: 1. Sengketa Dasar Hukum Penerbitan SKPKB Berdasarkan Verifikasi
|
|
- Deddy Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85810/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 23 Masa Pajak Maret 2012 sebesar Rp ,00; yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding; : 1. Sengketa Dasar Hukum Penerbitan SKPKB Berdasarkan Verifikasi bahwa Pemohon Banding mempermasalahkan dasar penerbitan SKP adalah keliru dan tidak tepat mengingat verifikasi tidak diatur oleh Undang-Undang; bahwa Terbanding menanggapi pendapat Pemohon Banding bahwa penerbitan SKP telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan, dengan penjelasan sebagai berikut : a. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 146/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Verifikasi dapat diketahul bahwa proses verifikasi dalam rangka penerbitan surat ketetapan pajak olehterbanding sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1), Pasal 13 ayat (2), dan Pasal 14 huruf d ketentuan dimaksud; b. Terkait dengan pelaksanaan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 73 P/HUM/2013 yang mengabulkan permohonan judicial review dari Pemohon Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), maka sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-741PJ/2015 tanggal 04 Desember 2015 tentang Pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 73 P/HUM/2013 tentang Uji Materill Terhadap Pasal-Pasal Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan HaK dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, ditegaskan beberapa hal sebagai berikut : i. Bahwa surat edaran tersebut disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman terkait dengan implikasi atas Putusan Mahkamah Agung Nomor 73 P/HUM/2013 sehingga dapat memberikan keseragaman dan kepastian hukum dalam pelaksanaan putusan dimaksud; ii. Terkait dengan saat berlakunya Putusan Mahkamah Agung di atas maka sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil diatur bahwa dalam hal 90 (sembilan puluh) hari setelah Putusan Mahkamah Agung tersebut dikirim kepada Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan peraturan perundang-undangan tersebut, ternyata pejabat yang bersangkutan tidak melaksanakan kewajibannya, demi hukum peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak mempunyai kekuatan hukum; iii. Berdasarkan laman (website) resmi dari Mahkamah Agung, diperoleh informasi bahwa sengketa uji materiil yang diajukan KADIN Indonesia atas pasal-pasaf dalam PP 74 Tahun 2011 dengan nomor perkara 73 P/HUM/2013 telah diputuskan dikabulkan oleh Majelis Hakim Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2014 dan dikirimkan kepada para pihak pada tanggal 1 Juli 2015; c. Berdasarkan hasil penelitian atas berkas Laporan Hasil Verifikasi dan penerbitan surat ketetapan pajak dapat diketahui bahwa Laporan Hasil Verifikasi Dalam Rangka Penerbitan Surat Ketetapan Pajak oleh Terbanding diselesaikan tanggal 09 Maret 2015 dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 diterbitkan pada tanggal 13 Maret 2015; d. Dengan demikian maka pelaksanaan verifikasi dan penerbitan surat ketetapan pajak tersebut di atas diterbitkan tidak melebihi jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah pengiriman putusan judicial review yang baru dikirimkan pada tanggal 1 Juli 2015 maka sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 pelaksanaan verifikasi paling lambat tanggal 29 September 2015; 2. Sengketa Dasar Pengenaan Pajak a. Dalam Surat Banding disampaikan fakta bahwa pembayaran yang dilakukan oleh Pemohon Banding kepada MPS adalah untuk pembayaran : - Jasa Maklon - Penggantian (reimbursement) atas biaya produksi (production cost) yang termasuk didalamnya adalah gaji yang dibayarkan MPS kepada karyawannya terkait pekerjaan maklon; b. Hasil penelitian atas sengketa penentuan DPP PPh Pasal 23 atas pembayaran tagihan kepada
2 pihak MPS yang terdaftar di KPP Pratama Bantul sebagai berikut: i. Pembayaran oleh Pemohon Banding kepada MPS pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian sebagai berikut: ii. iii. a) Penggantian biaya gaji atas pekerja yang bekerja untuk menghasilkan produk rokok dari Pemohon Banding; dan b) Biaya atas jasa manajemen yang dilakukan oleh MPS yang berkaitan dengan jasa menyediakan dan mengatur para pekerja yang bekerja untuk menghasilkan rokok; Menurut Pemohon Banding, perusahaan mitra (MPS) tidak menyediakan bahan baku ataupun tambahan (penolong) sehubungan dengan jasa yang diberikan kepada Pemohon Banding, sehingga tidak ada tagihan bahan baku ataupun tambahan (penolong) dan perusahaan MPS tidak bertanggung jawab atas hasil kerja para pekerja dalam memproduksi rokok; Pemohon Banding menyatakan bahwa atas imbalan jasa dalam menyediakan dan mengatur pekerja yang bekerja untuk menghasilkan produk rokok, Pemohon Banding telah melakukan pemotongan PPh Pasal 23 dan hal ini sudah sesuai dengan surat penjelasan pengenaan PPh dan PPN sehubungan dengan kerjasama antara Pemohon Banding dengan perusahaan MPS yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar Nomor S-361IWPJ.19/2005 tanggal 24 Oktober 2005 dan Surat Nomor S- 368/WPJ.19/2005 tanggal 26 Oktober 2005; iv. Berdasarkan penelitian atas data SPT Tahunan Pajak Penghasilan dari PT CMPN dan PT YTI dan data Laporan Keuangan perusahaan tersebut, diketahui bahwa perusahaan tersebut telah mengakui pembayaran imbalan yang dibayarkan oleh Pemohon Banding sebagai Pendapatan Penggantian Biaya Produksi dan Pendapatan Jasa MakIon; v. Data pada Laporan Keuangan (Laporan Perhitungan Laba/Rugi) pada 2 perusahaan MPS tersebut menunjukkan bahwa antara pembayaran atas penggantian biaya produksi oleh Pemohon Banding dan biaya produksi yang telah dibebankan oleh perusahaan MPS tidak sama/terdapat selisih yang diakui oleh perusahaan mitra/ MPS sebagai Laba Kotor (Gross Profit). Hal ini menunjukkan bahwa atas penggantian biaya produksi yang diterima oleh perusahaan MPS tidak semata-mata hanya untuk penggantian biaya tenaga kerja yang merupakan karyawan dari perusahaan MPS sehingga terdapat margin bagi perusahaan MPS; vi. Dengan demikian maka sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 sebagaimana telah diatur lebih lanjut dalam 53/PJ/2009 ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan jumlah bruto (tidak termasuk PPN) yang wajib dipotong PPh Pasal 23 adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri Iainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap tidak termasuk: a) Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa; b) Pembayaran atas pengadaanlpembelian barang atau material; c) Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga; d) Pembayaran penggantian biaya (reimbursement), yaitu penggantian pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga Dalam hal pembayaran penggantian biaya (reimbursement) maka harus dilampiri dengan penggantian pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oteh pihak MPS kepada pihak ketiga hal ini sesuai dengan lampran SE-53/PJ/2009; vii Berdasarkan penelitian atas dokumen Perhitungan TPO/MPS Fee, Kuitansidnvoice, dan Faktur Pajak dari perusahaan MPS dapat diketahui bahwa pembayaran imbalan oleh PT. HMS Tbk kepada perusahaan MPS terdiri dari a) Penggantian biaya produksi yang dihitung dari rekap output harlan atas produksi rokok (dihitung output jumlah batang, jumlah box, dan dikalikan jumlah imbalan per box); b) Pembayaran atas Jasa Maklon (dihitung dari jumlah output/jumlah box produksi dikalikan dengan pembayaran atas jasa meklon per box). Perhitungan penggantian biaya produksi bukan berdasarkan jumlah yang nyata-nyaya dibayarkan kepada pihak ketiga namun berdasarkan jumlah imbalan yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian; viii. Dengan demikian maka jumlah bruto yang seharusnya menjadi Dasar Pengenaan Pajak
3 PPh Pasal 23 sesuai dengan ketentuan di atas adalah atas keseluruhan imbalan yang dibayarkan oleh Pemohon Banding kepada perusahaan MPS karena pembayaran imbalan tersebut tidak bersifat penggantian (reimbursement) atas biaya produksi MPS dan tidak merupakan penggantian atas pembayaran gaji, upah, ataupun honorarium karena dokumen penagihan/invoice yang diterbitkan oleh perusahaan MPS tidak dilampiri dengan kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium; 3. Sengketa Tempat Terutang PPh Pasal 23 bahwa Terbanding menetapkan tempat terutang pembayaran PPh Pasal 23 atas transaksi Jasa Maklon tersebut pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul dengan penjelasan sebagai berikut : a. Pemohon Banding menyatakan bahwa telah melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 sesuai peraturan perpajakan yang berlaku atas imbalan jasa yang dibayarkan kepada MPS dan melaporkannya ke KPP Madya Surabaya; b. Bahwa menurut Pemohon Banding pelaksanaan kewajiban terkait dengan PPh Pasal 23 atas imbalan yang dibayarkan kepada MPS sudah sesuai ketentuan SE-12/PJ.4/1996 tentang Pelaksanaan Pemotongan PPh Pasal 23 dan atas hal ini menurut Pemohon Banding juga sudah mendapatkan penegasan dari KPP Madya Surabaya melalui surat nomor S- 3749/WPJ.11/KP.11/2015 tanggal 17 Februari 2015 dengan Intl penegasan sesuai dengan ketentuan SE-12/PJ.4/1996. c. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) huruf c Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 12/PJ./2008 diatur bahwa kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang diadministrasikan pada KPP Madya meliputi kewajiban perpajakan Pemotongan dan Pemungutan PPh akibat dari transaksi yang dilakukan kantor pusat dan/atau cabang Wajib Pajak yang berdomisiii di wilayah Kota Surabaya untuk Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Madya Surabaya; d. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 12/PJ./2008 diatur bahwa Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak yang tetap diadministrasikan pada KPP Lama selain KPP Madya meliputi kewajiban Pemotongan dan Pemungutan PPh akibat dari transaksi yang dilakukan Kantor Pusat danfatau Cabang Wajib Pajak selain dari transaksi sebagaimana diatur dalam ayat (1) huruf c, PBB, dan BPHTB; e. Berdasarkan uraian di atas, Terbanding berpendapat bahwa transaksi penyerahan jasa PT CMPN dan PT YTI kepada Pemohon Banding yang terjadi di wilayah Bantul diadministrasikan di KPP Pratama Bantul; f. Berdasarkan hasil penelitian atas data dan dokumen terkait dengan pembayaran yang dilakukan oleh Pemohon Banding kepada MPS di Bantul dapat diketahui bahwa berdasarkan bukti transaksi/kuitansi bermeterai menunjukkan bahwa pembayaran dilakukan di Bantul sebagai lokasi dari MPS. Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan Koreksi Positif atas Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar Rp ,00 dengan alasan sebagai berikut: bahwa Pemohon Banding mengikat kerja sama kemitraan dengan tujuan agar ada pergerakan ekonomi di daerah tersebut, dalam kasus ini daerah Bantul. Kerja sama kemitraan terkait dalam bentuk kerjasama maklon, Dalam hal ini Pemohon Banding bermitra dengan PT CMP dan PT YTI yang selanjutnya disebut Mitra Produksi Sigaret atau MPS. Antara Pemohon Banding dengan MPS memiliki perjanjian kerja sama sebagai berikut Pemohon Banding menyediakan bahan baku, peralatan untuk memproduksi sigaret kretek tangan, dan tenaga pengontrol terkait kualitas produk, sedangkan pihak MPS menyediakan tempat kerja (Pabrik) dan tenaga kerja. dengan proses kerja sebagaimana tersebut maka Pemohon Banding menolak koreksi terbanding dengan alasan sebagai berikut: a. Penagihan yang dilakukan oleh MPS hanya sebatas jasa maklon, diluar penagihan jasa maklon yang dilakukan oleh MPS, Pemohon Banding melakukan penggantian (reimbursement) atas biaya produksi (production cost) yang termasuk didalamnya adalah gaji yang dibayarkan MPS kepada karyawannya terkait pekerjaan maklon; b. Pemohon Banding telah melakukan pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 23 di Kantor Pusat Pemohon Banding yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Surabaya; c. Pemohon Banding beranggapan terdapat potensi pengenaan pajak berganda; d. Pemohon Banding berpendapat Terbanding tidak mempertimbangkan fakta bahwa ketentuan Pasal 23 atas jasa yang ditagihkan semata dan penggantian biaya bukan merupakan objek pengenaan PPh Pasal 23; e. Pemohon Banding berpendapat Terbanding tidak memberikan keadilan dalam proses keberatan yang diajukan oleh Pemohon Banding; f. Pemohon Banding berpendapat bahwa penerbitan SKP adalah keliru dan tidak tepat mengingat verifikasi tidak diatur oleh Undang-Undang; bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan keterangan/pernyataan sebagai berikut: bahwa menurut Pemohon Banding, koreksi yang dilakukan Terbanding terkait dengan pihak yang berkewajiban untuk mengadministrasikan kewajiban perpajakan PPh Pasal 23 yang sudah Pemohon Banding administrasikan di KPP Madya Surabaya. Menurut Terbanding kewajiban perpajakan PPh Pasal 23 seharusnya di administrasikan di KPP Pratama Bantul bukan di KPP Madya Surabaya;
4 bahwa berdasarkan Surat Edaran Nomor SE-12/PJ.4/1996 tentang Pelaksanaan Pemotongan PPh Pasal 23 (Seri PPh Ps. 23 Nomor 7) yang menegaskan bahwa kewajiban PPh Pasal 23 melekat pada tempat yang melakukan pembayaran dimana yang melakukan pembayaran adalah kantor pusat Pemohon Banding; bahwa Pemohon Banding telah meminta surat penegasan kepada KPP Madya Surabaya (Terbanding) untuk mengkonfirmasi apakah perlakuan perpajakan yang telah dilakukan Pemohon Banding adalah benar adanya dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Terhadap permintaan Pemohon, pihak KPP Madya Surabaya memberikan klarifikasi melalui surat nomor S-3749/WPJ.11/KP/11/2015 tertanggal 17 Februari 2015 dimana dalam surat tersebut ditegaskan bahwa perlakuan perpajakan yang telah dilakukan Pemohon Banding adalah benar; bahwa Pemohon Banding telah diperiksa oleh Tim Pemeriksa dari DJP Pusat untuk tahun pajak 2008, 2010 dan 2011 namun tidak ada koreksi atas DPP PPh Pasal 23 sebagaimana yang menjadi koreksi dalam sengketa banding ini; bahwa Pemohon Banding mempunyai kerjasama dengan 35 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang merupakan lawan transaksi Pemohon Banding yang tersebar di lebih dari 20 KPP. Sejak tahun 1990 sampai saat ini tidak ada masalah terkait pemotongan PPh Pasal 23 karena Pemohon Banding melakukan hal yang seragam kecuali untuk KPP Bantul; bahwa kerjasama dengan MPS yang berada di KPP Bantul sudah berlangsung lama namun baru untuk tahun pajak 2010 dilakukan koreksi oleh KPP Bantul; bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyerahkan penjelasan tertulis atas permohonan banding Nomor 120/DDTC-LIT/IV/2017 tanggal 20 April 2017 sebagai berikut : bahwa Pemohon Banding memberikan penjelasan tertulis terkait argumentasi dan pembuktian atas permohonan banding yang disampaikan oleh Pemohon. Dikarenakan keseluruhan sengketa yang diajukan banding memiliki dasar koreksi yang sama, untuk itu Pemohon Banding untuk menyampaikan Penjelasan Tertulis ini untuk mewakili keseluruhan berkas sengketa tersebut, yaitu sebanyak 46 (empat puluh enam) berkas dengan rincian nomor sengketa sebagai berikut: Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Jan Jan Jan Feb Feb Feb Feb Mar Mar Mar Mar Apr Apr Apr Apr Mei Mei Mei Mei Jun Jun Jun Jun Jul Jul Jul Jul Agust Agust Agust Agust Sept Sept Sept Sept Okt Okt Okt Nov Nov Nov Nov Des Des Des Des Menurut Majelis : 1. Sengketa Dasar Hukum Penerbitan SKP bahwa menurut Pemohon Banding bahwa kegiatan Verifikasi tidak diatur di dalam Undang-Undang melainkan muncul melalui Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. Terhadap kegiatan verifikasi ini telah diajukan uji materi kepada Mahkamah Agung dan diperoleh putusan melalui Putusan Mahkamah Agung Nomor 73/HUM/2013 tanggal 30 Juni 2014 yang secara tegas dan tandas menyatakan atas pasal-pasal yang terkait dengan verifikasi tidak mempunyai kekuatan hukum. Hal ini secara nyata-nyata menunjukkan bahwa kegiatan verifikasi melanggar Undang-Undang Perpajakan dan produk atas kegiatan tersebut (SKP) tidak lagi memiliki dasar hukum untuk dinyatakan sebagai produk yang sah secara hukum. Dengan demikian, koreksi yang dilakukan Terbanding melalui kegiatan verifikasi pada dasarnya merupakan kegiatan yang tidak berlandaskan hukum dan produk yang dihasilkan merupakan hal yang tidak tepat dan keliru dan harus batal demi hukum; bahwa menurut Terbanding bahwa penerbitan SKP telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan, berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 146/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Verifikasi dapat diketahui bahwa proses verifikasi dalam rangka penerbitan surat ketetapan pajak oleh KPP Pratama Bantul sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1), Pasal 13 ayat (2), dan Pasal 14 huruf d ketentuan dimaksud; bahwa berdasarkan fakta dan peraturan perundang-undangan, sebagai berikut: Majelis mempertimbangkan hal-hal bahwa Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 menyatakan : Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal-hal sebagai berikut:
5 a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar; bahwa Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan menyatakan: (1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar berdasarkan: a. hasil Verifikasi terhadap keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang; b. hasil Pemeriksaan terhadap: 1) Surat Pemberitahuan; atau 2) kewajiban perpajakan Wajib Pajak karena Wajib Pajak tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang, dan setelah ditegur secara tertulis Surat Pemberitahuan tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran; c. hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan terhadap Wajib Pajak yang melakukan perbuatan sebagaimana diatur dalam Pasal 13A Undang-Undang. (2) Keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan data konkret yang diperoleh atau dimiliki oleh Direktur Jenderal Pajak yang berupa: a. hasil klarifikasi/konfirmasi faktur pajak; b. bukti pemotongan Pajak Penghasilan; c. data perpajakan terkait dengan Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang dan setelah ditegur secara tertulis Surat Pemberitahuan tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran; atau; d. bukti transaksi atau data perpajakan yang dapat digunakan untuk menghitung kewajiban perpajakan Wajib Pajak. (3) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar berdasarkan hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi terhadap Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap terhadap Wajib Pajak yang dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. bahwa berdasarkan huruf E angka 2 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-74/PJ/2015 tanggal 4 Desember 2015 tentang Pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 73 P/Hum/2013 Tentang Uji Materiil Terhadap Pasal-Pasal Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan menyatakan : Saat berlakunya Putusan Mahkamah Agung : - Dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil diatur bahwa dalam hal 90 (sembilan puluh) hari setelah putusan Mahkamah Agung tersebut dikirim kepada Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan peraturan perundang-undangan tersebut, ternyata pejabat yang bersangkutan tidak melaksanakan kewajibannya, demi hukum peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak mempunyai kekuatan hukum; - Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menerbitkan Putusan Nomor 73 P/HUM/2013 tentang Uji Materiil Terhadap Pasal-Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan yang diputus pada tanggal 30 Juni 2014 dan dikirimkan kepada para pihak pada tanggal 1 Juli 2015; bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas data yang ada dalam berkas banding diketahui bahwa pelaksanaan verifikasi oleh KPP Pratama Bantul diselesaikan tanggal 9 Maret 2015, sedangkan putusan Mahkamah Agung tentang Uji Materiil terhadap Pasal-Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 dikirimkan ke Terbanding tanggal 1 Juli 2015 sehingga Majelis berpendapat bahwa ketentuan Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 terkait penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar berdasarkan hasil verifikasi terhadap keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) UU KUP masih tetap berlaku; bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Majelis berpendapat bahwa penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 memenuhi ketentuan formal penerbitan surat ketetapan ; 2. Penelaah Keberatan dan Pihak Pemeriksa adalah Petugas yang Sama sehingga dianggap oleh Pemohon Banding tidak memberikan keadilan bahwa dalam surat banding Pemohon Banding pada pokoknya menyatakan bahwa Terbanding secara nyata salah tidak memberikan keadilan bagi Pemohon Banding karena Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 ditandatangani oleh S. Josephine M. Wiwiek
6 Widwijanti selaku Kepala Kantor KPP Pratama Bantul, kemudian ketika permohonan keberatan dan selanjutnya diproses oleh Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta, keberatan tersebut ditangani oleh S. Josephine M. Wiwiek Widwijanti selaku Kepala Bidang PKB di Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga Keputusan Keberatan yang dihasilkan dari proses yang demikian cacat hukum; bahwa terhadap pernyataan Pemohon Banding tersebut, Majelis berpendapat bahwa secara administratif pelaksanaan pemeriksaan dan penyelesaian sengketa hasil pemeriksaan (keberatan) adalah berjenjang ke tingkat yang lebih tinggi. Institusi yang menilai hasil pemeriksaan apabila terdapat sengketa, tingkatannya lebih tinggi dari institusi sebelumnya; bahwa terkait dengan sengketa yang diajukan oleh Pemohon Banding dalam hal ini SKPKB PPh Pasal 23 diterbitkan oleh KPP Pratama Bantul dan ditandatangani oleh Kepala Kantor KPP Pratama Bantul dalam hal ini adalah S. Josephine M. Wiwiek Widwijanti; bahwa pada proses penyelesaian keberatan, S. Josephine M. Wiwiek Widwijanti menjabat sebagai Kepada Bidang PKB pada Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta, namun produk keputusan keberatan adalah produk Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta yang dalam hal ini ditandatangani oleh Rudi Gunawan Bastari; bahwa Majelis berpendapat tidak terdapat kesalahan yang bersifat administratif dalam penyelesaian sengketa pajak, produk-produk Ketetapan diterbitkan oleh institusi yang berbeda secara berjenjang. Sedangkan terkait masalah keadilan, Pemohon Banding telah melakukan upaya hukum banding sesuai Surat Banding ke Pengadilan Pajak; 3. Sengketa Tempat Terutang PPh Pasal 23 bahwa menurut Terbanding bahwa transaksi penyerahan jasa PT CMPN dan PT YTI kepada Pemohon Banding yang terjadi di wilayah Bantul diadministrasikan di KPP Pratama Bantul; bahwa berdasarkan hasil penelitian atas data dan dokumen terkait dengan pembayaran yang dilakukan oleh Pemohon Banding kepada MPS di Bantul dapat diketahui bahwa berdasarkan bukti transaksi/kuitansi bermeterai menunjukkan bahwa pembayaran dilakukan di Bantul sebagai lokasi dari MPS, pembayaran imbalan jasa oleh Pemohon Banding kepada MPS yang merupakan objek PPh Pasal 23 seharusnya dilakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan di KPP Pratama Bantul; bahwa menurut Pemohon Banding bahwa dikarenakan kewajiban PPh Pasal 23 yang terutang dianggap timbul di Kantor Pusat (KPP Madya Surabaya), maka Terbanding (KPP Bantul) tidak memiliki kewenangan apapun untuk menetapkan kewajiban PPh Pasal 23 terutang di Bantul; bahwa dikarenakan tidak adanya kewenangan hukum yang dimiliki Terbanding (KPP Bantul) untuk menetapkan koreksi, maka secara nyata-nyata koreksi yang dilakukan Terbanding bertentangan dan melanggar ketentuan ; bahwa berdasarkan fakta dan peraturan perundang-undangan, sebagai berikut: Majelis mempertimbangkan hal-hal bahwa Surat Edaran Nomor SE-12/PJ.4/1996 tentang Pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 (Seri PPh Ps. 23 Nomor 7) menyatakan sebagai berikut: a. Atas transaksi-transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor pusat, maka PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh kantor pusat, a. Atas transaksi-transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor cabang, misalnya pembayaran sewa kantor cabang, PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh kantor cabang; bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis diketahui Pemohon Banding telah meminta surat penegasan kepada KPP Madya Surabaya dan KPP Madya Surabaya memberikan klarifikasi melalui Surat nomor S- 3749/WPJ.11/KP/11/2015 tertanggal 17 Februari 2015 yang pada butir 3 menyatakan sebagai berikut: berdasarkan ketentuan diatas, dengan ini ditegaskan bahwa: - atas transaksi-transaksi yang merupakan objek jasa pemotongan PPh Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor pusat PT HMS (kepada MPS di lokasi), maka PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh kantor pusat PT HMS, - sedangkan atas transaksi-transaksi yang merupakan objek jasa pemotongan PPh Pasal 23 yang pembayarannya dilakukan oleh kantor cabang PT HMS (di masing-masing lokasi MPS), maka PPh pasal 23 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh kantor cabang PT HMS yang bersangkutan; bahwa menurut Majelis bahwa terhadap pembayaran objek PPh Pasal 23 yang dilakukan Kantor Pusat, maka kewajiban PPh Pasal 23 yang berupa pemotongan, penyetoran dan pelaporan dilakukan oleh kantor pusat. Secara konsisten, hal ini berlaku sebaliknya, dimana dalam hal pembayaran dilakukan oleh
7 kantor cabang, maka kewajiban PPh Pasal 23 dilakukan oleh kantor cabang; bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis diketahui penagihan atas jasa maklon yang dilakukan oleh Mitra Produksi Sigaret ditujukan kepada kantor pusat dari Pemohon Banding dan terhadap penagihan tersebut, adalah kantor pusat yang melakukan pembayaran; bahwa sehingga menurut Majelis, yang diharuskan untuk melakukan pemotongan, pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 23 adalah kantor pusat di Surabaya yang terdaftar di KPP Madya Surabaya, dengan demikian, pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas objek PPh Pasal 23 terkait jasa maklon yang telah Pemohon Banding lakukan melalui kantor pusat secara nyata-nyata telah telah benar ; bahwa sehingga Majelis berkesimpulan bahwa dikarenakan kewajiban PPh Pasal 23 yang terutang dianggap timbul di Kantor Pusat (KPP Madya Surabaya), maka KPP Bantul tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan kewajiban PPh Pasal 23 terutang di Bantul; 4. Sengketa Dasar Pengenaan Pajak bahwa Terbanding melakukan koreksi positif atas Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar Rp ,00 karena terdapat objek PPh Pasal 23 atas Jasa Maklon yang belum dipotong, disetorkan dan dilaporkan di KPP Pratama Bantul; bahwa menurut Terbanding, bahwa koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 23 diperoleh dari penghitungan kembali atas jumlah imbalan yang dibayarkan oleh Pemohon Banding kepada perusahaan mitra produksinya yang terdaftar di KPP Pratama Bantul, yaitu PT CMPN dan PT YTI; bahwa menurut Terbanding jumlah Dasar Pengenaan Pajak untuk Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 oleh Pemohon Banding kepada perusahaan MPS adalah sesuai dengan jumlah bruto (tidak termasuk PPN) dokumen Invoice atau Faktur Pajak yang diterbitkan oleh perusahaan MPS; bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan Koreksi Positif atas Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 tersebut karena Pemohon Banding mengikat kerja sama kemitraan dengan tujuan agar ada pergerakan ekonomi di daerah tersebut, dalam kasus ini daerah Bantul. Kerja sama kemitraan terkait dalam bentuk kerjasama maklon Dalam hal ini Pemohon Banding bermitra dengan PT CMP dan PT YTI yang selanjutnya disebut Mitra Produksi Sigaret atau MPS. Antara Pemohon Banding dengan MPS memiliki perjanjian kerja sama sebagai berikut Pemohon Banding menyediakan bahan baku, peralatan untuk memproduksi sigaret kretek tangan, dan tenaga pengontrol terkait kualitas produk, sedangkan pihak MPS menyediakan tempat kerja (Pabrik) dan tenaga kerja; bahwa menurut Pemohon Banding, pembayaran kepada MPS dilakukan oleh kantor pusat, sehingga PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh Kantor Pusat yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Surabaya; bahwa berdasarkan bukti dan keterangan para pihak selama persidangan, Majelis berpendapat sebagai berikut : Pasal 23 ayat (1) Huruf c Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan : Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis diketahui hal-hal sebagai berikut : - bahwa Pemohon Banding mengikat kerja sama kemitraan dalam bentuk kerjasama maklon, yaitu bermitra dengan PT CMP dan PT YTI yang selanjutnya disebut Mitra Produksi Sigaret atau MPS; - bahwa antara Pemohon Banding dengan MPS memiliki perjanjian kerja sama yaitu Pemohon Banding menyediakan bahan baku, peralatan untuk memproduksi sigaret kretek tangan, dan tenaga pengontrol terkait kualitas produk, sedangkan pihak MPS menyediakan tempat kerja (Pabrik) dan tenaga kerja; - bahwa Penagihan yang dilakukan oleh MPS hanya sebatas jasa maklon, diluar penagihan jasa maklon yang dilakukan oleh MPS, Pemohon Banding melakukan penggantian (reimbursement) atas biaya produksi (production cost) yang termasuk didalamnya adalah gaji yang dibayarkan MPS kepada karyawannya terkait pekerjaan maklon;
8 bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis diketahui pembuktian melalui alur transaksi pembayaran kepada PT CMPN dan PT YTI adalah sebagai berikut : 1. Invoice yang diterbitkan oleh PT CMPN dan PT YTI ditujukan kepada kantor pusat Pemohon Banding yang beralamat di Jalan Rungkut Industri Raya 18 Surabaya; 2. Faktur pajak yang diterbitkan oleh PT CMPN dan PT YTI ditujukan kepada kantor pusat Pemohon Banding yang beralamat di Jalan Rungkut Industri Raya 18 Surabaya; 3. Kantor pusat Pemohon Banding menerbitkan perintah membayar atas invoice yang diterbitkan oleh PT CMPN dan PT YTI; 4. Atas surat perintah membayar yang diterbitkan oleh kantor pusat tersebut kemudian pemohon banding melakukan pembayaran melalui transfer dari rekening Deutsche Bank cabang Surabaya; 5. PT CMPN dan PT YTI menerbitkan kuitansi pembayaran; 6. bahwa Pemohon Banding telah melakukan pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 23 di Kantor Pusat Pemohon Banding yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Surabaya; bahwa Majelis berkesimpulan bahwa nyata-nyata penagihan atas jasa maklon yang dilakukan oleh PT CMPN dan PT YTI (Mitra Produksi Sigaret) ditujukan kepada kantor pusat dari Pemohon Banding dan terhadap penagihan tersebut, kantor pusat yang melakukan pembayaran, sehingga tidak terdapat objek PPh Pasal 23 atas Jasa Maklon yang belum dipotong, disetorkan dan dilaporkan; bahwa Majelis berpendapat, atas koreksi positif atas Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan; Menimbang Menimbang Menimbang Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak; : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak; : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding, sehingga DPP Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah sebagai berikut: DPP PPh Pasal 23 menurut Keputusan Terbanding Rp ,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp ,00 DPP PPh Pasal 23 menurut Majelis Rp 0,00 Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan peraturan perudang-undangan lainnya yang berkaitan dengan sengketa ini; Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-00046/KEB/WPJ.23/2016 tanggal 29 April 2016, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 Masa Pajak Maret 2012 Nomor: 00004/203/12/543/15 tanggal 13 Maret 2015, atas nama: PT XXX, sehingga perhitungan menjadi sebagai berikut: Penghasilan Kena Pajak/Dasar Pengenaan Pajak Rp. 0,00 PPh Pasal 23 yang terutang Rp. 0,00 Kredit Pajak Rp. 0,00 Pajak yang tidak/kurang dibayar Rp. 0,00 Demikian diputus pada Sidang Di Luar Tempat Kedudukan di Yogyakarta berdasarkan Musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Kamis, tanggal 18 Mei 2017, oleh Hakim Majelis II B Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis sebagai berikut : Drs. Bambang Basuki, M.A., M.P.A. Ali Hakim, SE., Ak., MSi., CA. Yohanes Silverius Winoto, S.E., M.Si. dengan dibantu oleh: sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, Muhammad Akhsanul Fata, S.E., M.M. sebagai Panitera Pengganti, Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis IIB pada hari Kamis, tanggal 24 Agustus 2017, dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Pemohon Banding dan tidak dihadiri oleh Terbanding.
9
SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.
Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa
Lebih terperinciPutusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011
Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/1/216 Jenis Pajak : PPh Pasal 21 Tahun Pajak : 211 Pokok Sengketa Pemohon Banding Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Koreksi
Lebih terperinciTahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:
Putusan Nomor : Put- 87938/PP/M.XVIB/25/2017 Jenis Pajak : PPh Final Pasal 4 ayat (2) Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan
Lebih terperinci: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat
Lebih terperincibahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put79783/PP/M.IIB/99/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak Duduk Perkara/ Pokok Sengketa:
Lebih terperincibahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.
Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 4 Desember 2015 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
Lebih terperinciNomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26
Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa pokok sengketa dalam banding ini adalah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Surat Tergugat Nomor
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi
Lebih terperincibahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan
Lebih terperinciPPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust
: Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 58582/PP/M.VIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciA. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.42727/PP/M.I/15/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Penghasilan Badan : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi Terbanding
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Terbanding
Lebih terperinciTabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp
Putusan Nomor : 80394/PP/M.IIA/15/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar
Lebih terperincidengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:
Direktori : PUT. Putusan 44513/PP/M.XIV/15/2013 Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :
: Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding
Lebih terperinciPENETAPAN DAN KETETAPAN
PENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : PPh Pasal23 : bahwa nilai sengketa terbukti
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak
Lebih terperinciMenurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA
BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya
Lebih terperincisengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan
Lebih terperinciPengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
Lebih terperinciKoreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,
Putusan Nomor : PUT-72658/PP/M.XB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;
Putusan Nomor : 72832/PP/M.IIIA/99/2016 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) No: PEM- 00025/WPJ.19/KP.0303/2013
Lebih terperinci1
0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.
PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. 1 ALUR KUP WP SPT SKP Inkraacht 3 bulan (dikrim) Daftar Inkraacht Pemeriksaan Keberatan Inkraacht 5 tahun 3 bulan(dite rima)
Lebih terperincibahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:
utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5268 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162) I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPutusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP
Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencatatan atas Biaya Bunga yang dilaporkan dalam laporan Keuangan Berikut ini adalah komponen-komponen laba rugi yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan
Lebih terperinci2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)
Putusan Nomor : Put.73686/PP/M.XVIIIA/10/2016 Jenis Pajak : PPh Pasal 21 Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi positif Terbanding
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi SKB CV. MMC Sehubungan dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 CV. MMC merupakan perusahaan dalam bidang jasa konsultan bisnis yang berdiri pada tahun 2005. Perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V. 1. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Pemohon
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2011 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : Koreksi positif atas Biaya Usaha Lainnya berupa Biaya yang dikoreksi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp
Putusan : Put-44878/PP/M.V/12/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa
Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam Gugatan ini adalah
Lebih terperincibahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:
utusan Nomor : Put-73894/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP- 105/WPJ.07/2015 tanggal 12 Januari 2015;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 63911/PP/M.XVA/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : Maret 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor
Lebih terperinciSoal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)
Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,
Lebih terperinciNilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-87287/PP/M.XIA/25/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 4 Ayat (2) Final Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa yang terbukti dalam sengketa banding ini adalah
Lebih terperinciSelf assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP
Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan 1 PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014
Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : Pajak Penghasilan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan
BAB IV PEMBAHASAN Dalam evaluasi penerapan dan perbandingan Pajak Pertambahan Nilai sebelum dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan penelusuran atas laporan laba rugi, neraca,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini penulis akan mengamati kasus yang penulis dapatkan selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan di KKP Anton dan Rekan yaitu tentang pemeriksaan pajak
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan
Lebih terperinciJumlah Barang Pcs. Negara Asal : China berdasarkan penetapan nilai pabean dengan menggunakan data Metode nilai transaksi barang serupa.
Putusan Nomor Jenis Pajak : Put-81243/PP/M.IIB/19/2017 : Bea Masuk Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam perkara banding ini adalah penetapan Nilai Pabean atas impor 60ML
Lebih terperinciMenimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.57329/PP/M.XVIIIB/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding sebesar
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014
Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa
Lebih terperinciSurat Tergugat Nomor: S-1744/WPJ.32/KP.01/2013 tanggal 10 Juli 2013;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52908/PP/M.IIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.47389/PP/M.X/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Tergugat Nomor
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT108077.16/2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
Lebih terperinci, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan
No.1645, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Sanksi Administrasi. Pengurangan. Pajak Bumi dan Bangunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014
Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan
Lebih terperinci: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi
Lebih terperinciPeredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-87217/PP/M.IA/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa Nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, pos Penghasilan Luar Usaha
Lebih terperinciKoreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT. 49902/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG
Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, DAN/ATAU
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 60/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut
Lebih terperinciPenggantian ke 2 (dua) :
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa
Lebih terperincibahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:
utusan Nomor : Put-73892/PP/M.XIB/16/2016 nis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang
Lebih terperinci: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak
Putusan Nomor : Put.69128/PP/M.IA/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa nilai sengketa terbukti dalam
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2012
Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016 Jenis Pajak : Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan
Lebih terperinci