Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 4042, Jakarta 12190, dalam hal ini memberikan kuasa kepada: 1. Catur Rini Widosari, jabatan Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak; 2. Budi Christiadi, jabatan Kasubdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding; 3. Heru Marhanto Utomo, jabatan Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding; 4. Puji Rahayu, jabatan Penelaah Keberatan, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU75/PJ./2013, tanggal 08 Januari 2013; Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding; melawan: PT. IDS ELITE, beralamat di Jalan Senayan Nomor 34 Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beralamat keputusan di Jalan Gelong Baru Selatan V Nomor 1, Tomang, Jakarta Barat; Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Banding; Mahkamah Agung tersebut; Membaca suratsurat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari suratsurat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding, telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.40491/PP/ M.V/16/2012, tanggal 03 Oktober 2012, yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai ahkamaa Pemohon Banding, dengan posita perkara sebagai berikut: Halaman 1 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa Menimbang, bahwa Pemohon Banding dalam Surat Banding Nomor 02/VII/11 tanggal 19 Juli 2011, pada pokoknya mengemukakan halhal sebagai berikut: Bahwa Pemohon Banding mengajukan banding atas Keputusan Terbanding Nomor KEP251/WPJ.05/2011 tanggal 27 April 2011 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP yang Pemohon Banding terima pada tanggal 2 Mei 2010; Bahwa Pemohon Banding tidak dapat menerima dan menyatakan tidak setuju terhadap Keputusan tersebut yang berisi penolakan atas Surat Keberatan Pemohon Banding Nomor 02/IV/10 tanggal 27 April 2010 atas SKPKB Nomor 00073/207/05/036/10 tanggal 2 Februari 2010 Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2005; Bahwa pada dasarnya Keputusan Terbanding tersebut tetap mempertahankan SKPKBPPN terkait yang dapat dirinci sebagai berikut: Uraian Pajak Pertambahan Nilai a. Ekspor b. PPN tidak dipungut c. Pajak Keluaran Kepada Pemungut d. Pajak Keluaran Dipungut Sendiri e. Pajak Masukan f. Kompensasi dari masa sebelumnya PPN yang disetor Kurang (Lebih) dibayar Telah dikompensasikan ke masa berikutnya Kurang (Lebih) dibayar Sanksi administrasi: Kenaikan Pasal 13 (3) KUP PPN yang masih harus (lebih) dibayar Jumlah Rupiah Menurut Pemohon Banding Terbanding Koreksi 19, ,557, , ,00 ( ) ,00 Bahwa alasan banding Pemohon Banding adalah: ahkamaa , , , ,00 183,244,886,00 ( ,00) 514,842,749,00 698, ,00 ( ,00) ,00 514, ,00 514, , ,685, , ,00 1,029, Bahwa pada dasarnya pengajuan banding Pemohon Banding tidak berbeda dengan isi dan maksud Surat Keberatan Pemohon Banding yang telah Pemohon Banding ajukan; Bahwa dalam banding ini Pemohon Banding ingin memberikan penegasan sebagai berikut: 1. Bahwa kegiatan produksi benar memang berlokasi di Banjarmasin, yang kemudian karenanya oleh Terbanding disebut sebagai cabang ; Bahwa perlu ditegaskan bahwa secara struktur organisasi, manajemen perusahaan tidak pernah menggariskan bahwa lokasi pengolahan produksi di Banjarmasin sebagai cabang perusahaan atau dengan kata lain Banjarmasin sama sekali bukan merupakan kantor cabang perusahaan; Halaman 2 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa 2. Bahwa Surat Keberatan Pemohon Banding memang terdapat katakata... karena kami melakukan pemusatan PPN di Jakarta... ; Bahwa perlu Pemohon Banding tegaskan disini bahwa kalimat tersebut sama sekali bukan dimaksudkan atau mengandung arti bahwa perusahaan memiliki cabang di Banjarmasin, bahwa namun sesuai faktanya yang ingin Pemohon Banding katakan sesungguhnya bahwa semua kegiatan administrasi perusahaan (termasuk PPN) dipusatkan di Jakarta dan oleh karena itu segala pelaporan perpajakannya juga dilakukan di Jakarta (Pemohon Banding menyebutnya sebagai dipusatkan di Jakarta ) tentu saja kecuali pelaporan PPh Pasal 21 yang merupakan keharusan dilaporkan di KPP setempat (Banjarmasin); 3. Bahwa cara penyelenggaraan perusahaan yang telah Pemohon Banding jalankan ini sungguh pada tahuntahun sebelumnya telah dapat dipahami dan juga dapat diterima oleh pihak Terbanding; Bahwa sesuai dengan penjelasan tersebut di atas dan sejalan dengan Surat Keberatan yang telah Pemohon Banding ajukan, maka Pemohon Banding mohon agar Pengadilan Pajak membatalkan Keputusan Terbanding Nomor KEP251/WPJ.05/2011 tanggal 27 April 2011 dan menetapkan kembali sebagaimana yang telah Pemohon Banding laporkan sesuai dengan SPT Pemohon Banding sebagai berikut: No Uraian Pajak Pertambahan Nilai a. Ekspor b. PPN tidak dipungut c. Pajak Keluaran Kepada Pemungut d. Pajak Keluaran Dipungut Sendiri e. Pajak Masukan f. Kompensasi dari Masa sebelumnya Kurang (Lebih) dibayar Telah dikompensasikan ke masa berikutnya Kurang (Lebih) dibayar Sanksi administrasi : Kenaikan Pasal 13 (3) KUP PPN yang masih harus (lebih) dibayar Jumlah Rupiah Menurut Pemohon Banding ,00 ( ) ,00 0 ahkamaa Halaman 3 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N 0 0 Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa dengan kata lain mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding; Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.40491/PP/M.V/16/2012, tanggal 03 Oktober 2012, yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut: MENGADILI Menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP251/WPJ.05/2011, tanggal 27 April 2011 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2005 Nomor 00073/207/05/036/10 tanggal 2 Februari 2010, atas nama: PT IDS Elite, NPWP: alamat: Jalan Gelong Baru Selatan V Nomor 1 Tomang, Jakarta Barat, dengan perhitungan menjadi sebagai berikut: Dasar Pengenaan Pajak : a. Atas Penyerahan Barang dan Jasa yang terutang PPN : a.1. Ekspor Rp ,00 a.2. Penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri Rp. 0,00 a.3. Penyerahan yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN Rp. 0,00 a.4. Penyerahan yang PPNnya tidak dipungut Rp. 0,00 a.5. Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN Rp. 0,00 a.6. Jumlah Rp ,00 b. Atas penyerahan Barang dan Jasa yang tidak terutang PPN Rp. 0,00 c. Jumlah seluruh penyerahan Rp ,00 d. Atas Impor BKP, Pemanfaatan BKP/JKP, Pemungutan Pajak oleh Pemungut Pajak dan Kegiatan Membangun Sendiri Rp. 0,00 Penghitungan PPN Kurang Bayar/Lebih Bayar : a. PPN yang harus dipungut/dibayar sendiri Rp. 0,00 b. Dikurangi : b.2. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Rp ,00 c. Diperhitungkan : c.1. SKPKB (pokok kurang bayar) Rp. 0,00 d. Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan Rp ,00 Kelebihan Pajak yang sudah : a. Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya Rp ,00 PPN yang Kurang Bayar Rp. Nihil Sanksi administrasi : Rp. c. Kenaikan Pasal 13 (3) KUP Rp. Nihil Jumlah yang masih harus dibayar Rp. Nihil Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.40491/PP/M.V/16/2012, tanggal 03 Oktober 2012, diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 05 November 2012, kemudian terhadapnya oleh Terbanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU75/PJ./2013, tanggal ahkamaa 08 Januari 2013, diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan Pengadilan Pajak pada tanggal 30 Januari 2013, dengan disertai alasanalasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada Halaman 4 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa tanggal itu juga; Menimbang, bahwa tentang permohonan Peninjauan Kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada tanggal 08 April 2013, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya diajukan Jawaban Memori Peninjauan Kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 13 Mei 2013; Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasanalasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh UndangUndang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan UndangUndang Nomor 3 Tahun 2009, juncto UndangUndang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima; ALASAN PENINJAUAN KEMBALI Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasanalasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya sebagai berikut: I. Tentang Pokok Sengketa Pengajuan Peninjauan Kembali II. Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan Kembali ini adalah: A. Koreksi Negatif DPP Ekspor sebesar (Rp ,00); B. Koreksi Penyerahan yang PPNnya Harus Dipungut Sendiri sebesar Rp ,00; Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.40491/PP/M.V/16/2012 tanggal 03 Oktober 2012, maka dengan ini menyatakan sangat keberatan atas putusan Pengadilan Pajak tersebut, karena pertimbangan hukum yang keliru dan telah mengabaikan faktafakta hukum ( rechtsfeit) dan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku dalam pemeriksaan Banding di Pengadilan Pajak atau setidaktidaknya telah membuat suatu kekhilafan baik berupa error facti maupun error juris dalam membuat pertimbanganpertimbangan hukumnya, sehingga pertimbangan hukum dan penerapan dasar hukum yang telah ahkamaa digunakan menjadi tidak tepat serta menghasilkan putusan yang nyatanyata tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan, khususnya peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku; Halaman 5 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa dasar hukum yang Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) gunakan terkait sengketa a quo adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Pasal 1A ayat (1) huruf f, Pasal 3A ayat (1), Pasal 4 dan Pasal 12 ayat (1) UndangUndang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 2000 (selanjutnya disebut menyatakan: Pasal 1A ayat (1) huruf f UndangUndang PPN), Yang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) adalah penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang ; Penjelasan Apabila suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang yaitu tempat melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada pihak lain, baik sebagai pusat maupun sebagai cabang perusahaan, maka undangundang ini menganggap bahwa pemindahan Barang Kena Pajak antar tempattempat tersebut merupakan penyerahan Barang Kena Pajak. Yang dimaksud dengan cabang dalam ketentuan ini termasuk antara lain lokasi usaha, perwakilan, unit pemasaran dan sejenisnya; Pasal 3A ayat (1) Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, huruf c, atau huruf f (penyerahan ekspor), wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang ; Penjelasan Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean dan atau melakukan ekspor Barang Kena Pajak diwajibkan: a. melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; b. memungut pajak yang terutang; ahkamaa c. menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar dalam hal Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan yang Halaman 6 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa dapat dikreditkan, serta menyetorkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang; d. melaporkan penghitungan pajak; Pasal 4 Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; b. impor Barang Kena Pajak; c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; d. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau f. ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. Penjelasan Pasal 4 huruf a Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik Pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi belum dikukuhkan. Penyerahan barang yang dikenakan pajak harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut: a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak. b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud. c. Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean, dan d. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya; Pasal 12 ayat (1) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, huruf c, dan huruf f (penyerahan ekspor) terutang pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan atau tempat lain yang ditetapkan dengan ahkamaa Keputusan Direktur Jenderal Pajak ; Penjelasan Halaman 7 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa Pengusaha Kena Pajak orang pribadi terutang pajak di tempat tinggal dan atau tempat kegiatan usaha sedangkan bagi Pengusaha Kena Pajak badan terutang pajak di tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha. Apabila Pengusaha Kena Pajak mempunyai satu atau lebih tempat kegiatan usaha di luar tempat tinggal atau tempat kedudukannya, maka setiap tempat tersebut merupakan tempat terutangnya pajak, dan Pengusaha Kena Pajak dimaksud wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Apabila Pengusaha Kena Pajak mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang yang berada di wilayah kerja satu Kantor Direktorat Jenderal Pajak, maka untuk seluruh tempattempat terutang tersebut, Pengusaha Kena Pajak memilih salah satu tempat kegiatan usaha sebagai tempat pajak terutang yang bertanggung jawab untuk seluruh tempat kegiatan usahanya. 2. Bahwa Pasal 2 ayat (2) UndangUndang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 16 Tahun 2000 (selanjutnya disebut dengan UndangUndang KUP), menyatakan: Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UndangUndang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak ; 3. Bahwa Pasal 76 dan Pasal 78 UndangUndang Pengadilan Pajak, menyatakan: Pasal 76 Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) ; Penjelasan Pasal 76 Pasal ini memuat ketentuan dalam rangka menentukan kebenaran materiil, sesuai dengan asas yang dianut dalam undangundang ahkamaa perpajakan; Oleh karena itu, Hakim berupaya untuk menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian, penilaian yang adil bagi para pihak dan Halaman 8 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa sahnya bukti dari fakta yang terungkap dalam persidangan, tidak terbatas pada fakta dan halhal yang diajukan oleh para pihak; Dalam persidangan para pihak tetap dapat mengemukakan hal baru, yang dalam Banding atau Gugatan, Surat Uraian Banding, atau bantahan, atau tanggapan, belum diungkapkan; Pemohon Banding atau penggugat tidak harus hadir dalam sidang, karena itu fakta atau halhal baru yang dikemukakan terbanding atau tergugat harus diberitahukan kepada pemohon Banding atau penggugat untuk diberikan jawaban ; Pasal 78 Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim ; Penjelasan Pasal 78 Keyakinan Hakim harus didasarkan pada penilaian pembuktian dan sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan ; 4. Bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 (selanjutnya disebut PP 143 Tahun 2000 s.t.d.d. PP Nomor 24 Tahun 2002), antara lain menyatakan: Pasal 2 ayat (1) Dalam rangka pengukuhan Pengusaha sebagai Pengusaha Kena Pajak, termasuk dalam pengertian Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak dan atau ekspor Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 15 UndangUndang PPN, adalah Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak dan atau ekspor Barang Kena Pajak ; Penjelasan Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak mempunyai akibat hukum yang luas antara lain berkaitan dengan pembuatan Faktur Pajak, ahkamaa penerapan tarif 0% (nol persen), pengkreditan Pajak Masukan, dan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak. Agar pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terlaksana Halaman 9 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa secara efektif dan lancar, sudah sewajarnya apabila Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak dan atau ekspor Barang Kena Pajak dapat melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; Pasal 13 ayat (6) Terutangnya Pajak atas ekspor Barang Kena Pajak, terjadi pada saat Barang Kena Pajak dikeluarkan dari Daerah Pabean ; Pasal 14 ayat (1) Tempat Pajak terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean adalah di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan, yaitu di tempat Pengusaha dikukuhkan atau seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak ; Pasal 14 ayat (3) Direktur Jenderal Pajak dapat menentukan tempat lain selain tempat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagai tempat Pajak terutang atas ekspor Barang Kena Pajak, baik atas permohonan tertulis dari Pengusaha Kena Pajak ataupun secara jabatan ; Penjelasan Pengusaha Kena Pajak "A" yang kantor pusat dan pabriknya di Bogor telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Bogor. Dalam rangka ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Pengusaha Kena Pajak A mempunyai kantor di Jakarta dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Gambir I. Pemberitahuan Ekspor Barang dalam rangka ekspor Barang Kena Pajak menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Gambir I. Berdasarkan permohonan Pengusaha Kena Pajak atau karena jabatan, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan tempat Pajak terutang untuk ekspor Barang Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Bogor sepanjang tidak terdapat penyerahan Barang Kena Pajak yang akan diekspor dari Bogor ke Jakarta dan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Gambir I sematamata untuk mempermudah ahkamaa dan memperlancar pelaksanaan ekspor; Halaman 10 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa 5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP128/PJ./2003 tanggal 22 April 2003 tentang Penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat terutang PPN bagi Wajib Pajak selain Wajib Pajak Besar; A. Koreksi Negatif DPP Ekspor sebesar (Rp ,00). 1. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) sangat keberatan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak, yang antara lain berbunyi sebagai berikut: Halaman 35 alinea ke1 dan 2: Bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding di persidangan kewenangan/kebijakan bisnis dilakukan PT. IDS Elite Jakarta, dan pabrik pengolahan di Banjarmasin tidak punya kewenangan melakukan pengambilan kebijakan/keputusan, sehingga dengan tidak adanya wewenang Pabrik Pengolahan Banjarmasin melakukan administrasi, maka Majelis Hakim yakin bahwa pencantuman Data Ekspor dalam SPT PPN PT. IDS Elite Jakarta telah sesuai dengan ketentuan. Dan jika menurut Terbanding ekspor yang dilakukan PT. IDS Elite Jakarta dikoreksi menjadi ekspor PT. IDS Elite Banjarmasin, berdasarkan administrasi perpajakan yang disampaikan dalam persidangan, ternyata PT. IDS Elite Banjarmasin baru dikukuhkan sebagai PKP tanggal 3 November 2006, sehingga dengan demikian sesuai ketentuan Pasal 4 huruf f UU PPN belum memenuhi syarat untuk melakukan ekspor BKP; Bahwa oleh karena PT. IDS Elite di Banjarmasin belum mempunyai dasar hukum untuk melakukan ekspor BKP pada tahun 2005, maka sesuai dengan buktibukti PEB, Faktur Pajak dan Invoice yang disampaikan di dalam persidangan, Majelis berkeyakinan bahwa ekspor dilakukan oleh PT. IDS Elite di Jakarta melalui pelabuhan muat Banjarmasin, sehingga koreksi ekspor Terbanding sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan. Oleh karenanya Nilai Ekspor sebesar Rp ,00 yang telah dikoreksi Terbanding menjadi dasar pengenaan PPN di Banjarmasin tidak dapat dipertahankan; 2. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sengketa banding di Pengadilan Pajak sebagaimana yang telah dituangkan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.40491/PP/M.V/16/2012 tanggal 03 Oktober 2012 dapat ahkamaa diketahui: 2.1. Bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Nomor Halaman 11 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Mahkamaa LAP21/RIK/WPJ.05/KP.0205/2010 tanggal 29 Januari 2010, diketahui bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) melakukan koreksi negatif atas Penyerahan Ekspor sebesar (Rp ,00) dengan perhitungan sebagai berikut: Penyerahan Ekspor Cfm Pemohon Banding Rp ,00 Cfm Terbanding Rp 0,00 Koreksi Rp ( ,00) 2.2. Bahwa dasar dilakukannya koreksi negatif atas Penyerahan Ekspor sebesar (Rp ,00) adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pabrikasi/pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dilakukan di lokasi pabrik/pt. IDS Elite Cabang Banjarmasin (NPWP: ); b. Kegiatan ekspor sesuai dokumen ekspor termasuk PEB, seluruhnya melalui Pelabuhan Banjarmasin; c. Penerimaan uang hasil penjualan ekspor seluruhnya melalui Bank Mandiri cabang Banjarmasin Jalan Lambung Mangkurat 16, Kalimantan Selatan atas nama Pemohon Banding Nomor Rekening: ; d. Pasal 12 ayat (1) UndangUndang PPN menyebutkan, Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, huruf c, dan huruf f (penyerahan ekspor) ter utang pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan atau tempat lain yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak; e. Memperhatikan uraian dan kondisi tersebut di atas, maka penyerahan ekspor harus dilaporkan di KPP Banjarmasin dimana Wajib Pajak terdaftar sebagai Wajib Pajak lokasi; 2.3. Bahwa dalam proses keberatan koreksi negatif atas Penyerahan Ekspor tersebut tetap dipertahankan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Pokok sengketa keberatan Termohon Peninjauan Kembali ahkamaa (semula Pemohon Banding) terkait koreksi Ekspor Masa Januari sampai dengan Desember 2005 sebesar Rp ,00; Halaman 12 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Mahkamaa b. Pemeriksa mengoreksi ekspor sebesar Rp ,00 karena kegiatan pabrikasi/pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dilakukan di Cabang Banjarmasin dan administrasi ekspor dilakukan melalui pelabuhan Banjarmasin oleh Cabang Banjarmasin. Penerimaan uang hasil penjualan ekspor seluruhnya melalui Bank Mandiri Cabang Banjarmasin. Sehingga penyerahan ekspor harus dilaporkan di KPP Banjarmasin dimana Pemohon Banding terdaftar sebagai Wajib Pajak lokasi; c. Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) berpendapat bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) melakukan pemusatan PPN di Jakarta. Sehingga pelaporan atas penyerahan ekspor tersebut sudah benar, yaitu Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) laporkan melalui KPP Grogol Petamburan; Berdasarkan penelitian berkas keberatan dan dasar hukum koreksi Pemeriksa, terbukti bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) melakukan ekspor melalui Cabang di Banjarmasin dan belum pernah melakukan permohonan pemusatan tempat PPN terutang di Jakarta; d. Oleh karena itu koreksi penyerahan ekspor secara keseluruhan telah tepat karena penyerahan ekspor tersebut merupakan penyerahan kena pajak yang harus dilaporkan oleh Cabang Banjarmasin sebagai Pengusaha Kena Pajak; 2.4. Bahwa atas Keputusan Keberatan yang menolak permohonan keberatan tersebut Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) menyatakan tidak setuju dan mengajukan banding, dengan alasan sebagai berikut: a. Bahwa kegiatan produksi benar memang berlokasi di Banjarmasin, yang kemudian karenanya oleh Peninjauan Kembali (semula "cabang"; Pemohon Terbanding) disebut sebagai Bahwa perlu ditegaskan bahwa secara struktur organisasi, manajemen perusahaan tidak pernah menggariskan bahwa ahkamaa lokasi pengolahan produksi di Banjarmasin sebagai cabang perusahaan atau dengan kata lain Banjarmasin sama sekali bukan merupakan kantor cabang perusahaan; Halaman 13 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Mahkamaa b. Bahwa Surat Keberatan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) memang terdapat katakata "... karena kami melakukan pemusatan PPN di Jakarta..."; Bahwa menurut Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding), kalimat tersebut sama sekali bukan dimaksudkan atau mengandung arti bahwa perusahaan memiliki cabang di Banjarmasin, bahwa namun sesungguhnya bahwa semua kegiatan administrasi perusahaan (termasuk PPN) dipusatkan di Jakarta dan oleh karena itu segala pelaporan perpajakannya juga dilakukan di Jakarta (Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) menyebutnya sebagai "dipusatkan di Jakarta") tentu saja kecuali pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang merupakan keharusan dilaporkan di KPP setempat (Banjarmasin); c. Bahwa cara penyelenggaraan perusahaan yang telah Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) jalankan ini pada tahuntahun sebelumnya telah dapat dipahami dan juga dapat diterima oleh pihak Peninjauan Kembali (semula Terbanding); Pemohon 2.5. Bahwa kemudian Majelis Hakim tidak mempertahankan koreksi dengan pertimbangan sebagaimana telah dikutip pada angka 1 di atas; 3. Bahwa koreksi Penyerahan Ekspor sebesar (Rp ,00) berkaitan atau berhubungan dengan koreksi Penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00 (lebih lanjut akan dibahas pada huruf B), dimana pada saat pemeriksaan atas transaksi Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) yaitu berupa transaksi penyerahan ekspor yang dilakukan di cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) sementara pembelian bahan bakunya dilakukan di kantor pusat namun barangnya dikirimkan ke cabang, Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) melakukan koreksi negatif atas penyerahan ekspor karena seharusnya tempat terutang PPN atas penyerahan ekspor adalah di cabang (Banjarmasin) dan saat yang bersamaan juga melakukan koreksi positif ahkamaa atas penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri karena seharusnya terdapat penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang; Halaman 14 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Mahkamaa 4. Bahwa untuk memberikan gambaran yang utuh, struktur koreksi yang dilakukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: 5. Bahwa dengan demikian yang menjadi pokok sengketa banding atas koreksi negatif Penyerahan Ekspor sebesar (Rp ,00) adalah yuridis fiskal yaitu mengenai perbedaan penafsiran antara Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) dengan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) tentang Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Ekspor sebesar Rp ,00 yang dilakukan oleh cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) yang berada di Banjarmasin; 6. Bahwa berdasarkan data dan fakta yang terungkap dalam persidangan, didapatkan sebagai berikut: a. Faktur Pajak pembelian barang yang akan diproduksi lebih lanjut menggunakan nama dan alamat serta NPWP Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) (PT. IDS Elite Jakarta); b. Barang yang akan diproduksi lebih lanjut tersebut dikirimkan dari supplier langsung ke lokasi cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) PT. IDS Elite Banjarmasin; c. Kegiatan pabrikasi/pengolahan bahan baku menjadi barang jadi ahkamaa dilakukan di lokasi pabrik/pt IDS Elite cabang Banjarmasin (NPWP: ) Halaman 15 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Mahkamaa d. PEB dicap/difiat muat oleh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Banjarmasin e. identitas Eksportir dalam PEB adalah atas nama Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) PT IDS Elite NPWP , namun demikian alamatnya adalah alamat cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) yaitu Desa Tingiran II/Luar Kecamatan Tamban Kabupaten Batola dan Peti Kemasan PT IDS Elite Banjarmasin; f. Penerimaan uang hasil penjualan ekspor seluruhnya melalui Bank Mandiri cabang Banjarmasin Jalan Lambung Mangkurat 16, Kalimantan Selatan atas nama Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) Nomor Rekening ; Berdasarkan data dan fakta tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan baku yang dibeli oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) PT. IDS Elite Jakarta dikirimkan/diserahkan ke cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) PT. IDS Elite Banjarmasin, untuk kemudian dipabrikasi/diolah lebih lanjut menjadi barang jadi oleh cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dan selanjutnya di ekspor ke luar negeri juga oleh cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dari pelabuhan Banjarmasin Kalimantan Selatan; 7. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (1) U ndangundang PPN dan Pasal 14 ayat (1) PP Nomor 143 Tahun 2000 s.t.d.d. PP Nomor 24 Tahun 2002, dapat disimpulkan bahwa tempat pajak terutang (PPN) menganut Asas Desentralisasi, dimana bagi Pengusaha Kena Pajak badan terutang pajak di tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha, yaitu di tempat Pengusaha dikukuhkan atau seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dan apabila Pengusaha Kena Pajak mempunyai satu atau lebih tempat kegiatan usaha di luar tempat tinggal atau tempat kedudukannya, maka setiap tempat tersebut merupakan tempat terutangnya pajak, dan Pengusaha Kena Pajak dimaksud wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; 8. Bahwa di samping itu berdasarkan ketentuan Pasal 14 ayat (3) PP ahkamaa Nomor 143 Tahun 2000 s.t.d.d. PP Nomor 24 Tahun 2002, diatur bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat menentukan tempat lain dalam hal ini Jakarta selain tempat sebagaimana dimaksud di atas yaitu Banjarmasin Halaman 16 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Mahkamaa sebagai tempat Pajak terutang atas ekspor Barang Kena Pajak, baik atas permohonan tertulis dari Pengusaha Kena Pajak ataupun secara jabatan serta sepanjang tidak terdapat penyerahan Barang Kena Pajak yang akan diekspor dari Jakarta ke Banjarmasin; Bahwa faktanya, tidak terdapat permohonan tertulis dari Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) dan juga tidak ada penetapan tempat terutang secara jabatan oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding), serta nyatanyata terdapat penyerahan BKP yang akan di ekspor dari Jakarta ke Banjarmasin (Penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang), sehingga tempat terutang PPN atas ekspor BKP sesuai dengan fakta dan ketentuan di atas adalah di Banjarmasin, dan bukan di Jakarta; 9. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan juga diketahui bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Banding) Pemohon tidak mengajukan permohonan pemusatan tempat PPN terutang sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP128/PJ./2003 tanggal 22 April 2003 tentang Penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat terutang PPN bagi Wajib Pajak selain Wajib Pajak Besar; 10. Bahwa sesuai dengan data dan fakta yang terungkap dalam persidangan serta mempertimbangkan ketentuan tersebut di atas maka koreksi negatif atas Penyerahan Ekspor sebesar (Rp ,00) adalah sudah benar karena berdasarkan Pasal 12 ayat (1) UndangUndang PPN serta Pasal 14 ayat (1) dan (3) PP Nomor 143 Tahun 2000 s.t.d.d. PP Nomor 24 tahun 2002, tempat terutang PPN atas penyerahan ekspor yang dilakukan oleh cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) di Banjarmasin di pelabuhan Banjarmasin Kalimantan Selatan adalah di Banjarmasin; 11. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim pada halaman 35 Putusan Pengadilan Pajak, disebutkan bahwa, Bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding di persidangan kewenangan/kebijakan bisnis dilakukan PT. IDS Elite Jakarta, dan pabrik pengolahan di Banjarmasin tidak punya kewenangan melakukan pengambilan kebijakan/keputusan, sehingga dengan tidak adanya wewenang Pabrik ahkamaa Pengolahan Banjarmasin melakukan administrasi, maka Majelis Hakim yakin bahwa pencantuman Data Ekspor dalam SPT PPN PT. IDS Elite Jakarta telah sesuai dengan ketentuan. Dan jika menurut Terbanding Halaman 17 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Mahkamaa ekspor yang dilakukan PT. IDS Elite Jakarta dikoreksi menjadi ekspor PT. IDS Elite Banjarmasin, berdasarkan administrasi perpajakan yang disampaikan dalam persidangan, ternyata PT. IDS Elite Banjarmasin baru dikukuhkan sebagai PKP tanggal 3 November 2006, sehingga dengan demikian sesuai ketentuan Pasal 4 huruf f UU PPN belum memenuhi syarat untuk melakukan ekspor BKP; Terkait hal tersebut, Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) sampaikan sanggahan sebagai berikut: Bahwa Pasal 4 huruf f UndangUndang PPN, diatur bahwa, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas ekspor oleh Pengusaha Kena Pajak ; Bahwa selanjutnya berdasarkan Pasal 2 ayat (1) PP Nomor 143 Tahun 2000 s.t.d.d. PP Nomor 24 tahun 2002, ditegaskan bahwa, Dalam rangka pengukuhan Pengusaha sebagai Pengusaha Kena Pajak, termasuk dalam pengertian Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak dan atau ekspor Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 15 UndangUndang PPN, adalah Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak dan atau ekspor Barang Kena Pajak; Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, diketahui bahwa termasuk dalam pengertian Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 15 UndangUndang PPN (Pengusaha Kena Pajak), adalah Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak dan atau ekspor Barang Kena Pajak, sehingga tidak harus hanya kepada Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak saja; 12. Bahwa oleh karena Majelis Hakim dalam putusannya telah mengabaikan dan tidak mempertimbangkan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku yang mengatur mengenai tempat pajak terutang (PPN) atas penyerahan ekspor yaitu Pasal 12 ayat (1) ahkamaa UndangUndang PPN juncto Pasal 14 ayat (1) dan (3) Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 s.t.d.d. PP Nomor 24 Tahun 2002, maka Majelis Hakim dalam memutus sengketa nyatanyata tidak sesuai Halaman 18 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Mahkamaa dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 78 UndangUndang Pengadilan Pajak; 13. Bahwa berdasarkan uraian tersebut, pendapat Majelis yang tidak mempertahankan koreksi Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) atas Koreksi Negatif Ekspor sebesar (Rp ,00) telah dibuat tanpa pertimbangan yang cukup dan bertentangan dengan fakta dalam persidangan, serta aturan perpajakan yang berlaku yaitu Pasal 12 ayat (1) UndangUndang PPN juncto Pasal 14 ayat (1) dan (3) Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 s.t.d.d. PP Nomor 24 Tahun 2002 sehingga melanggar ketentuan Pasal 78 UndangUndang Pengadilan Pajak. Dengan demikian, Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.40491/PP/M.V/16/2012 tanggal 03 Oktober 2012 harus dibatalkan; B. Koreksi Penyerahan yang PPNnya Harus Dipungut Sendiri Sebesar Rp , Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) sangat keberatan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak, yang antara lain berbunyi sebagai berikut: Halaman 38 alinea ke4, 5 dan 6 Bahwa oleh karena pembeli barang/bahan tersebut adalah Pemohon Banding (PT. IDS Elite di Jakarta) dan yang menerima adalah pabriknya di Banjarmasin maka pengiriman barang ke Banjarmasin tersebut bukan merupakan penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang (belum ada pengukuhan PKP di Banjarmasin), dengan perkataan lain tidak terdapat penyerahan yang harus dipungut PPNnya, sehingga koreksi Terbanding atas Penyerahan kepada bukan pemungut tidak dapat dipertahankan. Dan jika menurut Terbanding ekspor yang dilakukan PT. IDS Elite Jakarta dikoreksi menjadi ekspor PT. IDS Elite Banjarmasin, berdasarkan administrasi perpajakan yang disampaikan dalam persidangan, ternyata PT. IDS Elite Banjarmasin baru dikukuhkan sebagai PKP tanggal 3 November 2006, sehingga dengan demikian sesuai ketentuan Pasal 4 huruf f UU PPN belum memenuhi syarat untuk melakukan ekspor BKP; Bahwa oleh karena PT. IDS Elite di Banjarmasin belum mempunyai dasar hukum untuk melakukan ekspor BKP pada tahun 2005, maka ahkamaa sesuai dengan buktibukti PEB, Faktur Pajak dan Invoice yang disampaikan di dalam persidangan, Majelis berkeyakinan bahwa ekspor dilakukan oleh PT. IDS Elite di Jakarta melalui pelabuhan muat Halaman 19 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori Putusan Mahkamaa Banjarmasin, sehingga koreksi Penyerahan Kepada bukan Pemungut Terbanding sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan; Bahwa dari uraian tersebut di atas Majelis berkeyakinan bahwa koreksi Pajak Keluaran dari PT. IDS Elite Jakarta ke PT. IDS Elite Banjarmasin tidak dapat dipertahankan karena penyerahan yang dilakukan hanyalah untuk diproduksi lebih lanjut di pabrik menjadi BKP; 2. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sengketa banding di Pengadilan Pajak sebagaimana yang telah dituangkan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.40491/PP/M.V/16/2012 tanggal 03 Oktober 2012 dapat diketahui: 2.1. Bahwa dasar dilakukannya koreksi positif atas Penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri sebesar adalah sebagai berikut: Rp ,00 a. Koreksi positif Penyerahan Kepada Bukan Pemungut adalah penyerahan Bahan Baku dari PT IDS Elite Jakarta kepada PT. IDS Elite Banjarmasin sebagai unit produksi. Pembelian yang sementara dicatat menggunakan NPWP Pusat, pada kenyataannya diolah menjadi produk jadi pada unit cabang di Banjarmasin; b. Pasal 1A ayat (1) huruf f UndangUndang PPN menyatakan bahwa, Yang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) adalah penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan antar Cabang. Pembelian Bahan Baku dilakukan oleh PT. IDS Elite Jakarta dan diolah di PT. IDS Elite cabang Banjarmasin. PT. IDS Elite Jakarta belum melaporkan penyerahan BKP ke cabang Banjarmasin; c. Faktur Pajak pembelian bahan baku dan bahan penolong menggunakan NPWP Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) Jakarta, pada kenyataannya bahan baku dan bahan penolong tersebut dikirim dan selanjutnya diproses/pabrikasi menjadi bahan jadi oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) cabang Banjarmasin, dengan demikian harus ada penyerahan bahan ahkamaa baku dari Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) Jakarta ke Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) cabang Banjarmasin; Halaman 20 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori Putusan Mahkamaa 2.2. Bahwa dalam proses keberatan koreksi positif atas Penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00 tetap dipertahankan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) mengoreksi Penyerahan kepada Bukan Pemungut sebesar Rp ,00 karena Faktur Pajak pembelian bahan baku dan bahan penolong menggunakan NPWP PT IDS Elite Jakarta, pada kenyataannya bahan baku dan bahan penolong tersebut dikirim dan selanjutnya diproses/pabrikasi menjadi bahan jadi oleh PT IDS Elite cabang Banjarmasin, dengan demikian harus ada penyerahan bahan baku dari PT IDS Elite Jakarta ke PT IDS Elite cabang Banjarmasin; b. Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) menyatakan bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) tidak mengirimkan bahan baku untuk diolah di Banjarmasin. Barang tersebut merupakan barang jadi yang siap diekspor melalui Pelabuhan Banjarmasin. Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) tidak melakukan penjualan lokal (dalam negeri) karena semua barang langsung diekspor melalui Banjarmasin, dan karenanya tarifnya adalah nol persen. Jumlah penyerahan ekspor telah sesuai dengan PEB. Dan atas penyerahan ekspornya telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN; Berdasarkan penelitian berkas keberatan dan dasar hukum koreksi Pemeriksa, terbukti bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) melakukan ekspor melalui Cabang di Banjarmasin dan belum pernah melakukan permohonan pemusatan tempat PPN terutang di Jakarta. Sementara itu dalam SPT dan Laporan Pemeriksaan Pajak semua penyerahan yang dilakukan Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) adalah penyerahan ekspor yang dilakukan di Banjarmasin dan tidak ada penyerahan dalam negeri. Oleh karena itu apa yang dilakukan Pemeriksa yaitu mengoreksi penyerahan kepada bukan ahkamaa pemungut yaitu sebesar total pembelian berdasarkan faktur pembelian/faktur Pajak Masukan telah tepat karena penyerahan BKP (baik berupa bahan baku, bahan penolong, Halaman 21 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 21

22 Direktori Putusan Mahkamaa maupun barang jadi) dari Pusat ke Cabang merupakan bagian dari pengertian penyerahan kena pajak; 2.3. Bahwa atas Keputusan Keberatan yang menolak permohonan keberatan dan menambah koreksi positif atas Penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri tersebut Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) menyatakan tidak setuju dan mengajukan banding, dengan alasan karena barang/bahan memang dipesan dan dibeli oleh PT. IDS Elite Jakarta, namun barangbarang/bahanbahan tersebut bukan diterima di PT. IDS Elite Jakarta kemudian baru dikirim ke PT. IDS Elite Banjarmasin, akan tetapi barang/bahan tersebut langsung oleh supplier diserahkan ke PT. IDS Banjarmasin, jadi penyerahan barangbarang/bahanbahan langsung diterima di Banjarmasin, termasuk Bahan Bakunya (kayu, yang memang berada di wilayah Banjarmasin) langsung diserahkan oleh supplier ke dan diterima di Banjarmasin dan pembukuan dan lain sebagainya diadministrasikan di Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) PT. IDS Elite Jakarta dan oleh karena itu pula SPTnya (PPh & PPN) dilaporkan di Jakarta; 2.4. Bahwa kemudian Majelis Hakim tidak mempertahankan koreksi dengan alasan sebagaimana telah dikutip pada angka 1 di atas; 3. Bahwa berdasarkan data yang ada, dapat diketahui: 3.1. Bahwa koreksi Penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00, yaitu jumlah pembelian Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) yang merupakan penyerahan dari Pusat ke Cabang Banjarmasin berkaitan atau berhubungan dengan koreksi Penyerahan Ekspor sebesar (Rp ,00), di mana pada saat pemeriksaan atas transaksi Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) yaitu berupa transaksi penyerahan ekspor yang dilakukan di cabang Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) sementara pembelian bahan bakunya dilakukan di kantor pusat namun barangnya dikirimkan ke cabang. Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) melakukan koreksi ahkamaa negatif atas penyerahan ekspor karena seharusnya tempat terutang PPN atas penyerahan ekspor adalah di cabang (Banjarmasin) dan saat yang bersamaan juga melakukan koreksi Halaman 22 dari 28 halaman. Putusan Nomor 1715/B/PK/PJK/2016TFR Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 2134/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 446/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1786/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1129/B/PK/PJK/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1094/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak sebagai berikut dalam perkara:

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor: 156/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 760/B/PK/Pjk/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1935/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 515/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 581/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Putusan Nomor : Put.69128/PP/M.IA/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa nilai sengketa terbukti dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 415/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 654/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286/B/PK/PJK/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Pajak dalam permohonan Peninjauan Kembali

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 129/B/PK/PJK/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 584/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah : Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62294/PP/M.XI.B/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

PUTUSAN SELA NOMOR : 52/C/PK/PJK/2007

PUTUSAN SELA NOMOR : 52/C/PK/PJK/2007 PUTUSAN SELA NOMOR : 52/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sela sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 143 TAHUN 2000 (143/2000) TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS

Lebih terperinci

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 133/B/PK/PJK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1716/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.55229/PP/M.IB/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP) SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT. 49902/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 47/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 47/C/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 47/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

PENETAPAN DAN KETETAPAN

PENETAPAN DAN KETETAPAN PENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.

Lebih terperinci

Penggantian ke 2 (dua) :

Penggantian ke 2 (dua) : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1741/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

Lebih terperinci

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut: Direktori : PUT. Putusan 44513/PP/M.XIV/15/2013 Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding

Lebih terperinci

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36258/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put79783/PP/M.IIB/99/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak Duduk Perkara/ Pokok Sengketa:

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi dari Keputusan Menteri Keuangan No.575/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000. Berdasarkan pasal 2 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan nomor 575 (selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 60/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005 Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : bahwa yang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah

Lebih terperinci

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK 2.1 Perpajakan 2.1.1. Pengertian Pajak Tentang pengertian pajak, ada beberapa pendapat dari para ahli, antara lain:

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00, Putusan Nomor : PUT-72658/PP/M.XB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73894/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 595/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007 P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sela sebagai berikut

Lebih terperinci

15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK,

15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, 15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, Contributed by Administrator Friday, 26 March 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DENGAN

Lebih terperinci

GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB III GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA 3.1Definisi Faktur Pajak Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54008/PP/M.VI.B/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE 14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER146/PJ./2006 TENTANG BE Contributed by Administrator Friday, 26 March 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp ,00

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-59735/PP/M.VIB/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah: 1.

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi positif atas

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017. Jenis Pajak : Bea Masuk

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017. Jenis Pajak : Bea Masuk Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa : bahwa dalam yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah banding atas Surat Penetapan Kembali

Lebih terperinci