A B C. 2 cm 2 cm 2 cm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A B C. 2 cm 2 cm 2 cm"

Transkripsi

1 BAB HASIL Tengkorak orangutan Kalimantan jantan dewasa erukuran relatif esar dengan permukaan tulang yang terlihat kasar. Tengkorak mempunyai panjang ±, cm, lear ± 9, cm dan tinggi ± 9 cm, serta oot, kg. Selain itu, struktur angun tengkorak terlihat sangat kompak dan keras, mengindikasikan sangat kuat dan kokoh. Pengamatan dari arah kranial memperlihatkan tengkorak erentuk persegi, sedangkan dari arah dorsal terlihat memanjang dari corpus alveolaris dan meninggi sampai di crista nuchae (kaudal os parietale). Tengkorak orangutan terdiri atas tengkorak agian atas dan awah. Tengkorak agian atas disusun oleh eerapa tulang, yaitu os frontale, os temporale, os parietale, os occipitale, os sphenoidale, os ethmoidale, os maxilla, os incisivum, os palatinum, os pterygoideum, os nasale, os vomer, os lacrimale, dan os zygomaticum, sedangkan tengkorak agian awah hanya dientuk oleh satu tulang, yaitu os mandiula. Pada tengkorak terdapat suatu garis tengah (midline) yang memotong tengkorak menjadi dua agian kiri dan kanan. Hal ini memperlihatkan ahwa tengkorak erentuk simetri ilateral yang disusun oleh tulang-tulang yang saling erpasangan. Akan tetapi, terdapat eerapa pasang tulang yang posisinya erdampingan saling menyatu sehingga terlihat seperti seuah tulang, contohnya adalah os frontale, os incisivum, os sphenoidale, os occipitale, os vomer, os palatinum, dan os mandiula. Diantara tulang-tulang penyusun tengkorak ini dihuungkan oleh sutura, tetapi pada preparat ini suturanya kurang jelas, ahkan sudah tidak terlihat sama sekali. Bereda dengan tengkorak orangutan koleksi Museum Zoologi LIPI Ciinong suturanya masih jelas terlihat (Gamar ). Tengkorak merupakan tulang yang sangat kompleks karena terdiri atas eerapa tulang yang menjadi satu kesatuan sehingga erentuk seperti satu tulang yang kompak. Berdasarkan daerahnya, tulang tengkorak diagi menjadi dua kelompok, yaitu pars neurocranii dan pars splanchnocranii. Batas antara dua kelompok tulang ini adalah garis transversal yang ditarik pada agian dorsal orita.

2 0 A B C cm cm cm Gamar Komparasi tengkorak orangutan Kalimantan. A. Tengkorak orangutan Kalimantan jantan muda dan B. Tengkorak orangutan Kalimantan etina muda yang masih tampak sutura (panah hitam), C Tengkorak orangutan Kalimantan jantan tua yang tidak tampak lagi suturanya (A dan B: tengkorak koleksi Museum Zoology LIPI Ciinong, C: koleksi Laoratorium Anatomi FKH IPB) (Bar A:, cm, Bar B dan C: cm).. Pars neurocranii Pars neurocranii adalah agian tengkorak yang turut mementuk ruang otak (cavum cranii) dan disusun oleh eerapa tulang, yaitu os occipitale, A B C os parietale, os temporale, os frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale. Bagian tengkorak ini erada di seelah dorsal tengkorak, yang terdiri atas calvaria (atap tengkorak), dinding lateral, dinding kaudal dan asis tengkorak (Gamar ). Bagian calvaria tengkorak ini dientuk oleh eerapa tulang, yaitu os frontale, os parietale, dan os temporale. Os frontale adalah tulang yang mementuk daerah kening (kranial calvaria). Tulang ini erentuk segitiga (piramida) dan memiliki posisi miring terhadap garis tegak lurus kepala. Di ventral tulang ini, yang eratasan dengan orita diseut daerah supraoritalis. Daerah ini memiliki permukaan yang leih kasar dan sedikit mengalami penonjolan untuk melingkari orita. Namun, pada daerah ini tidak terdapat torus supraoritalis dan foramen supraoritalis. Selanjutnya, pada masing-masing sisi lateral tulang ini terdapat suatu rigi, yaitu crista frontalis (Gamar ). Pada tengkorak kepala orangutan jantan dewasa crista frontalis terlihat sangat erkemang. Rigi ini relatif tinggi, permukaannya sangat kasar dan tidak rata, erjalan ke kaudal dan ersatu pada garis tengah tengkorak yang memisahkan antara sepasang os parietale. Pada daerah ini, rigi eruah nama menjadi crista sagittalis (parietalis) externa. Selanjutnya, rigi ini teragi dua dan

3 erjalan ke arah kaudolateral sisi tengkorak. Rigi erentuk konkaf dan memisahkan antara os parietale dengan os occipitale, yang diseut crista nuchae. Permukaan rigi ini pada agian kaudomedial calvaria terlihat teal, luas, dan kasar, sedangkan pada agian kaudolateral calvaria terlihat tipis, tajam, dan melengkung ke arah kranial. Rigi erjalan ke arah lateroventral sampai pada os temporale (Gamar ). a c f d e 0 g Gamar Tengkorak agian atas tampak dorsal. a. Os parietale,. Os temporale, c. Os frontale, d. Os nasale, e. Os maxilla, f. Os zygomaticum, g. Os incisivum,. Crista sagittalis externa,. Crista frontalis,. Crista nuchae,. Orita. Cavum nasi,. Processus temporale (os zygomaticum),. Processus zygomaticus (os temporale), 8. Corpus ossis incisivi, 9. Dentes incisivi, 0. Dentes canini (Bar: cm). Os parietale pada tengkorak orangutan merupakan sepasang tulang yang erentuk konveks yang seagian esar mementuk calvaria. Tulang ini terletak di kaudal os frontale dan di dorsal os temporale. Dilihat dari morfologi eksterna tulang ini, terlihat leih ulat jika diandingkan dengan os frontale dan terlihat

4 leih menonjol, licin, dan terang jika diandingkan dengan os temporale. Oleh karena itu, peredaan ini dapat dijadikan dasar untuk memedakan tulang-tulang ini karena sutura yang menghuungkannya sudah tidak terlihat jelas (Gamar ). Os temporale adalah tulang yang seagian esar mementuk dinding lateral tengkorak dan hanya menempati seagian kecil daerah calvaria. Tulang ini terdiri atas tiga agian, yaitu pars squamosa, pars tympanica, dan pars petrosa. Pars squamosa tulang ini memiliki permukaan yang kasar seperti sisik dan pada agian ventral mementuk fossa mandiularis. Di seelah kranial dari lekukan ini terdapat suatu penjuluran, yaitu processus zygomaticus dari os temporale. Penjuluran ini kemudian di kraniomedial tengkorak ertemu dengan penjuluran dari os zygomaticum, yaitu processus temporalis dari os zygomaticum. Pertemuan antara dua penjuluran ini mementuk suatu lengkungan yang diseut dengan arcus zygomaticus. Lengkungan ini pada tengkorak orangutan terlihat sangat kuat dan kokoh dengan permukaan agian dorsalnya terlihat leih kasar (Gamar ). Pars tympanica dari os temporale terdapat di agian kaudal dari fossa mandiularis. Daerah ini ditandai dengan suatu luang yang diseut dengan meatus acousticus externus. Luang ini merupakan muara dari luang telinga luar. Bagian kranial dan kaudal dari luang ini diatasi oleh dua penjuluran, yaitu processus retroarticularis pada agian kranial dan processus mastoideus pada agian kaudal. Pada agian kranial processus retroarticularis dan agian ventral processus zygomaticus terdapat suatu lekukan yang mengadakan persendian dengan caput mandiulae, yaitu fossa mandiularis. Persendian ini diseut dengan articulatio temporomandiulae (Gamar ). Pars petrosa dari os temporale adalah agian tulang yang erada di interna terkorak, yang erada di antara os occipitale dan os parietale. Seagian esar dari agian ini terdapat di cavum cranii (ruang otak). Pada sisi lateral tengkorak juga terlihat os sphenoidale. Tulang ini erada di ventral (asis) tengkorak yang mengalami penjuluran sampai ke lateral tengkorak. Penjuluran tulang ini ke arah lateral tengkorak ini diseut dengan os presphenoidale yang memiliki dua pasang sayap (ala), yaitu satu pasang ala oritalis dan satu pasang ala temporalis. Ala oritalis menjulur ke dorsolateral menuju lateral orita, sedangkan ala temporalis menjulur di ventral dari

5 os temporale. Pada ala oritalis terdapat suatu peninggian tulang yang erjalan kaudoventral diseut dengan crista infratemporale, dengan agian ventral yang menjorok diseut dengan fissura oritale inferior. Pada agian medial lekah ini, terdapat foramen rotundum. Pada ala temporalis terdapat penjuluran os sphenoidale pada sisi lateral os pterygoideum, sehingga penjuluran ini diseut dengan processus pterygoideus dari os sphenoidale (Gamar ). e a 0 c 8 9 f g h A B d i d Gamar Tengkorak agian atas tampak lateral. Insert gamar A dan B: Os sphenoidale pada lateral tengkorak a. Os parietale,. Os temporale (pars squamosa), c. Os frontale, d. Os sphenoidale, e. Os occipitale, f. Os zygomaticum, g. Os maxilla, h. Os incisivum, i. Os mandiula,. Crista sagittalis externa,. Crista frontalis,. Processus mastoideus,. Processus retroarticularis,. Fossa mandiularis,. Meatus acusticus externus,. Arcus zygomaticus, 8. Processus coronoideus, 9. Incisura mandiulae, 0. Processus condylaris,. Facies uccalis,. Ramus mandiulae,. Angulus mandiulae,. Corpus mandiulae,. Foramen mentale,. Dentes incisivi,. Dentes canini, 8. Dentes premolares, 9. Dentes molares, 0. Margo alveolaris,. Crista infratemporale dari ala sphenoidale,. Fissura oritale inferior,. Foramen rotundum,. Processus pterygoideus dari os sphenoidale,. Hamulus pterygoideus (Bar: cm).

6 Dinding kaudal tengkorak dientuk oleh os temporale dan os occipitale. Os temporale pada dinding kaudal tengkorak terdapat di sisi lateral os occipitale dan hanya menempati seagian kecil daerah kaudal tengkorak. Tulang ini memiliki permukaan yang tidak rata. Pada agian ventral, tulang ini mementuk suatu penjuluran, yaitu processus mastoideus. Penjuluran tulang ini erentuk agak ulat dan terlihat cukup erkemang pada tengkorak ini (Gamar 8). a Gamar 8 Tengkorak agian atas tampak kaudal. a. Os occipitale,. Os mandiula,. Condylus occipitalis,. Foramen magnum,. Protuerantia occipitalis externa,. Processus mastoideus,. Angulus mandiulae,. Processus pterygoideus os sphenoidale,. Foramen mandiulae, 8. Arcus zygomaticus, 9. Foramen mastoideus, 0. Meatus acousticus externus (Bar: cm). Os occipitale pada dinding kaudal tengkorak diseut dengan squama occipitalis. Tulang ini merupakan sepasang tulang yang dipisahkan oleh suatu garis medial tengkorak yang erjalan dari dorsal tulang ini sampai dorsal foramen magnum. Pada agian dorsal, tulang ini dipisahkan dari os parietale oleh crista nuchae. Di ventral rigi ini terdapat dua uah penonjolan tulang yang terlihat

7 sangat erkemang dan memiliki permukaan yang kasar, diseut dengan protuerantia occipitalis externa. Jarak antar dua uah penonjolan tulang ini adalah ± cm. Foramen magnum adalah suatu liang yang esar dan ulat, dengan diameter liang agian ventral terlihat leih luas diandingkan dengan diameter liang agian dorsalnya. Liang ini erada di ventral os occipitale dan merupakan tempat keluarnya jaringan saraf yang erasal dari otak, yaitu medula spinalis. Bagian kiri dan kanan liang ini diatasi condylus occipitalis (Gamar 8). Daerah asis tengkorak pada pars neurocranii dientuk oleh os occipitale dan os sphenoidale. Pada peratasan antara dua tulang ini terdapat suatu penonjolan tulang, yaitu tuerculum musculare. Pada daerah ini, os occipitale diseut dengan pars asillaris, sedangkan os sphenoidale diseut dengan os asis sphenoidale. Pada daerah lateral dari kedua tulang ini anyak terdapat luang dan penjuluran tulang, sehingga permukaan tulang pada daerah ini terlihat sangat kasar. Beerapa luang yang terdapat pada daerah ini, yaitu foramen jugulare, canalis n. hypoglossi, foramen mastoideum, foramen lacerum, foramen ovale, foramen spinosum dan canalis caroticus. Luang ini terdapat leih di medial dari posterior asis tengkorak. Foramen jugulare erada di sisi lateral dari pars asilaris os occipitale dengan entuk yang tidak eraturan. Di sisi medial dari luang ini terdapat canalis n. hypoglossi dan di sisi lateralnya, yaitu pada processus mastoidea terdapat foramen mastoideum yang mengarah ke laterokaudal asis tengkorak. Di antara foramen jugulare dan foramen mastoideum terdapat suatu penjuluran tulang yang erentuk duri dan terlihat kurang erkemang, yaitu processus styloideus. Penjuluran ini erada di anterior dari peratasan dua luang ini. Kemudian di agian kranial penjuluran ini terdapat dua uah luang, yaitu canalis caroticus pada agian kraniomedial dan foramen spinosum pada agian kraniolateral. Setelah itu, leih ke anterior lagi sampai ke lateral tuerculum musculare os sphenoidale juga terdapat dua pasang luang, yaitu foramen lacerum di agian medial dan foramen ovale di agian lateral (Gamar 9). Selain eerapa pasang luang, pada asis tengkorak ini juga terdapat tiga pasang penjuluran, yaitu processus jugularis, processus styloideus, processus mastoideus, dan processus retroarticularis. Processus jugularis pada orangutan

8 terlihat kurang erkemang. Processus styloideus posisinya leih di medial asis tengkorak yaitu di seelah kaudal canalis caroticus, sedangkan processus mastoideus dan processus retroarticularis leih ke lateral asis tengkorak. Processus mastoideus terdapat di agian kaudal meatus acousticus externus sedangkan processus retroarticularis terdapat di agian ke kranial meatus acousticus externus. Processus styloideus pada orangutan terlihat kurang erkemang jika diandingkan dengan processus mastoideus dan processus retroarticularis (Gamar 9). A a Gamar 9 Tengkorak agian atas tampak ventral dari sudut pandang posterior. Insert gamar A: eerapa foramen di asis tengkorak a. Os occipitale,. Os sphenoidale,. Foramen magnum,. Condylus occipitalis,. Pars asilaris os occipitale,. Proccessus styloideus,. Foramen jugulare,. Canalis caroticus,. Canalis n. hypoglossi, 8. Foramen lacerum, 9. Foramen ovale, 0. Foramen spinosum,. Foramen mastoideum,. Processus mastoideus,. Meatus acousticus externus,. Proccessus retroarticularis,. Fossa articulatio temporomandiulae,. Tuerculum musculare (Bar: cm).. Pars splanchnocranii Pars splanchnocranii adalah tulang-tulang yang mementuk daerah wajah dan mulut. Bagian tengkorak ini terlihat sangat erkemang, terutama pada daerah mulutnya yang terlihat sangat suur dan menonjol (prognatous). Bagian tengkorak ini disusun oleh eerapa tulang, yaitu os maxilla, os zygomaticum, os lacrimale, os nasale, os incisivum, os palatinum, os pterygoideum, os vomer dan os mandiula (Gamar 0).

9 a 8 d 0 f c e g 9 Gamar 0 Tengkorak agian atas tampak kranial. a. Os parietale,. Os frontale, c. Os nasale, d. Os maxilla, e. Os zygomaticum, f. Os incisivum, g. Os mandiulla,. Crista nuchae,. Crista sagittalis (perietalis) externa,. Crista frontalis,. Foramina zygomaticofaciale,. Foramen infraoritale,. Processus temporalis (os zygomaticum),. Processus zygomaticum (os frontalis), 8. frontalis (os zygomaticum), 9. Foramen mentale, 0. Cavum nasi,. Orita (ruang mata),. Sutura zygomaticomaxillaris,. Processus zygomaticus dari os maxilla (Bar: cm). Tulang wajah dientuk oleh os maxilla pada agian medial dan os zygomaticus pada agian lateral. Dua tulang ini dihuungkan oleh suatu sutura, yaitu sutura zygomaticomaxillaris. Os maxilla pada daerah wajah tidak memiliki tuer faciale dan crista facialis, sehingga pipi hewan ini terlihat leih datar. Pada daerah pipi, kira-kira cm di ventral orita terdapat suatu luang tempat pemersitan saraf dan pemuluh darah senama, yaitu foramen infraoritale. Luang ini terlihat erukuran cukup esar pada tengkorak ini. Selanjutnya, tulang ini melakukan penjuluran ke arah os zygomaticum, yaitu processus zygomaticum dari os maxilla. Disamping itu, os zygomaticus yang erada di lateral tulang ini, juga menjulur ke arah kaudal, penjuluran terseut adalah processus temporalis (os zygomaticum). Penjuluran ini pada sisi lateral tengkorak ertemu dengan

10 8 penjuluran dari os temporale, yaitu processus zygomaticus (os temporale) dan mementuk arcus zygomaticus (Gamar 0). Orita merupakan mangkok mata yang terletak di agian dorsal os maxilla. Pada orangutan, posisinya menghadap ke anterior dengan orita kiri dan kanan saling erdekatan. Orita ini diatasi oleh empat agian, yaitu atas orita dorsal, lateral, ventral, dan medial. Batas orita dorsal dientuk oleh os frontale, yang iasanya dikenal dengan daerah alis mata (supraoritalis). Os frontale pada atas orita dorsal terlihat cukup erkemang (menonjol) dan memiliki permukaan yang kasar. Batas orita lateral dientuk oleh os frontale pada agian laterodorsal orita dan processus frontale dari os zygomaticum pada agian lateroventral orita. Dua tulang ini pada agian lateromedial orita dihuungkan oleh sutura frontozygomatica. Permukaan tulang pada laterodorsal atas orita ini terlihat leih kasar diandingkan dengan permukaan yang di lateroventralnya. Kemudian, atas orita ventral dientuk oleh os maxilla pada agian ventromedial dan os zygomaticum pada agian ventrolateral. Di agian ventrolateral atas orita ventral terdapat dua sampai tiga uah luang dengan ukuran yang hampir sama, yaitu foramina zygomaticofaciale. Selanjutnya, atas orita medial dientuk oleh crista lacrimale dan processus frontalis dari os maxilla pada agian medioventralnya dan os frontale pada agian mediodorsal agian ini. Batas orita ini erada di antara orita kanan dan kiri, oleh karena itu daerah ini diseut juga dengan daerah interoritalis. Permukaan tulang pada daerah ini terlihat kasar. Di medial processus frontalis dari os maxilla terdapat processus dari os nasale, yang merupakan penjuluran os nasale ke arah os frontale (Gamar 0). Rongga lain yang terdapat pada daerah wajah adalah rongga hidung (cavum nasi). Cavum nasi adalah seuah rongga erentuk piriform yang terdapat pada agian ventromedial orita. Rongga ini erentuk piriform karena diameter agian ventral rongga terlihat leih luas dari pada agian dorsalnya. Rongga ini diatasi oleh tiga tulang, yaitu os nasale di agian dorsal, os maxilla di agian lateral, dan os incisivum di agian ventral. Os nasale pada hewan ini merupakan sepasang tulang yang posisinya dimulai dari regio interoritalis sampai daerah laterodorsal cavum nasi. Tulang ini memiliki idang tulang yang terlihat kecil,

11 9 tipis, runcing, dan erentuk segitiga. Tetapi, pada tengkorak ini sutura yang menghuungkan sepasang os nasale tidak terlihat jelas, sehingga hanya terlihat seagai satu keping tulang saja. Tulang ini pada orangutan tidak mengalami peninggian sehingga terlihat sejajar dengan os maxilla yang erada di lateralnya (Gamar 0). Pars splanhcnocranii ini selain terlihat dari daerah anterior wajah, juga terlihat pada asis tengkorak, yaitu daerah langit-langit (palatum). Beerapa tulang yang terlihat dari daerah ini adalah os incisivum, os maxilla, os palatinum, os pterygoideum, dan os vomer. Os incisivum pada asis tengkorak ini erada di anterior dari os maxilla. Kedua tulang ini dihuungkan oleh suatu sutura, yaitu sutura maxilloincisiva. Tulang ini pada daerah langit-langit diseut dengan facies palatina dari os incisivum. Permukaan tulang ini terlihat tidak rata karena pada tulang ini terdapat corpus ossis incisivi seagai tempat tertanamnya dentes incisivi rahang atas. Pada agian medial tulang ini terdapat suatu lekukan tulang yang erukuran kecil, yaitu fossa incisivus. Lekukan ini sejajar dengan dentes canini (Gamar ). Os maxilla pada asis tengkorak erada di anterior os palatinum. Tulang ini mementuk daerah langit-langit dan diseut juga dengan processus palatinus. Pada agian posterior tulang ini, erjalan suatu lekukan tulang erentuk parit yang tidak dalam, yang diseut dengan sulcus palatinus. Lekukan ini ke arah kaudal dilanjutkan menjadi foramen palatinus majus, yang sejajar dengan dentes molares ketiga (Gamar ).

12 0 A I 8 a BII 8 V 9 g g C C 0 d e d e F Gamar Tengkorak tampak ventral. A. Tengkorak tampak ventral dengan os mandiula, B. Tengkorak tampak ventral tanpa os mandiula, a. Os occipitale,. Os sphenoidale, c. Os vomer, d. Os palatinum, e. Os maxilla, f. Os mandiula, g. Os pterygoideum,. Foramen magnum,. Condylus occipitalis,. Pars asilaris (os occipitale),. Processus pterygoideus dari os sphenoidale,. Tuerculum musculare,. Processus mastoideus,. Meatus acousticus externus, 8. Processus retroarticularis, 9. Processus condylaris, 0. Angulus mandiulae,. Arcus zygomaticus,. Foramen palatinum majus,. Dentes incisivi,. Dentes canini,. Dentes premolares,. Dentes molares (Bar: cm). Daerah asis tengkorak pada agian posterior os palatinum ditandai dengan suatu celah yang menuju cavum nasi. Celah ini pada agian medialnya dipisahkan oleh suatu sekat yang mementuk daerah posteroinferior septum nasi, yaitu os vomer. Pada agian anterior celah ini terdapat suatu penjuluran tulang yang erentuk duri, yaitu spina nasalis caudalis. Celah ini pada agian lateral diatasi oleh os pterygoideum, yaitu seuah lempeng tulang yang tipis, panjang dan agian anteriornya menjulur ke arah ventral sehingga erentuk seuah duri (hamulus pterygoideus). Namun, duri ini kurang jelas terlihat pada tengkorak ini.

13 Selanjutnya, pada agian lateral dari os pterygoideum terdapat penjuluran dari os sphenoidale yang terlihat seperti seuah lempeng tulang yang lear, tipis dan seperti sayap, yaitu processus pterygoideus dari os sphenoidale. Penjuluran tulang ini terlihat sangat erkemang pada tengkorak ini (Gamar ). Os mandiula adalah tulang yang mementuk rahang awah dan merupakan tulang teresar yang menyusun tengkorak. Tulang ini terdiri atas sepasang adan (korpus) dan caang (rami) yang terlihat sangat kuat dan kompak (Gamar ). Badan dari tulang ini, jika dilihat dari arah kranial erentuk huruf V (V shape). Badan tulang ini terlihat sangat teal dan kompak dengan permukaan yang terlihat relatif leih halus diandingkan dengan permukaan tulang disekitarnya. Permukaannya pada agian kranial ini diseut juga dengan facies mentalis. Permukaan tulang ini merupakan agian yang langsung erhuungan dengan iir. Pada agian lateral facies ini terdapat foramen mentalis yang merupakan tempat permuaraan canalis mandiulae dari foramen mandiulae. Selain itu, pada agian dorsal dari adan tulang ini terdapat limus seagai tempat tertanamnya dentes incisivi rahang awah (Gamar ). Os mandiula mementuk dua percaangan ke arah lateral yang memanjang dari corpus mandiulae (anterior) sampai ke angulus mandiulae (posterior). Percaangan tulang ini diseut dengan ramus mandiulae. Caang tulang ini terdiri atas dua agian, yaitu pars molaris yang memanjang horizontal dan pars articularis yang memanjang vertikal. Pars molaris ditempati oleh dentes molares dan premolares sehingga permukaan tulang pada daerah ini terlihat sedikit kasar. Pars articularis adalah agian os mandiula yang mengadakan persendian dengan os temporale yang diseut dengan articulatio temporomandiulae. Tulang ini terdiri atas dua agian, yaitu processus coronoideus dan condylus mandiulae yang dipisahkan oleh incisura mandiulae. Processus coronoideus terlihat leih tipis dan runcing, sedangkan condylus mandiulae terlihat leih esar dan tumpul. Pada tampak dorsal, processus coronoideus hanya erentuk suatu garis saja tetapi processus condylaris terlihat terlihat elips karena memiliki suatu caput dengan posisi olique yang diseut dengan caput mandiulae (Gamar ).

14 A II B Gamar Sudut pandang lateral dan kranial os mandiula. A. Os mandiula tampak lateral, B. Os mandiula tampak kranial,. Dentes incisivi,. Dentes canini,. Dentes premolares,. Dentes molares,. Processus coronoideus,. Incisura mandiulae,. Collum mandiulae, 8. Processus condylaris, 9. Facies uccalis, 0. Ramus mandiulae,. Angulus mandiulae,. Corpus mandiulae,. Foramen mentale,. Margo interalveolaris,. Margo alveolaris,. Facies mentalis (Bar: cm). Susunan gigi orangutan erentuk huruf U (U shape) dengan jenis gigi pada tengkorak ini ada empat, yaitu dentes incisivi, canini, premolares, dan molares. Gigi orangutan erjumlah, dengan formula gigi (I /, C /, P /, M /). Gigi orangutan sangat aik perkemangannya dengan ukuran relatif esar terutama dentes canini. Ukuran gigi yang relatif esar menjadikan area mulut orangutan terlihat luas dan menonjol (prognatous). Gigi-gigi ini memersit pada tiga tulang, yaitu pada os maxilla, os incisivum dan os mandiula. Untuk gigi rahang atas memersit pada dua tulang, yaitu pada os incisivum memersit dentes incisivi dan pada os maxilla memersit dentes canini, dentes premolares dan dentes molares, sedangkan pada gigi rahang awah semuanya memersit pada os mandiula (Gamar ).

15 I A II B B A a c Gamar Susunan gigi rahang atas dan rahang awah. A. Susunan gigi pada rahang atas, B. Susunan gigi pada rahang awah, a. Os incisivum,. Os maxilla, c. Os mandiula,. Dentes incisivi,. Dentes canini,. Dentes premolares,. Dentes molares, 8. Facies lingualis (Bar: cm). Tempat pemersitan gigi pada tulang diseut juga dengan limus alveolaris. Limus ini memiliki kedalaman yang ervariasi tergantung dari jenis gigi yang tertanam di agian ini. Pada tengkorak ini, limus alveolaris dari dentes canini dindingnya tertanam leih dalam diandingkan dengan limus alveolaris dari gigi yang lain (Gamar ).

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI SKELETON AXIALIS SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Columna Vertebrae Ossa Cranii Ossa Fasciei OSSA CRANII (NEUROCRANII) Os. Occipitale Os. Sphenoidale

Lebih terperinci

menghubungkan os maxilla dengan os palatinum pada tengkorak koleksi Laboratorium FKH IPB tidak terlihat jelas, sedangkan pada tengkorak orangutan

menghubungkan os maxilla dengan os palatinum pada tengkorak koleksi Laboratorium FKH IPB tidak terlihat jelas, sedangkan pada tengkorak orangutan BAB 5 PEMBAHASAN Tengkorak orangutan berukuran relatif besar jika dibandingkan dengan tengkorak manusia. Tengkorak orangutan mempunyai panjang ± 24,5 cm, lebar ± 19,5 cm dan tinggi ± 19 cm, serta bobot

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Orangutan Ordo primata terdiri atas tiga subordo, yaitu prosimii, tarsiidea, dan anthropoidea. Orangutan termasuk ke dalam subordo anthropoidea dengan superfamili

Lebih terperinci

Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22

Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22 REGIO FACEI DAN COLLI dr. Ulfa Elfiah, Mkes. PSIK CRANIUM Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22 Cranium dapat dibagi menjadi: - neuro-cranium a. calvarium ( Atap tengkorak)

Lebih terperinci

ANATOMI TENGKORAK ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) TRI SUSANTI

ANATOMI TENGKORAK ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) TRI SUSANTI ANATOMI TENGKORAK ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) TRI SUSANTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT TRI SUSANTI. The Anatomy of the skull of Kalimantan Orangutan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI TATA TERTIB 1. Berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas lab. 2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum 3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET KEPALA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) CUT DESNA APTRIANA

ANATOMI SKELET KEPALA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) CUT DESNA APTRIANA ANATOMI SKELET KEPALA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) CUT DESNA APTRIANA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 LESTARIKAN SATWALIAR INDONESIA AGAR MEREKA DAPAT TETAP HIDUP

Lebih terperinci

ANATOMI TULANG TENGKORAK DR.ISKANDAR JAPARDI. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.

ANATOMI TULANG TENGKORAK DR.ISKANDAR JAPARDI. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H. ANATOMI TULANG TENGKORAK DR.ISKANDAR JAPARDI Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan PENDAHULUAN Otak merupakan jaringan yang konsistensinya

Lebih terperinci

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Ossa Cranii Ossa Fasciei V. Cervicalis V. Thoracalis Columna

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KEPALA BIAWAK AIR (Varanus salvator) WIWIT WIDIAWATI

STUDI KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KEPALA BIAWAK AIR (Varanus salvator) WIWIT WIDIAWATI STUDI KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KEPALA BIAWAK AIR (Varanus salvator) WIWIT WIDIAWATI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

BAB 6 PERKEMBANGAN CRANIUM DAN WAJAH

BAB 6 PERKEMBANGAN CRANIUM DAN WAJAH BAB 6 PERKEMBANGAN CRANIUM DAN WAJAH PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT: Bab ini menjelaskan tentang bagaimana proses terjadinya pembentukan cranium dan wajah. Penekanan pembahasan terutama pada perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan

Lebih terperinci

PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK (CSL) FOTO X RAY SKULL & LUMBOSACRAL

PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK (CSL) FOTO X RAY SKULL & LUMBOSACRAL PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK (CSL) FOTO X RAY SKULL & LUMBOSACRAL Disusun Oleh : Prof. Dr. dr. Muhammad Ilyas, Sp.Rad (K) dr. Rafikah Rauf, Sp.Rad., M.Kes DEPARTEMEN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7 BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH Sepertiga tengah wajah dibentuk oleh sepuluh tulang, dimana tulang ini saling berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7 2.1 Tulang-tulang yang

Lebih terperinci

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Mulai Rangka manusia Axial Skeleton Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Apendikular Skeleton Gelang bahu Ekstremitas atas Gelang panggul Ekstremitas bawah Selesai Tengkorak Mandible (Rahang

Lebih terperinci

epicranialis (galea aponeurotica), loose connective tissue (jaringan ikat

epicranialis (galea aponeurotica), loose connective tissue (jaringan ikat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Kepala 2.1.1 Anatomi Kulit Kepala Kulit kepala menutupi cranium dan meluas dari linea nuchalis superior pada os occipitale sampai margo supraorbitalis ossis frontalis.

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai Skelet tungkai MEP memiliki ukuran tulang yang kecil namun kompak dengan permukaan yang halus dan tidak banyak dijumpai rigi ataupun penjuluran.

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET KEPALA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis)

ANATOMI SKELET KEPALA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) ANATOMI SKELET KEPALA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) CUT DESNA APTRIANA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 Page 2 LESTARIKAN SATWALIAR INDONESIAAGAR MEREKA DAPAT TETAP

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

CAVUM ORIS 2.1 Batas-Batas Cavum Oris 2.2 Pembagian Cavum Oris

CAVUM ORIS 2.1 Batas-Batas Cavum Oris 2.2 Pembagian Cavum Oris CAVUM ORIS Cavum oris (rongga oral) adalah jalan asuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (buccal) terletak diantara gigi dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis 1 VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maloklusi secara umum dapat diartikan sebagai deviasi yang cukup besar dari hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik maupun secara

Lebih terperinci

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN V. DEFEKSI BOK ESTIS: METODE-US MOMEN Defleksi alok diperoleh dengan memanfaatkan sifat diagram luas momen lentur. Cara ini cocok untuk lendutan dan putaran sudut pada suatu titik sudut saja, karena kita

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal

BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal sel karsinoma dan skuamous sel karsinoma. Tumor ganas yang sering terjadi pada bagian bibir,

Lebih terperinci

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala,

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE)

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae

Lebih terperinci

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK 7. FLUID Materi Kuliah: - Fluida dan Fenomena - Massa Jenis - Tekanan - Prinsip Pascal - Prinsip rchimedes FLUID Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering diseut seagai zat alir. Fasa

Lebih terperinci

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus caroticus

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS)

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) Oleh: drh. Herlina Pratiwi Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae

Lebih terperinci

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii ANATOMI VETERINER I DOSEN PENGAMPU drh. Analis Wisnu Wardana, M.Biomed drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PENILAIAN: Keaktifan 10% Tugas 20% Kuis 20% UTS 25% UAS 25% MATERI PERKULIAHAN Pokok Bahasan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRAE I

OSTEOLOGI VERTEBRAE I OSTEOLOGI VERTEBRAE I Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae coccygealis costae sternum Columna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN A. JALAN LAHIR (PASSAGE) B. JANIN (PASSENGER) C. TENAGA atau KEKUATAN (POWER) D. PSIKIS WANITA (IBU)

Lebih terperinci

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI DINDING THORAX 1 THORAX Bgn tubuh yg terdapat diantara leher dan abdomen Rangka dinding thorax ( compages thoracis ), dibentuk oleh

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

Suatu fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar

Suatu fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar DEFINISI Suatu fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar tulang tengkorak yang tebal. Fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada duramater. Fraktur basis cranii

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Rahang Tumbuh-kembang adalah suatu proses keseimbangan dinamik antara bentuk dan fungsi. Prinsip dasar tumbuh-kembang antara lain berkesinambungan,

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Sefalometri Ditemukannya sinar X di tahun 1985 oleh Roentgen merupakan suatu revolusi di bidang kedokteran gigi yang merupakan awal mula dari ditemukannya radiografi

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Conducted by: Jusuf R.

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Conducted by: Jusuf R. Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 ANATOMI : adalah ilmu yang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah BAHAN AJAR Tata Rias Korektif Wajah 1. Pengertian tata rias korektif wajah. Tata rias koreksi wajah adalah menonjolkan bagian wajah yang indah dan menutupi bagian wajah yang kurang sempurna. 2. Tujuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 bertempat di Laboratorium Anatomi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dibentuk oleh processus palatines ossis maxilla dan lamina horizontalis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dibentuk oleh processus palatines ossis maxilla dan lamina horizontalis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Palatum Palatum merupakan bagian yang memisahkan rongga mulut, rongga hidung, dan sinus maksilaris. Terdiri dari : 2.1.1. Platum durum Dibentuk oleh processus palatines ossis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Skeletal Vertikal Wajah Basis kranii anterior (Sella-Nasion) sering digunakan sebagai garis acuan untuk menentukan kemiringan bidang mandibula (MP). Individu dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keberhasilan perawatan ortodonti sering kali dikaitkan dengan adanya perbaikan penampilan wajah termasuk morfologi vertikal skeletal. Morfologi vertikal skeletal wajah merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TULANG BELULANG

IDENTIFIKASI TULANG BELULANG LAPORAN KASUS IDENTIFIKASI TULANG BELULANG Abdul Gafar Parinduri Departemen Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email: sauqipancasilawati@gmail.com Abstrak: Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu

Lebih terperinci

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4. TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI ( )

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4. TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI ( ) LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI (1411412011) CLARISA KHAIRANI (1411411017) FIKRI AL HAFIZ (1411411020) FIRANDA

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK EKO CAHYONO. Kajian Anatomi Skelet Trenggiling Jawa (Manis javanica).

Lebih terperinci

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanalis Mandibularis Kanalis mandibularis adalah saluran yang memanjang dari foramen mandibularis yang terletak pada permukaan medial ramus. Kanalis ini dialiri oleh inferior

Lebih terperinci

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH KECIL 7. PULMO DAN PLEURA 8. OTOT-OTOT RESPIRASI DAN

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2 Anatomi Vertebra Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama lain oleh ligamen

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti man (orang) dan Metron yang berarti measure (ukuran), jadi antropometri adalah pengukuran manusia dan lebih

Lebih terperinci

ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS TRACTUS DIGESTIVUS CAVUM ORIS PHARYNX OESOPHAGUS VENTRICULUS/GASTER INTESTINUM TENUE INTESTINUM CRASSUM KELENJAR PENCERNAAN KELENJAR PADA DINDING TRACTUS

Lebih terperinci

ANATOMI WAJAH. Pendahuluan

ANATOMI WAJAH. Pendahuluan ANATOMI WAJAH Pendahuluan Anatomi dari wajah adalah penting untuk pemahaman perilaku, fungsi, dan penampilan dari wajah dan kepala. Fascia superficial wajah dan kulit kepala memiliki komponen profunda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap

TINJAUAN PUSTAKA. didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap TINJAUAN PUSTAKA Telur Itik Telur merupakan produk peternakan yang memerikan sumangan esar agi tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Dari seutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Pada bagian anterior saluran pernafasan terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal Fungsi utama pernafasan adalah untuk memperoleh O 2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO 2. 19 Normalnya, Hidung merupakan jalan utama

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

RUMUSAN PRAKTER PROSES PERSALINAN NORMAL. turunnya kepala janin, agar seorang bidan dapat mendeteksi secara dini kelainan atau

RUMUSAN PRAKTER PROSES PERSALINAN NORMAL. turunnya kepala janin, agar seorang bidan dapat mendeteksi secara dini kelainan atau RUMUSAN PRAKTER PROSES PERSALINAN NORMAL Dalam proses persalinan seorang bidan haru menguasai anatoni dan ukuranukuran panggul, anatomi dan ukuran tengkorak kepala bayi serta mekanisme turunnya kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteologi, Miologi, dan Arthrologi Leher Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thorax dan caput. Leher termasuk ke dalam columna vertebrales. Batas

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan

Lebih terperinci

ANATOMI WAJAH EMBRIOLOGI

ANATOMI WAJAH EMBRIOLOGI ANATOMI WAJAH Wajah adalah bagian anterior dari kepala, dengan batas kedua telinga di lateral, dagu di inferior dan garis batas tumbuhnya rambut di superior. Wajah terbentuk dari tulang belakang dan jaringan

Lebih terperinci

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

Gambar 1. Anatomi Palatum 12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Palatum 2.1.1 Anatomi Palatum Palatum adalah sebuah dinding atau pembatas yang membatasi antara rongga mulut dengan rongga hidung sehingga membentuk atap bagi rongga mulut. Palatum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka akan diuraikan mengenai suku Batak, foramen mentalis, radiografi panoramik, kerangka teori dan kerangka konsep. 2.1 Suku Batak Penduduk Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengetahuan Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungannya.wujudnya dapat berupa pengetahuan, sikap, dan tindakan.perilaku

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi

Lebih terperinci

E-LEARNING MATEMATIKA

E-LEARNING MATEMATIKA MODUL E-LEARNING E-LEARNING MATEMATIKA Oleh : NURYADIN EKO RAHARJO, M.PD. NIP. 9705 00 00 Penulisan Modul e Learning ini diiayai oleh dana DIPA BLU UNY TA 00 Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perbedaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Embriologi Wajah Embriologi wajah diawali dengan perkembangan kepala dan leher. Lengkung branchialis atau lengkung faring merupakan gambaran yang paling khas dari perkembangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percoaan Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah kaca yang terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Tanaman gerera yang digunakan merupakan iit yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS. Plaza Senayan, Jakarta

BAB III STUDI KASUS. Plaza Senayan, Jakarta BAB III STUDI KASUS III.1. Plaza Senayan, Jakarta III.1.1. Deskripsi kasus Pengaturan signage dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Plaza Senayan (PS), yaitu agian design and conctruction management,

Lebih terperinci

Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bambu ke Pipa PVC di Sekitar Sungai Musi Palembang

Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bambu ke Pipa PVC di Sekitar Sungai Musi Palembang Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang Zuul Fitriana Umari Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UTP Email : zuulitrianaumari@gmail.com Palemang merupakan

Lebih terperinci

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Fungsi Pertukaran gas O2 dengan CO2 Mengambil O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan mentranspor CO2 yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS DARI EUCLID

PEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS DARI EUCLID 1 MKIN OM YHGO I LI {{ umardyono, M.d. }} NHLN eorema apa yang pertama kali dikenal siswa di sekolah? Ya, eorema ythagoras. Walaupun anyak dalil yang dikenal siswa di sekolah namun dalil dengan nama khusus

Lebih terperinci

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD SISTEM PERKEMIHAN By: Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed Kelompok keilmuan DKKD TUJUAN PEMBELAJARAN Mhs memahami struktur makroskopik sistem perkemihan (Ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra) dan struktur

Lebih terperinci