PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU
|
|
- Liani Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan awal, momentum awal serta gaya-gaya yang beraksi paanya. Dalam unia makroskopik kuantitas ini semuanya apat itentukan engan ketelitian yang cukup sehingga menapatkan ramalan mekanika yang cocok engan pengamtan. Mekanika kuantum juga menghasilkan hubungan antara kuantitas yang teramati, tetapi prinsip ketaktentuan menyarankan bahwa kuantitas yang teramati bersifat berbea alam kawasan atomik. Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang karakteristik masa epan partikel seperti paa mekanika newton tiak mungkin iperoleh, karena keuukan an momentum awal partikel tiak apat iperoleh engan ketelitian yang cukup. Kuantitas yang imaksu alam mekanika kuantum yaitu peluang. Sepintas kita bisa mengira bahwa mekanika kuantum merupakan pengganti yang jelek ari mekanika newton, namun faktanya mekanika newton tiak lain aripaa versi aproksimasi ari mekanika kuantum. Kepastian yang inyatakan oleh mekanika newton hanya merupakan ilusi, an kecocokan engan eksperimen timbul sebagai konsekuensi kenyataan bahwa bena makroskopik teriri ari banyak atom iniviual yang menyimpang ari kelakuan rat-rata tiak teramati. Dalam mekanika kuantum ini, kuantitas yang iperlukan aalah fungsi gelombang ari bena itu seniri. Walaupun itu seniri tiak mempunyai tafsiran fisis, namun kuarat besar mutlak yang icari paa suatu tempat tertentu paa suatu saat berbaning lurus engan peluang untuk menapatkan bena itu i tempat itu paa saat itu. Momentum, momentum suut, an energi ari bena apat iperoleh ari. Persoalan alam mekanika kuantum aalah untuk menentukan untuk bena itu bila kebebasan gerak ibatasi oleh aksi gaya eksternal. Karena berbaning lurus engan peluang P untuk menapatkan bena yang igambarkan oleh, integral ke seluruh ruang harus berhingga an bena harus iapatkan paa suatu tempat. Jika V 0. Partikel itu tiak aa, an integralnya jelas tiak bisa an tetap berarti sesuatu tiak bisa negatif karena cara iefinisikannya, sehingga satu-satunya kemugkinann yang tertinggal aalah suatu kuantitas yang berhingga agar memang menggambarkan bena real. Untuk
2 menapatkan parrtikel yang igambarkan oleh, maka kita anggap sama engan peluang p, sehingga iperoleh persamaan: V, karena P V aalah suatu pernyataan matematis bahwa partikel itu aa i suatu tempat untuk setiap saat, an jumlah semua peluang yang mungkin harus tertentu. Fungsi gelombang yang memenuhi persamaan () isebut ternormalisasi. Setiap fungsi gelombang yang bisa ipakai apat ternormalisasikan engan mengalihkannya engan tetapan yang sesuai. Disamping ternormalisasi, harus berharga tunggal, karena P hanya berharga tunggal paa tempat an waktu tertentu, an malar (kontinu). Peninjauan momentum memberi syarat bahwa turunan parsial,, x y z harus berhingga, malar, an berharga tunggal. Hanya fungsi gelombang engan sifat-sifat tersebut apat menghasilkan hasil yang berarti fisis jika ipakai alam perhitungan. Jai hanya fungsi gelombang yang berkelakuan baik yang bisa ipakai sebagai representasi matematis ari bena nyata. Persamaan Schroinger yang merupakan pokok alam mekanika kuantum serupa engan hukum gerak keua persamaan pokok alam mekanika newton, aalah persamaan gelombang alam variabel. Dalam mekanika kuantum fungsi gelombang bersesuaian engan variabel gelombang y alam gerak gelombang paa umumnya. Namun, tiak seperti y, bukanlah suatu kuantitas yang apat iukur, sehingga apat berupa kuantitas kompleks. Karena itulah kita menganggap alam arah x inyatakan oleh: i(tx / v) Ae.() Jika alam persamaan () engan an v engan, maka kita peroleh: karena i( tx / ) Ae.() E h an h p, sehingga persamaan () menjai: p Ae (i / )( Et px) (3) Persamaan (3) tersebut merupakan persamaan gelombang ekivalen ari partikel bebas yang berenergi total E an bermomentum p yang bergerak alam arah +x. Fungsi gelombang yang iberikan alam persamaan (3) hanya benar untuk partikel yang bergerak bebas, seangkan paa situasi ini gerakan partikel yang ipengaruhi berbagai pembatasan. Selanjutnya persamaan iferensial pokok untuk ipecahkan secara khusus, persamaan tersebutlah yang isebut engan persamaan schroinger. Salah satu cara untuk
3 memperoleh persamaan schroinger aalah engan meniferensialkan persamaan (3) ua kali terhaap x, sehingga menghasilkan: p x (4) Dan sekali iturunkan terhaap t menghasilkan: t ie.(5) Untuk kelajuan yang kecil terhaap cahaya, energi total partikel E ialah jumalah ari energi kinetik p /m an energi potensial V, engan V merupakan fungsi keuukan x an waktu t: p E V.(6) m Fungsi V menyatakan pengaruh ari sisa semesta paa partikel. Dengan menjaikan keua suku persamaan (6) engan fungsi gelombang yang menghasilkan: p E V.(7) m Dari persamaan (4) an (5), kita peroleh: E (8) i t p x (9) Dengan mensubstitusikan pernyataan E an p alam persamaan (7), maka iperoleh: V..(0) t m x i Persamaan (0) tersebut merupakan persamaan Schroinger yang bergantung waktu alam satu imensi. Jika alam 3 imensi persamaan (0) apat itulis alam bentuk: ( ) V..() t m x y z i Di mana energi potensial partikel V yang merupakan fungsi ari x, y, z, an t. Setiap pembatasan yang apat membatasi gerak partikel apat mempengaruhi fungsi energi potensial V. Dengan mengetahui bentuk V, persamaan Schroinger apat ipecahkan untuk menapatkan fungsi gelombang partikel, sehingga kerapatan peluang apat itentukan untuk x, y, z, an t tertentu. 3
4 Dalam hal ini persamaan Schroinger iperoleh mulai ari fungsi gelombang partikel yang bergerak bebas. Perluasan persamaan Schroinger untuk kasus khusus partikel bebas (energi potensial v = konstan ) ke kasus umum engan sebuah partikel yang mengalami gaya sembarang yang berubah terhaap ruang an waktu [V=V(x,y,z,t)] merupakan suatu kemungkinan yang bisa itempuh, tetapi tiak aa suatu cara yang membuktikan bahwa perluasan itu benar. Oleh karena itu, maka igunakan postulat bahwa persamaan Schroinger berlaku untuk memecahkan berbagai situasi fisis an membaningkannya engan hasil eksperimen. Jika hasilnya cocok, maka postulat yang terkait alam persamaan Schroinger sah, jika tiak maka igunakan penekatan lain. Dalam kenyataannya, persamaan Schroinger telah menghasilkan ramalan yang sanagat tepat mengenai eksperimen yang iperoleh. Terkait engan hal itu, maka persamaan () hanya bisa ipakai untuk persoalan non-relativistik karena persamaan itu bersesuaian engan eksperimen alam batas-batas berlakunya. Namun, walaupun emikian, persamaan Schroinger ini tetap merupakan postulat yang sama seperti postulat relativitas khusus atau mekanika statistik, yaitu tak aa satupun yang apat iturunkan ari beberapa prinsip lain, an masing-masing merupakan rampatan pokok, tiak lebih atau kurang ari at empiris yang merupakan lanasan akhir ari postulat itu. KERAPATAN PELUANG Rapat peluang yang iasosiasikan engan fungsi gelombang sebagai 3 r,t r,tr,t, seemikian rupa sehingga r, t x menyatakan besarnya peluang menemukan partikel i alam unsur volume 3 x i sekitar r paa saat t. untuk 3 r, t yang telah ternormalkan berlaku r, t x 3 ruang V. persamaan r, t x V engan integrasi meliputi seluruh V menunjukkan bahwa jika kita melacak kehairan partikel meliputi seluruh ruang maka peluang untuk menapatkannya aalah, artinya kita pasti menemukan partikel tersebut. Persamaan ini juga menunjukkan bahwa rapat peluang global (ihitung meliputi seluruh ruang) bersifat konstan, tiak bergantung paa waktu. Ini berarti bahwa rapat peluang global bersifat kekal. Jika rapat peluang ini ihitung secara lokal yaitu meliputi ruang yang terbatas, maka r, t r, tr, t.(a) 4
5 kita ambil erivatifnya terhaap waktu t. hasilnya aalah t r, t r, t r, t t t m..(b) Menurut persamaan Scroinger r, t Vr, tr, t r, t i t, keua erivatif fungsi gelombang terhaap waktu i ruas kanan. Persamaan (b) tersebut masingmasing bernilai, t t an r i m i r, t r, tr, t r, t i i t m r, t Vr, t r, t..(c)..() substitusi persamaan () an (c) ke alam persamaan (b) an menghasilkan t r, t i i m m..(e) Dengan menyatakan vektor operator yang alam sistem koorinat Cartesian berbentuk i j k persamaan (e) apat iubah menjai: x y z r, t t J r, t 0 Dengan vektor rapat arus peluang J(r,t) iefinisikan sebagai J r, t.(f) (g) im Persamaan (f) jika iintegralkan secara lokal mengungkapkan hukum kekekalan peluang. Dalam konteks persamaan (f) sebagai rapat peluang an J sebagai vektor rapat arus peluang. Jai, sesuai engan persamaan (f) maka rapat peluang lokal bergantung paa waktu. Persamaan (f) apat juga imaknai sebagai hukum kekekalan rapat peluang secara lokal. NILAI HARAP DAN OPERATOR Perubahan fungsi gelombang terhaap waktu telah irumuskan, yaitu mengikuti persamaan Schröinger. Mengingat fungsi gelombang berkaitan erat engan hasil 5
6 pengukuran, maka timbul pertanyaan tentang begaimana hasil pengukuran perubahan terhaap waktu. Perlu icatat bahwa hasil pengukuran harus iartikan sebagai nilai harap (rerata) pengukuran. Hal ini isebabkan karena hasil pengukuran bersifat probabilistik sehingga tiak mungkin bagi kita untuk menyeliiki perilaku hasil ukur secara iniviual. Dengan menggunakan persamaan Schröinger, kita akan menemukan jawaban atas pertanyaan tai. Selanjutnya, untuk penyeerhanaan penulisan, kita efinisikan: bentuk: Ĥ m x V (x,t) () Dengan menggunakan efinisi i atas, persamaan Schröinger apat itulis alam Ĥ i, engan Ψ merupakan penyingkatan ari Ψ (x,t). t Nilai harap pengukuran besaran A paa saat keaaan sistem inyatakan oleh fungsi gelombang ternormalkan Ψ aalah,  Âx...() Untuk mengetahui bagaimana nilai harap berubah terhaap waktu, apat iambil erivatif persamaan () terhaap waktu, yaitu  Âx..(3) Karena integrasi ilakukan terhaap x maka operator erivatif terhaap t apat imasukkan ke alam integran. Jai ruas kanan persamaan (3) apat iubah menjai Âx t  x..(4) Dengan memperhatikan bahwa telah iubah erivatif biasa (/) menjai erivatif parsial (/t). Hal ini harus ilakukan mengingat pengambilan erivatif ilakukan terhaap t saja seangkan Ψ, Ψ, an  paa umumnya merupakan fungsi x an t. Selanjutnya, engan menggunakan aturan erivatif untuk perkalian ua fungsi atau lebih, integral i ruas kanan persamaan (4) apat iubah menjai t  Âx  x x t t  x t.(5) 6
7 Berasarkan persamaan Schröinger, erivatif fungsi gelombang paa suku pertama an suku terakhir ruas kanan persamaan (5) masing-masing apat iganti engan persamaan: t an t Ĥ...(6a) i Ĥ i i Ĥ.(6b) Dengan mensubstitusi persamaan (6) ke alam persamaan (5) menghasilkan t  Âx Ĥ  x x i t i ÂĤx..(7) Karena Ĥ hermitian maka berlaku Ĥ Âx terakhir apat iubah menjai: t Âx ÂĤ Ĥ x i ĤÂx, sehingga persamaan  x t.(8a) Suku pertama ruas kanan persamaan (8a) menyatakan nilai harap bagi komutator Â,Ĥ ÂĤ Ĥ an suku keua menyatakan nilai harap bagi  / t. Dengan emikian, persamaan (8a) apat iubah lagi menjai: t Âx Â,Ĥ i  t.(8b) Substirusi persamaan (8b) ke persamaan (5) kemuian hasilnya isubstitusikan ke persamaan (4) menghasilkan persamaan akhir rumusan perubahan nilai harap terhaap waktu sebagai berikut.  i Â,Ĥ  t.(9) Persamaan (9) menunjukkan bahwa perubahan nilai harap hasil ukur besaran A terhaap waktu bergantung paa ua hal, yaitu; terhaap nilai harap komutator Â,Ĥ an terhaap nilai harap erivatif  terhaap waktu. Kebergantungan terhaap fungsi gelombang bersifat implisit an baru nampak ketika menghitung Â,Ĥ an  / t. Persamaan (9) sering isebut sebagai Persamaan Gerak Heisenberg. 7
8 Untuk mengetahui bagaimana nilai harap posisi an momentum linier berubah terhaap waktu apat igunakan rumus umum sebagaimana inyatakan alam persamaan (9). a) Perubahan nilai harap posisi terhaap waktu Berasarkan persamaan (9), perubahan nilai harap posisi terhaap waktu mengikuti hubungan: Xˆ i Xˆ,Ĥ Xˆ t..(0) Komutator yang ibentuk oleh operator posisi an hamiltonian aalah Pˆ Pˆ Xˆ,Ĥ Xˆ, V(Xˆ ) Xˆ, Xˆ,V(Xˆ ).(a) m m Komutator suku terakhir merupakan operator nol, sebab Xˆ,Xˆ 0 sehingga Xˆ,V(Xˆ ) 0. Komutator suku pertama apat iselesaikan sebagai berikut. Pˆ Xˆ, m m Xˆ,Pˆ Xˆ,Pˆ Pˆ Pˆ Xˆ,Pˆ m ipˆ. m Paa perhitungan tai telah menggunakan persamaan i iubah menjai Xˆ,Pˆ, persamaan (a) apat ipˆ Xˆ,Ĥ...(b) m Selanjutnya, karena Xˆ secara eksplisit tiak bergantung waktu maka Xˆ / t 0 sehingga nilai harapnya juga nol; jai Xˆ / t 0. Substitusi nilai ini an persamaan (b) ke alam persamaan (0) iperoleh persaman baru tentang perubahan nilai harap posisi terhaap waktu sebagai berikut Xˆ i ipˆ m Pˆ m...() b) Perubahan nilai harap momentum linier terhaap waktu Berasarkan persamaan (9), perubahann nilai harap momentum linier terhaap waktu mengikuti hubungan Pˆ i Pˆ,Ĥ Pˆ t (3) 8
9 Komutator yang ibentuk oleh operator momentum linier an hamiltonian aalah Pˆ Pˆ Pˆ,Ĥ Pˆ, V(Xˆ ) Pˆ, Pˆ,V(Xˆ )..(4a) m m Komutator suku pertama merupakan operator nol, sebab Pˆ,Pˆ 0 sehingga 0 Komutator suku terakhir apat iselesaikan sebagai berikut. Pˆ,Pˆ. Jika komutator tersebut ikerjakan paa sembarang fungsi gelombang Ψ (x), sehingga operator Xˆ x an Pˆ i / x, maka kita peroleh hubungan Pˆ,V(Xˆ ) PˆV(Xˆ ) VXˆ Pˆ i V(x) V(x) i x x V(x) V(x) i V(x) V(x) i x x x x V(x) Ini berarti bahwa Pˆ,V(Xˆ ) i x Dengan emikian, persamaan (4a) menjai V(x) Pˆ,Ĥ i (4b) x Selanjutnya, karena Pˆ secara eksplisit tiak bergantung waktu maka Pˆ / t 0sehingga nilai harapnya juga nol; jai Pˆ / t 0. Substitusi nilai ini an persamaan (4b) ke alam persamaan (3) iperoleh persaman baru tentang perubahan nilai harap momentum terhaap waktu sebagai berikut Pˆ i i V(x) x Persamaan () apat iubah menjai V(x) x.(5) Xˆ Pˆ m. Jika setiap operator alam persamaan ini iganti engan besaran fisik yang iwakilinya, maka akan iapatkan hubungan x p m. Dalam fisika klasik, momentum linier iefinisikan sebagai x p m, yang ternyata sangat mirip engan yang iapatkan tai. 9
10 Sekarang jika iperhatikan persamaan (5), alam fisika klasik terapat hubungan p F (hukum II Newton) an untuk gaya konservatif berlaku hubungan F = -V/x. Jai alam fisika klasik, khususnya untuk sistem konservatif, berlaku hubungan p V.(6) x Jika ibaningkan antara persamaan (5) an (6) maka apat isimpulkan bahwa persamaan (5) merupakan pernyataan hukum II newton alam formulasi kuantum. Sehingga apat itarik kesimpulan bahwa terapat kesepaanan antara fisika kuantum engan fisika klasik. Kesepaanan rumusan kuantum an rumusan klasik tentang hukum II newton ini ikenal sebagai Teorema Ehrenfest. Dari persamaan yang ikemukakan oleh Schröinger kemuian menimbulkan beberapa pertanyaan antara lain, apakah persamaan Schröinger menjamin tetap berlakunya hukum kekekalan energi? Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa hamiltonian (E K + E P )sistem konservatif bersifat kekal. Dengan kata lain, hamiltonian sistem tiak berubah terhaap waktu. Oleh sebab itu, untuk menguji apakah persamaan Schröinger menjamin tetap berlakunya hukum kekekalan energi atau tiak, apat iseliiki bagaimana nilai harap hamiltonian sistem berubah terhaap waktu. Berasarkan persamaan (9), perubahan nilai harap hamiltonan terhaap waktu mengikuti formulasi asar sebagai berikut. Ĥ Karena,Ĥ 0 i Ĥ,Ĥ Ĥ t..(7) Ĥ an untuk sitem konservatif Ĥ / t 0 maka persamaan (7) menjai Ĥ 0, atau Ĥ = konstan..(8) Persamaan (8) menunjukkan bahwa nilai harap hamiltonan sistem konservatif bersifat kekal. Ini berarti bahwa persamaan Schröinger menjamin tetap berlakunya hukum kekelan energi (secara rata-rata). 0
11 DAFTAR PUSTAKA Beiser, A.99.Konsep Fisika Moern. Eisi ke-4, cetakan ke-. Jakarta: Erlangga. Halliay, Resnick Fisika Jili. Eisi ke-3. Jakarta: Erlangga Kusminarto.99.Pokok-Pokok Fisika Moern. Yogyakarta: Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gajah Maa. Sutopo Pengantar Fisika Kunatum. Malang: Universitas Negeri Malang. Santyasa, I W Perkembangan Teori Kuantum Secara Historis.Makalah. Program Stui Peniikan Fisika STKIP Singaraja. Krane, Kenneth. 99. Fisika Moern. Jakarta: Universitas Inonesia.
, serta notasi turunan total ρ
LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik
Lebih terperinciSolusi Tutorial 6 Matematika 1A
Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus
Lebih terperinciMAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n
MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem
Lebih terperinciVIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.
Lebih terperinciBAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH
BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau
Lebih terperinciAx b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan
SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan
Lebih terperinciSUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH
SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH JAHARUDDIN Departemen Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Raya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian
METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat
Lebih terperincidan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.
E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. II.1 Saham
BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Diferensiasi
Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan
Lebih terperinciANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI
ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa
Lebih terperinciBAB VI. FUNGSI TRANSENDEN
BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan
Lebih terperinciFUNGSI GELOMBANG. Persamaan Schrödinger
Persamaan Schrödinger FUNGSI GELOMBANG Kuantitas yang diperlukan dalam mekanika kuantum adalah fungsi gelombang partikel Ψ. Jika Ψ diketahui maka informasi mengenai kedudukan, momentum, momentum sudut,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI
IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1
Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinci3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?
Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila
Lebih terperinciHukum Coulomb. a. Uraian Materi
Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi
16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban
Lebih terperinciFUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA
FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA. Penekatan Kalkulus: menefinisikan fungsi logaritma natural sebagai integral Panang sebuah fungsi yang iefinisikan engan menggunakan integral: (.) L(x) = t t. Dari Teorema
Lebih terperinciSuatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',
Lebih terperinciF = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.
Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)
TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciMAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd
MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa
Lebih terperinci( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c
Bab X 10.1 Zat murni aalah zat yang teriri atas sutau senyawa kimia tertentu, misalnya CO alam bentuk gas, cairan atau paatan, atau campuran aripaya, tetapi tiak merupakan campuran engan zat murni lain
Lebih terperinciBESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU
BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu
Lebih terperinciPERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D
PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D Keadaan Stasioner Pada pembahasan sebelumnya mengenai fungsi gelombang, telah dijelaskan bahwa potensial dalam persamaan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC
BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama
Lebih terperinci1.1. Sub Ruang Vektor
1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi
Lebih terperinciBAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA
BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :
Lebih terperinciBagian 3 Differensiasi
Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH
Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program
Lebih terperincimatriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris
Kolom 1. Pengertian Matriks matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Dalam kehiupan sehari-hari an alam matematika, berbagai keterangan seringkali isajikan alam bentuk matriks. Contoh 1: Hasil pertaningan grup I
Lebih terperinciBAB III KONTROL PADA STRUKTUR
BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelompok II, Teknik Elektro, Unhas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika asar II merupakan matakuliah lanjutan ari matematika asar I yang telah ipelajari paa semester sebelumnya. Matematika asar II juga merupakan matakuliah pengantar
Lebih terperinci3. Kegiatan Belajar Medan listrik
3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,
Lebih terperinci1 Kapasitor Lempeng Sejajar
FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Atom Pion Atom pion sama seperti atom hidrogen hanya elektron nya diganti menjadi sebuah pion negatif. Partikel ini telah diteliti sekitar empat puluh tahun yang lalu, tetapi
Lebih terperinciMATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga
MATERI PERKULIAHAN 3. Potensial Tangga Tinjau suatu partikel bermassa m, bergerak dari kiri ke kanan pada suatu daerah dengan potensial berbentuk tangga, seperti pada Gambar 1. Pada daerah < potensialnya
Lebih terperinciPENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA
Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this
Lebih terperinciStudi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape
Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima
Lebih terperinciSYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 63 7 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER SUCI FRATAMA SARI Program Stui Matematika,
Lebih terperinciDIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA
DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah
Lebih terperinciIV. ANALISA RANCANGAN
IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua
Universitas Inonusa Esa Unggul Faultas Ilmu Komputer Teni Informatia Integral Lipat ua Integral Lipat ua Misalan z = f(,) terefinisi paa merupaan suatu persegi panjang tertutup, aitu : = {(, ) : a b, c
Lebih terperinciSOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT
SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT Junik Rahayu, Usman Pagalay, an 3 Ari Kusumastuti,,3 Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: rahayujunik@yahoo.com
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER
Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER SUJITO Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang
Lebih terperinciRelasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr
Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika,
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI SEL
BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung
Lebih terperinciMETODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER
METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi
Lebih terperinciBAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc
BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,
Lebih terperinciANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT
ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an
Lebih terperinciISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND
HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya eka50@gmailcom Abstrak Setiap aerah ieal utama
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA
PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI
PERTEMUAN an 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI MOMEN INERSIA? ILMU FISIKA Momen inersia aalah suatu ukuran kelemaman seuah partikel terhaap peruahan keuukan alam gerak lintasan rotasi Momen inersia aalah
Lebih terperinciPARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI
PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI Atom terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron, di mana elektron valensinya bebas bergerak di antara pusat-pusat ion. Elektron valensi geraknya
Lebih terperinciArus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.
Lebih terperinciBAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI
BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI 6.. Arus an Kerapatan Arus. Muatan listrik yang bergerak membentuk arus yang memiliki satuan ampere (A) an iefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui
Lebih terperinciPenggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai
Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya
1 BAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya Perhatikan persamaan Schrodinger satu dimensi bebas waktu yaitu: d + V (x) ( x) E( x) m dx d ( x) m + (E V(x) ) ( x) 0 dx (3-1) (-4) Suku-suku
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas
Lebih terperinciANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)
ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) Amin Tohari Universitas Nusantara PGRI Keiri, amin.tohari@unpkeiri.ac.i Abstrak Perkembangan
Lebih terperinciNAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM:
FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & KESEIMBANGAN PASAR NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: 115030207113012 FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & EKUILIBRIUM PASAR Fungsi Permintaan Pasar Fungsi permintaan pasar untuk
Lebih terperinciPROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak
PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein
BAB II DASAR TEORI Sebagaimana telah diketahui dalam kinematika relativistik, persamaanpersamaannya diturunkan dari dua postulat relativitas. Dua kerangka inersia yang bergerak relatif satu dengan yang
Lebih terperinciJUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL
Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan
Lebih terperinci=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===
TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS
KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro
Lebih terperinciMETODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK
METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer
Lebih terperinciPERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan
Lebih terperinciJurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201
akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic
Suaratno Suirham Stui Maniri Diferensiasi ii Darpublic BAB 3 Turunan Fungsi-Fungsi (3 (Fungsi-Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inersi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika maka
Lebih terperinciGROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN
M-10 GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN Susilo Hariyanto Departemen Matematika Fakultas Sains an Matematika Universitas Diponegoro Semarang sus2_hariyanto@yahoo.co.i
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS
SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR
J. Sains MIPA, Agustus 8, Vol. 14, No., Hal.: 17-113 ISSN 1978-1873 ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR Roniyus Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Banar Lampung 35145 Inonesia
Lebih terperinciKombinasi Gaya Tekan dan Lentur
Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur
Lebih terperinciBAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR
A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar
Lebih terperinciPENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES
PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik
Lebih terperinciRespon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005
Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahi Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN INDEKS BIAS KACA YANG MENGALAMI PROSES ANNEALING (The Stuy of Refraction Inex of Glass
Lebih terperinciESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA
Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an
Lebih terperinciMursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *
Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni
Lebih terperinciPENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT
PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus
Lebih terperinciPenentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro
Lebih terperinciKAPASITOR. Pengertian Kapasitor
7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas
Lebih terperinciPENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK
PENGARUH INENTIF TERHADAP PRETAI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk Maria Junita Hasana Irwan Yantu.P M.i Robiyati Poungge.P M.AP 3 Jurusan Manajemen ABTRAK MARIA JUNITA HAANA NIM.
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port
Lebih terperinciPerbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat
Lebih terperinciGangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik
166 Slamet Syamsuin /Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser ari Matahari an Geomagnetik Slamet Syamsuin Pusat Sains Antarksa LAPAN Jl. Dr. Junjunan
Lebih terperinciPenerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan
Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinci3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial
Darpublic Nopember 03.arpublic.com 3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika sin maka sin sin( + ) sin sin cos + cos sin sin Untuk
Lebih terperinciIII. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S
III. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S Standar : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL
Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka
Lebih terperinci