ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA"

Transkripsi

1 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an Energi Baru Terbarukan Jl. Cileuk Raya kav. 19, Telp (1)7353, Cipulir Keb. Lama, Jakarta Selatan slam_ftubl@yahoo.com ABSTRAK Perioe singkat i antara pelepasan atau penambahan beban yang terjai secara tiba-tiba memerlukan estimasi waktu an suut pemutus kritis paa saat peralihan agar sistem tetap stabil jika terjai gangguan. Metoe yang igunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem tenaga listrik apabila mengalami gangguan aalah metoe kriteria luas sama. Pengujian ilakukan engan simulasi untuk menentukan estimasi waktu pemutus kritis an suut pemutus kritis. Berasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa waktu pemutusan. etik, maka iperoleh perkiraan waktu pemutus kritis.139 etik an suut pemutus kritis erajat engan ayunan suut maksimum erajat. Sistem menunjukkan konisi stabil paa pemutusan etik.5 an etik.3 engan terjainya ayunan hal ini terjai jika suut pemutusan kurang ari suut pemutusan kritis. Dan sistem menunjukkan tiak stabil paa pemutusan etik.33 an etik.34 itunjukkan tiak terjainya ayunan hal ini isebabkan suut pemutusan lebih ari suut pemutusan kritis engan emikian apat inyatakan bahwa waktu pemutusan paling maksimal paa.3 etik. Kata kunci : Kriteria luas sama, waktu pemutus kritis, suut pemutus kritis ABSTRACT Short time perio between ischarge or aitional loa incurre suenly require estimation of critical clearing time an critical clearing angle at the transition for the system to remain stable if an interruption occurs. The metho use to etermine the stability of a power system when the isturbance is the equal area criteria metho. Testing system is one by simulation to etermine the critical clearing time an critical clearing angle estimation. Base on the results of stuy inicate that the clearing time. secons, then obtaine an estimate time of.139 secons an critical angle egrees with a maximum swing angle egrees. The system shows a stable conition at the termination of.5 secons an.3 secons with the swing of things happen if the point of termination is less critical from the point of termination. An the system shows unstable at termination.33 secons an.34 secons inicate no occurrence of this is ue to angle swing more from the point of termination of critical clearing thus can be state that the maximum clearing time at.3 secons. Keywors : Equal area criteria, critical clearing time, critical clearing angle Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1 53

2 54 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN PENDAHULUAN Kebutuhan listrik i masyarakat menorong semakin meningkatnya pemanfaatan tenaga listrik paa peralatanperalatan rumah tangga, kantor an sebagainya, sehingga pasokan listrik harus itambah yakni engan pembangunan pembangkit listrik baru. Untuk menjaga kualitas listrik sampai ke konsumen terlayani secara kontinyu engan tegangan an frekuensi tetap terjaga konstan. Fluktuasi tegangan an frekuensi yang terjai harus beraa paa batas toleransi yang iizinkan agar peralatan listrik konsumen apat bekerja engan baik an aman. Konisi sistem yang benar-benar akurat sebenarnya tiak pernah aa karena aanya perubahan beban yang selalu terjai setiap saat alam sistem tenaga listrik. Penyesuaian oleh pembangkit akan ilakukan melalui gevernor ari penggerak mula an eksitasi generator. Perubahan konisi sistem yang seketika, biasanya terjai akibat aanya gangguan hubung singkat paa sistem tenaga listrik, an pelepasan atau penambahan beban yang terjai secara tiba-tiba. Perioe singkat i antara keua keaaan tersebut memerlukan estimasi waktu an suut pemutus kritis paa saat peralihan, saat terjai gangguan. Stabilitas transient iasarkan paa konisi kestabilan ayunan pertama engan perioe waktu penyeliikan paa etik pertama terjai gangguan [1]. Salah satu metoe yang apat igunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem tenaga listrik apabila mengalami gangguan aalah metoe kriteria luas sama. Walaupun metoe ini tiak apat ipergunakan untuk sistem multimesin namun sangatlah membantu untuk memahami faktor-faktor asar yang mempengaruhi stabilitas peralihan sistem tenaga listrik []. Metoe kriteria luas sama merupakan contoh metoe langsung untuk memperoleh waktu pemutusan kritis, yang mana hanya terbatas untuk satu mesin saja engan bus infinite. Kurva ayunan merupakan alat elevasi suatu kestabilan sistem tenaga listrik paa saat transient.untuk menganalisa suatu kestabilan sistem tenaga listrik igunakan simulasi berbasis Matlab [3]. Tujuan Tujuan ari kajian ini aalah untuk menentukan estimasi waktu pemutus kritis an suut pemutus kritis secara vali an obyektif engan metoe kriteria luas sama yang akan igunakan sebagai acuan alam menentukan kestabilan sistem tenaga listrik paa saat keaaan peralihan. METODOLOGI Metoe penekatan yang igunakan alam penelitian ini aalah membahas mengenai metoe kriteria luas sama untuk menentukan estimasi waktu pemutus kritis an suut pemutus kritis sebagai acuan kestabilan sistem tenaga listrik alam keaaan peralihan (transient) menggunakan simulasi ari moel sistem yang telah ibuat [4]. Menentukan Stabilitas Transient Penentuan tercapai atau tiaknya keserempakan stabilitas transient terjai setelah mesin mengalami gangguan. Gangguan Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1

3 Estimasi Waktu an Suut Pemutus Kritis Paa Sistem Tenaga Listrik Dengan Metoe Luas ISSN Sama Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 tersebut apat berupa pembebanan tiba-tiba, kehilangan pembangkit, kehilangan beban yang besar, ataupun gangguan paa sistem. Suatu metoe yang apat igunakan untuk mempreiksi stabilitas yang cepat aalah metoe kriteria luas sama. Metoe ini hanya apat ipakai untuk suatu sistem satu mesin yang terhubung ke infinite bus atau sistem ua mesin. Persamaan (1) apat igunakan untuk menurunkan metoe kriteria luas sama sebagai berikut [4] : i mana H P w t s m - P P ω s Kecepatan serempak P a Daya percepatan P m Daya mekanis P e Daya listrik H Konstanta yang berhubungan engan kelembaman. e a (1) Persamaan ayunan mesin serempak merupakan persamaan asar yang mengatur gerak putar mesin serempak seperti yang itunjukkan paa persamaan (1). Dalam stui kestabilan persamaan tersebut aalah persamaan ifferensial ore keua yang apat ituliskan sebagai ua buah persamaan ifferensial ore pertama yang persamaan (). H pf atau H 18 f t t bisa itulis alam bentuk P a P m P e per unit () P a P m P e per unit Dimana δ aalah menyangkut raian listrik an erajat listrik. Berbagai bentuk ekuivalen ari persamaan akan igunakan untuk menentukan sebuah mesin serempak alam sistem aya. Bila persamaan tersebut iintegrasi keua sisi kiri an kanan maka iperoleh rumusan untuk δ sebagai fungsi waktu. Grafik penyelesaian ini isebut kurva ayunan (swing curve) mesin an engan meneliti kurva ayunan semua mesin alam sistem akan terlihat bahwa mesin akan serempak meskipun terjai gangguan. Aapun persamaannya menjai: æ ö p f ç ( Pm - Pe) è t ø H atau æ ö p f ç ( Pm - Pe) è t ø H (3) Bila paa persamaan (4) kecepatanya menjai nol sesaat setelah gangguan, maka i apatkan kriteria luas sama sebagai berikut: ( P - P ) m e (4) Mesin bekerja paa titik setimbang δ. Paa titik ini aya input mekanik P m P e seperti itunjukan paa gambar 1. Penambahan aya input tiba-tiba yang inyatakan oleh garis horizontal P m1. Dengan P m1 > P e, aya percepatan paa rotor aalah positif an suut aya δ bertambah. Kelebihan energi yang tersimpan paa rotor selama percepatan awal aalah : ( Pm - Pe ) luas abc luas A 1 (5) Dengan penambahan δ, aya listrik bertambah, an paa saat δ δ 1 maka aya input yang baru aalah P m1. Walaupun aya percepatan aalah nol paa titik ini, rotor berputar i atas kecepatan serempak. Oleh Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1

4 56 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN karena itu suut aya δ an aya listrik P e bertambah secara kontinyu [4]. engan menggunakan kriteria luas sama seperti itunjukkan paa Gambar [4]. ep P e e P mak sin mp 1 P m A 1 c A b e P m a A f a 1 mak Gambar 1. Kriteria luas sama paa perubahan beban menaak Sekarang P m < P e yang menyebabkan motor iperlambat kearah kecepatan serempak hingga δ δ mak, maka kelebihan energi yang tersimpan paa rotor selama perlambatan aalah sebagai berikut : mak ( Pm 1 - Pe ) luas be luas A (6) 1 Dari persamaan (5) an (6) iapatkan suatu hubungan : luas A 1 luas A Persamaan inilah yang ikenal engan metoe luas sama. Gangguan tunggal ari saluran ke tanah aalah yang paling sering terjai, seangkan gangguan 3 fasa aalah yang paling jarang. Untuk keanalan yang sempurna, suatu sistem harus irancang untuk kestabilan peralihan terhaap gangguan tiga fasa paa lokasi yang menimbulkan pengaruh terburuk. Perhatikan Gambar 3 merupakan p sebuah generator i hubungkan ke infinite bus melalui ua kawat pararel. Gangguan tiga fasa sesaat terjai paa salah satu saluran, anggap bahwa aya masukan mekanis P m aalah konstan an mesin beroperasi alam keaaan stabil. Untuk mencari suut pemutus kritis ini apat icari b A 1 c k mak Gambar. Kurva kriteria luas sama untuk gangguan tiga fasa Untuk menentukan waktu pemutus kritis t k, iperlukan penyelesaian persamaan ayunan non linear. Dalam hal ini, imana aya listrik selama gangguan aalah nol, penyelesaian analitik untuk waktu pemutus kritis apat itentukan. Dari persamaan ayunan yang iberikan oleh persamaan () apat itentukan waktu pemutus kritis, imana selama gangguan terjai P e, sehingga waktu pemutus kritis apat itentukan engan mengintegrasi keua sisi kiri an kanan menghasilkan: tk p. f Pm t t H k p. f H Dengan mengintegrasikan sekali iapatkan: 1 p. f. k Pt m k + (7) H imana δ k aalah suut pemutus kritis an aalah waktu pemutus kritis, sehingga P m t p t k t k apat itentukan engan menyelesaikan paa persamaan (7). t k H( k -) p. fp m Jika aya itransfer sebelum gangguan aalah P mak sin δ, selama gangguan aya i transfer aalah r 1 P mak sin δ, seangkan setelah gangguan aya itransfer aalah r P mak sin δ. Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1

5 Estimasi Waktu an Suut Pemutus Kritis Paa Sistem Tenaga Listrik Dengan Metoe Luas ISSN Sama Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 Dengan menggunakan kriteria luas sama apat itentukan suut pemutus kritis sebagai berikut: k mak P ( - )- rp sin r P sin -P ( - ) m k 1 mak mak m mak k c (8) Dengan mengintegrasikan keua sisi kiri an kanan iapatkan suut pemutus kritis sebagai berikut: cos k ( P / P )( - ) + rcos -r1cos m mak mak mak r -r 1 Pemoelan Mesin Serempak (9) Dalam penelitian ini igunakan sistem tenaga listrik teriri ari ua buah mesin yang mana mesin 1 sebagai pembangkit aya (generator) an mesin ipasang paa bus Infinite, ua buah Transformator masingmasing trafo 1 sebagai penaik tegangan an trafo sebagai penurun tegangan. Bus infinite paa sistem ibawah ini menyerap sebesar S 1, + j, p.u. TR1 Generator q Gambar 3. Diagram satu garis untuk generator Keterangan Gambar : serempak M1, M Generator an Infinite bus TR1, TR Transformator aya B 1, b ST.15 B1 ST1.35 F ST3. Circuit Breaker F Saluran yang mengalami gangguan Dengan infinite bus paa sistem menyerap aya sebesar S 1, + j, igunakan untuk menentukan suut pemutusan kritis (Clearing Critical Angle) an waktu pemutusan kritis B c TR T1.5 M1.5 M a p.u. VL_ref 1,Ð. Infinite bus (Clearing Critical Time) engan asumsi bahwa H,5. Selanjutnya ilakukan perhitungan reaktansi saluran sebelum terjai gangguan iambil ari Gambar 3. q ( )( + ) j ST 1 ST 3 ST T1 T ST1 + ST 3 + ST ( j,35)( j,+ j,15) j j, + j,5+ + j,5 j,35+ j, + j,15 j, 475 pu (1) Seangkan untuk menghitung reaktansi selama gangguan, semua saluran itanahkan an ihubung Y untuk mencari impeansi pengganti. Aapun Diagram reaktansi seperti itunjukkan paa Gambar 4 [1 ],[5],[6]. E' q j. j.35 j.5 j. 5 j.15 j. 1.Ð Gambar 4. Diagram reaktansi selama 1 ST1 gangguan ( ST1)( ST ) + + ST3 ST ( j,35)( j,15) 1 j. 75pu j,35 + j, + j,15 ( ST1)( ST3) + + ST1 ST3 ST ( j,35)( j,) j. 1pu j,35+ j, + j,15 3 ( ST )( ST 3) + + ST1 ST3 ST ( j,15)( j,) j. 43pu j,35+ j, + j,15 Seangkan reaktansi setelah terjai gangguan B1 an B terbuka apat itentukan engan persamaan (14) sebagai berikut: j q + T1 + ST1 + T Jika harga reaktansi untuk sebelum, selama an setelah gangguan telah iapatkan, maka Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1

6 58 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN harga r 1 an r apat icari untuk menentukan suut pemutus kritis engan persamaan sebagai berikut: r sebelum- gangguan 1, selama- gangguan r HASIL DAN PEMBAHASAN sebelum-gangguan setelah- gangguan Pengujian an analisa program engan membuka breaker engan suut pemutus lebih kecil ari suut pemutus kritis an sebaliknya engan membuka breaker engan suut pemutus lebih besar ari suut pemutus kritis. Paa Gambar.5. sebelum gangguan, aya yang apat i pancarkan aalah P sin, maks selama gangguan aya tersebut aalah r sin, seangkan rp sin an δ 1Pmaks maks aalah aya yang apat ipancarkan setelah gangguan tersebut iputuskan engan saklar paa saluran paa saat δ δ k, seperti paa δ k aalah suut pemutusan kritis. Suut motor maju ari δ ke suut pemutus kritis δ k yang berarti terjai transisi atau perubahan. Berikut aalah hasil simulasi yang itunjukkan paa Gambar 5. Gambar 5. Kriteria Luas sama untuk menentukan suut pemutus kritis Dari hasil simulasi terlihat engan waktu pemutusan. etik, maka iperoleh waktu pemutus kritis.139 etik an suut pemutus kritis erajat engan ayunan suut maksimum erajat. Suut motor maju ari δ ke suut pemutus kritis δ k yang berarti berubah ari titik B ke titik C. bila gangguan ihilangkan paa suut δ k, keluaran aya listrik menaak naik ke titik D paa lengkung suut aya. Paa titik D, keluaran aya listrik P e melebihi masukan aya mekanis P m sehingga aya Percepatan P a aalah negatif. Akibatnya kecepatan rotor menurun sementara P e berubah ari titik D ke titik E. Paa titik E kecepatan rotor kembali serempak meskipun suut rotor suah maju sampai δ mak. Suut δ mak itentukan ari kriteria luas sama yaitu A 1 A KURVA AYUNAN Waktu Pemutusan.5etik 3 Waktu pemutus kritis.139 Delta, erajat 4.5 Pe,per unit D A A --- E A1 C B Suut kerja awal Suut pemutus kritis / / erajat / erajat / /\ Ayunan Suut Suut aya,erajat maksimum erajat Waktu, etik Gambar 6. Hubungan waktu an suut paa pemutusan.5 etik Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1

7 Estimasi Waktu an Suut Pemutus Kritis Paa Sistem Tenaga Listrik Dengan Metoe Luas ISSN Sama Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 Delta, erajat Waktu, etik 3 5 KURVA AYUNAN Waktu Pemutusan.3etik Gambar 7. Hubungan waktu an suut paa pemutusan.3 etik KURVA AYUNAN Gambar 6 an Gambar 7 bahwa pemutusan paa etik.5 an etik.3 menunjukkan sistem masih alam konisi stabil karena grafik menunjukkan terjainya ayunan hal ini terjai jika suut pemutusan kurang ari suut pemutusan kritis. Seangkan iuji paa pemutusan etik.33 an etik.34 terlihat alam grafik paa Gambar 8 an Gambar 9 menunjukkan sistem tiak stabil karena grafik menunjukkan tiak terjainya ayunan hal ini isebabkan suut pemutusan lebih ari suut pemutusan kritis engan emikian apat inyatakan bahwa waktu pemutusan paling maksimal paa.3 etik. Delta, erajat Waktu Pemutusan.33etik Waktu, etik Gambar 8. Hubungan waktu an suut paa pemutusan.33 etik KESIMPULAN DAN SARAN Dengan menggunakan moel sistem tenaga listrik yang teriri ari sebuah mesin an satu bus infinite engan saluran transmisi gana imana gannguan tiga fasa terjai paa salah satu saluran maka engan metoe kriteria luas sama menggunakan simulasi matlab apat isimpulkan : Delta, erajat KURVA AYUNAN Waktu Pemutusan.34etik Waktu, etik Gambar 9. Hubungan waktu an suut paa pemutusan.34 etik Dengan menguji kestabilan sistem tenaga listrik engan kurva ayunan terlihat alam grafik paa 1. Dari sistem tenaga listrik tersebut iapatkan nilai suut kerja awal 3,457, suut pemutus kritis 15,839, suut ayunan maksimum 147,4, an waktu pemutusan kritis, etik.. Sistem menunjukkan alam konisi stabil paa pemutusan etik.5 an etik.3 engan terjainya ayunan hal ini terjai jika suut pemutusan kurang ari suut pemutusan kritis. 3. Sistem menunjukkan tiak stabil paa pemutusan etik.33 an etik.34 itunjukkan tiak terjainya ayunan hal ini Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1

8 6 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN isebabkan suut pemutusan lebih ari suut pemutusan kritis engan emikian apat inyatakan bahwa waktu pemutusan paling maksimal paa.3 etik. 4. Bila waktu pemutusan. etik, maka iperoleh perkiraan waktu pemutus kritis.139 etik an suut pemutus kritis erajat engan ayunan suut maksimum erajat Saran Dari hasil kajian yang ilakukan isarankan menseting breaker terbuka engan suut pemutusan lebih kecil atau sama engan suut pemutus kritis karena paa saat terjai gangguan paa sistem tenaga listrik yang menaak an besar akan iapatkan kestabilan sistem kembali normal masih aa. Akurasi perkiraan paa program simulasi ini apat iperbaiki engan moel preiksi yang memiliki kemampuan lebih baik guna ikembangkan untuk masalah estimasi waktu an suut pemutus kritis paa kestabilan sistem tenaga listrik yang multi mesin. [4]. Ashaf Mohame Hemeia. Improvement of Voltage stability an Critical Clearing Time for Multi-machine Power Systems Using Static VAR Compensator. ICGST- ACSE Journal, ISSN , Volume 9, Issue II, December 9. [5]. Stevenson, W.D., Kamal Iris, Penterjemah, Analisis Sistem Tenaga Listrik, Erlangga,.Jakarta 5. [6]. Schei, Francis, Penterjemah.Pantur Silaban Ph.D, Analisis Numerik Teori an Soal-Soal, Erlangga Jakarta,. DAFTAR ACUAN [1]. John Wiley & Sons, Gross, C.A, Power System Analysis, New York, []. Rourkela, Transient stability analysis using equal area criterion, Department of Electrical Engineering National Institute of Technology, 8. [3]. Hanselman D., an B. Littlefiel, Matlab Bahasa Komputasi Teknis, Penerbit Ani Yogyakarta,. Naskah iterima : 5 Mei 1, revisi kesatu: 14 Juni 1, revisi keua: 1 Juni 1, revisi terakhir: 8 Juni 1

ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE MESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4

ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE MESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4 ANAII TABIITA ITEM TENAGA ITRIK INGE MEIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4 Arnawan Hasibuan taf Pengajar Program tui Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussalaeh hokseumawe Email : nawan_hsb@yahoo.co.i

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN)

STUDI KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN (MODEL IEEE 9 BUS 3 MESIN) No. ol. Thn. X November 8 SSN: 854-847 STUD KSTABLAN TANSNT SSTM TNAGA LSTK MULTMSN (MODL 9 BUS MSN) Heru Dibyo Laksono Jurusan Teknik lektro, Universitas Analas Paang, Kampus Limau Manis Paang, Sumatera

Lebih terperinci

Analisa Stabilitas Transient STL Minahasa Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama

Analisa Stabilitas Transient STL Minahasa Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama E-journal Teknik Elektro dan Komputer (15), ISSN : 31-84 33 Analisa Stabilitas Transient STL Minahasa Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama Frietz Andrew Rotinsulu (1), Maickel Tuegeh, ST., MT. (), Lili

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

e-journal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN

e-journal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN e-journal Teknik Elektro dan Komputer (4, ISSN -84 Analisa Stabilitas Transien Untuk Menentukan Waktu Pemutusan Kritis (Critical Clearing Time Pada Jaringan Transmisi 7 kv PLTA Tanggari II-GI Sawangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya oleh manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER

IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER SUJITO Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem tenaga listrik yang besar pada umumnya memiliki beberapa pusat pembangkit yang terdiri dari banyak generator (multimesin). Generator berfungsi untuk mensalurkan

Lebih terperinci

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point Angga Mey Sendra., Dr.Eng. Ardyono Priyadi, ST,

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol., No., (03) -6 Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite Argitya Risgiananda ), Dimas Anton Asfani ),

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Lereng

Analisis Stabilitas Lereng Analisis Stabilitas Lereng Lereng Slope Stability Dr.Eng.. Agus Setyo Muntohar, S.T.,M.Eng.Sc. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor aman (FS): nilai baning antara gaya yang menahan an gaya yang menggerakkan.

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Perhitungan Critical Clearing Time Berdasarkan Critical Trajectory Menggunakan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) Pada Sistem Multimesin Terhubung Bus Infinite

Lebih terperinci

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Wahri Sunanda 1), Rika Favoria Gusa 2) 1) 2) Teknik Elektro Universitas Bangka Belitung ABSTRAK PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

BAB 3 ESTIMASI KESTABILAN DENGAN FUNGSI LYAPUNOV

BAB 3 ESTIMASI KESTABILAN DENGAN FUNGSI LYAPUNOV BAB 3 ESTIMASI KESTABILAN DENGAN FUNGSI LYAPUNOV Pada bab ini akan dijelaskan tentang pembuatan fungsi Lyapunov untuk sistem tenaga listrik mesin majemuk dan menjelaskan bagaimana menggunakan fungsi Lyapunov

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN KESTABILAN PERALIHAN SISTEM TENAGA LISTRIK MESIN MAJEMUK

BAB 4 PERHITUNGAN KESTABILAN PERALIHAN SISTEM TENAGA LISTRIK MESIN MAJEMUK BAB 4 PERHITUNGAN KESTABILAN PERALIHAN SISTEM TENAGA LISTRIK MESIN MAJEMUK 4.. Penjelasan Sistem Secara Umum,4,5) Pada bab ini efektivitas estimasi kestabilan dengan menggunakan fungsi Lyapunov akan diujikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan energi listrik semakin meningkat, maka dibutuhkan penambahan pasokan listrik hingga tercukupi. Selain penambahan energi

Lebih terperinci

PENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL

PENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL Pengukuran untuk Meneteksi Deformasi angunan Sipil PENGUKURAN UNUK MENDEEKSI DEFORMASI ANGUNAN SIPIL Sutomo Kahar 1 ASRAC Deformation for territory will impact to above the builing stability an also will

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON Indra Adi Permana 1, I Nengah Suweden 2, Wayan Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS

PERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS PERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS Boy Sandra (2204 100 147) Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling

Lebih terperinci

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com

Lebih terperinci

Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berbasis Trajectory Kritis Menggunakan Persamaan Simultan pada Sistem yang Terhubung dengan Smart Grid

Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berbasis Trajectory Kritis Menggunakan Persamaan Simultan pada Sistem yang Terhubung dengan Smart Grid JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-136 Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berbasis Trajectory Kritis Menggunakan pada Sistem yang Terhubung dengan Smart Grid

Lebih terperinci

Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus

Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus Nurdiansyah Pujoyo,

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Jurnal Ilmiah Foristek Vol.., No.2, September 20 PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Rika Favoria Gusa Dosen Jurusan Teknik Elektro UBB Bangka Belitung, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terganggu, juga dapat mempengaruhi stabilitas pada system tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terganggu, juga dapat mempengaruhi stabilitas pada system tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem tenaga listrik seyogyanya harus dapat menjamin ketersediaan penyaluran tenaga listrik tanpa adanya pemutusan terhadap setiap beban yang terhubung ke sistem

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL Y. Arifin Laboratorium Mesin Mesin Listrik, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tadulako Email: yusnaini_arifin@yahoo.co.id Abstrak Tulisan

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK. Electric Power Systems L8 - Olof Samuelsson

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK. Electric Power Systems L8 - Olof Samuelsson STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK MASALAH STABILITAS DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK DALAM KEADAAN OERASI YANG STABIL DARI SISTEM TENAGA LISTRIK, TERDAAT KESEIMBANGAN ANTARA DAYA INUT MEKANIS ADA RIME MOVER

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

ANALISIS BATAS STABILITAS STEADY STATE DAN TRANSIENT MENGGUNAKAN METODE RADIAL EQUIVALENT INDEPENDENT (REI) DIMO. Oleh : JEFRI LIANDA

ANALISIS BATAS STABILITAS STEADY STATE DAN TRANSIENT MENGGUNAKAN METODE RADIAL EQUIVALENT INDEPENDENT (REI) DIMO. Oleh : JEFRI LIANDA TESIS ANALISIS BATAS STABILITAS STEADY STATE DAN TRANSIENT MENGGUNAKAN METODE RADIAL EQUIVALENT INDEPENDENT (REI) DIMO Oleh : JEFRI LIANDA 2209 201 008 DOSEN PEMBIMBING : Prof.Ir.ONTOSENO PENANGSANG, M.Sc.

Lebih terperinci

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG Angky Inggita Putra, Margo Pujiantara, Ardyono Priyadi Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT

STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Kestabilan Sistem Tenaga Kestabilan

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : 2210105016 1. PENDAHULUAN 2. TEORI PENUNJANG 3. PEMODELAN SISTEM 4. ANALISA

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear Gede Arjana P.P, Ontoseno Penangsang, dan Ardyono Priyadi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial Darpublic Nopember 03.arpublic.com 3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika sin maka sin sin( + ) sin sin cos + cos sin sin Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 VINA APRILIA

ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 VINA APRILIA ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 (Skripsi) Oleh VINA APRILIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas

Lebih terperinci

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014 ANALISIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA SUBSISTEM DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR BANK DENGAN ETAP VERSI 7.0 Wiwik Handajadi 1 1 Electrical Engineering Dept. of Institute of Sains & Technology AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE)

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE) Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE) Liliana Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER

SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 63 7 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER SUCI FRATAMA SARI Program Stui Matematika,

Lebih terperinci

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya eka50@gmailcom Abstrak Setiap aerah ieal utama

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan Presentasi Seminar Tugas Akhir Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan Nama : Syahrul Hidayat NRP : 2209100161 Pembimbing :

Lebih terperinci

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk : PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5

ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 Vina Aprilia 1, Dikpride Despa 2, Herri Gusmedi 3, Lukmanul Hakim 4

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (203) -6 Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus yang Terhubung pada Infinite

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW

Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW B202 Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW Danar Tri Kumara, Prof. Ir Ontoseno Penangsang M.Sc,Ph.D, dan Ir. NI Ketut

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221

Lebih terperinci

STUDI STABILITAS TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUAS

STUDI STABILITAS TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUAS STUDI STABILITAS TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUAS SKRIPSI diajukan guna melengkapi skripsi dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat Syahrul Hidayat, Ardyono

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Reinhard Napitupulu, Surya Hardi

Reinhard Napitupulu, Surya Hardi Analisis Kestabilan Peralihan Pada Sistem Jaringan Transmisi 150 kv PLN Sumatera Bagian Utara Reinhard Napitupulu, Surya Hardi Magister Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci