PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN IPA DAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS IV SD

Transkripsi

1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN IPA DAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS IV SD Ni Luh Pt. Sri Dharmaningsih 1, Nengah Suadnyana 2, DB. Kt. Ngr Semara Putra 3 1,2,3 Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {sridharma17sep@yahoo.com, suadnyanainengah@gmail.com, ngurahsemara@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan (2)Kemampuan penalaran siswa, dimana kedua variabel terikat ini ditingkatkan melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek pada siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar sebanyak 31 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Data mengenai hasil belajar keterampilan IPA dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan data hasil kemampuan penalaran siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Kedua data ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata persentase hasil belajar keterampilan IPA secara klasikal yaitu 77,42% pada siklus I dengan kategori sedang dan pada siklus II menjadi 93,55% dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk hasil kemampuan penalaran siswa diperoleh rata-rata persentase secara klasikal yaitu 64,52% pada siklus I dengan kategori sedang dan pada siklus II menjadi 80,65% dengan kategori tinggi. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA sebesar 16,13% dari siklus I ke siklus II kemudian kemampuan penalaran siswa terjadi peningkatan sebesar 16,13% dari siklus I ke siklus II. Jadi, hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa mengalami peningkatan melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek pada siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar. Kata kunci: pendekatan saintifik, penilaian proyek, hasil belajar keterampilan IPA, kemampuan penalaran siswa. Abstract This research aims to (1)Improve learning outcomes science skills and (2)Improve student s reasoning ability, where both of this variable is enhanced through the application of scientific approach to the assessment of the project at IVA grade students of SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar. The type of this research is a Class Action Research (CAR) conducted in two cycles. The subjects were students of class IVA grade students of SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar as many as 31 students consisting of 12 male students and 19 female students. Data of learning outcomes science skills were collected using the method of observation and data of student s reasoning ability were collected using the test method. Both of these data were analyzed using quantitative descriptive method. Based on the analyzed of data obtained by the average percentage of learning outcomes science skills in the classical are 77.42% in the first cycle with the category of "moderate" and the second cycle into 93.55% the category of "very high". As for the results of student s reasoning ability obtained by the average percentage in the classical are

2 64.52% in the first cycle with the category of "moderate" and the second cycle into 80.65% by category "high". We can conclude there was an increase of learning outcomes science skills for 16.13% from the first cycle to the second cycle and then, there was an increase also of student s reasoning ability are 16.13% from the first cycle to the second cycle. Thus, learning outcomes science skills and student s reasoning ability has increased through the application of scientific approach to the assessment of the project at IVA grade students of SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar. Keywords: scientific approach, assessment of the project, learning outcomes science skills, and student s reasoning ability. PENDAHULUAN Kurikulum sebagai suatu rancangan pendidikan merupakan penentu pelaksanaan dan hasil pendidikan. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan psikologi peserta didik sehingga pendidikan pada tingkat sekolah dasar harus fokus pada pengembangan sikap dan perilaku. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, yakni pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, pola pembelajaran yang satu arah menjadi pola pembelajaran yang interaktif, pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari, pola belajar sendiri menjadi pola belajar kelompok, pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak, dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Penerapan kurikulum 2013 memerlukan perubahan paradigma pembelajaran, dimana peserta didik dilatih untuk belajar mengobservasi, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengomunikasikan hasil belajar yang disebut pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan ini perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar mandiri dan berpikir kreatif. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk ke dalam pembelajaran tematik integratip dalam kurikulum Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran IPA di kelas diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan seharihari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (Samatowa, 2011:3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Selanjutnya Winaputra

3 (Samatowa,2011:3) mengemukakan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, menyatakan bahwa hasil belajar keterampilan siswa kelas IVA pada mata pelajaran IPA masih rendah. Rendahnya hasil belajar keterampilan IPA siswa ini akan berpengaruh pada rendahnya kemampuan penalaran siswa kelas IVA di SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar dimana dari seluruh siswa yang berjumlah 31 orang, siswa yang tergolong tuntas berjumlah 17 orang (54,8%) dan siswa yang tergolong tidak tuntas berjumlah 14 orang (45,2%). Peserta didik yang dikatakan tidak tuntas merupakan peserta didik yang memperoleh hasil belajar IPA di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan pihak sekolah, yakni B (2,68-3,00). Tidak tuntasnya hasil belajar IPA pada siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang ini dikarenakan guru kurang dapat memaksimalkan pengimplementasian pendekatan saintifik yang dianjurkan dalam Kurikulum Selain itu, guru juga menyatakan bahwa siswa kelas IVA mengalami kesulitan dalam setiap pengambilan kesimpulan pada tema-tema sebelumnya. Dalam hal ini terlihat siswa mengalami kesulitan dalam kemampuan penalarannya. Penalaran merupakan salah satu istilah dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dianut dalam Kurikulum 2013 dimana penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis. Pembelajaran IPA di sekolah dasar juga tidak akan pernah terlepas dari kesepuluh keterampilan IPA, dimana dari kesepuluh keterampilan IPA memiliki pengaruh besar terhadap hasil belajar keterampilan IPA di sekolah dasar. Berdasarkan permasalahan tersebut, hasil belajar keterampilan IPA dan METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar keterampilan IPA tema Cita-citaku dan kemampuan penalaran siswa kelas IVA SD Pembina Tulangampiang Denpasar dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik menekankan pada pentingya kolaborasi dan kerja sama diantara peserta didik dalam menyelesaikan setiap permasalahan dimana dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan penilaian proyek. Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Penilaian proyek adalah salah satu jenis dari penilaian autentik. Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi atau Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (Kunandar, 2013:35). Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek sehingga dalam penyelesaiannya memerlukan periode atau waktu tertentu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlinda (2012) bahwa pembelajaran dengan penilaian proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk melatih proses berpikir siswa yang mengarah pada keterampilan siswa. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Penilaian Proyek untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan IPA Tema Cita-citaku dan Kemampuan Penalaran Siswa Kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015. kemampuan penalaran siswa melalui pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, dimana masing-masing siklus dilaksanakan pada dua subtema yang ada

4 pada tema Cita-citaku. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IVA Sekolah Dasar Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar tahun ajaran 2014/2015 untuk mata pelajaran IPA tema Cita-citaku dan dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Februari Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IVA yang terdiri dari 31 siswa dengan komposisi laki-laki 12 siswa dan perempuan 19 siswa. Adapun beberapa prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan setiap siklusnya yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan analisis dan refleksi dimana dapat pula digambarkan pada Gambar 1. Refleksi Refleksi Identifikasi Masalah Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Permasalahan Baru Hasil Refleksi Perbaikan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Dilanjutkan Ke Siklus Berikutnya? Pelaksanaan Pelaksanaan Gambar 1. Model siklus penelitian tindakan kelas menurut iskandar (2012) Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini yaitu metode tes dan non tes. Dalam penelitian ini metode non tes dapat dilakukan dengan cara melakukan observasi dimana untuk mengetahui peningkatan hasil belajar keterampilan IPA. Metode observasi akan dilaksanakan dengan menggunakan rubrik penilaian. Sedangkan untuk metode tes dilakukan untuk mengukur kemampuan penalaran siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar setelah diterapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dalam proses pembelajaran. Metode tes yang digunakan adalah tes uraian atau essay dimana juga akan dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk memberikan kriteria dalam proses penilaian. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada jenis data yang dikumpulkan yakni data kuantitatif yang dapat dianalisis secara deskriptif dan dalam hal ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVA Sekolah Dasar Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA tema Cita-citaku, dengan jumlah subjek sebanyak 31 siswa. Materi pelajaran yang dibahas yaitu Sumber Daya Alam dan Bunyi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Dalam satu minggu dilakukan satu siklus, setiap pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 7 jam pelajaran atau 7 x 35 menit. Setiap pertemuan kecuali tes akhir siklus dalam pembelajaran IPA, siswa difasilitasi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mengacu pada penilaian proyek. LKS ini digunakan untuk membantu siswa melatih keterampilan dan kemampuan penalaran IPA. Oleh karena itu, dibentuklah kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa untuk memperlancar kegiatan yang akan dilakukan. Dari jumlah siswa kelas IVA sebanyak 31 siswa maka dapat dibentuk menjadi 6 kelompok, dimana 5 kelompok masing-masing beranggotakan 5 siswa dan 1 kelompok beranggotakan 6 siswa. Data tentang hasil belajar keterampilan IPA pada siklus I diperoleh melalui observasi pada setiap pelaksanaan tindakan kecuali pada tes akhir siklus. Untuk refleksi awal mengenai hasil belajar keterampilan IPA, menurut wali kelas IVA

5 SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar dinyatakan dengan baik dan cukup berdasarkan keterampilan siswa pada saat proses pembelajaran seperti mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan. Dari 31 siswa, 17 siswa termasuk baik dan 14 siswa termasuk cukup baik. Ini berarti hasil belajar keterampilan IPA klasikal pada pra siklus adalah 54,58% dari keseluruhan jumlah siswa. Hasil dari menghitung hasil belajar keterampilan IPA klasikal selanjutnya dikonversikan ke dalam tabel persentase hasil belajar keterampilan IPA yang berada pada interval dengan kategori rendah. Hal tersebut masih kurang dari harapan ketuntasan klasikal yaitu 80% dari keseluruhan jumlah siswa di kelas. Selanjutnya, hasil pra siklus dibandingkan dengan hasil penelitian yang diperoleh pada setiap siklusnya. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek pada mata pelajaran IPA, secara umum belum sepenuhnya berhasil. Ini terlihat dari data yang diperoleh mengenai hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran. Pada pelaksanaan tindakan siklus I belum mencapai hasil yang optimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan. Data hasil belajar keterampilan IPA pada siklus I menunjukkan dari 31 siswa baru 24 siswa yang memenuhi kategori baik, sehingga rata-rata yang diperoleh 68,23 dan ketuntasan klasikalnya 77,42% dari keseluruhan jumlah siswa yang bila dikonversikan pada tabel persentase hasil belajar keterampilan IPA berada pada interval kategori sedang. Hal tersebut belum memenuhi kriteria yang ditetapkan, sehingga pada pelaksanaan tindakan selanjutnya perlu dilakukan perbaikan supaya terjadi peningkatan dan mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan. Hasil kemampuan penalaran IPA pada siklus I juga belum memenuhi kriteria keberhasilan. Dari 31 siswa baru 20 siswa yang memenuhi KKM yaitu 70. Rata-rata hasil kemampuan penalaran mencapai 66,77 dan ketuntasan klasikal yang diperoleh 64,52% dari keseluruhan jumlah siswa bila dikonversikan pada tabel persentase hasil kemampuan penalaran IPA berada pada interval kategori sedang. Dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa, kelebihan yang telah dimiliki dapat dijadikan sebagai modal yang harus dipertahankan dan ditingkatkan, seperti dalam proses pembelajaran siswa antusias mengikuti proses pembelajaran, siswa selalu mengerjakan tugas proyek yang diberikan, dan siswa mampu mempertanggungjawabkan hasil proyek yang telah diselesaikan. Adapun permasalahan atau kelemahan-kelemahan yang muncul pada siklus I yang dapat diidentifikasi sebagai berikut. Pertama, siswa masih belum sepenuhnya bisa menerapkan keterampilan-keterampilan IPA seperti menyimpulkan dan mengaplikasikan. Kedua, selama pelaksanaan siklus I ini, siswa kurang mampu mengkoordinir anggota kelompoknya dengan baik sehingga mengandalkan teman yang dianggap pandai dalam kelompoknya. Ketiga, Masih ada siswa yang belum memenuhi KKM sehingga belum mampu mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan. Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan siklus II diupayakan untuk menyempurnakan dan mengadakan perbaikan terhadap permasalahan yang muncul pada siklus I. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti lebih banyak memberikan penekanan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui bimbingan kepada siswa tersebut. Untuk mengurangi jumlah siswa yang hanya mengandalkan temannya yang dianggap lebih mampu pada saat diskusi kelompok, maka diadakan pengawasan dan diberikan arahan kepada seluruh siswa agar mau bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya. Demikian juga pada saat presentasi, siswa sudah mampu untuk menguasai keterampilan

6 mengkomunikasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, 2 kali untuk pemberian tindakan kelas dan 1 kali pertemuan untuk melakukan tes kemampuan penalaran IPA pada akhir siklus. Pada siklus II dibahas mengenai Energi Bunyi. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan pada hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran. Hasil belajar keterampilan IPA pada siklus I diperoleh rata-rata 68,23 dan ketuntasan klasikalnya 77,42% sedangkan pada siklus II, rata-ratanya diperoleh 82,74 dan ketuntasan klasikalnya adalah 93,55% dari keseluruhan jumlah siswa dengan kategori sangat tinggi. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA dari siklus I ke siklus II. Peningkatan juga terjadi pada hasil kemampuan penalaran IPA siswa. Pada siklus I diperoleh rata-rata 66,77 dan ketuntasan klasikalnya adalah 64,52% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan pada siklus II, rata-rata yang diperoleh 69,19 dan ketuntasan klasikalnya adalah 80,65% dari keseluruhan jumlah siswa dengan kategori tinggi, sehingga terjadi peningkatan hasil kemampuan penalaran IPA siswa dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, kriteria yang diharapkan dalam penelitian ini sudah tercapai. Ini terlihat dari data yang diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA dari siklus I ke siklus II atau ketuntasan klasikalnya adalah 93,55% dari keseluruhan jumlah siswa yang bila dikonversikan pada tabel persentase hasil belajar keterampilan IPA berada pada interval kategori sangat tinggi. Hasil kemampuan penalaran IPA siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan klasikalnya mencapai 80,65% dari keseluruhan jumlah siswa yang bila dikonversikan pada tabel persentase hasil kemampuan penalaran IPA berada pada interval kategori tinggi. Sesuai dengan perencanaan awal bahwa penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setelah pemberian tindakan pada siklus II dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat direfleksi bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan belum sempurna. Terlihat beberapa siswa masih kurang dalam menjawab tes akhir yang mengindikasikan bahwa kemampuan penalaran siswa terhadap IPA belum sempurna. Namun, dalam pelaksanaan proses pembelajaran sudah mengalami perkembangan yang baik dan telah terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa diantaranya pada siklus II yang pertama, siswa sudah bisa menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Kedua, siswa sangat antusias melakukan dan mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil observasi dari hasil belajar keterampilan IPA hampir mendekati sempurna. Ketiga, siswa mulai mampu untuk mengkoordinir anggota kelompoknya dengan baik. Keempat, data hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa selama pelaksanaan siklus I dan siklus II sudah mengalami peningkatan. Dalam hal ini siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, bertanggung jawab serta menumbuhkan daya pikir yang kritis dan kreatif sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan saintifik juga menekankan pada pentingya kolaborasi dan kerja sama di antara peserta didik dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin menciptakan pembelajaran selain dengan tetap mengacu pada Standar Proses dimana pembelajarannya diciptakan suasana yang memuat Eksplorasi,

7 Elaborasi, dan Konfirmasi, juga dengan mengedepankan kondisi peserta didik yang berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan dan mengomunikasikan, sehingga peserta didik akan dapat dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan baik. Penerapan pendekatan saintifik ini sangat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA yang sebagai disiplin ilmu jika diterapkan kepada anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif seseorang, sehingga bagian-bagian dari keterampilan proses IPA pun akan dapat tercapai oleh siswa. Hal ini juga didukung oleh penelitian, Sabahiyah (2013) yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik hampir sama dengan pendekatan inkuiri, terbukti berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA dan keterampilan proses sains peserta didik sebab pembelajaran ini menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal melalui kegiatan ilmiah untuk mencari dan menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami. Dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan penilaian proyek. Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik pendekatan saintifik dengan penilaian proyek yaitu mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa sehingga siswa didorong untuk selalu berpikir analistis dan kritis dan bisa berinteraksi secara terbuka dan objektif dimana dalam proses pembelajarannya membutuhkan periode waktu tertentu yang dilaksanakan secara kolaboratif. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai peningkatan hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa pada siklus I dan siklus II, maka dapat dilihat dari rata-rata dan ketuntasan klasikal yang diperoleh dan disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Data hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II Variabel Hasil Belajar Keterampilan IPA Kemampuan Penalaran IPA Pra Siklus Siklus I Siklus II Peningkatan dari Siklus I ke Siklus II M KK M KK M KK M KK 64,19 54,84% 68,23 77,42% 82,74 93,55% 14,51 16,13% 66,45 54,84% 66,77 64,52% 69,19 80,65% 2,42 16,13% Keterangan: M : Rata-rata KK : Ketuntasan Klasikal

8 Dari tabel di atas, dapat dilihat telah terjadi peningkatan pada pemberian tindakan yang telah dilakukan baik pada hasil belajar keterampilan maupun pada kemampuan penalaran IPA. Hasil belajar keterampilan IPA menunjukkan pada siklus I rata-ratanya 68,23 dengan ketuntasan klasikalnya 77,42% dari keseluruhan jumlah siswa dengan kategori sedang dan pada siklus II rata-ratanya 82,74 dengan ketuntasan klasikalnya 93,55% dari keseluruhan jumlah siswa dengan kategori sangat tinggi, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA dari siklus I ke siklus II. Selain peningkatan yang terjadi pada hasil belajar keterampilan IPA, juga terjadi pada hasil kemampuan penalaran IPA. Hasil kemampuan penalaran IPA pada siklus I diperoleh rata-rata 66,77 dengan ketuntasan klasikalnya 64,52% dari keseluruhan jumlah siswa dengan kategori sedang dan pada siklus II diperoleh ratarata 69,19 dengan ketuntasan klasikalnya 80,65% dari keseluruhan jumlah siswa dengan kategori tinggi, sehingga terjadi peningkatan hasil kemampuan penalaran dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, kriteria yang diharapkan dalam penelitian ini sudah terpenuhi. Ini SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA pada pokok bahasan Sumber Daya Alam (SDA) dan Energi Bunyi siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar tahun ajaran 2014/2015 setelah diterapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar keterampilan IPA dan ketuntasan klasikal yang diperoleh. Pada siklus I, ratarata hasil belajar keterampilan IPA mencapai 68,23 dan ketuntasan klasikalnya 77,42% dari keseluruhan jumlah siswa, kategori sedang. Sedangkan pada siklus II, rata-rata hasil belajar keterampilan IPA mencapai 82,74 dan ketuntasan klasikalnya terlihat dari data yang diperoleh, hasil belajar keterampilan IPA sudah mencapai ketuntasan klasikal 93,55% dari keseluruhan jumlah siswa atau bila dikonversikan pada tabel persentase hasil belajar keterampilan IPA berada pada interval kategori sangat tinggi dan hasil kemampuan penalaran siswa sudah mencapai ketuntasan klasikal 80,65% dari keseluruhan jumlah siswa atau bila dikonversikan pada tabel persentase hasil kemampuan penalaran berada pada interval dengan kategori tinggi, maka dari itu penelitian ini dapat dikatakan berhasil atau penelitian ini bisa dihentikan karena sudah mencapai kriteria yang ditetapkan. Dari pemaparan hasil dan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar pada mata pelajaran IPA tema Cita-citaku dengan pokok bahasan Sumber Daya Alam (SDA) dan Energi Bunyi dapat dikatakan berhasil. Penelitian ini dapat dihentikan karena hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa sudah mencapai kriteria yang ditetapkan. mencapai 93,55% dari keseluruhan jumlah siswa kategori sangat tinggi, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA dari siklus I ke siklus II. Selain itu juga terjadi peningkatan hasil kemampuan penalaran IPA siswa pada pokok bahasan Sumber Daya Alam (SDA) dan Energi Bunyi siswa kelas IVA SD Pembina Negeri Tulangampiang Denpasar tahun ajaran 2014/2015 setelah diterapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil kemampuan penalaran dan ketuntasan klasikal yang diperoleh. Pada siklus I, ratarata hasil kemampuan penalaran IPA mencapai 66,77 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 64,52% dari keseluruhan jumlah siswa, kategori sedang. Sedangkan pada

9 siklus II, rata-rata hasil kemampuan penalaran IPA siswa mencapai 69,19 dan ketuntasan klasikalnya 80,65% dengan kategori tinggi, sehingga terjadi peningkatan hasil kemampuan penalaran dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan simpulan di atas, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat digunakan oleh guru maupun sekolah sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. Gede Evaluasi Pendidikan. Singaraja : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Abidin, Yunus Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum Bandung : PT. Refika Aditama. Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Darmodjo, Hendro dan Kaligis Pendidikan IPA II. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Hidayat, Taufik Makalah Teori Piaget dan Penerapannya. Tersedia pada /2015/01/makalah-teori-piaget-danpenerapannya.html (diakses tanggal 15 Mei 2015) Iskandar Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi (GP Press Group). belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa di kelas-kelas yang memiliki permasalahan yang sama dengan yang teridentifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini. Kedua, hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lainnya sebagai pendukung dalam menggunakan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan kemampuan penalaran siswa. Jihad, Asep dan Abdul Haris Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo. Kosasih, E Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum Bandung : Yrama Widya. Kunandar Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kurniawan, Deni Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian). Bandung : Alfabeta. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014a. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2014, Cetakan Kedua. Kata Pena b. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep Dan Penerapan, Cetakan Kedua. Kata Pena. Maharani, Ervina Panduan Sukses Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang Simpel, Cepat dan Memikat. Yogyakarta : Parasmu.

10 Majid, Abdul Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Marlinda, Mery Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa. Tesis (diterbitkan). Singaraja: Undiksha. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma 3 Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Pendidikan Ganesha. Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rusyan, Tabrani, dkk Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remadja Karya Offset. Sabahiyah Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. Tesis (diterbitkan). Singaraja: Undiksha Samatowa, Usman Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Indeks. Sani, Ridwan Abdullah Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum2013. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cetakan Keduabelas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.