HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 bertempat di Laboratorium Anatomi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan satu set preparat tulang kaki depan badak jawa. Badak jawa yang digunakan berjenis kelamin jantan dengan umur sekitar 8-12 tahun yang diperoleh dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten. Alat yang digunakan adalah alat bedah minor, penggaris, kamera Canon EOS 700D, dan software Adobe Photoshop CS3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengamati, mencatat hasil pengamatan serta membandingkan preparat skelet kaki depan badak jawa dengan skelet kaki depan badak sumatra dan hewan domestik lain, dikaitkan dengan fungsi serta kebiasaan hidupnya. Data dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan cara mendeskripsikan skelet kaki depan badak jawa meliputi bentuk bagian skelet yang khas dan pengukuran bagian tulang yang terpanjang dan terlebar. Masing-masing skelet selanjutnya dipotret menggunakan kamera Canon EOS 700D dan gambar yang diperoleh diolah menggunakan Adobe Photoshop CS3. Penamaan skelet kaki depan badak jawa dilakukan berdasarkan Nomina Anatomica Veterinaria HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Badak jawa memiliki susunan tulang kaki depan yang kokoh dan kuat. Kaki depan badak jawa tersusun oleh beberapa tulang, yaitu cingulum membri thoracici (os scapula), skeleton brachii (os humerus), skeleton antebrachii (ossa radius et ulna), dan skeleton manus (ossa carpi, ossa metacarpalia, dan ossa digitorum manus). Tulang Gelang Bahu (Cingulum Membri Thoracici) Os scapula badak jawa memiliki bentuk yang pipih menyerupai kipas dengan panjang 40.7 cm, lebar 28.8 cm dan mengarah ke cranioventral. Margo cranialis os scapula memiliki permukaan yang kasar dan di bagian proksimal berbentuk konveks, sedangkan di bagian distal berbentuk konkaf. Margo dorsalis os scapula badak jawa menyatu dengan cartilago scapulae, sedangkan margo

2 caudalisnya tebal berbentuk konveks di bagian proksimal dan konkaf di bagian distal. Spina scapulae membagi facies lateralis menjadi fossa supraspinata dan fossa infraspinata. Fossa supraspinata memiliki permukaan yang halus dan lebih sempit dibandingkan fossa infraspinata. Pada spina scapulae terdapat bungkul yang sangat besar berbentuk menyerupai segitiga, yaitu tuber spinae scapulae. Di facies medialis os scapula ditemukan fossa subscapularis yang memiliki permukaan halus dan bergelombang. Bagian dorsal fossa subscapularis terdapat facies serrata dengan permukaan yang kasar dan bergerigi. Fossa subscapularis badak jawa tidak memisahkan facies serrata menjadi dua permukaan. Di bagian distal os scapula terdapat cavitas glenoidalis yang memiliki permukaan licin dan relatif dangkal. Selain itu, ditemukan juga tuberculum supraglenoidale yang relatif besar dan kasar. Di medial bungkul ini terdapat processus coracoideus yang kurang subur (Gambar 2). 7 Gambar 2 Struktur os scapula kiri badak jawa tampak lateral (A) dan medial (B) 1. fossa supraspinata; 2. fossa infraspinata; 3. tuber spinae scapulae; 4. spina scapulae; 5. tuberculum supraglenoidale;. cavitas glenoidalis; 7. fossa subscapularis; 8. facies serrata; 9. processus coracoideus (bar : 5 cm) Tulang Lengan Atas (Skeleton Brachii) Os humerus badak jawa memiliki bentuk yang kompak dan berukuran besar dengan panjang 45.2 cm serta lebar 14.4 cm. Di facies lateralis ditemukan sulcus musculi brachialis yang beraspek halus dengan lekukan seperti spiral. Selain itu, ditemukan juga tuberositas deltoidea, berupa bungkul besar dan kasar yang mengarah ke distolateral. Di bagian proksimal tuberositas ini terdapat crista humeri berupa rigi yang kasar. Crista humeri pada badak jawa relatif tidak berkembang. Facies medialis memiliki permukaan kasar dan ditemukan tuberositas teres major yang relatif tidak berkembang. Caput humeri os humerus

3 8 A B B Gambar 3 Struktur os humerus kiri badak jawa tampak kranial (A) dan kaudal (B) Bˈ: caput humeri tampak proksimal 1. Caput humeri, 2. tuberculum minus, 3. tuberculum majus pars cranialis, 3. tuberculum majus pars caudalis, 4. sulcus intertubercularis, 5.tuberositas deltoidea;. sulcus musculi brachialis; 7. foramen nutrisia; 8. condylus medialis et lateralis; 9. epicondylus lateralis; 10. epicondylus medialis; 11. crista epicondylus lateralis; 12. fossa olecrani; 13. fossa radialis (bar : 5 cm). mengadakan persendian dengan cavitas glenoidalis os scapula. Caput humeri memiliki permukaan luas, licin, dan berbentuk konveks. Pada ekstremitas proksimal os humerus ditemukan dua tuberculum, yaitu tuberculum minus dan tuberculum majus. Tuberculum minus os humerus berada di bagian medial yang melengkung ke arah craniolateral. Tuberculum majus os humerus terdiri atas dua bagian, yaitu pars cranialis dan caudalis. Tuberculum majus pars cranialis sedikit meninggi dan melengkung ke craniomedial, sedangkan tuberculum majus pars caudalis relatif lebar dan mengarah ke proximolateral. Badak jawa tidak memiliki tuberculum intermedium. Di antara tuberculum minus dan tuberculum majus pars cranialis terdapat sulcus intertubercularis yang lebar. Ekstremitas distalis os humerus terdiri atas dua bungkul, yaitu condylus medialis et lateralis. Condylus medialis et lateralis ini membentuk lekukan seperti katrol, yaitu trochlea humeri. Condylus medialis ini memiliki permukaan yang halus dan berukuran lebih besar daripada condylus lateralis. Di tepi kedua condylus ini terdapat penebalan, yaitu epicondylus medialis et lateralis, yang memiliki bungkul besar dan kasar.

4 Di bagian proksimal dari epicondylus lateralis terdapat rigi, yaitu crista epicondylus lateralis. Selain itu, ditemukan fossa olecrani yang terletak di antara epicondylus lateralis et medialis berupa legok dangkal dan kasar, sedangkan fossa radialis ditemukan di proksimal condylus lateralis et medialis yang berupa legok dangkal (Gambar 3). Tulang Lengan Bawah (Skeleton Antebrachii) Skeleton antebrachii terdiri atas os radius dan os ulna, pada badak jawa kedua tulang ini terpisah dari proksimal sampai ke distal. 1. Os radius Os radius atau tulng pengumpil pada badak jawa memiliki panjang 32.3 cm, lebar 10.8 cm, dan berbentuk bulat. Facies cranialis et caudalis tulang ini memiliki permukaan yang halus, di bagian proksimal relatif kasar, sedangkan di bagian distalnya menempel dengan os ulna. Fovea capitis radii dari os radius mengadakan persendian dengan os humerus. Tuberositas radii relatif kurang subur pada badak jawa (Gambar 4). 9 A 2 B a b B 2 b a Gambar 4 Struktur ossa radius et ulna kiri badak jawa tampak lateral (A) dan medial (B) Bˈ: Ekstremitas proksimalis ossa radius et ulna tampak dorsal a. os ulna; b. os radius; 1. olecranon; 2. tuber olecrani; 3. processus anconeus; 4. incisura trochlearis; 5. toberositas radii;. spatium interosseum antebrachii; 7. extremitas distalis os ulna; 8. processus styloideus (bar : 5 cm).

5 10 2. Os ulna Os ulna badak jawa terpisah dengan os radius. Os ulna memiliki panjang 44.3 cm dan lebar 14.1 cm. Ekstremitas proksimal os ulna memiliki olecranon berupa penjuluran yang besar ke arah medial. Pada olecranon terdapat bungkul yang kasar, yaitu tuber olecrani. Di kranial olecranon terdapat penjuluran yang runcing, yaitu processus anconeus, sedangkan di distal procesuss anconeus terdapat lekukan setengah lingkaran, yaitu incisura trochlearis. Bersama-sama dengan os radius, lekah ini mengadakan persendian dengan os humerus, sedangkan ekstremitas distalis os ulna dengan os radius membentuk persendian dengan ossa carpi (Gambar 4). Tulang Telapak Kaki Depan (Skeleton Manus) Ossa carpi badak jawa terdiri dari delapan tulang. Pada baris proksimal dari medial, yaitu os carpi radiale (os scaphoideum), os carpi intermedium (os lunatum), os carpi ulnare (os triquetrum), os carpi accessorium (os pisiforme). Di baris distal dari medial, yaitu os carpale I (os trapezium), os carpale II (os trapezoideum), os carpale III (os capitatum), dan ossa carpale IV et V yang bergabung (os hamatum). Os carpi accessorium memiliki bentuk pipih yang menempel pada os carpi ulnare dan menjulur mengarah ke medial. Os carpale I berada di bagian volar dari os carpi radiale. Os carpale III dan ossa carpale IV et V memiliki penjuluran yang mengarah ke mediodistal. Ossa metacarpalia badak jawa terdiri dari empat buah tulang secara berurutan dari mediovolar, yaitu os metacarpale II, os metacarpale III, os metacarpale IV, dan os metacarpale V. Os metacarpale II memiliki panjang 15.4 cm yang terletak di bagian mediovolar. Os metacarpale III terletak di medial yang memiliki panjang 1.9 cm dan berukuran paling besar. Os metacarpale IV memiliki panjang 12.8 cm yang terletak di bagian laterovolar. Ossa metacarpale II et III et IV memiliki bentuk pipih. Os metacarpale V mengalami rudimenter yang berukuran kecil seperti segitiga dan melekat di kaudal os metacarpale IV dan os carpale IV et V. Os metacarpale V memiliki panjang 3.1 cm dan lebar 2.7 cm. Ossa digitorum manus badak jawa terdiri dari tiga buah tulang, yaitu digit II, digit III, dan digit IV. Setiap digit dibentuk oleh tiga tulang, yaitu os phalanx proximalis (os compedale), os phalanx media (os coronale), dan os phalanx distalis (os ungulare). Os phalanx proximalis memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan os phalanx media. Os phalanx proximalis dan os phalanx media berbentuk menyerupai kubus dan lebar. Os phalanx distalis dari digit III berbentuk radius di dorsal dan melebar ke lateral dan medial, sedangkan os phalanx distalis dari digit II dan digit IV berbentuk segitiga, menjulur masing-masing ke medial dan lateral. Selain itu, terdapat dua ossa sesamoidea yang terletak di kaudal masing-masing persendian gelang puyuh (articulationes metacarpophalangeae) (Gambar 5).

6 11 A B C a b c Gambar 5 Struktur skeleton manus kiri badak jawa tampak dorsal (A & C) dan volar (B) a. digit II; b. digit III; c. digit IV 1. os carpi radiale; 2. os carpi intermedium; 3. os carpi ulnare; 4. os carpi accessorium; 5. os carpale II;. os carpale III; 7. os carpale IV et V; 8. os metacarpale II; 9. os metacarpale III; 10. os metacarpale IV; 11. os metacarpale V; 12. os phalanx proximalis; 13. os phalanx media; 14. os phalanx distalis (bar : 5 cm).

7 12 Pembahasan Badak jawa merupakan salah satu badak Asia bercula satu, ukuran tubuh yang besar dengan bobot badan dapat mencapai 2280 kg (Hoogerwerf 1970). Untuk menopang tubuhnya yang besar ini, badak jawa didukung oleh skelet kaki yang relatif pendek dan kuat dalam melakukan berbagai aktivitas seperti berjalan, berlari, mendaki daerah yang curam, berkubang, serta kawin. Secara umum, struktur skelet kaki depan badak jawa mirip pada badak sumatra (Lestari 2009), sapi, dan babi (Getty 1975). Skelet kaki depan badak jawa berfungsi sebagai penunjang tubuh dan alat gerak pasif terutama untuk gerakan maju. Selain itu, kaki depan juga menopang leher dan kepala yang berat sehingga memerlukan bidang tumpu yang lebih lebar dibandingkan pada kaki belakang. Skelet kaki depan badak jawa merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan dengan ukuran tubuh yang besar, leher, dan kepala. Kaki depan memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kaki belakang pada saat berdiri. Oleh karena itu, badak jawa diduga memiliki otot-otot kaki depan yang juga berkembang subur dan kuat pada pertautannya, seperti pada badak sumatra (Susanti 2012). Os scapula badak jawa memiliki bentuk yang pipih menyerupai kipas dengan panjang 40.7 cm, lebar 28.8 cm, dan mengarah ke cranioventral. Pada badak sumatra, os scapula difiksasi oleh otot-otot penahan yang lebar dan tebal, yaitu m. rhomboideus, m. trapezius, m. latissimus dorsi, dan m. serratus ventralis (Susanti 2012). Otot-otot tersebut diduga juga berkembang subur pada badak jawa dengan strukturnya yang mirip. Musculus rhomboideus pada badak sumatra menutupi cartilago scapulae di sisi lateral dan medialnya sehingga dapat memfiksir os scapula lebih kuat (Susanti 2012), dan m. trapezius yang berinsersio di tuber spinae scapulae, kedua otot ini diduga juga berkembang subur pada badak jawa. Tuber spinae scapulae badak jawa berupa bungkul besar yang menyerupai segitiga. Struktur bungkul ini mirip pada badak sumatra (Lestari 2009) dan babi (Getty 1975), sedangkan pada kuda bungkul ini kecil (Budras et al. 2005), tetapi karnivora tidak memiliki bungkul ini (Getty 1975). Selain memfiksasi os scapula, otot-otot ini juga mencegah penguakan os scapula ke lateral. Otot-otot fiksator os scapula yang kuat ini menyebabkan pergerakan os scapula dan persendian bahu relatif terbatas, tetapi kokoh. Hal ini diduga untuk mendukung badak jawa dalam aktivitas berjalan dengan jarak yang jauh, sebagai hewan penjelajah, seperti halnya badak sumatra. Wilayah jelajah harian badak jawa jantan sekitar km 2, sedangkan badak jawa betina sekitar km 2 (Suhono dan Muntasib 2001). Namun, menurut Muntasib (2000), pergerakan badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon hanya sejauh km tergantung kondisi lingkungannya. Pada badak sumatra, aktivitas berjalan ini didukung oleh m. biceps brachii yang berorigo pada tuberculum supraglenoidale dan insersionya pada tuberositas radii dari os radius. Otot ini merupakan otot yang tebal, berbentuk bulat, kuat, dan banyak ditemukan daun urat di antara serabut ototnya (Susanti 2012). Seperti pada badak sumatra, hal ini diduga juga berperan dalam membantu badak jawa saat berjalan jauh agar tidak cepat lelah.

8 Persendian bahu badak jawa yang dibentuk oleh cavitas glenoidalis dari os scapula dengan caput humeri diduga lebih mendukung gerakan fleksor dan ekstensor bahu dibandingkan gerakan abduksi dan adduksi. Cavitas glenoidalis dari os scapula memiliki permukaan licin dan relatif dangkal, sedangkan caput humeri memiliki permukaan luas, licin, dan berbentuk konveks. Hal ini menyebabkan pergerakan sendi bahu relatif terbatas sehingga gerakan hewan ini relatif kaku. Seperti badak sumatra (Lestari 2009), badak jawa memiliki gerakan maju yang relatif lurus dan jarang berjalan berbelok-belok. Pergerakan lurus pada badak jawa juga diduga berkaitkan dengan lekah spatium interosseum antebrachii yang sempit dan persendian occipitoatlantis yang relatif kaku. Lekah yang sempit ini menyebabkan fleksibilitas gerakan supinasio dan pronasio menjadi terbatas. Ossa radius et ulna badak jawa terpisah dari proksimal sampai ke distal membentuk spatium interosseum antebrachii berupa lekah yang sempit. Keadaan lekah ini mirip pada badak sumatra yang memanjang dari proksimal sampai 1/3 distal ossa radius-ulna (Lestari 2009). Kondisi lekah ini pada kuda sangat sempit dan terletak di sepertiga proksimal ossa radius-ulna (Budras et al. 2005), seperti yang ditemukan pada babi (Getty 1975). Lekah ini pada hewan karnivora relatif luas yang memanjang dari proksimal sampai distal ossa radius-ulna, sedangkan pada sapi memiliki dua spatium, yaitu spatia interossea antebrachii proximale et distale (Dyce et al. 199). Selain persendian bahu dan persendian siku yang relatif terbatas, gerakan lurus badak jawa juga diduga dipengaruhi oleh otot-otot fiksator persendian bahu, seperti pada badak sumatra. Otot-otot fiksator persendian bahu badak sumatra, yaitu m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. biceps brachii, dan m. subscapularis (Susanti 2012). Otot-otot tersebut sebagian memiliki origo di os scapula serta insersio pada os humerus dan os radius. Os humerus badak jawa berukuran besar dan kompak. Tuberculum majus dari os humerus terdiri dari dua bagian, yaitu pars cranialis dan pars caudalis. Pada badak sumatra, tuberculum majus merupakan insersio dari m. supraspinatus dan m. infraspinatus. Kedua otot ini berfungsi sebagai ekstensor dan fiksator persendian bahu dari sisi lateral, sedangkan tuberculum minus dari os humerus merupakan insersio m. supraspinatus dan m. subscapularis yang juga memfiksator persendian bahu dari sisi medial (Susanti 2012). Bobot tubuh badak jawa ditopang oleh keempat kakinya saat berdiri. Kaki depan menerima beban yang lebih besar dibandingkan dengan kaki belakang karena kaki depan menopang tubuh bagian depan, leher dan kepala pada saat berdiri. Badak jawa dalam menopang bobot tubuhnya yang berat dibantu oleh m. biceps brachii yang diduga berkembang subur, seperti pada badak sumatra. Musculus biceps brachii badak sumatra memiliki banyak daun urat yang kuat dan tebal di antara serabut ototnya (Susanti 2012). Tendo origo otot ini melewati sulcus intertubercularis yang lebar dan terletak di antara tuberculum majus pars cranialis dan tuberculum minus. Badak jawa tidak memiliki tuberculum intermedium. Hal ini mirip pada badak sumatra (Lestari 2009), sapi, babi, dan anjing (Colville dan Bassert 2002), tetapi berbeda pada kuda yang memiliki tuberculum intermedium (Budras et al. 2005). Selain itu, tubuh ditopang oleh otot-otot penggantung tubuh yang diduga berkembang subur dan kuat pada badak jawa, seperti yang ditemukan pada badak sumatra (Susanti 2012). Otot-otot penggantung tubuh pada badak sumatra, yaitu m. serratus ventralis dan 13

9 14 mm. pectoralis. Musculus serratus ventralis memiliki daun urat yang kuat di antara serabut ototnya dan berinsersio di facies serrata (Susanti 2012). Facies serrata pada badak jawa memiliki permukaan yang lebar, kasar, bergerigi serta tidak dibagi menjadi dua oleh fossa subscapularis. Keadaan ini mirip pada badak sumatra (Lestari 2009) sehingga pertautan m. serratus ventralis yang luas menjadi sangat kuat dalam menopang tubuhnya bagian depan, leher dan kepala yang berat. Tuberositas deltoidea badak jawa berupa bungkul besar dan kasar yang mengarah ke distolateral. Keadaan ini mirip pada badak sumatra yang memiliki tuberositas deltoidea dengan ukuran besar dan menjulur ke kaudolateral dengan permukaan yang kasar (Lestari 2009). Bungkul yang besar ini diduga berperan mendukung aktivitas badak jawa saat mendaki daerah yang curam. Kondisi yang sama ditemukan pada badak sumatra, saat mendaki daerah yang curam, kaki depan badak jawa ditekuk dan diduga melibatkan kontraksi otot-otot fleksor kaki (Susanti 2012). Sebaliknya, saat menuruni daerah yang curam, badak sumatra melibatkan kerja otot-otot ekstensor persendian bahu dan siku (Susanti 2012) untuk meluruskan kaki depan, hal ini diduga juga pada badak jawa. Olecranon dari os ulna yang berupa penjuluran besar ke arah medial juga diduga mendukung aktivitas badak jawa saat mendaki daerah yang curam. Di proksimal olecranon terdapat bungkul yang kasar, yaitu tuber olecrani. Bungkul ini pada badak jawa berukuran besar dengan bentuk relatif bulat, memiliki permukaan kasar dan mengarah ke medial, tetapi berbeda pada badak sumatra yang memiliki tuber olecrani berukuran besar serta terbagi menjadi dua, yaitu ke lateral dan medial (Lestari 2009). Olecranon badak sumatra merupakan insersio dari m. triceps brachii (Susanti 2012) yang berfungsi sebagai fleksor persendian bahu, ekstensor dan fiksator persendian siku. Keadaan ini diduga memperkuat gerakan maju kaki depan badak jawa saat mendaki daerah yang curam dan saat berlari, khususnya sebagai tuas penggerak, seperti pada badak sumatra (Susanti 2012). Kekuatan kaki depan badak jawa juga ditunjang oleh persendian skeleton manus yang kuat dan fleksibel. Daerah carpus badak jawa memiliki persendian yang luas untuk mendukung aktivitasnya saat mendaki daerah yang curam. Facies palmaris dari ossa carpale III et IV et V memiliki penjuluran-penjuluran yang mengarah ke mediodistal. Penjuluran ini mirip pada badak sumatra (Lestari 2009) yang berfungsi sebagai tempat pertautan otot-otot fleksor persendian carpus yang berkembang subur dan kompak (Khotimah 2014). Keadaan ini didukung oleh otot fleksor dan abduktor digit serta tendo fleksor metacarpophalangeal yang tebal pada badak sumatra untuk mencengkeram tanah dengan kuat saat mendaki daerah yang curam. Seperti pada badak sumatra, persendian skeleton manus yang fleksibel dengan otot-otot fleksor carpus, otot fleksor dan abduktor digit (Khotimah 2014), otot-otot ini diduga juga berkembang subur pada badak jawa untuk mendukung aktivitas berlari serta memperluas kubangan. Aktivitas kawin badak jawa mirip dengan aktivitas kawin pada badak india (Rhinoceros unicornis) (Rahmat 2009). Badak jantan akan mengangkat kaki depan dan bertumpu pada punggung badak betina (Zahari et al. 2004). Kaki depan badak jantan akan ditekuk dengan memfleksio persendian carpus dan digit. Persendian carpus dan digit pada badak jawa sangat fleksibel yang diduga didukung oleh otot-otot fleksor carpus dan digit yang berkembang subur, seperti

10 pada badak sumatra (Khotimah 2014). Hal ini diduga untuk menjaga keseimbangan sewaktu kaki depan badak jantan menaiki tubuh badak betina. Di samping itu, telapak kaki badak jawa dilengkapi dengan footpad. Menurut Hutchinson (2012), footpad berfungsi sebagai pengukur jumlah gaya yang mampu ditahan oleh tiap digit saat menumpu. Seperti halnya pada badak sumatra, footpad bersama otot fleksor digit (Khotimah 2014), diduga membantu badak jawa saat berlari agar kakinya mudah diangkat dan diayunkan. Dalam melakukan aktivitasnya badak jawa ditunjang dengan struktur skelet kaki depan yang kuat, kompak, dan relatif pendek. Aktivitas tersebut diantaranya berjalan, berlari, mendaki daerah yang curam, berkubang, dan kawin. Skelet kaki depan badak jawa ini merupakan hasil adaptasinya dengan lingkungan dan berat tubuhnya yang besar. 15 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Skelet kaki depan badak jawa relatif pendek yang tersusun secara kokoh dan kuat. Karakteristik skelet kaki depan badak jawa, yaitu tuberositas deltoidea dari os humerus yang besar dan crista humeri yang kurang berkembang. Ossa radius et ulna terpisah dari proksimal sampai ke distal dengan spatium interosseum antebrachii yang sempit. Olecranon dari os ulna berukuran besar dan kasar dengan bentuk relatif bulat, serta facies palmaris dari ossa carpi memiliki penjuluran yang mengarah ke mediodistal. Secara umum, skelet kaki depan badak jawa mirip pada badak sumatra, sapi, dan babi. Kondisi ini merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan dengan ukuran tubuh, leher dan kepala yang besar. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mempelajari perilaku dan cara handling badak. Namun, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai struktur skelet kepala, sumbu tubuh, dan otot secara keseluruhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai Skelet tungkai MEP memiliki ukuran tulang yang kecil namun kompak dengan permukaan yang halus dan tidak banyak dijumpai rigi ataupun penjuluran.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI DEPAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) VIAN PUPUT WIJAYA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI DEPAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) VIAN PUPUT WIJAYA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI DEPAN BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) VIAN PUPUT WIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil.

TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil. TINJAUAN PUSTAKA Ordo Perissodactyla Badak Sumatera diklasifikasikan dalam ordo Perissodactyla yaitu bangsa hewan yang memiliki kuku ganjil. Ordo Perissodactyla ini terdiri dari dari dua subordo, tiga

Lebih terperinci

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar PEMBAHASAN Lokomosi pada MEP ditandai dengan perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Saat melakukan perpindahan, MEP mampu melakukan perpindahan baik secara quadrupedalism maupun bipedalism (Napier

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Monyet Ekor Panjang MEP merupakan spesies monyet dengan nama latin Macaca fascicularis yang termasuk ke dalam sub famili Cercopithecinae dari famili Cercopithecidae. Seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET TUNGKAI KAKI BADAK SUMATERA. (Dicerorhinus sumatrensis)

ANATOMI SKELET TUNGKAI KAKI BADAK SUMATERA. (Dicerorhinus sumatrensis) 1 ANATOMI SKELET TUNGKAI KAKI BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) ENI PUJI LESTARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 Populasi badak Sumatera kini semakin berkurang...

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) Miko Saputra FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK MIKO SAPUTRA. Anatomi Skelet Tungkai Monyet Ekor Panjang

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) HILDA SUSANTI

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) HILDA SUSANTI ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) HILDA SUSANTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK HILDA SUSANTI. Anatomi Otot Daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Renang Renang merupakan jenis olahraga yang dilakukan di air dan dapat dilakukan baik putra maupun putri. 10 Dibandingkan dengan olahraga-olahraga lainnya, renang merupakan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI

OSTEOLOGI ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI TULANG-TULANG TULANGEXTREMITAS SUPERIOR TERDIRI DARI: 1. Os clavicula 2. Os scapula 3. Os humerus

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS TRENGGILING JAWA (Manis javanica) CATUR FAJRIE DIAH ASTUTI

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS TRENGGILING JAWA (Manis javanica) CATUR FAJRIE DIAH ASTUTI ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS TRENGGILING JAWA (Manis javanica) CATUR FAJRIE DIAH ASTUTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET APENDIKULAR BUAYA SENYULONG (Tomistoma schlegelii) ALIF RAHMAN RAHIM PUARADA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET APENDIKULAR BUAYA SENYULONG (Tomistoma schlegelii) ALIF RAHMAN RAHIM PUARADA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET APENDIKULAR BUAYA SENYULONG (Tomistoma schlegelii) ALIF RAHMAN RAHIM PUARADA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya 31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT-OTOT KAKI DEPAN BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis): DAERAH ANTEBRACHII DAN DIGIT AMALIA KHUSNUL KHOTIMAH

ANATOMI OTOT-OTOT KAKI DEPAN BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis): DAERAH ANTEBRACHII DAN DIGIT AMALIA KHUSNUL KHOTIMAH ANATOMI OTOT-OTOT KAKI DEPAN BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis): DAERAH ANTEBRACHII DAN DIGIT AMALIA KHUSNUL KHOTIMAH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE)

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha)

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha) 86 Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha) M. tensor fascia latae M. biceps femoris M. gluteus medius M. vastus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas dua kelompok otot,

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BERUK (Macaca nemestrina) WAHID FAKHRI HUSEIN

ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BERUK (Macaca nemestrina) WAHID FAKHRI HUSEIN ANATOMI OTOT DAERAH BAHU DAN LENGAN ATAS BERUK (Macaca nemestrina) WAHID FAKHRI HUSEIN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Beruk Morfologi Beruk

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Beruk Morfologi Beruk 4 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Beruk Beruk merupakan spesies primata yang telah banyak dipelajari. Beruk sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam berbagai penelitian biomedik. Beruk mempunyai beberapa

Lebih terperinci

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO

KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA (Manis javanica) EKO CAHYONO FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK EKO CAHYONO. Kajian Anatomi Skelet Trenggiling Jawa (Manis javanica).

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET TUBUH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) MUAMAR DARDA DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI BELAKANG BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) DIANA ASRIASTITA

KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI BELAKANG BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) DIANA ASRIASTITA KARAKTERISTIK ANATOMI SKELET KAKI BELAKANG BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus) DIANA ASRIASTITA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh:

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi pergelangan tangan dibentuk oleh: sendi radiocarpal, sendi intercarpal dan sendi radioulnar distal. Persendian antara lengan bawah dan tangan terutama melalui sendi radiocarpal dan sendi radioulnar

Lebih terperinci

PRESENTASI KASUS MALUNION FRAKTUR HUMERUS DEXTRA 1/3 MIDDLE NEGLECTED

PRESENTASI KASUS MALUNION FRAKTUR HUMERUS DEXTRA 1/3 MIDDLE NEGLECTED PRESENTASI KASUS MALUNION FRAKTUR HUMERUS DEXTRA 1/3 MIDDLE NEGLECTED DISUSUN OLEH : ILHAM KAUTSAR NMP 08310153 PEMBIMBING : dr. H. Risa Indrawan, Sp.OT M.Kes dr. H. Arif Wibowo, Sp.OT PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan A. Otot Manusia Pada kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari materi yang masih berkaitan dengan alat gerak. Bila tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif maka

Lebih terperinci

Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah

Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah Judul : Myologi ext superior dan inferior (dr Hj.Ny.Harfiah Djayalangkara) Biomedik 1 I. OTOT-OTOT EXTREMITAS III.1 Otot-otot yang berada pada Extremitas superior. Terdiri atas otot-otot yang membentuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga, Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Struktur Anatomi Tangan

PEMBAHASAN. Struktur Anatomi Tangan PEMBAHASAN Struktur Anatomi Tangan Struktur anatomi tangan disusun dari tulang tangan, otot tangan, sendi tangan, dan saraf tangan. Keempat panyusun anatomi tangan tersebut bersama-sama menciptakan gerakan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRAE I

OSTEOLOGI VERTEBRAE I OSTEOLOGI VERTEBRAE I Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae coccygealis costae sternum Columna

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA

ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA ANATOMI OTOT OTOT KAKI BELAKANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) : DAERAH CRURIS DAN DIGIT FEBRYANA PERMATA FANAMA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS)

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) Oleh: drh. Herlina Pratiwi Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT Pengenalan Salah satu sistem yang penting dalam badan. Pergerakan terhasil daripada penguncupan dan pemanjangan otot. Selain itu ia juga menentukan magnitud pergerakan.

Lebih terperinci

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Humerus (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada

Lebih terperinci

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus INDIKASI PEMERIKSAAN RADIOGRAFI Trauma / cidera Fraktur, fisura, dislokasi, luksasi, ruptur Pathologis Artheritis, Osteoma, dll. Benda asing (corpus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK LABORATORIUM BASIC ANIMAL JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR 2016 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu

Lebih terperinci

PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG

PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG PEMBULUH NADI ANGGOTA BELAKANG A. femoralis A.femoralis merupakan nadi di bagian proximal dari pembuluh nadi pada anggota belakang. Nadi merupakan lanjutan extra-abdominal dari a,iliaca externa, mulai

Lebih terperinci

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Ossa Cranii Ossa Fasciei V. Cervicalis V. Thoracalis Columna

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI MANUSIA FIK UNY BAB I PENDAHULUAN

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI MANUSIA FIK UNY BAB I PENDAHULUAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI MANUSIA FIK UNY BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia, berasal dari bahasa Yunani ana yang berarti habis atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. dengan dislokasi kaput radii sering disebut juga Fraktur Monteggia. David,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. dengan dislokasi kaput radii sering disebut juga Fraktur Monteggia. David, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kasus 1. Definisi a. Fraktur Os Ulna Fraktur os ulna atau fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dengan dislokasi kaput radii sering disebut juga Fraktur Monteggia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bulutangkis Menurut Subardjah (2000) bulutangkis merupakan bentuk permainan bola kecil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bulutangkis Menurut Subardjah (2000) bulutangkis merupakan bentuk permainan bola kecil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bulutangkis Menurut Subardjah (2000) bulutangkis merupakan bentuk permainan bola kecil yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii ANATOMI VETERINER I DOSEN PENGAMPU drh. Analis Wisnu Wardana, M.Biomed drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PENILAIAN: Keaktifan 10% Tugas 20% Kuis 20% UTS 25% UAS 25% MATERI PERKULIAHAN Pokok Bahasan

Lebih terperinci

SHOULDER INJURY. Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185

SHOULDER INJURY. Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185 SHOULDER INJURY NAMA NIM Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009 1 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

Lebih terperinci

GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik

GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik George N. Tanudjaja Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: george_tanudjaja@yahoo.co.id Abstract:

Lebih terperinci

BAB I ISTILAH ILMU GERAK

BAB I ISTILAH ILMU GERAK BAB I ISTILAH ILMU GERAK Sikap Anatomi Untuk mendiskripsikan badan manusia selalu dipandang dalam sikap antomi, yaitu memandang lurus kedepan dalam bidang datar yang melalui pinggir bawah lekuk mata dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN TRANSVERSE FRICTION PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT TENNIS ELBOW TIPE II

PENGARUH PENAMBAHAN TRANSVERSE FRICTION PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT TENNIS ELBOW TIPE II PENGARUH PENAMBAHAN TRANSVERSE FRICTION PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT TENNIS ELBOW TIPE II Muki Partono, Sugijanto Rumah Sakit Siaga Raya, Jakarta Fisioterapi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung maupun trauma tidak langsung (Helmi, 2013). Menurut Hoppenfeld

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung maupun trauma tidak langsung (Helmi, 2013). Menurut Hoppenfeld BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur Antebrachii 1. Definisi Fraktur Fraktur radius-ulna tertutup adalah terputusnya hubungan tulang radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah, baik trauma

Lebih terperinci

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN

BAB II STATUS PEMERIKSAAN PASIEN BAB I PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik yang bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun :

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun : MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft, M. Fis Abdul Chalik Meidian,

Lebih terperinci

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dibentuk oleh : - sacrum - coccygis - kedua os.coxae Fungsi : Panggul (pelvis)

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI TATA TERTIB 1. Berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas lab. 2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum 3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta

Lebih terperinci

Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa. Correlation Between Long Bone Radius With In Male Adult Height

Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa. Correlation Between Long Bone Radius With In Male Adult Height [ TINJAUAN PUSTAKA ] Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa Indhraswari Dyah Wilujeng Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Kasus kecelakaan yang terjadi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIOTERAPI

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIOTERAPI MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIOTERAPI Namaa : Nim : Kelas : Kelompok : FAKULTAS FISIOTERAPI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun : Muh.

Lebih terperinci

ARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS

ARTHROLOGI UMUM DAN ARTHROLOGI KHUSUS Judul Blok : Biomedik 1 (5 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan Ilmu Biomedik pada Sistem Muskuloskeletal Indikator : Menerapkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Kata Kunci: Olahraga panahan, cidera, dan pencegahan.

Kata Kunci: Olahraga panahan, cidera, dan pencegahan. 1 POTENSI CIDERA DALAM OLAHRAGA PANAHAN SERTA UPAYA PENCEGAHANNYA Komarudin Abstrak. Potensi cidera pada pemanah kebanyakan terjadi pada daerah bahu, pada saat lengan melakukan tarikan (drawing). Gerakan

Lebih terperinci

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak? Belajar IPA itu asyik, misalnya saat mempelajari tentang astronomi dan benda-benda langit, kita bisa mengenal lebih dekat tentang planet, bintang, dan benda-benda langit lainnya. Pelajaran seperti ini

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET SUMBU TUBUH BADAK SUMATERA. (Dicerorhinus sumatrensis) ALDA SYAFYENI

ANATOMI SKELET SUMBU TUBUH BADAK SUMATERA. (Dicerorhinus sumatrensis) ALDA SYAFYENI ANATOMI SKELET SUMBU TUBUH BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) ALDA SYAFYENI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senam lantai Senam lantai berawal dari negara tirai bambu. Sejak tahun 2700 sebelum masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk sederhana dari gerakan senam

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB KOMPARASI SEL OTOT: OTOT RANGKA, OTOT JANTUNG DAN OTOT POLOS Keterangan Otot Rangka (Skeletal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORITIK A. OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN FAKTOR RISIKO CEDERA A.1. Pengertian Olahraga Bulutangkis Bulutangkis merupakan salah satu permainan olahraga dengan menggunakan

Lebih terperinci

Stress Markers Pada Lengan Dan Tangan Kanan

Stress Markers Pada Lengan Dan Tangan Kanan Stress Markers Pada Lengan Dan Tangan Kanan Azizatul Haq Larasati 1 Abstract Stress marker was the study of the occupation routine work on the human muscles. This study discussed the routine work of human

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah Tulang hasta, tulang paha, tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI SENDI PERGELANGAN KAKI A.1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yaitu articulatio talocruralis, articulatio subtalaris dan articulatio

Lebih terperinci

Konig, HE., Liebich, HG., Veterinary Anatomy of Domestic Mammals Texbook and Color Atlas, Schattauer, Stuugart Budras, KD., Sack, WO.

Konig, HE., Liebich, HG., Veterinary Anatomy of Domestic Mammals Texbook and Color Atlas, Schattauer, Stuugart Budras, KD., Sack, WO. Static and Dinamyc Konig, HE., Liebich, HG., 2004. Veterinary Anatomy of Domestic Mammals Texbook and Color Atlas, Schattauer, Stuugart Budras, KD., Sack, WO., Rock, S., Horowitz, A., Berg. R., 2009, Anatomy

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENDINITIS BICIPITALIS SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENDINITIS BICIPITALIS SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENDINITIS BICIPITALIS SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : AUGUST SAPTAHADY Z.P J100110066 Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan kumpulan fakta empiris untuk mendiskripsikan pengaruh pelatihan power otot

Lebih terperinci

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Mitra Tani Farm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor untuk sapi PO jantan dan Rumah Potong Hewan (RPH) Pancoran Mas untuk sapi Bali jantan.

Lebih terperinci

kupersembahkan untuk ayah, ibu, kakak-kakakku. serta almamater tercinta

kupersembahkan untuk ayah, ibu, kakak-kakakku. serta almamater tercinta kupersembahkan untuk ayah, ibu, kakak-kakakku. serta almamater tercinta PENELITIAN PENDAHULUAN TENTANG PEMBULUH DARAH DAN SARAF PADA KAKI MUKA KAMBING (Capra sp.) Po/H!~/ /&i5? /fo~ 1 SKRIPSI oleh AGUS

Lebih terperinci

ANATOMI OTOT-OTOT TUBUH BADAK SUMATRA (Dicerorhinus sumatrensis) ANDI HIROYUKI

ANATOMI OTOT-OTOT TUBUH BADAK SUMATRA (Dicerorhinus sumatrensis) ANDI HIROYUKI ANATOMI OTOT-OTOT TUBUH BADAK SUMATRA (Dicerorhinus sumatrensis) ANDI HIROYUKI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin

Lebih terperinci

menghubungkan os maxilla dengan os palatinum pada tengkorak koleksi Laboratorium FKH IPB tidak terlihat jelas, sedangkan pada tengkorak orangutan

menghubungkan os maxilla dengan os palatinum pada tengkorak koleksi Laboratorium FKH IPB tidak terlihat jelas, sedangkan pada tengkorak orangutan BAB 5 PEMBAHASAN Tengkorak orangutan berukuran relatif besar jika dibandingkan dengan tengkorak manusia. Tengkorak orangutan mempunyai panjang ± 24,5 cm, lebar ± 19,5 cm dan tinggi ± 19 cm, serta bobot

Lebih terperinci

VASKULARISASI EXTREMITAS

VASKULARISASI EXTREMITAS VASKULARISASI 1 VASKULARISASI EXTREMITAS E X T R E M I T A S S U P E R I O R ( anggota gerak atas) -------------------------------------------------- Yang termasuk extremitas superior adalah vaskularisasi

Lebih terperinci

Petunjuk dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak KATA PENGANTAR

Petunjuk dan Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku petunjuk dan laporan disusun untuk membantu mahasiswa untuk mendalami Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak dengan mengamati anatomi dan fisiologi ternak secara langsung. Perbaikan,

Lebih terperinci

BAB I LAPORAN KASUS. Alamat/no.telp : Jl. Cendrawasih lorong 5 no.5 Status perkawinan : Kawin

BAB I LAPORAN KASUS. Alamat/no.telp : Jl. Cendrawasih lorong 5 no.5 Status perkawinan : Kawin BAB I LAPORAN KASUS I.1 Identitas Pasien Nama : Tn. A No. rekam medik : 714179 Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal lahir : 05 Mei 1988 Umur : 27 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Alamat/no.telp : Jl.

Lebih terperinci

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK 1. Lokasi :... 2. Bangsa Sapi 1 :... 3. Identitas : (Kalung/No. Sapi/Nama Pemilik...) *) 4. Jenis Kelamin : ( / ) *) 5. Pengenalan

Lebih terperinci

ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR. FIK Universitas Negeri Yogyakarta

ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR. FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI EXTREMITAS SUPERIOR dr. Prijo Sudibjo, MKes, Sp.S. FIK Universitas Negeri Yogyakarta OSTEOLOGI SISTEM ALAT GERAK ANGGOTA BADAN ATAS Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan: 1. Otot harus kontraksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oleh karena itu lari ini membutuhkan kecepatan yang tinggi (Suherman, 2008).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oleh karena itu lari ini membutuhkan kecepatan yang tinggi (Suherman, 2008). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sprint Lari (sprint) adalah nomor lari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh yang meliputi jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Oleh karena itu

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

Hoof Hoof Tracak, kuku yg menyelubungi phalanx distal, structure keseluruhan musculoskeletal palanx distal, Pars distalis phalanx media (os coronale), articulatio interphalanx distal (coffine joint),

Lebih terperinci

Perbandingan Tulang dan Lokomosi. pada Quadrupedal dan Bipedal

Perbandingan Tulang dan Lokomosi. pada Quadrupedal dan Bipedal 105 Perbandingan Tulang dan Lokomosi pada Quadrupedal dan Bipedal Arif Wicaksono 1, Sasanthy Kusumaningtyas 2 1 Departemen Anatomi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN 2 Departemen Anatomi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Atletik Olahraga atletik yang telah dimainkan selama 15 abad silam yang terdapat pada olimpiade kuno yang diselenggarakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN CEDERA TENNIS ELBOW ABSTRAK

PENATALAKSANAAN CEDERA TENNIS ELBOW ABSTRAK PENATALAKSANAAN CEDERA TENNIS ELBOW Oleh: Olivia Andiana Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan E-mail: olivia_a3@yahoo.co.id Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) ABSTRAK Telah kita

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci