Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 40-42, Jakarta 12190, dalam hal ini memberi kuasa kepada: 1. CATUR RINI WIDOSARI, Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak; 2. BUDI CHRISTIADI, Kasubdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding; 3. FARCHAN ILYAS, Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding; 4. HENDRAWAN, Penelaah Keberatan, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding; Semuanya berkantor di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Nomor 40-42, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-3344/PJ./2014 tanggal 19 November 2014; Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding; melawan: PT RIO TINTO INDONESIA, tempat kedudukan di Menara Anugrah Lt.15, Kantor Taman E 3-3, Jalan Mega Kuningan Lot , Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan 12950; Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Banding; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014 yang telah berkekuatan aia hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pemohon Banding, dengan posita perkara sebagai berikut: Halaman 1 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Maia I. Dasar Hukum Pengajuan Permohonan Banding: II. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang KUP, Pemohon Banding mengajukan Permohonan Banding terhadap KEP- 836/WPJ.19/2013 yang mempertahankan berlakunya SKPKB PPh Pasal 21 yang telah dibuat secara tidak tepat dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan KK PTFI (sebagaimana didefinisikan di bawah ini); Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang KUP, permohonan banding ini diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah KEP-836/WPJ.19/2013 diterima oleh Pemohon Banding pada tanggal 1 Juli 2013, yaitu paling lambat tanggal 31 September 2013; Bahwa karena permohonan banding ini telah diajukan sesuai dengan ketentuan Pasal 27 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang KUP sebagaimana telah diuraikan di atas, maka sudah sepatutnyalah permohonan banding ini diterima dan dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Pajak; Kegiatan Usaha Pemohon Banding: Bahwa pada tanggal 30 Desember 1991, Pemerintah Republia dan PT Freeport Indonesia ("PTFI"), pada saat itu bernama PT Freeport Indonesia Company menandatangani Kontrak Karya ("KK") untuk pengembangan sumber daya mineral di daerah Irian Jaya. Selain mengatur masalah pemberian hak penambangan, KK mengatur hak-hak dan kewajiban di bidang perpajakan yang berlaku bagi para pihak yang terikat pada KK PTFI; Bahwa berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. S-1032/MK.04/1988 tanggal 15 September 1988, KK bersifat Lex Specialis dengan demikian aturan perpajakan yang diatur secara khusus dalam KK PTFI harus diberlakukan meskipun hal itu menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai perpajakan yang berlaku umum. Sepanjang tidak diatur secara khusus dalam KK PTFI, peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku umum dari waktu ke waktu akan tetap diberlakukan kepada PTFI dan Pemohon Banding; Bahwa berdasarkan Pasal 29 KK, Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia dengan suratnya No. 1826/05/M.SJ/1996 tanggal 29 April 1996 aia telah memberikan persetujuan kepada PTFI untuk mengalihkan 40% dari hak dan kewajibannya dalam KK atas hasil ekspansi kepada anak perusahaan RTX Corporation ("RTZ") yang didirikan di Indonesia, yaitu Halaman 2 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Maia PTRTI yang sebelumnya bernama PT RTZ -CRA Indonesia ("Sura t Persetujuan Mentamben Nomor S-1826") (fotokopi salinan terlampir - Lampiran 3); Bahwa pada tanggal 1 April 1996 dengan suratnya No. S-176/KM- 04/1996, Menteri Keuangan Indonesia mengkonfirmasikan bahwa perlakuan perpajakan terhadap PTRTI diperlakukan sama dengan PTFI yaitu tunduk pada KK dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku pada saat KK ditandatangani; Bahwa dengan adanya Surat Persetujuan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor S-1826 tersebut, PTRTI dan PTFI menindaklanjuti dengan menandatangani Participation Agreement pada tanggal 11 Oktober 1996 dengan membentuk unincorporated joint venture. Joint venture ini bukan bentuk badan usaha melainkan wadah yang dibuat antara PTFI dan PTRTI untuk membagi biaya dan pendapatan. Oleh karena itu, PTFI dan PTRTI memiliki masing-masing harta dan kewajiban sedangkan joint venture tidak memiliki harta dan kewajiban; Bahwa maksud didirikannya joint venture tersebut adalah untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi dari fasilitas penambangan dan pengolahan PTFI sebagaimana diatur dalam Participation Agreement; Bahwa dalam joint venture tersebut PTFI bertindak sebagai operator yang melakukan kegiatan atas nama peserta joint venture sebagai berikut: a. Mengatur kegiatan operasi secara keseluruhan; b. Menjual hasil produksi; c. Mengatur sistem pembukuan untuk kegiatan operasi, termasuk menyimpan dokumen pendukung dan penyediaan dokumen cash call, mengelompokkan harta dan mengalokasikan penghasilan usaha; dan d. Kegiatan lainnya yang diatur dalam Participation Agreement; III. Latar Belakang Perkara: Bahwa sebelum Pemohon Banding selaku Pemohon Banding lebih jauh menguraikan alasan koreksi PPh Pasal 21 Masa Pajak Desember 2010 oleh Terbanding yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan perpajakan dan KK PTFI, maka perkenankanlah Pemohon Banding menyampaikan latar belakang perkara yang sudah Pemohon aia Banding kemukakan sebelumnya pada saat keberatan pada Terbanding. Tidak lain maksud Pemohon Banding adalah untuk memberikan fakta dan Halaman 3 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Maia gambaran mengenai uraian yang sebenarnya dan komprehensif terhadap permasalahan yang ada; Bahwa adapun latar belakang dari perkara ini adalah sebagai berikut: 1. Objek Pajak Yang Disengketakan: Bahwa objek pajak yang menjadi pokok sengketa dalam perkara ini adalah penghasilan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap dari Pemohon Banding ("Pegawai") yang ter utang PPh Pasal 21. Berdasarkan ketentuan KK PTFI yang memberlakukan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan ("Pajak Penghasilan Tahun 1984"), terhadap penghasilan Pegawai dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif dan Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagai berikut: Lapisan Penghasilan Kena Pajak sampai dengan Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) di atas Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) di atas Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) Penghasilan Tidak Kena Pajak Untuk Diri Pegawai Tarif Pajak 15% (lima belas persen) 25% (dua puluh lima persen) 35% (tiga puluh lima persen) Rp ,00 (satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah) Bahwa sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Pajak Penghasilan Tahun 1984 yang berlaku pada saat pemotongan pada tahun 2010, terhadap penghasilan Pegawai dikenakan tarif dan Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagai berikut: Lapisan Penghasilan Kena Pajak sampai dengan Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) di atas Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) di atas Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) di atas Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) Penghasilan Tidak Kena Pajak Untuk Diri Pegawai Tarif Pajak 5% (lima persen) 15% (lima belas persen) 25% (tiga puluh lima persen) 30% (tiga puluh lima persen) Rp ,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) Bahwa baik berdasarkan KK PTFI yang memberlakukan Pajak Penghasilan Tahun 1984 maupun peraturan perundang-undangan aia perpajakan umum yang berlaku dari waktu ke waktu, PPh Pasal 21 adalah pajak penghasilan terhutang pihak ketiga. Terbanding dalam lamannya (website) berulang kali memberikan penjelasan dan Halaman 4 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Maia konfirmasi bahwa PPh Pasal 21 adalah pajak penghasilan terutang pihak ketiga. Salah satunya adalah melalui tautan berikut: "Dalam hal kewajiban pembayaran, ada 4 hal yang mesti diperhatikan: (1) WP wajib membayar sendiri pajak terutang, meliputi: pembayaran angsuran Pajak Penghasilan (PPh) setiap bulan (PPh Pasal 25) dan pembayaran kekurangan PPh selama setahun (PPh Pasal 29), (2) WP wajib membayar PPh melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain, meliputi PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15 serta PPh Pasal 26 untuk Wajib Pajak Luar Negeri, (3) WP wajib membayar PPN kepada pihak penjual atau pemberi jasa ataupun kepada pihak yang ditunjuk pemerintah, dan (4) WP wajib membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau melalui perangkat desa"; Bahwa Pemohon Banding sebagai Pemberi kerja hanya berkewajiban memotong PPh Pasal 21 sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan yang berlaku pada saat pemotongan bagi Pegawai; Bahwa tanpa memperhatikan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku tersebut dan KK PTFI sendiri, Terbanding secara keliru memberlakukan ketentuan khusus KK PTFI terhadap PPh Pasal 21 yang merupakan PPh terutang pihak lain yang tidak terikat pada KK PTFI. Dengan demikian, Terbanding mengenakan PPh Pasal 21 yang jumlah pemotongannya lebih tinggi; Bahwa dengan memberlakukan ketentuan khusus KK PTFI terhadap penghasilan pegawai Pemohon Banding, Terbanding telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan KK PTFI sendiri. Karena Ketentuan khusus KK PTFI tidak dapat diberlakukan terhadap pihak ketiga yang tidak terikat pada KK PTFI. Sebagaimana telah diuraikan di atas, PPh Pasal 21 adalah pajak terhutang pihak ketiga. Dengan demikian, terhadap penghasilan pegawai Pemohon Banding harus dikenakan tarif dan ketentuan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku pada saat pemotongan PPh Pasal 21 dilakukan; aia 2. Kronologi: Halaman 5 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Maia Bahwa KPP Wajib Pajak Besar Satu telah melakukan pemeriksaan terhadap kepatuhan perpajakan PTRTI sehubungan dengan PPh Pasal 21 Tahun Sebagai hasil pemeriksaan pajak, KPP Wajib Pajak Besar Satu pada tanggal 10 Mei 2012 telah menerbitkan SKPKB PPh Pasal 21, dimana ditetapkan bahwa Pemohon Banding memiliki pajak berikut sanksi administrasi yang masih harus dibayar sebesar Rp ,00 (dua milyar sembilan ratus delapan puluh juta seratus lima ribu delapan ratus dua puluh tujuh Rupiah) dengan rincian sebagai berikut: URAIAN WAJIB PAJAK (Rp) JUMLAH MENURUT FISKUS (Rp) KOREKSI (Rp) Penghasilan Kena Pajak/DPP PPh Pasal 21 terutang Kredit pajak: - Setoran masa Pajak yang tidak/kurang bayar Sanksi administrasi: Bunga pasal 13(2) KUP Jumlah PPh yang masih harus dibayar Bahwa atas SKPKB PPh Pasal 21 sebesar Rp ,00, Pemohon Banding telah melunasinya pada tanggal 25 Mei 2012 dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ("SSP") tertanggal 25 Mei 2012 sebesar Rp ,00 (Salinan bukti SSP terlampir - Lampiran 4); Bahwa melalui surat Nomor L.21/VII-12/INDO tanggal 31 Juli 2012 (Fotokopi salinan terlampir - lampiran 5), Pemohon Banding telah mengajukan Surat Keberatan kepada Terbanding melalui KPP Wajib Pajak Besar Satu atas dikeluarkannya SKPKB PPh Pasal 21 tersebut; Bahwa pada tanggal 27 Juni 2013, Terbanding telah menerbitkan KEP-836/WPJ.19/2013 yang memutuskan untuk menolak keberatan Pemohon Banding tersebut, namun mengurangkan jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB PPh Pasal 21 dengan perincian sebagai berikut: URAIAN aia Semula (Rp) Ditambah/ (Dikurangi) (Rp) Menjadi (Rp) Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 21 terutang ( ) Kredit pajak (PPh Pasal 21 telah disetor) Halaman 6 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Maia Pajak yang tidak/kurang bayar ( ) Sanksi administrasi: (Bunga Pasal 13(2) KUP) ( ) Jumlah PPh yang masih harus dibayar ( ) Bahwa melalui surat Nomor L.46/VII-13/INDO tanggal 1 Juli 2013, Pemohon Banding meminta Terbanding untuk memberikan keterangan tertulis tentang hasil penelitian keberatan (fotokopi salinan terlampir - Lampiran 6); Bahwa melalui surat Nomor S-2338/WPJ.19/2012 tanggal 18 Juli 2013 (fotokopi salinan terlampir - Lampiran 7), Terbanding memberikan penjelasan kepada Pemohon Banding atas KEP-866/WPJ.19/2013; dan Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (1) dan (3) Undang Undang- KUP sebagaimana diuraikan di atas, bersama surat ini Pemohon Banding mengajukan banding terhadap KEP- 836/WPJ.19/2013 yang pada dasarnya mempertahankan berlakunya SKPKB PPh Pasal 23 yang telah dibuat secara bertentangan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan KK PTFI sendiri; IV. Pembahasan Pokok Sengketa; 1. Alasan Terbanding Melakukan Koreksi Negatif Pajak Penghasilan Pasal 21: Bahwa sesuai dengan surat keterangan tertulis Terbanding Nomor S- 2338/WPJ.19/2012 tanggal 30 Juli 2013, alasan Terbanding dalam mengeluarkan KEP-836/WPJ.19/2013 yang memutuskan untuk menolak keberatan Pemohon Banding, namun mengurangkan jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut: a. Ketentuan perpajakan yang terkait: 1) Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984; 2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 tahun 1985 tanggal 13 November 1985 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984; 3) Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 356/KMK.04/1986 tanggal 10 Mei 1986 tentang Pelaksanaan Pemotongan Pajak aia Penghasilan atas Penghasilan sehubungan dengan Pekerjaan dari Tenaga Ahli atau Persekutuan Tenaga Ahli sebagai Wajib Pajak dalam negeri berupa honorarium atau pembayaran lain; Halaman 7 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Maia 4) Keputusan Terbanding Nomor KEP-106/PJ.431/1991 tanggal 14 Maret 1991 tentang Buku Petunjuk Pemotongan Penghasilan atas Pembayaran Gaji, Upah, Honorarium dan Lain-lain sehubungan dengan pekerjaan atau jasa pribadi Tahun 1991 dan selanjutnya (Buku Petunjuk Pemotongan PPh Pasal 21 dan Pasal 26); dan 5) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 34/133.22/1988 tanggal 1 Oktober 1988 tentang Ketentuan Perpajakan dalam Kontrak Karya Pertambangan; b. Penelitian terhadap KK dan sesuai Surat Menteri Keuangan Nomor S-176/KM-04/1996 tanggal 1 April 1996 tentang permohonan tax ruling atas perlakuan perpajakan kerjasama antara PTFI dengan PTRTI disampaikan penegasan bahwa: 1) Mengingat ketentuan yang diatur dalam KK mempunyai kekuatan yang sama dengan undang-undang dan pengalihan tersebut pada butir 3 telah mendapat persetujuan dari Menteri Pertambangan dan Energi tanggal 28 Maret 1995 Nomor 1048/03/M.S)/1995 berdasarkan Pasal 29 KK, maka Pemohon Banding dapat menyetujui perlakuan perpajakan terhadap PTRTI diperlakukan sama dengan PTFI yaitu tunduk pada KK PTFI; 2) Untuk selanjutnya agar PTFIC dan PTRTZ masing-masing harus mempunyai NPWP dan harus memenuhi kewajiban perpajakan masing-masing secara terpisah sesuai dengan penghasilan masing-masing; c. Berdasarkan CoW between The Government of The Republic of Indonesia dan PTFI yang disepakati di Jakarta pada tanggal 30 Desember 1991 antara lain diatur: 1) Berdasarkan Pasal 13 KK tentang Pajak-Pajak dan Lain-lain Kewajiban Keuangan disebutkan: "Dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini, Perusahaan harus membayar kepada Pemerintah dan harus memenuhi kewajiban-kewajiban pajaknya seperti ditetapkan sebagai berikut: aia (iv) kewajiban memotong atas Pajak Penghasilan Karyawan"; 2) Pasal 13 angka 4 huruf (i) KK menyebutkan: Halaman 8 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Maia Perusahaan berkewajiban untuk memotong dan menyetorkan pajak penghasilan atas penghasilan pegawai perusahaan berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983; 3) Pasal 32 KK tentang Pilihan Hukum menyebutkan antara lain: "1. Kecuali ditetapkan lain dalam Persetujuan ini, pelaksanaan dan operasi Persetujuan ini akan diatur, tunduk kepada dan ditafsirkan sesuai dengan hukum Republia yang saat ini berlaku"; d. Pemberlakuan KK terhadap Pemohon Banding merupakan penerapan kaidah lex spesialis derogat lex generalis yang artinya undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undangundang yang bersifat umum; e. Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 34/P3.22/1988 tanggal 1 Oktober 1988 juga ditegaskan bahwa ketentuan perpajakan yang diatur dalam KK Pertambangan yang telah disetujui oleh Pemerintah diberlakukan ketentuan khusus (special treatment/lex specialist). Dengan perkataan lain, Undang- Undang Perpajakan berlaku secara umum kecuali diatur secara khusus dalam KK yang telah disetujui pemerintah tersebut; f. Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan maka diketahui bahwa tarif pemotongan pajak penghasilan atas gaji, upah, dan honorarium adalah sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, sedangkan tata cata pemotongan atas pembayaran gaji, upah, honorarium dan lain-lain sehubungan dengan pekerjaan atau jasa lain yang diberikan tersebut dituangkan dalam buku petunjuk yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak; g. Bahwa berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dan Pasal 13 KK maka ketentuan perpajakan yang berlaku saat KK ditandatangani tanggal 30 Desember 1991, terkait dengan tata cata pemotongan atas pembayaran gaji, upah dan honorarium dan lain-lain sehubungan dengan pekerjaan atau jasa lain yang diberikan adalah Keputusan Terbanding Nomor KEP- aia 106/PJ.431/1991 tanggal 14 Maret 1991 tentang Buku Petunjuk Pemotongan Penghasilan atas Pembayaran Gaji, Upah, Honorarium dan Lain-lain sehubungan dengan pekerjaan atau Halaman 9 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Maia Jasa Pribadi tahun 1991 dan selanjutnya (Buku Petunjuk Pemotongan PPh Pasal 21 dan Pasal 26); h. Pada saat penandatanganan penandatanganan KK telah berlaku KEP-106/P3.431/1991 tanggal 14 Maret 1991 tentang Buku Petunjuk Pemotongan Penghasilan atas Pembayaran Gaji, Upah, Honorarium dan Lain-lain sehubungan dengan pekerjaan atau Jasa Pribadi tahun 1991 dan selanjutnya (Buku Petunjuk Pemotongan PPh Pasal 21 dan Pasal 26); i. Oleh karena itu Terbanding berpendapat bahwa pada saat KK ditandatangani yaitu tanggal 30 Desember 1991, telah terdapat penyesuaian terhadap biaya jabatan, besarnya PTKP dan tata cara penghitungan atas pemotongan pajak penghasilan atas Pembayaran Gaji, Upah, Honorarium dan Lain-lain sehubungan dengan pekerjaan atau Jasa Pribadi, sebagaimana yang diatur dalam KEP-106/P1431/1991 tanggal 14 Maret 1991; j. Selisih objek pajak disebabkan equalisasi antara objek pajak yang dilaporkan Pemohon Banding pada SPT Tahunan PPh Pasal 21 dan SPT Masa PPh Pasal 21 Masa Pajak Desember 2010 dengan biaya; 2. Pendapat Pemohon Banding: Bahwa alasan-alasan Terbanding di atas merupakan penjelasan mengenai ketentuan perpajakan dalam KK PTFI yang berlaku khusus dan mengesampingkan ketentuan perpajakan yang berlaku umum. Namun Terbanding tidak dapat menunjukkan dasar hukum, dan oleh karenanya tidak dapat menjelaskan bagaimana ketentuan khusus KK PTFI tersebut dapat diterapkan kepada pegawai Pemohon Banding sebagai pihak ketiga yang tidak terikat pada KK PTFI. Penjelasan tersebut mutlak diperlukan karena PPh Pasal 21 adalah PPh terutang pihak ketiga, bukan PPh terhutang Pemohon Banding; Bahwa dengan demikian, tindakan Terbanding yang memberlakukan ketentuan khusus KK PTFI terhadap PPh Pasal 21, yang merupakan pajak terutang pihak ketiga, jelas-jelas bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan KK PTFI itu sendiri; Bahwa berikut ini adalah pembahasannya secara lebih rinci: aia a. PPh Pasal 21 adalah pajak terutang pihak ketiga dan bukan pajak terutang Pemohon Banding; Halaman 10 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Maia Bahwa sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang, baik berdasarkan: i. ketentuan khusus KK PTFI yang memberlakukan Pajak Penghasilan Tahun 1984; maupun ii. peraturan perundang-undangan perpajakan umum yang berlaku dari waktu ke waktu, PPh Pasal 21 adalah pajak penghasilan terhutang pihak ketiga. Dalam Iamannya, Terbanding sendiri telah mengkonfirmasikan bahwa PPh Pasal 21 adalah pajak terutang pihak ketiga. Pemohon Banding sebagai pemberi kerja hanya berkewajiban untuk memotong sesuai dengan peraturan perundang-undangan umum yang berlaku pada saat pemotongan bagi pegawai Pemohon Banding yang merupakan pihak ketiga dalam KK PTFI. Pada Desember 2010, peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi penghasilan pegawai Pemohon Banding adalah adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008; b. Pemberlakuan KK PTFI kepada pegawai Pemohon Banding sebagai pihak ketiga dalam KK PTFI adalah bertentangan dengan Pasal 1338 dan Pasal 1340 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP); Bahwa sesuai dengan Pasal 32 KK PTFI yang telah dikutip oleh Terbanding sendiri, penafsiran KK PTFI harus tunduk dan dilakukan berdasarkan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia pada saat KK PTFI ditandatangani. Dengan demikian, KK PTFI sebagai sebuah dokumen kontrak harus menaati prinsipprinsip dasar keberlakuan kontrak yang diatur dalam KUHP yang telah ada dan berlaku pada saat KK PTFI ditandatangani. Pemberlakuan KK kepada pegawai Pemohon Banding yang bukan pihak dalam KK telah melanggar prinsip-prinsip dasar keberlakuan kontrak berdasarkan Pasal 1338 dan Pasal 1340 KUHP yang menyatakan sebagai berikut: Pasal 1338: Semua persetujuan dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. aia Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang Halaman 11 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Maia ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik; Pasal 1340: Persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya. Persetujuan tidak dapat merugikan pihak ketiga, persetujuan tidak dapat memberi keuntungan kepada pihak ketiga selain dalam hal yang ditentukan dalam Pasal 1317; Bahwa pemberlakuan ketentuan KK PTFI kepada pegawai dari Pemohon Banding jelas-jelas bertentangan dengan ketentuan Pasal 1338 KUHP, karena pegawai tersebut tidak terikat kepada dan bukan pihak dalam KK PTFI. Pemberlakuan KK PTFI kepada pemberi jasa juga jelas-jelas bertentangan dengan ketentuan Pasal 1340 karena pegawai Pemohon Banding akan mengalami kerugian-kerugian karena dipotong PPh 21 yang lebih besar sebagai akibat pengenaan: a. batas Penghasilan tidak kena pajak dan biaya jabatan yang lebih rendah; b. lapisan tarif pajak lebih sempit; c. tarif yang lebih tinggi; Bahwa meskipun pada akhir tahun pajak pemotongan PPh Pasal 21 ini dapat diperhitungkan kembali dan dikreditkan oleh Pegawai yang bersangkutan, namun pada akhirnya mengakibatkan kelebihan pembayaran PPh 21 yang jauh lebih besar. Dengan kata lain, Pegawai akan mengalami kerugian waktu (loss of time value); c. Pemberlakuan ketentuan KK PTFI atas PPh Pasal 21 yang merupakan pajak terutang pihak ketiga oleh Terbanding bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.011/2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Kewajiban Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan Yang Terutang Kepada Pihak Lain Oleh Perusahaan Yang Terikat Dengan Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, Atau Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan (PMK 39/PMK.011/2013) (fotokopi salinan terlampir - Lampiran 8); aia i. Dalam surat Nomor S-2338/WP3.19/2013 tanggal 18 Juli 2013 mengenai penjelasan dikeluarkannya KEP-836/WPJ.19/2013, Terbanding tidak dapat menunjukkan dasar hukum, dan oleh Halaman 12 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Maia karenanya tidak dapat menjelaskan bagaimana ketentuan khusus KK PTFI dapat diberlakukan untuk perhitungan PPh Pasal 21 yang merupakan PPh terutang pihak lain yang tidak terikat pada KK PTFI. Bukan saja tidak dapat menunjuk dasar hukumnya, tindakan Terbanding yang memberlakukan ketentuan khusus KK PTFI terhadap PPh Pasal 21, yang merupakan pajak terutang pihak ketiga, bertentangan dengan PMK 39/PMK.011/2013; ii. PMK 39/PMK.011/2013 memberikan klarifikasi dan konfirmasi bahwa: i. Wajib Pajak pemegang kontrak bagi hasil, kontrak karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan Pertambangan seperti Pemohon Banding hanya berkewajiban sebagai pemungut/pemotong PPh yang terutang kepada pihak lain seperti PPh Pasal 21. Di bawah ini adalah kutipan dari Pasal 1 dari PMK 39/PMK.011/2013: Pasal 1: Wajib Pajak yang terikat kontrak bagi hasil, kontrak karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan Pertambangan wajib melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan yang terutang kepada pihak lain; ii. Ketentuan dan tarif yang berlaku atas PPh terhutang kepada pihak lain adalah peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku umum pada saat pemotongan dan bukan berdasarkan ketentuan khusus berdasarkan kontrak karya, kontrak bagi hasil ataupun perjanjian kerjasama. Di bawah ini adalah kutipan dari Pasal 2 dari PMK 39/PMK.011/2013: Pasal 2: Pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud Pasal 1 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku pada saat kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan harus dilakukan; aia iii. Dengan telah diundangkannya PMK 39/PMK.011/2013 ini, seharusnya Terbanding tidak perlu lagi mengeluarkan keputusan yang bertentangan dengan 39/PMK. 011/2013, Halaman 13 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Maia karena Kementerian Keuangan yang merupakan instansi yang membawahi Terbanding telah mengklarifikasikan dan mengkonfirmasikan masalah ini dengan sangat gamblang; d. Pemberlakuan ketentuan KK PTFI atas PPh Pasal 21 bertentangan dengan penjelasan tertulis Terbanding sendiri; Bahwa selain jelas-jelas bertentangan dengan PMK- 39/PMK.011/2013, pemberlakuan ketentuan KK PTFI atas PPh Pasal 21 yang merupakan pajak terutang pihak ketiga oleh Terbanding juga bertentangan dengan surat Terbanding sendiri kepada PTFI Nomor S-1289/PJ.031/2010 tanggal 1 Oktober 2010 (fotokopi salinan terlampir-lampiran 9) yang menyatakan sebagai berikut: "...Kontrak berlaku bagi para pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian tersebut. Penafsiran pembayaran pajak dalam mata uang dollar AS pada Pasal 13 (iii) KK PTFI dan pemerintah merujuk pada pembayaran pajak yang merupakan kewajiban perpajakan Pemohon Banding itu sendiri, yaitu untuk pembayaran PPh Pasal 25, PPh Pasal 29 dan PPh Final yang dibayar Wajib Pajak sendiri, bukan kewajiban pajak subjek pajak lain..."; e. KK PTFI berlaku sebagai ketentuan yang bersifat Khusus (Lex Specialis) Pemohon Banding setuju dengan Terbanding bahwa ketentuan perpajakan KK PTFI berlaku sebagai ketentuan yang bersifat khusus terhadap ketentuan perpajakan yang bersifat umum. Tetapi, seperti yang telah diuraikan di atas, ketentuan perpajakan KK PTFI yang bersifat khusus tersebut hanya berlaku bagi pihak yang terikat dalam KK PTFI, dan tidak kepada pihak ketiga lainnya seperti pemberi jasa kepada Pemohon Banding; f. Pemohon Banding telah tunduk dan melaksanakan ketentuan perpajakan KK PTFI yang berlaku secara khusus (lex specialis) sebagai pihak yang terikat dalam KK PTFI Pemohon Banding telah tunduk dan memenuhi ketentuan perpajakan sebagaimana yang diatur secara khusus (lex specialis) dalam KK PTFI, yang juga berlaku bagi Pemohon Banding sebagai pemegang kepentingan (interest holder) KK PTFI, (bukan sebagai subsidiary aia PTFI sebagaimana diuraikan dalam surat Nomor S- 2338/WPJ.19/2013 tanggal 18 Juli 2013 tentang penjelasan KEP- 836/WPJ.19/2013 sesuai penegasan dari Menteri Keuangan Halaman 14 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Maia dengan suratnya Nomor S-176/KM-04/1996 tanggal 1 April Oleh karenanya, pajak-pajak yang terkait langsung dengan Pemohon Banding dilaksanakan sesuai ketentuan dalam KK PTFI dan ketentuan perpajakan pada saat KK PTFI ditandatangani. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengenaan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pemohon Banding, dalam hal ini PPh Badan, mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai KK PTFI, yakni Undang-Undang Pajak Penghasilan Tahun 1984: Lapisan Penghasilan Kena Pajak sampai dengan Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) di atas Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) di atas Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) Tarif Pajak 15% (lima belas persen) 25% (dua puluh lima persen) 35% (tiga puluh lima persen) g. Penafsiran Terbanding yang memberlakukan KK PTFI atas PPh Pasal 21 yang merupakan PPh terutang ketiga akan membuat perusahaan tambang tidak kompetitif dalam mendapatkan Pegawai yang potensial; Bahwa apabila penafsiran Terbanding dipaksakan untuk diterapkan (quad-non), maka calon akan enggan untuk bekerja di perusahaan tambang karena akan dipotong PPh Pasal 21 yang jauh lebih tinggi. Dengan demikian, perusahaan tambang akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan Pegawai yang berkualitas; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon Banding mohon agar Pengadilan Pajak memberikan putusan sebagai berikut: 1. Menerima banding dari Pemohon Banding yang telah diajukan dengan Pasal 27 ayat (1) dan (3) U ndang-undang KUP, yaitu banding terhadap sebuah Surat Keputusan Keberatan KEP-836/WPJ.19/2013 dan diajukan dalam tenggang waktu 3 (tiga) bulan sejak KEP -836/WPJ.19/2013 diterima oleh Pemohon Banding; 2. Mengabulkan seluruhnya permohonan banding dari Pemohon Banding dan menyatakan KEP-836/WPJ.19/KP.19/2013 batal demi hukum sehingga PPh Pasal 21 Masa Desember 2010 menjadi sebagai berikut: PPh Pasal 21 yang terutang Rp Kredit Pajak (PPh Pasal 21 telah disetor) Rp aia Pajak yang kurang dibayar Rp Bunga Pasal 13(2) KUP Rp Jumlah PPh yang masih harus dibayar Rp Halaman 15 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Maia 3. Apabila Hakim Majelis Pengadilan Pajak berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut: Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-836/WPJ.19/2013 tanggal 27 Juni 2013 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak Desember 2010 Nomor 00014/201/10/091/12 tanggal 10 Mei 2012, atas nama: PT Rio Tinto Indonesia, NPWP , beralamat di Menara Anugrah Lt.15, Kantor Taman E 3-3, Jalan Mega Kuningan Lot , Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan 12950, sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak Desember 2010 yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut: Dasar Pengenaan Pajak Rp ,00 Pajak Terutang Rp ,00 Kredit Pajak Rp ,00 PPh yang kurang dibayar Rp ,00 Sanksi Pasal 13 ayat (2) KUP Rp ,00 Jumlah yang masih harus dibayar Rp ,00 Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014, diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 9 September 2014 kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-3344/PJ./2014 tanggal 19 November 2014 diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan Pengadilan Pajak pada tanggal 2 Desember 2014 sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Peninjauan Kembali Nomor PKA-I.3842/PAN/2014 yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Pajak dengan disertai alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal itu juga; Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada tanggal 29 Juli 2016, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya tidak diajukan jawaban aia sampai batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Tata Cara Pengajuan Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan Pajak; Halaman 16 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Maia Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 juncto Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima; ALASAN PENINJAUAN KEMBALI Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasan peninjauan kembali yang pada pokoknya sebagai berikut: I. Tentang Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali: Bahwa Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014 telah dibuat dengan tidak memperhatikan ketentuan yuridis formal atau mengabaikan fakta yang menjadi dasar pertimbangan dalam koreksi yang dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding), sehingga menghasilkan putusan yang tidak adil dan tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Oleh karenanya Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014 diajukan Peninjauan Kembali berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak: Permohonan Peninjauan Kembali dapat diajukan berdasarkan alasan sebagai berikut: e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; II. Tentang Formal Jangka Waktu Pengajuan Memori Peninjauan Kembali: 1. Bahwa Salinan Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014, atas nama PT Rio Tinto Indonesia (Termohon Peninjauan Kembali/semula Pemohon Banding), telah diberitahukan secara patut dan dikirimkan oleh Pengadilan Pajak kepada Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) melalui surat Sekretariat Pengadilan Pajak Nomor aia P.1294/PAN/2014 tertanggal 3 September 2014 dan diterima secara langsung pada tanggal 11 September 2014 sesuai Tanda Terima Halaman 17 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Maia Surat TPST Direktorat Jenderal Pajak Nomor Dokumen ; 2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf e dan Pasal 92 ayat (3) juncto Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Pengadilan Pajak, maka pengajuan Memori Peninjauan Kembali atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014 ini masih dalam tenggang waktu yang diizinkan oleh Undang-Undang Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya antara tenggang waktu pengiriman/pemberitahuan Putusan Pengadilan Pajak tersebut dengan Permohonan Peninjauan Kembali ini belum lewat waktu sebagaimana telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah Memori Peninjauan Kembali ini diterima oleh Maik Indonesia; III. Tentang Pokok Sengketa Pengajuan Peninjauan Kembali: Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan Kembali ini adalah: Tentang sengketa atas koreksi Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp ,00 yang tidak dipertahankan oleh Majelis Hakim Pengadilan; IV. Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali: Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54501/PP/M.IB/10/2014 tanggal 20 Agustus 2014, maka dengan ini menyatakan sangat keberatan atas Putusan Pengadilan Pajak tersebut, karena pertimbangan hukum yang keliru dan telah mengabaikan faktafakta hukum (rechtsfeit) dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dalam pemeriksaan Banding di Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya telah membuat suatu kekhilafan baik berupa error facti maupun error juris dalam membuat pertimbangan-pertimbangan hukumnya, sehingga pertimbangan hukum dan penerapan dasar hukum yang telah digunakan menjadi tidak tepat serta menghasilkan putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan (contra legem), khususnya peraturan perundang-undangan perpajakan aia yang berlaku; Halaman 18 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Maia 1. Bahwa pendapat Majelis Hakim Pengadilan Pajak atas sengketa peninjauan kembali ini sebagaimana tertuang dalam putusan a quo, antara lain berbunyi sebagai berikut: Halaman 43-44: Bahwa Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang -Undang Hukum Perdata mengatur bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya; Bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata: 1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. suatu hal tertentu; 4. suatu sebab yang halal; Bahwa Majelis berpendapat, berdasarkan Pasal 1338 dan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata a quo maka perjanjian/kontrak tersebut tidak dapat mengikat pihak ketiga dan tidak boleh merugikan pihak ketiga yang tidak mengikatkan diri pada perjanjian tersebut, sehingga Majelis berpendapat ketentuan lex specialis dalam Kontrak Karya hanya berlaku dan i mengikat para pihak yang mengikatkan diri dalam kontrak, dalam hal ini Pemerintah RI dengan Indonesia termasuk Pemohon Banding yang ikut berpartisipasi; PT Freeport Bahwa Majelis berpendapat, pegawai Pemohon Banding merupakan pihak lain/pihak ketiga yang tidak terikat dengan ketentuan dalam kontrak karya, akan tetapi tunduk pada Undang-Undang. Perpajakan yang berlaku pada saat dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 oleh Pemohon Banding yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008; Bahwa Majelis berpendapat, dalam hal pajak yang menjadi kewajiban pihak ketiga, kewajiban Pemohon Banding adalah melakukan pemotongan dan penyetoran pajak atas pembayaran yang terutang pajak berdasarkan Pasal 13 angka 4 ayat (i) Kontrak Karya; bahwa Majelis berpendapat, Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Wajib aia Pajak orang pribadi dalam negeri untuk tahun 2010, tarif yang berlaku adalah tarif sesuai Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah Halaman 19 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori Putusan Maia terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, dengan tarif sebagai berikut: Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) 5% (lima persen) Di atas Rp (lima puluh juta rupiah) s.d. 15% (lima belas persen) Rp (dua ratus lima puluh juta rupiah) Di atas Rp (dua ratus lima puluh juta rupiah) 25% (lima belas persen) s.d. Rp (lima ratus juta rupiah) Di atas Rp (lima ratus juta rupiah) 30% (tiga puluh persen) Bahwa Majelis berpendapat, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan pegawai oleh Pemohon Banding dengan tarif sesuai Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008, adalah sudah tepat; Bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak Januari- Desember 2005 sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan; 2. Bahwa ketentuan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar pengajuan Peninjauan Kembali dalam perkara a quo adalah sebagai berikut: 2.1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut dengan UU Pengadilan Pajak), antara lain mengatur sebagai berikut: Pasal 69 ayat (1): Alat bukti dapat berupa: a. surat atau tulisan; b. keterangan ahli; c. keterangan para saksi; d. pengakuan para pihak, dan/atau e. pengetahuan Hakim; Penjelasan: Pengadilan Pajak menganut prinsip pembuktian bebas. Majelis atau Hakim Tunggal sedapat mungkin mengusahakan bukti berupa surat atau tulisan sebelum menggunakan alat bukti lain; aia Pasal 77 ayat (3): Halaman 20 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori Putusan Maia Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali atas Putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung; Pasal 76: Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1); Memori penjelasan Pasal 76 menyebutkan: Pasal ini memuat ketentuan dalam rangka menentukan kebenaran materiil, sesuai dengan asas yang dianut dalam Undang-Undang Perpajakan; Oleh karena itu, Hakim berupaya untuk menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian, penilaian yang adil bagi para pihak dan sahnya bukti dari fakta yang terungkap dalam persidangan, tidak terbatas pada fakta dan hal-hal yang diajukan oleh para pihak; Dalam persidangan para pihak tetap dapat mengemukakan hal baru, yang dalam Banding atau Gugatan, Surat Uraian Banding, atau bantahan, atau tanggapan, belum diungkapkan; Pemohon Banding atau Penggugat tidak harus hadir dalam sidang, karena itu fakta atau hal-hal baru yang dikemukakan terbanding atau Tergugat harus diberitahukan kepada Pemohon Banding atau Penggugat untuk diberikan jawaban; Pasal 78: Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim; Memori penjelasan Pasal 78 menyebutkan: Keyakinan Hakim didasarkan pada penilaian pembuktian dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan; Pasal 91 huruf c dan huruf e: Permohonan peninjauan kembali hanya dapat diajukan aia berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut: c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut, kecuali yang diputus Halaman 21 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 21

22 Direktori Putusan Maia berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan c; e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2.2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, antara lain mengatur sebagai berikut: Pasal 21 ayat (1): Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh: a. pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai; b. bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan; c. dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun; d. badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas; dan e. penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan; Pasal 33 A ayat (4): Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum, dan pertambangan lainnya berdasarkan Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian kerja sama pengusahaan pertambangan yang masih berlaku pada saat berlakunya Undang-Undang ini, aia dihitung berdasarkan ketentuan pajaknya dalam kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan Halaman 22 dari 36 halaman. Putusan Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor. 60/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1786/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 760/B/PK/Pjk/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 2134/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1094/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak sebagai berikut dalam perkara:

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 415/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1716/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 446/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 654/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 595/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 581/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor: 156/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa pokok sengketa dalam banding ini adalah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 133/B/PK/PJK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286/B/PK/PJK/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Pajak dalam permohonan Peninjauan Kembali

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 584/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1129/B/PK/PJK/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 60/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007 P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sela sebagai berikut

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 515/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1741/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.42727/PP/M.I/15/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Penghasilan Badan : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015; Putusan Nomor : 72832/PP/M.IIIA/99/2016 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 129/B/PK/PJK/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak : Put-44300/PP/M.I/15/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 247 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan Tergugat Nomor

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1935/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP) SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014 Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : Pajak Penghasilan Pasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011 Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/1/216 Jenis Pajak : PPh Pasal 21 Tahun Pajak : 211 Pokok Sengketa Pemohon Banding Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Koreksi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, DAN/ATAU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Pengugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013; Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-52546/PP/M.XVA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan No.1645, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Sanksi Administrasi. Pengurangan. Pajak Bumi dan Bangunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN

Lebih terperinci

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut: Direktori : PUT. Putusan 44513/PP/M.XIV/15/2013 Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5268 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162) I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

: 1. Sengketa Dasar Hukum Penerbitan SKPKB Berdasarkan Verifikasi

: 1. Sengketa Dasar Hukum Penerbitan SKPKB Berdasarkan Verifikasi Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85810/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jalan Medan Merdeka Utara No. 9 13 JAKARTA PUSAT PETIKAN PUTUSAN PASAL 226 KUHAP Nomor 434 K/PID/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, pos Penghasilan Luar Usaha

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 1710/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 663 PK/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada peninjauan kembali telah memutus sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 977 K/Pdt/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB VII PERADILAN PAJAK BAB VII PERADILAN PAJAK A. Peradilan Pajak 1. Pengertian Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi Terbanding

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 403 /B/PK/Pjk/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci