FOURIER Oktober 2013, Vol. 2, No. 2, PENYELESAIAN MASALAH NILAI BATAS PERSAMAAN DIFERENSIAL MATHIEU HILL

dokumen-dokumen yang mirip
Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill

PENYELESAIAN MASALAH NILAI BATAS PERSAMAAN DIFERENSIAL MATHIEU HILL

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

PRAKTIKUM 3 PAM 253 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

Persamaan Diferensial

BAB PDB Linier Order Satu

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

Department of Mathematics FMIPAUNS

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

Persamaan Diferensial

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG

Bagian 2 Matriks dan Determinan

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

REKAYASA GEMPA GETARAN BEBAS SDOF. Oleh Resmi Bestari Muin

I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

Jurusan Matematika FMIPA-IPB

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

Persamaan Di erensial Orde-2

STK 203 TEORI STATISTIKA I

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KALKULUS LANJUT A (S1 / TEKNIK INFORMATIKA ) KODE / SKS KD

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

PEMODELAN MATEMATIKA PADA SISTEM REDAMAN MERIAM

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

GETARAN DAN GELOMBANG

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Open Source. Not For Commercial Use

Persamaan Diferensial Biasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

MODEL MATEMATIKA DAN SOLUSI DARI SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN (GETARAN TERGANDENG)

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Matematik untuk Menentukan Kondisi Kestabilan Keseimbangan Pasar Berganda dengan Dua Produk Melalui Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear

PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

SASARAN PEMBELAJARAN

Hendra Gunawan. 25 April 2014

Geometri pada Bidang, Vektor

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

Beberapa Konsep Matematika

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

Persamaan Diferensial

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

BAB V MOMENTUM ANGULAR Pengukuran Simultan Beberapa Properti Dalam keadaan stasioner, momentum angular untuk elektron hidrogen adalah konstan.

BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

Invers Transformasi Laplace

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

BAB IV OSILATOR HARMONIS

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

FOURIER Oktober 3, Vol., No., 8 PENYELESAIAN MASALAH NILAI BAAS PERSAMAAN DIFERENSIAL MAHIEU HILL Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati 3,, 3 Program Studi Matematika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email: santosa_bumen@yahoo.co.id Abstrak Berbagai masalah fisis dan geometri yang melibatkan a fungsi atau lebih peubah bebas sangat berkaitan dengan persamaan diferensial. Salah satu analisis fisis tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial. Ilmuwan matematika yang bernama George W. Hill dan Mathieu meneliti tentang getaran pada penlum gantung yang bisa dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Mathieu-Hill. Persamaan diferensial Mathieu-Hill adalah persamaan diferensial orde a yang didalam fungsi tersebut terdapat fungsi periodik. Persamaan diferensial Mathieu-Hill dapat diselesaikan dengan menggunakan metode aljabar matriks. Pada tahun 5 sudah diteliti tentang solusi dari persamaan diferensial Mathieu-Hill. Penelitian ini menjelaskan tentang penyelesaian masalah nilai batas pada persamaan diferensial Mathieu Hill yang akan manghasilkan suatu solusi dalam bentuk persamaan periodik. Untuk lebih memahami penyelesaian masalah nilai batas pada persamaan diferensial Mathieu-Hill diberikan salah satu contoh aplikasinya dalam menghitung getaran pada mesin lokomotif kereta yang dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Hill-Meissner. Kata kunci: Nilai batas, Diferensial Mathieu-Hill, Aljabar matriks, Diferensial Hill-Meissner.. PENDAHULUAN Berbagai masalah fisis yang melibatkan a fungsi atau lebih peubah bebas sangat berkaitan dengan persamaan diferensial. Masalah fisis yang paling sederhana dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial biasa, sedangkan masalah fisis yang lebih komplek seperti mekanika fluida, teori elekromagnetik, dan sebagainya merupakan masalah-masalah fisis yang harus dimodelkan dengan persamaan diferensial parsial. Salah satu analisis matematis dari masalah fisis tersebut dapat menghasilkan suatu persamaan diferensial yang dapat disederhanakan ke bentuk umum berikut, Fty () ; dengan ()

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati dan F ( t ) suatu fungsi periodik bernilai tunggal, dengan periode pokok. Persamaan () disebut persamaan diferensial Mathieu-Hill [] (Pipes, 99 : 9). Persamaan Mathieu-Hill ini ditemukan oleh ilmuwan yang bernama Mathieu dan George W. Hill. Woro Raharjanti [] sudah meneliti tentang penyelesaian persamaan diferensial Mathieu-Hill, dalam penelitiannya Woro Raharjanti sudah menuliskan gambaran umum persamaan umum diferensial Mathieu-Hill beserta solusinya. Penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut dengan menambahkan persamaan syarat batas pada persamaan diferensial Mathieu-Hill. Penulis menambahkan persamaan syarat batas bertujuan untuk menghilangkan konstanta pada penyelesaian umum persamaan diferensial Mathieu- Hill. Suatu persamaan diferensial bersama dengan kondisi-kondisi tambahan terhadap fungsi yang dicari dan turunannya, yang semuanya diberikan pada nilai ariabel bebas yang sama maka disebut permasalahan diferensial dengan nilai awal. Jika kondisi-kondisi tambahan diberikan untuk lebih dari satu nilai ariabel bebas maka disebut permasalahan diferensial dengan nilai batas. Penelitian ini akan menyajikan langkah-langkah penyelesaian persamaan () yang terikat oleh syarat-syarat nilai batas yang ditentukan. Penyelesaian persamaan diferensial akan lebih mudah dan cepat apabila digunakan suatu alat bantu seperti komputer. Saat ini perkembangan perangkat lunak komputer yang berbasis matematika sangatlah pesat. Hal ini terbukti dengan munculnya perangkat lunak yang dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan matematika maupun penerapannya. Salah satu perangkat lunak yang dikembangkan untuk kepentingan Sistem Komputer Aljabar (Computer Algebaric System) adalah Maple. Maple banyak digunakan oleh para ilmuwan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika, karena Maple merupakan perangkat lunak yang lengkap dan komunikatif pada jenisnya.

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill Permasalahan yang dapat diselesaikan dengan Maple merupakan permasalahan matematika murni, seperti aljabar, geometri, kalkulus, matematika diskret, dan statistika. Dengan kemajuan teknologi tersebut penulis tertarik untuk menggunakan Maple dalam menghitung masalah nilai batas pada persamaan diferensial Mathieu-Hill.. PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL MAHIEU - HILL Diberikan persamaan diferensial Mathieu-Hill Fty () () pada selang apabila dinyatakan dalam nilai-nilai awal untuk dan dy. Akan ditunjukan bahwa solusi dari persamaan () adalah dengan A dan B adalah suatu konstanta. Bentuk umum persamaan diferensial homogen orde kea adalah dy a b cy, (4) dari persamaan () diperoleh a, b, dan c F() t. Misal akar-akar dari persamaan () adalah t dan t t i F() t dan t i F() t Sehingga solusi umumnya adalah: y cc cos Ftt ( ) c c isin Ftt ( ) misal: A ic c dan B c c. Jadi penyelesaian dari persamaan (3.) adalah sehingga: (3) 3

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati dy Fungsi y() t dan t () dapat ditulis dalam bentuk: (5) Misal:, sehingga yt () Asinut Bcosut (6) t () A cosut B sinut (7) Persamaan (6) dan (7) bisa dituliskan dalam bentuk matriks: yt () t () sin ut cosut cosut sin ut A B (8) Dari persamaan (8) dimisalkan: sin ut cosut w cosut sin ut (9) Determinan Wronskian dari persamaan tersebut adalah suatu tetapan pada selang pokok yaitu: sin ut cosut w cosut sin ut = Jelas dan adalah a solusi bebas linear karena jadi matriks (9) mempunyai iners. Sehingga iners dari matriks (9) adalah w sin ut cos ut cosut sin ut () 4

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill Pada nilai dan dinotasikan sebagai dan. Dengan demikian persamaan (8) menjadi: y A B sehingga diperoleh A B y () Substitusi A B pada persamaan () ke persamaan (8) y t cosut sin ut sin ut cosut y () Pada akhir periode persamaan () berubah menjadi: y cosu sin u sin u cosu y (3) Pada akhir periode kea dari perubahan Ft ( ) diperoleh sin u cosu y y sin u cosu Demikian juga dapat dilihat pada akhir periode ke-n, berlaku 5

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati sin u cosu y y. n sin u cosu n Perhatikan persamaan (), jika dilakukan perubahan ariabel dengan bentuk t n, dengan dan n,,,3,... maka diperoleh F( ) y d dengan Fn ( ) F( ). Selanjutnya penyelesaian dalam selang ke n + diperoleh y n cosu sin u sin u y cosu n (4) Persamaan (4) merupakan penyelesaian persamaan Mathieu-Hill pada sembarang waktu yang dinyatakan dalam syarat-syarat awal dan a penyelesaian bebas linear persamaan hill dalam selang pokok 3. PENYELESAIAN MASALAH NILAI BAAS PERSAMAAN DIFERENSIAL MAHIEU-HILL Berikut ini akan dibahas solusi dari persamaan diferensial Mathieu-Hill jika diberikan nilai batasnya. Diketahui persamaan diferensial Mathieu-Hill sebagai berikut. dengan: Fty (), dengan t y = sumbu ertikal 6

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill F(t) t = fungsi periodik terhadap t = waktu Penyelesaian umum dari persamaan Mathieu-Hill adalah yt Asin Ftt ( ) Bcos Ftt ( ) Dengan memisalkan u F() t, diperoleh persamaan (6) dan (7). Diberikan masalah nilai batas dy ay () b () (5a) dy ay ( ) b ( ). (5b) Saat (6a) dy ( ) A cosu B sinu (6b) Substitusi persamaan (6) ke (5), diperoleh (7a) (7b) untuk menyelesaikan persamaan (7) gunakan integral. Dari persamaan () kita rubah ke bentuk persamaan: Ly [ ] [ y']' dy dengan y '. d dw Diberikan dan w adalah kontinu pada t dan ', w' sehingga: 7

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati Lw [ ] Lw [ ] [ '() t wt () t () w'()] t (8) Ambil persamaan sebelah kanan dengan mengasumsikan b dan b pada persamaan (5) maka persamaan (8) menjadi: [ '() t w() t () t w'()] t. dari persamaan (8) diperoleh: { Lw [ ] Lw [ ]} dan wadalah fungsi real yang didefinisikan sebagai inner prok dengan interal, jadi dipunyai (, w) twt () () t Jika m dan w maka diperoleh n y ( x) ( x) dx m n mn dengan, jika m mn {, jika m Dari persamaan (7) diambil: (9) () ( ) dari persamaan () substitusi ke persamaan () diperoleh y(t) () 8

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill jika maka dan sebaliknya jika maka y(t). Jadi diperoleh :. (3) Karena penyelesaian umum dari persamaan diferensial Mathieu-Hill berbentuk tunggal maka y ( yt ( )) (4) Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (4) ( A A ) cos ut (5) Substitusi persamaan (5) ke persamaan (3) sinut yt (). cosut (6) Selanjutnya penyelesaian dalam selang ke n diperoleh ( n ) ( A A ) n n cos ut (7) Substitusi persamaan (7) ke persamaan (3), diperoleh ( n ) sin ut yt (). n n cosut (8) Jadi solusi dari persamaan diferensial Mathieu-Hill pada interal t dengan nilai batas 9

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati dy ay () b () dy ay ( ) b ( ) adalah ( n ) sin ut yt () n n cosut (9) dengan n,,3,.... 3. Aplikasi Masalah Nilai Batas pada Persamaan Diferensial Hill-Meissner Salah satu contoh penggunaan diferensial Mathieu-Hill dalam kehipan sehari - hari adalah menghitung getaran dalam mesin lokomotif kereta yang bisa dimodelkan dalam persamaan diferensial Hill-Messiner (Gambar.). Gambar. Mesin Lokomotif

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill Getaran pada mesin lokomotif dapat digambarkan dalam penlum sederhana seperti Gambar. y m g l x y Gambar. Penlum Keterangan : y sumbu ertikal x sumbu horisontal sut simpangan l panjang tali m massa benda g graitasi Dengan langkah yang sama untuk mencari persamaan (.8) maka diperoleh dengan ( cos t) y mla ml g,, I Iw A amplitude dan I momen inersia. Misalkan Ft () cost, maka diperoleh persamaan diferensial Hill-Meissner sebagai berikut: ( Ft ( )) y Persaamaan Hill-Meissner dirumuskan sebagai berikut: ( Ft ( )) y (3)

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati dan syarat batas: y () y ( ) (3) dy dy () ( ) dx dx (3) dengan adalah periode dan,t F ( t ) { Ft ( ) Ft ( ), t sehingga persamaan (3) menjadi: ( ) y ; ( ) y ; t t. (33) (34) Solusi dari persamaan (33) dan (34) untuk dan adalah y ( ) sin cos t ; t (35) y ( ) sin cos t ; t (36) sedangkan untuk dan solusinya adalah y ( ) sin cos t ; t (37) y ( ) exp( ) exp( t ); t (38) Berikut grafik persamaan Hill-Meissner F(t) π π t - Gambar 3. Grafik periodik persamaan Hill-Meissner

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill Untuk mencari α dan β fungsi y () t dan y () t diturunkan terlebih dahulu, untuk dan diperoleh: ( ) A cos dx t B sin t ; (39) dy ( t) C cos dx td sin t; (4) Substitusikan persamaan (35), (36), (39), dan (4) ke persamaan (3) dan (3) sehingga diperoleh: BCsin ( ) Dcos ( ) (4) A ( ) C ( )cos ( ) D ( )cos ( ) (4) dy dy Pada saat y() y( ) dan () ( ) dx dx ( ) ( ) ( ) ( ) Asin Bcos Csin Dcos (43) ( ) ( ) ( ) A ( )cos B ( )sin C ( )cos ( ) D ( )sin (44) Susun persamaan (4), (4), (43), dan (44) menjadi matriks. Diperoleh bentuk berikut: sin cos cos sin A B (45) sin cos sin cos C D cos sin cos sin Sistem (45) mempunyai penyelesaian nontriial jika dan hanya jika determinannya adalah nol, sehingga 3

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati sin cos cos sin sin cos sin cos cos sin cos sin (46) Jika maka akan diperoleh. Saat dan diperoleh persamaan: exp( ) exp( ) exp( ) exp( ) A B sin cos exp( ) exp( ) C D cos sin exp( ) exp( ) (47) Determinannya adalah exp( ) exp( ) exp( ) exp( ) sin cos exp( ) exp( ) cos sin exp( ) exp( ) (48) Jika maka akan diperoleh,5, jadi diperoleh,, dan.5 Substitusikan nilai dan ke persamaan (37) dan (38), diperoleh.5..5.5 y( t) Asin t Bcos t; t (49) 4

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill.5.5 y( t) Asin tbcos t; Jadi solusi umum dari persaman (3) adalah t. (5),5,5 y() t Asin t Bcos t; (5) Gunakan persamaan (6) untuk menyelesaiakan persamaan t, yt () pada interal sin yt () cos,5 t,5 t,5 cos t sin 5 5 Jadi penyelesaian untuk persamaan yt () pada batas t adalah: 3 sin t yt () sin 5 5 (5) 3. Visualisasi grafik persamaan Differensial Hill-Meissner Berikut akan ditampilkan grafik dari persamaan diferensial Hill-Meissner, karena fungsi dari persaamaan (4.3) sangat rumit untuk digambarkan maka penulis menggunakan aplikasi Program Maple sehingga akan lebih mudah untuk menggambarnya. Inputkan persamaan (4.3) pada Program Maple, kemudian masukan batas-batasnya maka diperoleh hasil sebagai berikut: > 5

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati > > Gambar 4. Grafik masalah nilai batas pada diferensial Hill-Meissner Dari Gambar 4 bisa disimpulkan bahwa persamaan diferensial Hill-Meissner memiliki:. Panjang gelombang ( ) sebesar π. Amplitudo (A) sebesar satuan 3. Periode ( ) sebesar π 6

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill 4. Frekuensi gelombang ( f ) sebesar. 3. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan pada penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:. Bentuk persamaan Mathieu-Hill adalah Fty () pada interal t dx. Dengan metode matriks diperoleh penyelesaian persamaan diferensial Mathieu-Hill pada dy sembarang t > yang dinyatakan dalam nilai awal untuk y( t) dan () t () t dengan a penyelesaian bebas linear dan u F() t adalah: Pada saat t = sin ut cosut y y t sin ut cosut Pada saat t = sin u cosu y y sin u cosu Demikian juga dapat dilihat pada akhir periode ke-n, berlaku sin u cosu y y. n sin u cosu n. Penyelesaian masalah nilai batas diferensial Mathieu-Hill dengan batas ay () b dy ( ) ay () b dy ( ) 7

Santosa, M. Wakhid Musthofa, & Malahayati adalah sinut yt (). cosut Penginterpretasian hasil output dari program Maple identik dengan penyelesaian dengan penghitungan manual. Namun penghitungan dengan manggunakan Maple akan lebih akurat dan lebih mudah dalam menggambar grafik penyelesaiaannya. 4. Daftar Pustaka [] Pipes, Louis A. 99. Matematika erapan: untuk Para Insinyur dan Fisikawan. Yogyakarta: Gajah Mada Uniersity Press. Rochmad. [] Raharjanti,Woro. 7. Penyelesaian Persamaan Diferensial Jenis Mathieu-Hill. Semarang: UNES. 8