Pemilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts *

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN INDEKS KOMPLEKSITAS PROSES PERAKITAN MANUAL

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

TEOREMA ELIMINASI CUT PADA SISTEM LOGIKA FL gc DAN FL w,gc

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

SEMINAR NASIONAL OTOMASI II ISBN :

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

TERMODINAMIKA TEKNIK II

PENERAPAN DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) UNTUK MEREDUKSI BIAYA PRODUKSI SUATU PRODUK

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

BAB II PENYEARAH DAYA

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

KARAKTERISTIK WATER CHILLER

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB 2 LANDASAN TEORI

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

Seminar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, Juli 2011

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

PENENTUAN URUTAN PERAKITAN PRODUK DENGAN LIAISON-SEQUENCE ANALYSIS

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

BAB III ANALISA TEORETIK

SISTEM INFORMASI PENATALAYANAN JEMAAT GEREJA HKBP KUPANG BERBASIS WEB

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

Model Produksi dan Distribusi Energi

APLIKASI DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PERANCANGAN PRODUK VACCINE CARRIER

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Transkripsi:

Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi) Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts * Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Gan Shu San Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Abstrak Penelitian proses perakitan cobination switch yang terdiri dari 64 koponen dala 6 sub-rakitan ini eliputi peilihan etode perakitan dan analisa desain produk. Metode yang dipakai dala penelitian ini ialah etode yang dikebangkan oleh Boothroyd and Dewhurst. Dari hasil perhitungan didapat etode perakitan yang paling tepat untuk cobination switch ini adalah anual assebly. Untuk engetahui apakah desain yang laa sudah baik atau tidak, aka dicari efisiensi desain laa dari setiap subrakitan. Setelah diperoleh efisiensi desain dari asing-asing perakitan, aka dicari efisiensi desain laa total. Keudian dilakukan desain ulang, dan setelah itu dicari efisiensi desain baru. Perubahan pada desain produk cobination switch enibulkan peningkatan efisiensi desain serta penurunan biaya operasi, waktu perakitan, dan julah koponen pada dari 6 sub-rakitan pada cobination switch. Kata kunci : desain untuk perakitan, efisiensi desain, etode perakitan Abstract The research on assebly process of cobination switch, which consists of 64 parts in 6 sub assy, covers the selection of assebly ethod and product design analysis. The ethod used in this research is a ethod that is developed by Boothroyd and Dewhurst. The research result shows that the suitable assebly ethod for this cobination switch is anual assebly. To know whether the old design is good or not, the design efficiency of each sub assy is coputed. After design efficiency of each sub assy is coputed, the total design efficiency of old design is known. Then, redesign is done to get the new design efficiency. Design change on cobination switch product results in efficiency iproveent, with reduction in operation cost, assebly tie, and the nuber of parts of cobination switch Keywords : design for assebly, design efficiency, assebly ethod. Pendahuluan Proses desain erupakan langkah awal dari proses anufaktur. Sebagian besar (8%) biaya produksi ditentukan pada proses desain. Proses Catatan : Diskusi untuk akalah ini diteria sebelu tanggal Agustus. Diskusi yang layak uat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Mesin Volue Noor Oktober. * Penelitian ini dilakukan bersaa Julia, Aluni Jurusan Teknik Industri, UK Petra perakitan biasanya erupakan proses yang paling banyak enghabiskan biaya produksi dan julah pekerja. Seringkali proses perakitan ebutuhkan biaya yang besar karena desain produk yang kurang tepat serta julah koponen yang terlalu banyak. Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan terhadap produk cobination switch yang epunyai julah koponen total sebanyak 64 koponen. Adapun asalah yang akan dipecahkan dala penelitian ini adalah : 7

JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : 7-44. Metode perakitan apa yang paling tepat untuk poroduk ini?. Bagaiana endesain produk untuk perakitan yang baik, dengan eninjau siste perakitan produk, bentuk dan fungsi koponen, serta julah koponennya? Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan adanya desain produk untuk perakitan yang baik adalah :. Mengurangi biaya produksi. Mengurangi julah koponen. Mepersingkat waktu perakitan 4. Meningkatkan keandalan produk 5. Mengurangi lead tie Perusahaan dapat eningkatkan daya saing pada persaingan pasar karena:. Meiliki produk dengan kualitas tinggi. Meiliki waktu pengirian kepada pelanggan yang lebih pendek. Meiliki biaya produksi yang lebih rendah Batasan-batasan yang digunakan dala penelitian ini adalah:. Dasar teori yang digunakan adalah pendekatan Boothroyd-Dewhurst.. Jenis produk yang dibahas adalah cobination-switch.. Hanya ebahas proses perakitan. 4. Tidak ebahas tentang proses pencetakan casing plastik. 5. Perubahan desain yang diusulkan hanya eliputi penggabungan koponen, serta perubahan jenis dan bahan koponen. 6. Tidak ebahas perubahan bentuk sietri koponen.. Peilihan Metode Perakitan Yang Tepat Alasan pentingnya peilihan etode perakitan penting karena desain produk untuk anual assebly sangat berbeda dengan autoatic assebly. Proses yang udah bagi operator ungkin tidak dapat dikerjakan oleh robot atau special-purpose workhead. Deikian pula sebaliknya, proses yang udah untuk esin ungkin sulit dilakukan oleh operator. Ada tiga etode pokok yaitu assebly, special purpose achine assebly, dan progaable-achine assebly. Cara untuk enentukan etode yang tepat adalah enggunakan diagra peilihan etode perakitan (Tabel ). Diagra tersebut didasarkan pada analisa odel ateatika dari beraca-aca proses perakitan. Dala enggunakan diagra dibutuhkan 6 data yang harus diketahui :. Volue produksi per shift. Julah koponen pada rakitan. Satu atau banyak jenis produk 4. Julah koponen yang diperlukan untuk odifikasi produk 5. Julah perubahan desain yang diinginkan selaa uur produk 6. Kebijakan perusahaan dala investasi esin Data-data yang diperlukan antara lain: Na = julah koponen pada perakitan tetap Nd = julah perubahan desain selaa tahun pertaa yang engharuskan adanya feeder atau workhead baru pada esin autoatic assebly Np = julah produk berbeda yang akan dirakit enggunakan dasar siste perakitan yang saa selaa tahun pertaa Nt = julah total koponen yang digunakan untuk ebentuk style produk yang berbeda Qe = julah pengeluaran investasi yang diijinkan perusahaan untuk engganti operator pada shift Sh = julah shift pekerja Wa= biaya operator perakitan per tahun Ri = faktor investasi didapat dari ruus: Vs = R i = Q S e * W a volue produksi per shift per tahun Pada awal desain produk, penentuan jenis etode perakitan yang sekiranya dapat enghasilkan biaya terendah adalah sangat penting. Keputusan ini berhubungan erat dengan desain karena anual assebly sangat berbeda dengan autoatic assebly. Setiap proses epunyai keunggulan dan keterbatasan asingasing. = Manual assebly pada ultistation assebly line. Alat peindahannya adalah free-transfer achine dengan ruang buffer antara operator satu dengan operator lainnya. = Manual assebly dengan echanical assistence. Siste ini saa dengan, tetapi feeder atau alat-alat lainnya telah tersedia. Dengan cara deikian, waktu perakitan per koponen dapat dipersingkat. = Autoatic assebly yang enggunakan special-purpose indexing achines, workheads, dan autoatic feeders. Satu supervisor untuk satu esin bila Na < 6 (rotary indexing achine) dan satu supervisor bersaa dengan satu operator perakitan bila Na > 6 (in-line indexing achine) 8

Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi) Tabel Diagra Peilihan Metode Perakitan Np = Single product has a arket life of three years or ore without significant variations in deand; anual fitting of any of the parts is not necessary and the proportion of defective parts is less than %. See notes and. Nt <.5 Na Nuber of parts needed to build different product styles less than.5 ties the nuber of parts in the assebly (). AND Nd <.5 Na Fewer than half of the parts will be subjected to ajor redesign during the product arket life (4). Ri > 5 5 > Ri > > Ri > Ri < Nt >.5 Na More than 5 % extra parts are needed to build the range of different product styles (). OR Nd >.5 Na More than half of the parts are likely to be affected by design changes during the product life (4). Copany investent Ri = Sh.Qe / Wa (5) Ri > 5 5 > Ri > > Ri > Ri < A variety of different but siilar products, no anual fitting required and less than % deffective parts. Variety of products, anual fittingof soe part necessary, fluctuations in deand or low investent potential. 4 5 6 7 8 Vs >.65 Anual production volue per shift greater than.65 illion asseblies. Na > 6 6 or ore parts 5 > Na > 7 Between 7 and 5 part in the assebly Na < 6 6 or fewer parts () () () () () () () ().65 > Vs >.4 Anual production volue per shift between.4 and.65 illion asseblies. Na > 6 6 or ore parts 5 > Na > 7 Between 7 and 5 part in the assebly Na < 6 6 or fewer parts 4 5 () () () () () () ().4 > Vs >.4 Anual production volue per shift between. and.4 illion asseblies. Na > 6 6 or ore parts 5 > Na > 7 Between 7 and 5 part in the assebly Na < 6 6 or fewer parts Vs <. Anual production volue per shift less than or equal to. illion asseblies. Suber : Machine Design, 8 6 7 8 () () () ()

JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : 7-44 = Autoatic assebly yang enggunakan special-purpose free-transfer achines, workheads, dan autoatic feeders. Satu supervisor bersaa dengan satu operator perakitan pada satu esin. = Autoatic assebly yang enggunakan anually loaded part achines dan freetransfer achine dengan workhead yang dapat diprogra untuk elakukan beberapa tugas perakitan. Satu supervisor bersaa dengan satu operator perakitan pada satu esin. AR = Autoatic assebly yang enggunakan anually loaded part achines dan robot yang epunyai dua lengan yang pandai dengan special-purpose gripper yang dapat enangani seua koponen untuk satu perakitan. Satu supervisor untuk satu robot.. Desain Produk Untuk Manual Assebly Bila suatu produk telah ditentukan enggunakan anual assebly, aka langkah-langkah yang dilakukan adalah:. Mencari seluruh inforasi yang berkaitan dengan produk tersebut. Inforasi tersebut dapat berupa gabar teknik, gabar tiga diensi, atau prototipe.. Melepas rakitan produk tersebut atau ebayangkan bagaiana cara kerjanya.. Merakit ulang produk tersebut. Bila perakitan telah selesai, data pada lebar kerja dijulah untuk endapatkan total estiasi waktu dan biaya anual assebly, dan juga julah iniu koponen pada produk secara teori. Akhirnya, efisiensi desain dari anual assebly dicari dari ruus : Keterangan: E N = * T E = efisiensi desain (untuk perakitan) N = julah koponen iniu T = total waktu perakitan Persaaan tersebut ebandingkan estiasi waktu perakitan yang euat julah iniu koponen secara teori, yang asingasing dapat dirakit pada waktu yang ideal yaitu detik. Waktu ideal tersebut didasarkan pada asusi bahwa setiap koponen udah ditangani dan dipasang, dan sekitar sepertiga dari julah koponen dapat dipasang dengan baik dengan well-designed snap and fit fastener. Sayangnya, tidak ada patokan khusus untuk enentukan efisiensi desain yang baik. Asusi bahwa seua koponen udah ditangani dan dipasang adalah tidak ungkin diteui pada setiap produk. Pada akhirnya, range efisiensi desain dari pengalaan pada produk sejenis erupakan satu-satunya cara untuk eutuskan apakah efisiensi desain sudah baik. Langkah yang paling penting pada analisa desain adalah erakit kebali (reassebly), diana data diolah untuk pendesainan ulang yang ungkin dilakukan. Perakitan kebali diulai dengan koponen dengan noor identifikasi tertinggi pada desain laa. Data-data diasukkan pada Design For Manual Assebly Worksheet (Tabel 5). Lebar kerja tersebut terdiri dari kolo. Kolo pertaa berisi noor identifikasi. Urutan noor identifikasi diulai dari koponen yang paling dulu dirakit dengan noor tertinggi. Kolo kedua berisi tentang berapa julah jenis koponen tersebut dipasang pada rakitan. Kolo ketiga berisi tentang kode dua digit dari proses peindahan koponen. Kode ini didapat Tabel Manual Handling Ties (Tabel 6). Dari Tabel tersebut didapatkan waktu peindahan koponen secara anual yang keudian akan diisikan pada kolo keepat. Kolo kelia berisi tentang kode dua digit dari proses peasangan koponen. Kode ini didapat dari Tabel Manual Insertion Ties (Tabel 7). Dari Tabel tersebut didapatkan waktu peasangan koponen secara anual yang keudian akan diisikan pada kolo keena. Untuk tapping screw, kode peasangan koponen adalah 4 dan waktu peasangan koponen adalah.5 detik. Kolo ketujuh berisi tentang waktu perakitan dala detik. Waktu perakitan ini didapat dari penjulahan waktu peindahan koponen (kolo keepat) dan waktu peasangan koponen (kolo keena) yang keudian dikalikan dengan berapa kali setiap jenis koponen dipasang pada rakitan (kolo kedua). Total biaya operasi dala cents didapat dari perkalian antara kolo ketujuh dengan.4 yang hasilnya diasukkan kolo kedelapan. Nilai.4 cents per detik erupakan angka yang ewakili banyak perusahaan di Aerika. Standar nilai sangat berguna untuk ebandingkan desain dari seberapa perusahaan. Bagaianapun juga, nilai yang lebih akurat yang diberikan perusahaan dapat dipakai untuk enggantikan.4 cents. Pengisian lebar kerja yang paling penting adalah pengisian kolo kesebilan yaitu julah iniu koponen secara teori. Tiga kriteria yang dipertibangkan antara lain: 4

Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi). Apakah koponen tersebut harus dipisahkan karena koponen tersebut harus bisa digerakkan terhadap koponen lain yang telah dirakit?. Apakah koponen tersebut harus dibuat dari bahan yang berbeda atau perlu diisolasi dari koponen lain yang telah dirakit?. Apakah koponen ini harus dipisahkan dari koponen lainnya yang telah dirakit karena koponen tersebut harus dapat dipasang dan dilepas? Bila jawaban dari inial salah satu pertanyaan diatas adalah ya, aka dituliskan pada kolo kesebilan tanpa engalikan dengan kolo kedua. Jadi, julah koponen yang harus dipisahkan dituliskan pada kolo kesebilan. Bila jawaban dari seua pertanyaan diatas adalah tidak, aka dituliskan pada kolo kesebilan 4. Aplikasi Di P.T. Indoniles Electric Parts 4.. Peilihan Metode Perakitan Peilihan etode perakitan cobination switch yang tepat didapat dengan cara easukkan seua data yang diperlukan ke dala Tabel. Data-data yang diperlukan antara lain:. Na = 64 koponen. Nd =. Np = 4. Nt = 64 koponen 5. Qe = Rp. 4.5.,- 6. Sh = shift 7. Wa = Rp. 4.65.,- per tahun 8. R Qe * S i = = W a 45* 465. Vs = 48 unit per tahun =.7 Data-data tersebut diasukkan ke dala Diagra Peilihan Metode Perakitan dan didapat etode perakitan yang tepat adalah. Jadi, etode perakitan yang tepat untuk cobination switch adalah anual assebly. 4.. Perhitungan Efisiensi Desain Cobination Switch Untuk Manual Assebly Setelah didapat inforasi engenai cobination switch yang berupa gabar koponen, rakitan cobination switch dibongkar untuk engetahui cara perakitan produk tersebut. Rakitan koplit diberi noor identifikasi. Setiap satu koponen dilepaskan dari rakitan diberi noer selanjutnya. Bila rakitan terdiri dari sub-rakitan, aka sub-rakitan tersebut dianggap sebagai satu koponen yang nantinya akan diuraikan lagi. Cobination switch terdiri dari 6 sub-rakitan yang akan dibahas enurut asing-asing sub-rakitan. Langkah selanjutnya adalah erakit kebali cobination switch tersebut sesuai dengan urutan perakitan dari asing-asing sub-rakitan. Pada saat produk dirakit kebali, disusun lebar kerja untuk asing-asing sub-rakitan Bila perakitan telah selesai, data pada lebar kerja dijulah untuk endapatkan total estiasi waktu dan biaya anual assebly, dan juga julah iniu koponen pada produk secara teori. Setiap sub-rakitan dicari T, C, N, dan E. Setelah itu T, C, N dari asing-asing sub-rakitan dijulah untuk engetahui julah T, C, N total pada desain laa. Akhirnya dicari efisiensi desain laa total dengan ruus: * N * 8 E = = =. T 77.8 4.. Perubahan Desain Setelah didapat efisiensi desain laa, langkah selanjutnya adalah endesain ulang. Perubahan desain yang dilakukan adalah:. Pada sub-rakitan Suppress Plate Assy - Shaft dapat digabung dengan fixing plate. Pada desain awal, shaft dan fixing plate terbuat dari loga. Untuk eudahkan pencetakan gabungan koponen tersebut aka bahannya dapat diganti dengan plastik tahan aus. - Moving block dapat digabung dengan holder.. Pada sub-rakitan Latching Plate Assy, tapping screw dapat diganti dengan snap and fit fastener.. Pada sub-rakitan Lever Assy, shaft dapat digabung dengan terinal block dengan bahan dari plastik tahan aus. 4. Pada sub-rakitan Switch Assy, bush dapat digabung dengan knob dengan bahan dari plastik tahan aus. 5. Pada sub-rakitan Lever Master Assy, spring pin dapat digabung dengan plate dengan bahan tetap dari loga. 6. Pada sub-rakitan Turn And Light Switch Assy - Spring pada ca dapat dihilangkan dan engubah bentuk lubang pada ca enjadi kira-kira sebesar diaeter pin. - Pin dapat digabung dengan guide (R/L) dengan enggunakan bahan plastik tahan aus. - Tapping screw dapat diganti dengan snap and fit fastener. - Ring stopper dapat digabung dengan push botton. 4

JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : 7-44 8. Pada sub-rakitan Suppress Plate Assy, shaft dapat digabung dengan fixing plate. Pada desain awal, shaft dan fixing plate terbuat dari loga. Untuk eudahkan pencetakan gabungan koponen tersebut aka bahannya dapat diganti dengan plastik tahan aus.. Pada sub-rakitan Latching Assy, tapping screw dapat diganti dengan snap and fit fastener.. Pada sub-rakitan Lever Assy, shaft dapat digabung dengan terinal block dengan bahan dari plastik tahan aus.. Pada sub-rakitan Switch Assy, bush dapat digabung dengan knob dengan bahan dari plastik tahan aus.. Pada sub-rakitan Lever Master Assy, spring pin dapat digabung dengan plate dengan bahan tetap dari loga. 4.4. Perhitungan Efisiensi Desain Baru Untuk Manual Assebly Setelah dilakukan perubahan desain pada setiap sub-rakitan, disusun lebar kerja yang baru untuk asing-asing sub-rakitan. Cara engisi dan engolah data saa seperti pengolahan data pada desain laa. Akhirnya didapat efisiensi total dari desain baru : * N * 8 E = = =. T 5. 5. Evaluasi Hasil Penelitian 5.. Analisa Metode Perakitan Metode perakitan yang digunakan oleh perusahaan untuk cobination switch saat ini adalah anual assebly. Manual assebly cocok untuk produk ini karena deand untuk produk cobination switch ini tidak terlalu besar sehingga volue produksinya ikut enyesuaikan dengan deand. Autoatic assebly dan robotic assebly kurang cocok digunakan pada produk ini karena kedua etode perakitan tersebut eerlukan biaya yang jauh lebih besar daripada anual assebly. 5.. Analisa Desain Produk Cobination switch terdiri dari 6 subrakitan. Analisa terhadap desain produk diulai dengan enghitung efisiensi desain dari asing-asing sub-rakitan. Setelah itu dilakukan perubahan desain, yang keudian dihitung efisiensi dari desain yang baru. Perubahan yang dilakukan adalah sebatas penggabungan dan pengurangan koponen, perubahan jenis bahan koponen, serta penggantian tapping screw dengan snap and fit fastener. Selisih perbandingan antara efisiensi desain laa dan baru dari asing-asing sub-rakitan terdapat pada Tabel Tabel Perbandingan Efisiensi Desain Laa dan Baru Naa assebly E laa E baru E baru E laa Suppress plate assy.46.5.7 Latching plate assy.4.65.4 Lever assy.5.64. Switch assy..7.4 Lever aster assy..5.4 Case assy.. Turn & light switch assy..5.4 Suppress plate assy.4.54.6 Latching assy..65.6 Lever assy.5.64. Switch assy.7.4.4 Lever aster assy..5.4 Exh. & wiper switch assy.. Fog lap switch assy.47.47 Housing assy.5.5 Cobi switch.. Total...6 Keterangan : E = efisiensi desain = terjadi peningkatan efisiensi desain Julah koponen cobination switch pada desain awal adalah 64 koponen. Setelah dilakukan perubahan desain, julah koponen pada cobination switch enjadi 44 koponen. 5.. Analisa Biaya Operasi Dari hasil pengolahan data, diperoleh biaya operasi pada desain laa dan baru dari asingasing sub-rakitan. Selisih perbandingan biaya operasi antara desain laa dan desain baru terdapat pada Tabel. Tabel Selisih Perbandingan Biaya Operasi Desain Laa dan Desain Baru Naa assebly C laa C baru C laa - C baru Suppress plate assy 8.6 4.76.86 Latching plate assy 6.5 6.66.84 Lever assy.4 7.54.6 Switch assy 6.8.6. Lever aster assy 8.5.56 4.7 Case assy 47.8 47.8 Turn & light switch assy 64.4 8. 5.4 Suppress plate assy.8.86. Latching assy 4.64 4.8.84 Lever assy.4 7.54.6 Switch assy 8.8 4.88. Lever aster assy 8.65.68 4.7 Exh. & wiper switch assy 4.7 4.7 Fog lap switch assy.. Housing assy 7.5 7.5 Cobi switch 45.6 45.6 Total 47. 7.68 7.54 Keterangan : C = biaya operasi = terjadi penurunan biaya operasi 4

Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi) 5.4. Analisa Waktu Perakitan Selisih perbandingan waktu perakitan antara desain laa dan desain baru terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Perbandingan Waktu Perakitan Desain Laa Dan Desain Baru Naa assebly T laa T baru T laa - T baru Suppress plate assy 7.56 6..66 Latching plate assy 66.4 4.64 4.6 Lever assy.85 8.85 4. Switch assy. 8.4.8 Lever aster assy 46...4 Case assy 8. 8. Turn & light switch assy 6. 5. 64.86 Suppress plate assy 55.46 4.66 5.8 Latching assy 6.6 7. 4.6 Lever assy.85 8.85 4. Switch assy 7 87..8 Lever aster assy 46.6 4..4 Exh. & wiper switch assy.68.68 Fog lap switch assy 57.54 57.54 Housing assy 4. 4. Cobi switch 4. 4. Total 77.8 5. 8.6 Keterangan: T = waktu perakitan = terjadi penurunan waktu perakitan 6. Kesipulan & Saran Dari hasil pengolahan dan analisa data, dapat diperoleh kesipulan sebagai berikut:. Metode perakitan yang tepat untuk cobination switch adalah anual assebly.. Perbaikan desain terjadi pada dari 6 sub-rakitan pada cobination switch.. Efisiensi desain total eningkat dari, enjadi, atau eningkat sebesar 8,%. 4. Biaya operasi total enurun sebesar,7%. 5. Waktu perakitan total enurun dari 77,8 detik enjadi 5, detik atau enurun sebesar 5,5%. 6. Julah koponen cobination switch pada desain awal adalah 64 koponen. Setelah dilakukan perubahan desain, julah koponen pada cobination switch enjadi 44 koponen. Hal ini enandakan bahwa dengan adanya desain produk untuk perakitan yang baik dapat engurangi biaya operasi, waktu perakitan, dan julah koponen produk. Beberapa saran yang dapat diusulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :. Perusahaan au elakukan peninjauan desain produk yang ada dan ebandingkan dengan desain produk usulan.. Perusahaan au elakukan penelitian terhadap keungkinan perubahan bentuk sietri produk yang tidak dibahas pada penelitian ini.. Perusahaan au elakukan penelitian terhadap desain produk dengan enggunakan etode lain. Daftar Pustaka. Boothroyd, G and Dewhurst, P. Design For Assebly: Selecting The Right Method, Machine Design. Noveber, 8. pp.4-8.. Design For Assebly: Manual Assebly, Machine Design. Deceber 8, 8. pp.4-45.. Design For Assebly: Autoatic Machine Design. January 6, 84. pp. 87-. 4. Design For Assebly: Robots, Machine Design. February, 84. pp. 7-76. 5. O Grady, P. Design For Assebly, Concurent Engineering Syste Part II. Septeber 4, 5. Chapter 4. 6. Singh, Nanua. Syste Approach to Coputer-Integrated Design and Manufacturing. Canada: John Willey and Sons, Inc., 6. 4

JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : 7-44 Tabel 5 Manual Handling Ties Size > 5 Parts are easy to grasp and anipulate Thickness > < 5 Thickness < Size > Size > 5 Parts present handling difficulties Thickness > < 5 Thickness < Size > 4 5 6 7 8 Parts can be grasped and anipulated by one hand without the aid of grasping tools (a+b) < 6 6 < (a+b) < 54 54 < (a+b) < 7 (a+b) = 7 Suber : Machine Design, 8..5.8.5.4.8..5.88.5.55.7.6.6.6.5.8.55.85 ONE HAND ASSEMBLY Chart in the Design for Assebly Handbook give standard handling codes and ties. α and β are the required rotations for end-to-end and side-to-side syetry. "Size" is the largest orthogonal diension of the part..84.5.57.7.7.57..6.65.6.8.55.45.8.4.8.8.7 4 Tabel 6 Manual Insertion Ties After assebly no holding down required to aintain orientation and location Holding down required during subsequent processes to aintain orientation or location Easy to align and position during assebly Not easy to align and position during assebly Easy to align and position during assebly Not easy to align and position during assebly No resistance Resistance No resistance Resistance No resistance Resistance No resistance Resistance 6 7 8 Addition of any part where neither the part itself nor any other part is finally secured iediately. Part and associated tool (including hands) can easily reach the desire location. Part and associated tool (including hands) cannot easily reach the desire location. Due to obstructed access or restricted vision Due to obstructed access and restricted vision.5 4 5.5.5 5 6.5.5 5 6.5 Part added but not secured Manual insertion ties depend on ease of handling parts and tools, need for holding parts down after insertion, and ease of alignent, positioning, and insertion..5 6 7.5 5.5 8.5 6.5.5 6.5.5 7.5.5 Suber : Machine Design, 8 44