BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

III. METODE PENELITIAN

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School)

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Penyebaran Kuisioner

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

III. METODE PENELITIAN

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN METODE ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY (ELECTRE)

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

III. METODE PENELITIAN

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK

III HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN. ARBAIYAH 1 Pada Lumba 2, Khairul Fahmi 3

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Transkripsi:

39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang keadaan kerusakan padi akibat haa tikus sawah yang terjadi di lokasi penelitian, pelaksanaan pengendaliannya, persepsi dan perilaku petani terhadap burung hantu serta untuk encari prioritas kebijakan yang perlu diabil untuk engatasi perasalahan tersebut dengan epertibangkan aspek ekonoi, sosial, teknis dan kelebagaan. No Fenoena Penelitian 1 Menganalisis nilai kerugian yang dialai petani 2 Menganalisis persepi dan perilaku petani dala pengendalia haa tikus sawah dengan burung hantu 3 Menganalisis pelaksanaan pengendalian haa tikus sawah 4 Meberikan rekoendasi dala engoptialkan pengendalian haa tikus sawah enggunakan burung hantu Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian Pengukuran Inforan Metode Kuantitatif dan kualitatif - Luas kerusakan padi - Penurunan produksi padi - Nilai Kerugian petani Kualitatif - Persepsi (Efektivitas, Efisiensi dan Dapak lingkungan) - Perilaku Kualitatif - Sanitasi - Gropyokan - Eposan - Rodentisida - Burung hantu Kuantitatif dan kualitatif - Rekoendasi Prioritas kebijakan - Penyuluh - Petani - Laporan OPT - Petani - Tokoh asyarakat - Dokuen Pelaksanaan Anggaran - Penyuluh - Petani - Distanbunhut - BLH - Bappeda - Bakorluh - KPD Kec - Akadeisi - Pelaku karantina Burung hantu - Kuisioner - Wawancara - Laporan - Wawancara - Kuisioner - Wawancara - Kuisioner - Observasi - Studi dokuen/ literatur - AHP - Studi dokuen/ literatur

40 3.2. Ruang Lingkup 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Septeber-Oktober 2014 didalanya eliputi observasi, wawancara, kuisioner, studi literatur dan analisis data. Lokasi penelitian berada di Kecaatan Banyubiru. Adapun peilihan lokasi tersebut didasarkan karena Kecaatan Banyubiru adalah wilayah yang terasuk sering terjadi kerusakan tanaan padi di lahan pertanian akibat serangan haa tikus sawah dan eiliki potensi burung hantu yang dapat dikebangkan. 3.2.2 Teknik Pengabilan Data Dala penelitian kualitatif, tidak enggunakan istilah populasi ataupun sapel seperti dala penelitian kuantitatif. Dala penelitian kualitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang epunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan keudian ditarik kesipulannya. Sedangkan sapel adalah sebagian dari populasi itu. (Sugiyono, 2008 : 297) Penelitian ini enggunakan teknik snowball sapling atau dilakukan secara berantai dengan einta inforasi pada orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelunya, deikian seterusnya (Poerwandari, 1998). Melalui teknik snowball subjek atau sapel dipilih berdasarkan rekoendasi orang ke orang yang sesuai dengan penelitian dan adekuat untuk diwawancarai (Patton, 2002) S. Nasution (1998) enjelaskan bahwa penentuan unit sapel dianggap telah eadai kepada taraf redudancy (data yang telah jenuh, bila ditabah sapel lagi tidak eberikan inforasi yang baru) artinya bahwa enggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tabahan inforasi baru yang berarti. Dala penelitian ini untuk elihat persepsi dan perilaku asyarakat khususnya petani, digunakan inforan yang dianggap eiliki dan ewakili pengetahuan dan wawasan engenai persepsi dan perilaku tentang pengendalian haa tikus enggunakan burung hantu.

41 Inforan penelitian adalah orang yang dianfaatkan untuk eberikan inforasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Inforan erupakan orang yang benar-benar engetahui perasalahan yang akan diteliti. Menurut teknik analisa kualitatif dilakukan dengan enyajikan data yang diulai dengan enelaah seluruh data yang terkupul, enyusunnya dala satu satuan yang keudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan eeriksa keabsahan dan serta enafsirkannya dengan analisis dengan keapuan daya nalar peneliti untuk ebuat kesipulan penelitian (Moleong (2006:247). Sedangkan dala hal eperoleh strategi pengelolaan dala kegiatan pengendalian haa tikus sawah, enggunakan diskriptif kuantitatif. Inforan yang dipilih harus eiliki peahaan terhadap perasalahan dan diharapkan dapat eberikan inforasi serta penilaian yang baik dan bersifat konsisten terhadap unsur-unsur yang diperbandingkan dengan etode AHP. AHP erupakan suatu syste pengabilan keputusan secara kuantitatif dengan enggunakan odel ateatis. AHP ebantu dala enentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan elakuan analisis perbandingan berpasangan dari asing-asing kriteria. Inforan yang dipilih untuk eberikan inforasi adalah : a. Dinas Pertanian Perkebunan Dan Kehutanan Kabupaten Searang b. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Searang c. Bappeda Kabupaten Searang d. Badan Koordinasi Penyuluhan Propinsi Jawa Tengah e. Penyuluh Pertanian Kecaatan Banyubiru Kabupaten Searang f. Akadeisi dari Perguruan Tinggi di Searang g. Pelaku karantina Tyto alba di Kabupaten Deak 3.2.3 Jenis, Suber, dan Manfaat Data Data yang diperlukan dala penelitian ini enggunakan data yang terdiri dari data prier dan sekunder. a. Data prier adalah data yang diabil langsung elalui survey dari lapangan elalui observasi, kuisioner dan wawancara.

42 b. Sedangkan data sekunder adalah data-data pendukung yang diperoleh dari instansi-instansi terkait Setiap data yang digunakan akan eiliki anfaat di dala penelitian ini sebagai bahan dan dasar pengolahan data untuk dapat ditarik kesipulan. Data pendukung akan eberikan gabaran narasi deskriptif tentang kondisi fisik, sosial, dan ekonoi wilayah penelitian (peta wilayah studi dan uraiannya). 3.3 Teknik Pengupulan Data Untuk data prier, teknik survei yang digunakan yaitu elalui teknik wawancara dan dengan enggunakan instruen penelitian dala bentuk kuesioner sebagaiana terlapir kepada inforan. Data prier diabil langsung untuk engetahui dan eahai kegiatan yang dilakukan petani dala pengendalian haa tikus sawah. Observasi adalah etode pengupulan data yang digunakan untuk enghipun data penelitian elalui pengaatan dan pengindraan yang diperlukan untuk elihat keadaan lapangan saat ini. Wawancara endala (in-depth interview) adalah proses eperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sabil bertatap uka antara pewawancara dengan inforan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa enggunakan pedoan (guide) wawancara, di ana pewawancara dan inforan terlibat dala kehidupan sosial yang relatif laa (Sutopo 2006: 72). Angket atau kuesioner erupakan suatu teknik pengupulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instruen atau alat pengupulan datanya juga disebut angket berisi sejulah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Inforan epunyai kebebasan untuk eberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Kuesioner yang disebarkan kepada asyarakat tersebut dibagi enjadi 2 kelopok pertanyaan yaitu untuk petani dan unsur peerintah. Unsur peerintah terdiri dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Searang, Bappeda Kabupaten Searang, BLH Kabupaten Searang, Bakorluh Propinsi

43 Jawa Tengah, Akadeisi, pelaku karantina burung hantu dan Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian di Kecaatan Banyubiru. Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokuen erupakan pelengkap dari penggunaan etode obsevasi dan wawancara dala penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan seakin tinggi jika elibatkan / enggunakan studi dokuen ini dala etode penelitian kualitatifnya Sedangkan untuk data sekunder dengan elakukan kunjungan instansional ke beberapa instansi terkait di Kabupaten Searang seperti Kantor Kecaatan Banyubiru, Badan Pusat Statistik Kabupaten Searang, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Searang dan Badan Perencanaan Pebangunan Daerah Kabupaten Searang. 3.4 Teknik Analisis Data Tahapan-tahapan pengabilan keputusan dengan Metode AHP (Saaty, 1993) adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan asalah dan enentukan solusi yang diinginkan. Yang sangat diperhatikan adalah penguasaan asalah terhadap obyek yang au diteliti karena yang akan enjadi perhatian adalah peilih tujuan, kriteria, dan eleen-eleen yang enyusun struktur hierarki Koponen-koponen siste dapat diidentifikasi berdasarkan keapuan pada analisis untuk eneukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dala suatu siste. 2. Mebuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan uu, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria, sub kriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang ingin diurutkan 3. Mebentuk atriks perbandingan berpasangan yang enggabarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap eleen terhadap asing-asing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgeent dari pebuat keputusan dengan enilai tingkat kepentingan suatu eleen dibandingkan eleen lainnya. 4. Menoralkan data yaitu dengan ebagi nilai dari setiap eleen di dala atriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolo.

44 Tabel 2 Eleen Penting (AHP) Intensitas Pentingnya Defenisi Penjelasan 1 Kedua eleen saa pentingnya Dua eleen enyubangnya saa besar pada sifat itu 3 Eleen yang satu sedikit lebih penting Pengalaan dan pertibangan ketibang yang lainnya sedikit enyokong satu eleen 5 Eleen yang satu esensial atau sangat penting ketibang eleen yang lainnya 7 Satu eleen jelas lebih penting dari eleen yang lainnya 9 Satu eleen utlak lebih penting ketibang eleen yang lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara di antara dua pertibangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktivitas i endapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, aka j epunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Suber : Saaty, 1993 atas yang lainnya Pengalaan dan pertibangan dengan kuat enyokong satu eleen atas eleen yang lainnya Satu eleen dengan kuat disokong dan doinannya telah terlihat dala praktik Bukti yang enyokong eleen yang satu atas yang lain eiliki tingkat penegasan tertinggi yang ungkin enguatkan Koproi diperlukan antara dua pertibangan 5. Menghitung nilai eigen vector dan enguji konsistensinya, jika tidak konsisten pengabil data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang diaksud adalah nilai eigen vector axiu yang diperoleh dengan enggunakan atlab aupun anual. Angka 1 sapai 9 digunakan bila F1 lebih endoinasi atau epengaruhi sifat fokus puncak hierarki (G) dibandingkan dengan Fj. Sedangkan bila Fi kurang endoinasi atau kurang epengaruhi sifat G dibandingkan dengan Fj, aka digunakan kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utaa diisi dengan nilai-nilai kebalikannya 6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki Matriks pebandingan dala etode AHP dibedakan enjadi dua, yaitu : Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). MPI adalah atriks hasil perbandingan yang dilakukan individu. MPI

45 eiliki eleen yang disibolkan aij yaitu eleen atriks pada baris ke-i dan kolo ke-j. Matriks Pendapat Individu dapat dilihat dibawah ini : Tabel 3 Matriks Pendapat Individu (AHP) G A1 A2 A3 An A1 a11 a12 a13 a1n A2 a21 a22 a23 a2n.......... An an1 an2 an3 Ann Suber : Saaty, 1993 MPG adalah susunan atriks baru yang eleen (Gij) berasal dari rata-rata geoetrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau saa dengan 10 persen, dan setiap eleen pada baris dan kolo yang saa dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik.: Tabel 4 Matriks Pendapat Gabungan (AHP) G G1 G2 G3 Gn G1 G11 G12 G13 G1n G2 G21 G22 G23 G2n G3 G31 G32 G33 G3n Gn Gn1 Gn2 Gn3 Gnn Suber : Saaty, 1993 Ruus ateatika yang digunakan untuk eperoleh rata-rata geoetric adalah g ij = k=1 a ij k Diana : g ij = Eleen MPG baris ke-1 kolo ke-j (aij) = Eleen baris ke-i dari MPI ke-k k=1 = Perkalian dari eleen k = 1 sapai k = = Akar pangkat dari

46 7. Menghitung eigen vectordari setiap atriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector erupakan bobot setiap eleen. Langkah ini ensintesis pilihan dan penentuan prioritas eleen-eleen pada tingkat hirarki terendah sapai pencapaian tujuan. Menggunakan koposisi secara hierarki untuk ebobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria, dan enjulahkan seua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan atriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu : (1) Pengolahan horizontal dan (2) Pengolahan Vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, diana MPI dan MPG harus eenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi. a. Pengolahan horisontal bertujuan untuk elihat prioritas suatu eleen terhadap tingkat yang persis berada satu tingkat di atas eleen tersebut, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Rasio Vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang eiliki rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horozontal ini adalah : Horizontal baris (Z) dengan ruus : Z i = a ij k=1 (aij = 1,2,3,, ) Perhitungan vektor atau eigen vector adalah : VPI = k=1 a ij i=1 k=1 a ij Perhitungan nilai eigen aks dengan ruus : VA = (a ij ) x VP, dengan VA = (Va i ) VB = VA / VP, dengan VB = Vb i ) λ aks = 1 k=1 Vb i, untuk i = 1,2,3,,

47 Perhitungan indeks konsistensi (CR) adalah : CI = λ aks n 1, untuk i = 1,2,3,, Perhitungan rasio inkonsistensi (CR) adalah : CR = CI RI RI = Indeks acak (rando index) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory (Saaty, 1993) dari atriks berorde 1-15 yang enggunakan contoh berukuran 100 Nilai RI dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5 Nilai RI (Ratio Index) (AHP) n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 RI 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 Suber : Saaty, 1993 Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau saa dengan 0,1 erupakan nilai yang epunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR erupakan tolak ukur bagi konsisten atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dala suatu atriks pendapat (Saaty, 1993). b. Pengolahan Vertikal, yaitu enyusun prioritas pengaruh setiap eleen pada tingkat hierarki keputusan tertentu terhadap sasaran utaa atau fokus. Apabila CVij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh eleen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utaa, aka : Untuk : i = 1,2,3,,n j = 1,2,3,,n t = 1,2,3,,n Diana : CV ij = CH ij t, i 1 xvw t i 1 Chij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh eleen ke-i terhadap eleen ke-t pada tingkat di atasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil perhitungan horisontal.

48 VWt(i-1) = nilai prioritas pengaruh eleen ke-t pada tingkat ke- (i-1) terhadap sasaran utaa, yang diperoleh dari hasil perhitungan horisontal. 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak eenuhi dengan CR <0,100 aka penilaian harus diulang kebali antara lain dengan eperbaiki cara enggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih engarahkan inforan pada perbandingan berpasangan.