EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi Ifarudi Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka ABSTRACT Structurally relationhip of variable i important in deeply analyi of path model, but the proce of effect ditribution mut be concerned. In thi ituation, one or more variable would be a mediator variable which aeing effect of an independent to a dependent variable. We tudied the imple mediation model that i one of path analytical model which contain of one independent variable, dependent variable and mediator variable. A neceary component of mediation i effectivene that i a tatitically ignificant indirect effect, formal ignificance tet of indirect effect are early conducted by Sobel (198). According to equential regreion analyi on a imple mediation model, a mediator variable come after an independent variable exit in the model, the contribution of upcoming variable to the model could be obtained. We argue the importance of invetigating empirical relationhip between the ignificance of indirect effect and equential contribution of mediator variable with a normal theory approach uing Microoft Excel imulation tool developed by Myeron (000). We find that the higher contribution of mediator variable to the model, the more effectivene i. Thi reult come up with three level correlation of independent and dependent variable which each 1000 time iteration that give relatively immediate information about the recent empirical relationhip between the ignificance of indirect effect and equential contribution of mediator in the imple mediation model. Keyword : equential regreion, imple mediation model, obel tet Penelitian-penelitian di bidang oial atau ekonomi ering kali berpijak pada model yang mengandung banyak variabel. Analii model yang mendalam tidak aja menyangkut truktur hubungan variabel-variabel dalam model, tetapi juga tatanan variabel-variabel dalam model yang menggambarkan proe penditribuian pengaruh melalui jalur-jalur hubungan. Mialnya, eperti yang dikemukakan oleh Preacher dan Haye (004), uatu manajemen peruahaan menganggap angat penting mengetahui apakah program pelatihan manajemen mendorong peningkatan pada kepuaan hail kerja karyawan dengan memperbaiki kemampuan karyawan atau mengubah pola kebiaaan hidup karyawan. Dalam contoh ini, kemampuan karyawan dan kebiaaan karyawan potenial menjadi variabel-variabel perantara (mediator) hubungan antara program pelatihan dengan kepuaan hail kerja. Suatu variabel dikatakan ebagai mediator karena berperan menghantarkan pengaruh perubahan variabel beba terhadap variabel lain ebagai variabel repon. Perubahan yang diharapkan pada uatu variabel repon dipandang ebagai implikai dari perubahan yang dilakukan terhadap variabel beba yang mendorong terjadinya perubahan dalam variabel mediator.

2 Suhardi, Efektivita Variabel Mediator Berdaarkan Kontribuinya Peranan uatu variabel mediator dalam penelitian ini dikaji melalui uatu model mediai ederhana, yaitu uatu model yang terdiri ata maing-maing atu variabel beba (X), variabel repon (Y), dan variabel mediator (M). Sebelum adanya variabel M, tatanan hubungan dalam model hanya mengandung atu hubungan ederhana yaitu hubungan X terhadap Y. Adanya variabel M dalam model mediai ederhana dipandang ebagai penambahan atu variabel baru terhadap model hubungan ederhana X dengan Y. Penambahan variabel M ke dalam model dapat diukur kontribuinya dalam menerangkan keragaman Y yang ebelumnya hanya diterangkan oleh keragaman X. Kontribui M mempunyai kontribui yang cukup tinggi maka diharapkan keragaman Y yang dapat diterangkan menjadi meningkat. Semakin tinggi kontribui M etelah adanya X dalam model maka diharapkan emakin tinggi pula keragaman Y dapat diterangkan. Dalam penelitian ini, uatu variabel mediator dalam model hubungan mediai ederhana dikaji efektivitanya ehubungan dengan kontribuinya dalam model. Bagaimana efektivita variabel mediator pada berbagai kondii kontribui variabel mediator ke dalam model regrei ederhana? Dengan perkataan lain, apakah efektivita uatu variabel mediator dalam model mediai ederhana dipengaruhi oleh kontribuinya? Penelitian ini ingin menguji koniteni hubungan antara kontribui variabel mediator dan ignifikani pengaruh mediainya, erta menentukan rata-rata titik kriti tingkat kontribui variabel mediator yang pengaruh mediainya ignifikan. Hail penelitian ini diharapkan dapat menentukan efektivita variabel mediator berdaarkan informai tingkat kontribuinya dalam model mediai ederhana. Suatu variabel dapat berperan ebagai uatu variabel mediator (M) yang dapat menghantarkan pengaruh uatu variabel beba tertentu (X) kepada uatu variabel repon tertentu (Y). Mediai ini terjadi ketika (i) X ignifikan mempengaruhi M, (ii) X ignifikan mempengaruhi Y tanpa adanya mediator, (iii) M mempunyai uatu pengaruh unik yang ignifikan terhadap Y, dan (iv) pengaruh X kepada Y tergantung penambahan mediator ke dalam model (Preacher & Leonardelli, 006). Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai ada/tidaknya mediai terjadi, tetapi untuk lebih formalnya dapat dilakanakan dengan metode mediation tet (MacKinnon & Dwyer, 1993; dan MacKinnon, Wari, & Dwyer, 1995). Gambar 1. Model mediai ederhana : Pengaruh X terhadap Y melalui M. (Sumber : Preacher & Haye, 004, Behavior Reearch Method, Intrument, & Computer, 36 (4), ) Hubungan ederhana antara X dan Y ering digambarkan ebagai pengaruh X terhadap Y yang lebih dikenal ebagai koefiien regrei ederhana X terhadap Y (mialkan koefiien regrei adalah c). Sitem mediai ederhana ditunjukkan pada Gambar 1, penambahan variabel mediator M akan mengubah pengaruh X terhadap Y dari c menjadi c karena dianggap X berpengaruh terhadap 7

3 Jurnal Matematika, Sain, dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Maret 009, 6-17 M. Variabel M dipertimbangkan ebagai mediator jika (i) X ignifikan berpengaruh terhadap Y, (ii) X ignifikan berpengaruh terhadap M (koefiien a 0), dan (iii) M ignifikan berpengaruh terhadap Y etelah dikontrol variabel X (koefiien b 0). Baron and Kenny (1986) menggambarkan uatu proedur tatitik yang dikembangkan oleh Sobel (198) dengan menganalii item pengaruh mediai melalui model-model peramaan regrei ebagai berikut (1) Y i1 cx 1 () M i ax (3) Y i3 cx bm 3 i adalah koefiien interep dan ε adalah komponen galat (error term). Ketika pengaruh X terhadap Y mendekati nol dimana M ada dalam model (nilai c = 0 pada peramaan (3)), maka terjadi mediai empurna dari M (Jame & Brett, 1984). Ketika pengaruh parial X terhadap Y mendekati angka tertentu tetapi tidak nol, maka terjadi mediai parial. Koefiien c adalah koefiien regrei antara Y dan X, edangkan koefiien c adalah koefiien regrei parial antara Y dengan X pada model (3). Koefiien c belum tentu identik dengan koefiien c, hal ini angat tergantung pada korelai antara X dengan M, koefiien terebut akan bernilai ama manakala X dengan M tidak berkorelai. Koefiien b adalah koefiien regrei parial antara Y dengan M, yaitu koefiien regrei etelah variai Y dan M dikoreki terlebih dahulu oleh adanya variabel X. Atau dengan kata lain, jika dicatat Ŷ i1 cx dan ˆ 1 ( Y X) Y Y, maka b adalah koefiien regrei antara dengan ˆ ( M X) M M (lihat model (1) dan ()). Seandainya X dengan M tidak berkorelai maka ε = M, dan b akan ama dengan koefiien regrei ederhana antara Y dan M. Proedur uji tatitik hipotei mediai (yang kemudian diebut ebagai Sobel Tet) dalam item mediai ederhana eperti pada Gambar 1. Uji ini membandingkan kekuatan pengaruh tidak langung X terhadap Y dengan hipotei null yang menyatakan bahwa pengaruh terebut ama dengan nol. Pengaruh tidak langung X terhadap Y didefiniikan ebagai pengaruh X terhadap M kali pengaruh M terhadap Y, atau ab. Dalam hal ini ab = c c, dimana c adalah pengaruh ederhana X terhadap Y (tanpa mengontrol M), dan c adalah pengaruh X terhadap Y etelah adanya M dalam model. Standar error a dan b maing-maing adalah a dan b. Standar error pengaruh tidak langung adalah ab ebagai 1 (4) b a. ab a b a b Statitik uji untuk pengujian hipotei adalah (5) Z ab ab di bawah hipotei null raio ini mendekati ditribui normal tandar, dan uji hipotei dilakukan dengan membandingkan raio ini dengan nilai dari ditribui normal tandar dengan peluang tertentu (Sobel, 198). 8

4 Suhardi, Efektivita Variabel Mediator Berdaarkan Kontribuinya Model (1), (), dan (3) adalah model regrei ecara umum dapat dituli Y = Xβ + ε, Y = vektor pengamatan berukuran nx1, X = matrik prediktor berukuran nxp, p = k+1, k = banyaknya prediktor, = vektor parameter berukuran px1, dan ε vektor galat (error term) berukuran nx1 nilai tengah nol dan variani homogen. Penduga koefiien regrei adalah vektor ˆ, ehingga takiran Ŷ = Xˆ model regrei adalah (Myer & Milton, 1991). Variai Y ebelum adanya faktor X dalam model dilihat dari bearan ( Y- Y) yaitu jumlah kuadrat totalnya; dengan adanya X dalam model maka Y diduga oleh model dan pengukur variainya ekarang adalah ehingga dapat dilihat bearnya pengurangan variai terebut atau raio antara ( Y- Yˆ ) ( Y- Yˆ ) terhadap Y Y ( - ) Ŷ = Xˆ yang diharapkan menjadi emakin kecil. Analii penilaian model dan umber-umber variai Y dapat dilakukan melalui Analyi of Variance (Anova). Anova menyajikan dua komponen umber variai Y yaitu komponen model regrei dan komponen galat. Bearnya umbangan umber-umber variai diukur oleh jumlah kuadrat maing-maing. Raio antara jumlah kuadrat model regrei dengan jumlah kuadrat total, merupakan ukuran ketepatan model regrei yang diebut dengan koefiien determinai (R ), bernilai antara 0 ampai 1. Jumlah kuadrat model regrei diharapkan bear mendekati jumlah kuadrat total ehingga R mendekati atu. Pendugaan koefiien regrei dapat dilakukan melalui analii terhadap matrik kovariani (Morrion, 1990). Mialkan teredia ampel acak Y, X1, X,..., Xk maing-maing berukuran n pengamatan, dituli dalam bentuk matrik yang dipartii menjadi dua bagian, bagian pertama terdiri ata peubah Y dan bagian kedua terdiri ata k peubah-peubah X, maka matrik kovariani ampel euai partii terebut adalah ebagai berikut S Y YX S Penduga koefiien regrei adalah vektor β ˆ = β ˆ 1, β ˆ,... βˆ k YX XX. yang berukuran 1x k adalah (6) βˆ S 1 XX YX dan R adalah (7) R S. 1 YX XX YX Y Koefiien regrei (parial) βˆ j, j = 1,,..., k, mempunyai ditribui dengan nilai tengah β j dan variani σ β ˆ, yang dari ampel diduga dengan j β ˆ. Mialkan peubah-peubah diuun ebagai j Y, Xj, Xq = [X1,..., Xj-1, Xj+1,..., Xk], imbol q melambangkan urutan indek peubah-peubah etelah Y dan Xj, yaitu 1,..., j-1, j+1,..., k. Variani beryarat ampel untuk Xj didefiniikan (Morrion, 1990) ebagai 9

5 Jurnal Matematika, Sain, dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Maret 009, 6-17 S (8) 1 R 1 j. q j j. q j jq qq jq dan penduga variani σ β ˆ adalah j (9) βˆ j 1R Y 1 j. q n k. Dalam model mediai ederhana, dapat diuun ampel acak Y, M, X maing-maing berukuran n pengamatan, dengan matrik kovarianinya adalah (10) S Y YM YX YM M MX YX MX X Jika matrik pengamatan Y, M, X dituli dalam bentuk matrik yang dipartii menjadi dua bagian, bagian pertama terdiri ata peubah Y dan bagian kedua (mialkan U) terdiri ata peubah M dan X, Y YU maka matrik kovariani ampel euai partii terebut adalah S, YU YM YX YU SUU M MX dan S UU. MX X 1 (11) ˆ β S dengan (1) R Penduga koefiien regrei untuk peubah M dan X pada model (3) adalah UU YU 1 b c' = M MX YM MX X YX S 1 YU UU YU Y 1 1 M MX YM YM YX Y MX X YX 1 b YM YX Y c'. 10

6 Suhardi, Efektivita Variabel Mediator Berdaarkan Kontribuinya Untuk model (), pendugaan koefiien regrei ederhana X terhadap M, dapat dilakukan M MX menggunakan matrik kovariani S UU. Koefiien regrei a, R, dan dari model MX X ini maing-maing adalah a (13) 1 X MX 1 (14) R M X MX X MX M Variani ampel beryarat M etelah X dengan menggunakan peramaan (7) adalah (15) M X M 1 RM X ehingga dengan menggunakan peramaan (8) diperoleh a (16) a M X n X. Penduga variani dari β ˆ =, b c' dalam model (3) juga diperoleh melalui peramaan (8). Penduga variani koefiien regrei b diperoleh dengan menggunakan (9), (1) dan (15), yaitu (17) b n 1R Y 1 M X Selanjutnya, dengan hail-hail di ata dapat diperoleh tatitik Sobel Tet (Z) dengan menggunakan peramaan (11), (13), (16), (17), dan (5). Jumlah kuadrat regrei dapat dipartii tergantung urutan mauknya prediktor dalam model (ekuenial). Jumlah kuadrat ekuenial (extra um of quare) penambahan uatu prediktor ke dalam model merupakan ukuran kontribui mauknya prediktor terebut. Mialkan, etiap prediktor ecara berurutan atu per atu mauk dalam model ampai terbentuk model regrei yang terdiri ata k prediktor, y 0 1 X1 kxk, dengan jumlah kuadrat regrei JKR 0, 1,, k. Jumlah kuadrat ekuenial penambahan parameter prediktor X j, j 1,, k ke dalam model y X X diebut extra um of quare adalah j1 j1 (18) JKR j 0, 1,, j1 JKR 0, 1,, j JKR 0, 1,, j1 11

7 Jurnal Matematika, Sain, dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Maret 009, 6-17 yang maing-maing mempunyai derajat beba atu. Peramaan (18) merupakan kontribui prediktor Xj bilamana ia ditambahkan ke dalam model yang ebelumnya mengandung X1, X,..., Xj-1. (Myer & Milton, 1991). Dalam model mediai ederhana, Xj = M dan Xj-1 = X ehingga model regrei yang terbangun adalah model pada peramaan (3). Penambahan atu peubah M ke dalam model emula (model (1)) akan menyebabkan ebagian dari variai galat baru terebut. Bagian ini merupakan tambahan bagi variai model yang dapat diiipkan ecara ekuenial dalam tabel ANOVA. Variai tambahan akibat mauknya M etelah X berada dalam model dapat diukur melalui jumlah kuadrat (M X) dengan memanfaatkan hail regrei X terhadap M. Mialkan jumlah kuadrat regrei model (3) etelah adanya interep dalam model adalah JKR(c,b i), dan jumlah kuadrat regrei model (1) etelah adanya interep dalam model adalah JKR(c i). Berdaarkan kenario ini, prediktor yang mauk terdahulu ke dalam model adalah variabel X, kemudian baru ditambahkan variabel M, maka kontribui variabel M adalah: (19) JKR ( b i, c) JKR ( c, b i) JKR ( c i). 1 dapat direduki oleh adanya peubah Jumlah kuadrat regrei M dan X terhadap Y etelah adanya interep dalam model, adalah JKR c',b i n R 1 Y (0) dengan R dihitung menggunakan peramaan (1). Jumlah kuadrat regrei X terhadap Y, model (1), etelah adanya interep dalam model, adalah (1) 1 JKR c i n 1 YX X YX ehingga dengan peramaan (19) dapat diperoleh jumlah kuadrat kontribui M X terhadap Y yaitu hail dari (0) dikurangi hail dari (1). Selanjutnya, dengan hail-hail di ata variabel K dinyatakan dalam proentae ebagai () K JKR ( b i, c) JKR ( c, b i) x100. Oleh karena bearnya kontribui K tergantung bearnya b, dan bearan b adalah alah atu faktor dari bearnya pengaruh mediai, maka emakin bear K akan emakin bear pula pengaruh mediainya, yang berarti akan emakin bear juga tatitik ignifikani pengaruh mediai terebut. Koniteni hubungan K dengan ignifikani pengaruh mediainya, dalam penelitian, diuji ecara empiri melalui peneluuran pola hubungan linear antara K dan ignifikani pengaruh mediainya. 1

8 Suhardi, Efektivita Variabel Mediator Berdaarkan Kontribuinya METODOLOGI Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kontribui variabel mediator (K) dihitung melalui peramaan (), dan efektivita mediator (Z) dihitung ebagai tatitik Sobel Tet (5). Jadi rancangan model dalam penelitian ini adalah hubungan antara K dengan Z. Penelitian ini memerlukan ejumlah variabel-variabel pendukung untuk menghailkan dua variabel utama terebut. Perhitungan variabel-variabel pendukung menggunakan konep-konep ebagaimana telah dikemukakan melalui peramaan-peramaan (4) ampai dengan peramaan (). Analii hubungan euai rancangan model terebut dietimai menggunakan data imulai. Analii terutama diajikan dalam bentuk grafik korelai K dengan Z, dan etimai parameter pengaruh K terhadap Z. Oleh karena Z kemungkinan mempunyai nilai negatif dan poitif, maka dalam penelitian ini digunakan nilai mutlak Z. Proe etimai dan atau imulai data menggunakan bantuan program aplikai Microoft Excel. Proedur iterai pengumpulan/pembangkitan data K dan Z dilakukan ebagai berikut: (i) bangkitkan data X dan Y ditribui normal dengan ukuran dan taraf korelai XY tertentu, (ii) bangkitkan data M ditribui normal dengan ukuran yang ama pada (i) dan korelai XM random, (iii) tentukan nilai K dan Z dengan menghitung berbagai tatitik menggunakan hail (i) dan (ii), dan (iv) bangkitkan data K dan Z dengan melakukan langkah (ii) dan (iii) ampai iterai ke-n. Proe iterai, di dalam Excel, menggunakan failita macro, edangkan proe pembangkitan data menggunakan fungi RAND(), NORMINV(), dan CORAND(). Khuu CORAND(), fungi ini tidak teredia dalam Excel tandar, haru ditambahkan dari perangkat imulai Simtool yang dikembangkan oleh Myeron (000) dari Northwetern Univerity. Analii data dilakukan dalam tiga taraf korelai XY, yaitu pada taraf korelai rendah, edang, dan tinggi. Untuk mendapat gambaran viual adanya hubungan peifik antara K terhadap Z, analii imulai menggunakan diagram pencar. Lebih lanjut untuk memperoleh gambaran pengaruh ecara kuantitatif, etimai dan analii model menggunakan pendekatan analii regrei. HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regrei Linear Hubungan Z dengan K Data hipotetik ditribui normal untuk X dan Y dibangkitkan pada tiga taraf korelai. Taraf korelai XY dipilih tiga macam yaitu taraf korelai rendah (0,5), edang (0,50), dan tinggi (0,75). Data untuk M dibangkitkan mengikuti data X dengan korelai random, dan elanjutnya dengan pendekatan matrik kovariani dihitung berbagai tatitik regrei yang diperlukan untuk dapat menghitung nilai dari variabel K dan Z. Dalam hal ini, K adalah peren kontribui jumlah kuadrat M X terhadap jumlah kuadrat Y (X,M). Sedangkan Z adalah nilai mutlak tatitik uji Sobel. Setelah dilakukan iterai pembangkitan data M ebanyak N = 1000 kali pada etiap jeni taraf korelai XY, dan etiap iterai dihitung nilai-nilai K dan Z, maka diperoleh data hipotetik K dan Z dengan plot pencaran dan gari regrei yang maing-maing diajikan pada Gambar, 3, dan 4. 13

9 Jurnal Matematika, Sain, dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Maret 009, 6-17 Gambar. Plot pencaran kontribui mediator (K) dan nilai mutlak tatitik obel (Z) pada taraf rxy = 0,5, iterai N = Takiran gari regrei Zˆ 0,5 0,04 K.. Gambar 3. Plot pencaran kontribui mediator (K) dan nilai mutlak tatitik Sobel (Z) pada taraf rxy = 0,50, iterai N = Takiran gari regrei Zˆ 0,34 0,13 K. 14

10 Suhardi, Efektivita Variabel Mediator Berdaarkan Kontribuinya Gambar 4. Plot pencaran kontribui mediator (K) dan nilai mutlak tatitik Sobel (Z) pada taraf rxy = 0,75, iterai N = Takiran gari regrei Zˆ 0,37 0,43 K. Kontribui Mediator terhadap Efektivitanya Hubungan kontribui variabel mediator dengan efektivitanya ebagaimana pada Gambar, 3, dan 4, menunjukkan kean pola hubungan berifat linear dan ekponenial; kean ekponenial terutama pada nilai kontribui yang rendah. Perbedaan pada etiap gambar menunjukkan bahwa derajat hubungan K dengan Z tergantung pada korelai antara X dengan Y. Hubungan interaki antara K dengan rxy terhadap Z terlihat lebih jela dengan mengepa gari luru nilai-nilai Z untuk berbagai nilai K. Koefiien gari lebih landai ejalan dengan emakin rendahnya rxy. Koefiien gari pada taraf rxy rendah, edang, dan tinggi, maing-maing adalah 0,04, 0,13, dan 0,43. Artinya, diperlukan kontribui yang emakin tinggi dari M bagi model mediai ederhana yang mempunyai korelai antara X dan Y yang emakin rendah, untuk tingkat efektivita mediai yang ama. Tingkat kontribui M dalam model mediai ederhana yang diperlukan agar pengaruh mediainya efektif, pada taraf-taraf korelai XY tertentu diajikan pada Tabel 1. Nilai Z = 1,64 menunjukkan titik kriti efektivita pengaruh mediai pada tingkat ignifikan α = 10%. Nilai Z = 1,96 menunjukkan titik kriti efektivita pengaruh mediai pada tingkat ignifikan α = 5%. Nilai-nilai K untuk titik kriti efektivita Z = 1,96 pada tiga jeni taraf korelai XY maing-maing adalah 44%, 1,5%, dan 3,7%. Artinya, kira-kira, diperlukan tingkat kontribui lebih dari 40% bagi variabel mediator (M) agar pengaruh mediainya efektif, jika korelai antara X dengan Y rendah. Jika korelai XY tinggi, diperlukan tingkat kontribui M kira-kira 4%. Pada taraf edang, kira-kira diperlukan kontribui 1%. Hail penelitian ini menunjukkan bahwa agar M efektif dalam model mediai ederhana, maka kontribui M haru emakin bear jika korelai XY emakin rendah. 15

11 Jurnal Matematika, Sain, dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Maret 009, 6-17 Tabel 1. Nilai K untuk Nilai Z Efektif, pada Taraf-taraf Korelai XY Taraf Nilai K (%) untuk ˆ Korelai XY rxy Model 1, 64 Z ˆ 1, Rendah 0,5 Sedang 0,50 Tinggi 0,75 Z 96 Zˆ 0,5 0,04 K 35,8 44,0 Zˆ 0,34 0,13 K 10,1 1,5 Zˆ 0,37 0,43 K 3,0 3,7 Kajian Teoriti v Empirik Secara teoriti, pengaruh mediai variabel mediator (M) tergantung korelainya dengan X dan Y, erta korelai X dengan Y. Bearan ini diwakili oleh nilai a, b, dan c dalam Gambar 1. Jika emua korelai ini ignifikan, maka ignifikani pengaruh mediai tergantung kecilnya variani maing-maing a dan b. Pengaruh mediai yang ignifikan menunjukkan bahwa keberadaan M yang efektif dalam model mediai ederhana, mereduki dengan cukup bear (yakni ebear ab) peranan X dalam model (dari c menjadi c ). Nilai ab akan relatif lebih bear dibandingkan dengan nilai c model mediai ederhana dengan rxy lebih rendah, daripada dengan nilai c model mediai ederhana dengan rxy lebih tinggi. Artinya, pada model mediai ederhana dengan korelai XY rendah, keberadaan mediator M lebih efektif (berperan) daripada mediator terebut berada pada model mediai ederhana dengan korelai XY tinggi. Jadi, keberadaan M dalam model mediai ederhana akan bear peranannya jika X dan Y berkorelai rendah. Sebaliknya untuk X dan Y yang berkorelai tinggi maka keberadaan M menjadi tidak terlalu berperan. Hail empiri, dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa agar M efektif dalam model mediai ederhana, maka kontribui M haru emakin bear jika korelai XY emakin rendah. Keadaan ini euai ecara teoriti karena kontribui M yang lebih bear, pengaruh mediainya akan lebih bear, dan menunjukkan bahwa M emakin berperan dalam model mediai ederhana. Semakin bear kontribui M akan menyebabkan nilai c (model (3)) mengecil, dan akan emakin kecil lagi jika korelai XY rendah. Pada model dengan korelai XY yang angat rendah maka emakin bear kontribui M akan menyebabkan nilai c mendekati nol, artinya mediai yang terjadi akan lebih mengarah ke mediai empurna. Sedangkan jika korelai XY tinggi, mediai yang terjadi berifat mediai parial karena kemungkinan nilai c tidak akan mencapai nol. KESIMPULAN Hail penelitian ini menunjukkan bahwa efektivita uatu variabel mediator dalam model mediai ederhana dipengaruhi oleh kontribuinya. Efektivita variabel mediator yang ditunjukkan oleh ignifikani pengaruh mediai bergantung pada bear kecilnya kontribui variabel mediator terebut dalam model. Pengaruh kontribui mediator terhadap efektivitanya terebut bergantung juga pada tingkat korelai model awal (model ederhana hubungan antara X dan Y). Pada tingkat korelai XY rendah, pengaruh mediai variabel mediator efektif jika kontribuinya cukup bear. Sebaliknya, pada tingkat korelai XY tinggi, pengaruh mediai variabel mediator efektif walau kontribuinya kecil. Pada berbagai taraf korelai XY terebut, pengaruh kontribui terhadap 16

12 Suhardi, Efektivita Variabel Mediator Berdaarkan Kontribuinya efektivita ecara umum tetap ama bahwa emakin bear kontribui maka emakin bear efektivitanya ebagai variabel mediator. REFERENSI Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The moderator-mediator variable ditinction in ocial pychological reearch: Conceptual, trategic, and tatitical conideration. Journal of Peronality and Social Pychology, 51, Jame, L. R., & Brett, J. M. (1984). Mediator, moderator, and tet for mediation. Journal of Applied Pychology, 69, MacKinnon, D. P., & Dwyer, J. H. (1993). Etimating mediated effect in prevention tudie. Evaluation Review, 17, MacKinnon, D. P., Wari, G., & Dwyer, J. H. (1995). A imulation tudy of mediated effect meaure. Multivariate Behavioral Reearch, 30(1), Morrion, D. F. (1990). Multivariate tatitical method (3 rd ed). Singapore: McGraw-Hill. Myer, R. H., & Milton, J.S. (1991). A firt coure in the theory of linear tatitical model. Boton: PWS-Kent. Myeron, R. B. (000). Simtool (3.31a). Northwetern Univerity : Kellog Scholl of Management. Diambil 4 Agutu 000, dari Preacher, K. J., & Haye, A. F. (004). SPSS and SAS procedure for etimating indirect effect in imple mediation model. Behavior Reearch Method, Intrument, & Computer, 36(4), Sobel, M. E. (198). Aymptotic interval for indirect effect in tructural equation model. Dalam S. Leinhart (Editor), Sociological Methodology 198, pp San Francico: Joey-Ba. Preacher, K. J., & Leonardelli, G. J. (006). Calculation for the obel tet: An interactive calculation tool for mediation tet. Diambil Januari 008, dari 17

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PEAKIR RAIO DA PRODUK EKPOEIAL YAG EFIIE UTUK VARIAI POPULAI PADA AMPLIG ACAK EDERHAA Mega Elmaanti 1* Firdau Hapoan irait 1 Mahaiwa Program 1 Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

Estimasi Parameter Model Regresi Spline

Estimasi Parameter Model Regresi Spline Jurnal EKSPONENSIAL Volume, Nomor, Mei ISSN 85-789 Etimai Parameter Model Regrei Spline Etimation of Parameter Spline Regreion Model M. Fathurahman Program Studi Statitika FMIPA Univerita Mulawarman e-mail

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Muhammad, S.A. et.al./kinerja Economizer pada Boiler / JTI, Vol. 11, No. 1, Juni 2009, pp.72-81

Muhammad, S.A. et.al./kinerja Economizer pada Boiler / JTI, Vol. 11, No. 1, Juni 2009, pp.72-81 Muhammad, S.A. et.al./kinerja Economier pada Boiler / JTI, Vol., No., Juni 009, pp.7-8 Jurnal Teknik Indutri, Vol., No., Juni 009, pp. 7-8 ISSN 4-485 KINERJA ECONOMIZER PADA BOILER Muhammad Sjahid Akbar,

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN DUA PER

MEMBANDINGKAN DUA PER MEMBANDINGKAN DUA PERLAKUAN Contoh Hail Penelitian Pengaruh fluida rumen terhadap produki bioga Produki bioga kumulatif, ml 3.500 3.000.500.000.500.000 500 MW avg. MR avg. MR avg. MW avg. Apa keimpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE Proiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informai Vol., No., Maret e-issn - dan p-issn -X SIMUASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MUTIPE CHANNE SINGE PHASE Jaka Dian Ramadhan *, Fahrul Agu, Indah Fitri

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Interpretai Koefiien Korelai Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefiien Reliabilita Kr-0 dalam Penelitian Pendidikan dan Pikologi Kumaidi Abtract: Thi article i intended a a umplement to Ketidaktepatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI

KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI Forum Statitika dan Komputai, Oktoberl 5, p: 7 4 Vol. No. ISSN : 853-85 KLASIFIKASI SKOR PROPENSITAS DALAM PENDUGAAN SELANG KEPERCAYAAN BOOTSTRAP UNTUK PERBEDAAN NILAI TENGAH DUA POPULASI Marzuki Juruan

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI Firmanyah 1*), Selly Feranie 1, Fourier D.E. Latief 2, Prana F. L. Tobing 1 1 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarika Juruan Pendidikan Fiika FPMIPA UPI,

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA. Supriyanto C., Samin, Sunardi

PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA. Supriyanto C., Samin, Sunardi Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN 1411 3481 PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam uatu truktur bangunan beton bertulang khuunya pada kolom akan terjadi momen lentur dan gaya akial yang bekerja ecara berama ama. Momen - momen ini yang diakibatkan

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional)

Kajian Kestabilan Reliabilitas (Kasus Skala Sikap dan Kecerdasan Emosional) JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 01 Kajian Ketabilan Reliabilita (Kau Skala Sikap dan Kecerdaan Emoional) Bunawir (Lektor Kepala Pada Pendidikan Matematika FKIP Univerita Haluoleo)

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN TERHADAP PENURUNAN PADA PONDASI JALUR

ANALISA KEANDALAN TERHADAP PENURUNAN PADA PONDASI JALUR Analia Keandalan terhadap enurunan pada ondai Jalur ANALIA KANDALAN TRHADA NURUNAN ADA ONDAI JALUR Juruan Teknik ipil UU Abtrak: erencanaan ecara tradiional dari pondai jalur (trip footing) untuk tanah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci