Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin."

Transkripsi

1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Standar Operating Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter Urin Di Bangsal Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Mohamad Judha INTISARI Latar Belakang: Pelaksanaan pemasangan kateter urin mengacu pada suatu standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap agar mendapatkan hasil yang sama sesuai standar pelayanan rumah sakit/institusi sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat buruk bagi klien misalnya infeksi yang terjadi akibat trauma pada pemasangan kateter urin. Setelah di laksanakan wawancara pada kepala ruang intalansi rawat inap, menyatakan sebagian besar pada saat pelaksanaan tindakan perawat belum sepenuhnya menjalankan pemasangan kateter sesuai dengan standart operating procedure (SOP) yang ditetapkan. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan kateter urin di Bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode Penelitan: Studi deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah total sampling dengan sampel 31 perawat. Alat pengumpulan data yang menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data Chi square dengan α < 0,05. Hasil: Tingkat pengetahuan perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar dalam kategori baik sebesar 77,4%. Kepatuhan perawat diruang rawat inap sebagian besar dalam kategori patuh sebesar 77,4%. Umur perawat di ruang rawat inap sebagian besar berumur tahun sebesar 71,0%. Jenis kelamin perawat di ruang rawat inap sebagian besar adalah perempuan sebesar 83,9%. Lama kerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar 1-5 tahun sebanyak 58,1%. Hasil analisis fisher exact diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin. Kata kunci: Kepatuhan perawat, Tingkat pengetahuan perawat dalam melaksanakan SOP pemasangan kateter. A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini profesi keperawatan dituntut memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang profesional, hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan masyarakat akan informasi kesehatan semakin meningkat yang didapat dengan seiring banyaknya sumbersumber informasi kesehatan. Apalagi sekarang marak munculnya kejadian malpratek yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terjadi karena ketidaksesuaian pelaksanaan tindakkan

2 dengan standar operating prosedur (SOP), dalam pelaksanaan tindakkan seharusnya mengacu pada suatu standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap yang telah ditetapkan sesuai standar institusi maupun standar nasional, penetapan standar dimaksudkan agar pada setiap tindakan mendapatkan hasil yang sama sesuai standar pelayanan rumah sakit sehingga dalam upaya memenuhi tuntutan tersebut maka perawat harus terus meningkatkan pengetahuannya dengan cara belajar. Berdasarkan studi pendahuluan di bangsal rawat inap di RSUD Penembahan senopati Bantul pada bulan Juni Juli 2011 didapatkan data angka pemasangan kateter urin mencapai 30% dari total pasien yang masuk. Setelah di laksanakan wawancara pada kepala ruang intalansi rawat inap, menyatakan sebagian besar pada saat pelaksanaan tindakan perawat belum sepenuhnya menjalankan pemasangan kateter sesuai dengan standart operating procedure (SOP) yang ditetapkan oleh RSUD Penembahan senopati Bantul. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik suatu perumusan masalah adalah Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul 2. Tujuan Khusus a. Diketahui tingkat pengetahuan perawat dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin perawat di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. b. Diketahui kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Terhadap Perkembangan Layanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi profesi keperawatan untuk menerapkan berbagai konsep dan teori pendidikan kesehatan tentang

3 pentingnya Pengetahuan dalam pemasangan kateter urin agar sesuai standart operating prosedur (SOP). 2. Manfaat Terhadap Perkembangan Ilmu Keperawatan a. Institusi rumah sakit Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi instansi rumah sakit dalam memperhatikan Pengetahuan perawat yang bekerja di rumah sakit dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pada pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin. b. Bagi perawat Bertambahnya pemahaman dan pengetahuan perawat, tentang pentingnya pengetahuan yang berguna dalam meningkatkan keterampilan khususnya pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin. c. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa di perpustakaan kampus serta dapat menambah wawasan dan informasi bagi perserta didik dalam hal ini bagi mahasiswa program studi S-1 keperawatan, dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan pemasangan kateter sesuai dengan standar asuhan keperawatan. d. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai langkah awal penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan Kepatuhan pelaksanaan standart operating prosedur (SOP) pemasangan kateter urin di Bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 10 April 2012 sampai bulan 2 Juni 2012 di bangsal rawat inap ruang Bakung dan Melati Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. Pemilihan Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul sebagai tempat penelitian adalah karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit negeri dan juga sudah banyak dikenal oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Bantul. Dengan itu peneliti tertarik untuk menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul sebagai tempat penelitian dengan harapan dapat memenuhi sampel penelitian. Kedua bangsal Bakung dan Melati ini dipilih karena sering

4 melaksanakan pemasangan kateter uretra dibanding ruang rawat inap lain dan pada studi pendahuluan. Berdasarkan peryataan kepala ruang, perawat belum sepenuhnya mematuhi standart operating prosedur (SOP) pemasangan kateter urin, dikarenakan pada pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan pasien, kelengkapan alat. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting dan menentukan keakuratan hasil penelitian (Saryono, 2008). Pada penelitian ini, Populasi yang diambil adalah seluruh tenaga perawat yang bertugas dalam memberikan pelayanan keperawatan di kedua bangsal rawat inap yang telah ditentukan oleh peneliti berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebelumnya bahwa kedua bangsal tersebut melakukan pemasangan kateter urin. Kedua bangsal rawat inap yaitu Ruang Bakung terdiri dari 12 orang perawat dan Ruang terdiri dari Melati 19 orang perawat di RSUD Panambahan Senopati Bantul. Total keseluruhan populasi diruang rawat inap tersebut adalah 31 orang perawat. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2007). Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel (Arikunto, 2006). Sampel pada penelitian ini adalah 31 Perawat yang bertugas di Bangsal rawat inap Bakung dan Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul dan ditentukan berdasarkan kriteria inklusi yaitu karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti (Nursalam & Siti Pariani, 2001). a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Perawat yang bersedia untuk menjadi responden dan mengisi informed consent terlebih dahulu. 2) Perawat pelaksana baik Laki-laki maupun Perempuan yang bertugas di kedua bangsal rawat inap Bakung dan Melati. 3) Perawat dengan latar belakang pendidikan D3. b. Variabel Pengganggu dan Cara Pengendaliannya 1) Pendidikan perawat Pendidikan merupakan variabel yang bisa dikendalikan dengan cara status pendidikan sampel disamakan. 2) Prosedur rumah sakit Prosedur rumah sakit dapat dikendalikan karena prosedur yang digunakan di setiap bangsal memiliki

5 standar yang sama dari rumah sakit dan telah sesuai dengan SOP Institusi rumah sakit setempat. 3) Fasilitas Rumah Sakit Fasilitas rumah sakit dapat dikendalikan karena peralatan dari setiap bangsal yang ada di rumah sakit untuk melakukan pemasangan kateter memiliki standar yang sama. 4) Keterampilan Tenaga kesehatan yang tidak kompeten tidak dapat dikendalikan, karena setiap perawat memiliki latar belakang institusi pendidikan, serta standart keterampilan yang berbeda. 5) Sikap Sikap tidak dapat dikendalikan, karena sikap tiap individu satu dan yang lain berbeda beda. c. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel ini menggunakan total sampling dengan mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel karena pertimbangan sedikitnya jumlah populasi dan tindakan pemasangan kateter urin tidak dilakukan disemua bangsal. A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Rumah sakit berlokasi di Jl. Wahidin Sudiro Husodo No 14 Bantul. Ijin pendirian RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan surat No 445/9539/V.2 Tanggal 21 Desember Ijin penyelenggaran berdasarkan surat No 445/1835/V.2 tanggal 22 Desember Visi RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi pilihan utama masyarakat Kabupaten dan sekitarnya. Misi RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah memberikan pelayanan prima, meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan, meningkatkan jalinan kerjasama dengan institusi terkait dan melengkapi sarana prasarana secara bertahap. Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul terdiri dari 13 jenis yaitu Edelwies (VVIP), Wijaya kusuma dan mawar (VIP), Nusa Indah (Klas utama), Isolasi, Alamanda (nifas), Anggrek (rawat anak), Perinatal (rawat bayi risiko tinggi), Bakung (rawat penyakit dalam), Bougenvile (rawat penyakit dalam), Flamboyan (rawat penyakit dalam) dan Melati (rawat kasus bedah). Penelitan difokuskan pada ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati bangsal Bakung dan Melati. 2. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman kerja,

6 pengetahuan, sikap dan pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra. Hasil analisis distribusi frekuensi data umur, jenis kelamin, lama bekerja, pengetahuan dan sikap variabel penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, jenis kelamin dan Lama bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Variabel Kategori Jumlah Frekuensi (n) Prosentase (%) Umur tahun tahun tahun ,0 % 16,1 % 12,9 % Jenis kelamin Perempuan Laki-laki ,9 % 16,1 % Lama bekerja 1-5 tahun 6-8 tahun 9 tahun ,1% 16,1% 25,8% Dari data tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa umur sebagian besar responden masuk dalam kategori tahun sebagian besar responden bekerja 1-5 tahun sebanyak 18 orang (58,1 %). a. Pengetahuan sebanyak 22 orang (71,0 %), Jenis Data tingkat pengetahuan kelamin responden sebagian besar dikategorikan menjadi Pengetahuan responden berjenis kelamin baik dan Kurang baik. Hasil analisis perempuan sebanyak 26 orang (83,9 tingkat pengetahuan responden dapat %). Sedangkan Masa kerja dilihat pada gambar 4.1. berdasarkan hasil analisis diketahui Gambar 4.1 Diagram Pie distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. (22,6%) (77,4%) Baik Kurang baik

7 Dari gambar 4.1 diatas diketahui sebagian besar perawat mempunyai Pengetahuan dalam kategori Baik sebanyak 24 orang (77,4 %) sedangkan pengetahuan kurang baik sebanyak 7 orang (22,6%). b. Kepatuhan Pelaksanaan SOP Pemasangan Kateter Kepatuhan pelaksanaan SOP pemasangan kateter dikategorikan menjadi patuh dan tidak patuh. Hasil analisis deskriptif kepatuhan dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kepatuhan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. (22,6%) Patuh Tidak Patuh (77,4%) Dari gambar 4.2 diatas kateter sebanyak 24 orang (77,4%), diketahui sebagian besar perawat sedangkan yang tidak patuh sebanyak patuh melaksanakan SOP pemasangan 7 orang (22,6%). 3. Analisis Bivariat a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Analisis bivariat dalam dengan Kepatuhan perawat dalam penelitian ini berfungsi untuk Pelaksanaan SOP Pemasangan menganalisis dua variabel penelitian Kateter pada tabulasi silang berikut sekaligus. Hasil analisis bivariat ini. penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.2. Hasil Analisa Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Sop Pemasangan Kateter Di Ruang Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Pengetahu Kepatuhan P OR CI 95%

8 an Patuh Tidak Patuh F % F % Lowe r Baik ,2 Kurang 1 3, Baik 2 Total ,4 1 3, ,4 7 22,6 0, ,0 Upper 7, ,86 1 Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagian besar perawat dengan Pengetahuan Baik dan patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 23 orang (74, 2%). Sedangkan perawat dengan pengetahuan Kurang baik sebagian besar tidak patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Nilai Odd Ratio sebesar 138,00 dapat diartikan bahwa perawat pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 6 orang (19, 4%). Berdasarkan hasil analisis Fisher s Exact Test diperoleh p value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai p 0,05 artinya ada hubungan Tingkat Pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan SOP yang berpengetahuan baik berpeluang patuh melaksanakan SOP pemasangan kateter uretra sebanyak 138,00 kali dibandingkan dengan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik. B. Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan Perawat Dari gambar 4.1 menunjukkan tingkat pengetahuan perawat yaitu perawat mempunyai pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 24 orang (77,4 %) sedangkan pengetahuan kurang baik sebanyak 7 orang (22,6%). Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, seperti menururut Handayani (2005), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) terutama bagi seorang perawat dengan berpengetahuan baik diharapkan perawat dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih profesional sehingga dapat menghindari kesalahan dalam setiap melakukan tindakkan keperawatan yang diberikan kepada pasien. 2. Kepatuhan dalam Pelaksanaan SOP pemasangan Kateter urin Sebagian besar perawat patuh melaksanakan SOP pemasangan kateter sebanyak 24 orang (77,4%),

9 sedangkan yang tidak patuh sebanyak 7 orang (22,6%). kepatuhan dalam melaksanakan tindakkan sesuai SOP sangat penting seperti menurut Novi dalam Handayani (2005) Tingkat kepatuhan adalah kepatuhan petugas dalam pelayanan yang sesuai dengan standart pelayanan kesehatan. Dengan patuh pada SOP diharapkan dapat mengurangi kesalahan pada saat melaksanakan setiap tindakkan. Tindakkan yang benar melindungi pasien dari kesalahan yang dapat memperparah penyakitnya maupun bagi perawat, dengan tindakkan yang baik dan sesuai SOP dapat terhindar dari jeratan hukum yang didapat jika melakukan kesalahan yang fatal pada saat melaksanakan suatu tindakkan. 3. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan SOP Pemasangan Kateter Pengetahuan merupakan hasil mengingat sesuatu hal, termasuk ah penmengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak dkk, 2007). Pengetahuan perawat tentang SOP pemasangan kateter uretra merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebelum melaksanakan tindakan pemasangaan kateter, dengan begitu diharapkan pada pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan prosedur. Berdasarkan hasil analisis frekuensi pada gambar 4.1, diketahui sebagian besar perawat mempunyai pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 24 orang (77,4 %) yang dapat diartikan bahwa perawat mempunyai pemahaman yang baik tentang SOP pemasangan kateter uretra. Pengetahuan sendiri dapat mempengaruhi seseorang, dalam hal ini seorang perawat, dalam melaksanakan suatu tindakan. Perawat yang mempunyai pengetahuan yang baik maka akan mampu melakukan tindakan yang benar sesuai dengan aturan dan SOP yang ada. Hal ini disebabkan karena pengetahuan merupakan dasar pembentukan perilaku seseorang seperti menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Berdasarkan hasil tabulasi bivariat pada tabel 4.2 diketahui sebagian besar perawat yang mempunyai pengetahuan kategori baik, patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 23 orang dengan persentase sebesar

10 74,2%, Sedangkan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebagian besar tidak patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 19,4%. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin baik pengetahuan maka akan semakin patuh perawat dalam melaksanakan pemasangan kateter uretra sesuai SOP. Data ini didukung oleh hasil analisis fisher exact yang menunjukkan p value sebesar 0,000 (p< 0,05), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis penelitian ini dapat diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Odd Ratio sebesar 138,00. Nilai Odd Ratio lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor resiko kepatuhan pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra. Nilai Odd Ratio sebesar 138,00 dapat diartikan bahwa perawat yang berpengetahuan baik berpeluang patuh melaksanakan SOP pemasangan kateter uretra sebanyak 138,00 kali dibandingkan dengan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Handayani (2005). Dalam penelitiannya Handayani menyatakan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan dan dressing kateter, hasil yang didapat peneliti terdahulu dengan nilai p 0,069 (p>0,05), sedangkan peneliti memperoleh nilai signifikansi 0,000 menyatakan ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan SOP pemasangan kateter uretra. Perbedaan hal ini dapat dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi misalnya kondisi fisik perawat saat diobservasi sedang tidak baik sehingga konsentrasi berkurang, maupun beban kerja yang terlalu berat yang mempengaruhi psikologis. Berdasarkan hasil analisis frekuensi sampel dari segi usia didominasi usia tahun, dimana jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding laki-laki dengan lama kerja perawat rata-rata 1-5 tahun masa kerja dibangsal. Faktor usia, lama kerja serta jenis kelamin bisa saja mempengaruhi kepatuhan seseorang, berdasarkan analisis pada penelitian ini 13 responden memiliki lama bekerja >5 tahun (41,9 %), dengan lama bekerja

11 seseorang bisa mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan pengetahuannya baik teori maupun dalam hal praktik dengan begitu individu tersebut diharapkan mampu meningkatkan kepatuhannya dalam melaksanakan tindakkan sesuai prosedur hal ini sesuai dengan teori Hartono dkk dalam Sugiartono (2007), yang menyebutkan semakin lama masa kerja petugas maka akan semakin bertambah keterampilannya dalam mematuhi peraturan, dari frekuensi usia responden memliliki usia tahun sebanyak 22 orang (71,0%), individu dengan usia muda punya keinginan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dari sebelumnya untuk itu individu tersebut akan bekerja dengan baik agar suatu saat bisa mencapai keinginannya tersebut, namun berbeda dengan Robbins, Robbins (2007) yang mengatakan bahwa mereka melihat sejumlah kualitas positif yang KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. dibawa orang tua kedalam pekerjaan mereka, khususnya : pengalaman, pertimbangan etik kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Sedangkan dari frekuensi jenis kelamin, lebih banyak perempuan yang patuh berjumlah 20 orang (64,5%) dapat dikatakan Perempuan mempunyai keunggulan dalam melakukan pekerjaan tertentu karena sifat perempuan yang lebih teliti dibandingkan dengan laki-laki, sedangkan laki-laki juga mempunyai keunggulan tertentu terutama yang berkaitan dengan fisik dan keberanian. Massong dalam Rakos (1991) yang menyebutkan pria lebih asertif, dan kompetitif sedangkan wanita lebih pasif dan konformis. Namun pendapat berbeda dari Robbins (2007) yang menyebutkan tidak terdapat perbedaan yang konsisten pada pria dan wanita dalam hal memecahkan masalah, keterampilan analisis, motivasi, sosiabilitas dan kemampuan belajar. 1. Tingkat pengetahuan perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar dalam kategori baik sebesar 77,4%. 2. Kepatuhan perawat diruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati

12 Bantul sebagian besar dalam kategori patuh sebesar 77,4% 3. Umur perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar berumur tahun sebesar 71,0%. 4. Jenis kelamin perawat di ruang B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1. Bagi Institusi Rumah Sakit Diharapakan perlunya upaya untuk meningkatkan dan rawat inap Bakung dan melati di mempertahankan kepatuhan RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar adalah perempuan sebesar 83,9%. 5. Lama kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati perawat dalam pelaksanaan Standart Operating Prosedur (SOP) pemasangan kateter uretra melalui pemberian pendidikan dan pelatihan tentang SOP Bantul sebagian besar sebanyak 58,1%. 1-5 tahun pemasangan kateter uretra maupun prosedur tindakkan 6. Ada hubungan pengetahuan perawat dengan kepatuhan pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hasil analisis fisher exact lainnya dan pentingnya untuk mematuhi prosedur sesuai dengan yang di tetapkan oleh rumah sakit untuk menjaga keselamatan pasien dan petugas serta mengadakan perbaikan sistem diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05). pengawasan memperhatikan dengan prosedur pelaksanaan pemasangan kateter uretra di lapangan dalam rangka

13 meningkatkan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan mengikuti prosedur pemasangan kateter uretra serta mengevaluasi kinerja perawat dan petugas kesehatan dalam melaksanakan Standart Operating Prosedur (SOP) pemasangan kateter dengan melibatkan populasi dan sampel yang lebih luas. tugasnya agar dicapai kualitas pelayanan yang maksimal. 2. Bagi Perawat Diharapkan meningkatkan pengetahuan terus menerus dan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang baik dengan melakukan asuhan keperawatan dengan selalu melaksanakan tugasnya secara professional sesuai dengan Standart Operating Prosedur (SOP) pemasangan kateter uretra yang telah ditetapkan oleh institusi terkait. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan mengembangkan untuk penelitian dengan meneliti faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan

14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Listyana Natalia R INTISARI Latar Belakang : Anak yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Juli tahun 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman 24 Bantul

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP Yulianto Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Disusun Oleh: Wiwiningsih PERSEPSI BIDAN DENGAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TAHUN 2012 DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI ` Disusun Oleh: Wiwiningsih 201410104263 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang di gunkan dalam penelitian ini survei analitik, yaitu penelitian yang menggali bagaimana tingkat pengetahuan dan kualitas hidup lansia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pada pasien post operasi dengan yang dirawat di bangsal bedah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan insitusi yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostik dan terapeutik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. setelah dilaksanakan intervensi ( Arikunto, 2006) dengan menggunakan. Intervensi A 1. Bladder training

BAB III METODE PENELITIAN. setelah dilaksanakan intervensi ( Arikunto, 2006) dengan menggunakan. Intervensi A 1. Bladder training BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yaitu quasi eksperimental. Kelompok subyek yang diobservasi setelah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik yayasan Muhammadiyah yang terletak di jalan Wates KM 5,5,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam macamnya, diantaranya ada rumah sakit, Puskesmas, dokter keluarga. Rumah sakit memberikan pelayanan

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada 5 bangsal yang bernama bangsal Firdaus, bangsal Naim, bangsa Wardah, bangsal Zaitun, dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang menyatakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktek keperawatan di indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisme yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan global dan lokal. Masalah yang sering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN Roschidah Putri Rizani 1, Sudarti 2, Urip Tugiyarti 3, M.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

Sistem Penghargaan dan Rasio Perawat Pasien dengan Kinerja Perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Sistem Penghargaan dan Rasio Perawat Pasien dengan Kinerja Perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Sistem Penghargaan dan Rasio Perawat Pasien dengan Kinerja Perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul Habibur Rochman

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU PAREPARE Sandra Aswar 1, St. Hamsinah 2, Adriani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah sakit Islam Kendal adalah rumah sakit swasta yang dikelola oleh amal usaha muhammadiyah. Rumah sakit tipe C yang sudah terakreditasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Sub bagian Tumbuh Kembang Anak. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian non eksperimental. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 adalah upaya peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan melalui pengembangan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: ENDANG PANISIH J

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: ENDANG PANISIH J HUBUNGAN ANTARA UMUR, PENDIDIKAN, MASA KERJA DENGAN PERILAKU PERAWAT KETIKA MEMBERIKAN OBAT ORAL KEPADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 Erni Yuliastuti 1, Rafidah 2, Hapisah 3 ABSTRAK Partograf sebagai alat bantu dalam pemantauan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASKES DAN PASIEN UMUM DALAM MENERIMA KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATANDI INSTALANSI RAWAT INAP KELAS II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL MUFLIH INTISARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai : Desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, tempat dan waktu penelitian, etika penelitian, tehnik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke-21 yang semakin maju, sudah seharusnya bahwa pendekatan paripurna yang berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien menjadi strategi yang paling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. Pendekatan case control adalah suatu penelitian non-eksperimental yang menyangkut bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan sesuatu ataupun memberikan informasi kepada individu (Suryani, 2006). Komunikasi ini dilakukan setiap hari, karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ENNY ANGGRAENY 201210201017

Lebih terperinci

IVANA KUSUMA PARAHITA J

IVANA KUSUMA PARAHITA J ANALISA KINERJA KEPALA RUANG SETELAH MENDAPAT PELATIHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN MENURUT PERSEPSI STAF KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia, dimana dalam Pasal 25 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan setiap orang berhak atas taraf hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Januari Februari efektif terhadap kelengkapan pengisian Persetujuan Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Januari Februari efektif terhadap kelengkapan pengisian Persetujuan Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.. Tempat Dan Waktu Penelitian. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bedah Asri Jakarta. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada Januari Februari 05

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yaitu descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran khusus Institusi 1. Desktripsi Lingkungan Rumah sakit ini terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta pada koordinat LS : 0,6 o 59 04,8 dan BT : 110 o 21 22,7 yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan Teguh Irawan 1 ; Siwi Sri Widhowati 2 1 Prodi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia, terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit infeksi didapatkan dengan

Lebih terperinci

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Abstrak I. Pendahuluan Tenaga perawat yang merupakan The caring ρrofession mempunyai kedudukan penting

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Ruang Dahlia & Ruang Bougenville Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta yang merupakan rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dalam menemukan ide baru yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu keselamatan pasien atau patient safety merupakan salah satu isu yang dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MUTU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG MELATI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MUTU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG MELATI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MUTU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG MELATI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENELITIAN PERBEDAAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP KEPATUHAN TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Arif Rahman Hakim*, Idawati Manurung**, Yuniastini** Salah satu pembinaan manajemen dengan membuat standar

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN SITI PERMATA SARI LUBIS ABSTRAK Sikap merupakan reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional setiap variabel penelitian. Kerangka konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia keperawatan sejak zaman Florence Nightingale telah menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek profesional keperawatan. Florence Nightingale

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN PASIEN PASCA BEDAH DENGAN GENERAL ANESTESI DIRUANG AL- FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Mei tahun 2017 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi

Lebih terperinci

Nisa khoiriah INTISARI

Nisa khoiriah INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan keperawatan merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan kesehatan di masyarakat adalah perawat. Kualitas pelayanan

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG Seminar Hasil-Hasil Penelitian LPPM UNIMUS 2012 PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG *Siti Nurjanah *Program Studi DIII Kebidanan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran perawat dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat-klien dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi dan reformasi pelayanan kesehatan primer serta penguatan sistem kesehatan melalui sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit perlu mendapatkan penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa pemasangan infus atau

Lebih terperinci