STUDI PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN ALAT TEODOLIT DIGITAL DAN MANUAL: STUDI KASUS PEMETAAN SITUASI KAMPUS KIJANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

Interpretasi data gravitasi

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

DIMENSI PARTISI GRAF GIR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB III METODE PENELITIAN

DISTRIBUSI FREKUENSI

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II TEORI DASAR. = besar gaya tarik menarik (Newton)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Transkripsi:

STUDI PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN ALAT TEODOLIT DIGITAL DAN MANUAL: STUDI KASUS PEMETAAN SITUASI KAMPUS KIJANG Andryan Suhendra Cvl Engneerng Department, Faculty of Engneerng, Bnus Unversty Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 480 asuhendra@bnus.edu ABSTRACT Ground measurement helps llustrate a stuaton of land map to ease a cvl engneer determnng the center pont of a buldng. From the stuaton map can determned the further works such as determnng the pont of buldng, land levelng, determnng the pont of the foundaton and the volume of work for hoardng the land. A tool used for measurement actvtes s theodolte. Theodolte serves as a tool to determne the angle formed between the two ponts at the tme of measurement. Drawng a stuaton map requres the results of the pont measurement data. Theodolte s dvded nto two types, dgtal and manual. Ths study compares measurements results usng both dgtal and manual theodolte performed at Kang Campus, Bnus Unversty. From the comparson of data processng generated large dfferences n the coordnate system on the stuaton map wth rangng from.3% to 322.67% on the abscssa axs and 0.39% to 4.83% on the ordnate axs. Keywords: ground measurement, stuaton map, dgtal theodolte, manual theodolte ABSTRAK Kegatan pengukuran lahan membantu menggambarkan peta stuas suatu lahan untuk mempermudah nsnyur teknk spl menentukan ttk as bangunan d lapangan. Dar hasl peta stuas n dapat dtentukan pekerjaan selanjutnya yatu penentuan as bangunan, perataan lahan, penentuan ttk pondas dan volume pekerjaan untuk pengurugan dan penmbunan lahan. Salah satu alat bantu yang dgunakan untuk kegatan pengukuran adalah teodolt. Teodolt berfungs sebaga alat untuk menentukan sudut yang dbentuk antara dua ttk pada saat pengukuran. Dalam penggambaran peta stuas dbutuhkan hasl data sudut pengukuran tersebut. Teodolt dbag menjad dua tpe yatu dgtal dan manual. Peneltan n membandngkan hasl pengukuran menggunakan teodolt dgtal dan manual yang dlakukan d Kampus Kang, Unverstas Bna Nusantara. Dar hasl pengolahan data dhaslkan perbandngan besar perbedaan sstem koordnat pada peta stuas dengan ksaran,3% hngga 322,67% pada sumbu abss dan 0,39% hngga 4,83% pada sumbu ordnatnya. Kata kunc: pengukuran lahan, peta stuas, teodolt dgtal, teodolt manual Stud Perbandngan Hasl (Andryan Suhendra) 03

PENDAHULUAN Kegatan awal yang dlakukan oleh kontraktor dalam pembangunan suatu proyek nfrastruktur sepert pembangunan gedung adalah penentuan ttk-ttk as bangunan. Untuk mendapatkan hasl penetapan ttk-ttk as bangunan pada suatu proyek perlu dlakukan aktftas pengukuran (Lovat, 2007). Kegatan pengukuran n dlakukan oleh tm yang dsebut surveyor yang mengambl data lapangan berupa sudut dan dmens proyek yang ada d lapangan. Untuk kemudan data lapangan danalss hngga menghaslkan data berupa peta stuas yang mengambarkan koordnat ttk-ttk as bangunan dan kontur dar permukaan tanah. Dar hasl peta stuas n dapat d tentukan untuk pekerjaan selanjutnya yatu penentuan as bangunan, perataan lahan, penentuan ttk pondas, dan volume pekerjaan untuk pengurugan dan penmbunan lahan. Salah satu alat bantu yang dgunakan untuk kegatan pengukuran adalah teodolt. Teodolt berfungs sebaga alat untuk menentukan sudut yang dbentuk antara dua ttk pada saat pengukuran. Dalam penggambaran peta stuas dbutuhkan hasl data sudut pengukuran tersebut (Kavanagh, 2004). Teodolt dbag menjad dua tpe yatu dgtal dan manual. Peneltan n akan menghaslkan perbandngan seberapa besar perbedaan sstem koordnat pada peta stuas untuk dkaj berdasarkan teknk pemasangan dan analss data yang dkerjakan. Tujuan dar peneltan n adalah: () membuat perbandngan antara hasl pembacaan alat teodolt dgtal dan manual; (2) mengetahu perbedaan hasl data pengukuran antara teodolt dgtal dan manual; (3) memberkan nformas solus teknk pengamblan data pengukuran kedua tpe teodolt. METODE Ilmu ukur tanah adalah bagan dar lmu geodes yang mempelajar cara-cara pengukuran d permukaan bum dan d bawah tanah untuk menentukan poss relatf atau absolut ttk-ttk pada permukaan tanah, d atasnya atau d bawahnya, dalam memenuh kebutuhan sepert pemetaan dan penentuan poss relatf suatu daerah. Pemetaan stuas adalah pemetaan suatu daerah atau wlayah ukur yang mencakup penyajan dalam dmens horzontal dan vertkal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta (Fsh, 2007). Untuk penyajan gambar peta stuas tersebut perlu dlakukan pengukuran sebaga berkut: () pengukuran ttk fundamental (Xo, Yo, Ho dan ao); (2) pengukuran kerangka horzontal (sudut dan jarak); (3) pengukuran kerangka tngg (beda tngg); (4) pengukuran ttk detal (arah, beda tngg dan jarak terhadap ttk detal yang dplh sesua dengan permntaan skala). Pada dasarnya prnsp kerja yang dperlukan untuk pemetaan suatu daerah selalu dlakukan dalam dua tahapan, yatu: () penyelenggaraan kerangka dasar sebaga usaha penyebaran ttk kat; (2) pengamblan data ttk detal yang merupakan wakl gambaran fsk bum yang akan muncul d petanya. Kedua proses n dakhr dengan tahapan penggambaran dan kontur. Dalam pemetaan medan pengukuran sangat berpengaruh dan dtentukan oleh kerangka serta jens pengukuran. Bentuk kerangka yang ddesan tdak harus sebuah polgon, tap dapat saja kombnas dar kerangka yang ada. Jens pengukuran dalam lmu ukur tanah (Fsh, 2007) d antaranya adalah sebaga berkut: () pengukuran horzontal terdapat dua macam pengukuran yang dlakukan untuk poss horzontal yatu pengukuran polgon utama dan pengukuran polgon bercabang; (2) pengukuran beda tngg pengukuran stuas dtentukan oleh dua jens pengukuran ketnggan, yatu pengukuran sfat datar utama dan pengukuran sfat datar bercabang; (3) pengukuran detal pada saat pengukuran d lapangan, data yang dambl untuk pengukuran detal adalah beda tngg antara ttk kat kerangka dan ttk detal yang bersangkutan, jarak optk atau jarak datar antara ttk kerangka dan ttk detal, dan sudut antara ss kerangka dengan arah ttk awal detal yang bersangkutan, atau sudut 04 ComTech Vol.2 No. 2 Desember 20: 03-022

jurusan magnets dar arah ttk detal yang bersangkutan. Kegatan pengukuran merupakan tahapan awal yang d lakukan pada kegatan konstruks. Tujuan dlakukannya pengukuran adalah untuk menggambarkan peta stuas dar lahan yang mencakup penyajan data dalam dmens horzontal dan vertkal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta (Gambar ). 90 N G5 G (99,9660) 80 70 60 H I (99,6584) VII H (99,7747) H3 G2 G G4 G3 G6 I2 I I3 H2 VI IV 99,75 F3 F2 E4 E3 E5 V F E2 E F (99,6970) E (99,7688) 50 J (99,7887) D3 J D (99,8826) 40 II D D2 III 30 K (99,6004) K C2 C3 C4 K3 K2 20 I C C (00,26) 0 L 0 L (99,760) A A (00) A2 B B (99,8707) -0 00-30 -20-0 0 0 20 30 40 50 60 Gambar. Contoh gambar pemetaan stuas. Untuk melakukan kegatan pengukuran salah satu alat bantu yang dgunakan adalah teodolt. Dengan alat bantu teodolt membantu dalam menentukan sstem koordnat dar suatu lahan dalam dmens horzontal dan vertkal sehngga mempermudah prakts (engneer) dalam proses penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat teodolt terdr dar dua tpe yatu teodolt dgtal dan manual (Gambar 2). Berdasarkan fungsnya kedua alat tersebut mempunya tujuan yang sama, salah satunya adalah sebaga alat bantu dalam proses penggambaran peta stuas pada lokas tertentu. Akan tetap perbedaan kedua alat tersebut terletak pada proses centrng (penyetelan) alat dan pembacaan sudut koordnat. Gambar 2. Teodolt dgtal dan manual. Stud Perbandngan Hasl (Andryan Suhendra) 05

Untuk dapat membuat gambar polgon yang bak dan akurat, mengacu dar hasl dar pengukuran sudut dan jarak menggunakan teodolt dgtal dan manual perlu dtentukan besar sudut dalam dan koordnat polgon yang kemudan dtuangkan dalam bentuk gambar polgon (Kavanagh, 2004). Untuk menentukan poss horzontal ttk-ttk d lapangan (Gambar 3), dpaka dasar teor perhtungan poss horzontal suatu ttk sebaga berkut: Rumus umum: x = x + d sn ϕ y j = y dmana: x = Abss darpada suatu ttk y = Ordnat darpada suatu ttk d = Jarak antara ttk asal dan ttk tujuan φ = Azmuth dar ttk asal ke ttk tujuan = Ttk asal j = Ttk tujuan j + d cos ϕ Gambar 3. Perhtungan koordnat ttk. Dlhat dar bentuknya, polgon dapat dbag menjad tga, yatu: () polgon terbuka polgon yang ttk awal dan ttk akhrnya merupakan ttk yang berlanan (Gambar 4); (2) polgon tertutup polgon yang bermula dan berakhr pada suatu ttk yang sama; (3) polgon bercabang polgon yang mempunya satu atau lebh ttk smpul, yatu ttk tempat terbentuknya cabang. α 2 α2 y ϕ α3 3 A αα Gambar 4. Polgon terbuka. α4 α5 4 5 Gambar 5. Polgon tertutup. 06 ComTech Vol.2 No. 2 Desember 20: 03-022

Y α8 A ϕ α2 2 α3 α7 7 8 9 α 3 α3 α4 4 α5 5 6 Gambar 6. Polgon bercabang. Pada polgon ada dua macam pengkatan pada ttk-ttk ujungnya, yatu pengkatan azmuth dan pengkatan poss (koordnat). Untuk polgon yang kedua ttk ujungnya terkat, bak azmuth maupun possnya, ada tga buah syarat yang harus dpenuh dalam perhtungannya, yatu: Fx = (x akhr x awal ) d snϕ...() Fy = (y akhr y awal ) d cosϕ F ϕ = ( ϕ akhr ϕ awal ) dmana: F x = Salah penutup abss F y = Salah penutup ordnat F = Salah penutup azmuth n = Jumlah ttk polgon = Sudut ukuran α α + n 80...(2) Persamaan () merupakan kontrol jarak sepanjang sumbu X dan sumbu Y sedangkan persamaan (2) merupakan persamaan kontrol sudut jurusan. Sudut yang dukur pada suatu polgon dapat berupa sudut dalam atau sudut luar saja. Semua polgon yang dukur, bak sudut dalam ataupun sudut luarnya, mempunya persamaan kontrol jarak sepanjang sumbu X dan sumbu Y sepert halnya persamaan (). Sedangkan persamaan kontrol sudut tdaklah demkan halnya. D bawah n dberkan beberapa bentuk persamaan kontrol sudut: Polgon Terbuka Jka yang dukur sudut dalam polgon: Fϕ = ( ϕakhr ϕawal) + α n 80 Jka yang dukur sudut luar polgon: Fϕ = ( ϕakhr ϕawal ) α n 80 Polgon Tertutup Untuk polgon tertutup: φ akhr φ awal = 0 yang dukur sudut dalamnya: = α ( n 2 ) Fϕ 80 yang dukur sudut luarnya: Fϕ = α n + 2 80 ( ) Stud Perbandngan Hasl (Andryan Suhendra) 07

Perhtungan poss horzontal ttk dlakukan dengan menggunakan Metode Bowdtch dengan langkah-langkah perhtungan sebaga berkut: Menghtung kontrol sudut: Htung koreks untuk setap sudut ukuran. V α = Fϕ n Htung harga defntf tap sudut. α koreks = α + Vα Catatan: a. Koreks sudut merupakan blangan bulat. b. Jka nla koreks sudut merupakan blangan pecahan, nla koreks harus dbuat bulat dan koreks terbesar dberkan pada sudut yang mempunya jumlah ss terpendek. Menghtung sudut jurusan defntf ss polgon: Jka yang dukur sudut dalam polgon: o ϕ.+ = ϕ( ). α + 80 Jka yang dukur sudut luar polgon: o ϕ.+ = ϕ( ). + α 80 Catatan: a. Untuk polgon tertutup, maka sudut jurusan akhr sama dengan sudut jurusan awal. b. Perhtungan azmuth ss polgon dlakukan setelah sudut ukuran dkoreks. Menghtung kontrol jarak: Jarak ukuran ss polgon dan hasl htungan sudut jurusan defntf tap ss dapat dgunakan untuk menghtung selsh abss dan selsh ordnat, d mana: Δx = d sn ϕ Δ y = d cos ϕ Langkah-langkah perhtungan kontrol jarak adalah sebaga berkut: Langkah : Htung kontrol jarak sepanjang sumbu X dan sumbu Y F x x x Langkah 2: Htung koreks abss dan ordnat. F x ( akhr awal ) Δ ( y y ) Δ = y = akhr awal y ξ η d = d d = d F x F Langkah 3: Htung harga defntf dar abss dan ordnat. Δξ = Δx + ξ Δη = Δy Menghtung poss horzontal tap ttk polgon: x = x y j j = y y + η + Δξ + Δη 08 ComTech Vol.2 No. 2 Desember 20: 03-022

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasl pengukuran d lapangan akan dperoleh beberapa data dan setelah dolah menggunakan persamaan-persamaan dperoleh hasl perbandngan antara teodolt dgtal dan manual sepert dtunjukkan dalam grafk-grafk berkut n (Gambar 7 7). DERAJAT 400 350 300 250 200 50 00 50 0 AB AH BA BC CB CD DC DE ED EF FE FG GF GH HG HA AZIMUTH DIGITAL MANUAL Gambar 7. Sudut azmuth antar setap ttk bacaan alat teodolt dgtal dan manual. 8 7,47 7 6 m 5 4 3 2 0-3,97 4,08 2,43 2,44 2,39 2,3 2,4 2,57,7,5 0,27-0,35 0,48 A B C D E F G H Abss (X) Ordnat (Y) TITIK Gambar 8. Perbedaan koordnat ttk polgon. 70 60 50 48,7 62,7 % 40 30 20 0 0 9,84 5,29 6,53 0,22 9,0 4,93 5,59 - -,57 2,78 5,73,20,73 A B C D E F G H Abss (X) Ordnat (Y) TITIK Gambar 9. Persentase perbedaan koordnat ttk polgon. Stud Perbandngan Hasl (Andryan Suhendra) 09

Gambar 0. Perbedaan koordnat detal ttk A. Gambar. Perbedaan koordnat detal ttk B. Gambar 2. Perbedaan koordnat detal ttk C. Gambar 3. Perbedaan koordnat detal ttk D. 020 ComTech Vol.2 No. 2 Desember 20: 03-022

Gambar 4. Perbedaan koordnat detal ttk E. Gambar 5. Perbedaan koordnat detal ttk F. Gambar 6. Perbedaan koordnat detal ttk G. Gambar 7. Perbedaan koordnat detal ttk H. Stud Perbandngan Hasl (Andryan Suhendra) 02

PENUTUP Berdasarkan hasl pengukuran dan pengolahan data alat teodolt dgtal dan manual, dperoleh kesmpulan sebaga berkut: Besar sudut dalam polgon hasl pengukuran menggunakan teodolt manual sebesar 080 o 00 3 lebh mendekat batas dar polgon tertutup untuk 8 ttk (080 o ) jka dbandngkan dengan hasl dar alat teodolt dgtal sebesar 080 o 00 20. Dalam pelaksanaan pengukuran d lapangan, penggunaan alat teodolt dgtal relatf lebh mudah namun sangat senstf. Detal perbedaan dar kedua alat tersebut adalah sebaga berkut: () efektftas waktu pembacaan sudut alat teodolt manual relatf kurang efektf karena dbutuhkan keteltan dalam pembacaan sudut terutama pembacaan detk. Sedangkan pada alat teodolt dgtal, pembacaan dpermudah dengan adanya layar yang menamplkan hasl bacaan sudut; (2) kemudahan penyetelan alat teodolt manual cenderung kurang senstf sepert alat teodolt dgtal sehngga untuk para pemula sangat danjurkan untuk menggunakan alat teodolt manual sehngga dapat mempunya kemampuan untuk mendeteks penyetelan alat yang benar bak pada penggunaan alat teodolt manual maupun dgtal; (3) jangkauan pengukuran jangkauan dan fokus alat teodolt dgtal lebh jauh sehngga dapat dgunakan untuk area yang lebh luas; (4) detal pembacaan sudut hasl bacaan menggunakan alat teodolt manual lebh detal dbandngkan dengan hasl bacaan dgtal karena pada alat teodolt manual rentang skala dalam satu detk sedangkan alat teodolt dgtal dalam rentang 0 detk. Hasl pengolahan bacaan kedua alat teodolt berupa sudut azmuth memberkan hasl yang hampr sama dengan perbedaan antara bacaan alat dgtal dan manual sebesar 5,54 o (rata-rata). Sedangkan untuk koordnat polgon dtemukan perbedaan rata-rata sebesar 7,94% pada ss abss dan 2,47% pada ss ordnat. Perbedaan cukup besar dtemukan pada koordnat ttk detal, dengan besar perbedaan rata-rata 3,48% hngga 88,52% untuk abss dan setap ttk detal serta 2,35% hngga 28,57% untuk ordnatnya. Penggunaan alat teodolt manual tetap dperlukan terutama dalam proses pembelajaran penggunaan alat sehngga kemampuan untuk pengaturan/penyetelan alat akan lebh bak. DAFTAR PUSTAKA Fsh, J. C. L. (2007). Coordnates of Elementary Surveyng. London: Curzon Press Kavanagh, B. F. (2004). Surveyng wth Constructon Applcaton, (eds 5). Oho: Pearson Prentce Hall. Lovat, Hggns Arthur. (2007). Elementary Surveyng. Baltzell Press. 022 ComTech Vol.2 No. 2 Desember 20: 03-022