Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo ***) *) Mahasiswa Peminatan PKIP FKM UNDIP **) Dosen PKIP FKM UNDIP ***) Dosen PKIP FKM UNDIP e-mail : firnanda.fmundip@gmail.com Abstra Data epidemi tembaau didunia menurut World Health Organization (WHO, 8) menunjuan ematian arena tembaau di seluruh dunia terjadi tiap 6 deti. Hasil laporan Risesdas tahun, meroo pendudu 5 tahun eatas masih belum terjadi penurunan dari 7 e, cenderung meningat dari, persen menjadi 6,. Untu mengendalian hal tersebut, pemerintah mengeluaran (UU) No. 6 tahun 9 tentang esehatan, Instrusi Menteri Pendidian dan Kebudayaan RI No. /U/997 tentang lingungan seolah bebas roo, dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI No. 88/MENKES/PB/I/ tentang pedoman pelasanaan KTR. Kurang masimalnya penerapan Kawasan Tanpa Roo menyebaban masih ditemuannya peroo yang meroo dilingungan Kawasan Tanpa Roo. Tujuan dari penelitian ini untu menganalisis hubungan penerapan awasan tanpa roo dengan perilau meroo mahasiswa esehatan masyaraat di ota Semarang. Penelitian ini merupaan penelitian desriptif analiti dengan pendeatan cross sectional. Instrumen yang digunaan pada penelitian ini adalah uesioner. Sampel penelitian ini sebanya responden dengan teni sampling simple random sampling. Analisis data yang digunaan chi square untu analisis bivariat dengan taraf signifiasi 95%. Sebesar % mahasiswa meroo dan 56% mahasiswa tida meroo. Hasil penelitian menunjuan tida ada hubungan antara umur (p=,8), pengetahuan KTR (p=,8), implementasi fisi KTR (p=,7), implementasi non fisi KTR (p=,8), pembinaan KTR (p=,99), pengawasan KTR (p=,5), penghargaan KTR (p=,), sansi KTR (p=6) dengan perilau meroo mahasiswa esehatan, serta ada hubungan antara jenis elamin (p=,) dan siap KTR (p=,) dengan perilau meroo mahasiswa esehatan masyaraat. Kata unci : Kawasan Tanpa Roo, Mahasiswa,, Kepustaaan : 6, 99-6 ( buu, 6 jurnal, sripsi, paper, 6 peraturan, halaman web) 995
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) PENDAHULUAN meroo merupaan hal yang sering ditemui di lingungan masyaraat Indonesia. Hasil analisis dari penelitian yang dilauan pada tahun pada peroo yang berumur lebih dari tahun di seluruh Indonesia, menunjuan bahwa prevalensi meroo nasional sebesar 7,7 % (). Menurut hasil laporan Risesdas tahun, meroo pendudu 5 tahun eatas masih belum terjadi penurunan dari 7 e, cenderung meningat dari, persen tahun 7 menjadi 6, persen tahun. 6,9 persen lai-lai dan,% perempuan masih menghisap roo tahun. Untu menanggulangi masalah tersebut, pemerintah telah melauan upayaupaya pencegahan untu mensosialisasi tentang bahaya roo dimulai dari eluarnya PP No.9/ tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Aditif Berupa Produ Tembaau Bagi Kesehatan sampai dengan Perda tentang awasan dan tempat-tempat umum yang dilarang meroo (). Pengendalian masalah esehatan aibat tembaau perlu dilauan secara omprehensif, terintegrasi, dan beresimbungan dengan melibatan partisipasi dan pemberdayaan masyaraat. Kementerian Kesehatan telah melauan berbagai upaya untu mengendalian masalah esehatan aibat tembaau. Selain itu, Menes juga melauan inisiasi pengembangan Kawasan Tanpa Roo (KTR) diberbagai daerah, melauan peningatan apasitas tingat nasional dan local dan Delarasi perlindungan ana dari bahaya roo (). Dasar huum KTR di Indonesia cuup banya antara lain yaitu Undang-Undang (UU) No. 6 tahun 9 tentang esehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Aditif Berupa Produ Tembaau Bagi Kesehatan, dimana terdapat pembahasan mengenai pengendalian terait media ilan (pasal 6,7) dan Pengendalian promosi dan sponsor (pasal 5,6), UU No. /997 tentang pengelolaan lingungan hidup, Peraturan Pemerintah (PP) RI No. /999 tentang pengendalian pencemaran udara, PP RI No. 9/ tentang pengamanan roo bagi esehatan, Instrusi Menteri Kesehatan RI No. 59/MENKES/INS/VI/999 tentang awasan bebas roo pada sarana esehatan dan Instrusi Menteri Pendidian dan Kebudayaan RI No. /U/997 tentang lingungan seolah bebas roo, dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI No. 88/MENKES/PB/I/ tentang pedoman pelasanaan KTR (). KTR telah diberlauan di Kota Semarang seja tahun 9 berdasaran Peraturan Waliota (Perwal) Semarang No. tahun 9 yang menyataan bahwa tempat-tempat tertentu yang ditetapan sebagai KTR meliputi : sarana esehatan, tempat proses belajar mengajar, arena egiatan ana, tempat ibadah, angutan umum (5). Berbagai peraturan yang ditetapan bai pemerintah maupun non-pemerintah dimasudan demi 996
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) meningatan esehatan masyaraat, arena esehatan merupaan aspe yang sangat penting bagi ehidupan manusia. Oleh arena itu, dibutuhan erjasama dan partisipasi antara piha yang terait (6). World Health Organization (WHO) menetapan Hari Bebas Tembaau Sedunia yang diperingati setiap tanggal Mei. Perguruan Tinggi merupaan salah satu sarana pendidian yang menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun merupaan Kawasan Bebas Asap Roo (). Perguruan Tinggi merupaan salah satu pangsa pasar yang dituju oleh industri roo. Industri roo gencar menyerbu alangan muda dengan berbagai ilan dan mensponsori egiatan seperti musi, olah raga yang diadaan oleh mahasiswa bahan menyediaan beasiswa. Oleh arena itu, dalam penelitian ini, penulis aan meneliti lebih lanjut hubungan KTR dengan perilau meroo mahasiswa esehatan masyaraat dalam hal ini sebagai peroo atif ataupun buan peroo. Univeritas di Semarang yang mana di Faultas/Program Studi Kesehatan merupaan memilii peraturan terait KTR walaupun belum % menerapan KTR adalah Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Negeri Semarang dan Universitas Muhamadiyah Semarang. Peraturan tersebut sudah diberlauan mesi belum berjalan dengan bai. Karena masih banya mahasiswa, dosen dan pegawai Faultas/ Program Studi Kesehatan yang masih meroo di area ampus yang telah diatur oleh peraturan tersebut sebagai area KTR. Mahasiswa merupaan bagian dari remaja ahir. Mahasiswa merupaan aset bangsa yang ela aan menjadi generasi penerus dalam membangun bangsa. Suatu bangsa dapat maju jia generasi muda memilii perilau yang sehat sebab esehatan seseorang aan mempengaruhi produtivitasnya. Mahasiswa yang belajar di Faultas Kesehatan diharapan memilii epedulian serta perilau esehatan yang lebih bai daripada mahasiswa yang belajar di Faultas Non Kesehatan, arena apa yang merea pelajari beraitan erat dengan dunia esehatan. Penelitian ini bertujuan untu menganalisis hubungan penerapan awasan tanpa roo dengan perilau meroo mahasiswa esehatan di ota Semarang. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah uantitatif, dengan metode wawancara dan pendeatan cross sectional.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini merupaan semua mahasiswa esehatan masyaraat Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Negeri Semarang dan Universitas Muhammadiyah Semarang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah orang. Dalam penelitian ini teni sampling yang 997
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) seharusnya digunaan adalah simple random sampling. Namun dilapangan peneliti menggunaan spontanius sampling. Hal ini diarenaan piha universitas tida memberian data nama lengap mahasiswa sehingga peneliti esulitan untu menggunaan random sampling.. Pengumpulan Data Sumber data yang digunaan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data seunder. Data primer penelitian ini merupaan data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui uesioner terstrutur. Teni pengumpulan data yang digunaan pada penelitian ini yaitu dengan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hubungan Antara Umur Responden dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel Analisis Hubungan Antara Umur Responden dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Umur Responden Tida Remaja. 5 57.7 9 Ahir 6 7 Dewasa α=,5 p=,8 Ho= Diterima Dari tabel dapat dietahui bahwa perilau meroo mahasiswa lebih banya terjadi pada ategori umur dewasa sebesar %, dibandingan pada ategori remaja ahir sebesar,%. umur responden dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar,8 >,5 yang artinya Ha ditola Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara umur responden dengan perilau meroo. Hubungan Antara Jenis Kelamin Responden dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel Analisis Hubungan Antara Jenis Kelamin Responden dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Jenis Kelamin Respond en Perila u Perila u Tida Lai-lai 9 66.. 9 5 9 Perempu an 5. 6 87. 8 α=,5 p=, Ho= Ditola Berdasaran tabel dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada jenis elamin lai-lai sebesar 66,%, dibandingan pada jenis elamin perempuan sebesar,%. jenis elamin responden dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar,<,5 yang artinya Ha diterima dan Ho ditola, sehingga dapat disimpulan bahwa ada hubungan antara jenis elamin responden dengan perilau meroo. Hubungan Antara Pengetahuan KTR dengan 998
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) Mahasiswa Kesehatan Tabel Analisis Hubungan Antara Pengetahuan KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Tida Pengetahuan KTR 6. 8 5.8 5 Pengetahuan Bai Pengetahuan.7 8 58. 8 Buru α=,5 p=,8 Ho= Diterima Berdasaran tabel dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada pengetahuan KTR yang sudah bai yaitu sebesar 6,%, dibandingan pada responden dengan pengetahuan buru sebesar,7%. pengetahuan KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar,8 >,5 yang artinya Ha ditola dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara pengetahuan KTR responden dengan perilau meroo. Hubungan Antara Siap KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel Analisis Hubungan Antara Siap KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Siap KTR Tida Bai 5 5. 6 6.8 7 Buru 9 65.5.5 9 α=,5 p=, Ho= Ditola Dari tabel dapat dietahui bahwa perilau meroo mahasiswa lebih banya terjadi pada responden yang memilii siap KTR yang belum bai yaitu sebesar 65,5%, dibandingan pada responden dengan siap KTR yang bai sebesar 5,%. siap KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar, <,5 yang artinya Ha diterima dan Ho ditola, sehingga dapat disimpulan bahwa ada hubungan antara siap KTR responden dengan perilau meroo 5. Hubungan Antara Implementasi Fisi KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel 5 Analisis Hubungan Antara Implementasi Fisi KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Implementasi Fisi KTR Tida Tersedia 7 5. 6. 5 Tida Tersedia 7. 66. 5 α=,5 p=,7 Ho= 999
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) Diterima Berdasaran tabel 5 dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada implementasi fisi KTR yang sudah tersedia yaitu sebesar 5,%, dibandingan pada implementasi fisi KTR yang bai tida tersedia sebesar,%. Implementasi Fisi KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar,7 >,5 yang artinya Ha ditola dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara Implementasi Fisi KTR dengan perilau meroo 6. Hubungan Antara Implementasi Non Fisi KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel 6 Analisis Hubungan Antara Implementasi Non Fisi KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Implemen tasi Non Fisi KTR Perila u Perila u Tida Tersedia. 57. 9 5 7 Tida Tersedia 6. 5 5. 5 α=,5 p=,8 Ho= Diterim a Menurut tabel 6 dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada implementasi fisi non KTR yang belum tersedia yaitu sebesar 6,5%, dibandingan pada implementasi fisi non KTR yang sudah tersedia sebesar,%. Implementasi Non Fisi KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar,8 >,5 yang artinya Ha ditola dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara Implementasi Non Fisi KTR dengan perilau meroo 7. Hubungan Antara Pembinaan KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel 7 Analisis Hubungan Antara Pembinaan KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Pembina an KTR Tida Ya. 8 7 55. 6 7 Tida. 9 57. 6 α=,5 p=,99 Ho= Diterim a Berdasaran tabel 7 dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada responden yang telah mendapatan pembinaan KTR yaitu sebesar,8%, dibandingan pada responden yang tida mendapatan pembinaan KTR sebesar,%. pembinaan KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) bahwa nilai p-value sebesar,99 >,5 yang artinya Ha ditola dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara pembinaan KTR dengan perilau meroo 8. Hubungan Antara Pengawasan KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel 8 Analisis Hubungan Antara Pengawasan KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Pengawa san KTR Perila u Perila u Tida Ya. 59. 6 5 7 Tida 8. 8 5. α=,5 p=,5 Ho= Diterim a Berdasaran tabel 8 dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada responden yang tida mendapatan pengawasan KTR yaitu sebesar 8,8%, dibandingan pada responden yang mendapatan pengawasan KTR sebesar,%. pengawasan KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar,5 >,5 yang artinya Ha ditola dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara pengawasan KTR dengan perilau meroo 9. Hubungan Antara Penghargaan KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel 9 Analisis Hubungan Antara Penghargaan KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Mahasiswa Kesehatan Penghargaan KTR Tida Ya 5.5 5.5 Tida.6 56. 78 α=,5 p=, Ho= Diterima Berdasaran tabel 9 dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada responden dengan awasan tanpa roo yang sudah menerapan penghargaan KTR yaitu sebesar 5,5%, dibandingan pada responden dengan awasan tanpa roo yang tida menerapan penghargaan KTR sebesar,6%. penghargaan KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar, >,5 yang artinya Ha ditola dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara penghargaan KTR dengan perilau meroo. Hubungan Antara Sansi KTR dengan Mahasiswa Kesehatan Tabel Analisis Hubungan Antara Sansi KTR dengan Mahasiswa Kesehatan
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) Mahasiswa Kesehatan Sans i KTR Tida Ya 9. 5. 8 6 Tida 5. 9. 7 α=,5 p=,6 Ho= Diterima Berdasaran tabel dapat mahasiswa lebih banya terjadi pada responden dengan awasan tanpa roo yang sudah menerapan sansi KTR yaitu sebesar 9,%, dibandingan pada responden dengan awasan tanpa roo yang tida menerapan sansi KTR sebesar 5,%. sansi KTR dengan perilau meroo mahasiswa menunjuan bahwa nilai p-value sebesar,6 >,5 yang artinya Ha ditola dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulan bahwa tida ada hubungan antara sansi KTR dengan perilau meroo KESIMPULAN Sebagian besar umur responden merupaan remaja ahir (7-5 tahun) yaitu sebesar 97 %. Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah Lai-lai sebesar 59%, dan jenis elamin Perempuan sebesar %. Sebagian besar responden sudah memilii pengetahuan yang bai. Dimana sebesar 5% responden memilii pengetahuan tentang Kawasan Tanpa Roo yang bai. Sedangan 8% responden lainnya berpengetahuan buru. Sebagian besar responden sudah memilii siap tentang KTR yang bai. Dimana sebesar 7% responden memilii siap tentang Kawasan Tanpa Roo yang bai. Sedangan untu 9% lainnya memilii siap buru. Implementasi fisi Kawasan Tanpa Roo yang tersedia dan tida tersedia sama besar. Dimana implementasi fisi Kawasan Tanpa Roo sudah tersedia dengan bai sebesar 5%. Sedangan untu implementasi fisi Kawasan Tanpa Roo yang tida tersedia sebesar 5%. Sebagian besar implementasi non fisi Kawasan Tanpa Roo sebagian besar sudah tersedia. Dimana implementasi non fisi Kawasan Tanpa Roo sudah tersedia dengan bai sebesar 57%. Sedangan untu implementasi non fisi Kawasan Tanpa Roo yang tida tersedia sebesar %. Sebagian besar pembinaan tentang Kawasan Tanpa Roo sudah banya dilauan. Dimana pembinaan tentang Kawasan Tanpa Roo sudah dilauan yaitu sebesar 67%. Sedangan % lagi belum dilauan pembinaan tentang Kawasan Tanpa Roo. Sebagian besar pengawasan tentang Kawasan Tanpa Roo sudah banya dilauan. Dimana pengawasan tentang Kawasan Tanpa Roo sudah dilauan yaitu sebesar 57%. Sedangan % lagi belum dilauan pengawasan tentang Kawasan Tanpa Roo. Sebagian besar penghargaan tentang Kawasan Tanpa Roo belum banya dilauan. Dimana penghargaan tentang Kawasan Tanpa Roo belum dilauan yaitu sebesar 78%. Sedangan % lagi sudah dilauan penghargaan tentang Kawasan Tanpa Roo.
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) Sebagian besar sansi tentang Kawasan Tanpa Roo sudah banya dilauan. Dimana sansi tentang Kawasan Tanpa Roo sudah dilauan yaitu sebesar 6%. Sedangan 7% lagi belum dilauan sansi tentang Kawasan Tanpa Roo. Variabel yang berhubungan dengan perilau meroo mahasiswa esehatan masyaraat : jenis elamin responden (nilai p=,), siap KTR (nilai p=,). Chi Square menunjuan bahwa nilai p- value <,5 yang artinya Ha diterima dan Ho ditola, sehingga dapat disimpulan bahwa ada hubungan. Variabel yang tida berhubungan dengan perilau meroo mahasiswa esehatan masyaraat : umur responden (nilai p=,8), pengetahuan tentang KTR responden (nilai p=,8), implementasi fisi KTR (nilai p=,7), implementasi non fisi KTR (nilai p=,8), pembinaan KTR (nilai p=,99), pengawaasan KTR (nilai p=,5), penghargaan KTR (nilai p=,), dan sansi KTR (nilai p=,6). SARAN. Bagi Mahasiswa Kesehatan Dari hasil penelitian menunjuan bahwa pengetahuan dan siap mahasiswa tentang Kawasan Tanpa Roo sudah bai, sehingga diharapan dalam implementasinya mahasiswa juga menduung dengan tida meroo area KTR. Studi Kesehatan Dari hasil penelitian menunjuan bahwa implemetasi Kawasan Tanpa Roo masih urang dibidang pengawasan KTR, pembinaan KTR, penghargaan KTR dan sansi KTR. Diharapan piha Faultas/ Program Studi Kesehatan untu meningatan dan melengapi halhal yang menduung implemetasi Kawasan Tanpa Roo.. Bagi Kementerian Ristediti Dari hasil penelitian menunjuan bahwa mesi sudah diberlauan, implemetasi Kawasan Tanpa Roo belum sepenuhnya ditaati dengan masih ditemuannya mahasiswa yang meroo di wilayah KTR. Diharapan piha Kementerian Ristediti memberian etegasan terait eputusan yang berhubungan dengan ebijaan Kawasan Tanpa Roo di Universitas sebagai salah satu dari 7 awasan wajib bebas asap roo.. Bagi Dinas Kesehatan Dari hasil penelitian menunjuan bahwa implemetasi Kawasan Tanpa Roo masih urang dibidang pembinaan KTR. Diharapan piha Dinas Kesehatan hususnya sie Promosi Kesehatan memberian pembinaan terait Kawasan Tanpa Roo. Pembinaan ini berupa onsultasi, sosialisasi, dan seminar tentang Kawasan Tanpa Roo.. Bagi Faultas/ Program
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) DAFTAR PUSTAKA. Sirait, M.A. d. meroo di Indonesia. Jurnal Faultas Kesehatan. Medan : USU... Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Aditif Berupa Produ Tembaau Bagi Kesehatan.. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI No. 88/MENKES/PB/I/ tentang pedoman pelasanaan KTR.. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia..http://www.depes.go.id. 5. Peraturan Waliota (Perwal) Semarang No. tahun 9 6. Aditama. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jaarta : Universitas Indonesia. 6.