UJMER () (3) Unne Journal of Mathematic Education Reearch http://journal.unne.ac.id/ju/inde.php/ujmer KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MASTER DAN PENERAPAN SCAFFOLDING Nurhadi Santoa, St. Budi Waluya, dan Suketiyarno Program Studi Matematika, Program Pacaarjana, Univerita Negeri Semarang, Indoneia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari Dietujui Februari Dipublikaikan Juni Keyword: problem-olving ability; MASTER trategy; Scaffolding Abtrak Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan trategi MASTER dan penerapan caffolding yang valid, prakti dan efektif. Perangkat dikembangkan dengan model 4-D untuk meningkatkan kemampuan pemecahan maalah iwa pada materi bangun ruang ii datar kela VIII. Data te TKPM iwa diolah dengan uji t, propori z, dan regrei..hail pengembangan perangkat: () rata-rata ilabu 4,3; RPP 4,; buku iwa 4,7; LKS 4,4; dan TKPM 4,4; () prakti, dimana rerata hail pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah baik yakni 4,8, 9,% iwa memberikan repon poitif, dan rerata repon guru 3,67 (3).efektif, di mana rata-rata TKPM iwa kelompok ekperimen 8,74 dengan banyak iwa yang mencapai KKM 8,75% edangkan rata-rata TKPM iwa kelompok kontrol 65,33 dengan banyak iwa yang mencapai KKM 3,4%. Terdapat pengaruh kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan maalah iwa terhadap kemampuan pemecahan maalah iwa ebear 78,5%. Berdaarkan hail validai dan hail uji coba diperoleh perangkat yang valid dan hail uji coba diperoleh pembelajaran yang efektif, maka tujuan pengembangan perangkat tercapai. Abtract The purpoe of thi tudy wa to develop the learning of mathematic with trategie MAS- TER and caffolding application that valid, practical and effective. The device wa developed with 4-D model to improve tudent problem-olving ability on the flat ide of geometrical pace grade VIII. Problem-olving tet data proceed by t tet, the proportion of z, and regreion. The development of learning outcome a follow: () the average value of 4.3 validation yllabu; leon plan 4.; tudent book 4.7; tudent workheet 4.4, and problem-olving tet 4.4, () practice where core of teaching competence of teacher 4,8, poitive tudent repone 9,% and average of teacher repone of learning wa 3,76, (3) effective where the average of problem-olving ability tet of eperimental group tudent got 8.74 with many tudent who achieve minimum competence 8.75 % while the average control group tudent got 65.33 with many tudent who achieve minimum competence 3.4%. There i the influence of independent learning and problem-olving kill of tudent to the problem olving abilitie of tudent at 78.5%. Baed on the validation reult, the devince are valid and the tet reult howed effective learning, therefore, the goal of oftware development i achieved. 3 Univerita Negeri Semarang Alamat korepondeni: Kampu Unne Bendan Ngior Semarang 533 E-mail: pp@unne.ac.id ISSN 5-6455
Nurhadi Santoa, dkk/ Unne Journal of Mathematic Education Reearch () (3) Pendahuluan Kemampuan memecahkan maalah merupakan keterampilan daar yang haru dimiliki eeorang agar dapat menempuh kehidupannya ecara lebih baik. Pembahaan dalam tulian ini tidak dimakudkan untuk mencakup ecara keeluruhan maalah, tetapi lebih difokukan pada maalah yang berkaitan dengan pelajaran matematika di ekolah. Maalah matematika yang diberikan kepada iwa di ekolah, dimakudkan untuk melatih iwa mematangkan kemampuan intelektualnya dalam memahami, merencanakan, melakukan, dan memperoleh olui dari etiap maalah yang dihadapi. Oleh karena itu, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan iwa dalam memecahkan maalah dan menjadi pemecah maalah yang uke menjadi tema penting dalam tandar ii kurikulum pendidikan matematika di Indoneia (Depdikna, 6). Berdaarkan pengamatan, kinerja pemecahan maalah matematika iwa kela VIII SMP Negeri Purbalingga maih angat kurang, khuunya pada materi bangun ruang ii datar. Dari hail analii ulangan harian KD 5.3 tentang menghitung lua permukaan dan volume kubu, balok, prima dan lima yang dilaporkan oleh guru pengampu mata pelajaran matematika kela VIII, diketahui bahwa kemampuan pemecahan maalah iwa maih rendah, dari 8 rombongan belajar dengan 3 iwa dalam atu kela, ratarata hanya terdapat 5 ampai 8 iwa yang memiliki kemampuan pemecahan maalah dengan baik yang melibatkan langkah pemecahan. Maih banyak iwa yang tidak mampu mengaitkan maalah yang dihadapi dengan kontek kejadian yang ada dalam kehidupan nyata, tidak mampu memanfaatkan data/informai pada oal, ehingga perencanaan menuju langkah berikutnya menjadi terhenti dan keulitan di dalam menerapkan pengetahuan yang dipelajari ebelumnya. Hal itu ejalan dengan Yeo (Joeph, ) yang menyatakan keulitan pemecahan maalah matematika iwa SMP ecara umum dikarenakan; () kurangnya pemahaman dari maalah yang ditimbulkan, () kurangnya pengetahuan trategi pemecahan, (3) ketidakmampuan untuk menerjemahkan maalah ke dalam bentuk matematika, dan (4) ketidakmampuan menggunakan matematika dengan benar. Berdaarkan pengamatan, keulitan pemecahan maalah matematika iwa materi bangun ruang ii datar juga karena proe pembelajaran belum efektif, lebih terpuat pada guru, dan penggunaan perangkat pembelajaran yang kurang memadai. Aktivita pembelajaran konvenional mengakibatkan terjadinya proe penghafalan konep atau proedur tanpa bermakna, pemahaman konep matematika rendah, iwa haru mengikuti aturan atau proedur yang berlaku ehingga terjadilah pembelajaran mekanitik, akibatnya pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi. Diperlukan upaya oleh guru maupun peneliti untuk mencari olui dengan mengembangkan pembelajaran menggunakan model, trategi dan metode erta teknik yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan maalah matematika iwa. Dalam hal ini peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang mampu memfailitai terbentuknya keterampilan pemecahan maalah dan kemandirian belajar iwa elama proe pembelajaran yang valid, prakti dan efektif. Adapun keterampilan pemecahan maalah yang dibangun elama proe pembelajaran adalah keterampilan yang haru dimiliki iwa dalam melakukan tahapan langkah pemecahan maalah model Polya meliputi : () keterampilan memahami maalah, () keterampilan menyuun rencana, (3) keterampilan melakanakan rencana terebut, dan (4) keterampilan melihat kembali hail yang diperoleh (Anggo, ). Sedangkan pembentukan perilaku iwa yang menjadi indikator kemandirian belajar elama proe pembelajaran meliputi () perilaku ketidaktergantungan terhadap orang lain () yakin terhadap dirinya dalam belajar, (3) beruaha mengatur diri dalam belajarnya, (4) beruaha memenuhi kebutuhan belajarnya, (5) beruaha ata daar iniiatif endiri, (6) melakukan kontrol diri (Hidayati dan Lityani, ). Membangun ketertarikan dan kemauan yang kuat pada diri para iwa ehingga mereka mau belajar dan berlatih memecahkan maalah matematika merupakan kegiatan awal dalam upaya membantu mengatai keulitan iwa dalam memecahkan maalah matematika. Untuk itu proe pembelajaran dilakukan dengan cara elalu mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan ehari-hari yang dialami iwa dan penanaman nilai-nilai ikap poitif yang haru dimiliki iwa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Salah atu trategi pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan motivai iwa, membentuk keterampilan-keterampilan dan kemandirian belajar iwa adalah trategi MASTER atau enam langkah tahapan dalam metode Accelerated Learning dengan itilah ingkatan MAS- TER (Roe dan Nicholl, : 94) yang meliputi () Motivating your mind (memotivai pikiran), () Acquiring the information (memperoleh informai), 7
Nurhadi Santoa, dkk/ Unne Journal of Mathematic Education Reearch () (3) (3) Searching out the meaning (menyelidiki makna),(4) Triggering the memory (memicu memori), (5) Ehibiting what you know (memperlihatkan apa yang anda ketahui), (6) Reflecting how you ve learned (mereflekikan apa yang telah dipelajari). Dan elama proe pembelajaran diterapkan Scaffolding yang diberikan oleh guru/iwa yang lebih mampu kepada iwa yang mengalami keulitan yakni dengan memberikan ejumlah bear bantuan pada tahap awal dan ecara bertahap bantuan dikurangi ampai pada akhirnya mereka dilepa dan mampu menyeleaikan endiri (Aghileri, 6). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementai pembelajaran matematika dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding untuk meningkatkan kemampuan pemecahan maalah iwa pada materi bangun ruang ii datar kela VIII dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang valid, prakti dan efektif. Adapun perangkat pembelajaran yang dimakud adalah ilabu, RPP, LKS, Buku Siwa dan TKPM. Metode Penelitian ini termauk jeni reearch and development atau jeni penelitian dan pengembangan, yaitu pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding pada materi lua permukaan dan volume bangun ruang ii datar egiempat kela VIII. Perangkat yang dikembangkan meliputi ilabu, RPP, LKS, buku iwa, dan TKPM. Model pengembangan pembelajaran untuk menghailkan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4-D dari Thiagarajan, Semmel, dan Semmel.. 4-D adalah ingkatan dari Define (pendefiniian), Deign (perancangan), Develop (pengembangan), dan Dieminate (penyebaran). (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 974) Semua tahap dalam model 4-D yang dilakukan dalam penelitian ini, tapi pada tahap ke-4 yaitu dieminate yang eharunya ada 3 langkah yang haru dilakukan yaitu te validai, pengemaan dan difui adopi, dalam penelitian ini hanya te validai aja yang dilakukan.intrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri ata lembar obervai keaktifan iwa, angket motivai iwa dan guru, lembar validai perangkat pembelajaran, dan intrumen te kemampuan pemahaman relaional. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode te, obervai erta angket. Analii data validita perangkat yaitu data hail penilaian para ahli untuk etiap apek dari etiap perangkat yang dikembangkan dianalii berdaarkan rerata kor. Rerata kor penilaian validator dihitung dengan cara rata-rata jumlah kor perangkat pembelajaran dibagi dengan banyaknya apek penilaian perangkat pembelajaran (Hobri, : 53). Dengan i=,,3,4,5 dimana untuk ilabu, untuk RPP, 3 untuk Buku iwa, 4 untuk LKS dan 5 untuk te kemampuan pemecahan maalah. Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika mendapat kategori penilaian baik dan angat baik. Analii te kemampuan pemahaman relaional adalah oal bentuk uraian, akan dianalii validita reliabilita, daya pembeda, dan tingkat keukaran oal. Analii data keterampilan pemecahan malah dan kemandirian belajar iwa iwa yang diperoleh melalui pengamatan dianalia dengan menggunakan rating cale. Skor tertinggi tiap butir pertanyaan adalah 5 dan terendah. Analii data kepraktian yang digunakan adalah analii data repon iwa terhadap pembelajaran dan analii repon guru terhadap perangkat pembelajaran. Analii data repon iwa terhadap proe pembelajaran yang digunakan adalah analii perentae. Perentae tiap repon poitif dihitung dengan cara jumlah repon poitif tiap apek yang muncul dibagi dengan jumlah eluruh iwa dikalikan dengan %. Repon iwa dikategorikan poitif jika rata-rata perentae repon iwa yang diperoleh lebih dari 8%. Sedangkan dalam melakukan dan memberikan penilaian pada lembar angket repon guru digunakan pedoman penilaian (rubrik) yang telah diiapkan ebelumnya oleh peneliti. Rata-rata repon guru (Rg) dihitung dengan cara menjumlah rata-rata kor repon guru tiap apek dibagi dengan banyaknya apek. Analii uji keefektifan uji awal yang haru dilakukan adalah uji normalita data yang bertujuan untuk mengetahui apakah data keadaan awal ampel berditribui normal atau tidak. Penerimaan Ho dengan menggunakan ignifikani yang diperoleh dari kolom Kolmogorof-Smirnov program SPSS yaitu jika nilai ig > 5%. Selanjutnya dilakukan uji homogenita, uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan aumi bahwa ampel dari populai penelitian berawal dari kondii yang ama atau homogen kriteria penerimaan H, jika ig >,5. Setelah melakukan uji homogenita langkah elanjutnya melakukan uji keamaan rata-rata dua kela. Dengan mengaumikan bahwa kedua kela mempunyai varian yang ama, dalam penelitan ini rumu uji tatitik yang digunakan (Sudjana, 5: 39) adalah 7
Nurhadi Santoa, dkk/ Unne Journal of Mathematic Education Reearch () (3) dengan = ( n t = + n n ) + ( n ) n + n. Uji banding dilakukan dengan menggunakan SPSS yaitu independent ample tet. Apabila nilai ig pada independent ample tet > 5% artinya H diterima atau varian dua variabel ama. Sehingga dipilih aumi equal variance aumed. Untuk aumi equal variance aumed, jika nilai ig (-tailed) > 5% maka H diterima yang artinya rataan nilai te pendahuluan kedua kela adalah ama (Suketiyarno, :-3). Selanjutnya análii data akhir dimulai dengan melakukan uji prayarat yakni uji normalita dan homogenita. Data akhir adalah berupa nilai hail te kemampuan pemecahan maalah iwa. Uji tatitik yang digunakan untuk ketuntaan dalam mencapai KKM digunakan uji atu pihak. Rumu yang digunakan untuk menghitung ketuntaan rata-rata kela adalah ebagai berikut. µ = n t Keterangan : : nilai rata-rata TKPM, µ : nilai rata-rata yang dihipoteikan (KKM yaitu 75), : impangan baku ampel, n : banyaknya ampel. Selanjutnya hail terebut dibandingkan dengan nilai t tabel dengan dk = n- dengan kriteria pengujian 5%. H ditolak jika t hitung t( α ) (Sudjana, 5: 3). Uji ketuntaan klaikal digunakan uji propori dua pihak. Rumu yang digunakan adalah ebagai berikut. z = π n π ( π ) n Sudjana 5: 33) Keterangan: = banyaknya iwa yang mencapai KKM, π = nilai propori yang dihipoteikan, yaitu 75%, n = banyaknya ampel. Selanjutnya hail terebut dibandingkan dengan nilai z tabel dengan criteria pengujian 5%. H diterima jika z hitung. < z < z ( α ) ( α ) Uji beda rata-rata dua ampel untuk menguji perbedaan rata-rata kela uji coba perangkat (kela ekperimen) dan kela kontrol. Dengan mengaumikan bahwa ke dua kela mempunyai varian yang ama, rumu uji tatitik yang digunakan (Sudjana 5: 39) adalah: dengan t =, S = ( + ) n n ( n ) + ( n ) n + n Keterangan: : Nilai rata-rata TKMP kela ekperimen, : Nilai rata-rata TKPM kela kontrol, : varian data pada kela ekperimen, : varian data pada kelakontrol, n : banyaknya ubyek pada kela ekperimen, n : banyaknya ubyek pada kela kontrol. Dengan tingkat ignifikani dipilih α =,5. Menerima Ho dan tolak H jika t < t < t α, n + n α (Sudjana, 5 : 39). Analii uji regrei ganda dalam penelitian ini dapat juga menggunakan program SPSS. H ditolak jika nilai ig lebih kecil dari 5%. Selanjutnya untuk mengetahui bearnya kontribui variabel X dan X terhadap Y dapat dilihat dari nilai R quare (Suketiyarno, ). Untuk mengetahui peningkatan keterampilan pemecahan maalah dan kemandirian belajar iwa pada kela uji coba perangkat berdaarkan nilai prete dan pote dapat dilihat berdaarkan grafik peningkatan elama kegiatan uji coba. Hail dan Pembahaan Validai pertama emua validator memberikan maukan agar perangkat pembelajaran yang dikembangkan perlu direvii. Maukan dari emua validator dianalii oleh peneliti untuk mengadakan perbaikan. Hail perbaikan perang- 7
Nurhadi Santoa, dkk/ Unne Journal of Mathematic Education Reearch () (3) kat diberikan kembali kepada validator untuk diberikan penilaian ulang, jika belum valid maka dilakukan revii kembali, dan eterunya hingga diperoleh perangkat pembelajaran yang valid menurut ahli dan menghailkan Draf. Hail penilaian ecara umum oleh validator terhadap perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan mempunyai rata-rata pada interval 4, 5, dengan klaifikai angat baik euai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka dapat diimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid. Perangkat pembelajaran dikatakan prakti apabila memenuhi: () kemampuan guru melakanakan pembelajaran tergolong baik, () repon guru dan iwa tergolong poitif (Nieveen (999:7). Hail pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding diperoleh rata-rata kor 4,8 dari kor tertinggi 5, yang berarti kemampuan guru mengelola pembelajaran tergolong baik. Dari hail pengiian angket repon iwa kemudian diproentae dan diperoleh bahwa 9,% iwa memberikan repon poitif, dengan kata lain iwa memberikan repon poitif lebih dari 8%, maka dapat diimpulkan bahwa iwa memberikan repon poitif dan baik untuk pembelajaran dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding pada materi bangun ruang ii datar kela VIII. Hail pengiian angket repon guru terhadap perangkat pembelajaran kemudian dianalii. Rata-rata hail angket repon guru terhadap perangkat pembelajaran adalah 3,67 dimana kor tertinggi adalah 4 dan terletak pada interval 3, 4, dengan klaifikai baik euai yang ditetapkan. Jadi repon guru terhadap perangkat pembelajaran termauk kategori baik. Pembelajaran dikatakan efektif, jika tujuan yang diharapkan dari pengembangan perangkat minimal mencapai kategori efektif yaitu: () pembelajaran tunta dengan rata-rata klaikal mencapai KKM, () kemampuan pemecahan maalah iwa antara kela yang dikenai pembelajaran dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding lebih baik dibandingkan kela ekpoitori dan banyak iwa yang tunta KKM juga lebih banyak, (3) ada pengaruh poitif antara keterampilan pemecahan maalah dan kemandirian belajar iwa terhadap kemampuan pemecahan maalah iwa, (4) terdapat peningkatan keterampilan pemecahan maalah dan kemandirian belajar iwa pada kela uji coba perangkat. Adapun uji ketuntaan pencapaian KKM terhadap data nilai TKPM kela uji coba perangkat menggunakan uji rata atu pihak. Dengan rumu yang telah diebutkan di ata maka diperoleh: nilai rata-rata kela ( ) = 8,7; nilai rata-rata yang dihipoteikan/kkm ( µ o ) = 75; impangan baku ampel () =,3; banyaknya ampel ( n ) = 9 dengan menggunakan taraf ignifikan 5% dan dk= (9 ) = 8 diperoleh nilai t (- α adalah,7. Diperoleh t ) hitung = 3,46 >,68 maka H o ditolak, artinya rata-rata kemampuan pemahaman relaional kela uji coba perangkat lebih bear dari 75. Jadi Kemampuan pemecahan maalah iwa kela ekperimen mencapai ketuntaan. Uji pencapaian ketuntaan klaikal digunakan uji propori atu pihak dilakukan untuk mengetahui apakah banyaknya iwa yang mencapai ketuntaan telah mencapai ekurangkurangnya 8%. Dengan menggunakan uji propori yang telah diebutkan di ata maka diperoleh hail perhitungannya pada kela ekperimen didapatkan z hitung yaitu,4 dan z tabel yaitu,64 dengan tingkat kealahan 5% maka H ditolak, ehingga bia diimpulkan bahwa propori iwa pada kela ekperimen yang mencapai KKM 75 telah melampaui 8%. Uji perbedaan dimakudkan untuk membandingkan rataan variabel nilai te kemampuan pemecahan maalah iwa kela uji coba dengan iwa pada kela kontrol. Berdaarkan perhitungan uji beda dua rata-rata diperoleh t hitung =4,4 dengan dk=4+4- = 78 dan taraf ignifikan 5%, dari daftar ditribui tudent diperoleh t tabel =,647. Karena t hitung >t tabel maka H o ditolak ehingga rata-rata nilai TKPM kela yang menggunakan pembelajaran dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding lebih baik dari pada kela dengan pembelajaran ekpoitori. Untuk uji pengaruh, variabel beba dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar iwa ( ) dan keterampilan pemecahan maalah ( ), edangkan variabel terikat adalah kemampuan pemecahan maalah (Y ). Data tentang kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan maalah iwa diambil dari hail pengamatan yang direkam dalam lembar pengamatan. Sedangkan data kemampuan pemecahan maalah iwa diambil melalui te kemampuan pemecahan maalah (TKPM) yang dilakanakan pada akhir pertemuan. Berdaarkan analii pengaruh kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan maalah iwa ecara berama-ama memberikan dukungan ebear R quare =,8 = 8,%. Hal ini berarti kemampuan pemahaman relai- 73
Nurhadi Santoa, dkk/ Unne Journal of Mathematic Education Reearch () (3) onal dipengaruhi oleh kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan maalah iwa ebear 8,% dan,% dipengaruhi faktor lain. Gambar. Grafik peningkatan kemandirian belajar iwa Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding pada materi bangun ruang ii datar kela VIII yang dikembangkan menggunakan model 4-D dalam penelitian ini telah dinyatakan valid etelah mendapatkan validai dari tim ahli dan teman ejawat. Perangkat terebut juga ecara prakti dapat meningkatkan kemampuan pemecahan maalah iwa dengan repon yang poitif ebear 9,%, dan guru memberikan repon dengan rata-rata 3,67 yang termauk dalam kategori baik. Hail analii terhadap keefektifan pembelajaran terebut telah mencapaiindikator efektif, yaitu kemampuan pemahaman iwa kela ekperimen mencapai ketuntaan dengan melampaui 75 ebagai KKM dan propori 8%. Rata-rata nilai TKPM iwa di kela yang menggunakan pembelajaran dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding lebih baik dari pada kela yang menggunakan pembelajaran dengan model ekpoitori, terdapat pengaruh poitif kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan maalah terhadap kemampuan pemecahan maalah iwa ebear 8,%, erta terjadi peningkatan kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan maalah pada 5 iwa pilihan di kela yang menggunakan pembelajaran dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding. Saran Gambar. Grafik peningkatan keterampilan pemecahan maalah iwa Dari gambar dan gambar ditunjukkan bahwa elama implementai perangkat pembelajaran menggunakan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding terlihat dengan jela adanya peningkatan kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan maalah pada 5 iwa pilihan. Kelima iwa pilihan terebut mewakili iwa kela ekperimen berdaarkan te pendahuluan yang dilakukan. Simpulan Dari hail penelitian pengembangan perangkat pembelajaran dengan trategi MASTER dan penerapan Scaffolding pada materi bangun ruang ii datar kela VIII, peneliti dapat memberikan aran yaitu Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini dapat digunakan guru ebagai alternatif dalam proe pembelajaran karena perangkat pembelajaran telah valid erta terbukti efektif dan prakti. Daftar Putaka Anghileri. 6. Scaffolding Practice That Enhance Mathematic. Learning Journal of Mathematic Teacher Education 9: 33 5.DOI.7/ 857-6-95-9. Anggo, M.. Pelibatan Metakognii Dalam Pemecahan Maalah Matematika. Jurnal Edumatica. Volume nomor, Oktober hal.35-4. Depdikna. 6. Permendikna Nomor Tahun 6 Tentang Standar Ii Sekolah Menengah Ata. Jakarta: Depdikna. Hidayati dan Lityani.. Pengembangan Intrumen Kemandirian Belajar Mahaiwa. Jurnal Penelitian dan Evaluai Pendidikan. Tahun 4, Nomor.. 84-99 Hobri.. Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikai Pada Penelitian Pendidikan Matematika. Jember: Pena Salabila. Nieveen, dkk. 999. Prototyping to Reach Product Quality. Deign approache and tool in education and training (ed). Pp. 5-35. Sudjana, 5. Metode Statitika. Bandung: Tarito. Suketiyarno. YL.. Statitika Daar. Unne. Semarang Thiagarajan, S., Semmel, D.S., Semmel. M.I. 974. Intructional Development for Training Teacher of Eceptional Children, A Source Book. Blomington: 74
Nurhadi Santoa, dkk/ Unne Journal of Mathematic Education Reearch () (3) Center of Inovation on Teaching the Handicapped Minnepoli Indiana Univerity. http:// www.eric.ed.gov/pdfs/ed975.pdf (8 September ) 75