Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap: a. DPP PPN sebesar Rp ,00, b. Pajak Keluaran sebesar Rp ,00, c. Pajak Masukan sebesar Rp ,00. Koreksi Negatif Dasar Pengenaan Pajak atas Penyerahan Batubara Sebesar Rp , ,00 Menurut Terbanding: bahwa Peredaran Usaha dikoreksi positif berdasarkan pemeriksaan dengan pengujian arus piutang Pemohon Banding berusaha di bidang Pertambangan Batubara, di mana batubara tersebut bukan merupakan Barang Kena Pajak. Dengan demikian, Pemeriksa melakukan koreksi negatif Penyerahan atas batubara sejumlah Rp ,00. Koreksi Negatif Pajak Keluaran atas Penyerahan Batubara sebesar Rp ,00 bahwa Pemohon Banding berusaha di bidang Pertambangan Batubara, di mana batubara tersebut bukan merupakan Barang Kena Pajak. Dengan demikian, Pemeriksa mengoreksi Pajak Keluaran atas batubara sejumlah Rp ,00. Koreksi Positif Pajak Masukan Berkenaan dengan Penyerahan Batubara sebesar Rp ,00 bahwa Pemohon Banding berusaha di bidang Pertambangan Batubara, di mana batubara tersebut bukan merupakan Barang Kena Pajak. Dengan demikian, Pemeriksa mengoreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan penyerahan batubara sejumlah Rp ,00. Koreksi Negatif Dasar Pengenaan Pajak atas Penyerahan Batubara sebesar Rp ,00 dan Koreksi Negatif atas Pajak Keluaran sebesar Rp ,00 Menurut Pemohon : bahwa sesuai Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan serta surat-surat penegasan Direktur Jenderal Pajak tentang perlakuan PPN atas kontraktor PKP2B khususnya Generasi ke-iii dapat disimpulkan bahwa PKP2B Pemohon Banding tetap tunduk pada Undang-Undang Nomor 11 tahun 1994 dan atas penyerahan Batubara yang diproduksi oleh Pemohon Banding kepada siapapun tetap terutang PPN. Sehingga koreksi negatif atas DPP atas Penyerahan Batubara sebesar Rp ,00 dan koreksi negatif atas Pajak Keluaran sebesar Rp ,00 yang masih dipertahankan oleh Terbanding, Pemohon Banding mohon agar dibatalkan. ahkamaa Koreksi positif Pajak Masukan berkenaan dengan penyerahan batubara sebesar Rp ,00 bahwa dengan demikian berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa atas penyerahan batubara untuk perusahaan Pemohon Banding tetap terhutang PPN sehingga atas Pajak Masukan yang diperoleh dapat dikreditkan dan dikompensasikan ke Masa Pajak Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa berikutnya. Sehingga atas koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 yang masih dipertahankan. Pendapat Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa antara Terbanding dengan Pemohon Banding adalah mengenai masalah juridis yaitu adanya perbedaan interpretasi penerapan dasar hukum terhadap penyerahan batubara oleh Kontraktor dalam rangka Perjanjian Karya Pengusahaan Per tambangan Batubara (PKP2B) dan sebagai implikasinya menyebabkan terdapatnya perbedaan interpretasi terhadap Batubara yang diserahkan tersebut adalah sebagai Barang Kena Pajak atau Non Barang Kena Pajak terutang dan tidak terutangnya PPN atas penyerahan Batu bara tersebut serta dapat dan tidak dapatnya Pajak Masukan terkait dikreditkan. bahwa menurut Terbanding Batubara bukan sebagai Barang Kena Pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 jo. aturan pelaksanaannya (Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000) sehingga penyerahannya tidak terutang PPN sedangkan menurut Pemohon Banding Batubara yang diproduk adalah merupakan Barang Kena Pajak sesuai dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1994 sebagaimana jugayang telah ditentukan di dalam PKP2B Pemohon Banding sehingga penyerahannya terutang PPN. bahwa Pemohon Banding adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Pertambangan Batu bara dan hasil produksinya yang dijual adalah berupa Batubara yang telah melalui beberapa tahapan proses seperti crushing, washing dan dismiling berdasarkan PKP2B dengan Pemerintah Republik Indonesia. bahwa Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) atas nama Pemohon Banding telah mendapat persetujuan DPR dan Presiden, ditandatangani pada tanggal 20 Nopember 1997 dan termasuk kategori PKP2B Generasi III. bahwa beberapa definisi dalam Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) atas nama Pemohon adalah sebagai berikut: Perjanjian ini dibuat dan disepakati di Jakarta, Republia, pada hari Kamis tanggal 20 November 1997 oleh dan antara Pemerintah Republia, dalam hal ini diwakili oleh Menteri Pertambangan dan Energi Republia (selanjutnya disebut Pemerintah ) ; dan PT Perkasa Inakakerta (sebuah badan hukum Indonesia)......dan seterusnya...; (halaman 4 PKP2B), Maka, dengan memperhatikan janji-janji bersama, persetujuan serta persyaratan yang ditetapkan sekarang dan kemudian untuk dilaksanakan dan ditepati oleh kedua belah pihak, dan dengan maksud agar terikat secara hukum maka ditetapkan dan disetujui bersama oleh kedua belah pihak hal-hal sebagai berikut:...dan seterusnya ; (halaman 5 PKP2B), Pasal 1 angka 20 PKP2B: ahkamaa Pemerintah berarti Pemerintah Republia, Menteri, Departemen, Badan, Lembaga, Pemerintah Daerah, Kepala Daerah Tingkat I atau Tingkat II-nya, bahwa berdasarkan definisi tersebut di atas jelas bahwa Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) merupakan perjanjian dan atau kesepakatan antara Pemerintah Republia, dalam hal Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa ini diwakili oleh Menteri Pertambangan dan Energi Republia dan Pemohon Banding; Pasal 1 angka 4 PKP2B: Batubara berarti semua bentuk batuan sedimenter yang dapat terbakar yang berasal dari timbunan sisa-sisa tumbuhan yang diubah oleh prosesproses kimia, fisika dan biologi secara alami selama dan setelah penimbunan dan yang terdapat dalam bentuk lapisan-lapisan yang jelas. Pasal 1 angka 22 PKP2B: Batubara Bermutu Rendah berarti batubara peringkat rendah (lignite) yang karena sifatnya pada kondisi saat ini sulit diusahakan secara komersial. Kriteria batubara bermutu rendah akan ditetapkan oleh kepu tusan Direktur Jenderal dan akan ditinjau secara berkala 5 (lima) tahun sekali. Dalam hal definisi batu bara bermutu rendah berubah. maka ketetapan pada kondisi-kondisi terdahulu akan di hormati. Pasal 1 angka 31 PKP2B: Produk berarti semua batubara dan batubara yang mutunya telah ditingkatkan, yang diperoleh sebagai hasil penambangan atau pencucian/pengolahan setelah dikurangi jumlah yang hilang, dibuang, yang rusak atau yang dipakai dalam penelitian, pengujian penambangan, pencucian/pengolahan dan pengangkutan. Pasal 1 angka 38 PKP2B Pencucian/Pengolahan berarti perlakuan terhadap batubara setelah ditambang untuk menghasilkan batubara yang dapat dipasarkan atau peningkatan mutu produksi batubara lebih lebih lanjut; dan kata Cuci/Olah mempunyai makna yang sama; bahwa berdasarkan definisi tersebut di atas jelas bahwa batubara dan atau batubara bermutu rendah merupakan hasil pertambangan yang sematamata mengalami atau dihasilkan dan proses kimia, fisika dan biologi secara alamiah. bahwa batubara yang dapat dipasarkan atau dijual adalah batubara yang mengalami pengolahan / proses lebih lanjut sehingga mutunya meningkat sebagaimana definisi dalam Pasal 1 angka 31 dan angka 38 PKP2B. Pasal 1 angka 37 PKP2B: Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1994 berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang & Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang No. 11 Tahun 1994, termasuk pera turan pelaksanaannya. bahwa berdasarkan definisi ini, aspek perpajakan dalam PKP2B atas nama Pemohon Banding merupakan PKP2B yang bersifat naildown atau mengunci karena dengan tegas menyebutkan bahwa pemenuhan pajak kontraktor dalam hal ini Pajak Pertambahan Nilai adalah Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang & Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994, termasuk peraturan pelaksanaannya. ahkamaa Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa bahwa ketentuan dalam PKP2B yang bersifat naildown atau mengunci tidak dapat dihapuskan, dibatalkan atau diubah dengan peraturan perundang-undangan sesudahnya kecuali dengan persetujuan keduabelah pihak. bahwa dalam Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 diatur: Barang adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak maupun barang tidak berwujud. bahwa dalam Pasal 4 A Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 diatur: Jenis Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b dan jenis jasa sebagaimana di dimaksud dalam Pasal 1 huruf e yang tidak dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. bahwa selanjutnya dalam Penjelasan Pasal 4 A Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 dikemukakan: Penetapan jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan Peraturan Pemerintah didasarkan atas kelompok-kelompok barang sebagai berikut: d. barang hasil pertambangan dan pengeboran, yang diambil langsung dari sumbernya, seperti crude oil, garam. bahwa Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor 50 Tahun 1994 merupakan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 yang antara lain mengatur dan menetapkan jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan didasarkan atas kelompok-kelompok barang. bahwa dalam Pasal 3 angka 4 PP Nomor 50 diatur: Kelompok barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah : Barang hasil pertambangan, penggalian dan pengeboran, yang diambil langsung dari sumbernya. bahwa dalam Pasal 7 angka 4 PP Nomor 50 diatur: Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi: barang hasil pertambangan, penggalian, pengeboran lainnya yang diambil langsung dan sumbernya. bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 31 dan angka 38 PKP2B atas nama Pemohon Banding batu bara yang dapat dipasarkan atau dijual disebut Produk yaitu semua batubara dan batubara yang mutu nya telah ditingkatkan yang telah dicuci/diolah yaitu suatu perlakuan terhadap batuba ra setelah ditambang untuk menghasilkan batubara yang dapat dipasarkan atau peningkatan mutu produksi batubara lebih lanjut. ahkamaa bahwa dengan menyandingkan pengertian barang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 3 angka 4 dan Pasal 7 angka 4 PP Nomor 50 Tahun 1994 dengan produk dalam Pasal 1 angka 31 dan angka 38 PKP2B atas nama Pemohon Banding, jelas bahwa produk telah Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga tidak lagi termasuk dalam kelompok barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud Pasal 4 A Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 dan Pasal 3 angka 4 jo Pasal 7 angka 4 PP Nomor 50 Tahun 1994 melainkan menjadi bagian dari kelompok barang yang penyerahannya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebagai mana dimaksud Pasal 4 huruf a dan f Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994: Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas : a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha, f. ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak, bahwa dari Pasal 14 PKP2B tentang Pajak-Pajak dan Kewajiban Lain- Lain Keuangan Kontraktor dapat dikemukakan beberapa hal yaitu: Angka 2 : Iuran eksploitasi/produksi atas (royalty) batubara yang diproduksi Perusahaan; Karena royalty ini sudah termasuk dalam bagian Pemerintah yang 13,5 % (tiga belas dan lima puluh perseratus persen) dari batubara yang diproduksi, Kontraktor tidak perlu membayar lagi kepada Pemerintah, sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) (d). Angka 6 : Dengan memperhatikan kewajiban umum yang dimaksud dalam Undang- Undang Pajak Pertambahan Nilai dan peraturan pelaksanaannya, Kontraktor berkewajiban untuk: (i) melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, (ii) memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan tarif 10 % (sepuluh persen) atau tarif lain, sesuai dengan dengan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1994 dan peraturan pelaksanaannya. bahwa Pasal II huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 menyatakan sebagai berikut: Dengan berlakunya Undang-Undang ini : a.. b. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas usa ha di bidang pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum, dan pertambangan lainnya berdasarkan Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan yang masih berlaku pada saat berlakunya undang-undang tetap dihitung berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan tersebut sampai dengan Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan berakhir. ahkamaa bahwa sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara tanggal 25 September 1996 Pasal 4 ayat 1 (a) menyatakan bahwa kewajiban pajak kepada Pemerintah adalah sesuai dengan Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku pada saat Perjanjian (PKP2B) ditandatangani. bahwa dalam Surat Menteri Keuangan Nomor: S-1032/MK.04/1988 tanggal 15 Desember 1988 tentang Ketentuan Perpajakan Dalam Kontrak Karya Pertambangan. pada angka 1 dikemukakan antara lain: Kontrak Karya hendaknya diberlakukan/dipersamakan dengan undang-undang, oleh karena itu ketentuan perpajakan yang diatur dalam Kontrak Karya diberlakukan secara khusus (special treatment/lex specialis. bahwa dengan perkataan lain, undang-undang perpajakan berlaku secara umum kecuali diatur secara khusus dalam Kontrak Karya. bahwa memperhatikan prinsip pemajakan yang dianut oleh Terbanding sesuai dengan pendiriannya dari beberapa Surat Penegasan yang diterbitkan oleh Terbanding yang pada dasarnya menegaskan bahwa batubara yang dihasilkan melalui proses lebih lanjut adalah Barang Kena Pajak dan atas penyerahannya terutang PPN antara lain sebagai berikut: 1. Surat Menteri Keuangan Nomor S- 414/MK.01/1987 tanggal 6 April 1987 Tentang Pengenaan PPN atas Batubara; bahwa pada dasarnya surat tersebut menegaskan bahwa batubara merupakan hasil produksi melalui proses pengolahan lebih lanjut berupa pemecahan, disliming, konsentrasi dan penyaringan dari bahan galian maka batubara merupakan Barang Kena Pajak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang PPN bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka atas penyerahan batubara terhutang PPN. 2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-637/PJ.3/1987 Tentang Pengenaan PPN atas Batubara; bahwa dalam Surat Edaran tersebut, Terbanding berpendapat bahwa seyogyanya batubara dianggap sebagai Barang Kena Pajak mengingat hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang PPN Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-38/PJ.31/1988 tanggal 19 September 1988 Tentang Pengenaan PPN atas Batubara. Angka 2 : Untuk penanganan selanjutnya, sepanjang batubara yang dihasilkan dengan proses pengolahan yang diatur dalam Surat Menteri Keuangan tersebut diatas maka batubara yang dihasilkan adalah merupakan Barang Kena Pajak dan perusahaan pertambangan yang menghasilkan batubara tersebut adalah Pengusaha Kena Pajak; 4. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: S-283/PJ.51/2002 tanggal 28 Maret 2002 Tentang Perlakuan PPN atas Kontraktor PKP2B Generasi III. ahkamaa Angka 7: Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini kami tegaskan bahwa: Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa a. Ketentuan PPN yang berlaku bagi PT LH adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 dan peraturan pelaksanaannya kecuali diatur secara khusus dalam PKP2B, b. Ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 yang menetapkan bahwa batuba ra adalah bukan Barang Kena Pajak tidak berlaku bagi PT LH, bahwa dengan demikian PT LH diwajibkan memungut PPN atas penyerahan batubara sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun c. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak tetap dapat dikredit kan sepanjang memenuhi ketentuan dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: S-504/PJ.51/2002 tanggal 31 Mei 2002 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Batubara. Angka 5 huruf c: Mengingat bahwa sebagian besar perusahaan pertambangan batubara adalah kontraktor yang terikat Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), maka : 1) Menteri Keuangan dalam hal ini Direktur Jenderal Pajak tetap konsisten menghormati bahwa PKP2B adalah Lex Specialis, oleh karena itu ketentuan perpajakan yang tercantum dalam PKP2B berlaku khusus, sedangkan ketentuan dalam Undang-Undang PPN dan peraturan pelaksanaannya termasuk PP Nomor 144 Tahun 2000 berlaku umum bagi kontraktor PKP2B, 2) Terhadap perjanjian PKP2B yang dibuat sebelum berlakunya Undangundang Pajak Pertambahan Nilai dan belum pemah diperbaharui, maka kewajiban perpajakan yang harus dilakukan adalah yang tercantum dalam PKP2B tersebut, 3) Terhadap PKP2B yang dibuat setelah berlakunya Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai diberikan pengaturan sebagai berikut: a) bahwa apabila dalam PKP2B tersebut dinyatakan secara tegas bahwa atas penyerahan batubara tersebut dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, maka atas penyerahan Batubara sesuai PKP2B tersebut dikategorikan sebagai penyerahan Barang Kena Pajak sampai dengan tanggal berakhirnya PKP2B tersebut, b) bahwa apabila dalam PKP2B tersebut tidak dinyatakan secara tegas bahwa atas penyerahan batubara tersebut dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, maka atas penyerahan Batubara sebelum diproses menjadi briket Batubara PKP2B tersebut dikategorikan sebagai penyerahan barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (sesuai dengan ketentuan yang berlaku). ahkamaa bahwa berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan ketentuan yang berlaku sebagaimana tersebut di atas dan memperhatikan penjelasan maupun argumentasi dan para pihak serta pendapat ahli, Majelis berpendapat: 1. bahwa Batubara yang diproduksi dan dijual oleh Pemohon Banding adalah batubara yang telah mengalami pertambahan nilai (value added) karena telah melalui beberapa tahapan proses seperti crushing, Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa washing dan dismilling, sehingga dengan demikian batubara tersebut tidak termasuk dalam kriteria barang tambang yang dijual yang langsung diambil dari sumbernya; 2. bahwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku: a. Surat Menteri Keuangan Nomor: S-414/MK.01/1987 tanggal 6 April 1987 Tentang Pengenaan PPN atas Batubara, b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-637/PJ.3/1987 Tentang Pengenaan PPN atas Batubara, c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-38/PJ.31/1988 tanggal 19 September 1988 Tentang Pengenaan PPN atas Batubara, d. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: S-283/PJ.51/2002 tanggal 28 Maret 2002 Tentang Perlakuan PPN atas Kontraktor PKP2B Generasi III. bahwa Majelis berpendapat bahwa Batubara yang diproduk oleh Pemohon Banding adalah Barang Kena Pajak dan atas penyerahannya terutang PPN. 3. bahwa sesuai dengan Pasal II huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 tentang PPN ditentukan, pengenaan PPN dan PPnBM atas usaha di bidang pertambangan umum dan pertambangan lainnya berdasarkan Kontrak Karya yang masih berlaku saat berlakunya undang-undang ini tetap dihitung berdasarkan ketentuan Kontrak Karya sampai dengan Kontrak Karya berakhir. bahwa sesuai dengan fakta hukum tersebut terbukti bahwa ketentuan Pasal II huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 hanya mengatur mengenai Kontrak Karya yang masih berlaku pada saat berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 dan tidak sesuai dengan dalil Terbanding yang berpendapat dalam ketentuan tersebut di atas termasuk mengatur mengenai Kontrak Karya yang ditandatangani sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun bahwa PKP2B Pemohon Banding disetujui dan ditandatangani pada tanggal 20 Nopember 1997 yaitu saat setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1994 yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1995 dan berakhir pada tanggal 31 Desember bahwa lebih lanjut ditegaskan pendirian Terbanding atas pertanyaan Pemohon Banding yang mempunyai PKP2B Generasi III (PKP2B-nya ditandatangani pada tangg al 19 Februari 1998) yang meminta penegasan dari Terbanding mengenai penerapan PPN atas Kontraktor PKP2B Generasi III sehubungan dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 yang menetapkan antara lain bahwa batubara sebelum diproses menjadi briket adalah bukan Barang Kena Pajak, oleh Terbanding melalui Surat Nomor: S-283/PJ.51/2002 tanggal 28 Maret 2002 yaitu pada angka 7 menegaskan: a. Ketentuan PPN yang berlaku bagi Wajib Pajak yang bersangkutan adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 dan peraturan pelaksanaannya kecuali diatur secara khusus dalam PKP2B, ahkamaa b. Ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 adalah aturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 yang menetapkan bahwa batubara adalah bukan Barang Kena Pajak tidak berlaku bagi Wajib Pajak yang bersangkutan, Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa bahwa dengan demikian Wajib Pajak yang bersangkutan diwajibkan memungut PPN atas penyerahan batubara sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994, c. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak tetap dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun bahwa sesuai dengan normatif yuridis yang berlaku umum maupun yang berlaku khusus dan memperhatikan surat-surat Terbanding yang merupakan penegasan pendirian atas prinsip yang dianut dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku tentang perlakuan perpajakan atas batubara sebagai hasil galian dari kegiatan pertambangan maupun atas penera pan ketentuan hukum atas PKP2B in casu dan juga dengan memperhatikan pendapat ahli hukum dalam bidang pertambangan dalam kaitannya dengan penerapan hukum yang berlaku, Majelis berkesimpulan sebagai berikut: 1. bahwa penerapan ketentuan hukum yang berkaitan dengan PKP2B antara Pemerintah Republia dengan PT Perkasa Inakakerta tentang pertambangan batubara yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan telah disetujui oleh DPR dan Presiden tanggal 20 Nopember 1997 yang berlaku adalah ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 tentang Pajak Pertambahan Nilai disebut Undang-Undang Perubahan Pertama Undang-Undang PPN Tahun 1984, Undang- Undang Perubahan kedua Undang-Undang PPh Tahun 1984, Undang- Undang Nomor 13/1984 tentang Bea Materai dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang PBB dan seterusnya. 2. bahwa ketentuan Undang-Undang yang berlaku khusus (Lex Spesialis) yang wajib diterapkan adalah PKB2B a quo, sehingga antara kedua belah pihak masing-masing terikat dengan PKP2B dimaksud, 3. bahwa sesuai dengan Pasal 14 PKP2B tentang Pajak-Pajak dan Kewajiban Lain-Lain Keuangan Kontraktor, kewajiban Kontraktor harus membayar kepada Pemerintah dan memenuhi kewajiban Pajaknya termasuk kewajibannya sebagai pemungut/pemotong pajak, seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut, 4. bahwa dalam pemenuhan kewajiban perpajakan khususnya kewajiban yang berkaitan dengan yang disengketakan ini yaitu PPN, Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1994 dan segala peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 yang berlaku wajib dipenuhi oleh kontraktor (Pemohon Banding), 5. bahwa berkaitan dengan hak dan kewajiban dan Kontraktor (Pemohon Banding), Kontraktor (Pemohon Banding) wajib memenuhi kewajiban PPN yang berlaku atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa batubara karena penyerahan batubara menurut ketentuan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1994 terutang PPN dan berkaitan dengan hak Wajib Pajak atas mekanisme pengkreditan Pajak Masukan sebagai PKP berhak melakukan pengkreditan Pajak Masukan yang telah dibayarkan secara sah untuk mengurangi Pajak Keluaran yang harus dipungut dan dibayarkan ke Negara, ahkamaa 6. bahwa dengan demikian baik secara normatif yuridis yang berlaku dan maupun secara teoritis yang dikemukakan oleh ahli hukum dalam bidangnya yang berkaitan dengan penerapan ketentuan peraturan Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa Undang-Undang yang berlaku untuk PKP2B a quo Majelis berpendapat koreksi Terbanding atas: a. DPP PPN sebesar Rp ,00 b. Pajak Keluaran sebesar Rp ,00 c. Pajak Masukan sebesar Rp ,00 Tidak Dapat Dipertahankan. bahwa berdasarkan hasil penelitian Majelis terhadap data dan dokumen dalam berkas banding, keterangan Kuasa Pemohon Banding maupun Pejabat yang mewakili Terbanding dalam persidangan serta uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa terdapat cukup alasan yang meyakinkan bagi Majelis untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap koreksi negatif DPP PPN sebesar Rp ,00, koreksi negatif Pajak Keluaran atas Penyerahan Batubara sebesar Rp ,00 dan koreksi positif Pajak Masukan sebesar Rp ,00, sehingga Pajak Pertambahan Nilai yang terutang Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2008 dihitung kembali menjadi sebagai berikut : 1 Dasar Pengenaan Pajak a. Atas Penyerahan barang dan Jasa yang terutang PPN a.1. Ekspor Rp a.2. Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri Rp ,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp ( ,00) Peneyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri menurut Majelis Rp ,00 a.3. Penyerahan yang PPN-nya dipungut oleh Pemungut PPN Rp a.4. Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut Rp a.5. Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN Rp a.6. Jumlah Rp ,00 b. Atas penyerahan Barang dan Jasa yang tidak terutang PPN Rp c. Jumlah Seluruh Penyerahan Rp ,00 d. Atas impor BKP/Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean/Pemanfaatan JKP dari Luar daerah Pabean/Pemungutan Pajak oleh Pemungut Pajak/Kegiatan membangun sendiri/penyerahan atas Aktiva tetap yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan d.1. Impor BKP Rp d.2. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean Rp d.3. Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean Rp d.4. Pemungutan Pajak oleh Pemungut PPN Rp d.5. Kegiatan Membangun Sendiri Rp d.6. Penyerahan atas Aktiva Tetap yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan Rp d.7. Jumlah Rp 2 Penghitungan PPN Kurang Bayar a. Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri Rp ,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp ( ,00) Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri menurut Majelis b. Dikurangi Rp b.1. PPN yang disetor di muka dalam Masa Pajak yang sama Rp b.2. Pajak Masukan yang harus diperhitungkan Rp Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp ,00 Pajak Masukan yang harus diperhitungkan menurut Majelis Rp ,00 b.3. STP (Pokok kurang bayar) b.4. Dibayar dengan NPWP sendiri b.5. Lain-lain Rp ahkamaa b.6. Jumlah c. Diperhitungkan c.1. SKPPKP d. Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan e. Jumlah penghitungan PPN Kurang (Lebih) Bayar 3 Kelebihan Pajak yang sudah: a. Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya b. Dikompensasikan ke Masa pajak. (karena pembetulan) Rp Rp Rp ,00 Rp Rp ,00 Rp ( ,00) Rp ,00 Rp Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa c. Jumlah Memperhatikan Mengingat Memutuskan 4 PPN yang kurang dibayar Rp ,00 Rp : Surat Permohonan Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan serta hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan. : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun Ketentuan pelaksanaan perundang-undangan yang terkait. : Menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP- 597/WPJ.04/2011 tanggal 6 Juni 2011 tentang Keberatan SKPKB PPN Barang dan Jasa Nomor: 00015/207/08/063/10 tanggal 29 April 2010 Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2008, sehingga penghitungan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2008 menjadi sebagai berikut : 1 Dasar Pengenaan Pajak ,00 2 Penghitungan PPN Kurang Bayar a. Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri b. Dikurangi b.1. PPN yang disetor di muka dalam Masa Pajak yang sama b.2. Pajak Masukan yang harus diperhitungkan ,00 b.3. STP (Pokok kurang bayar) b.4. Dibayar dengan NPWP sendiri b.5. Lain-lain b.6. Jumlah c. Diperhitungkan c.1. SKPPKP d. Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan ahkamaa , ,00 e. Jumlah penghitungan PPN Kurang (Lebih) Bayar ( ,00) 3 Kelebihan Pajak yang sudah: a. Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya b. Dikompensasikan ke Masa pajak. (karena pembetulan) c. Jumlah 4 PPN yang masih harus dibayar , ,00 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

(RP) PPN Kurang Bayar (

(RP) PPN Kurang Bayar ( Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-61389/PP/M.XVI.A/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1129/B/PK/PJK/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Putusan Nomor : Put.69128/PP/M.IA/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa nilai sengketa terbukti dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 415/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.73443/PP/M.XIIB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa nilai sengketa terbukti dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00, Putusan Nomor : PUT-72658/PP/M.XB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1786/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

Penggantian ke 2 (dua) :

Penggantian ke 2 (dua) : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut :

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54025/PP/M.VB/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 143 TAHUN 2000 (143/2000) TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1935/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 2134/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah koreksi Dasar Pengenaan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, pos Penghasilan Luar Usaha

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAANUNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 446/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel No.4, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPAJAKAN. PAJAK. PPN. Barang dan Jasa. Pajak Penjualan. Barang Mewah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5271) PERATURAN

Lebih terperinci

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1447/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 581/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.42727/PP/M.I/15/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Penghasilan Badan : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi

Lebih terperinci

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36258/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: Pajak adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Pajak II.1.1 Definisi Pajak Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: Pajak

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.55229/PP/M.IB/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pajak Definisi Pajak berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut : Pajak adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4) LAMPIRAN I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-40/PJ./2009 tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak Bagi Wajib Pajak yang Memenuhi Persyaratan Tertentu,.....20 1) Nomor : (2)

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62294/PP/M.XI.B/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor: 156/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 584/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT. 49902/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DENGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286/B/PK/PJK/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Pajak dalam permohonan Peninjauan Kembali

Lebih terperinci

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011 Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/1/216 Jenis Pajak : PPh Pasal 21 Tahun Pajak : 211 Pokok Sengketa Pemohon Banding Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Koreksi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Dalam membahas definisi mengenai pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Adriani di kutip

Lebih terperinci

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah : Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70P/HUM/2013 MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG HASIL PERTANIAN

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007

P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 P U T U S A N NOMOR : 190/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM UU No.18 Tahun 2000 => 42 Th 2009 Tentang Pengenaan PPN dan PPnBM atas BKP dan JKP yang dikonsumsi di dalam negeri Definisi Pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap gugatan terhadap

Lebih terperinci

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB VII FAKTUR PAJAK DAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB VII FAKTUR PAJAK DAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) 149 BAB VII FAKTUR PAJAK DAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) PERATURAN TERKAIT a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 24/PJ/2012 Tentang Bentuk, ukuran, tata cara pengisian keterangan, prosedur pemberitahuan

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi positif atas

Lebih terperinci

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat, LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 40/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU...,...20... 1) Nomor :...

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.44159/PP/M.XII/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1225, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. PPN. Perjanjian Karya. Batubara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN,

Lebih terperinci

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi atau pengertian pajak menurut Mardiasmo (2011:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat

Lebih terperinci

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat, LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-40/PJ./2009 TENTANG : TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU...,...20... 1) Nomor

Lebih terperinci

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT A. Pengertian dan Ruang Lingkup Jasa Konstruksi A. 1 Pengertian Jasa Konstruksi Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang

Lebih terperinci

yang mana atas pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp ,00;

yang mana atas pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.52224/PP/M.VII B/19/2014 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap penerbitan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 184/PMK.03/2007 TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

FAKTUR PAJAK STANDAR

FAKTUR PAJAK STANDAR FAKTUR PAJAK STANDAR Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : Pengusaha Kena Pajak : Alamat : NPWP : Tanggal Pengukuhan PKP : Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak : Alamat : NPWP : NPPKP : No.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 31 Agustus 2017 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG PENEGASAN TERKAIT PPN YANG DIBEBASKAN ATAS IMPOR BARANG

Lebih terperinci

PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak)

PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak) PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak) PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui terdapat 2 (dua) prinsip dasar pemungutan PPN atas transaksi lintas batas (cross

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 760/B/PK/Pjk/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa

Lebih terperinci

Pengertian. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kelebihan PPN 30/04/2011

Pengertian. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kelebihan PPN 30/04/2011 Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN, PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PEMANFAATAN BARANG KENA PAJAK TIDAK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 549/KMK.04/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 549/KMK.04/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 549/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH OLEH BADAN-BADAN

Lebih terperinci

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2013, No.1556 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.09/2013 TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015; Putusan Nomor : 72832/PP/M.IIIA/99/2016 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal

Lebih terperinci