yang mengaitan antara data penguuran dan variabel eadaan yang aan diestimasi, yaitu (8) z x v dengan, v ~ (, R) merupaan derau penguuran. Berdasaran pada lima data penguuran, z tersebut, aan diestimasi distriubusi suhu untu posisi sepanang batang logam. 3. Hasil Simulasi Misalan isolasi batang logam berlubang sehingga ada aliran panas dari udara yang masu e batang logam. Aliran panas yang masu masingmasing dengan suhu,5 o C, o C, o C, 3 o C, dan 5 o C. Temperature(Celcius) The Real Temperature Distribution Gambar. Distribusi Panas dengan gangguan d = 3 o C, t = 5. Pada simulasi pertama, lubang terleta pada posisi x =, selanutnya disingat menadi posisi, dengan suhu panas yang masu d = 3 o C. Distribusi panas pada sistem sebenarnya dinyataan Gambar. Distribusi suhu panas sebenarnya diperoleh dari simulasi Persamaan (7), dengan derau w ~ (, ) yang dibangitan dari program Matlab. Dalam semua simulasi ini dilauan sampai watu e 5 satuan watu. Dari Gambar, tampa bahwa suhu menurun etia posisi bertambah, tetapi pada posisi e suhu nai dan emudian turun lagi sampai ahir batang logam. Suhu nai pada posisi, arena ada lubang yang menyebaban panas masu pada posisi. Pada simulasi pertama tersebut, diletaan alat penguuran pada posisi x =, 4, 6, 9 dan 3. Gambar 3 memperlihatan hasil estimasi distribusi panas dilauan dengan menggunaan EnKF. Gambar 3 memperlihatan bahwa main eanan suhu menurun, tetapi ada peningatan suhu antara posisi dan posisi 4 dan turun lagi sampai ahir batang logam. Tampa bahwa grafi suhu membentu punca atau sudut pada posisi 3, sehingga grafi tida smooth pada posisi 3. Maa dapat disimpulan bahwa aliran panas teradi diseitar posisi Gambar 3. Hasil Estimasi dengan EnKF untu d = 3 o C, t = 5, 5 alat uur. Untu mengonfirmasi dugaan di atas, ditambahan tiga alat uur diseitar posisi 3 yaitu pada posisi, dan untu mengetahui secara lebih tepat posisi gangguan. Hasil estimasi disaian Gambar 4. Punca grafi teradi pada posisi. Jadi dapat disimpulan bahwa lubang (gangguan) terleta diseitar posisi Gambar 4. Estimasi distribusi panas untu d = 3 o C, t = 5; 8 alat uur. Dari Gambar -4 dapat disimpulan bahwa algoritma EnKF dapat digunaan untu mendetesi posisi lubang atau gangguan yang mempengaruhi distribusi panas pada batang logam. Dengan melauan penambahan alat uur diseitar posisi punca, maa aan diperoleh posisi lubang yang lebih aurat. Selanutnya dilauan simulasi dengan besar gangguan yang berbeda misalnya d =,5 o C, o C, o C, 5 o C, emudian dianalisa seberapa ecil suhu gangguan yang dapat didetesi oleh algoritma EnKF. Hasil estimasi dengan besar gangguan berbeda diperlihatan pada Gambar 5.

5 37 Jurnal Matematia & Sains, Desember, Vol. 6 omor d=.5 o C d= o C d= o C d=5 o C d=3 o C Gambar 5. Estimasi distribusi panas dengan berbagai besaran gangguan. Dari Gambar 5, tampa bahwa gangguan dengan suhu d = o C menghasilan punca yang ecil pada posisi 3. Semain besar suhu yang masu (gangguan), semain tinggi punca yang muncul pada posisi 3. Jadi, dapat disimpulan bahwa algoritma EnKF dapat mendetesi gangguan dengan suhu d o C. Selanutnya, dilauan simulasi untu posisi lubang atau gangguan yang berbeda, yaitu x = 3, 6,, 3, dan 6 dan dianalisa seberapa ecil suhu gangguan yang dapat didetesi oleh EnKF. Dalam simulasi ini, alat penguur ditempatan pada posisi x =, 4, 6, 9, dan 3. Untu asus pertama, isolasi mempunyai lubang pada posisi e 3, dengan besar gangguan d = 3 o C. Hasil estimasi distribusi suhu dinyataan Gambar 6a. Tampa, terdapat punca yang ecil diseitar posisi e, maa dapat diataan isolasi berlubang pada diseitar posisi x =. Untu gangguan dengan posisi ini, EnKF dapat mendetesi gangguan dengan besar suhu d 5 o C. Sedangan untu besar gangguan d > 3 o C, EnKF tida dapat mendetesi, arena grafi distribusi suhu menurun secara smooth tanpa adanya punca Gambar 6a. Posisi lubang x =3; gangguan d = 5. Gambar 6b. Posisi lubang x = 6; gangguan d = Gambar 6c. Posisi lubang x = ; gangguan d = Gambar 6d. Posisi lubang x = 3; gangguan d = Gambar 6e. Posisi lubang x = 6; dangguan d =.

6 Apriliani dan Budiono, Sensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untu Mendetesi Gangguan Gambar 6f. Posisi lubang x = 6; gangguan d = 3. Gambar 6e-f menunuan estimasi distribusi suhu dengan berbagai posisi lubang. Untu asus posisi lubang pada x = 6, EnKF dapat mendetesi gangguan dengan besar suhu d o C (Gambar 6b). Terdapat punca pada grafi distribusi suhu diseitar posisi e 6. Untu posisi lubang pada x =, EnKF dapat mendetesi gangguan dengan besar suhu d o C (Gambar 6c). Terdapat punca diseitar posisi e 3. Posisi punca pada grafi estimasi distribusi suhu bisa berbeda dengan posisi lubang arena posisi alat uur tida sama dengan posisi lubang. Untu asus lubang terleta pada posisi x = 3, EnKF dapat mendetesi gangguan dengan besar suhu d o C (Gambar 6d). Teradi punca diseitar posisi 3. Pada asus ini, posisi lubang dan alat uur adalah sama, yaitu posisi 3. Untu posisi lubang pada x = 6, EnKF dapat mendetesi gangguan dengan besar suhu d o C (Gambar 6 e-f). Terdapat punca pada posisi 3, tetapi lubang terleta pada posisi 6. Pada asus ini, posisi lubang terleta setelah posisi semua alat uur, sehingga EnKF mendetesi teradi perubahan suhu pada posisi 3 (posisi alat uur yang terdeat dengan lubang) dan tida dapat mendetesi gangguan setelah posisi tersebut. Simulasi besarnya suhu diseitar lubang uga dianalisa untu besar suhu yang berbeda. Hasil analisa dinyataan Tabel. Tabel menyataan estimasi suhu diseitar lubang atau gangguan. Warna hitam tebal (bold) menyataan terdapat punca atau sudut pada grafi estimasi distribusi suhu. Untu asus lubang atau gangguan pada x = 3 dengan gangguan d =,, 3, 4, 5, Tabel menunuan suhu menurun pada posisi x =, 3, dan 4, sehingga menurut hasil estimasi tida ada lubang atau gangguan pada x = 3, mesipun enyataannya ada gangguan (aliran panas masu) pada posisi 3. Hal ini diperiraan teradi arena besar suhu gangguan d = 5 o C terlalu ecil dibandingan dengan suhu pada posisi x = 3 (seharusnya 78,6967). Perbandingan antara besar suhu gangguan dan suhu pada lubang adalah 5/78,6967,8354. Gangguan yang urang dari 8,3% EnKF tida dapat mendetesi posisi lubang. Tabel. Estimasi suhu di seitar gangguan atau lubang. Posisi Gangguan Besar suhu Gangguan sebelum lubang pada lubang setelah lubang 3 o C 75,56 63,357 5,7879 o C 79,476 66,689 55,747 3 o C 8,568 7,4 6,668 5 o C 89,753 78, ,473 3 o C 8,85 9,34 6,996 o C 4,97 6,39,975 3 o C 9,86,83 7,45 5 o C 8,776 34,656 7,689 6 o C 3,676,3746,935 o C 4,376 3,74,496 3 o C 6,3 4,49 3, o C 8,88 6,84 5,37 Posisi Besar suhu Posisi Posisi 3 Posisi 4 gangguan Gangguan 6 o C 5,98 5,6377 4,786 o C 8,3639 8,739 6,896 3 o C,444,4878 8,53 5 o C 5,99 7,6444,9837 Pada asus posisi lubang di x = 3 dengan besar suhu gangguan o C d 5 o C, Tabel menunuan bahwa suhu nai dari posisi x = e x = 3 dan emudian turun dari posisi x = 3 e x = 4. Artinya, grafi tida smooth (teradi punca atau sudut pada x = 3). Perbandingan antara besar suhu gangguan dan suhu pada lubang (x = 3) untu d = adalah d/ = /9,34,865. Pada asus gangguan.87%, EnKF dapat mendetesi posisi lubang. Tetapi untu posisi lubang x = 6, dengan gangguan o C d 5 o C. Tabel menyataan suhu seitar posisi gangguan (posisi sebelum lubang, x = 5, pada lubang, x = 6 dan setelah lubang, x = 7) menurun, tetapi suhu nai dari posisi x = e x = 3 dan turun pada posisi x = 3 e x = 4 (d o C). Grafi dari estimasi distribusi suhu mempunyai sudut atau punca pada posisi x = 3. Dari Gambar 6e, 6f dan Tabel, dapat disimpulan bahwa posisi lubang diseitar x = 3, tetapi enyataannya posisi lubang adalah x = 6. Suhu diseitar gangguan (x = 6) berdasaran hasil estimasi tida dipengaruhi gangguan, arena alat uur berada pada posisi 3. Pada asus ini gangguan dengan posisi setelah posisi alat uur tida dapat didetesi oleh EnKF. Dari penelasan di atas dapat disimpulan bahwa EnKF dapat mendetesi posisi lubang ia perbandingan besar suhu gangguan dan suhu pada diseitar lubang lebih dari % (untu asus d = 5, posisi x = 3, gangguan urang dari %, posisi lubang tida dapat didetesi) dan terdapat alat uur setelah posisi lubang.

7 39 Jurnal Matematia & Sains, Desember, Vol. 6 omor 3 4. Kesimpulan Berdasaran pada pembahasan di atas dan hasil simulasi maa dapat disimpulan : Ensemble Kalman filter (EnKF) dapat digunaan untu mendetesi posisi lubang atau gangguan pada batang logam. Keberadaan gangguan dapat didetesi berdasaran adanya punca atau sudut dari grafi hasil estimasi. Sensitivitas algoritma EnKF tergantung pada rasio antara besar suhu gangguan terhadap besar suhu batang logam pada posisi gangguan. EnKF dapat mendetesi gangguan dengan rasio lebih dari %. Jia posisi lubang terleta setelah posisi alat uur maa hasil detesi urang aurat. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini merupaan bagian dari penelitian Hibah Bersaing dengan udul Redusi Ran dan Ensemble Kalman Filter. Daftar Pustaa Apriliani, 999, Temperature Distribution of The Rod Estimation Modeling by RRSRT Filter, Asia - Pacific International Congress on Engineering Computational Modeling and Signal Processing, Proceeding ITB, Apriliani, a, The Estimation of the One Dimensional Temperature Distribution by the Modification of the RRSRT Filter, Prosiding Seminar Matematia asional, Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh opember, Apriliani, b, The Application of RRSRIF to Estimate the Heat Distribution, Prosiding Seminar MIPA, Faultas MIPA ITB, Apriliani,, The Reduced Ran SRIF, Journal Indonesian Mathematics Society (MIHMI), 7, Apriliani, E., B. A. Sanaya, and D. Adziyah, 9, The Groundwater Pollution Estimation by the Ensemble Kalman Filter, dipresentasian di International Conference on atural and Material Sciences, 3-4 Juli, Banarmasin. Apriliani, E., B. A. Sanaya, dan D. K. Arif,, The Square Root Ensemble Kalman Filter to Estimate the Concentration of Air Pollution, Proceeding International Conference on Mathematics and Applied Engineering, Kuala Lumpur, Malaysia. Daley, R., 99, Atmospheric Data Analysis, Cambridge University Press. Evensen, G., 997, Advanced Data Assimilation for Strongly onlinear Dynamics, Monthly Weather Review, 5, Evensen, G.,, Sequential Data Assimilation for onlinear Dynamics: The Ensemble Kalman Filter, In Ocean Forecasting: Conceptual basis and applications, edited by. Pinardi and J. D. Woods, Springer- Verlag Berlin Heidelberg. Evensen, G., 3, The Ensemble Kalman Filter: Theoretical formulation and practical implementation. Ocean Dynamics, 53, Kalnay, E., 3, Atmospheric modeling, data assimilation and predictability, Cambridge University Press. Purnama, K. D. dan E. Apriliani, 8, Estimasi Populasi Planton dengan Ensemble Kalman Filter, Jurnal Ilmu Dasar, 9,. Verlaan, M., 998, Efficient Kalman filtering for Hydrodynamic Models, PhD Thesis, Delft University of Technology.

ESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)

ESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR) SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA SAL ESIMASI RAJECORY MOBILE ROBO MENGGUNAKAN MEODE ENSEMBLE KALMAN FILER SQUARE ROO (ENKF-SR) eguh Herlambang Zainatul Mufarrioh Firman Yudianto Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAR KUADRAT PADA ENSEMBLE KALMAN FILTER (EnKF) ABSTRAK

PENERAPAN AKAR KUADRAT PADA ENSEMBLE KALMAN FILTER (EnKF) ABSTRAK PENERAPAN AKAR KUADRA PADA ENSEMBLE KALMAN FILER (EnKF) Jasmir 1, Erna Apriliani 2, Didi Khusnul Arif 3 Email: ijas_1745@yahoo.co.id ABSRAK Ensemble Kalman Filter (EnKF) merupaan salah satu metode untu

Lebih terperinci

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,

Lebih terperinci

Seminar Tesis AKAR KUADRAT ENSEMBLE KALMAN FILTER (AK-EnKF) UNTUK ESTIMASI POSISI PELURU KENDALI

Seminar Tesis AKAR KUADRAT ENSEMBLE KALMAN FILTER (AK-EnKF) UNTUK ESTIMASI POSISI PELURU KENDALI Seminar Tesis AKAR KUADRAT ENSEMBLE KALMAN FILTER () UNTUK ESTIMASI POSISI PELURU KENDALI OLEH : Teguh Herlambang (121 21 14) DOSEN PEMBIMBING: Subchan, PhD (1971513 19972 1 1 ) Dr. Erna Apriliani, M.Si

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.

Lebih terperinci

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,

Lebih terperinci

Estimasi Posisi Magnetic Levitation Ball Menggunakan Metode Akar Kuadrat Ensemble Kalman Filter (AK-EnKF)

Estimasi Posisi Magnetic Levitation Ball Menggunakan Metode Akar Kuadrat Ensemble Kalman Filter (AK-EnKF) R E.M. (Reayasa Energi Manufatur Jurnal! "" # $ $% & % " % '! " ( http://dx.doi.org/10.1070/r.e.m.vi1.768 Estimasi Posisi Magnetic Levitation Ball Menggunaan Metode Aar Kuadrat Ensemble Kalman Filter (

Lebih terperinci

SKEMA AKAR KUADRAT DALAM UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK MENDETEKSI KERAK PADA ALAT PENUKAR PANAS

SKEMA AKAR KUADRAT DALAM UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK MENDETEKSI KERAK PADA ALAT PENUKAR PANAS Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidian dan Penerapan MIPA, Faultas MIPA, Universitas Negeri Yogyaarta, 4 Mei 2 SKEMA AKAR KUADRA DALAM UNSCENED KALMAN FILER UNUK MENDEEKSI KERAK PADA ALA PENUKAR

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani

Lebih terperinci

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Jurnal ILMU DASAR, Vol.14, No,2, Juli 2013 : 85-90 85 Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Solution Estimation of Logistic Growth Model with Ensemble Kalman Filter

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

SIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE

SIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE SIMULASI FILR KALMAN UNUK SIMASI SUDU DNGAN MNGGUNAKAN SNSOR GYROSCOP Wahyudi *), Adhi Susanto **), Sasongo Pramono **), Wahyu Widada ***) Abstact he Kalman filter is a recursive solution to the process

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

Tesis ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL. Oleh:

Tesis ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL. Oleh: Tesis ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL Oleh: Habib Hasbullah NRP. 1209201707 Dosen Pembimbing: Dr. Erna Apriliani, M.Si Abstra

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

Transformasi Wavelet Diskret Untuk Data Time Series

Transformasi Wavelet Diskret Untuk Data Time Series SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 Transformasi Wavelet Disret Untu Data Time Series S - 11 11 Vemmie Nastiti Lestari, Subanar Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman. JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. II.1. Pendahuluan BAB II DASAR EORI II.1. Pendahuluan Pada bab ini pertama-tama aan dijelasan secara singat apa yang dimasud dengan target tracing dalam sistem Radar. Di dalam sebuah sistem Radar ada beberapa proses yang

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

Metode Asimilasi Data sebagai Estimasi Penyelesaian Masalah-masalah Lingkungan

Metode Asimilasi Data sebagai Estimasi Penyelesaian Masalah-masalah Lingkungan J. of Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 1, No. 1 (2004), 19 Metode Asimilasi Data sebagai Estimasi Penyelesaian Masalah-masalah Lingkungan Erna Apriliani Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK

KORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK Jurnal Pengaaran MIPA, Vol. 0 No. Desember 007 ISSN: -097 KORELASI ANARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANIAIF DALAM ANALISIS KANONIK Oleh : Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si. Jurusan Pendidian Matematia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,

Lebih terperinci

Pencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan

Pencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan Abstra Pencitraan omografi Eletri dengan Eletroda Planar di Permuaan D. Kurniadi, D.A Zein & A. Samsi KK Instrumentasi & Kontrol, Institut enologi Bandung Jl. Ganesa no. 10 Bandung Received date : 22 November2010

Lebih terperinci

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

Pengantar Penerjemah. Daftar Istilah

Pengantar Penerjemah. Daftar Istilah Pengantar Penerjemah Saya awali tulisan ini dengan Nama Alloh Sang Maha Pengasih Sang Maha Penyayang. Segala Puji bagi-nya yang telah mengajaran ilmu epada siapa saja yang diehendai-nya. Sungguh, saya

Lebih terperinci

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,

Lebih terperinci

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson 1 Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunaan Metode Beda Hingga dan Cran-Nicholson Durmin, Drs. Luman Hanafi, M.Sc Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

Perbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan

Perbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan Perbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan Sri Arttini Dwi Prasetyowati 1), Adhi Susanto ), homas Sriwidodo ), Jazi Eo Istiyanto 3)

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Penerapan Metode Ensemble Kalman Filter untuk Estimasi Kecepatan dan Ketinggian Gelombang Non Linear pada Pantai

SEMINAR TUGAS AKHIR. Penerapan Metode Ensemble Kalman Filter untuk Estimasi Kecepatan dan Ketinggian Gelombang Non Linear pada Pantai SEMINAR TUGAS AKHIR Penerapan Metode Ensemble Kalman Filter untuk Estimasi Kecepatan dan Ketinggian Gelombang Non Linear pada Pantai Oleh: Fadila Rahmana 1208 100 044 Abstrak Gelombang laut telah menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks. Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

Implementasi Ensemble Kalman Filter (Enkf) Untuk Estimasi Ketinggian Air Dan Temperatur Uap Pada Steam Drum Boiler

Implementasi Ensemble Kalman Filter (Enkf) Untuk Estimasi Ketinggian Air Dan Temperatur Uap Pada Steam Drum Boiler Implementasi Ensemble Kalman Filter (Enkf) Untuk Estimasi Ketinggian Air Dan Temperatur Uap Pada Steam Drum Boiler Ahmad Nasrullah Jamaludin 1, Erna Apriliani 1, Hendra Cordova 2, Teguh Herlambang 3 1

Lebih terperinci

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Pengaruh Proses Stemming Pada Kinerja Analisa Sentimen Pada Review Buku

Pengaruh Proses Stemming Pada Kinerja Analisa Sentimen Pada Review Buku Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Januari 2018, Vol. 03, No. 01, hal 55-59 jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jhp17 E-ISSN : 2502-8308 P-ISSN : 2579-7980 Pengaruh Proses Stemming Pada Kinerja Analisa

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS CITRA MENGGUNAKAN HISTOGRAM LINEAR CONTRAST STRETCHING PADA CITRA SKALA KEABUAN

PERBAIKAN KUALITAS CITRA MENGGUNAKAN HISTOGRAM LINEAR CONTRAST STRETCHING PADA CITRA SKALA KEABUAN PERBAIKAN KUALITAS CITRA MENGGUNAKAN HISTOGRAM LINEAR CONTRAST STRETCHING PADA CITRA SKALA KEABUAN Murinto Program Studi Teni Informatia Universitas Ahmad Dahlan Kampus III UAD Jl. Prof. Soepomo Janturan

Lebih terperinci

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS AN ANALYSIS OF THE VARIATION PARAMETERS OF THE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Lebih terperinci

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel

Lebih terperinci

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam

Lebih terperinci

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MERAMALKAN BEBAN PEMAKAIAN AIR PADA PDAM KOTA BANDUNG Oleh : M.Rizi.H.S, Andri Heryandi,S.T, Bambang Siswoyo,Ir,M.Si Jl. Dipati Uur Bandung Teni Informatia Universitas

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009 Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV Solusi Numerik

BAB IV Solusi Numerik BAB IV Solusi Numeri 4. Algoritma Genetia Algoritma Genetia (AG) [2] merupaan teni pencarian stoasti yang berdasaran pada meanisme selesi alam dan prinsip penurunan genetia. Algoritma genetia ditemuan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK UNTUK MENDETEKSI GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA M. Fuad Latief *, R. Rizal Isnanto, Budi Setiyono Abstra - Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group

Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Joncheere Terpstra dan Modifiasinya Ridha Ferdhiana Statistics Peer Group Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, 23 email:

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)

Lebih terperinci

BAB III MENYELESAIKAN MASALAH REGRESI YANG TIDAK LINIER DENGAN ANALISIS REGRESI FOURIER

BAB III MENYELESAIKAN MASALAH REGRESI YANG TIDAK LINIER DENGAN ANALISIS REGRESI FOURIER BAB III MENYELESAIKAN MASALAH REGRESI YANG TIAK LINIER ENGAN ANALISIS REGRESI FOURIER 3.1 Pengantar Model ARIMA digunaan untu analisis data deret watu pada ategori data berala tunggal, atau sering diategorian

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS KELOMPOK DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST

KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS KELOMPOK DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS KELOMPOK DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST Timbul Pardede (timbul@mail.ut.ac.id) Jurusan Statisti FMIPA, Universitas Terbua ABSTRAK Metode Ward dan metode K-rataan

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Di aman searang sebuah adal yang tersusun rapi merupaan ebutuhan bagi setiap individu. Namun masalah penyusunan sebuah adal merupaan sebuah masalah umum yang teradi,

Lebih terperinci

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER Wiaria Gazali 1 ; Haryono Soeparno 2 1 Jurusan Matematia, Faultas Sains dan Tenologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( ) PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132

Lebih terperinci

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN POLA GEOMETRI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Muhamad Tonovan *, Achmad Hidayatno **, R. Rizal Isnanto ** Abstra - Pengenalan waah adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB III. dan menghamburkan

BAB III. dan menghamburkan BAB III MODEL GELOMBANG DAN MODEL ARUS III... Model Numeri Medan Gelombang Untu dapat menggambaran ondisi pola arus di daerah pantai ang diaibatan oleh gelombang maa ita harus dapat mengetahui ondisi medan

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB Wirda Ayu Utari Universitas Gunadarma utari.hiaru@gmail.com ABSTRAK Program pengenalan pola ini merupaan program yang dibuat

Lebih terperinci

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si BEBERAPA ODIFIKASI ETODE NEWTON RAPHSON UNTUK ENYELESAIKAN ASALAH AKAR GANDA Suriadi Putra,,Si Laboratorium Komutasi Numeri Jurusan atematia Faultas atematia & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kamus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Variabel Variabel ialah sesuatu yang nilainya berubah-ubah menurut watu atau berbeda menurut elemen/tempat. Umumnya nilai arateristi merupaan variabel dan diberi simbol huruf X.

Lebih terperinci

tidak mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilakukan dengan memberikan kompensator terdesentralisasi. Fixed mode terdesentralisasi pertama

tidak mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilakukan dengan memberikan kompensator terdesentralisasi. Fixed mode terdesentralisasi pertama BB IV PENGENDLIN TERDESENTRLISSI Untu menstabilan sistem yang tida stabil, dengan syarat sistem tersebut tida mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilauan dengan memberian ompensator terdesentralisasi.

Lebih terperinci

PEMPROSESAN ALARM DALAM PERLINDUNGAN SISTEM DAYA LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Azriyenni

PEMPROSESAN ALARM DALAM PERLINDUNGAN SISTEM DAYA LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Azriyenni PEMPROSESAN ALARM DALAM PERLINDUNGAN SISTEM DAYA LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK Azriyenni Dosen Tetap Teni Eletro Universitas Riau - Peanbaru Abstra Penelitian ini menyelidii mengenai pemprosesan alarm

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan :

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan : ara memperoleh data Zaman dahulu, dgn cara : 1. Melempar dadu 2. Mengoco artu Zaman modern (>1940), dgn cara membentu bilangan aca secara numeri/ aritmati(menggunaan omputer), disebut Pseudo Random Number

Lebih terperinci