LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4. TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI ( )
|
|
- Yulia Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI ( ) CLARISA KHAIRANI ( ) FIKRI AL HAFIZ ( ) FIRANDA ( ) GHINA UKHTIA FAJRANI ( ) KHIFTIYAH RAHMADHANTI ( ) NABILAH AULIA FITRI ( ) UMMUL AULIA ( ) ZARA FITRIA ( )
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario 1 di Blok 2 ini dengan baik. Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok 2 yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran SCL di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Padang. Kami mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan laporan ini, dan kepada pembimbing kami, drg. Aria Fransiska yang telah membimbing kami dalam proses tutorial, dan kepada teman-teman yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk menyelesaikan tugas tutorial ini dengan baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan bagi yang membutuhkan. Padang, 22 November 2014 Penyusun
3 MODUL 1 RONGGA MULUT Skenario 1 Fraktur Rahang Mulan Maya mahasiswa kedokteran gigi membesuk mulan yang dirawat di RS M. Jamil karena mengalami kecelakaan. Keluarga Mulan mengatakan bahwa Mulan mengalami fraktur tulang mandibula dan zygomatikum. Maya penasaran dimana posisi tulang tersebut. Sesampainya dirumah Maya segera mencari informasi di jurnal-jurnal online tentang osteologi dan anatomi lainnya. Di rongga mulut selain lidah dan gigi terdapat juga anatomi lain seperti torus mandibula, retromolar pad, uvula, dan sebagainya. Maya juga menemukan bahwa banyak terdapat nervus dan muskulus di rongga mulut. Bagaimana saudara membantu menjelaskan tentang bagian-bagian yang ada di rongga mulut?
4 LANGKAH 7 JUMPS 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi. a) Mandibula Mandibula adalah rahang bawah. b) Fraktur rahang Fraktur rahang adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi karena kekuatan tulang lebih kecil dari kekuatan yang dihadapinya, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit pada tulang. c) zygomatikum Zygomatikum adalah tulang pada bagiian manusia yang membentuk cekungan pipi. d) Osteologi Osteologi berasal dari kata osteon yang artinya tulang dan logos yang artinya ilmu. Jadi, osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang-belulang. e) Retromolar pad Retromolar pad adalah landasan jaringan ikat lunak yang dapat ditemukan di bagian distal terakhir setiap kuadran gigi. f) Torus mandibula Torus mandibula adalah pertumbuhan tulang keras di rongga mulut bagian bawah, hal ini masih bersifat jinak dan dapt diambil bila melakukan pemasangan gigi tiruan. g) Uvula Uvula adalah sepotong kecil jaringan lunak yang dapat dilihat menjuntai turun dari langit-langit bagian atas rongga mulut dan sering disebut dengan anak lidah. h) Muskulus
5 Muskulus adalah kumpulan otot dan jaringan yang terdiri dari serabutserabut halus yang dapat berkontraksi apabila terjadi suatu stimulasi dari impuls saraf. i) Nervus Nervus adalah persarafan yang termasuk dalam sistem saraf perifer yang terdiri dari saraf cranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis. Nervus juga memiliki ratusan bahkan ribuan neuron. 2. Menentukan masalah. a) Bagaimana anatomi dari rongga mulut? b) Apa saja tulang yang membentuk rongga mulut? c) Apa saja muskulus yang ada di rongga mulut? d) Apa saja nervus yang ada pada rongga mulut? e) Apa saja kelainan yang dapat terjadi di dalam rongga mulut? f) Apa saja jenis-jenis fraktur yang dapat terjadi pada tulang rahang? 3. Menganalisis masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge. a) Anatomi Rongga Mulut Di bagian luar rongga mulut terdapat labium oris yang dibentuk oleh m.orbicularis oris, m.triangularis, m.incisivus labii inferior dan superior, dan m.quadratus labii inferior dan superior. Labium oris terdiri dari labium superius dan labium inferius yaitu bibir atas dan bibir bawah, di antaranya terdapat comissura labiranium superius dan inferius yang mempertemukannya. Setelah itu terdapat rima oris yaitu lubang mulut. Di dalam rongga mulut terdapat cavum oris yang membagi rongga mulut menjadi dua bagian yang dibatasi dengan arcus dentalis superior dan inferior, proc.alveolaris superior dan inferior, dan plica pterygo mandibularis yaitu bagian luar yang batasnya mencapai pipi dan cavum oris propium yang batasnya mencapai fauces.
6 Di rongga mulut terdapat gingiva, palatum, lingua, papilla, tonsil, uvula dan juga gigi (insisivus, caninus, premolar, dan molar). Palatum terdiri dari dua jenis yaitu palatum molle (lunak) yang terdapat pada langit langit bagian depan dan palatum durum (keras) yang terdapat pada langitlangit bagian atas. Dalam ilmu anatomi, lingua tersusun atas 4 bagian yaitu apeks, dorsum linguae, radiks, dan facies inferior. b) Tulang-tulang yang membentuk rongga mulut adalah a. os. Maxilla b. os. Mandibula c. os. Palatinum d. os. Hyoid c) Muskulus yang ada di rongga mulut antara lain : a. m. plerigoideus b. m. triangularis c. m.orbicularis d. m. buccinator e. m. masseter f. m. uvulae g. m. digastricus ventarantae h. m. geniohyoideus i. m. Mylohyoideus d) Dalam cranium terdapat nervus cranial yaitu yang terdiri dari: a. n. olfactorius (I) b. n. opticus (II) g. n. facialis (VII) h. n.vestibulocochlearis (VIII) c. n. occulomotorius (III) i. n.glossopharyngeus (IX) d. n. trochlearis (IV) j. n. vagus (X) e. n. trigeminus (V) k. n. accessories (XI) f. n. abducens (VI) l. n. hypoglossus (XII) Di rongga mulut sendiri terdapat tiga nervus yang mensarafinya yaitu n.trigeminus(v), n.facialis(vii), dan n.glossopharyngeus(ix). e) Kelainan yang dapat terjadi dalam rongga mulut antara lain yaitu:
7 a. Bau mulut b. Karies c. Sariawan d. Glossitis e. Kanker mulut f. Infeksi gusi g. Infeksi virus f) Jenis-jenis fraktur yang dapat terjadi pada tulang rahang yaitu: a. Fraktur complete Pada fraktur ini, hal yang terjadi adalah patahan dialami pada semua penampa tulang. b. Fraktur tidak complete Pada fraktur ini, hal ini terjadinya patahan tidak pada semua penampa tulang. c. Fraktur terbuka Fraktur terbuka adalah patah tulang yang dialami di permukaan dalam kontak dengan permukaan luar. d. Fraktur tertutup Fraktur tertutup yaitu keadaan dimana patah tulang yang dialami di permukaan dalam tidak kontak dengan permukaan luar.
8 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara terintegritas. Rongga Mulut Anatomi Rongga Mulut Muskulus pada Rongga Mulut Nervus pada Rongga Mulut Tulang Pembentuk Rongga Mulut Kelainan pada Rongga Mulut
9 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran. a) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Anatomi Rongga Mulut. b) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Muskulus pada Rongga Mulut. c) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Nervus pada Rongga Mulut. d) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Tulang-Tulang Penyusun Rongga Mulut. e) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Kelainan pada Rongga Mulut. 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain. 7. Sintesa dan uji informasi yang diperoleh. a) Anatomi Rongga Mulut Rongga mulut merupakan sebuah bagian tubuh yang terdiri dari lidah bagian oral (dua pertiga bagian anterior dari lidah), palatum, dasar dari mulut, trigonum retromolar, gigi (insisivus, caninus, premolar, dan molar), bibir, mukosa bukal, alveolar ridge, tonsil, uvula, dan gingiva. Rongga mulut yang disebut juga rongga bukal, dibentuk secara anatomis oleh pipi, palatum keras, palatum lunak, dan lidah. Pipi membentuk dinding bagian lateral masing-masing sisi dari rongga mulut. Pada bagian eksternal dari pipi, pipi dilapisi oleh kulit. Sedangkan pada bagian internalnya, pipi dilapisi oleh membran mukosa, yang terdiri dari epitel pipih berlapis yang tidak terkeratinasi. Otot-otot businator (otot yang menyusun dinding pipi) dan jaringan ikat tersusun di antara kulit dan membran mukosa dari pipi. Bagian anterior dari pipi berakhir pada bagian bibir yang terdiri dari labium oris yang dibentuk oleh m.orbicularis oris, m.triangularis, m.incisivus labii inferior dan superior, dan m.quadratus labii inferior dan superior. Labium oris terdiri dari labium superius dan labium inferius yaitu bibir atas dan bibir bawah, di antaranya terdapat comissura labiranium superius dan inferius yang mempertemukannya. Setelah itu terdapat rima oris yaitu lubang mulut. Di dalam rongga mulut terdapat cavum oris yang membagi rongga mulut menjadi dua bagian yang dibatasi dengan arcus dentalis superior dan inferior, proc.alveolaris superior dan inferior, dan plica pterygo mandibularis yaitu bagian luar yang batasnya mencapai pipi dan cavum oris propium yang batasnya mencapai fauces.
10 Palatum terdiri dari dua jenis yaitu palatum molle (lunak) yang terdapat pada langit langit bagian depan dan palatum durum (keras) yang terdapat pada langit-langit bagian atas. Dalam ilmu anatomi, lingua tersusun atas 4 bagian yaitu apeks, dorsum linguae, radiks, dan facies inferior. Pada lingual terdapat empat bagian penting yaitu apeks, dorsum linguae, radiks linguae, dan facies inferior linguae. Apeks adalah bagian lidah paling ujung. Dorsum linguae adalah linea terminalis yang berbentuk seperti huruf V yang membuka ke frontal. Pada dorsum linguae terdapat papilla-papilla yaitu papilla filiformis, papilla foliatae, papilla fungiformes, dan papilla vollatae. Disini terdapat sulcus yang membatasi dorsum linguae anterior dan posterior yaitu sulcus terminalis linguae dan yang membatasi lidah bagian kiri dan kanan yaitu sulcus medianus linguae. Radiks linguae adalah bagian lidah yang menempel pada dasar cavum oris dan diletakkan dengan os. mandibula dan os. hyoideus dengan perantara otot. Facies inferior linguae adalah bagian lidah tempat melekatnya frenulum linguae.
11 Di rongga mulut juga terdapat kelenjar saliva yang terbagi menjadi dua, yaitu kelenjar saliva mayor dan minor. Pada kelenjar saliva mayor terdapat tiga kelenjar yaitu : 1. Kelenjar parotis, yaitu kelenjar terbesar dan berpasangan yang menutupi m. masseter. Kelenjar ini terletak di antara n. mandibularis dan prosecus mastoideus. Dipermukaan kelenjar parotis bercabang n. facialis (VII) yang merupakan motoris dari alat-alat ekspresi wajah. 2. Kelenjar submandibularis terletak di trigonum submandibulae dan bermuara pada plica lingualis. 3. Kelenjar sublingualis yang terletak di dasar mulut dekat permukaan mandibula. Sedangkan pada kelenjar saliva minor terdapat kelenjar labialis, bucalis, palaftinalis, dan lingualis. b) Muskulus pada Rongga Mulut 1. Muskulus Temporalis m. temporalis merupakan otot berempal dua dengan origo berbentuk kipas dan tendon yang sangat besar, kuat. Serta berinsersio ke dalam prosesus koronoideus, Krista temporalis profunda dan batas anterior ramus mandibula. Besar dan panjang serabut lebih kecil daripada yang telah diuraikan secara klasik, tetapi lebih panjang daripada serabut-serabut pterygoideus dan masseter. Meskipun itu adalah otot mandibula yang paling besar namun biasanya tidak sebagai salah satu otot kuat yang melekat pada mandibula. Origo : Os. Temporale di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis. Insersio : Apex dan permukaan medial proc. Coronoideus mandibulae.
12 2. Muskulus Masseter m. masseter adalah suatu massa otot yang tebal, berbentuk empat persegi panjang di sebelah pinggir wajah. Melekat di antara permukaan lateral dari ramus mandibula dan arcus zygomaticus, persis di bawah kulit. Empat persegi panjang itu letaknya diagonal dengan satu sudut yang sangat membulat untuk menyesuaikan dengan garis bentuk yang membulat dari sudut mandibula. m. masseter ini berfungsi untuk mengangkat rahang bawah saat terbuka. Origo : Pars superficialis pada dua pertiga anterior margo inferior arcus zygomaticus (tendo), sedangkan Pars profunda pada sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus. Insersio : Pars superficialis pada angulus mandibulae (tuberositas masseterica), sedangkan Pars profunda pada margo inferior mandibulae. 3. Muskulus Pterygoideus Medialis m. pterygoideus medialis adalah suatu massa jaringan otot yang kuat, tebal, empat persegi panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula. Otot ini tidak selebar dan setebal masseter. Batas posteriornya tersusun serupa dengan batas posterior dari masseter pada proyeksi lateral, tetapi batas anteriornya terletak lebih kearah dorsal. Pada potongan horizontal, separuh atas dari pterygoideus medialis berbentuk baji dengan pinggir yang tipis manghadap kea rah belakang, setengah bawahnya berbentuk oval. Origo : Fossa pterygoidea, permukaan medial lamina lateralis proc. Pterygoidei, proc. Pyramidalis ossi palatine. Insersio : Margo inferior mandibulae, tuberositas pterygoidea. 4. Muskulus Pterygoideus Lateralis
13 m.pterygoideus lateralis menempati suatu posisi yang dalam dan tersembunyi, yaitu terletak dalam pada ramus mandibula dan otot temporalispada dinding samping nasofaring. Otot ini terletak persis di bawah dasar tengkorak, posterior terhadap maksila dan anterior terhadap batas posterior dari ramus mandibula. Origo : Caput superius pada permukaan luar lamina lateralis proc. Pterygoidei (tuber maxillae), sedangkan caput inferius pada facies temporalis alae majoris ossis sphenoidalis. Insersio : Caput superius pada discus et capsula articulationis temporomandibularis, sedangkan Caput inferius pada fovea pterygoidea proc. Condylaris mandibulae. 5. m. pterigoideus lateralis Origo: lateral spenoidalis, lateral pterigoid Insersio : kondilus mandibula, anterior diskus 6. m. pterygoideus lateralis Otot ini menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia articularis. Pada saat bersamaan serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan keadaan ini diikuti dengan relaksasi m. masseter, serabut anterior m. temporalis dan m. pterygoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal sehingga proseccus condilaris akan bergerak ke depan sedang angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini dibantu dengan gerak membuka yang kuat oleh m. digastricus, m. geniohyoideus, dan m. mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os. hyoid. 7. m.temporalis Origo : fosa temporalis Insersio: prossesus koronoid mandibula
14 c) Nervus pada Rongga Mulut Pada cranium terdapat nervus cranial yang memiliki hubungan dekat dengan persarafan mulut, nervus cranial terdiri dari 12 nervus, berikut penjelasannya di dalam tabel: Persarafan yang berperan langsung pada rongga mulut yaitu: a. n.trigeminus Nervus ini berperan dalam menghasilkan sensasi dari kulit bagian anterior kepala, rongga mulut, hidung, dan gigi. b. n.facialis Nervus ini berperan dalam memasok impuls untuk otot-otot ekspresi wajah dan mengatur sensasi bagian anterior lidah dan rongga mulut. c. n.glossopharyngeus nervus ini berperan dalam mensuplai persarafan sensoris dari orofaring dan bagian posterior lidah. d) Tulang-tulang Penyusun Rongga Mulut
15 Tulang-tulang penyusun rongga mulut terdiri dari os. maxilla, os.mandibula, os.palatina, dan os.hyoideus. a. os. maxilla os.maxilla terdiri dari dua tulang yaitu os.maxilla dextra dan sinistra, kedua tulang ini disatukan di garis tengah oleh sutura. b. os.mandibula os.mandibula berbentuk seperti tapal kuda, tulang ini berfuungsi untuk menyokong gigi di rahang bawah. c. os.palatina os.palatina adalah tulang yang membentuk langit-langit mulut yaitu palatum. d. os. hyoideus os. hyoideus terdiri dari dari corpus pada bagian utamanya, serta pada sisinya berbentuk seperti tanduk yaitu cornua majora, dan cornua minora. Pada rongga mulut manusia dapat mengalami beberapa fraktur yaitu: e. Fraktur Dentoalveolar Gigi dan tulang rahang, secara klinis terlihat gigi patah atau avulse/luksasi. f. Fraktur Kondilus, terbagi menjadi tiga yaitu: Fraktur Kandilus: terjadi karena trauma tidak langsung,unilateral/bilateral Fraktur Kondilus Intrakapsular: fraktur ini tidak memperlihatkan gejala klinis. Fraktur Kondilus Ekstrakapsular: terjadi karena adanya pembengkakan di TMJ. g. Fraktur Koronoid
16 Terlihat pembengkakan/ ekimosis TMJ. Adanya maloklusi dan gerakan rahang bawah terbatas. h. Fraktur Angulus Mandibula Fraktur ini sering terjadi karena anatominya berupa cekungan dan seringnya kasusnya impaksi terhadap M3. i. Fraktur Korpus Mandibula Pada kasus unilateral terjadi fraktur di displacement. Kasus bilateral terjadi tarikan dari posterior kearah muskulus suprahyoid dan m. mylohyoid sehingga pasien kesulitan bernafas. j. Fraktur Simfisis Mandibula Fraktur ini sering terjadi pada penderita epilepsi. e) Kelainan pada Rongga Mulut a. Bau mulut Penyakit ini sering dijumpai, hal ini sering dikarenakan kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga, sariawan, kurang minum air putih, infeksi atau luka pada daerah mulut. Selain itu juga bisa karena mengkonsumsi bawang-bawangan, rokok, dan alkohol. b. Karies Penyakit ini disebabkan karena buruknya kebersihan gigi, yaitu jarangnya menggosok gigi sehingga sisa-sisa makanan akan bercampur dengan suasana asam di rongga mulut yang akan mempercepat tumbuhnya bakteri sehingga gigi menjadi busuk dan berlubang. c. Sariawan Sariawan sering terjadi pada orang dewasa dan bayi disebabkan karena jamur. Jamur ini dapat muncul karena faktor daya tahan tubuh yang lemah dan penggunaan obat tertentu. Namun pada umumnya sariawan ini muncul karena defisiensi vitamin B. d. Glossitis Terjadi akibat jaringan pelindung lidah atau dipermukaan lidah tidak berbentuk dengan sempurna, sehingga membuat lidah terasa sakit
17 apabila ada tekanan. Hal ini dapat disebabkan karena kekurangan vitamin tertentu dan anemia. e. Radang mulut Penyakit ini ditandai dengan lidah berwarna pucat dan terdapat bercak kuning keputihan yang bisa dikeruk dengan mudah. Rasa perih dapat terasa pada bercak tersebut bila terkena makanan atau menyikat gigi. f. Infeksi gusi Peningkatan peradangan menyebabkan gusi menyurut, sehingga terbentuk ruang diantara gigi dan gusi dan menjadi tempat bersarangnya sisa-sisa makanan dan plak. g. Infeksi virus herpes Adanya bintik-bintik kuning pucat di lidah serta suhu tubuh tinggi hingga 38 derajat celcius atau lebih, terkadang muncul rasa nyeri dan perih di sekitar bibir.
18 DAFTAR PUSAKA Sobotta, Johannes. Atlas of Human Anatomy Head, Neck and Neuroanatomy, 15 th ed.,usa: Elsevier Urban & Fischer. repositpry.usu.ac.id Guyton, Arthur C Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Syaifuddin. 2006, Anatomi Fisiologi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula
BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus
Lebih terperinciPENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA
PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan
Lebih terperinciCAVUM ORIS 2.1 Batas-Batas Cavum Oris 2.2 Pembagian Cavum Oris
CAVUM ORIS Cavum oris (rongga oral) adalah jalan asuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (buccal) terletak diantara gigi dan
Lebih terperinciBAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat
BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula
Lebih terperinciBAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7
BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH Sepertiga tengah wajah dibentuk oleh sepuluh tulang, dimana tulang ini saling berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7 2.1 Tulang-tulang yang
Lebih terperinciOSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI
OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI SKELETON AXIALIS SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Columna Vertebrae Ossa Cranii Ossa Fasciei OSSA CRANII (NEUROCRANII) Os. Occipitale Os. Sphenoidale
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Pada bagian anterior saluran pernafasan terdapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena
Lebih terperinciERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS TRACTUS DIGESTIVUS CAVUM ORIS PHARYNX OESOPHAGUS VENTRICULUS/GASTER INTESTINUM TENUE INTESTINUM CRASSUM KELENJAR PENCERNAAN KELENJAR PADA DINDING TRACTUS
Lebih terperinciGambar 1. Anatomi Palatum 12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Palatum 2.1.1 Anatomi Palatum Palatum adalah sebuah dinding atau pembatas yang membatasi antara rongga mulut dengan rongga hidung sehingga membentuk atap bagi rongga mulut. Palatum
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanalis Mandibularis Kanalis mandibularis adalah saluran yang memanjang dari foramen mandibularis yang terletak pada permukaan medial ramus. Kanalis ini dialiri oleh inferior
Lebih terperinciBAB VII. Fungsi Indera Pengecap
BAB VII Fungsi Indera Pengecap A. PENDAHULUAN Indera pengecap sangat erhubungan erat dengan indera penciuman. Jika indera penciuman mengalami gangguan, misalnya karena menderita influenza, maka indera
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka akan diuraikan mengenai suku Batak, foramen mentalis, radiografi panoramik, kerangka teori dan kerangka konsep. 2.1 Suku Batak Penduduk Indonesia termasuk
Lebih terperinciFISIOLOGI PENGUNYAHAN PADA SISTEM STOMATOGNATI. perawatan terhadap penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sistem pengunyahan 3.
FISIOLOGI PENGUNYAHAN PADA SISTEM STOMATOGNATI Suhartini Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember ABSTRACT The masticatory system is part of stomatognatic systems that is a functional
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas
BAB 4 PEMBAHASAN Penderita kehilangan gigi 17, 16, 14, 24, 26, 27 pada rahang atas dan 37, 36, 46, 47 pada rahang bawah. Penderita ini mengalami banyak kehilangan gigi pada daerah posterior sehingga penderita
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencabutan Gigi Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan
Lebih terperinciANATOMI GIGI. Drg Gemini Sari
ANATOMI GIGI Drg Gemini Sari ANATOMI GIGI Ilmu yg mempelajari susunan / struktur dan bentuk / konfigurasi gigi, hubungan antara gigi dgn gigi yang lain dan hubungan antara gigi dengan jaringan sekitarnya
Lebih terperinciANATOMI WAJAH. Pendahuluan
ANATOMI WAJAH Pendahuluan Anatomi dari wajah adalah penting untuk pemahaman perilaku, fungsi, dan penampilan dari wajah dan kepala. Fascia superficial wajah dan kulit kepala memiliki komponen profunda
Lebih terperinciANATOMI LIDAH MANUSIA. Oleh : Kelas 1A
ANATOMI LIDAH MANUSIA Oleh : Kelas 1A Putu Diah Sandi Dewi I Made Dwi Tresna Saputra Annisa Pratiwi Ketut Yuni Handayani (P07120216029) (P07120216030) (P07120216031) (P07120216032) KEMENTERIAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB 2 TRAUMA MAKSILOFASIAL. Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan
BAB 2 TRAUMA MAKSILOFASIAL 2.1 Defenisi Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya. 2 Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mencakup jaringan lunak dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Foramen ini dilalui saraf mental, arteri dan vena. Nervus mentalis adalah cabang terkecil
Lebih terperinciSikat Gigi Bersama pada Anak SD
LAPORAN PENYULUHAN Sikat Gigi Bersama pada Anak SD Penyusun : Irina Aulianisa (030.09.122) M. Evan Ewaldo (030.09.138) Syavina Wardah (030.09.247) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS
Lebih terperinciANATOMI HUMERUS DAN FEMUR
ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal
Lebih terperinciBAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior
BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior Protrusi anterior maksila adalah posisi, dimana gigi-gigi anterior rahang atas lebih ke depan daripada gigi-gigi anterior
Lebih terperinciAnatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.
Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala,
Lebih terperinciOSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR
BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Sefalometri Ditemukannya sinar X di tahun 1985 oleh Roentgen merupakan suatu revolusi di bidang kedokteran gigi yang merupakan awal mula dari ditemukannya radiografi
Lebih terperinciPengelolaan Pasien Dengan Angular cheilitis
Pengelolaan Pasien Dengan Angular cheilitis Dosen Pembimbing: drg. Anggani Hartiwi Disusun oleh : Didit Chandra Halim 208.121.0041 KEPANITERAAN KLINIK MADYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan
BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan
Lebih terperinciCranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22
REGIO FACEI DAN COLLI dr. Ulfa Elfiah, Mkes. PSIK CRANIUM Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22 Cranium dapat dibagi menjadi: - neuro-cranium a. calvarium ( Atap tengkorak)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dibentuk oleh processus palatines ossis maxilla dan lamina horizontalis
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Palatum Palatum merupakan bagian yang memisahkan rongga mulut, rongga hidung, dan sinus maksilaris. Terdiri dari : 2.1.1. Platum durum Dibentuk oleh processus palatines ossis
Lebih terperinciGambar klasifikasi Le Fort secara sistematis
Fraktur Le Fort terjadi pada 10-20% dari fraktur wajah. Fraktur ini terjadi karena terpajan kekuatan yang cukup. Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama, penyebab lain yang mungkin yaitu
Lebih terperinciGambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna
Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis
Lebih terperinciPROFIL KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN DARI WORLD HEALTH ORGANIZATION
PROFIL KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN DARI WORLD HEALTH ORGANIZATION Dr. SUDIBYO, drg., M.Kes * *Kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut,
Lebih terperinciBAB II KLAS III MANDIBULA. Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas
BAB II KLAS III MANDIBULA 2.1 Defenisi Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas dan gigi-gigi pada rahang bawah bertemu, pada waktu rahang atas dan rahang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal Fungsi utama pernafasan adalah untuk memperoleh O 2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO 2. 19 Normalnya, Hidung merupakan jalan utama
Lebih terperinciPostherpetic Neuralgia Setelah Menderita Herpes Zoster Oris (Laporan Kasus)
Postherpetic Neuralgia Setelah Menderita Herpes Zoster Oris (Laporan Kasus) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : ANDRIANA AMNIL
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Rahang Tumbuh-kembang adalah suatu proses keseimbangan dinamik antara bentuk dan fungsi. Prinsip dasar tumbuh-kembang antara lain berkesinambungan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informed consent 2.1.1 Definisi Informed consent Informed consent adalah suatu persetujuan mengenai akan dilakukannya tindakan kedokteran oleh dokter terhadap pasiennya. Persetujuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebiasaan Buruk Kebiasaan adalah suatu tindakan berulang yang dilakukan secara otomatis atau spontan. Perilaku ini umumnya terjadi pada masa kanak-kanak dan sebagian besar selesai
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J Dosen Pembimbing : Drg. Nilasary Rochmanita FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
LAPORAN PRAKTIKUM Oral Infection by Staphylococcus Aureus in Patients Affected by White Sponge Nevus: A Description of Two Cases Occurred in the Same Family Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J 52010
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oklusi Oklusi merupakan hubungan statis antara gigi atas dan gigi bawah selama interkuspasi dimana pertemuan tonjol gigi atas dan bawah terjadi secara maksimal. Dikenal dua
Lebih terperinciBAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal
BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal sel karsinoma dan skuamous sel karsinoma. Tumor ganas yang sering terjadi pada bagian bibir,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang melibatkan glandula saliva. Sebelum membahas mengenai kedua penyakit
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Mukokel dan ranula merupakan dua contoh dari beberapa penyakit mulut yang melibatkan glandula saliva. Sebelum membahas mengenai kedua penyakit mulut tersebut, akan dibahas mengenai
Lebih terperinciLaporan Kasus SINUSITIS MAKSILARIS
Laporan Kasus SINUSITIS MAKSILARIS Pembimbing: drg. Ernani Indrawati. Sp.Ort Disusun Oleh : Oktiyasari Puji Nurwati 206.12.10005 LABORATORIUM GIGI DAN MULUT RSUD KANJURUHAN KEPANJEN FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maloklusi Klas I Angle Pada tahun 1899, Angle mengklasifikasikan maloklusi berdasarkan relasi molar satu permanen rahang bawah terhadap rahang atas karena menurut Angle, yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mandibula Mandibula adalah tulang wajah yang terbesar dan terkuat yang berbentuk seperti tapal kuda. Mandibula juga merupakan satu-satunya tulang tengkorak yang dapat bergerak.
Lebih terperinciDefinisi Bell s palsy
Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena
Lebih terperinciBAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral
BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX 2.1 Definisi Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral radiography, gagging merupakan salah satu masalah terbanyak. Gagging yang juga sering disebut gag
Lebih terperinciBAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.
BAB 2 KANINUS IMPAKSI Gigi permanen umumnya erupsi ke dalam lengkungnya, tetapi pada beberapa individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus. Salah satunya yaitu gigi kaninus
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BRUXISM DAN NYERI ATAU KAKU SENDI TEMPOROMANDIBULA
HUBUNGAN ANTARA BRUXISM DAN NYERI ATAU KAKU SENDI TEMPOROMANDIBULA SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar akademis Sarjana Kedokteran Gigi Yansen 0204000989 Departemen Prostodonsia
Lebih terperinciAwal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan
Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antropologi Suku Batak Suku Batak merupakan bagian dari ras Proto-Melayu yang menempati pulau Sumatera. Sifat paling dominan dari suku ini adalah kebiasaan hidup dalam splendid
Lebih terperinciLampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN
Lampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Selamat Pagi, Saya Khaera mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya
Lebih terperinciANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI
ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI : Anatomi dan fisiologis laktasi, Manfaat ASI Lengkap, Komposisi ASI A. Pengertian laktasi Laktasi adalah keseluruhan
Lebih terperinciTERMINOLOGI. GELIGI GELIGI Gigi sulung/gigi susu/deciduoust teeth. Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunannya sebagai berikut:
TERMINOLOGI RAHANG 1. Maksila adalah rahang atas. 2. Mandibula adalah rahang bawah Garis median adalah garis vertikal yang melalui: tengah-tengah dari muka dan yang seolah-olah membagi muka menjadi dua
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Pharynx Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Pharynx terletak di belakang
Lebih terperinciANATOMI WAJAH EMBRIOLOGI
ANATOMI WAJAH Wajah adalah bagian anterior dari kepala, dengan batas kedua telinga di lateral, dagu di inferior dan garis batas tumbuhnya rambut di superior. Wajah terbentuk dari tulang belakang dan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,
Lebih terperinciYang perlu dikenal kembali baik bentuk, letak dan bangunan-bangunannya adalah :
ANATOMI LEHER Collum terletak antara cranium dan thorax. Batas atas dibentuk oleh tepi bawah mandibula,angulus mandibulae, processus mastoideus, linea nuchae superior dan protuberantia occipitalis externa.
Lebih terperinciPETUNJUK SKILL LAB MAHASISWA
PETUNJUK SKILL LAB MAHASISWA BLOK 9 OROFACIAL PAIN AND TEMPOROMANDIBULAR DISORDER Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung Alamat: JL. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box 1054/SM Telepon.
Lebih terperinci31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya
31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maloklusi secara umum dapat diartikan sebagai deviasi yang cukup besar dari hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik maupun secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gigi Impaksi Menurut Indonesian Journal of Dentistry, gigi impaksi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangga, tulang sekitarnya atau jaringan patologis, gigi
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )
Lampiran 1 Nomor Kartu DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut sendi temporomandibula (Fawcett, 2002). berbicara dan mengunyah (Fehrenbach dan Herring, 2007; Cate, 2003).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Sendi Temporomandibula a. Definisi Sendi atau artikulasi berfungsi untuk menghubungkan dua tulang. Oleh karena itu sendi yang menghubungkan antara tulang temporal
Lebih terperinciPenulis : 1. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO 2. Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes
Hak Cipta dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang Cetakan pertama, Oktober 2017 Penulis : 1. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO 2. Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes Pengembang Desain
Lebih terperinciBAB 2 FRAKTUR MANDIBULA. Fraktur mandibula adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang pada. berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.
BAB 2 FRAKTUR MANDIBULA 2.1 Definisi Fraktur mandibula adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang pada mandibula. 14,15 Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila
Lebih terperinciSISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon
Lebih terperinciOTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot
OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Gibson et.al. kemampuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan, sedangkan pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun pendidikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit - langit selalu basah berlendir 7 oleh karena
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mandibula Mandibula berbentuk seperti tapal kuda dan meyangga gigi pada rahang bawah. Tulang mandibula dapat bergerak dan tidak ada artikulasi dengan tulang tengkorak. Tulang
Lebih terperinciBAB 2 CELAH LANGIT-LANGIT. yaitu, celah bibir, celah langit-langit, celah bibir dan langit-langit. Celah dari bibir dan langitlangit
BAB 2 CELAH LANGIT-LANGIT Celah merupakan suatu ruang kongenital yang abnormal dan dapat memberikan efek psikologis berupa rendah diri pada penderita. Ada beberapa jenis celah yang sering ditemui yaitu,
Lebih terperinciBAB I. RONGGA MULUT DAN JARINGAN SEKITARNYA
BAB I. RONGGA MULUT DAN JARINGAN SEKITARNYA Cavum oris dikelilingi oleh labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum molle dan palatum durum di bagian atas dan dasar mulut bagian bawah.
Lebih terperinciBAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi
BAB 2 MALOKLUSI KLAS III 2.1 Pengertian Angle pertama kali mempublikasikan klasifikasi maloklusi berdasarkan hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi apabila tonjol
Lebih terperinciFungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.
Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari
Lebih terperinciBAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :
116 BAB X ISOMETRIK Otot-otot Wajah terdiri dari : 1. Occopito Froratalis : otot-otot pada tulang dahi yang lebar yang berfungsi membentuk tengkorak kepala bagian belakang 2. Temporalis : otot-otot di
Lebih terperinciPANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 2012 1 Blok M e d i c a
Lebih terperinciBAB 2 ANESTESI BLOK PADA MANDIBULA
BAB 2 ANESTESI BLOK PADA MANDIBULA 2. 1 Anatomi dan persarafan mandibula Memahami anatomi saraf mandibula sangat penting dalam keberhasilan untuk memblok saraf ini. Persarafan mandibula terdiri dari saraf
Lebih terperinciBAB II CELAH PALATUM KOMPLET BILATERAL. Kelainan kongenital berupa celah palatum telah diketahui sejak lama. Pada
BAB II CELAH PALATUM KOMPLET BILATERAL Kelainan kongenital berupa celah palatum telah diketahui sejak lama. Pada beberapa kasus, celah ini terjadi setiap delapan ratus kelahiran dan kira-kira seperempatnya
Lebih terperinciSYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf)
SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) Systema Nervosum mempunyai 3 fungsi yaitu: 1. sebagai penerima rangsang dan reseptor sensoris (baik yang berasal dari luar atau dalam organ/tubuh) yang kemudian dibawa ke
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lengkung Gigi Lengkung gigi merupakan suatu garis imajiner yang menghubungkan sederetan gigi pada rahang atas dan rahang bawah yang dibentuk oleh mahkota gigigeligi dan merupakan
Lebih terperinciAnatomi dan fisiologi tenggorokan Anatomi Tenggorokan 8
Anatomi dan fisiologi tenggorokan 2.3.1 Anatomi Tenggorokan 8 Tenggorokan merupakan bagian dari leher depan dan kolumna vertebra, terdiri dari faring dan laring. Bagian terpenting dari tenggorokan adalah
Lebih terperinciANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU
ANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU Dr. Simbar Sitepu, AAI Dr. Lita Feriyawati, M.Kes DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SISTEM PENGECAPAN PENGECAPAN (Gustation, special
Lebih terperinciOtak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia
Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula
Lebih terperinci31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya
31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi-gigi dengan wajah (Waldman, 1982). Moseling dan Woods (2004),
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi pasien dalam menjalani ortodontik pada umumnya adalah karena ingin memperbaiki keserasian dentofasial, yaitu keserasian antara gigi-gigi dengan wajah (Waldman,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. susunannya akan mempengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan, sebab
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Gigi geligi adalah bagian dari wajah sehingga bila ada kelainan dalam susunannya akan mempengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan, sebab susunan gigi-geligi dan hubungan rahang
Lebih terperinciSistem Pencernaan. Dr. Hernadi Hermanus
Sistem Pencernaan Dr. Hernadi Hermanus Pencernaan Seluruh proses yang membebaskan nutrien dari makanan, memecahnya menjadi komponen komponen kimia oleh aksi enzim dan diabsorbsi oleh tubuh. Proses pencernaan
Lebih terperinciSumber: dimodifikasi dari Wagner et al.
Komplikasi Odontektomi Odontektomi tergolong minor surgery, namun tetap mengandung risiko. Komplikasi dapat timbul pada saat dan setelah pembedahan, akibat faktor iatrogenik. Odontektomi dengan tingkat
Lebih terperincimenghubungkan os maxilla dengan os palatinum pada tengkorak koleksi Laboratorium FKH IPB tidak terlihat jelas, sedangkan pada tengkorak orangutan
BAB 5 PEMBAHASAN Tengkorak orangutan berukuran relatif besar jika dibandingkan dengan tengkorak manusia. Tengkorak orangutan mempunyai panjang ± 24,5 cm, lebar ± 19,5 cm dan tinggi ± 19 cm, serta bobot
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asimetri Definisi simetri adalah persamaan salah satu sisi dari suatu objek baik dalam segi bentuk, ukuran, dan sebagainya dengan sisi yang berada di belakang median plate.
Lebih terperinci26 Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian mengenai distribusi dan frekuensi Kista Dentigerous menurut elemen gigi penyebab dan lokasi kelainan yang dilakukan di Poli Gigi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesimetrisan Diagnosis dalam ilmu ortodonti, sama seperti disiplin ilmu kedokteran gigi dan kesehatan lainnya memerlukan pengumpulan informasi dan data yang adekuat mengenai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rongga Mulut Mulut atau rongga mulut merupakan pintu masuk dari traktus gastrointestinal. Ianya adalah tempat permulaan bagi proses digestif mekanis yaitu dengan cara masktikasi
Lebih terperinciOSTEOSARCOMA PADA RAHANG
OSTEOSARCOMA PADA RAHANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi Oleh : AFRINA ARIA NINGSIH NIM : 040600056 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis
Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Cranialis Cara pemeriksaan nervus cranialis : N.I : olfaktorius (daya penciuman) : pasien memejamkan mata, disuruh membedakan yang dirasakan (kopi, tembakau,alkohol, dll)
Lebih terperinciII. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL
II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL A. Pendahuluan 1. Deskripsi Dalam bab ini diuraikan mengenai keadaan anatomis gigi geligi, posisi gigi pada lengkung rahang, letak
Lebih terperinciA. Anatomi dan morfologi Gigi Permanen 1. Gigi Incisivus Tetap Pertama Atas
A. Anatomi dan morfologi Gigi Permanen 1. Gigi Incisivus Tetap Pertama Atas Gigi Incisivus sentral atas adalah gigi kesatu di rahang atas, yang terletak dikiri kanan dari garis tengah / median (Itjingningsh,
Lebih terperinci