Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan
|
|
- Yohanes Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ba III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Pada a ini, akan diahas penyearan oksigen di pemuluh kapiler dan jaringan, dimana sel-sel di jaringan diasumsikan mengkonsumsi oksigen secara konstan. Berdasarkan fungsi Michaelis-Menten, konsumsi oksigen konstan ini terjadi ketika nilai konsentrasi di jaringan cukup esar, atau sel-sel di jaringan telah mencapai keadaan jenuh (saturated). III. Solusi Keadaan Tunak Darah yang kaya akan oksigen mengalir dari jantung melalui arteri kemudian masuk ke kapiler. Karena telah diasumsikan ahwa darah merupakan cairan yang homogen, maka konsentrasi oksigen di kapiler dalam arah radial adalah konstan. Sehingga untuk daerah kapiler, peredaan konsentrasi hanya terjadi dalam arah aksial. Peredaan konsentrasi ini diseakan oleh adanya aliran darah dari ujung awal kapiler. Dimisalkan konsentrasi oksigen di kapiler pada posisi z adalah c k ( z), dan konsentrasi di ujung awal kapiler ( z = 0) adalah c in. Jaringan per satuan volume mengkonsumsi oksigen dengan laju konstan, misalkan seesar g 0. Perhatikan Gamar 3.. Kita tinjau posisi z = z dan segmen jaringan dengan panjang z. Dalam keadaan tunak, konsumsi oksigen di segmen terseut adalah seesar π( a ) zg 0. Besarnya konsumsi oksigen di jaringan diimangi oleh penyediaan oksigen dari kapiler seanyak u πa [ c k (z ) c k (z + z)], dimana u adalah rata-rata kecepatan darah. Oleh karena itu, di kapiler erlaku huungan: π( a ) zg 0 = u πa [ c k (z ) c k (z + z)]. (3.) π( a )g 0 = u πa [ c k(z + z) c k (z )]. (3.) z
2 Δz z=0 z * z=l Gamar 3.: Silinder Kapiler-Jaringan. Untuk z 0, persamaan konsentrasi untuk daerah kapiler adalah: π( a )g 0 = u πa c k z. (3.3) Untuk daerah jaringan, karena l, kita dapat mengaaikan difusi dalam arah aksial. Dalam kasus konsumsi oksigen konstan dan t, persamaan difusi di jaringan (.6) adalah: ( c 0 = D j r + r ) c g 0. (3.4) r Dinding kapiler, yang menjadi atas antara kapiler dan jaringan diasumsikan tidak memiliki ketahanan perpindahan massa. Akiatnya, nilai konsentrasi oksigen pada r = a sama dengan nilai konsentrasi oksigen di kapiler c k. Oleh karena itu, syarat atas untuk persamaan (3.3) dan (3.4) adalah: c(a, z) = c k ( z), c (, z) = 0, r c k (0) = c in. Masalah di atas dapat dituliskan dalam entuk persamaan tidak erdimensi, dengan penskalaan: c = c in c, r = ar, z = az. Sehingga diperoleh: dan c r + c r r = M, (3.5) π( a )g 0 = u πac in dc k dz, (3.6)
3 3 dimana M = g 0a c ad j, dengan atas: c(, z) = c k (z), ( ) c r a, z = 0, c k (0) =. Solusi masalah syarat atas terseut, untuk daerah kapiler adalah: ( ) c k (z) = N a z, (3.7) dimana N = g 0a u c in. Untuk daerah jaringan diperoleh solusi (lihat Lampiran A): ( ) ( ) c(r, z) = M a ln r r N 4 a z. (3.8) Gamar 3. menunjukkan penyearan konsentrasi dalam arah radial, sedangkan Gamar 3.3 dalam arah aksial. Pada kedua gamar terseut, digunakan nilai M = , N = , dan a =.. z=0 z=0 z=0 0.8 c r Gamar 3.: Grafik Konsentrasi Oksigen dalam Arah Radial untuk Laju Konsumsi Konstan.
4 kapiler r=4 r= c z Gamar 3.3: Grafik Konsentrasi Oksigen dalam Arah Aksial untuk Laju Konsumsi Konstan. Berdasarkan Gamar 3.3, dapat dinyatakan ahwa nilai konsentrasi oksigen di kapiler turun seanding dengan jarak terhadap inlet. Karena ketersediaan oksigen semakin menurun, maka untuk daerah jaringan pun semakin jauh dari inlet, nilai konsentrasi oksigen semakin kecil. Dalam arah radial, semakin jauh jarak dari dinding kapiler, konsentrasi oksigen di jaringan ernilai semakin kecil. Karena setiap daerah jaringan mengkonsumsi oksigen dengan laju konstan, maka selisih antara konsentrasi di dinding kapiler dan di dinding luar jaringan menunjukkan nilai yang sama untuk semua z. III. Solusi Keadaan Tidak Tunak Untuk keadaan tidak tunak ini, hanya akan ditinjau untuk daerah jaringan. Dengan mengaaikan arah aksial, persamaan difusi untuk daerah jaringan adalah: ( c c t = D j r + r ) c g 0, a r. (3.9) r Ketika t = 0, konsentrasi oksigen di dinding kapiler adalah c a, dan jaringan dalam keadaan setimang. Sehingga untuk kondisi awal di daerah jaringan
5 5 adalah: c( r, 0) = c a g ( 0 D j ln r ) a r a. (3.0) 4 Kemudian di dalam kapiler mengalir darah yang kaya akan oksigen. Misalkan konsentrasi oksigen di dinding kapiler adalah c i, dimana c i > c a. Oleh karena itu, dalam selang waktu tertentu (0 t ε) konsentrasi oksigen di dinding kapiler mengalami kenaikan dari c a menuju c i, diasumsikan kenaikannya linier. Selanjutnya ( t > ε) konsentrasi oksigen di dinding kapiler adalah konstan, yaitu seesar c i. Dalam model matematika, keadaaan di dinding kapiler dapat dituliskan: c i c a t + c ε a, jika 0 t < ε; c(a, t) = c i, jika t ε. Pada r =, tidak terdapat aliran konsentrasi yang menemus dinding jaringan, sehingga: Dengan penskalaan: c () = 0. (3.) r c = c a c, r = ar, t = t a D j, (3.) masalah nilai awal dan syarat atas (3.9)-(3.) menjadi tidak erdimensi, yaitu: c t + c r + c r r c t +, jika 0 t < δ; δ c(, t) = f(t) = ĉ, jika t δ. = M. (3.3) c r (, t) = 0. (3.4) a ( ) lnr c(r, 0) = M r, (3.5) a 4 dimana M = g 0a c ad j, ĉ = c i c a, dan δ = εd j a. Grafik dari c(, t), untuk parameter δ =.6, ĉ =.5 ditunjukkan oleh Gamar 3.4.
6 f(t) t Gamar 3.4: Syarat Batas pada r=. III.. Solusi Analitik Untuk menyelesaikan masalah (3.3)-(3.5), kita tulis c(r, t) dalam entuk: c(r, t) = u(r) + w(r, t). (3.6) Persamaan (3.6) memenuhi: c r c t = u r + w r, = w t, sehingga persamaan (3.3) menjadi u r + u r r w t + w r + w r r = M. (3.7) Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah nilai awal dan syarat atas (3.3)-(3.5), adalah dengan mencari solusi u(r) dan w(r, t) dari masalah:. dengan atas: u r + u r r = M, (3.8) u() =, (3.9) ( ) u r a, t = 0. (3.0)
7 7. w t + w r + w r r dengan syarat atas dan nilai awal: = 0, (3.) w r w(, t) = c(, t) u() = f(t), (3.) ( ) a, t = 0, (3.3) w(r, 0) = c(r, 0) u(r). (3.4) Berdasarkan solusi keadaan tunak, solusi untuk u(r) adalah: ( ) u(r) = M a ln r r. (3.5) 4 Karena u(r) = c(r, 0) maka persamaan (3.4) menjadi w(r, 0) = 0. (3.6) Untuk mencari solusi w(r, t), interval t kita agi menjadi dua agian, yaitu 0 t δ dan t > δ. Untuk 0 t δ, persamaan (3.) eserta nilai awal dan syarat atasnya, akan diselesaikan dengan teorema Duhamel. Untuk itu, perlu dicari terleih dahulu s(r, t), dimana s(r, t) adalah solusi dari persamaan (3.)- (3.4) dengan syarat atas s(, t) =. Menggunakan metode transformasi Laplace, yang secara rinci terdapat pada lampiran E, diperoleh: s(r, t) = π n= ( ) exp α n t α n J (α n a ) G(r, α n ) F(α n ), dimana J merupakan fungsi Bessel orde, α n merupakan akar dari persamaan: Y (α n a )J 0(α n ) + J (α n a )Y 0(α n ) = 0, (3.7)
8 8 dan G(r, α n ) = Y 0 (rα n )J 0 (α n ) J 0 (rα n )Y 0 (α n ), F(α n ) = (α n J 0 (α n )) (α n J (α n a )). Grafik untuk s(r, 0) adalah: s r, r 0.5 Gamar 3.5: Grafik s(r, 0) untuk 40 suku pertama. Maka erdasarkan teorema Duhamel, untuk 0 t δ, erlaku: w(r, t) = ĉ δ w(r, t) = [ t π τ=t τ=0 ) (ĉ s(r, t τ) dτ. δ ( exp α n t ) n= ( J (α n a ) ) ] G(r, α n ). F(α n ) (3.8) Untuk t > δ, kita punya masalah nilai awal dan syarat atas: w t + w r + w r r = 0. (3.9) w r w(, t) = c(, t) u() = ĉ. (3.30) ( ) a, t = 0. (3.3) τ=δ ) (ĉ w(r, 0) = s(r, δ τ) dτ. (3.3) δ τ=0 Menggunakan metode pemisahan variael, diperoleh: w(r, t) = A n exp α n t G(r, α n ) + ĉ, (3.33) n=
9 9 dimana A n = = a (w(r, 0) ĉ )rg(r, α n )dr a rg(r, α n)dr ( a (w(r, 0) ĉ )rg(r, α n )dr ) (πα n J (α n a )) ( J 0 (α n ) J (α n a )). Sehingga c(r, t) = M ( ) ln r r + w(r, t), (3.34) a 4 dengan w(r, t) merupakan persamaan (3.8) dan (3.33). Untuk memverifikasi solusi analitik yang telah diperoleh, masalah (3.3)-(3.5) akan diselesaikan dengan metode numerik. III.. Metode Numerik Untuk menyelesaikan masalah (3.3)-(3.5) digunakan metode eda maju. Domain R = {(r, t) : r, 0 t t a e} dipartisi menjadi n m uah persegi panjang, dengan sisi r = h dan t = k. Nilai c(r, t) diaproksimasi pada titik-titik r i = + ih dan t j = jk, dimana i = 0,,..., n dan j = 0,,..., m. Untuk penyederhanaan c(r i, t j ) dinotasikan dengan c i,j. Aproksimasi untuk c r (r, t), c rr (r, t) dan c t (r, t) adalah: c r c r = h [c(r + h, t) c(r, t) + c(r h, t)] + O(h ). (3.36) c t = h [c(r + h, t) c(r h, t)] + O(h ). (3.35) = [c(r, t + k) c(r, t)] + O(k). (3.37) k Dengan mengaaikan O(k) dan O(h ), persamaan (3.35)-(3.37) disustitusi ke persamaan (3.3), diperoleh: c i,j+ c i,j k + c i+,j c i,j + c i,j+ h + c i+,,j c i,j + c i,j+ hr i,j = M. (3.38)
10 0 Berdasarkan persamaan (3.38), nilai c i,j+ dapat ditentukan dari nilai-nilai c i,j, c i,j dan c i+,j yang telah diketahui. Sehingga untuk i =,..., n dan j = 0,..., m: c i,j+ = c i,j + Å [c i+,j c i,j + c i,j ] + ß r i,j [c i+,j c i,j ] km. (3.39) dimana Å = k h, ß = k h. Nilai c i,0, dengan i = 0,,..., n, dapat diperoleh dari nilai awal yaitu: c i,0 = c(r i, 0). (3.40) Sedangkan c 0,j, dengan j = 0,,..., m diperoleh dari nilai atas pada r =, yaitu: c 0,j = f(t j ). (3.4) Karena c ( ) = 0, maka untuk i = n, dan j = 0,..., m erlaku persamaan: a c i,j+ = c i,j + Å[c i,j c i,j ] km. (3.4) Persamaan (3.39) dan (3.4) akan stail jika dan hanya jika 0 k h. Gamar 3.6 menunjukkan perandingan solusi analitik (garis penuh) dan numerik (garis ) untuk parameter a =, M =. 0 3, δ =.6, ĉ =.5. t=0 t=0.3 numerik analitik.3 numerik analitik.. c. c r r Gamar 3.6: Perandingan Solusi Analitik dan Numerik untuk t = 0 dan t = 0. Selanjutnya, Gamar 3.7 menunjukkan proses penyearan konsentrasi oksigen di jaringan.
11 t=0 t=0.5 t=.6 t=0 t=00 c r Gamar 3.7: Penyearan Konsentrasi Oksigen di Jaringan untuk Laju Konsumsi Konstan. Pada selang waktu dimana konsentrasi oksigen di dinding kapiler meningkat, daerah yang dekat dengan dinding kapiler mengikuti peningkatan terseut. Selanjutnya untuk waktu yang cukup lama, searan konsentrasi oksigen mendekati keadaan tunak.
Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi
Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.
Lebih terperinciMODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH TESIS. KARTIKA YULIANTI NIM : Program Studi Matematika
MODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh KARTIKA YULIANTI NIM : 20106010 Program Studi Matematika
Lebih terperinciBab II Pemodelan. Gambar 2.1: Pembuluh Darah. (Sumber:
Bab II Pemodelan Bab ini berisi tentang penyusunan model untuk menjelaskan proses penyebaran konsentrasi oksigen di jaringan. Penyusunan model ini meliputi tinjauan fisis pembuluh kapiler, pemodelan daerah
Lebih terperinciMODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH
MODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. Pembimbing: Dr. Agus Yodi Gunawan 14 Juli 2009 artika Yulianti, S.Pd., M.Si. Pembimbing:Dr. MODEL Agus DIFUSI Yodi Gunawan OKSIGEN()
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,
Lebih terperinciBab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR
Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis
Lebih terperinciEFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D
EFISIENSI DAN EFEKIVIAS SIRIP LONGIUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPA KEADAAN AK UNAK KASUS 2D PK Purwadi Jurusan eknik Mesin, FS, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Email: pur@mailcity.com ABSRAK Penelitian
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)
PENDEKATAN TEORI A. Perpindahan Panas Perpindahan panas didefinisikan seagai ilmu umtuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya peredaan suhu diantara enda atau material (Holman,1986).
Lebih terperinci1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.
Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f
Lebih terperinciTRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR
a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..
Lebih terperinci6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat
Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi
Lebih terperinci4. Mononom dan Polinom
Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan
Lebih terperinci7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)
Ba 7 Residu dan Penggunaannya BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 Residu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik
Lebih terperinciI. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik
VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara
Lebih terperinciBAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU Tujuan Instruksional: Mampu memahami dan menyelesaikan PD orde-1 dg integrasi langsung, pemisahan variael. Mampu memahami dan menyelesaikan Persamaan
Lebih terperinciPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.
Lebih terperinciBAB VI DEFLEKSI BALOK
VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk
Lebih terperinciVolume 1, Nomor 2, Desember 2007
Volume Nomor 2 Desemer 27 Barekeng Desemer 27 hal3-35 Vol No 2 TITIK-ANTARA DI DALAM RUANG METRIK DAN RUANG INTERVAL METRIK (Between-Points In Metric Space And Metric Interval Space MOZART W TALAKUA Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Titik Keseimbangan Model Perilaku Jumlah Pelaku Narkoba dengan Faktor Rehabilitasi
Vol. 7 No. 6-7 Januari Analisis Kestailan Titik Keseimangan Model Perilaku Jumlah Pelaku Narkoa dengan Faktor ehailitasi Syamsuddin Toaha Astrak Tulisan ini memahas suatu model laju eruahan jumlah elaku
Lebih terperinciANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT
ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Parsial Persamaan yang mengandung satu atau lebih turunan parsial suatu fungsi (yang diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan diferensial
Lebih terperincib. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0
B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar
Lebih terperinciEVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT
EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWE SALUAN UDAA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 5kV TANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT Arif Putra Utama (), Ir. Arnita, M.T (), Ir. Yani idal, M.T (3) () Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN
BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.
Lebih terperinciPemodelan Matematika dan Metode Numerik
Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan
Lebih terperinci1. SISTEM TERTUTUP HOMOGEN
BAB II . SISEM EUU HOMOGEN Sistem tertutup adalah sistem yang tidak ada transfer massa antara sistem dan sekeliling W Sistem n out = 0 dn i = 0 (2.) i =, 2, 3,... n in = 0 Q idak ada perpindahan internal
Lebih terperinciTUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017
A. Pengantar Persamaan Diferensial TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 016/017 1. Tentukan hasil turunan dari fungsi sebagai berikut: a. f() = c e b. f() = c cos k + c sin k c.
Lebih terperinci1. Jika p dan q akar-akar persamaan. x 2 bx c 0 dan k konstanta real, maka
PERSAMAAAN DAN FUNGSI KUADRAT Bentuk umum persamaan kuadrat a + + c =0, a 0 Akar-akar persamaan : D = a D = 4ac Menyusun persamaan paraola y q = a ( p) Diskriminan (D = 4ac) Persamaan kuadrat memiliki.
Lebih terperinciModel Regresi Berganda
REGREI DAN KORELAI LINEAR BERGANDA Materi:. Konsep Analisis Regresi Berganda. Penduga Koefisien Regresi 3. Model regresi dengan dua variael eas 4. Contoh Kasus 5. Koefisien Determinasi dan koefisien korelasi
Lebih terperinciBil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah
Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai
Lebih terperinci7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)
BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 idu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik pada suatu titik dari setiap
Lebih terperinciBAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv
BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian
Lebih terperinciMATRIKS DAN TRANSFORTASI I. MATRIKS II. TRANSFORMASI MATRIKS & TRANSFORMASI. a b. a b DETERMINAN. maka determinan matriks A.
MATRIKS DAN TRANSFORTASI I. MATRIKS PENGERTIAN Matriks adalah kumpulan ilangan yang dinyatakan dalam aris kolom. Matriks A = 5 dengan ukuran (ordo) : X. Artinya matriks terseut tersusun atas aris kolom.
Lebih terperinciSOAL TPHBS MATEMATIKA IPS MKKS DIY
Diketik ulang, SOAL TPHBS MATEMATIKA IPS MKKS DIY. Diketahui peryataan p ernilai enar dan q ernilai salah. Peryataan majemuk erikut ernilai salah adalah. p v q ~ q p p q p v ~ q p ~ q. Suatu pernyataan
Lebih terperinciSTUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.
Lebih terperinciKARAKTERISASI SEBARAN CAUCHY
Jurnal Matematika UNAND Vol. No. 3 Hal. 3 ISSN : 33 9 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KARAKTERISASI SEBARAN CAUCHY SUSTI RAHMAH YULITA S Program Studi Magister Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL
LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:
Lebih terperinciMetode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik
Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik Moh. Ivan Azis September 13, 2011 Daftar Isi 1 Pendahuluan 1 2 Masalah nilai batas 1 3 Persamaan integral batas 2 4 Hasil
Lebih terperinciPENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)
PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial
Lebih terperinciPerencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji
Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN
Lebih terperinciOVERVIEW Persamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara state variable
OERIEW ersamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan huungan antara state variale yang menggamarkan keadaan dari suatu sistem pada kondisi fisik tertentu State variale adalah property dari sistem yang
Lebih terperinciPola Transport Sedimen Akibat Arus Yang Dibangkitkan Gelombang Di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 013 Pola Transport Sedimen Akiat Arus Yang Diangkitkan Gelomang Di Pelauhan Pulau aai engkulu Supiati 1), Suwarsono ), dan Ichsan Setiawan 3) 1), ) Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli
Lebih terperinciE-LEARNING MATEMATIKA
MODUL E-LEARNING E-LEARNING MATEMATIKA Oleh : NURYADIN EKO RAHARJO, M.PD. NIP. 9705 00 00 Penulisan Modul e Learning ini diiayai oleh dana DIPA BLU UNY TA 00 Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Lebih terperinciBab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas
Bab 2 TEORI DASAR 2.1 Model Aliran Panas Perpindahan panas adalah energi yang dipindahkan karena adanya perbedaan temperatur. Terdapat tiga cara atau metode bagiamana panas dipindahkan: Konduksi Konduksi
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP
FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan Energy (Panas) Neraca
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG
PEMBAHASAN UMUM PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG Pada penelitian tahap pertama diperoleh hasil ahwa ukuran partikel tepung sangat erpengaruh terhadap
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI
M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI Titi Purwandari 1, Yuyun Hidayat 2 1,2) Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran email
Lebih terperinciPDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan
PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan Pada bagian ini akan dipelajari tiga jenis persamaan diferensial parsial (PDP) linear orde dua yang biasa dijumpai pada masalah-masalah dunia nyata, yaitu persamaan
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas penurunan model persamaan panas dimensi satu. Setelah itu akan ditentukan penyelesaian persamaan panas dimensi satu secara analitik dengan metode
Lebih terperinciAnalisis Model Fluida Casson untuk Aliran Darah dalam Stenosis Arteri
Analisis Model Fluida Casson untuk Aliran Darah dalam Stenosis Arteri Riri Jonuarti* dan Freddy Haryanto Diterima 21 Mei 2011, direvisi 15 Juni 2011, diterbitkan 2 Agustus 2011 Abstrak Beberapa peneliti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Analisis Elektrohidrodinamik Analisis elektrohidrodinamik dimulai dengan mengevaluasi medan listrik dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik
Lebih terperinciMatriks & Operasi Matriks (2) Pertemuan 5 Aljabar Linear & Matriks
Matriks & Operasi Matriks () Pertemuan 5 Aljaar Linear & Matriks Sifat-sifat Operasi Matriks Perkalian antara dua matriks tidak mengikuti hukum komutatif, artinya AB tidak sama dengan BA (dengan asumsi
Lebih terperinciPAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF
49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi
Lebih terperinciSTUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA
STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo
KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW
PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas
Lebih terperinciPROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK
PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK Arantika Desmawati, Respatiwulan, dan Dewi Retno Sari S Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Seelas Maret Astrak.
Lebih terperinciBab 2 Bentuk Aljabar. A. Pengertian Bentuk Aljabar. B. Suku-suku Sejenis. C. Penjumlahan dan Pengurangan. Contoh Soal dan Pembahasan:
Moh. Fatkoer Rohman 6 Ba Bentuk Aljaar Pengertian Bentuk Aljaar Bentuk aljaar adalah entuk matematika ang didalamna memuat variael atau konstanta. Perhatikan entuk-entuk aljaar erikut! ) ) 4 ) Bentuk aljaar
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 167-178, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK
Lebih terperinciANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI
ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI A.P.M., Tarigan *) dan Ahmad Syarif Zein **) *) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU **) Sarjana Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU
Lebih terperinciBab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D
Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D Pada bab ini akan dibahas model matematika yang dipakai adalah sebuah model injeksi bahan kimia satu dimensi untuk menghitung perolehan minyak sebagai
Lebih terperinciAPLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SURABAYA
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Hal 129 141. APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA
Lebih terperinci1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini akan dibahas pengaruh dasar laut tak rata terhadap perambatan gelombang permukaan secara analitik. Pengaruh dasar tak rata ini akan ditinjau melalui simpangan
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu
Lebih terperinciPERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1
PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR
Lebih terperinciPERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. Model Gravitasi
MEODE ANALISIS ERENCANAAN 2 Materi 1 : L 311 Oleh : Ken Martina Kasikoen Model Gravitasi Model gravitasi adalah model yang paling sering digunakan dalam studi-studi perencanaan dan transportasi, karenanya
Lebih terperinciPengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan
Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas PAM 454 KAPITA SELEKTA MATEMATIKA TERAPAN II Semester Ganjil 2016/2017 Review Teori Dasar Terkait
Lebih terperinciBab 3. Model Matematika dan Pembahasan. 3.1 Masalah Perpindahan Panas
Bab 3 Model Matematika dan Pembahasan 3.1 Masalah Perpindahan Panas Beberapa model studi telah dikembangkan mengenai perolehan minyak dengan injeksi fluida panas atau uap. Tidak sedikit asumsi yang digunakan
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. dengan kendala. Solusi dari permasalahan di atas diberikan oleh Teorema 1 berikut. Teorema 1 R = R (X) didefinisikan oleh
4 III PEMBAHASAN 3.1. Meminimumkan Peluang Keangkrutan (Ruin Proaility) Keijakan suatu perusahaan asuransi dalam memilih kontrak reasuransi sangatlah penting, salah satu pendekatan rasional untuk memilih
Lebih terperinciUM UNPAD 2007 Matematika Dasar
UM UNPAD 007 Matematika Dasar Kode Soal Doc. Name: UMUNPAD007MATDAS999 Version : 0- halaman 0. Jika A e adalah komplemen dari A, maka daerah yang diarsir pada diagram Venn di awah ini dapat dinyatakan
Lebih terperinciMODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT
MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT 1. TUJUAN - Memahami hukum dan prinsip fisika yang mendasari metode gaya erat - Mengetahui serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai variasi gaya erat di
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 118-177, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TEORI GELOMBANG DAN ARUS DEKAT PANTAI
BAB II TEORI GELOMBANG DAN ARUS DEKAT PANTAI II.1 Teori Gelomang Gelomang laut dapat ditimulkan oleh eragai gaya pemangkit, seperti gaya angin, gaya gempa, gaya tarik enda-enda langit dan lain-lain, sedangkan
Lebih terperinciBAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN
16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif
Lebih terperinciUN SMA IPA 2010 Matematika
UN SMA IPA 00 Matematika Kode Soal P0 Doc. Name: UNSMAIPA00MATP0 Doc. Version : 0-0 halaman 0. Akar-akar persamaan kuadrat x² + (a - ) x + =0 adalah α dan β. Jika a > 0 maka nilai a =. 8 x 0. Diketahui
Lebih terperinciKuliah 07 Persamaan Diferensial Ordinari Problem Kondisi Batas (PDOPKB)
Kuliah 07 Persamaan Diferensial Ordinari Problem Kondisi Batas (PDOPKB) Persamaan diferensial satu variabel bebas (ordinari) orde dua disebut juga sebagai Problem Kondisi Batas. Hal ini disebabkan persamaan
Lebih terperinciAPERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan
LUID PERSEPSI Jenis-jenis zat Massa jenis dan oot jenis Tekanan luida Karakteristik luida Zat yang tidak dapat mempertahankan entuk Zat yang memiliki kemampuan mengalir Tekanan merupakan konsep yang sangat
Lebih terperinciPertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang
ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk
Lebih terperinciPEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS DARI EUCLID
1 MKIN OM YHGO I LI {{ umardyono, M.d. }} NHLN eorema apa yang pertama kali dikenal siswa di sekolah? Ya, eorema ythagoras. Walaupun anyak dalil yang dikenal siswa di sekolah namun dalil dengan nama khusus
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :
PRISMA FISIKA, Vol. III, No. (5), Hal. 69-74 ISSN : 7-84 SIMULASI ORBIT PLANET DALAM TATA SURYA DENGAN METODE EULER, LEAPFROG DAN RUNGE-KUTTA Suraina ), Yudha Arman ), Boni Pahlanop Lapanporo ) ) Jurusan
Lebih terperinciMetode Simpleks Diperbaiki (Revised Simplex Method) Materi Bahasan
/7/ Metode Simpleks Diperaiki (Revised Simple Method) Kuliah TI Penelitian Operasional I Materi ahasan Dasar-dasar aljaar dari metode simpleks Metode simpleks yang diperaiki TI Penelitian Operasional I
Lebih terperinciAplikasi Model Shoaling dan Breaking pada Perencanaan Perlindungan Pantai dengan Metoda Headland Control
Hutahaean. ISSN 853-98 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Aplikasi Model Shoaling dan Breaking pada Perencanaan Perlindungan Pantai dengan Metoda Headland Control Astrak Syawaluddin Hutahaean
Lebih terperinciANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA
BAB V AALSA TRAFK PADA JARGA CDMA Analisa trafik pada suatu sistem seluler sangat terkait dengan kapasitas aringan dari sistem terseut. Yang terkait erat dengan kapasitas aringan ini adalah intensitas
Lebih terperinciUN SMA 2015 Matematika IPA
UN SMA 05 Matematika IPA Soal Doc. Name: UNSMA05MATIPA Doc. Version : 05- halaman 0. Ani rajin elajar maka naik kelas. Ani dapat hadiah atau tidak naik kelas. Ani rajin elajar. Kesimpulan yang sah adalah
Lebih terperinciBAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah.
XIV V E K T O R 4. engertian adalah esaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri seuah vektor dilukiskan seagai panah. dengan titik pangkal (a x, a y, a z ) dan titik ujung ( x, y, z ) dinotasikan dengan.
Lebih terperinciCNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK
CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK TIM DOSEN KK MODELING AND COMPUTATIONAL EXPERIMENT 1 REVIEW KALKULUS & KONSEP ERROR Fungsi Misalkan A adalah himpunan bilangan. Fungsi f dengan domain A adalah sebuah aturan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam
Lebih terperinciPENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON
PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI
Lebih terperinciPemodelan Numerik Reaksi Enzimatik Imobilisasi
Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 4() Juli 5 : 8 5 ISSN 4-784 Pemodelan Numerik Reaksi Enzimatik Imobilisasi Zuhrina Masyithah Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANGKUTAN SEIMEN PAA MUARA SUNGAI PALU Triyanti Anasiru * Astract This Research is aim how amount sediment transport has happened effect of changing velocity has influenced
Lebih terperinciMODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR
MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR Muhammad Naim Staf Pengajar Teknik Mesin, Akademi Teknik Soroako, Sorowako *Email: mnaim@ats-sorowako.ac.id Astrak Kecepatan motor induksi 3 fasa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk
Lebih terperinciAnalisa Kestabilan Bebas Penyakit pada Penyebaran Demam Berdarah Menggunakan Model Host Vector
EMINA NAIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 05 Analisa Kestailan Beas Penakit pada Penearan Demam Berdarah Menggunakan Model ost Vector Kasus: Dua erotpe Eminugroho atna ari Nikenasih Binatari
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciOptimasi Posisi Cryoprobe pada Proses Cryosurgery Menggunakan Metode Bubble Packing
Optimasi Posisi Cryoproe pada Proses Cryosurgery Menggunakan Metode Bule Packing Nurul Faar Riani 1, Dede Tarwidi 2, Sri Suryani P. 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi-Telkom University, Bandung 1 nurul.faarriani@gmail.com,
Lebih terperinci