BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan media telephone, handphone,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. Himpunan merupakan suatu kumpulan obyek-obyek yang didefinisikan. himpunan bilangan prima kurang dari 12 yaitu A = {2,3,5,7,11}.

KODE LEXICOGRAPHIC UNTUK MEMBANGUN KODE HAMMING (7, 4, 3) DAN PERLUASAN KODE GOLAY BINER (24, 12, 8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

MEMBANGUN PERLUASAN KODE GOLAY BINER (24,12,8) MELALUI KODE KUADRATIK RESIDU BINER

KONSTRUKSI KODE BCH SEBAGAI KODE SIKLIK Indrawati, Loeky Haryanto, Amir Kamal Amir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB II DASAR TEORI. 7. Menuliskan kode karakter dimulai dari level paling atas sampai level paling bawah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Encoding dan Decoding Kode BCH (Bose Chaudhuri Hocquenghem) Untuk Transmisi Data

SIFAT DAN KARAKTERISTIK KODE REED SOLOMON BESERTA APLIKASINYA PADA STEGANOGRAPHY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

BAB III PEMBAHASAN. Teori Pengkodean (Coding Theory) adalah ilmu tentang sifat-sifat kode

Kode Sumber dan Kode Kanal

STRUKTUR ALJABAR: RING

ANALISIS ALGORITMA DAN WAKTU DEKODING KODE BCH DALAM PENGOREKSIAN GALAT PADA TRANSMISI PESAN TEKS. Oleh : FITRI G

LAPORAN PENELITIAN EFISIENSI ALGORITME ARITMETIK ( ) DENGAN OPERASI DIBANGKITKAN DARI SIFAT GRUP SIKLIK PADA KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

Table of Contents. Table of Contents 1

STRUKTUR ALJABAR: GRUP

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas)

Antonius C. Prihandoko

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

Deteksi dan Koreksi Error

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Block Coding KOMUNIKASI DATA OLEH : PUTU RUSDI ARIAWAN ( )

ENCODING DAN DECODING KODE HAMMING SEBAGAI KODE TAK SIKLIK DAN SEBAGAI KODE SIKLIK Lilik Hardianti, Loeky Haryanto, Nur Erawaty

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

KONSTRUKSI LEXICOGRAPHIC UNTUK MEMBANGUN KODE HAMMING (7, 4, 3)

Sandi Blok. Risanuri Hidayat Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

Diktat Kuliah. Oleh:

Konstruksi Kode Reed-Solomon sebagai Kode Siklik dengan Polinomial Generator Ryan Pebriansyah Jamal 1,*, Loeky Haryanto 2, Amir Kamal Amir 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

Sifat Dan Karakteristik Kode Reed Solomon Beserta Aplikasinya Pada Steganography

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

Aljabar Linier. Kuliah 2 30/8/2014 2

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

Aljabar Linier Elementer

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB 2 LANDASAN TEORI

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Kode, GSR, dan Operasi Pada

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

Aljabar Linier Sistem koordinat, dimensi ruang vektor dan rank

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

ELLIPTIC CURVE CRYPTOGRAPHY. Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban ( )

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

SISTEM PENGKODEAN. IR. SIHAR PARLINGGOMAN PANJAITAN, MT Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara

LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.

Proses Decoding Kode Reed Muller Orde Pertama Menggunakan Transformasi Hadamard

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

PEDOMAN PENGGUNAAN SIMULATOR PENYANDIAN DAN PENGAWASANDIAN SISTEM KOMUNIKASI BERBASIS PERANGKAT LUNAK VISUAL C#

PENYANDIAN SUMBER DAN PENYANDIAN KANAL. Risanuri Hidayat

Makalah Teori Persandian

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD?????? SALAMIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

BAB 3 MEKANISME PENGKODEAAN CONCATENATED VITERBI/REED-SOLOMON DAN TURBO

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KURVA ELIPTIK DAN ID BASED CRYPTOSYSTEM

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, sehingga penggunaan komputer sebagai media komunikasi bagi

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom

KOREKSI KESALAHAN. Jumlah bit informasi = 2 k -k-1, dimana k adalah jumlah bit ceknya. a. KODE HAMMING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Sekarang ini teknologi untuk berkomunikasi sangatlah mudah. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan media telephone, handphone, internet, dan berbagai macam peralatan penyampai pesan dalam bentuk digital. Suatu pesan dalam dunia digital biasanya dibuat dalam bentuk kode atau sandi.. Kode adalah daftar kata atau simbol yang mengganti secara khusus kata lain. Dalam proses pengiriman pesan yang telah diubah kedalam bentuk kode sering mengalami gangguan (noise) sehingga menyebabkan pesan yang diterima keliru. Kesalahan (error) merupakan masalah dalam sistem komunikasi karena dapat mengurangi kinerja dari sistem. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu sistem yang mampu untuk mengkoreksi error. Oleh karena itu, pada sistem komunikasi diperlukan sistem pengkodean. Kode yang biasa digunakan dalam proses koreksi error antara lain kode Hamming yang mampu mengkoreksi satu kesalahan (single error), kode BCH yang mampu mengkoreksi dua kesalahan (double error), kode Golay yang mampu mengkoreksi tiga kesalahan (triple error),dan juga terdapat kode Reed Solomon yang mampu mengkoreksi multiple error. Kode residu kuadratik adalah kode yang dibentuk dari kode BCH dan kode Red Solomon. Untuk memecahkan kode residu kuadratik tersebut dapat

digunakan beberapa metode. Salah satunya adalah melalui algoritma Berlekamp Massey yang dapat mengoreksi letak kesalahan yang terdapat pada kode residu kuadratik tersebut.. Permasalahan Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang dikemukakan pada tugas akhir kali ini adalah bagaimana menentukan kesalahan peletakan kode residu kuadratik (QR codes) dengan menggunakan algorima Berlekamp Massey.. Pembatasan Masalah Pembahasan tugas akhir ini hanya dibatasi pada pencarian kesalahan peletakan kode residu kuadratik biner (,, 7) dengan menggunakan algoritma Berlekamp- Massey. Penggunaan algoritma Berlekamp Massey untuk mencari kesalahan peletakan kode residu kuadratik yang lain tidak akan dibahas..4 Tujuan Penulisan Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menentuan kesalahan peletakan kode residu kuadratik biner dengan algoritma Berlekamp Massey.

.5 Sistematika penulisan Tugas akhir ini terdiri dari empat bab. Bab I berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang teori-teori yang mendasari pembahasan tugas akhir ini yang meliputi ring dan ring polinomial, faktorisasi x n -, residu kuadratik dan polinomial pembangkit, serta kode. Bab III berisi tentang sindrom dan kesalahan peletakan (error locator), metode pemecahan kode residu kuadratik biner serta kasus penentuan kesalahan peletakan kode residu kuadratik biner dengan algoritma Berlekamp Massey, dan yang terakhir Bab IV berisi kesimpulan dari pembahasan yang sudah dilakukan pada tugas akhir ini.

4 BAB II TEORI PENUNJANG. RING DAN RING POLINOMIAL Definisi.. [] Suatu ring R,+, adalah himpunan tidak kosong R yang dilengkapi dengan dua operasi biner yang disajikan dengan tanda jumlahan ( + ) dan tanda perkalian (" ") yang memenuhi aksioma-aksioma di bawah ini : i. R, + merupakan grup komutatif (grup abelian). ii. Terhadap operasi perkalian memenuhi sifat asosiatif. iii. Memenuhi sifat distributif kiri dan distributif kanan, yaitu : untuk setiap x, y, z R berlaku : x (y + z) = x y + x z dan (x + y) z = x z + y z Suatu ring R,+, dikatakan ring komutatif jika operasi perkalian (" ") pada R bersifat komutatif, yaitu: Untuk setiap x, y R sedemikian sehingga x y = y x. Selanjutnya tipe khusus dari ring akan didefinisikan sebagai berikut.

5 Definisi.. [7] Himpunan F adalah sebuah lapangan (field) jika memenuhi syarat-syarat berikut: i. F adalah ring komutatif ii. F mempunyai elemen satuan e dan e iii. Setiap elemen tak nol dari F mempunyai invers terhadap perkalian. Lapangan dengan elemen berhingga disebut lapangan berhingga atau disebut lapangan Galois (Galois Field). Lapangan berhingga dangan q elemen, dinotasikan dengan GF (q) yang menunjukkan Galois Field dengan q elemen. Dimana q haruslah dalam bentuk p n yaitu bilangan prima atau pangkat prima. Definisi.. [] Suatu lapangan berhingga yang terdiri atas p kelas-kelas residu sebagai sisa pembagian (mod p) dari bilangan bulat dengan p adalah bilangan prima disebut Galois Field berorde p dan dinotasikan GF p. Misalkan R suatu ring komutatif dengan elemen satuan e dan x suatu simbol yang disebut indeterminate, dengan f(x), g(x) adalah polinomial-polinomial dalam x, f ( x) = a g( x) = b + a x + a x + b x + b x +... +... Dimana koefisien-koefisiennya berasal dari lapangan R.

6 Definisi..4 [] Suatu polinomial f(x) di dalam GF p [x] dikatakan tereduksi atas GF p jika ditemukan polinomial Φ ( ) berderajat m, Φ ( ) berderajat n di dalam x GF p [x] dengan m, n sedemikian hingga f ( x) = Φ( x) Φ ( x) Sehingga, f(x) dapat dibagi oleh Φ ( ) dan Φ ( ). Sebaliknya, jika tidak x mungkin menentukan polinomial dari Φ ( ) dan Φ ( ), maka dikatakan tak tereduksi. Contoh: Polinomial x + x + x + 4 atas GF 5 [x] adalah polinomial tereduksi atas GF 5 karena x + x + x + 4 dapat dibagi oleh polinomial-polinomial + x x x x Φ ( x ) = x + x dan Φ ( x ) = x 4 sedemikian sehingga : + f(x)= + x + x + x 4 =( x + x + )( x + 4 ) Definisi..5 [] Polinomial-polinomial f (x), f (x) GF p [x] disebut kongruen modulo Φ (x) jika f x) f ( ) dapat dibagi oleh Φ(x) yang merupakan polinomial dari ( x GF p [x] dan dinotasikan f( x) = f ( x)[mod Φ( x)] Contoh: Misalkan f ( x) = x + x + 4x + 4

7 f ( x) = x + x Dimanda f (x), f (x) GF 5 [x] Karena f ( x) f ( x) = x + x + x 4 dapat dibagi oleh + + Φ ( x ) = x + x atau Φ ( x ) = x 4 maka f x) = f ( x)[modφ ( )]. + ( x Definisi..6 [] Setiap elemen tak nol θ dari GF n memenuhi persamaan: p n p θ = Elemen tak nol θ dikatakan elemen primitif dari lapangan jika hasil dari semua θ dengan pangkat kurang dari p n - berbeda. Contoh: Polinomial p ( x) = x + x + merupakan polinomial primitif dari GF. Sebagai pengganti x + polinomial irreduksibel atas GF maka diperoleh sembilan kelas yaitu: [], [], [], [x], [x + ], [x + ], [x], [x + ], [x + ]. Disisi lain, diberikan p ( x) = x + x + maka elemen-elemen tidak nolnya adalah: [ x ] = [ x ] = [ x] [ x ] = [ x ] = [ x + ] [ x ] = [ x + ][ x] = [ x + x] = [ x + ] 4 [ x ] = [ x + ][ x] = [ x + x] = [[ x + ] + x] = [6x + ] = [ ]

8 5 [ x ] = [][ x] = [ x] 6 [ x ] = [x][ x] = [ x ] = [[][x + ]] = [4x + ] = [ x + ] 7 [ x ] = [ x + ] [ x] = [ x + x] = [[ x + ] + x] = [4x + ] = [ x + ] 8 [ x ] = [ x + ][ x] = [ x + x] = [[ x + ] + x] = [x + ] = [ ] n. FAKTORISASI x m Diberikan x n q - yang membagi x dimana m q mod n. Dengan pembuat nol dari x n - yang merupakan akar ke-n yang berada dalam lapangan perluasan F. Misalkan α yang merupakan elemen primitif atas F m. Jika n m q q m membagi q atau ekivalen dengan q m mod n, untuk m adalah integer positif, maka, n β, β,... β adalah n pembuat nol yang berbeda satu sama lain dari x n -, dimana = α ( q m ) / n β. Sehingga diperoleh fatorisasi dari x n - melalui faktor linier atas F m sebagai berikut: q x n = n i= i x β Definisi.. [5] Perkalian q (mod n) dalam himpunan di GF q disebut koset siklotomi mod n. Koset siklotomi atas GF q yang mengandung s adalah C s = ms { s qs q s q s},,,...,

9 Dimana m adalah integer positif terkecil sedemikian sehingga m q s s mod n dan s adalah angka terkecil didalam C s. s disebut koset siklotomi representatif modulo n. Contoh: Diberikan n = dan m = n berada di GF, maka: m q s s mod n s mod 48 s mod 48 s = k s yang memenuhi adalah, maka adalah koset siklotomik representatif modulo.. RESIDU KUADRATIK DAN POLINOMIAL PEMBANGKIT Terdapat bilangan bulat a dan b, terdapat bilangan bulat tertentu yang lain yaitu n, a disebut kongruensi dengan b modulo n jika (a-b) adalah kelipatan dari n. Dinotasikan dengan a b(mod n). Jika a b(mod n) maka a-b = kn, dimana k merupakan bilangan bulat. Definisi.. [] Diberikan bilangan bulat positif m dan bilangan bulat n,dengan gcd( m, n) =, Jika x n mod m mempunyai solusi maka dikatakan n residu kuadratik modulo m, sedangkan jika tidak memenuhi maka dikatakan non-residu kuadratik modulo m.

Contoh: Diberikan 5 mod karena membagi 5-. Maka merupakan residu kuadratik modulo. Definisi.. [5] Diberikan g(x) yang merupakan polinomial monik dengan derajat minimal n sedemikian hingga g(x) membagi x. Maka polinomial g(x) disebut polinomial pembangkit. Contoh: Misalkan g ( x) + x = + x merupakan polinomial monik Dan g(x) juga merupakan polinomial monik yang membagi x 7 maka g ( x) = + x + x adalah polinomial pembangkit..4 KODE Kode adalah daftar kata atau simbol yang mengganti secara khusus kata lain. Kode juga merupakan blok dari simbol alphabet yang terbatas. Alphabet yang sering digunakan adalah himpunan barisan biner yaitu simbol dan. Dalam pengiriman pesan yang telah diubah dalam bentuk kode seringkali mengalami gangguan (noise) sehingga menyebabkan kesalahan penerimaan pesan. Kesalahan (error) merupakan masalah pada sistem komunikasi sebab dapat mengurangi kinerja dari sistem. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan satu sistem yang dapat mengoreksi error. Oleh

karena itu, pada sistem komunikasi diperlukan sisem pengkodean. Berikut diberikan bagan proses pengiriman pesan: Sumber Informasi Sumber Pengkodean Pesan Saluran Informasi Sumber Pengkodean Kode Penerima Informasi Gambar. Diagram Pengiriman Pesan Saluran pengkodean/pengkodean berfungsi untuk menjaga informasi atau data digital dari error yang mungkin terjadi selama proses transmisi..4. KODE BLOK Kode Blok merupakan kode yang membagi barisan pesan menjadi blok-blok dengan panjang n dan masing-masing blok dipetakan ke input saluran dengan panjang M. Pemetaan ini bebas dari-blok-blok sebelumnya, yaitu tidak ada memori dari satu blok ke blok lain. Misal A adalah himpunan simbol yang mempunyai elemen sebanyak q. Sebagai contoh, A = {a, a, a,..., a q } adalah himpunan yang mempunyai q elemen. Definisi.4.. [5] Kode Blok C dengan panjang blok n berisi M elemen atas A adalah himpunan n-tupel yang berjumlah M dengan masing-masing koordinat dari n-tupel diambil dari simbol dalam A, dinotasikan dengan kode C [n, M] atas A.

Definisi.4.. [5] Elemen-elemen dari kode blok C[n, M] atas A disebut kodekata (codeword) dan elemen-elemen n-tupel (blok dengan panjang n) yang tidak berada dalam kode blok C[n, M] disebut kata (word). Contoh : Kode blok C[4, ] = {(), (), ()} atas A = {, } yaitu kode dengan kodekata, setiap kodekata terdiri 4-tupel (mempunyai panjang 4). Himpunan S = {(), ()} merupakan kata karena elemen 4-tupel S tidak berada di dalam kode blok C[4, ]. Definisi.4.. [5] Jarak Hamming (Hamming distance) d(x, y) antara dua kodekata x dan y adalah jumlah posisi koordinat yang berbeda antara dua kodekata x dan y. Contoh : Diberikan kode C [5,] atas A = {, } yaitu : x = dan y = Jarak Hamming d(x,y) = d(,) = 4 karena ada 4 posisi koordinat yang berbeda diantara kedua kodekata tersebut.

Definisi.4..4 [5] Diberikan kode blok C yang merupakan kode [n, M], jarak Hamming (Hamming Distance) dari kode C didefinisikan d(c) = min {d(x, y): x, y C, x y} Jarak Hamming suatu kode sering disebut sebagai jarak (distance) saja. Untuk mencari jarak hamming dari kode C[n, M] harus dihitung jarak dari M pasang kodekata untuk menemukan pasangan dengan jarak minimum. Dimana M merupakan kombinasi dari M. Contoh : C = {c, c, c }, C adalah kode [4, ] atas {x, y} dengan c = (xxxx), c = (yxyy), c = (yyxy) Harus dicari jarak dari = pasang jarak dari kodekata yaitu : d(c, c ) = d(c, c ) = d(c, c ) = Sehingga diperoleh d(c) =.4. KODE LINIER Definisi.4.. [5] Kode blok C [n, M] dikatakan linier jika kombinasi linier dari dua kode kata juga merupakan kode kata di dalam kode blok.

4 Misalkan c dan c adalah dua kodekata di dalam kode Blok (n, k). Jika diambil a dan a adalah dua nilai sebarang di dalam GF q, maka kode (n, k) adalah kode linier jika dan hanya jika a c dan a c juga merupakan kodekata. Beberapa kode yang termasuk ke dalam kode linier antara lain kode Hamming, Red Solomon, siklik, dan Golay. Misal himpunan semua pesan yang akan ditransmisikan adalah himpunan k-tupel yang komponen-komponennya berasal dari lapangan berhingga F dengan q elemen (GF q ). Maka V k (F) adalah himpunan semua k-tupel atas lapangan F yang terdri atas q k elemen. Himpunan ini adalah suatu ruang vektor yang mengacu kepada ruang pesan dan tiap elemennya mengacu kepada pesan. Dalam rangka untuk mendeteksi dan mengoreksi error, maka perlu menambahkan beberapa digit redundansi (tambahan). Dari sini pesan k-tupel akan diperbesar ke n-tupel dimana n k sehingga akan disediakan suatu korespondensi satu satu antara q k pesan dan q k n-tupel di V n (F) yang merupakan himpunan n-tupel atas lapangan F dengan q n elemen. Contoh : Misal suatu ruang pesan terdiri dari himpunan semua bilangan biner dengan panjang 5. Kemudian akan ditransmisikan huruf alfabet sebagai bilangan biner berdimensi 5. Walaupun ruang pesan tersebut terdiri dari 5 bilangan biner berdimensi 5, namun hanya akan digunakan 6 saja, karena huruf alfabet hanya berjumlah 6.

5 Contoh di atas menggambarkan bahwa q k n-tupel membentuk subruang berdimensi k dari V n (F). Definisi.4.. [5] Suatu kode linier (n, k) atas lapangan F merupakan subruang berdimensi k dari V n (F). Definisi.4.. [5] Bobot Hamming dari suatu vektor v V ( F ) n dinotasikan dengan wt (v) merupakan banyaknya koordinat tak nol di v. Contoh : Diberikan dua buah kode kata yaitu () dan (), maka: wt () = wt () = Definisi.4.. 4 [5] Bobot Hamming dari kode C(n, k) adalah : wt(c) = min{wt(x): x C, x } Jarak minimum dari kode linier C(n, k) sama dengan jarak minimum dari kode Blok, yaitu minimum dari jarak masing-masing kodekata pada kode tersebut. Untuk kode linier C(n, k) jarak minimumnya akan sama dengan bobot dari kode tersebut.

6 Teorema.4..5 [5] Misal d adalah jarak suatu kode C(n, k), maka d = wt(c). Bukti : Dari definisi jarak suatu kode C yang diberikan oleh d = min{d(x, y): x, y C, x y}. Maka d(x, y) = wt(x y) karena komponen i dari x y tak nol jika dan hanya jika komponen i dari x dan y, dimana x y dan x, y F. Karena C kode Linier, maka C adalah subruang dari V n (F) dan tertutup terhadap penjumlahan, x y C. Oleh karena itu, d = min {wt(z): z C, z } = wt(c). Contoh : Diberikan S = {(), (), (), ()} S = {(), (), (), ()}. S dan S adalah subruang dari V 4 (Z ) ds =, dan wt (S ) = ds =, dan wt (S ) = Jadi, jarak dan bobot Hamming dari S dan S masing masing adalah sama..4. KODE SIKLIK Salah satu kelas dari kode linier adalah kelas kode siklik. Kode siklik adalah bagian dari kode linier yang mengikuti sifat perputaran

7 siklik. Jika C=(C n-, C n-,.. C ) adalah kodekata dari suatu kode siklik, maka (C n-, C n-,..,c, C n- ) yang merupakan perputaran siklik dari C adalah juga kodekata, karena itu, semua perputaran siklik dari C adalah kodekata. Definisi.4.. [5] Suatu subruang S dari V n (F) adalah subruang siklik jika (a a a...a n- a n ) S maka (a n a a a... a n- ) S Definisi.4.. [5] Suatu kode linier C adalah kode siklik jika C adalah subruang siklik. Contoh: S = {(),(),(),(),(), (),(),()} adalah subruang siklik di V 7 (Z ). S = {(),(),(),(),(),(),(), (),()} bukan subruang siklik di V 4 (Z ) Definisi.4.. [5] Misalkan g (x) pembagi monik dari f ( x) = x n atas F dengan derajat n k, maka g(x) adalah polinomial pembangkit untuk subruang siklik dari V n (F) dengan dimensi k. Contoh: Diberikan kode siklik C(7,4) dengan = + x. g ( x) + x

8 Karena g ( x) = x + x + merupakan pembagi x 7, maka g (x) adalah polinomial pembangkit untuk subruang siklik dari V 7 (Z ) dengan dimensi 4. Definisi.4..4 [5] Kode siklik adalah kode linier dengan matriks generator koef dari g( x) koef dari xg( x) G = koef dari x g( x) M k koef dari x g( x) dengan g(x) berderajat n-k adalah polinomial pembangkit dari kode siklik (n,k) atas F. Masing-masing kode kata dalam C berbentuk p ( x) g( x). Contoh: Diberikan kode siklik C(7,4) dengan g ( x) + x = + x dengan f ( x) = x 7 diperoleh matriks generator adalah G = Akan dikodekan pesan p ( x) + x = + x ke dalam kode siklik C maka diperoleh kode kata sebagai berikut:

9 p( x) g( x) = = ( + x + x )( + x + x ) 4 5 6 7 ( + x + x + x + x + x + x ) = () Dalam bentuk vektor, p (x) adalah pesan 4 tuple () dan dikodekan de dalam bentuk kode kata menjadi ()..4.4 KODE RESIDU KUADRATIK Kode residu kuadratik D, D, R, R adalah kode siklik dengan panjang n (yang merupakan bilangan prima) atas lapangan GF(q), dimana q juga merupakan bilangan prima yang merupakan residu kuadratik modulo n. Pada tugas akhir ini hanya akan dibicarakan mengenai kode residu kuadratik dengan q=. Kode D dan R adalah kode yang ekivalen, dengan parameter n, ( n + ), d, sementara itu D dan R juga merupakan kode yang ekivalen, dengan parameter n, ( n ), d. Sedemikian sehingga D D dan R R. Contoh dari kode residu kuadratik antara lain adalah kode Hamming biner (7,4,), kode Golay biner (,,7) dan kode Golay terner (,6,5) Diberikan suatu kode dengan panjang n, dimana n adalah bilangan prima ganjil ( n = ±(mod8) ) atas lapangan GF q, dimana q adalah residu kuadratik yang memenuhi q n mod n. Akan

didefinisikan kode residu kuadratik dengan panjang n atas lapangan GF (q). Definisi.4.4. [5] Diberikan R merupakan himpunan residu kuadratik di lapangan GF n, dengan: { j (mod n) j GF, } R n, = j Dan R merupakan himpunan non-kuadratik di GF n, dengan: R * GFn \ R * =, dimana GF GF {} Contoh: Diberikan n =, maka R n = n { j ) j GF, } = (mod j = {,,, 4, 6, 8, 9,,, 6, 8}, dan R = ( GF { } ) \ { 5, 7,,, 4, 5, 7, 9,,, } = R Karena q R, maka himpunan R tertutup terhadap perkalian oleh q. Oleh karena itu R adalah gabungan potongan koset siklotomik modulo n. Sehingga: i g ( x) = ( x β ), Dan ( x) = i R i g ( x β ). i R Dimana koefisien-koefisien dari polinomial-polinomial diatas berada didalam GF q, dan β adalah akar primitif ke-n dari unit dari suatu lapangan yang mengandung GF q.