ANATOMI WAJAH. Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANATOMI WAJAH. Pendahuluan"

Transkripsi

1 ANATOMI WAJAH Pendahuluan Anatomi dari wajah adalah penting untuk pemahaman perilaku, fungsi, dan penampilan dari wajah dan kepala. Fascia superficial wajah dan kulit kepala memiliki komponen profunda yang berbeda. Komponen-komponen ini terdiri atas otot-otot ekspresi wajah dan disebut sebagai SMAS ( Superficial Musculoaponeurotic System ). Pergerakan kulit dimungkinkan oleh adanya septum fibrous yang berjalan dari SMAS menuju jaringan subkutaneus dibawahnya hingga sampai ke kulit. Kulit wajah melekat pada tulang-tulang wajah melalui jaringan penyambung. Sama halnya dengan kulit kepala, kulit wajah sangat sensitive dan memiliki banyak pembuluh darah.(1,2,8) Fascia profunda dari wajah disebut fascia paratidomasseteric yang menutupi parotis, masseter, dan bantalan lemak buccal. Ductus parotis dan cabang-cabang utama dari saraf, vena dan arteri. Facial bejalan dalam lapisan ini.(1) Persarafan sensorik wajah berasal dari nervus trigeminal (V) yang mempunyai tiga cabang : Saraf ophthalmic (V1), maxilla (V2), dan mandibula (V3). Ketiga saraf ini mempersarafi 1/3 bagian atas, tengah, dan bawah dari wajah, masing-masing secara terpisah. (2,3,4,8) Gambar : dikutip dari kepustakaan 3 Kulit kepala Lapisan SMAS ( Superficial Musculoaponeurotic system ) dari kulit kepala tersusun oleh otot-otot wajah (m. occipitofrontalis) dan fascia. Fascia ini khusus untuk

2 membentuk tendineus epicranial aponeurosis (galea aponeurotica). Galea berlanjut kedalam cavum sebagai fascia temporoparietal, yang membentuk otot-otot auricular, kemudian berakhir dengan mengadakan perlekatan pada processus mastoid dan arcus zigomaticus.(1) Gambar dikutip dari kepustakaan 9 Jaringan subkutaneus yang melapisi aponeurosis epicranial adalah jaringan fibrous dan terikat kuat pada galea dan kulit. Tidak ada pergerakan antara kulit dan aponeurosis yang memungkinkan untuk terjadi. (1) Kelopak mata Setiap kelopak mata terdiri atas Tulang fibrous ( tarsus dan septum orbita ) yang ditutupi secara superficial oleh lapisan SMAS, lemak, kulit dan ditutupi secara profunda oleh jaringan penyambung epitel tipis yang disebut konjunctiva palpebra. Pada setiap bulu kelopak mata, konjunctiva palpebra keluar ke atas aspek anterior bola mata sebagai bulbus conjuctiva. Saat mata tertutup, maka akan terbentuk kantong konjunctiva. Tarsus tipis memiliki tepi lurus yang berada pada tepi kelopak dan tepi lengkungan melekat pada rim orbita melalui septum orbita yang tipis (Namun, septum orbita dari kelopak bagian atas terhenti memperpendek tarsus dengan melekat pada levator palpebra superioris aponeurosis). Secara medial dan lateral tarsus bagian atas dan bawah bertemu pada commissura tarsal. Diantara masing-masing commisura dan rim

3 orbita, septum orbita menebal untuk membentuk ligamentum palpebra. Dalam tarsus terdapat kelenjar tarsal yang mensekresikan substansi sebaceous kedalam tepi dari kelopak.(1,9) Gambar dikutip dari kepustakaan 9 Struktur lakrimal ( Kelenjar Air Mata) Membesar kedalam kantong konjunctiva pada kantus medial (sudut medial dibentuk oleh pertemuan kelopak mata) adalah tonjolan lunak : Lakrimal curuncle. Di bagian posterolateral dari tonjolan ini terdapat plica semilunaris. Bagian dari kantong conjunctiva dimana curuncle dan plica menonjol disebut lakrimal lake. Pada ekstremitas lateral dari bagian kelopak mata terdapat lubang tipis, yaitu punctum lacrimale, yang merupakan suatu pembukaan pada tube kecil, kanalikulus lacrimal, yang berjalan secara medial kedalam kantung lacrimal. Yang terkhir adalah kantong jaringan pengembang epitel tipis yang berada pada orbita profunda menuju ke ligamentum profunda. Kantong ini berlanjut secara inferior dengan ductus nasolakrimal, yang membuka kedalam meatus inferior dari cavum nasal. Aliran lakrimal Saluran dari kelenjar air mata membuka kedalam bagian lateral dari refleksi konjunctiva superior (fornix). Cairan lakrimal membasahi lakrimal lake selama/setiap kediapan dari kelopak mata. Cairan mengalir dari lake (danau) menuju puncta ( yang berpusat ke dalam lake) dan kedalam canaliculi, yang membawanya ke kantong lakrimal, dan melewati saluran nasolacrimal menuju ke dalam rongga hidung. Saluran dari kelenjar parotis Kelenjar parotis berjalan dari regio retromandibular leher ke permukaan lateral ramus mandibula dan masseter dibawah arcus zygomaticus. Dari tepi anterior glandula keluar salurannya, yang berjalan kedepan melewati permukaan superficial dari masseter ke dalam buccinator, yang membelah untuk membuka berlawanan dengan gigi molar kedua. (1) ke dalam vestibulum oral

4 Gambar : dikutip dari kepustakaan 1 Pembuluh darah pada wajah Wajah memiliki suplai darah yang sangat banyak, terutama berasal dari arteri facial dan arteri temporal superficial, keduanya merupakan percabangan dari arteri carotid externa.(2,8)

5 Arteri facial berjalan turun ke kelenjar submandibula menyebar ke sekeliling tepi inferior mandibula dan memasuki wajah. Percabangannya sebagai berikut : Arteri labial inferior Arteri labial superior Arteri nasal lateral Arteri angular (2) Arteri supraorbital dan supratochlear merupakan percabangan akhir dari arteri opthalmica- suatu cabang dari arteri carotid internal. Vena wajah di bentuk oleh kumpulan dari vena-vena supro orbital dan supratochlear. Yang mengalir ke dalam vena jugular interna. Vena-vena dari wajah berhubungan dengan sinus cavernosus di dalam tengkorak melalui vena ophtalmicus superior, dan biasanya membawa penyabaran infeksi dari wajah ke sinus cavernosus. Bahkan infeksi ringan pada regio infraorbital dapat menimbulkan komplikasi.(2) Gambar : dikutip dari referensi 2 Suplai saraf motorik pada wajah Persarafan berasal dari nervus VII. Saraf ini keluar dari tengkorak melalui foramen stylomastoid untuk berjalan diantara ramus mandibula dan procesus mastoid. Ia berjalan

6 memasuki glandula parotis dan terbagi menjadi lima cabang terminal yang mensuplai otot-otot ekspresi wajah. Sebelum memasuki kelenjar parotis saraf facial bercabang saraf auricular posterior dan muscular, yang mensuplai occipital bagian dari occipitofrontalis, otot stylohyoid, bagian posterior dari otot digastric dan otot auricular posterior. (2) Gambar : dikutip dari kepustakaan 2 hal

7 Nervus facial ( saraf cranial VII) adalah sumber persarafan motor somatik pada semua otot-otot ekspresi wajah, digastric posterior, stylohyoid dan stapedius ia juga membawa axon-axon preganglionik parasympatik otak untuk lakrimal. Submandibular, sublingual dan secara luas mendistribusikan kelenjar mucus dan untuk vasodilatasi arteri cranial. Saraf facial membawa axon untuk perasa pada 2/3 lidah dan palatum dan beberapa axon untuk sensasi umum dari kulit yang melapisi meatus auditorik external. (1) Nervus facial meninggalkan batang otak sebagai dua komponen : cabang motorik somatic dan nervus intermedius. Yang terakhir mengandung semua axon-axon parasimpatik preganglionik dan semua axon-axon sensorik. Kedua komponen memasuki meatus auditorik internal kemudian ke saraf kranial VII. Disini kedua komponen nervus facial bergabung membentuk saraf facial lengkap, yang meninggalkan meatus untuk memasuki kanal facial sempit yang berada dalam petrous temporal. Setelah beberapa millimeter, saraf memasuki dinding labyrin cavum tympani, kemudian bercabang dua yang memiliki arah berbeda yang bercabang besar berakhir di posterior dan mengganti nama menjadi nervus facial. Yang lebih kecil berakhir secara anteromedial dan disebut saraf pectoral besar. Letak percabangan genu, terdapat sel-sel body sensorik yang disebut ganglion geniculat. Muscle Pupil Ciliary muscle Superior tarsal Muscle Levator Palpebrae Superioris Medial rectus Superior rectus Inferior oblique Inferior rectus Superior oblique Lateral rectus ORBITAL MUSCLE FUNCTION AND INNERVATION Secondary Primary Functions Function (normally balance) Innervation Conctriction Dilatation Accommodation Augment levator palpebrae Superioris Elevate eyelid Adduction Elevation Elevation Depression Depression Abduction CN III parasympathetic Symphatetic chain CN III parasympathetic Symphatetic chain CN III (Oculomotor) Adduction, intorsion Abduction, extorsion Adduction, extorsion Abduction, intorsion Tabel : dikutip dari kepustakaan 5 CN III (Occulomotor) CN III (Occulomotor) CN III (Occulomotor) CN III (Occulomotor) CN IV (Trochlear) CN VI (Abducens)

8 Otot-otot ekspresi wajah Otot-otot mimik memancar kedalam kulit wajah dan kepala, dan kontraksinya menyebabkan pergeseran dari kulit. Pergeseran ini, yang membentuk lipatan dan kerutan merupakan dasar ekspresi wajah. Ekspresi tergantung dari sifat, ras, kemampuan intelektual, dan usia individu. Pada kulit, elastic pada orang-orang muda, perubahan ini reversible setelah kontraksi otot, sedangkan pada usia lanjut, elastisitas kulit sudah mulai berkurang, dan kerutan yang mungkin menetap. (5,6) Tabel otot-otot ekspresi wajah The muscles of facial expression can be subdivided into three groups: Muscles of the eye Orbicularis Oculi Muscles of the Nose Levator Palpebrae Superioris Corrugator Supercilli Procerus Muscles of the Mouth Nasalis Depressor Septi Nasi Levator Labii Superioris Alaque Nasi Levator Anguli Oris Mentalis Levator Labii Superioris Risorius Buccinator Zigomaticus Minor Depressor Anguli Oris Orbicularis Oris Zigomaticus Major Depressor Labii inferioris Tabel :dikutip dari kepustakaan 7 Otot-otot mimik dapat dibagi dalam: a. otot-otot kulit kepala : b. otot-otot daerah alis mata c. otot-otot daerah hidung d. otot-otot daerah mulut. Otot-otot mimik kulit kepala (A-B) Otot-otot kulit kepala merupakan epikranius. Ia sangat longgar berikatan dengan periosteum tetapi berikatan erat dengan kulit kepala. Antara venter anterior dan posterior yang berpasangan terdapat bagian tendo yang teregang, galea aponeurotica (1), dari sini berasal serabut-serabut mm.temporoparietalis. M. occipitofrontalis terdiri atas venter occipitalis (2) dan venter frontalis (3) pada tiap-tiap sisi. Yang pertama berasal dari 2/3 lateral linea nuchae suprema dan yang terakhir tidak mempunyai origo pada tulang tetapi

9 sebagai gantinya berasal dari kulit dan jaringan subkutan alis mata dan daerah glabella. Venter frontalis juga erat berhubungan dengan m.orbicularis oculi (4) M. Temporoparietalis (5) berasal dari daerah galea aponurotica dan mencapai tulang rawan daun telinga. Bagian paling posterior dari otot juga dikenal sebagai m. auricularis superior. Epikranius, khususnya venter anteriornya, menimbulkan kerutan-kerutan pada dahi. Selain itu kontraksi kedua venter frontalis dapat mengangkat alis mata dan kelopak mata atas hal ini menimbulkan ekspresi wajah keheranan. Persarafan : Nervus facialis. Gambar : dikutip dari kepustakaan 6 Gambar : dikuti dari kepustakaan 6 hal 305 Otot-otot mimik pada daerah fissura palpebrae (A-F) M. Orbicularis oculi terdiri atas tiga bagian pars orbitalis (1), pars palpebralis (2), dan pars lacrimalis (3). Pars orbitalis (1) yang tersusun sirkuler sekitar orbita dan melekat pada ligamentum pada ligamentum palpebrae (4), processus frontalis

10 maxillae dan crista lacrimalis anterior. Pada kelopak atas, serabut-serabut medial pars orbitalis menyebar kea rah alis mata. Serabut-serabut ini juga dikenal sebagai m.depressor supercilli. Pars palpebralis(2) yang lebih halus terletak tepat pada alis mata dan juga menyebar ke ligamentum palpebrae. Serabut-serabut sebagian terletak pada lempeng tarsal (5) dan sebagian pada septum orbitae. Pars lacrimalis (3; otot horner) terletak medial terhadap crus profundus ligamentum palpebrae dan terutama berasal dari crista lacrimalis posterior (6). Pars orbitalis berkaitan dengan penutupan kelopak dengan kuat, sedangkan pars palpebralis terutama berkaitan dengan refleks mengedip. Fungsi pars lacrimalis tidak diketahui sepenuhnya. Di duga ia mengembangkan saccus lacrimalis atau mengeluarkan isinya. Karena hubungan serabut-serabut otot pada kulit yang erat, dihasilkan lipatan-lipatan radier pada daerah sudut lateral mata. Pada usia lanjut mereka dinamakan kaki burung gagak M. orbicularis oculi menimbulkan ekspresi kekuatiran (C) dan keprihatinan. M. corrugator supercillii(7) menembus m.orbicularis oculi dan venter frontalis (8) epicranius. Ia berasal dari glabella dan margo supra orbitalis dan menyebar kedalam kulit alis mata. Ia menarik kulit alis mata ke bawah dan medial dan menimbulkan alur vertical. Ia mempunyai fungsi proteksi pada cahaya terang dan dinamakan muscle of pathenic pain. Kontraksinya menimbulkan ekspresi alis pemikir = thinker s brow (D) Otot-otot mimik pada daerah hidung (A-F) M. procerus (9) berasal dari dorsum nasi dan menyebar ke dalam kulit dahi. Sebagai lempeng otot yang relatif tipis; ia menimbulkan lipatan transversal yang melalui pangkal hidung. Ia menimbulkan ekspresi mengancam. Pada usia lanjut lipatan-lipatan ini dalam keadaan normal menetap. M. Nasalis terdiri atas pars transversa (10) dan pars alaris. Ia berasal dari jugalveolaris gigi caninum dan incisor lateral, dan mencapai kulit pinggir hidung. Pars transversal merupakan lempeng luas, tipis, yang dihubungkan oleh tendo yang tipis pada pars transversal otot sisi yang berlawanan sedangkan pars alaris memancar kedalam kulit sayap hidung. Kontraksi otot-otot ini menarik sayap hidung kebawah dan belakang dan mengurangi ukuran lubang hidung. Ia

11 menimbulkan ekspresi bahagia, keheranan dan memberikan impresi keinginan, permintaan dan yang dengan pancaindera. M. levator labii superioris alae nasi (12) berasal dari margo infraorbitalis dan terbentang ke bawah kedalam kulit bibir atas dan sayap hidung. Ia tidak hanya mengangkat kulit sayap hidug tetapi juga kulit bibir atas ke atas. Kontraksi bilateral simultan sedikit mengangkat ujung hidung. Ia mengangkat sayap hidung dan memperbesar lubang hidung. Kontraksi yang lebih kuat menimbulkan lipatan kulit, ekspresi wajah menimbulkan salah satu perasaan tidak senang dan ketidak puasan. (F) Gambar : dikutip dari kepustakaan 6 Otot-otot mimik pada daerah mulut (A-L) M. orbicularis oris tampak seperti otot sirkuler, tetapi kenyataannya ia terdiri atas empat bagian. Bagian (A). ia juga mempunyai pars labialis yang terletak didalam dan pars marginalis yang diluar. Bentuk mulut ditentukan oleh tonus dan bentuk tulang dan gigi yang mendasarinya. Pada kontraksi ringan bibir saling berhubungan atau menutup, sedangkan pada kontraksi kuat mereka mencibir

12 kedepan dan menonjol dalam bentuk mengisap. Fungsi utama otot ini terlihat pada waktu makan dan minum. Secara mimik kontraksinya memberikan ekspresi tidak ramah. M. buccinator (2) yang bersisi empat berasal dari mandibula pada daerah molar pertama dan ke dua dan dari raphe pterygomandibularis (3). Ia menyebar ke sudut mulut dan membentuk dinding lateral vestibulum oris. Ia memungkinkan udara di tiup ke luar mulut, menarik sudut mulut ke lateral dan mempertahankan membrane mucosa pipi bebas dari lipatan-lipatan. Ia berperanan dalam tertawa dan menangis, dan bila berkontraksi menimbulkan ekspresi wajah puas. (E). M. zigomaticus major (4) berasal dari os zygomaticum dan menyebar ke arah sudut mulut. Sebagian serabut-serabutnya saling bersilangan dengan serabutserabut m. depressor angulus oris. Ia mengangkat sudut mulut ke atas dan lateral. Ia menimbulkan ekspresi wajah tertawa atau puas (F) (6,10) M. zygomaticus minor (5) terbentang dari permukaan luar os zygomaticum ke sulcus nasolabialis.(6) M. risorius (6) terdiri atas berkas otot superfisial yang berasal dari fascia messeterica dan berjalan ke sudut mulut. Bersama dengan musculus zygomaticus major ia menimbulkan lipatan-lipatan nasolabialis. Oleh karena itu mereka dinamakan otot-otot tertawa. Kontraksi otot menimbulkan ekspresi kegiatan. (G) M. levator labii superioris (7) dikaitkan dengan m. levator labii superioris alae nasi. Ia berasal dari margo infraorbitalis dan meluas kedalam kulit bibir atas. M. levator anguli oris (8) berasal dari bawah foramen infra orbitalis dan berjalan ke sudut mulut. Ia mengangkat sudut mulut dan menimbulkan ekspresi percaya diri sendiri. (H). M. depressor anguli oris (9) yang berbentuk segitiga berasal dari pinggir bawah mandibula dan juga menyebar ke sudut mulut. Ia menarik sudut mulut ke bawah untuk menimbulkan ekspresi sedih. (I) M. transversus menti hanya terdapat sebagai spesialisasi dari m. depressor anguli oris, beberapa serabutnya berjalan transversal pada daerah dagu dan dapat dikaitkan dengan pembentukan dagu ganda.

13 M. depressor labii inferioris (10) berasal dari mandibula di bawah foramen mentale dan memancar kedalam kulit bibir bawah. Ia menarik bibir bawah ke bawah dan menimbulkan ekspresi kekerasan hati.(k) M. mentalis (11) berasal dari mandibula pada daerah jugum alveolaris incisor lateral dan memancar kedalam kulit dagu. Ia menimbulkan celah dagu-bibir dan bertanggung jawab atas ekspresi keraguan dan kebimbangan. M. platysma (12) memancar dari leher ke dalam daerah wajah dan dihubungkan dengan m.risorius dan m. depressor sudut mulut dan bibir bawah. Semua otot mimik dipersarafi oleh nervus facialis. (6, 7, 10) Gambar: Dikutip dari kepustakaan 6 Otot otot pengunyah (A-E) Otot-otot pengunyah dipersarafi oleh cabang-cabang nervus mandibularis. Secara filogenetik mereka berasal dari lengkung insang pertama. Dalam arti yang terbatas mereka terdiri atas m. masseter (1), m.temporalis (2), m.pterygoideus lateral (3), dan medial (4). M. masseter (1) berasal dari arcus zygomaticus (5) dan berinsertio pada tuberositas masseterica (6) yang terdapat pada angulus mandibulae. Otot dibagian

14 dalam pars superficialis yang kuat (7) dengan serabut-serabut yang miring, dan pars profunda (8) yang mempunyai serabut-serabut vertical yang berasal dari permukaan dalam processus zygomaticus ossis temporalis, seperti m. temporalis, dengan kuat menutup rahang dengan mengangkat mandibula. Persarafan : Nervus messeterica M. temporalis (2) adalah elevator rahang bawah yang paling kuat. Ia berasal dari fossa temporalis (9) sejauh linea temporalis inferior dan dari fascia temporalis (10). Ia berinsertio melalui tendo yang kuat pada processus coronoideus mandibulae (11). Insertionya juga meluas ke bawah pada sisi dalam dan anterior ramus mandibulae. M. Pterygoideus lateral (3) berperanan dalam semua gerak mandibula. Ia bekerja sebagai otot pelindung articulatio temporomandibularis. Ia terdiri atas dua bagian, salah satu (12) berasal dari permukaan lateral lempeng pterygoideus lateral (13) processus pterygoideus dan lainnya (14) dari permukaan infratemporalis dan crista infratemporalis ala magna ossis sphenoidalis. Bagian yang terakhir menyebar ke discus articularis, sedangkan bagian yang pertama berinsertio pada fovea pterygoidea (16) Persarafan : Nervus pterygoideus lateral. M. pterygoideus medial (4) berjalan hampir membentuk sudut siku dengan otot yang baru saja dibicarakan. Ia berasal dari fossa pterygoidea, yaitu bagian terbesar dari permukaan medial lamina pterygoideus lateral dan bagian yang lebih kecil (17) dari permukaan lateral lamina serta dengan beberapa serabut dari tuberositas maxillaris. Ia menyebar ke angulus mandibulae dimana ia berinsertio pada permukaan medialnya, sehingga angulus mandibulae terletak dalam kain gendongan yang dibentuk oleh m. masseter dan m. masseter pterygoideus medial. Ia mengangkat madibula dan juga mendorongnya kedepan. Ia juga dapat berperanan menggeser rahang bawah ke lateral dan berperanan pada pergerakan rotasi. Persarafan : Nervus pterygoideus medial. (6)

15 Gambar: dikutip dari ref 6 hal 310 Gambar : dikutip dari kepustakaan 6

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7 BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH Sepertiga tengah wajah dibentuk oleh sepuluh tulang, dimana tulang ini saling berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7 2.1 Tulang-tulang yang

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI SKELETON AXIALIS SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Columna Vertebrae Ossa Cranii Ossa Fasciei OSSA CRANII (NEUROCRANII) Os. Occipitale Os. Sphenoidale

Lebih terperinci

ANATOMI WAJAH EMBRIOLOGI

ANATOMI WAJAH EMBRIOLOGI ANATOMI WAJAH Wajah adalah bagian anterior dari kepala, dengan batas kedua telinga di lateral, dagu di inferior dan garis batas tumbuhnya rambut di superior. Wajah terbentuk dari tulang belakang dan jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

Fungsi nervus trokhlearis Fourth Nerve Palsy ( FNP ) Lesi setingkat nukleus

Fungsi nervus trokhlearis Fourth Nerve Palsy ( FNP ) Lesi setingkat nukleus Nervus trochlearis sangat unik karena serabut sarafnya yang berjalan ke dorsal akan menyilang garis tengah sebelum keluar ke brainstem, akibatnya lesi setinggi nukleus akan bersifat kontralateral sedangkan

Lebih terperinci

menghubungkan os maxilla dengan os palatinum pada tengkorak koleksi Laboratorium FKH IPB tidak terlihat jelas, sedangkan pada tengkorak orangutan

menghubungkan os maxilla dengan os palatinum pada tengkorak koleksi Laboratorium FKH IPB tidak terlihat jelas, sedangkan pada tengkorak orangutan BAB 5 PEMBAHASAN Tengkorak orangutan berukuran relatif besar jika dibandingkan dengan tengkorak manusia. Tengkorak orangutan mempunyai panjang ± 24,5 cm, lebar ± 19,5 cm dan tinggi ± 19 cm, serta bobot

Lebih terperinci

CAVUM ORIS 2.1 Batas-Batas Cavum Oris 2.2 Pembagian Cavum Oris

CAVUM ORIS 2.1 Batas-Batas Cavum Oris 2.2 Pembagian Cavum Oris CAVUM ORIS Cavum oris (rongga oral) adalah jalan asuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (buccal) terletak diantara gigi dan

Lebih terperinci

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,

Lebih terperinci

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4. TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI ( )

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4. TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI ( ) LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 TUTOR : drg. Aria Fransiska AGUNG PUTRA SAKTI (1411412011) CLARISA KHAIRANI (1411411017) FIKRI AL HAFIZ (1411411020) FIRANDA

Lebih terperinci

Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22

Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22 REGIO FACEI DAN COLLI dr. Ulfa Elfiah, Mkes. PSIK CRANIUM Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22 Cranium dapat dibagi menjadi: - neuro-cranium a. calvarium ( Atap tengkorak)

Lebih terperinci

BAB II ANATOMI. Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata,

BAB II ANATOMI. Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata, BAB II ANATOMI Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata, sebaiknya terlebih dahulu dipahami tentang anatomi mata dan anatomi operasinya. Dibawah ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari : 116 BAB X ISOMETRIK Otot-otot Wajah terdiri dari : 1. Occopito Froratalis : otot-otot pada tulang dahi yang lebar yang berfungsi membentuk tengkorak kepala bagian belakang 2. Temporalis : otot-otot di

Lebih terperinci

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Mulai Rangka manusia Axial Skeleton Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Apendikular Skeleton Gelang bahu Ekstremitas atas Gelang panggul Ekstremitas bawah Selesai Tengkorak Mandible (Rahang

Lebih terperinci

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Fungsi Pertukaran gas O2 dengan CO2 Mengambil O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan mentranspor CO2 yang dihasilkan

Lebih terperinci

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala,

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Perut terisi makanan lambung diperintah untuk mencerna

PENDAHULUAN. Perut terisi makanan lambung diperintah untuk mencerna SISTEM SENSORIK PENDAHULUAN Sistem sensorik memungkinkan kita merasakan dunia Bertindak sebagai sistem peringatan Nyeri indikasi menghindari rangsangan yang membahayakan Mengetahui apa yang terjadi dalam

Lebih terperinci

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI : Anatomi dan fisiologis laktasi, Manfaat ASI Lengkap, Komposisi ASI A. Pengertian laktasi Laktasi adalah keseluruhan

Lebih terperinci

ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS TRACTUS DIGESTIVUS CAVUM ORIS PHARYNX OESOPHAGUS VENTRICULUS/GASTER INTESTINUM TENUE INTESTINUM CRASSUM KELENJAR PENCERNAAN KELENJAR PADA DINDING TRACTUS

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanalis Mandibularis Kanalis mandibularis adalah saluran yang memanjang dari foramen mandibularis yang terletak pada permukaan medial ramus. Kanalis ini dialiri oleh inferior

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal

BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal sel karsinoma dan skuamous sel karsinoma. Tumor ganas yang sering terjadi pada bagian bibir,

Lebih terperinci

NERVUS FASIALIS (N.VII)

NERVUS FASIALIS (N.VII) Referat Kecil NERVUS FASIALIS (N.VII) Disusun oleh: Robbitiya Syaharani 0708151242 Pembimbing: dr. AMSAR AT, SpS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis

Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Cranialis Cara pemeriksaan nervus cranialis : N.I : olfaktorius (daya penciuman) : pasien memejamkan mata, disuruh membedakan yang dirasakan (kopi, tembakau,alkohol, dll)

Lebih terperinci

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Tugas Paper Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Aditya Hayu 020610151 Departemen Prostodonsia Universitas Airlangga - Surabaya 2011 1 I. Sebelum melakukan penetapan gigit hendaknya perlu

Lebih terperinci

LAPORAN PBL OTOT PADA WAJAH DAN SISTEM OTOT. Disusun oleh: Abraham Gita Ramanda

LAPORAN PBL OTOT PADA WAJAH DAN SISTEM OTOT. Disusun oleh: Abraham Gita Ramanda LAPORAN PBL OTOT PADA WAJAH DAN SISTEM OTOT Disusun oleh: Abraham Gita Ramanda 10.2009.059 Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta 2009/2010 Kata Pengantar Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

Gambar 1. Anatomi Palatum 12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Palatum 2.1.1 Anatomi Palatum Palatum adalah sebuah dinding atau pembatas yang membatasi antara rongga mulut dengan rongga hidung sehingga membentuk atap bagi rongga mulut. Palatum

Lebih terperinci

PROFIL MUSCULI FACIALIS PADA EKSPRESI WAJAH DAN EMOSI DENGAN MENGGUNAKAN FACIAL ACTION CODING SYSTEM PADA CALON PRESIDEN PRABOWO

PROFIL MUSCULI FACIALIS PADA EKSPRESI WAJAH DAN EMOSI DENGAN MENGGUNAKAN FACIAL ACTION CODING SYSTEM PADA CALON PRESIDEN PRABOWO PROFIL MUSCULI FACIALIS PADA EKSPRESI WAJAH DAN EMOSI DENGAN MENGGUNAKAN FACIAL ACTION CODING SYSTEM PADA CALON PRESIDEN PRABOWO 1 Supriadi 2 Taufiq F. Pasiak 2 Sunny Wangko 1 Kandidat Skripsi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB KOMPARASI SEL OTOT: OTOT RANGKA, OTOT JANTUNG DAN OTOT POLOS Keterangan Otot Rangka (Skeletal

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

BAB IV. Fungsi Indera Penglihatan

BAB IV. Fungsi Indera Penglihatan BAB IV Fungsi Indera Penglihatan A. STRUKTUR ANATOMI MATA Mata sebagai organ penglihatan memiliki beberapa struktur anatomis, berupa rongga orbita, kelopak mata, system lakrimal, konjungtiva, bola mata

Lebih terperinci

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM TRAUMA MUKA DAN HIDUNG DEPT. THT FK USU / RSHAM PENDAHULUAN Hidung sering fraktur Fraktur tulang rawan septum sering tidak diketahui / diagnosis hematom septum Pemeriksaan dapat dilakukan dengan palpasi

Lebih terperinci

FACIAL SPACES (FS) Fungsi FS : Penahan penyebaran pus pd. jar. ikat/lunak. Keljr. lymphe Pemblh. drh.

FACIAL SPACES (FS) Fungsi FS : Penahan penyebaran pus pd. jar. ikat/lunak. Keljr. lymphe Pemblh. drh. FACIAL SPACES (FS) Jaringan potensial yg mrpkn jar. ikat kendor yg. terltk di antara organ dan selapis jar. ikat yg. lbh. pdt., yg meliputi organ tsb. Infk. pd. FS mell : Keljr. lymphe Pemblh. drh. Fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Gibson et.al. kemampuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan, sedangkan pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun pendidikan,

Lebih terperinci

ALAT PERNAFASAN DIBAGI MENJADI 2, YAITU:

ALAT PERNAFASAN DIBAGI MENJADI 2, YAITU: RESPIRATORY SYSTEM histology ALAT PERNAFASAN DIBAGI MENJADI 2, YAITU: Pars Conductoria: Memasukkan udara dari luar menuju komponen yang dapat meneruskan O 2 menuju aliran darah, dan juga sebaliknya. Pars

Lebih terperinci

ANATOMI KLINIS KELENJAR THYROID MEGA SARI SITORUS. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ANATOMI KLINIS KELENJAR THYROID MEGA SARI SITORUS. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ANATOMI KLINIS KELENJAR THYROID MEGA SARI SITORUS Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara BAB I ANATOMI & TOPOGRAFI KELENJAR THYROID Kata thyroid berarti organ berbentuk perisai segi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Mata a. Pengertian Mata adalah salah satu organ tubuh vital manusia. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga dan mencegah hal-hal yang dapat merusak mata

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB II KLAS III MANDIBULA. Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas

BAB II KLAS III MANDIBULA. Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas BAB II KLAS III MANDIBULA 2.1 Defenisi Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas dan gigi-gigi pada rahang bawah bertemu, pada waktu rahang atas dan rahang

Lebih terperinci

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis 1 VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus

Lebih terperinci

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT : Bab ini membicarakan tentang sistema respiratoria yang melibatkan organ-organ seperti hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus, bronchiale,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Sefalometri Ditemukannya sinar X di tahun 1985 oleh Roentgen merupakan suatu revolusi di bidang kedokteran gigi yang merupakan awal mula dari ditemukannya radiografi

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FUNGSI SINUS PARANASAL

ANATOMI DAN FUNGSI SINUS PARANASAL ANATOMI DAN FUNGSI SINUS PARANASAL Dr. DWI RITA ANGGRAINI NIP. 132303374 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2005 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa

Lebih terperinci

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH KECIL 7. PULMO DAN PLEURA 8. OTOT-OTOT RESPIRASI DAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Orangutan Ordo primata terdiri atas tiga subordo, yaitu prosimii, tarsiidea, dan anthropoidea. Orangutan termasuk ke dalam subordo anthropoidea dengan superfamili

Lebih terperinci

ANATOMI LIDAH MANUSIA. Oleh : Kelas 1A

ANATOMI LIDAH MANUSIA. Oleh : Kelas 1A ANATOMI LIDAH MANUSIA Oleh : Kelas 1A Putu Diah Sandi Dewi I Made Dwi Tresna Saputra Annisa Pratiwi Ketut Yuni Handayani (P07120216029) (P07120216030) (P07120216031) (P07120216032) KEMENTERIAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Foramen ini dilalui saraf mental, arteri dan vena. Nervus mentalis adalah cabang terkecil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebiasaan Buruk Kebiasaan adalah suatu tindakan berulang yang dilakukan secara otomatis atau spontan. Perilaku ini umumnya terjadi pada masa kanak-kanak dan sebagian besar selesai

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tic fasialis termasuk dalam golongan movement disorders yang secara karakteristik ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Tic fasialis termasuk dalam golongan movement disorders yang secara karakteristik ditandai BAB I PENDAHULUAN Tic fasialis termasuk dalam golongan movement disorders yang secara karakteristik ditandai dengan adanya kontraksi involunter otot wajah yang dipersarafi oleh saraf VII ( N.facialis),

Lebih terperinci

Yang perlu dikenal kembali baik bentuk, letak dan bangunan-bangunannya adalah :

Yang perlu dikenal kembali baik bentuk, letak dan bangunan-bangunannya adalah : ANATOMI LEHER Collum terletak antara cranium dan thorax. Batas atas dibentuk oleh tepi bawah mandibula,angulus mandibulae, processus mastoideus, linea nuchae superior dan protuberantia occipitalis externa.

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013 ANATOMI MATA. dr. H. SUTARA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013 ANATOMI MATA. dr. H. SUTARA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013 ANATOMI MATA dr. H. SUTARA ANATOMI BOLA MATA KORNEA Jaringan bening, avascular, membentuk 1/6 bagian depan bola mata, diameter 11 mm Merupakan

Lebih terperinci

ANATOMI TULANG TENGKORAK DR.ISKANDAR JAPARDI. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.

ANATOMI TULANG TENGKORAK DR.ISKANDAR JAPARDI. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H. ANATOMI TULANG TENGKORAK DR.ISKANDAR JAPARDI Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan PENDAHULUAN Otak merupakan jaringan yang konsistensinya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan

Lebih terperinci

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya 31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY DEXTRA DI RSUD SALATIGA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY DEXTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY DEXTRA DI RSUD SALATIGA Disusun oleh: SRI OLA OLLYVIA J100090054 Diajukan Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal Fungsi utama pernafasan adalah untuk memperoleh O 2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO 2. 19 Normalnya, Hidung merupakan jalan utama

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi

Lebih terperinci

" Dan kami tundukkan binatang-binatang itu untuk. " Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan. (Al- Qur'an, 36 : 72-73)

 Dan kami tundukkan binatang-binatang itu untuk.  Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan. (Al- Qur'an, 36 : 72-73) " Dan kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan " " Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Apakah

Lebih terperinci

" Dan kami tundukkan binatang-binatang itu untuk. " Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan. (Al- Qur'an, 36 : 72-73)

 Dan kami tundukkan binatang-binatang itu untuk.  Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan. (Al- Qur'an, 36 : 72-73) " Dan kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan " " Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Apakah

Lebih terperinci

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior Protrusi anterior maksila adalah posisi, dimana gigi-gigi anterior rahang atas lebih ke depan daripada gigi-gigi anterior

Lebih terperinci

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di Anatomi Retina Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus

Lebih terperinci

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Ossa Cranii Ossa Fasciei V. Cervicalis V. Thoracalis Columna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteologi, Miologi, dan Arthrologi Leher Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thorax dan caput. Leher termasuk ke dalam columna vertebrales. Batas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oklusi Oklusi merupakan hubungan statis antara gigi atas dan gigi bawah selama interkuspasi dimana pertemuan tonjol gigi atas dan bawah terjadi secara maksimal. Dikenal dua

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGANORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Pada bagian anterior saluran pernafasan terdapat

Lebih terperinci

A B C. 2 cm 2 cm 2 cm

A B C. 2 cm 2 cm 2 cm BAB HASIL Tengkorak orangutan Kalimantan jantan dewasa erukuran relatif esar dengan permukaan tulang yang terlihat kasar. Tengkorak mempunyai panjang ±, cm, lear ± 9, cm dan tinggi ± 9 cm, serta oot, kg.

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX 2.1 Definisi Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral radiography, gagging merupakan salah satu masalah terbanyak. Gagging yang juga sering disebut gag

Lebih terperinci

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga Alat Indera Manusia 1. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI EMOSI BERDASARKAN ACTION UNIT MENGGUNAKAN METODE BÉZIER CURVE

IDENTIFIKASI EMOSI BERDASARKAN ACTION UNIT MENGGUNAKAN METODE BÉZIER CURVE IDENTIFIKASI EMOSI BERDASARKAN ACTION UNIT MENGGUNAKAN METODE BÉZIER CURVE Puji Aswari, Nova Eka Diana Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas YARSI Jl. Let. Jend. Supraptro,

Lebih terperinci

Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)

Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) OUTLINE: Tujuan Pendahuluan Tulang dan ligamen Otot-otot dasar panggul Jaringan Penyambung Viseral DeLancey Level Derajat

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengetahuan Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungannya.wujudnya dapat berupa pengetahuan, sikap, dan tindakan.perilaku

Lebih terperinci

BAB 5 LARYNX DAN PHARYNX

BAB 5 LARYNX DAN PHARYNX BAB 5 LARYNX DAN PHARYNX PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT: Bab ini membicarakan perbedaan larynx dan pharynx. Pada pembahasan larynx dibicarakan tentang cartilago-cartilago yang terdapat di situ, articulatio,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan perawatan tidak hanya terfokus pada susunan gigi dan rahang saja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan perawatan tidak hanya terfokus pada susunan gigi dan rahang saja BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Saat ini bidang ilmu ortodonti mengalami kemajuan begitu pesat sehingga dalam melakukan perawatan tidak hanya terfokus pada susunan gigi dan rahang saja tetapi juga pada estetis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu

Lebih terperinci

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI DINDING THORAX 1 THORAX Bgn tubuh yg terdapat diantara leher dan abdomen Rangka dinding thorax ( compages thoracis ), dibentuk oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maloklusi secara umum dapat diartikan sebagai deviasi yang cukup besar dari hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik maupun secara

Lebih terperinci

Perencanaan Aplikasi Peninjau Ekspresi Wajah Tokoh James Sullivan dalam Film Monster Inc

Perencanaan Aplikasi Peninjau Ekspresi Wajah Tokoh James Sullivan dalam Film Monster Inc Perencanaan Aplikasi Peninjau Ekspresi Wajah Tokoh James Sullivan dalam Film Monster Inc Oktarina Prasetyowati #1, Adeline Linardi #2 # Departemen Desain Komunikasi isual, Institut Teknologi Harapan Bangsa

Lebih terperinci

Gambar klasifikasi Le Fort secara sistematis

Gambar klasifikasi Le Fort secara sistematis Fraktur Le Fort terjadi pada 10-20% dari fraktur wajah. Fraktur ini terjadi karena terpajan kekuatan yang cukup. Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama, penyebab lain yang mungkin yaitu

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang. waktu yang diharapkan (Hupp dkk., 2008). Molar ketiga merupakan gigi terakhir

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang. waktu yang diharapkan (Hupp dkk., 2008). Molar ketiga merupakan gigi terakhir 1 BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi ke dalam rongga mulut pada waktu yang diharapkan (Hupp dkk., 2008). Molar ketiga merupakan gigi terakhir yang tumbuh pada

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

Kecantikan Mata. Bedah Plastik REKONSTRUKSI MATA

Kecantikan Mata. Bedah Plastik REKONSTRUKSI MATA Bedah Plastik REKONSTRUKSI MATA Pelayanan Bedah Plastik Rekonstruksi Mata merupakan bidang kedokteran mata (oftalmologi) dengan fokus pembedahan pada jaringan di sekitar bola mata termasuk kelopak, tulang

Lebih terperinci

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus caroticus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Rahang Tumbuh-kembang adalah suatu proses keseimbangan dinamik antara bentuk dan fungsi. Prinsip dasar tumbuh-kembang antara lain berkesinambungan,

Lebih terperinci