BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Produk Meja Komputer LEX Sistem yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sistem perakitan komponen-komponen yang menyusun sebuah meja komputer (LEX 941). Dalam sebuah sistem perakitan akan dipengaruhi oleh 3 faktor : input (operator dan komponen produk), proses yang terjadi dan output ( produk jadi ). Evaluasi terhadap kerja manusia memang tidak dapat diabaikan agar manusia tersebut dapat melakukan pekerjaannya secepat dan seteliti mungkin. Namun, efisiensi tidak dapat diperoleh secara maksimal apabila proses kerja manusia tidak disertakan dengan rancangan produk yang baik. Jadi, perancangan sistem perakitan untuk suatu produk tidak dapat terlepas dari rancangan produk itu sendiri. Pada penelitian kali ini, akan lebih ditekankan pada komponen produk dan proses yang terjadi, yaitu proses penanganan (handling), penggabungan (insertion) dan penguncian (fastening). Sedangkan output yang dihasilkan akan dibahas

2 55 dibelakang mengingat output akan sangat dipengaruhi oleh input yang diberikan dan proses yang terjadi. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem perakitan sebuah produk, maka diperlukan penjelasan mengenai komponen-komponen penyusunnya baik berupa gambar tiga dimensi yang menampilkan keadaan sebuah produk yang telah selesai dirakit dan siap digunakan serta gambaran proses penanganan, penggabungan, dan penguncian baik secara kualitatif maupun kuantitatif Desain Awal Produk Meja Komputer LEX Meja komputer yang akan menjadi objek penelitian ini ditampilkan pada Gambar 4.1. Terdiri dari 97 buah komponen yaitu 16 buah komponen rangka (Tabel 4.1), 35 komponen yang tidak digolongkan sebagai komponen rangka, yang selanjutnya akan disebut komponen tambahan (Tabel 4.2) dan 46 komponen yang berfungsi untuk mengunci dua atau lebih komponen yang telah digabungkan, yang selanjutnya akan disebut komponen fastener / pengunci (Tabel 4.2).

3 56 Gambar 4.1 Meja komputer LEX Komponen rangka berfungsi untuk menopang bentuk meja secara keseluruhan agar tetap berdiri kokoh, baik sebelum digunakan ataupun setelah digunakan (diberi beban yang sesuai dengan fungsinya). Sesuai dari fungsinya, maka dari segi ukuran komponen rangka memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan komponen

4 57 tambahan ataupun komponen pengunci. Gambar komponen dapat dilihat pada pembahasan mengenai proses perakitan, pada gambar 4.3. Tabel 4.1 Tabel daftar komponen rangka desain awal Kode Nama Komponen 1. Kaki penyangga kanan 2. Penyangga papan samping 3. Papan bawah 4. Penyangga belakang papan monitor 5. Kaki penyangga kiri 6. Tiang penyangga kiri 7. Tiang penyangga kanan 8. Papan atas 9. Penahan tepi papan atas 10. Penahan tepi papan bawah 11. Papan samping 12. Papan geser 13. Papan monitor 14. Penyangga depan papan monitor

5 58 Kode Nama Komponen 15. Penahan tepi papan monitor 16. Papan tengah Masing-masing komponen rangka berjumlah 1 buah Tabel 4.2 Tabel daftar komponen tambahan dan komponen pengunci desain awal Kode Nama Komponen Jumlah ( buah ) a. Baut plus 9 cm 8 b. Baut plus 5 cm 16 c. Baut plus 2,5 cm 6 d. Baut plastik 2 e. Roda samping dan belakang 3 f. Roda depan 2 g. Rak CD 1 h. Slider 2 i. Penjepit 2 j. Penyangga antar papan 8 k. Sekrup plus 4 cm 2 l. Sekrup plus 2 cm 8

6 59 Kode Nama Komponen Jumlah ( buah ) m. Baut plus 3 cm 4 n. Pelindung 16 o. Penyangga telepon 1 Total 81 Komponen tambahan memiliki fungsi yang bervariasi, misalnya slider yang berfungsi untuk menggerakkan papan geser sehingga lebih mudah dalam penggunaan keyboard perangkat komputer atau rak CD yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan Compact Disc beserta CD case. Gambar 4.2 memperlihatkan Komponen tambahan dan komponen pengunci Komponen pengunci berfungsi untuk memperkokoh rangka dan menjaga agar hubungan (joint) antar dua atau lebih komponen tetap berada pada tempatnya. Komponen pengunci ini misalnya baut plus dengan berbagai variasi ukurannya.

7 60 Gambar 4.2 Gambar komponen tambahan dan pengunci Proses perakitan komponen-komponen mesin komputer, baik yang berupa komponen rangka, komponen tambahan ataupun komponen pengunci dapat dilihat

8 61 pada Gambar 4.3. Angka-angka yang ada pada gambar menunjukkan komponen rangka dan mengacu pada Tabel 4.1, sedangkan huruf-huruf pada gambar menunjukkan komponen tambahan dan komponen pengunci, mengacu pada Tabel 4.2 A.

9 62 B. C. Gambar 4.3 Urutan proses merakit meja komputer LEX - 941

10 63 Analisa desain awal produk diperlukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada desain awal. Kekurangan pada desain awal akan dikelompokkan ke dalam 5 kriteria (kriteria dicetak tebal). Berdasarkan analisis yang dilakukan baik yang berasal dari gambar komponen, urutan proses merakit ( dapat dilihat pada gambar 4.3 atau menggunakan Assembly Process Chart yang terdapat pada lampiran ) juga lembar kerja perakitan desain awal produk pada Tabel 4.3, maka dapat diidentifikasikan kekurangan-kekurangan yang ada pada desain awal Jumlah Komponen Produk Meja Komputer LEX 941 Jumlah komponen yang akan dirakit sebanyak 97 buah. Jumlah yang besar ini akan menyebabkan proses mengambil ( handling ) dan menggabungkan ( insertion ) menjadi berulang-ulang, hal ini akan membuat proses dan waktu perakitan menjadi panjang. Misalnya : Penyangga papan samping (komponen dengan kode komponen 2) dibuat terpisah dengan kaki penyangga (kode 1), padahal tidak ada

11 64

12 65 Hasil perhitungan waktu penanganan ( manual handling time per part ) dan waktu penggabungan ( manual insertion time per part ) didapatkan dari tabel estimasi Boothroyd-Dewhurst yang dapat dilihat pada Lampiran. Tabel estimasi ini didasarkan atas standar rata-rata operator terlatih.

13 66 keharusan untuk itu, sehingga yang terjadi hanyalah perlambatan waktu perakitan. Penyangga antar papan (kode j) dibuat terpisah dengan tiang penyangga kiri (kode 6), tiang penyangga kanan (kode 7), dan kedua kaki penyangga (kode 1). Pelindung (kode n) yang dirakit diantara penyangga antar papan dengan tiang penyangga berjumlah 8 buah. Pelindung yang dirakit diantara penyangga antar papan dengan kaki penyangga juga berjumlah 8 buah. Total berjumlah 16 buah. Penjepit (kode i) dibuat terpisah dengan penyangga depan papan monitor (kode 14) Jumlah Komponen Pengunci Produk Meja Komputer LEX 941 Jumlah komponen pengunci ( fastener ) yang digunakan amat banyak, yaitu sebanyak 46 buah. Penggunaan komponen seperti ini akan mempersulit proses perakitan, terlebih lagi apabila jumlahnya banyak, tentunya akan memperpanjang waktu perakitan.

14 67 Misalnya : Penyangga depan papan monitor (kode 14) memerlukan komponen pengikat untuk proses penggabungan dengan kedua kaki penyangga. Rak CD (kode g) memerlukan baut plus 2.5 cm (kode c) untuk sebagai komponen pengikat, untuk proses penggabungan dengan tiang penyangga kanan (kode 7). Sliders (kode h) memerlukan baut plus 3 cm untuk proses penggabungan dengan kedua kaki penyangga Untuk menggabungkan papan bawah dengan kedua kaki penyangga diperlukan 4 buah baut plus 5 cm. Untuk menggabungkan tiang penyangga dengan kedua kaki penyangga diperlukan 4 buah baut plus 5 cm. Untuk menggabungkan penahan tepi papan bawah dengan kedua kaki penyangga diperlukan 4 buah baut plus 2.5 cm.

15 Bentuk dan Ukuran Komponen Produk Meja Komputer LEX 941 Bermasalahnya bentuk dan ukuran komponen produk ini sebagian besar dikarenakan adanya penggunaan komponen pengunci : Bentuk dan ukuran papan bawah (kode 3) yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga, tidak memungkinkan untuk menggandeng kedua kaki penyangga tersebut, sehingga proses penggabungan akan mengalami kesulitan dalam hal penjajaran antar komponen sebelum diikat satu sama lain dengan baut. Bentuk dan ukuran penyangga depan papan monitor yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga mengharuskan komponen ini memiliki komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 5 cm. Komponen pengunci seperti ini memperpanjang waktu perakitan dan membuat komponen menjadi tidak mudah untuk proses penanganannya dan penggabungannya. Bentuk dan ukuran penahan tepi papan bawah (kode 10) yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga mengharuskan komponen ini memiliki komponen pengunci berupa 4 buah baut plus 2.5 cm. Komponen

16 69 pengunci seperti ini memperpanjang waktu perakitan dan membuat komponen menjadi tidak mudah untuk proses penanganannya dan penggabungannya. Bentuk dan ukuran sliders yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga mengharuskan komponen ini memiliki komponen pengunci sebanyak 4 buah baut plus 3 cm. Komponen pengunci seperti ini memperpanjang waktu perakitan dan membuat komponen menjadi tidak mudah untuk proses penanganannya dan penggabungannya. Bentuk dan ukuran rak CD yang akan digabungkan dengan tiang penyangga mengharuskan komponen ini memiliki komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 2.5 cm. Komponen pengunci seperti ini memperpanjang waktu perakitan dan membuat komponen menjadi tidak mudah untuk proses penanganannya dan penggabungannya. Bentuk dan ukuran kedua tiang penyangga (kode 6 dan 7) yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga mengharuskan komponen ini memiliki komponen pengunci berupa 4 buah baut plus 5 cm. Komponen pengunci seperti ini memperpanjang waktu perakitan dan membuat komponen

17 70 menjadi tidak mudah untuk proses penanganannya dan penggabungannya Waktu Perakitan Produk Meja Komputer LEX 941 Waktu perakitan sekitar 790 detik ( hampir 14 menit), waktu ini telah diperlambat oleh beberapa komponen yang tergolong sulit untuk dirakit. Proses penggabungan beberapa komponen yang memperlambat waktu perakitan (waktu perakitan dapat dilihat pada Tabel 4.3) antara lain : Penyangga antar papan (kode j) Komponen ini perlu dirakit dengan pelindung terlebih dahulu sebelum dirakit dengan papan atas menggunakan komponen pengunci berupa 8 buah baut plus 9 cm. Sliders (kode h) Komponen ini dirakit dengan dengan kedua kaki penyangga menggunakan komponen pengunci berupa 4 buah baut plus 3 cm. Rak CD (kode g) Komponen ini dirakit dengan dengan kedua tiang penyangga menggunakan

18 71 komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 2.5 cm. Penyangga papan samping (kode o) Komponen ini dirakit dengan dengan kedua kaki penyangga menggunakan komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 5 cm. Penyangga depan papan monitor (kode 14) Komponen ini dirakit dengan dengan kedua kaki penyangga menggunakan komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 5 cm Nilai Efisiensi Desain Produk Meja Komputer LEX 941 Nilai efisiensi desain yang dimiliki sangat kecil yaitu Nilai ini diperoleh melalui perhitungan pada Tabel 4.3. NM = 23 TM = EM = = = 3 NM TM

19 Desain Usulan Produk Meja Komputer LEX Langkah yang akan ditempuh untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada desain awal akan mengacu pada kerangka pikir yang telah dikembangkan pada Bab 3. Tiga langkah awal akan ditempuh terlebih dahulu Mengurangi Jumlah Komponen Produk Meja Komputer LEX Desain awal : Penyangga papan samping dibuat terpisah dengan kaki penyangga Penyangga papan samping diintegrasikan dengan kaki penyangga dengan hubungan menyerupai engsel.

20 73 kaki penyangga engsel penyangga papan samping Gambar 4.4 Penyangga papan samping - desain usulan Pada pojok kiri atas gambar terdapat tanda seperti Gambar 4.5 di bawah ini : Gambar 4.5 Sudut pandang gambar Gambar tersebut berfungsi untuk memberitahu sudut pandang pada gambar yang diperlihatkan. Terdiri dari 3 anak panah XYZ (koordinat) yang mengacu pada gambar desain awal seperti Gambar 4.6

21 74 z y x Gambar 4.6 Meja komputer desain awal sebagai acuan dari sudut pandang gambar Apabila pada gambar desain usulan tidak diberikan sudut pandang gambar, maka gambar desain usulan tersebut mengikuti sudut pandang yang sama pada gambar desain awal ( Gambar 4.6 ). 2. Desain awal : Penyangga antar papan dibuat terpisah dengan tiang penyangga dan kaki penyangga Penyangga antar papan menyatu dengan tiang penyangga dan kaki penyangga

22 75 penyangga antar papan tiang penyangga penyangga antar papan kaki penyangga Gambar 4.7 Penyangga antar papan ( atas : papan atas dengan tiang penyangga; bawah : papan bawah dengan kaki penyangga ) - desain usulan 3. Desain awal : Pelindung yang dirakit diantara penyangga antar papan dengan tiang penyangga berjumlah 8 buah. Pelindung yang dirakit diantara penyangga antar papan dengan kaki penyangga juga berjumlah 8 buah. Total berjumlah

23 76 16 buah. Setelah penyangga antar papan diintegrasikan dengan tiang penyangga dan kaki penyangga, maka jumlah pelindung secara otomatis akan berkurang menjadi 8 buah. 4. Desain awal : Penjepit dibuat terpisah dengan penyangga depan papan monitor Penjepit diintegrasikan dengan penyangga depan papan monitor Gambar 4.8 Penjepit - desain usulan

24 Mengurangi Jumlah Komponen Pengunci Produk Meja Komputer LEX 941 Hampir setiap terjadi pengurangan atau pengintegrasian komponen akan diikuti dengan pengurangan jumlah komponen pengunci. Misalnya penyangga papan samping pada desain awal memerlukan 2 buah baut plus 5 cm. Pada desain usulan penyangga papan samping diintegrasikan dengan kaki penyangga, maka 2 buah baut plus 5 cm tidak diperlukan. Jadi yang akan dibahas di bawah ini diluar daripada yang telah terjadi akibat pengurangan atau pengintegrasian komponen. 1. Desain awal : Penyangga depan papan monitor memerlukan komponen pengunci untuk proses penggabungan dengan kedua kaki penyangga. Penyangga depan papan monitor tidak memerlukan komponen pengunci untuk digabungkan dengan kedua kaki penyangga. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot dengan pengunci otomatis, yang akan mengunci penggabungan setelah kedua komponen menyatu dengan tepat.

25 78 pengunci otomatis penyangga depan papan monitor bagian dari kaki penyangga Gambar 4.9 Penyangga depan papan monitor - desain usulan 2. Desain awal : Rak CD memerlukan 2 buah baut plus 2.5 cm untuk digabungkan dengan tiang penyangga. Rak CD tidak memerlukan komponen pengunci untuk digabungkan dengan tiang penyangga. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot dengan pengunci otomatis, yang akan mengunci penggabungan setelah kedua komponen menyatu dengan tepat.

26 79 z Penghubung rak CD dengan tiang penyangga y x pengunci otomatis bagian dari tiang penyangga Gambar 4.10 Rak CD - desain usulan 3. Desain awal : Sliders memerlukan 4 buah baut plus 3 cm untuk digabungkan dengan kedua kaki penyangga. Sliders tidak memerlukan komponen pengunci untuk digabungkan dengan kedua kaki penyangga. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot dengan pengunci otomatis, yang akan mengunci penggabungan setelah kedua komponen menyatu dengan tepat.

27 80 Bagian dari kaki penyangga pengunci otomatis bagian dari sliders Gambar 4.11 Sliders - desain usulan 4. Desain awal : Untuk menggabungkan papan bawah dengan kedua kaki penyangga diperlukan 4 buah baut plus 5 cm. Dikarenakan bentuk papan bawah telah berubah menyerupai penjepit, maka hanya diperlukan 2 buah baut plus 5 cm untuk menggabungkan papan bawah dengan kedua kaki penyangga.

28 81 lubang baut menyerupai penjepit Gambar 4.12 Papan bawah - desain usulan 5. Desain awal : Untuk menggabungkan tiang penyangga dengan kedua kaki penyangga diperlukan 4 buah baut plus 5 cm. Untuk menggabungkan tiang penyangga dengan kedua kaki penyangga hanya memerlukan 2 buah baut plus 5 cm. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot tanpa pengunci. 6. Desain awal : Untuk menggabungkan penahan tepi papan bawah dengan kedua kaki

29 82 penyangga diperlukan 4 buah baut plus 2.5 cm. Untuk menggabungkan penahan tepi papan bawah dengan kedua kaki penyangga tidak diperlukan komponen pengunci. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot tanpa pengunci. kaki penyangga Gambar 4.13 Sistem slot tanpa pengunci menghubungkan tiang penyangga dengan kaki penyangga dan penahan tepi bawah dengan kaki penyangga - desain usulan

30 Mengganti Bentuk dan Ukuran Komponen Produk Meja Komputer LEX 941 yang Kurang Baik Kemampuan Penanganan dan Penggabungannya 1. Desain awal : Papan bawah berbentuk pipih sederhana tanpa lekukan Papan bawah berbentuk pipih dibagian tengah, namun di bagian kiri dan kanan berbentuk seperti penjepit untuk memudahkan proses perakitan. Bentuk papan bawah ini telah ditampilkan sebelumnya pada Gambar 4.9. Beberapa komponen dirubah bentuknya untuk menyesuaikan dengan sistem slot yang digunakan pada beberapa komponen. Gambar komponen yang bentuknya telah dirubah ini juga telah ditampilkan pada subbab sebelumnya mengenai pengurangan jumlah komponen dan pengurangan jumlah komponen pengunci : 2. Desain awal : Bentuk dan ukuran penyangga depan papan monitor yang akan digabungkan

31 84 dengan kedua kaki penyangga lurus sederhana Desain Usulan : Bentuk dan ukuran penyangga depan papan monitor yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga memiliki tambahan sistem slot dengan pengunci otomatis di kedua sisinya. 3. Desain awal : Bentuk dan ukuran penahan tepi papan bawah yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga lurus dan sederhana. Bentuk dan ukuran penahan tepi papan bawah yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga memiliki tambahan sistem slot tanpa pengunci otomatis di kedua sisinya. 4. Desain awal : Bentuk dan ukuran sliders yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga lurus dan memiliki lekukan untuk proses sliding dari papan geser.

32 85 Bentuk dan ukuran sliders yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga memiliki lekukan untuk proses sliding dari papan geser dan memiliki tambahan sistem slot dengan pengunci otomatis di salah satu sisinya. 5. Desain awal : Bentuk dan ukuran rak CD yang akan digabungkan dengan tiang penyangga lurus dan sederhana. Bentuk dan ukuran rak CD yang akan digabungkan dengan tiang penyangga memiliki tambahan sistem slot dengan pengunci otomatis. 6. Desain awal : Bentuk dan ukuran kedua tiang penyangga yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga lurus dan sederhana. Bentuk dan ukuran kedua tiang penyangga yang akan digabungkan dengan kedua kaki penyangga memiliki tambahan sistem slot dengan tambahan komponen pengunci.

33 86 Setelah tiga langkah di atas dilakukan, kembali akan digunakan lembar kerja Boothroyd-Dewhurst, dengan masukan dari desain yang diusulkan dari tiga langkah di atas. Lembar kerja perakitan desain usulan produk terdapat pada Tabel 4.4. Terlihat bahwa setelah desain awal dirubah, keluaran dari lembar kerja juga ikut berubah. Beberapa perubahan terjadi, khususnya pada waktu perakitan, biaya perakitan dan nilai efisiensi desain. Perlu diingatkan kembali bahwa waktu penanganan dan waktu penggabungan yang dimasukkan menggunakan estimasi dari Boothroyd-Dewhurst yang terdapat pada Lampiran, yang menggunakan standar rata-rata operator terlatih Mempersingkat Waktu Perakitan Produk Meja Komputer LEX 941 Desain awal : Melalui perhitungan pada Tabel 4.3, didapatkan bahwa waktu perakitan sekitar 790 detik ( hampir 14 menit). Setelah melakukan tiga langkah sebelumnya, maka waktu penanganan dan

34 87 waktu penggabungan dari masing-masing komponen berkurang, sehingga waktu perakitan total berkurang menjadi detik ( hampir 8 menit ), hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 4.4. Proses penggabungan beberapa komponen yang tadinya memperlambat waktu perakitan (waktu perakitan dapat dilihat pada Tabel 4.4) telah mengalami perubahan proses penggabungan antara lain : 1. Penyangga antar papan Desain awal : Komponen ini perlu dirakit dengan pelindung terlebih dahulu sebelum dirakit dengan papan atas menggunakan komponen pengunci berupa 8 buah baut plus 9 cm. desain usulan : Komponen telah terintegrasi dengan kedua tiang penyangga, sehingga tidak perlu lagi proses penggabungan.

35 88 2. Sliders Desain awal : Komponen ini dirakit dengan dengan kedua kaki penyangga menggunakan komponen pengunci berupa 4 buah baut plus 3 cm. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot dengan pengunci otomatis, yang akan mengunci penggabungan setelah kedua komponen menyatu dengan tepat. 3. Rak CD Desain awal : Komponen ini dirakit dengan dengan kedua tiang penyangga menggunakan komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 2.5 cm. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot dengan pengunci otomatis, yang akan mengunci penggabungan setelah kedua komponen menyatu dengan tepat.

36 89 4. Penyangga papan samping Desain awal : Komponen ini dirakit dengan dengan kedua kaki penyangga menggunakan komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 5 cm. Komponen telah terintegrasi dengan kedua kaki penyangga, sehingga tidak perlu lagi proses penggabungan. 5. Penyangga depan papan monitor Desain awal : Komponen ini dirakit dengan dengan kedua kaki penyangga menggunakan komponen pengunci berupa 2 buah baut plus 5 cm. Sistem penggabungan menggunakan sistem slot dengan pengunci otomatis, yang akan mengunci penggabungan setelah kedua komponen menyatu dengan tepat.

37 Meningkatkan Nilai Efisiensi Desain Produk Meja Komputer LEX 941 Desain awal : Melalui perhitungan pada Tabel 4.3, didapatkan nilai efisiensi desain sebesar Setelah waktu perakitan berkurang, maka nilai efisiensi desain usulan menjadi sebesar 0.148, hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.

38 91 Meja komputer desain usulan terdiri dari 62 buah komponen yaitu terdiri dari 15 buah komponen rangka (Tabel 4.5), 17 buah komponen tambahan, dan 30 buah komponen pengunci (Tabel 4.6). Tabel 4.5 Tabel daftar komponen rangka desain usulan Kode Nama Komponen 1. Kaki penyangga kanan 2. Papan bawah 3. Penyangga belakang papan monitor 4. Kaki penyangga kiri 5. Tiang penyangga kiri 6. Tiang penyangga kanan 7. Papan atas 8. Penahan tepi papan atas 9. Penahan tepi papan bawah 10. Papan samping 11. Papan geser 12. Papan monitor 13. Penyangga depan papan monitor 14. Penahan tepi papan monitor

39 92 Kode Nama Komponen 15. Papan tengah Masing-masing komponen rangka berjumlah 1 buah Tabel 4.6 Tabel daftar komponen tambahan dan komponen pengunci desain usulan Kode Nama Komponen Jumlah ( buah ) a. Baut plus 9 cm 8 b. Baut plus 5 cm 10 c. Baut plus 2,5 cm 2 d. Baut plastik 2 e. Roda samping dan belakang 3 f. Roda depan 2 g. Rak CD 1 h. Slider 2 i. Sekrup plus 4 cm 4 j. Sekrup plus 2 cm 4 k. Pelindung 8 l. Penyangga telepon 1 Total 47

40 93 Setelah melakukan analisis terhadap desain awal produk dan memberikan rancangan desain usulan, maka perlu diperbandingkan antara desain awal produk dan rancangan desain usulan, sehingga dapat dihitung nilai estimasi performansi dari rancangan desain usulan. Tabel 4.7 Perbandingan desain awal dengan desain usulan meja komputer LEX 941 No. Kriteria 1. Jumlah komponen 2. Jumlah komponen pengunci Perubahan Performansi Pengurangan jumlah komponen Pengurangan jumlah komponen pengunci Desain Desain Awal Usulan % Selisih jumlah komponen aktual dengan komponen minimum teoritis (NM = 23) Selisih menipis Total waktu perakitan per produk (TM) Waktu perakitan lebih singkat 790 detik detik Jumlah produk yang dapat dirakit per hari Penambahan jumlah produk yang dirakit per hari Total biaya perakitan (CM) per produk Pengurangan biaya per produk Rp Rp Efisiensi Desain (EM) Peningkatan nilai efisiensi desain

USULAN DESAIN MEJA KOMPUTER LEX 941 UNTUK EFISIENSI PROSES PERAKITAN DI PT. SURYA CIPTA PELANGI

USULAN DESAIN MEJA KOMPUTER LEX 941 UNTUK EFISIENSI PROSES PERAKITAN DI PT. SURYA CIPTA PELANGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006 USULAN DESAIN MEJA KOMPUTER LEX 941 UNTUK EFISIENSI PROSES PERAKITAN DI PT. SURYA CIPTA PELANGI JANWAR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.2.1. Design for Manufacturing Sebagai Metodologi yang Paling Umum Kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk berguna untuk menuntun fase pengembangan konsep,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI ERGONOMI UNTUK RANCANGAN PERAKITAN

KONTRIBUSI ERGONOMI UNTUK RANCANGAN PERAKITAN JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI, 1999, VOL. III, NO. 1, Hal. 47-62 ISSN 1410-5004 KONTRIBUSI ERGONOMI UNTUK RANCANGAN PERAKITAN Bernadus Kristyanto dan Parama Kartika Dewa SP INTISARI Persoalan umum yang sering

Lebih terperinci

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET Sigit Yoewono, Darma Yuda Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung E-mail: sigit@ftmd.itb.ac.id, darma_yuda_91@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BOOTHROYD DEWHURST DALAM PERANCANGAN ULANG PRODUK RICHTPRESSE ( Studi Kasus di PT. Budi Agung Periangan )

PENERAPAN METODE BOOTHROYD DEWHURST DALAM PERANCANGAN ULANG PRODUK RICHTPRESSE ( Studi Kasus di PT. Budi Agung Periangan ) PENERAPAN METODE BOOTHROYD DEWHURST DALAM PERANCANGAN ULANG PRODUK RICHTPRESSE ( Studi Kasus di PT. Budi Agung Periangan ) Renila Yovita dan Thedy Yogasara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

only) Langkah 1 Persiapan

only) Langkah 1 Persiapan MANUAL ASSEMBLY BOOTHROYD DEWHURSmengikuti tahapan Analisa dan Redesign sebagai berikut: Tahap Analisa Langkah 1 Persiapan Langkah 2 Mengisi table penilaiann Langkah 3 Mengidentifikasi problem pada skema

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN ULANG PRODUK RAGUM PTI MENGGUNAKAN METODE DFA-BOOTHROYD/DEWHURST UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PERAKITAN

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN ULANG PRODUK RAGUM PTI MENGGUNAKAN METODE DFA-BOOTHROYD/DEWHURST UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PERAKITAN NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN ULANG PRODUK RAGUM PTI MENGGUNAKAN METODE DFA-BOOTHROYD/DEWHURST UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PERAKITAN ( Studi Kasus Ragum PTI di Laboratorium Teknik Industri UMS) Diajukan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Produk Produk yang telah dibuat dalam peta-peta kerja ini adalah meja lipat. Komponennya terdiri dari alas yang berukuran 50 cm x 33 cm, kaki meja yang berukuran

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL OTOMASI II ISBN :

SEMINAR NASIONAL OTOMASI II ISBN : PERANCANGAN ULANG PART BERDASARKAN METODE BOOTHROYD- DEWHURST DAN USULAN TATA LETAK STASIUN PERAKITAN PRODUK KOMPOR JENIS NGETL 10-50 (Studi Kasus di PT. Nayati Indonesia) Thedy Yogasara dan Febri Silviani

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Rancang Bangun Furrower Pembuat Guludan Rancang bangun furrower yang digunakan untuk Traktor Cultivator Te 550n dilakukan dengan merubah pisau dan sayap furrower. Pada furrower

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia diawali dengan mengetahui semua pekerjaan yang dilakukan di pabrik. Setelan itu, dilakukan pengenalan istilah-istilah

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

CARA MERAKIT KOMPUTER BESERTA GAMBARNYA LENGKAP

CARA MERAKIT KOMPUTER BESERTA GAMBARNYA LENGKAP CARA MERAKIT KOMPUTER BESERTA GAMBARNYA LENGKAP CARA MERAKIT KOMPUTER Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara merakit komputer, terutama bagi mereka yang baru belajar.. dari beberapa referensi

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Yovie Rahmatullah 1, Bayu Wiro K 2, Fipka Bisono 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Sebelum membahas pemodelan produk berbasis yang disusun berdasarkan algoritma pengurang terlebih dahulu akan dijelaskan hal-hal yang mendasari pembuatan algoritma tersebut,

Lebih terperinci

DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK WALLSHELF MENGGUNAKAN INTEGRASI QFD DAN DFMA DI UD. XYZ

DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK WALLSHELF MENGGUNAKAN INTEGRASI QFD DAN DFMA DI UD. XYZ DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK WALLSHELF MENGGUNAKAN INTEGRASI QFD DAN DFMA DI UD. XYZ Ary Faizal¹, Saufik Luthfianto², Fajar Nurwildani³ 1. Mahasiswa Progdi Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal 2,3

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN Oleh: Hulfi Mirza Hulam Ahmad 2109100704 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng Latar Belakang Prototype box yang dibuat

Lebih terperinci

PANDUAN MERAKIT PERSONAL KOMPUTER

PANDUAN MERAKIT PERSONAL KOMPUTER PANDUAN MERAKIT PERSONAL KOMPUTER http://habibahmadpurba.wordpress.com Pada dasarnya merakit PC itu cukup mudah, hanya saja dibutuhkan ketelitian saat mengerjakanya, sehingga hasilnya cukup memuaskan diri

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri DEFINISI Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja MACAM Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri Peta Pekerja dan Mesin : Menggambarkan Koordinasi

Lebih terperinci

Penerapan Metoda Design for Manufacture and Assembly pada Handle Transformer Hand Bike

Penerapan Metoda Design for Manufacture and Assembly pada Handle Transformer Hand Bike Penerapan Metoda Design for Manufacture and Assembly pada Handle Transformer Hand Bike Rifko Rahmat Kurnianto 1,a, Agung Wibowo 2,b *, Tri Prakosa 3,c Institut Teknologi Bandung, Fakultas Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER

ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER Disusun oleh: Nama : Eka Kurnia Npm : 32412408 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : I. Ir.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 DESKRIPSI ALAT Alat penunjang utama yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Hele Shaw Apparatus. Alat ini terdiri dari dua buah plat tebal

Lebih terperinci

Bab 6 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan

Bab 6 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Atribut produk vise portable yang diinginkan oleh konsumen adalah harga penjualan murah,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan pengujian sistem yang telah dirancang. Proses penggabungan antara perangkat keras dan perangkat lunak akan dilakukan, kemudian

Lebih terperinci

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan Jam Kerja 14 jam per hari (50.400 detik per hari) Efisiensi Sistem Produksi 87% Mesin Gergaji TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan Waktu Jumlah Input Efisiensi Sistem Total Waktu (detik) Material (unit)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Kondisi postur kerja operator di C.V. Beranda Kriya Graha dari 17 postur yang muncul dari 10 pekerjaan terdapat 6 postur kerja yang perlu tindakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Bantalan Poros (KR3) Cast Steel Gandengan Gandengan (KR2) Round Bar Belakang (KB15) Depan (KB14) UNP 200 UNP 100 Plate Bar Besi Siku Besi Strip MS Plate 10 MS Plate 8 S-12 S-11 S-10 S-9 S-8 S-

Lebih terperinci

Cara RESET Password BIOS pada Komputer

Cara RESET Password BIOS pada Komputer Cara RESET Password BIOS pada Komputer Service Komputer Jakarta November 7, 2014 By IT Support jakarta BIOS atau Basic Input Output System merupakan program yang mengatur dan mengkonfigurasikan system

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK Rifki Ilyandi 1, Dodi Sofyan Arief 2, Tekad Indra Pradana Abidin 3 Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data,

Lebih terperinci

LANGKAH DEMI LANGKAH MERAKIT KOMPUTER

LANGKAH DEMI LANGKAH MERAKIT KOMPUTER LANGKAH DEMI LANGKAH MERAKIT KOMPUTER Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara merakit komputer, terutama bagi mereka yang baru belajar.. dari beberapa referensi yang saya pelajari.. maka berikut

Lebih terperinci

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS 6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desain produk dan evaluasi secara berkesinambungan, tingkat performa. waktu dan biaya perakitan dapat diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. desain produk dan evaluasi secara berkesinambungan, tingkat performa. waktu dan biaya perakitan dapat diatasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya proses desain merupakan langkah awal dari proses manufaktur. Sebagian besar biaya produksi ditentukan dalam proses desain dan perencanaan. Salah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah 57 Observasi Lapangan Pengamatan dilakukan pada bagian perakitan resleting PT. Fajarindo Faliman Zipper. Untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

LANGKAH LANGKAH PERAKITAN KOMPUTER. Oleh: IRWAN RIDWAN, S.Kom SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya

LANGKAH LANGKAH PERAKITAN KOMPUTER. Oleh: IRWAN RIDWAN, S.Kom SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya LANGKAH LANGKAH PERAKITAN KOMPUTER Oleh: IRWAN RIDWAN, S.Kom SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara merakit komputer, terutama bagi mereka yang baru belajar..

Lebih terperinci

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor 3. Mesin Bor 3.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ) Pembimbing MSIE. 1. Ir. Farry Firman, 2. Ir. Rakhma Oktavina, MT. Universitas Gunadarma 1. Teknik Industri

TUGAS AKHIR ) Pembimbing MSIE. 1. Ir. Farry Firman, 2. Ir. Rakhma Oktavina, MT. Universitas Gunadarma 1. Teknik Industri TUGAS AKHIR Analisis Perancangan Lintasan Trolly Pada Lintasan Perakitan Bodi Lengkap Mobil Sedan Mercedes Benz E Class Tipe W 211 Di PT.DaimlerChrysler Indonesia http://www.gunadarma.ac.id/ Disusun Oleh

Lebih terperinci

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk MEMOTONG material sabuk termoplastik. Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK AMAN dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sekarang ini telah berkembang dengan pesat. Hampir sebagian besar industri rumah tangga, kecil, menengah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang konstruksi dan fabrikasi baja yang berlokasi di Bandung. Peneliti melakukan pengamatan di lantai produksi ragum bangku PT.XYZ. Pada lantai produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENYAMBUNGAN BODY DAN CHASSIS MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA)

PENGEMBANGAN PENYAMBUNGAN BODY DAN CHASSIS MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PENGEMBANGAN PENYAMBUNGAN BODY DAN CHASSIS MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) O L E H : P R I Y A M B O D O R A N G G A S A N T O S A 2 1 0 9 1 0 0 0 3

Lebih terperinci

Langkah-Langkah Merakit Komputer

Langkah-Langkah Merakit Komputer Langkah-Langkah Merakit Komputer Euis Sutinah euissutinah@ymail.com Abstrak Untuk merakit komputer dan mendapat hasil yang optimal, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian serta sedikit pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa

Lebih terperinci

Panduan Instalasi Deadbolt 02.

Panduan Instalasi Deadbolt 02. Panduan Instalasi Deadbolt 02. versi 0.7.1 Spesifikasi Model igloohome Smart Deadbolt 02 Bahan Zinc Alloy Rating Arus (Siaga) ~30uA Rating Arus (Aktif) ~200mA Baterai 4 x AA Alkaline (Non - Rechargeable)

Lebih terperinci

Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga

Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga 2 Berbagai sudut pandang yang berbeda terhadap mesin, operator dengan ukuran badan besar atau kecil, pengerjaan pada mesin dapat dilakukan dengan posisi duduk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1) TNR, Font 16 pt Bold, Center LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1) Disusun Oleh : Font 12, bold, center Nama / NPM : 1.... / NPM

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1) TNR, Font 16 pt Bold, Center LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1) Disusun Oleh : Font 12, bold, center Nama / NPM : 1.... / NPM

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III ANALISA PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III ANALISA PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Tujuan dari penyusuan tugas akhir ini untuk menghasilakan sebuah alat yaitu robot mobil pemindah barang terkendali android melalui jaringan bluetooth menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang

Lebih terperinci

Katalog Sistem Teknis Enklosur Ringkas AE

Katalog Sistem Teknis Enklosur Ringkas AE Katalog Sistem Teknis Enklosur Ringkas AE 3 4 1 6 3 4 8 7 5 2 Enklosur asli dengan persetujuan yang berlaku di seluruh dunia dan tersedia secara langsung. Berbagai dimensi yang praktis dan aksesori sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PERANCANGAN PRODUK SMART LIGHT MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY BOOTHROYD-DEWHURST

USULAN PERBAIKAN PERANCANGAN PRODUK SMART LIGHT MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY BOOTHROYD-DEWHURST USULAN PERBAIKAN PERANCANGAN PRODUK SMART LIGHT MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY BOOTHROYD-DEWHURST Arief Irfan Syah Tjaja, Rochmat Puji Astomo, Rispianda Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

4. Memasang Modul Memori Jenis SIMM Jenis DIMM dan RIMM 5. Memasang Motherboard pada Casing

4. Memasang Modul Memori Jenis SIMM Jenis DIMM dan RIMM 5. Memasang Motherboard pada Casing 1. Buatlah tutorial merakit komputer! Jawab : Tutorial Merakit Komputer Perakitan Tahapan proses pada perakitan komputer terdiri dari: 1. Penyiapan motherboard 2. Memasang Prosessor 3. Memasang heatsink

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui

Lebih terperinci

Bagian Assembly Chart

Bagian Assembly Chart Materi #4 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Assembly Chart 2 x : nomor part, berada dalam lingkaran kecil yyy : nama part, lingkaran yang agak besar SiAj : subassembly A : final product 6623

Lebih terperinci

dalam Merakit Komputer

dalam Merakit Komputer 2. Kegiatan Belajar 2: Perakitan PC dan Keselamatan Kerja dalam Merakit Komputer a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1) Peserta diklat mampu menginstalasi komponen PC dengan baik dan aman. 2) Peserta diklat

Lebih terperinci

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL 2.1 Landasan Teori Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS 28 BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS Langkah-langkah penyelesaian alat mulai dari perancangan hingga pembuatan dapat dilihat pada Diagram

Lebih terperinci

Tutorial Inventor : Slider Mekanis (seri-5 / tamat)

Tutorial Inventor : Slider Mekanis (seri-5 / tamat) Tutorial Inventor : Slider Mekanis (seri-5 / tamat) Agus Fikri Rosjadi agus.fikri@gmail.com http://agus-fikri.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di agus-fikri.blogspot.com dapat digunakan, dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TENANG DWI WIBOWO 2110 030 041 Dosen Pembimbing: Ir. Winarto, DEA Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1 PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND IN Andryan ), Joni Dewanto ) Program Studi Teknik Otomotif Universitas Kristen Petra,) Jl. Siwalankerto -3, Surabaya 03. Indonesia,) Phone: 00-3-8439040, Fax: 00-3-84758,)

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Karakteristik Handle. Karakteristik handle kursi roda pada awalnya tidak ergonomis karena handle membentuk sudut siku-siku. dan tinggi handle kursi roda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d #4 - AC dan OPC 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Assembly Chart (AC) (1) 2 Bagian paling kiri AC merupakan nama part. Semakin ke kiri, penomoran S bertambah dan semakin ke bawah penomoran A bertambah.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK Toufik Hidayat, Lagiyono, Ananta Vicky Aprillia ABSTRAK Pada sistem tersebutterdiri dari beberapa komponen atau peralatanyang menunjanguntuk mengendalikan suatu papan reklameuntuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL Bab ini akan membahas mengenai analasis dan intepretasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Analisis terbagi menjadi dua yaitu analisis kebutuhan sistem, analisis

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNISSPB

SPESIFIKASI TEKNISSPB SPESIFIKASI TEKNISSPB 1. ALMARI BAWAH TANGGA Panjang x lebar x tinggi : +3890 x 415 x 2240 mm Pintu dari MDF dengan tebal 14-15 mm permukaan di lapisi vener kayu Oak, dengan bantuan lem urea (UF) yang

Lebih terperinci