Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 129/B/PK/PJK/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: DIREKTUR JENDERAL PAJAK, beralamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto No , Jakarta 12190, dalam hal ini memberi kuasa kepada: 1. Catur Rini Widosari, Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak, 2. M. Ismiransyah M. Zain, Kasubdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding, 3. Yudi Asmara Jaka Lelana, Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding, 4. Ayu Endah Damastuti, Penelaah Keberatan, Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding, semuanya beralamat kantor di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jalan Gatot Subroto No , Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1054/PJ./ 2010 tanggal 26 November 2010; Pemohon Peninjauan Kembali, dahulu Tergugat; melawan: BUT INDONESIA PETROLEUM ASSOCIATION, tempat kedudukan di Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II Suite 2001, Jalan Jenderal Sudirman Kav , Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta Raya-12190, diwakili oleh Dipnala Tanzil, selaku Executive Director; Termohon Peninjauan Kembali dahulu Penggugat; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Tergugat, telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/ M.I/99/2010, tanggal 27 Juli 2010 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Penggugat, dengan posita perkara sebagai berikut: ahkamaa Bahwa atas dikeluarkannya pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara jabatan melalui Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/ WPJ.07/ Hal. 1 dari 5 hal. Put. No. K/Pdt/ Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori 2 Putusan Mahkamaa KP.1003/2009 tertanggal 14 Oktober 2009 yang dikirimkan melalui pos dan tanggal 17 November 2009; A. Ketentuan Formal. Bahwa permohonan gugatan ini, Penggugat ajukan sesuai dengan : 1. Bahwa Pasal 23 ayat (1) huruf (c) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (selanjutnya disebut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan), menyatakan sebagai berikut: "Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap: c. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; Hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak". Bahwa selanjutnya Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut Undang-Undang Pengadilan Pajak) menyatakan sebagai berikut: "Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak". 2. Bahwa Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang Pengadilan Pajak menyatakan sebagai berikut: "Jangka waktu untuk mengajukan gugatan terhadap Keputusan selain gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya keputusan yang digugat". 3. Bahwa Pasal 40 ayat (6) Undang-Undang Pengadilan Pajak menyatakan sebagai berikut: "Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) gugatan". 4. Bahwa Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/ WPJ.07/ KP.1003/2009 tertanggal 14 Oktober 2009 yang merupakan penetapan PKP secara jabatan Penggugat terima pada tanggal 18 November 2009, dan pada tanggal xxxx Desember 2009 surat gugatan telah Penggugat kirimkan ke Pengadilan Pajak; 5. Bahwa dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pengajuan surat ahkamaa gugatan atas Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tertanggal 14 Oktober 2009 yang merupakan penetapan PKP secara Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori 3 Putusan Mahkamaa jabatan dilakukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang telah disyaratkan oleh undang-undang, khususnya Pasal 23 ayat (1) huruf (c) Undang- Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Pasal 40 ayat (3) dan (6) Undang-Undang Pengadilan Pajak; Bahwa oleh karena itu, sudah sepatutnya surat gugatan ini diterima oleh Pengadilan Pajak; B. Uraian atas penetapan PKP secara jabatan melalui Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/2009 tertanggal 14 Oktober 2009; Bahwa berdasarkan S-1264/WPJ.07/KP.1006/2009 tertanggal 4 November 2009 perihal Himbauan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPN, yang pada dasarnya merupakan penjelasan atas penerbitan pengukuhan PKP secara jabatan, Tergugat menyampaikan hal-hal berikut: "Menindaklanjuti hasil pemeriksaan pajak, laporan pemeriksaan pajak Nomor Lap-215/WPJ.07/KP.1005/2009 tanggal 5 Oktober 2009, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan pajak disimpulkan bahwa Indonesia Petroleum Association, NPWP , dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara jabatan dengan Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) (Jasa konvensi, pameran, dan perjalanan intensif); Dapat kami jelaskan bahwa KLU tersebut mencakup usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan, dsb). Termasuk juga dalam kelompok usaha ini yaitu usaha jasa yang merencanakan, menyusun dan menyelenggarakan program perjalanan insentif dan usaha jasa yang melakukan perencanaan dan penyelenggaraan pameran. 2. Berdasarkan kesimpulan hasil pemeriksaan tersebut di alas, telah ditindaklanjuti dengan penerbitan: - Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/ WPJ.01/ KP.1003/2009 tertanggal 14 Oktober 2009, dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sejak tanggal 1 Januari Surat Keterangan Terdaftar Nomor PEM-00349/WPJ.01/KP.1003/ 2009 tanggal 14 Oktober ahkamaa Halaman 3 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori 4 Putusan Mahkamaa 3. Dengan telah ditetapkannya sebagai PKP, sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, Saudara mempunyai kewajiban untuk memungut menyetor dan melaporkan PPN terutang". C. Alasan Penggugat. Bahwa Penggugat tidak setuju dengan penetapan PKP secara jabatan dari Tergugat dengan alasan sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat bukan merupakan organisasi yang bergerak di bidang jasa konvensi, parneran dan perjalanan insentif (event organizer) sebagaimana tercantum pada KLU 63440, tetapi sebenarnya Penggugat merupakan asosiasi non profit yang tujuan pendiriannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dibidang industri perminyakan di Indonesia; 2. Bahwa acara-acara yang diselenggarakan oleh Penggugat termasuk konvensi, pada dasarnya merupakan kegiatan yang bersifat internal, sehingga tidak seharusnya penyelenggaraan acara tersebut menyebabkan Penggugat ditetapkan sebagai pengusaha dibidang jasa konvensi, pameran dan perjalanan insentif (event organizer); 3. Bahwa secara faktual, sebagian besar kegiatan sehubungan dengan penyelenggaraan konvensi dilaksanakan oleh pihak ketiga, sehingga dapat dikatakan bahwa Penggugat sebenarnya justru menggunakan jasa dari pengusaha dibidang jasa konvensi, pameran dan perjalanan insentif (event organizer); 4. Bahwa Penggugat mencatat, organisasi sejenis dengan kegiatan yang serupa tidak ditetapkan sebagai PKP, dengan demikian, penetapan Penggugat sebagai PKP akan menyebabkan ketidakadilan karena tidak sesuai dengan prinsip netralitas pajak dimana Wajib Pajak dengan kegiatan yang sam seharusnya diperlakukan sama; 5. Bahwa mulai konvensi 2010 dan seterusnya, Penggugat akan menunjuk secara khusus satu Professional Event Organizer yang secara penuh akan menjadi pelaksana kegiatan konvensi; Bahwa berikut adalah uraian lebih lanjut atas poin-poin argumentasi Penggugat di atas: ahkamaa I. Penggugat bukan merupakan suatu organisasi yang bergerak di Bidang Jasa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Intensif (event organizer); Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori 5 Putusan Mahkamaa Bahwa dalam hal ini, merujuk pada ketentuan Departemen terkait yaitu: 1. Undang-Undang Kepariwisataan Republia Nomor 9 Tahun 1990 dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; 2. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republia Nomor 199/MPP/Kep/6/2001 Tentang Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang, Konvensi dan/atau Seminar Dagang; Bahwa masing-masing ketentuan mensyaratkan Izin Usaha dibidang jasa penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dimaksud; 3. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 79 Tahun 2003 yang mensyaratkan pendirian usaha dibidang Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran Kepariwisataan harus dicantumkan pada Akta Pendirian Perusahaan yaitu: - Merencanakan dan dapat melaksanakan penawaran dibidang penyelenggaraan konvensi, perjalanan insentif dan pameran; - Menyusun perencanaan dan pengelolaan anggaran untuk menyelenggarakan konvensi, perjalanan insentif dan pameran; - Menyusun persiapan pra dan pasca penyelenggaraan konvensi, menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan konvensi, perjalanan insentif dan pameran; - Mengkoordinasikan penyelenggaraan transportasi, menyiapkan tempat penyelenggaraan konvensi, perjalanan insentif dan pameran; - Mengkoordinasikan keperluan akomodasi; - Mengkoordinasikan kegiatan promosi dan public relation; - Mengurus perizinan penyelenggaraan konvensi dan pameran; - Mengurus kemudahan prosedur bea cukai, keimigrasian dan karantina bagi peserta konvensi; Bahwa Keputusan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menyatakan bahwa izin usaha dibidang Jasa Konvensi, Perjalanan Intenstif dan Pameran Kepariwisataan hanya dapat dilakukan oleh badan usaha berbentuk perseroan terbatas, dengan modal dasar perusahaan minimal sebesar Rp ,00; ahkamaa Bahwa dengan demikian, pada dasarnya Event Organizer merupakan suatu badan usaha yang secara khusus bergerak dibidang penyelenggaraan kegiatan Halaman 5 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori 6 Putusan Mahkamaa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Intensif (event organizer) yang memiliki Izin Usaha dibidang tersebut dan dibuktikan dengan pencantuman kegiatan usaha tersebut pada Akta Pendirian Perusahaan; Bahwa berdasarkan persyaratan tersebut diatas, Penggugat jelas bukan merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang Jasa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Intensif (event organizer); Bahwa Anggaran Dasar Penggugat tertanggal 26 November 1971 yang diumumkan pada Tambahan Berita Negara Republia tanggal 22 Mei 1990 menyebutkan bahwa Indonesian Petroleum Association didirikan untuk memajukan sumber daya dan keahlian teknis dibidang industri perminyakan di Indonesia serta merupakan mitra Pemerintah untuk mengembangkan industri tersebut; Bahwa oleh karena pendirian Penggugat tidak dimaksudkan untuk bergerak di bidang Jasa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Intensif, maka Penggugat tidak merujuk pada ketentuan Departemen/Keputusan Gubernur DKI tersebut diatas dan, dengan demikian, tidak dapat diklasifikasi sebagai suatu organisasi dengan KLU (Jasa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Intensif); II. Acara-acara yang diselenggarakan oleh Penggugat termasuk konvensi, pada dasarnya merupakan kegiatan yang bersifat internal, sehingga tidak seharusnya penyelenggaraan acara tersebut menyebabkan Penggugat ditetapkan sebagai pengusaha di bidang jasa konvensi, pameran dan perjalanan insentif; Bahwa sebagaimana telah Penggugat uraikan di atas, Penggugat tidak memiliki perizinan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang Jasa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Intensif (event organizer); Bahwa sementara itu, acara-acara yang diselenggarakan oleh Penggugat merupakan kegiatan untuk kepentingan internal; Bahwa peserta dari acara-acara yang diselenggarakan oleh Penggugat khususnya konvensi Penggugat merupakan anggota individu dari Penggugat atau karyawan dari perusahaan yang menjadi company member atau Associate member dari Penggugat; ahkamaa Bahwa pihak umum yang menghadiri konvensi Penggugat terbatas pada mahasiswa dan dosen di bidang perminyakan yang umumnya mendapat Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori 7 Putusan Mahkamaa undangan khusus dari Penggugat, serta aparat pemerintah (pejabat dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta dari MIGAS dan BPMIGAS dan Departemen Keuangan) yang Penggugat undang secara khusus untuk menghadiri acara tersebut; Bahwa dengan demikian, sangat tidak tepat apabila Penggugat disebut sebagai event organizer karena acara konvensi yang Penggugat selenggarakan merupakan suatu acara yang pada dasarnya bersifat internal; III. Secara faktual, sebagian besar kegiatan sehubungan dengan penyelenggaraan konvensi dilaksanakan oleh pihak ketiga, sehingga dapat dikatakan bahwa Penggugat sebenarnya justru menggunakan jasa dari pengusaha di bidang jasa konvensi, pameran dan perjalanan insentif; Bahwa dilihat dari perincian biaya berkaitan dengan konvensi yang diadakan pada tahun 2008, terlihat bahwa dari total biaya konvensi sebesar Rp. 12,2 Milyar, sebanyak Rp. 11,8 Milyar (atau 97%) adalah biaya yang dikeluarkan oleh Penggugat kepada Pihak Ketiga; Bahwa besarnya porsi biaya yang dikeluarkan kepada pihak ketiga jelas menunjukkan bahwa hampir keseluruhan aktivitas konvensi dilakukan oleh pihak ketiga, bukan oleh Penggugat; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sangat tidak tepat jika Penggugat dinyatakan sebagai Event Organizer karena pada kenyataannya Penggugat justru menggunakan jasa dari pihak-pihak lain yang berfungsi sebagai pelaksana konvensi; IV. Penggugat mencatat bahwa organisasi sejenis dengan kegiatan yang serupa tidak ditetapkan sebagai PKP, dengan demikian penetapan Penggugat sebagai PKP akan menyebabkan ketidakadilan karena tidak sesuai dengan prinsip netralitas pajak dimana wajib pajak dengan kegiatan yang sama seharusnya diperlakukan sama; Bahwa apabila Penggugat ditetapkan sebagai PKP, maka Penggugat menganggap bahwa hal ini merupakan suatu ketidakadilan dari segi hukum karena organisasi lain yang melakukan kegiatan serupa dengan IPA akan mendapat perlakuan yang berbeda; Bahwa bukan merupakan suatu kelaziman bahwa suatu asosiasi dianggap ahkamaa sebagai Event Organizer semata-mata karena sekali setahun menyelenggarakan Halaman 7 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori 8 Putusan Mahkamaa konvensi yang pada dasarnya merupakan suatu kegiatan internal untuk para anggotanya dan tidak ditawarkan kepada masyarakat luas; Alasan Tambahan Bahwa tanpa mengurangi bobot argumentasi-argumentasi Penggugat di atas, dalam hal Majelis Hakim Pengadilan Pajak tetap beranggapan bahwa atas kegiatan yang dilakukan oleh Penggugat layak dianggap sebagai kegiatan yang merupakan objek PPN, maka Penggugat tidak setuju dengan penetapan PKP yang berlaku surut sejak 1 Januari 2008, dengan alasan pihak Tergugat tidak pernah melakukan sosialisasi secara memadai bahwa atas kegiatan yang dilakukan oleh Penggugat dapat dianggap sebagai kegiatan yang merupakan objek PPN; Bahwa lebih lanjut, terdapat beberapa fakta yang menyebabkan Penggugat meyakini bahwa kegiatan Penggugat bukan merupakan objek PPN: 1. Bahwa pada tahun 2004, Tergugat telah melakukan pemeriksaan segala jenis pajak atas Penggugat untuk tahun pajak 2001; Bahwa dari hasil pemeriksaan tersebut, pihak Tergugat tidak menetapkan Penggugat harus dikukuhkan sebagai PKP; 2. Bahwa pada tahun 2001, Tergugat memberikan teguran pada Penggugat untuk mendaftarkan diri sebagai PKP; Bahwa atas teguran tersebut, Penggugat telah memberikan jawaban bahwa Penggugat tidak perlu mendaftar sebagai PKP berdasarkan surat Penggugat Nomor 531/Fin/01 tanggal 20 November 2001; Bahwa karena KPP Badora tidak pernah memberikan tanggapan maupun tindak lanjut terhadap surat Penggugat, maka dianggap bahwa Tergugat dapat menerima alasan Penggugat; Bahwa sebagai alasan tambahan, perlu Penggugat sampaikan bahwa Penggugat sangat kecewa dengan kesemerawutan proses penerimaan Surat Pengukuhan Kena Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar tertanggal 14 Oktober 2009 berdasarkan halhal sebagai berikut: 1 Bahwa dalam surat tertanggal 4 November 2009 yang dikeluarkan oleh KPP Badan dan Orang Asing 2, dinyatakan bahwa Penggugat dikukuhkan sebagai ahkamaa Pengusaha Kena Pajak dengan KLU (Jasa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Intensit) berdasarkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori 9 Putusan Mahkamaa Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 dan Surat Keterangan Terdaftar Nomor PEM-00349/ WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009; 2 Bahwa sampai pada tanggal 4 November 2009, Penggugat ternyata tidak pernah menerima Surat Pengukuhan Kena Pajak maupun Surat Keterangan Terdaftar tertanggal 14 Oktober 2009 tersebut diatas; 3 Bahwa pada akhirnya, kedua surat tersebut diterima oleh Penggugat pada tanggal 18 November 2009 (stempel Pos Indonesia tanggal 17 November 2009 dalam amplop terlampir); C. Kesimpulan Bahwa berdasarkan uraian Penggugat di atas, Penggugat mohon kepada pihak Majelis Pengadilan Pajak untuk membatalkan penetapan PKP secara jabatan yang dilakukan oleh Tergugat terhadap Penggugat; Penggugat juga mohon agar diundang untuk hadir dalam sidang Majelis Pengadilan Pajak untuk dapat memberikan penjelasan-penjelasan dan/atau memberikan dokumen dan data lainnya yang diperlukan; Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-24967/ PP/ M.I/99/2010, tanggal 27 Juli 2010 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut: Mengabulkan seluruhnya gugatan Penggugat dan membatalkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009, atas nama: BUT Indonesia Petroleum Association, NPWP: , alamat: Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II Suite 2001, Jalan Jenderal Sudirman Kav , Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta Raya Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-24967/PP/M.I/ 99/2010, tanggal 27 Juli 2010, diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 03 September 2010, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan perantaraan kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1054/PJ./2010, tanggal 26 November 2010, diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan Pengadilan Pajak pada tanggal 29 November 2010 sebagaimana ternyata ahkamaa dari Akte Permohonan Peninjauan Kembali Nomor PKA-1114/SP.51/AB/XI/2010 Halaman 9 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori 10 Putusan Mahkamaa dengan disertai alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada hari itu juga; Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada tanggal 10 Desember 2010, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya diajukan Jawaban yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 14 Januari 2011; Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasanalasanya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, juncto Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima; ALASAN PENINJAUAN KEMBALI Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya sebagai berikut: A. Objek Gugatan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put / PP/M.l/99/2010 atas Penerbitan Surat Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/ 2009 tanggal 14 Oktober 2009 mengenai Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah telah cacat hukum karena tidak memenuhi ketentuan formal Pasal 23 ayat (2) huruf c Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 sehingga seharusnya tidak dapat diajukan gugatan melalui Pengadilan Pajak. 1. Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam gugatan yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 ini adalah Penerbitan Surat Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 mengenai Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 2. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) sangat keberatan dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak, yang antara lain berbunyi sebagai berikut : Halaman 14 Alinea ke-2: ahkamaa Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori 11 Putusan Mahkamaa "Bahwa dengan demikian Surat Gugatan Nomor 918/BOD/09 tanggal 26 November 2009 memenuhi ketentuan formal, sehingga pemeriksaan dapat dilanjutkan terhadap materi sengketa gugatan". 3. Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/ M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 tersebut di atas, maka Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) dengan ini menyatakan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang telah memeriksa dan mengadili sengketa gugatan tersebut telah salah dan keliru atau setidak-tidaknya telah membuat suatu kekhilafan (error facti) dalam membuat pertimbangan-pertimbangan hukumnya dengan telah mengabaikan dasar hukum dan atau prinsip perpajakan yang berlaku sehingga hal tersebut nyatanyata telah melanggar asas kepastian hukum dalam bidang perpajakan di Indonesia. 4. Bahwa pemenuhan ketentuan formal pengajuan gugatan yang diperiksa dan diteliti oleh Majelis Hakim di dalam persidangan banding sebagaimana dituangkan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put /PP/M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 halaman 13 adalah sebagai berikut : - Surat Gugatan Nomor 918/BOD/09 tanggal 26 November 2009 ditandatangani oleh Sdr. Oipnala Tamzil dengan jabatan Executive Director. - Surat Gugatan Nomor 918/BOD/09 tanggal 26 November 2009 dibuat dalam bahasa Indonesia ditujukan ke Pengadilan Pajak, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut dengan UU Pengadilan Pajak). - Berdasarkan fotocopy Dasar Pengeposan Surat Pos Dinas Pemerintah diketahui bahwa Surat Tergugat Nomor PEM-00348/ WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 dikirimkan pada Penggugat melalui pos tanggal 13 November 2009, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU Pengadilan Pajak. - Surat Gugatan Nomor 918/BOD/09 tanggal 26 November 2009 diajukan untuk satu gugatan terhadap Surat Tergugat Nomor PEM-00348/WPJ.07/ ahkamaa KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 40 ayat (6) UU Pengadilan Pajak. Halaman 11 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori 12 Putusan Mahkamaa - Surat Gugatan Nomor 918/BOD/09 tanggal 26 November 2009 diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas dan mencantumkan tanggal diterima Surat Tergugat, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 41 ayat (1) UU Pengadilan Pajak. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Surat Gugatan Nomor 918/800/09 tanggal 26 November 2009 tersebut memenuhi ketentuan formal pengajuan gugatan. 5. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (selanjutnya disebut dengan UU KUP) yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 23 ayat (2): "Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap: a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang; b. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak; c. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau d. Penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak". 6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 4 dan 7, Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan : Pasal 1: Ayat 4 : Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa". Ayat 5 : Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang ahkamaa perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori 13 Putusan Mahkamaa yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa". Ayat 7 : Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pasal 31 ayat (3): Pajak atau penanggung pajak terhadap pelaksanaan penagihan pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan gugatan erdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku". "Pengadilan Pajak dalam hal gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan pajak atau keputusan pembetulan atau keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku". 7. Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) berpendapat bahwa surat gugatan Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) Nomor 918/ BOD/09 tanggal 26 November 2009 mengenai objek yang digugat tidak dapat diajukan gugatan karena merupakan beschikking atas pelaksanaan peraturan (regeling). Untuk dapat diajukan gugatan maka harus ada keputusan lebih lanjut. 8. Bahwa untuk kasus Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat), karena yang diajukan gugatan adalah penerbitan surat Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 tentang Surat Pengukuhan Kena Pajak sebagai tindak lanjut ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) UU KUP maka tidak dapat diajukan gugatan karena sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (2) huruf c UU KUP menghendaki adanya 2 (dua) tahap sebagaimana tersebut dalam bunyi Pasalnya yaitu : "Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak". ahkamaa Sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (2) huruf c UU KUP di atas maka untuk pengajuan gugatan harus ada keputusan yang mendahuluinya. Jadi seharusnya Halaman 13 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori 14 Putusan Mahkamaa atas Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 tersebut diajukan pencabutan oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) terlebih dahulu dan atas keputusan yang diterbitkan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) jika tidak puas maka dapat diajukan gugatan ke Pengadilan Pajak. 9. Bahwa dengan demikian, Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) berpendapat bahwa objek gugatan berupa Surat Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 yang diajukan gugatan oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) adalah bukan merupakan objek gugatan karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 23 ayat (2) huruf c UU KUP dan Pasal 1 angka 4, 5, 7 dan Pasal 31 UU Pengadilan Pajak karena tidak terkait dengan pelaksanaan keputusan pajak yang lain. Dengan kata lain pengajuan ini adalah prematur mengingat belum ada keputusan lain yang terbit terkait surat ini. Dalam Pasal 23 ayat (2) UU KUP secara jelas mewajibkan adanya 2 keputusan dimana yang satu sifatnya menetapkan sedangkan satunya bersifat regelling (mengatur) yang seharusnya dipahami oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat). 10. Bahwa penerbitan Surat Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 merupakan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diajukan oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) tidak didasarkan atas keputusan perpajakan yang mendahuluinya. Hal ini berbeda dengan keputusan atas permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf a atau huruf b UU KUP dimana sebelum keputusan tersebut telah terbit keputusan perpajakan berupa Surat Ketetapan Pajak (SKP) maupun Surat Tagihan Pajak (STP). Berdasarkan bunyi Pasal 23 ayat (2) huruf c UU KUP diatas bahwa keputusan yang dapat digugat adalah Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, maka penerbitan ahkamaa surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-0348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 menurut Pemohori Peninjauan Kembali tidak dapat diajukan gugatan karena tidak termasuk dalam objek gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat (2) UU KUP; Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori 15 Putusan Mahkamaa 11. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) menyatakan bahwa permohonan gugatan yang diajukan melalui Surat Nomor 918/BOD/09 tanggal 25 November 2008 oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) tersebut tidak memenuhi ketentuan formal atas objek gugatan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (2) UU KUP juncto Pasal 1 angka 4 dan 7 UU Pengadilan Pajak atas objek yang digugat berupa penerbitan Surat Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009, sehingga seharusnya tidak dapat diproses melalui Pengadilan Pajak; 12. Bahwa dengan demikian, putusan Majelis Hakim yang tetap memeriksa dan memutus sengketa yang tidak memenuhi ketentuan formal dimana objek gugatan yaitu atas Penerbitan Surat Nomor PEM-00348/ WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 tentang Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah bukan merupakan suatu Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) UU KUP sehingga merupakan putusan yang cacat hukum dan harus dibatalkan karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Pasal 31 ayat (3) UU Pengadilan Pajak juncto Pasal 23 ayat (2) UU KUP, sehingga hasil putusan pengadilan pajak tersebut tidak dapat dipertahankan di hadapan hukum dan tidak memenuhi rasa keadilan, sehingga patut untuk diajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat); B. Majelis Hakim dalam memutus sengketa materi gugatan atas Penerbitan Surat Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga menjadikan putusan yang cacat hukum. 1. Bahwa dalil-dalil, fakta-fakta serta dasar hukum (fundamentum petendi) yang telah dikemukakan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) di atas untuk seluruhnya, adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan sebagai satu kesatuan dengan dalil-dalil yang akan dikemukakan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) pada uraian berikut ini; 2. Bahwa jika seandainya-pun, Majelis Hakim Mahkamah Agung Yang Terhormat, yang memeriksa dan mengadili sengketa peninjauan kembali ini berpendapat lain selain daripada dalil-dalil yang disampaikan dan diuraikan ahkamaa oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) tersebut di atas, namun pada pokoknya Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) tetap tidak Halaman 15 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori 16 Putusan Mahkamaa sependapat dan keberatan atas pertimbangan dan putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak sebagaimana yang dituangkan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/M.I/99/2010 tanggal 27 Juli Bahwa pokok sengketa adalah atas Pengukuhan Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) sebagai Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan Surat Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 yang ditetapkan oleh KPP Badora Dua. 4. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) sangat keberatan dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak, yang antara lain berbunyi sebagai berikut : Halaman 19 Alinea ke-7 dan 8: "Berdasarkan hasil penelitian Majelis terhadap data/dokumen dalam berkas gugatan, keterangan Penggugat dan Pejabat yang mewakili Tergugat dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa Tergugat tidak dapat membuktikan bahwa Penggugat merupakan BUT, sedangkan Penggugat dapat membuktikan dirinya sebagai perusahaan nirlaba yang berkedudukan di Indonesia sehingga bukan BUT". merupakan Bahwa berdasarkan uarian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa terdapat cukup alasan yang meyakinkan bagi Majelis untuk mengabulkan gugatan Penggugat terhadap Surat Tergugat Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 tentang Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan membatalkan Surat Tergugat Nomor PEM-00348/WPJ.07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 tersebut". 5. Bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan berdasarkan hasil pemeriksaan sengketa banding di Pengadilan serta berdasarkan penelitian atas dokumen-dokumen milik Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding) maka dapat diketahui secara jelas dan nyata-nyata adanya fakta-fakta sebagai berikut : 5.1. Bahwa Putusan Majelis Hakim yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 adalah ahkamaa mengabulkan gugatan Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) dengan alasan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori 17 Putusan Mahkamaa tidak dapat membuktikan bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) merupakan BUT sedangkan Termohon peninjauan Kembali (semula Penggugat) dapat membuktikan dirinya sebagai perusahaan nirlaba yang berkedudukan di Indonesia sehingga bukan merupakan BUT Bahwa dalam Surat Tanggapan Nomor S-2/WPJ.04/KP.1005/2010 tanggal 11 Januari 2010, Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) telah menyampaikan alasan bahwa Pengusaha adalah orang atau badan dalam bentuk apapun. Tidak disebutkan bahwa sebuah organisasi asosiasi non profit adalah yang dikecualikan demikian pula dengan penyerahan barang dan atau jasa yang terutang Pajak Pertambahan Nilai tidak melihat unsur profit dan non profit dari kegiatan penyelenggaraan konvensi Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) Berdasarkan surat gugatan Penggugat Nomor 918/BOD/09 tanggal 26 November 2009, Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) berpendapat bahwa yang diajukan gugatan adalah atas terbitnya surat Pengukuhan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM 00348/ WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009 dan bukan permasalahan kata "BUT" sehingga pendapat Majelis Hakim tentang permasalahan BUT adalah sangat tidak relevan. 6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 13, 14, 15 dan Pasal 3A ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 (selanjutnya disebut dengan UU PPN) menyebutkan : Pasal 1: 13. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi ahkamaa massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya. Halaman 17 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori 18 Putusan Mahkamaa 14. Pengusaha adalah orang pribadi atau Badan sebagaimana dimaksud dalam angka 13 yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. 15. Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam angka 14 yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan undangundang ini, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Pasal 3A ayat (1) : "Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, huruf c, atau huruf f, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang". 7. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 13, 14, 15 dan Pasal 3A ayat (1) UU PPN di atas maka Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) berpendapat bahwa Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak tidak melihat dari jenis badan dari Wajib Pajak tetapi melihat dari apakah Wajib Pajak tersebut melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang ini, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, ahkamaa kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) berpendapat bahwa Pengusaha Kena Pajak dapat berupa orang pribadi atau badan yang berada di Indonesia dengan syarat memenuhi kriteria melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak. Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori 19 Putusan Mahkamaa 8. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 69 ayat (1), Pasal 76 dan Pasal 78 beserta penjelasannya UU Pengadilan Pajak yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 69 ayat (1) : "Alat bukti dapat berupa: a. Surat atau tulisan; b. Keterangan ahli; c. Keterangan para saksi; d. Pengakuan para pihak; dan/atau e. Pengetahuan Hakim". Pasal 76 : "Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1)". Pasal 78 "Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim". - Penjelasan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14 Tahun menyebutkan : "Keyakinan Hakim didasarkan pada penilaian pembuktian dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan". 9. Pemohon Peninjauan Kembali berpendapat bahwa pendapat Majelis Hakim sebagaimana tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/ M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 halaman 19 Alinea ke-6 yang menyatakan bahwa : " Penggugat merupakan perusahaan nirlaba yang berkedudukan di Indonesia dan bertujuan untuk memberikan keterangan yang tidak bersifat rahasia untuk meningkatkan segi-segi eksplorasi, produksi dan penggilangan industri perminyakan di Indonesia, sehingga bukan merupakan BUT, sehingga secara formal tidak dapat ditetapkan sebagai PKP". Adalah tidak tepat karena : - Seolah-olah Majelis Hakim hanya berpendapat bahwa karena Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) bukan BUT maka Termohon ahkamaa Peninjauan Kembali (semula Penggugat) tidak dapat dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Halaman 19 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori 20 Putusan Mahkamaa - Selain itu, Majelis Hakim menyatakan bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) adalah perusahaan nirlaba, dimana pendapat Majelis Hakim hanya berdasarkan Akte Pendirian Nomor 177 tanggal 26 November 1971 dan tidak dilakukan penelitian terhadap Laporan Keuangan dari Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat). 10. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) berpendapat bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat(1), Pasal 76 dan Pasal 78 UU Pengadilan Pajak, maka seharusnya Majelis Hakim melakukan penelitian lebih mendalam terhadap kegiatan usaha yang dilakukan oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) apakan melakukan penyerahan barang atau jasa kena pajak atau tidak. 11. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) dalam Surat Tanggapan Nomor S-2/WPJ.02/KP.1005/2010 tanggal 10 Januari 2010 menyatakan bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) melakukan praktek-praktek bisnis pada umumnya yaitu menetapkan tarif tertentu dan melakukan kegiatan invoicing terhadap kegiatan konvensi yang dilakukan dan konvensi terbuka untuk umum. 12. Bahwa sesuai dengan pernyataan Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) yang dituangkan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 pada halaman 16 alenia ke-6 dan 7 serta halaman 17 alinea ke 1 dan 2, disebutkan bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) melakukan kegiatan berupa konvensi dan biaya yang dibebankan kepada peserta semata-mata hanya merupakan alokasi pengganti biaya yang dikeluarkan oleh asosiasi tanpa adanya suatu unsur laba. Bahwa atas pernyataan Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) tersebut Majelis hakim tidak melakukan pembuktian lebih lanjut sehingga tidak diketahui kebenaran apakah memang benar biaya kepada peserta tersebut benar-benar tidak ada unsur laba karena yang mengadakan kegiatan konvensi adalah Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) sendiri. 13. Bahwa dengan demikian Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung dengan kesimpulan ahkamaa bahwa putusan Majelis Hakim terhadap materi gugatan yang mengabulkan permohonan gugatan Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori 21 Putusan Mahkamaa adalah nyata-nyata tidak cermat dan bertentangan dengan ketentuan perundangundangan perpajakan yang berlaku dengan alasan : Majelis Hakim telah tidak cermat dalam menafsirkan ketentuan Pasal 1 angka 13, 14, 15 dan Pasal 3A ayat (1) UU PPN, sehingga menghasilkan putusan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku Majelis Hakim tidak melakukan penelitian yang lebih mendalam dan menyeluruh mengenai kegiatan usaha dari Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 69 ayat (1), Pasal 76 dan Pasal 78 UU Pengadilan Pajak tentang kekuatan pembuktian dalam persidangan. 14. Bahwa dengan demikian, telah terbukti pula secara nyata-nyata bahwa amar pertimbangan dan amar putusan (dictum) Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang telah dituangkan dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/ M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 tersebut telah dibuat dengan tidak berdasarkan kepada fakta-fakta yang ada dan yang telah nyata-nyata terungkap dalam pemeriksaan sengketa gugatan tersebut, sehingga telah terbukti secara nyata-nyata melanggar ketentuan Pasal 78 dan Pasal 91 huruf e Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan Penjelasannya dan oleh karena itu atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put /PP/M.I/ 99/2010 tanggal 27 Juli 2010 tersebut adalah cacat hukum dan harus dibatalkan demi hukum. Bahwa dengan demikian, putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak Nomor Put.24967/PP/M.I/99/2010 tanggal 27 Juli 2010 yang menyatakan : - Mengabulkan seluruhnya gugatan Penggugat dan membatalkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/WPJ07/ KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009, atas nama: BUT Indonesia Petroleum Association, NPWP: , alamat: Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II Suite 2001, JI. Jend. Sudirman kav , Kebayoran Baru Jakarta Selatan, DKI Jakarta Raya adalah tidak benar dan telah cacat hukum serta telah nyata-nyata bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. ahkamaa PERTIMBANGAN HUKUM Halaman 21 dari 23 halaman. Putusan Nomor 129/B/PK/PJK/2013 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 21

22 Direktori 22 Putusan Mahkamaa Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut, Mahkamah Agung berpendapat: Bahwa alasan-alasan butir A dan B tersebut tidak dapat dibenarkan, karena pertimbangan hukum dan Putusan Pengadilan Pajak yang mengabulkan seluruhnya gugatan Penggugat dan membatalkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-00348/WPJ.07/KP.1003/2009 tanggal 14 Oktober 2009, atas nama Pemohon Banding sekarang Termohon Peninjauan Kembali sudah tepat dan benar, dengan pertimbangan: Bahwa oleh karena Penggugat bukan BUT (Bentuk Usaha Tetap)/ Permanent Establishment yang dalam perkara a quo adalah suatu perusahaan nirlaba sebagaimana yang secara tegas diatur dalam Pasal I Anggaran Dasar dari Akta Pendirian Yayasan Nomor 177 tanggal 26 November 1971 yang dibuat di hadapan Notaris Mochamad Said Tadjoedin tanggal 26 November 1971 dan telah dikukuhkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah dtempatkan dalam Tambahan Berita Negara Nomor 41 Tahun 1990 tanggal 22 Mei 1990 yang bukan merupakan objek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) UU PPh. Bahwa dengan demikian tidak terdapat putusan Pengadilan Pajak yang nyatanyata tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 91 huruf e Undang- Undang Nomor 14 Tahun Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali: DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tersebut tidak beralasan sehingga harus ditolak; Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan peninjauan kembali, maka Pemohon Peninjauan Kembali dinyatakan sebagai pihak yang kalah, dan karenanya dihukum untuk membayar biaya perkara dalam peninjauan kembali; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak serta peraturan perundang-undangan yang terkait; ahkamaa MENGADILI, Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 760/B/PK/Pjk/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 2134/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1786/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286/B/PK/PJK/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Pajak dalam permohonan Peninjauan Kembali

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1094/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak sebagai berikut dalam perkara:

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1129/B/PK/PJK/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 133/B/PK/PJK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 446/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor: 156/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mengubah: UU 6-1983 lihat: UU 9-1994::UU 28-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 126, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 654/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 415/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 584/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1716/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017. Jenis Pajak : Bea Masuk

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017. Jenis Pajak : Bea Masuk Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa : bahwa dalam yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah banding atas Surat Penetapan Kembali

Lebih terperinci

PUTUSAN SELA NOMOR : 52/C/PK/PJK/2007

PUTUSAN SELA NOMOR : 52/C/PK/PJK/2007 PUTUSAN SELA NOMOR : 52/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sela sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1741/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma No.1656, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penagihan Bea Masuk dan/atau Cukai. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 515/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 581/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1935/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP) SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36258/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 60/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 988/B/PK/PJK/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor. 60/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2015, No mengatur pelaksanaan lebih lanjut ketentuan mengenai pembayaran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan

2015, No mengatur pelaksanaan lebih lanjut ketentuan mengenai pembayaran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1692, 2015 KEMENKEU. Pendalaman Sektor Keuangan. Fasilitas. Perpajakan. Wajib Pajak. Pengusaha Kena Pajak. Skema Kontrak Investasi. Kolektif Tertentu. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Pengugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah,

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka untuk

Lebih terperinci

KOMPILASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN (KUP)

KOMPILASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN (KUP) KOMPILASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN (KUP) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ BEBERAPA PERUBAHAN POKOK UU

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 259/B/2017/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus sengketa

Lebih terperinci

Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.48274/PP/M.XV/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak : Put-44300/PP/M.I/15/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

Lebih terperinci

PENETAPAN DAN KETETAPAN

PENETAPAN DAN KETETAPAN PENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK UMUM Pelaksanaan pemungutan Pajak yang tidak sesuai dengan Undang-undang perpajakan akan menimbulkan ketidakadilan

Lebih terperinci

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah : Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1003, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penagihan. Bea Masuk. Cukai. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PMK 111/PMK.04/2013 TENTANG

Lebih terperinci

P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007

P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007 P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sela sebagai berikut

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa Pajak Air Permukaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal I angka 2, Pasal

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia kama Direktori Putusan Mahkamaa red79;p U T U S A N NOMOR : 197/B/2010/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus

Lebih terperinci