BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk peninjauan kembali pustaka-pustaka yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk peninjauan kembali pustaka-pustaka yang"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Pustaka Tnjauan pustaka dmaksudkan untuk pennjauan kembal pustaka-pustaka yang terkat (revew of related lterature). Sesua dengan art tersebut, suatu kajan pustaka berfungs sebaga pennjauan kembal (revew) pustaka (laporan peneltan, penjabaran teor-teor yang terkat dengan peneltan dan sebaganya) tentang masalah yang berkatan tdak selalu harus tepat dentk dengan bdang permasalahan yang dhadap tetap termasuk pula yang serng dan berkatan (collateral). Fungs pennjauan kembal pustaka yang berkatan merupakan hal yang mendasar dalam peneltan, dmana semakn banyak seorang penelt mengetahu, mengenal dan memaham tentang peneltanpeneltan yang pernah dlakukan sebelumnya, serta teor-teor (yang berkatan erat dengan topk peneltan), semakn dapat dpertanggung jawabkan caranya menelt permasalahan yang dhadap. Pada peneltan n, dtawarkan sebuah pendekatan pada atttudnal loyalty. Peneltan n mengkrts tentang apakah perseps kualtas dan perceved relatonshp orentaton mempengaruh atttudnal loyalty pelanggan. Dalam perkembangannya, loyaltas keperlakuan yang terlalu menekankan pada konsstens pembelan danggap mempunya banyak keterbatasan. Loyaltas keperlakuan tdak mampu menjelaskan bagamana dan mengapa loyaltas perlu dkembangkan dan dpertahankan (Johnson dan Huber, 2006). Selan tu, loyaltas keperlakuan danggap mempunya keterbatasan dalam mengungkap faktor pskologs yang mendorong pembelan berulang (Morgan dan Hunt, 8

2 1994) dan membedakan loyaltas semu dan loyaltas yang sesungguhnya (Hong, 2001 dalam Lanauze dan Aurer, 2012). Untuk mengatas keterbatasan tersebut kemudan dkembangkan loyaltas berdasarkan pada kontruk skap yang berhubungan dengan faktor-faktor pskologs ndvdu terhadap plhan dan komtmen terhadap suatu merek atau produk yang mendorong nat membel produk yang kemudan dsebut sebaga loyaltas keskapan atau atttudnal loyalty Loyaltas Keskapan (Atttudnal Loyalty) Menurut Espejel et al., (2007) loyaltas pelanggan adalah sebuah hasl dar preferens pelanggan terhadap sebuah brand yang dbandngkan dengan sejumlah brand yang mrp dalam sebuah kurun waktu tertentu, yang mempengaruh proses evaluatf dar keputusan. Menurut Espejel et al., (2007) loyaltas pelanggan sebaga sebuah perasaan yang dmlk pelanggan mengena sebuah merek. Berdarkan beberapa defns loyaltas konsumen datas dapat dsmpulkan bahwa loyaltas konsumen adalah kesetaan konsumen yang dpresentaskan dengan melakukan pembelan yang konssten terhadap produk atau jasa sepanjang waktu dan ada skap konsumen untuk merekomendaskan kepada orang lan untuk membel sebuah produk atau jasa. Konsep loyaltas konsumen menurut Espejel et al., (2007) menggunakan dua analss perspektf skap dan behavoral. Menurut Setad (2003) pendekatan behavoral menekankan bahwa loyaltas dbentuk oleh perlaku, dan oleh karena tu perlaku pembelan berulang adalah loyaltas. Sedangkan menurut Tjptono (2008) loyaltas berbass perspeltf behavoral ddasarkan pada perlaku pembelan akrual konsumen atau laporan konsumen mengena perlaku pembelannya. 9

3 Dalam perkembangannya, loyaltas keperlakuan yang terlalu menekankan pada konsstens pembelan danggap mempunya banyak keterbatasan. Loyaltas keperlakuan tdak mampu menjelaskan bagamana dan mengapa loyaltas perlu dkembangkan dan dpertahankan (Dck dan Basu, 1994). Selan tu, loyaltas keperlakuan danggap mempunya keterbatasan dalam mengungkap faktor pskologs yang mendorong pembelan berulang (Pedersen, 2001) dan membedakan loyaltas semu dan loyaltas yang sesungguhnya (Hong, 2001). Untuk mengatas keterbatasan tersebut kemudan dkembangkan loyaltas berdasarkan pada kontruk skap yang berhubungan dengan faktor-faktor pskologs ndvdu terhadap plhan dan komtmen terhadap suatu merek atau produk yang mendorong nat membel produk yang kemudan dsebut sebaga loyaltas keskapan atau atttudnal loyalty (Hong, 2001, Ftzgbbon dan Whte, 2004). Loyaltas keskapan dbentuk oleh tga komponen yatu komponen kogntf, komponen afektf, dan komponen konatf sebaga aspek dar skap. Loyaltas berdasarkan komponen kogntf adalah loyaltas berdasarkan pada nformas yang dterma pelanggan tentang produk yang terseda. Sebaga contoh jka sebuah bank menawarkan tngkat bunga tabungan lebh tngg dbandngkan bank lannya, pelanggan kemungknan akan tetap bertahan loyal menggunakanlayanan bank selama bank tersebut tetap menawarkan tngkat suku bunga yang lebh tngg, maka pelanggan akan pndah sehngga loyaltas berdasarkan komponen kogntf merupakan bentuk loyaltas yang lemah (Olver, 1997). Loyaltas berdasarkan komponen akfetf adalah loyaltas yang mengacu pada perasaan dan komtmen pelanggan terhadap suatu produk, sehngga loyaltas afektf 10

4 adalah fungs dar skap pelanggan terhadap suatu produk yang berdasarkan pada derajat hubungan antara pelanggan dan produk. Skap merupakan fungs dar kogns (pengharapan) pada perode awal pembelan (masa pra konsums) dan merupakan fungs dar skap sebelumnya dtambah kepuasan d perode berkutnya (masa pasca konsums).loyaltas tahap n jauh lebh sult drubah, tdak sepert tahap pertama, karena loyaltasnya sudah masuk kedalam benak konsumen sebaga afek dan bukannya sendran sebaga kogns yang mudah berubah. Afek memlk sfat yang tdak mudah berubah, karena sudah terpadu dengan kogns dan evaluas konsumen secara keseluruhan tentang suatu merek Loyaltas berdasarkan komponen konatf mengacu pada nat berperlaku pelanggan untuk terus menggunakan produk dmasa mendatang. Hasl dar peneltan Rechheld (1993) terhadap pembel mobl, menunjukkan bahwa dar 85-90% yang puas terhadap produk yang dplh (sebaga loyaltas afektf), hanya 40% yang akan kembal member merk yang sama (sebaga loyaltas konatf). Loyaltas keskapan (atttudnal loyalty) adalah loyaltas pelanggan yang dapat dtunjukkan ketka (1) pelanggan mengetahu bahwa suatu produk atau jasa tertentu lebh unggul dbandngkan dengan produk atau jasa yang dtawarkan kompettor; (2) pelanggan memlk derajat kesenangan terhadap produk atau jasa tertentu dbandngkan produk atau jasa kompettor yang menjad dasar pemlhan produk atau jasa; (3) muncul keputusan membel, pelanggan membel atau jasa tertentu, walau ada produk kompettor sebaga alternatf. Selan dmens loyaltas keperlakuan dan dmens loyaltas keskapan, dalam perkembangannya para penelt menemukan bahwa untuk mengukur loyaltas tdak cukup hanya dengan satu dmens saja, namun dperlukan dmens gabungan antara 11

5 dmens keperlakuan dan dmens keskapan yang kemudan dsebut sebaga dmens loyaltas dan dmens keskapan yang kemudan dsebut sebaga dmens loyaltas kompost (composte loyalty). Dmens loyaltas kompost dperlukan untuk menutup kekurangan loyaltas keskapan maupun loyaltas keperlakuan. Loyaltas keskapan menunjukkan bahwa pelanggan loyal karena memlk skap yang kuat dan mengetahu tentang suatu produk sehngga dengan skap dan pengetahuan terhadap produk, pelanggan memutuskan untuk membel produk tersebut, kelemahannya pelanggan dengan loyaltas keskapan adalah tdak memlk kengnan untuk memberkan nformas kepada orang lan tentang kelebhan suatu produk yang dbelnya. Pelanggan dengan loyal keskapan menjad loyal untuk drnya sendr. Pelanggan yang memlk loyaltas keperlakuan adalah pelanggan yang loyal dan tetap membel suatu produk dengan tanpa alasan dan keyaknan yang kuat tetap hanya melhat dar ss aspek manfaat, kebasaan, atau karena mengalam hambatan yang besar untuk beralh melakukan pembelan terhadap produk lan (Ftzgbbon dan Whte, 2005) Perceved Relatonshp Orentaton Pemasaran relasonal (relatonshp marketng) sangat relevan untuk dbahas dalam pemasaran jasa, mengngat keterlbatan dan nteraks antara pelanggan dan pember jasa begtu tngg pada sebagan besar bsns jasa. Pendekatan pemasaran yang hanya berorentas transaks (transactonal marketng) dengan sasaran penjualan yang tngg dalam jangka pendek menjad kurang mendukung pada praktek bsns jasa. Pemasaran relatonal menekankan pada usaha menark dan mempertahankan pelanggan melalu penngkatan hubungan perusahaan dengan pelanggannya (Lupyoad, 2006). Menurut 12

6 Berry dalam Sutarso (2002), pemasaran relasonal dalam area pemasaran jasa dartkan sebaga menark, memelhara, dan menngkatkan hubungan dengan pelanggan. Dar defns tersebut, menark pelanggan baru harus dpandang hanya sebaga langkah antara dalam proses pemasaran. Menguatkan hubungan, merubah pelanggan yang acuh menjad loyal, dan melayan pelanggan sebaga klen harus menjad pertmbangan bag kegatan pemasaran. Pada dasarnya pemasaran relasonal adalah suatu alternatf strateg terhadap pendekatan bauran pemasaran trasonal sebaga suatu cara memperoleh keunggulan kompetatf yang berkesnambungan (sustanable compettve advantage SCA) dan cara terbak untuk mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang (Ltle dan Marand, 2003). Hal n sesua dengan devns Gronroos (1997). Pemasaran relasonal merupakan upaya pangenalan kepada setap pelanggan secara lebh dekat, mencptakan komunkas dua arah dengan konsumen, dan mengelola hubungan yang salng antara pelanggan dan konsumen. Dalam peneltan Yau et.al. (1999) dnyatakan bahwa flosof pemasaran saat n beralh dar pemasaran transaksonal menjad pemasaran relasonal, yang serng dsebut sebaga Relatonshp Marketng Orentaton. Ada beberapa konsep Int Pemasaran relasonal, dantaranya menurut Lttle dan Marand (2003) adalah sebaga berkut : a. Horzon/Orentas jangka panjang. Merupakan cr utama pemasaran relasonal. Keberhaslan pemasaran relasonal dukur dar seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan dengan perusahaan. Dengan demkan pemasaran relasonal juga menyangkut nla estmas mengena nla sepanjang hdup konsumen. 13

7 b. Komtmen dan pemenuhan janj. Untuk dapat menjaln hubungan jangka panjang, pemasaran relasonal menekankan upaya pemelharaan skap percaya atau kepercayaan, komtmen, dengan menjaga ntegrtas masng-masng melalu pemenuhan janj atau tmbal balk, empat dantara ke dua belah phak. c. Pangsa Konsumen bukan Pangsa Pasar. Pemasaran relasonal tdak lag pada konsentras pada pencapaan pangsa pasar melankan pada upaya untuk mempertahan pelanggan. d. Nla Sepanjang Hdup Pelanggan. Perusahaan perlu mengdentfkas pelanggan yang berpotens menjaln hubungan jangka panjang dan kemudan menghtung nla hdup pelanggan (Customer Lfetme Value CLV) agar menguntungkan perusahaan. e. Dalog Dua Arah. Untuk mencapa hubungan yang dngnkan, maka dperlukan komunkas dua arah. f. Kustomsas. Pemasaran Relasonal memberkan pemahaman yang lebh bak akan tuntutan dan kengnan konsumen, sehngga memungknkan penyedaan produk yang sesua dengan spesfkas pelanggan. 14

8 2.1.3 Kepercayaan Kepercayaan dapat dartkan sebaga keyaknan suatu phak terhadap phak lan atau terhadap suatu hubungan (relatonshp). Dalam konteks pemasaran relasonal, kepercayaan merupakan salah satu dmens dar pemasaran relasonal untuk menentukan sejauhmana apa yang drasakan suatu phak atas ntegrtas dan janj yang dtawarkan phak lan (Yau, et.al., 1999). Menurut Garbarno dan Johnson (1999), pengertan kepercayaan dalam pemasaran jasa lebh menekankan pada skap ndvdu yang mengacu pada keyaknan konsumen atas kualtas dan keandalan jasa yang dtermanya. Sedangkan menurut Mowen dan Mnor (2001), kepercayaan pelanggan adalah semua pengetahuan yang dmlk oleh pelanggan dan semua kesmpulan yang dbuat pelanggan tentang objek, atrbut, dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala sesuatu dmana seseorang memlk kepercayaan dan skap. Atrbut adalah karakterstk atau ftur yang mungkn dmlk atau tdak dmlk oleh objek. Kepercayaan (trust) dpandang sebaga salah satu hal mendasar dan pentng dalam duna bsns. Menurut Sngh dan Srdeshmukh (2000) kepercayaan adalah dasar dalam membangun dan memelhara hubungan jangka panjang. Kepercayaan dalam teor pemasaran merupakan dasar kebjakan mengem-bangkan serta menjaga hubungan jangka panjang (Doney dan Canon, 1997), mencptakan hubungan yang salng menguntungkan dengan pelanggan dan dapat menngkatkan daya sang (Barney dan Hansen, 1994). Keyaknan atau kepercayaan merupakan suatu faktor pentng yang dapat mengatas krss dan kesultan antara rekan bsns, selan tu juga merupakan aset pentng dalam mengembangkan hubungan jangka panjang antar organsas (Karsono, 2008). Organsas yang mampu mengenal dan mengendalkan 15

9 faktor-faktor pembentuk kepercayaan, dapat mencptakan dan mengefektfkan tngkat hubungan dengan pelanggan (Barney dan Hansen, 1994) Komtmen Afektf Komtmen adalah dmens dar suatu pemasaran relasonal yang membag dua phak yatu konsumen dan suppler untuk bertndak dalam suatu aktvtas untuk mencapa tujuan yang dngnkan (Callaghan dalam Yau et.al, 1999). Komtmen dapat menjad kontrol sosal yang efektf d masyarakat, sekalgus memberkan kontrbus untuk menghlangkan keraguan, mencptakan kepercayaan dan membentuk hubungan yang erat. Dmens komtmen dterapkan pada relatonshp marketng orentaton untuk mengembangkan dan menngkatkan loyaltas pelanggan (Levtt dalam Yau et.al., 1999). Dar dua pengertan d atas, komtmen dapat dartkan sebaga usaha yang dlakukan perusahaan atau organsas untuk mencptakan kepercayaan pelanggan pada perusahaan, dan usaha untuk membangun hubungan yang erat dengan pelanggan. D dalam konsep bauran pemasaran, konsep komtmen dkenal dengan sebutan komtmen pelanggan, yatu sebuah sstem yang dapat dcptakan perusahaan dalam rangka mempertahankan hubungan dengan pelanggan atau calon pelanggan. Menurut Cross et.al. dalam Umar (2005), komtmen pelanggan (customer bondng) ddefnskan sebaga suatu system untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan atau calon pelanggan. Proses komtmen pelanggan dmula dengan pencptaan kesadaran pelanggan terhadap produk atau jasa yang dtawarkan yang kemudan tumbuh menjad katan yang berkelanjutan sebaga dasar dar hubungan antara perusahaan dengan pelanggan, bahkan dapat dperluas ke pelanggan lannya. Pada dasarnya komtmen pelanggan merupakan suatu proses dmana pemasar berusaha membangun atau mempertahankan kepercayaan pelanggannya sehngga satu sama lan salng menguntungkan dalam hubungan tersebut. 16

10 2.2 Pengembangan Hpotess a. Kepercayaan Hubungan pelanggan dlakukan perusahaan untuk mencptakan kepercayaan dan komtmen. Tngkat kepuasan pelanggan akan kualtas hubungan dpengaruh oleh kualtas nteraks personel (karyawan), layananan nt dan organsas (Lanauze dan Aurer, 2012). Hubungan karyawan dengan pelanggan yang dwujudkan dengan adanya perhatan personal, pemahaman kebutuhan pelanggan maupun keramahan menjad aspek pertmbangan oleh pelanggan dalam mempersepskan kualtas layanan jasa yang dngnkan (Paramtha, 2010). Kelley dan Davs (1994) mengungkapkan bahwa hubungan pelanggan berpengaruh pada terbentuknya sebuah kepercayaan. Peneltan yang dlakukan oleh Lanauze dan Aurer (2012), peneltan n mengangkat mengena Perseps Kualtas dan Perceved Relatonshp Orentaton Terhadap Atttudnal Loyalty Pelanggan. Peneltan n menggunakan alat analss SEM, dengan menggunakan varabel dar 5 varabel yatu Perseps Kualtas, Perceved Relatonshp Orentaton, Kepercayaan, Komtmen Afektf dan Atttudnal Loyalty Pelanggan. Peneltan n menemukan bahwa terdapat hubungan antara Perseps Kualtas dan Perceved Relatonshp Orentaton dengan varabelvarabel Kepercayaan dan Komtmen Afektf. Kepercayaan (trust) dpandang sebaga salah satu hal mendasar dan pentng dalam duna bsns. Menurut Sngh dan Srdeshmukh (2000) kepercayaan adalah dasar dalam membangun dan memelhara hubungan jangka panjang. Kepercayaan dalam teor pemasaran merupakan dasar kebjakan mengembangkan serta menjaga hubungan jangka panjang (Doney dan Canon, 1997), mencptakan hubungan yang salng menguntungkan dengan pelanggan dan dapat menngkatkan 17

11 daya sang (Barney dan Hansen, 1994). Keyaknan atau kepercayaan merupakan suatu faktor pentng yang dapat mengatas krss dan kesultan antara rekan bsns, selan tu juga merupakan aset pentng dalam mengembangkan hubungan jangka panjang antar organsas (Karsono, 2008). Organsas yang mampu mengenal dan mengendalkan faktor-faktor pembentuk kepercayaan, dapat mencptakan dan mengefektfkan tngkat hubungan dengan pelanggan (Barney dan Hansen, 1994). Untuk tu hpotess yang dapat dajukan adalah sebaga berkut: H1: Terdapat pengaruh perceved relatonshp orentaton terhadap kepercayaan b. Komtmen Afektf Komtmen merupakan landasan dalam pemasaran hubungan karena semua hubungan yang sukses tergantung pada keberadaan pelanggan berkomtmen (McKenna, 1991; Hunt, 1994), serta menjad fokus konstruk dalam pemasaran (Hunt; 1994), dan sebaga pergerakan flosofs bsns dar pandangan transaksonal yang hanya sekedar pertukaran ke pandangan relasonal (Gundlach, 995) yang berusaha untuk mempertahankan dan menguntungkan pelanggan. Peneltan yang dlakukan oleh Subago dan Saputra (2012), peneltan perlaku konsumen tentang pengaruh perceved servce qualty dan perceved value terhadap loyaltas pelanggan dengan kepuasan dan mage maskapa penerbangan Garuda Indonesa dengan 200 pelanggan rute Surabaya-Jakarta, dan sebalknya. Dengan analss kausal metode SEM mengupas pengaruh dar kualtas layanan, kenyamanan, dan caterng akan membentuk corporate mage (Arlne Image) dan perceve value, yang kemudan mempengaruh kepuasan dan loyaltas pelanggan Garuda Indonesa d masa mendatang. Tujuan rekomendas penuls adalah agar PT. 18

12 Garuda Indonesa dapat mengevaluas maskapa penerbangannya, serta menjaga loyaltas pelanggannya dengan pelayanan yang berkualtas. Para phak yang terlbat dalam hubungan komtmen afektf karena mereka salng menyuka hubungan tersebut dalam pemasaran relas sepert yang dkemukakan Lanauze dan Aurer, 2012) yatu merujuk pada pembagan nla kepercayaan kemurahan hat dan hubungan bak menurut Gruen dalam Lanauze dan Aurer (2012) mendefnskan komtmen afektf adalah tngkat keterkatan secara pskologs dengan organsas berdasar seberapa bak perasaan mengena organsas. Jad perkembangan katan sosal antara pelanggan dan penyeda merupakan tahap pentng dalam pengembangan komtmen dalam hubungan pemasaran. Katan antara kualtas dan komtmen dkemukakan oleh Lanauze dan Aurer (2012) dalam yang menyatakan bahwa relatonshp marketng akan menjad suatu hal yang pentng apabla mandapatkan dukungan dar kualtas yang bak. Untuk tu hpotess yang dapat dajukan adalah sebaga berkut: H2a: Terdapat pengaruh perceved relatonshp orentaton terhadap komtmen afektf H2b: Terdapat pengaruh kepercayaan terhadap komtmen afektf 19

13 c. Atttudnal Loyalty Kepercayaan (trust) adalah adanya skap percaya konsumen terhadap produk. Kepercayaan berkatan dengan pengalaman dan pembuktan terhadap apa yang dperoleh dar merek tertentu. Kepercayaan memankan peran pentng untuk menngkatkan loyaltas pelanggan. Hal n ddukung oleh beberapa peneltan yang dtelaah oleh Lanauze dan Aurer (2012) yatu kepercayaan sebaga anteseden loyaltas dan sebaga bukt bahwa kepercayaan dan atttude memankan peran pentng dalam keunggulan kompettf ddalam pelayanan (Asr, 2013). Peneltan yang dlakukan oleh Jumaev, et al (2012). Tujuan dar peneltan n adalah untuk membahas dampak loyaltas pelanggan d sektor perbankan. Tujuan dar peneltan n adalah untuk menguj hubungan kausal beberapa anteseden loyaltas pelanggan dalam konteks perbankan rtel d Northern Malaysa. Dengan demkan, akan mennjau lteratur pemasaran pada pengalaman loyaltas pelanggan yatu., Kepuasan pelanggan, komtmen, kepercayaan, kualtas pelayanan yang drasakan dan nla yang drasakan. Selanjutnya, kam menyajkan kerangka peneltan, metode, langkah-langkah dan temuan dan kesmpulan. Akhrnya, hasl dbahas dalam hal kontrbusnya terhadap penngkatan layanan perbankan dan rekomendas untuk peneltan masa depan. Peneltan yang dlakukan oleh Semuel, Hatane (2012). Customer relatonshp marketng atau CRM adalah salah satu bentuk kualtas layanan yang dukur melalu komtmen, komunkas, dan penanganan keluhan. Kepercayaan dan loyaltas pelanggan dharapkan dapat menngkat dengan pengelolaan ketga dmens tersebut. Peneltan n dlakukan sebaga konfrmas model teorts CRM. Sebanyak 165 orang responden berpartspas dalam peneltan n. Data danalss menggunakan Generalzed Structured Component Analyss (GSCA). 20

14 Hasl peneltan menunjukkan bahwa komtmen dan penanganan keluhan dar Bank Nasonal memberkan pengaruh postf terhadap kepercayaan pelanggan. Akan tetap, peneltan n memperlhatkan bahwa komunkas tdak memlk pengaruh terhadap kepercayaan pelanggan. Model emprs menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan adalah varabel ntervenng yang menghubungkan CRM dan loyaltas pelanggan. Komtmen afektf dalam hubungan pemasaran mencakup sejauh mana phakphak percaya bahwa mereka memlk nla- nla bersama (Jumaev, et al, 2012). Nla bersama adalah sejauh mana mtra memlk keyaknan umum tentang perlaku, tujuan dan kebajkan pentng atau tdak pentng, tepat atau tdak tepat (Morgan dan Hunt, 1994). Secara keseluruhan komtmen afektf n muncul dkarenakan perusahaan dalam melakukan pertukaran kepada pelanggan selalu memberkan keadlan dalam layanan dan menjaln hubungan kash sayang dengan pelanggan dan menghantarkan nla yang dapat memenuh kebutuhan dan kengnan pelanggan sehngga komtmen dalam jens n muncul dan berkembang oleh dorongan adanya kenyamanan, keamanan dan manfaat lan yang drasakan dalam suatu organsas yang tdak dperolehnya dar tempat atau organsas yang lan. Semakn nyaman dan tngg manfaat yang drasakan oleh konsumen, semakn tngg komtmen seseorang pada perusahaan yang dplhnya. H3a: Terdapat pengaruh kepercayaan terhadap atttudnal loyalty H3b: Terdapat pengaruh komtmen afektf terhadap atttudnal loyalty 21

15 2.3 Kerangka Pemkran Kerangka pkran yang akan penuls kemukakan adalah: H1 Kepercayaan H3a Perceved Relatonshp Orentaton H2b Atttudnal Loyalty H2a Komtmen H3b Afektf Gambar 2.1 Kerangka Pemkran 22

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan dan Unt Analss Peneltan n dlakukan d wlayah Yogyakarta pada konsumen yang sudah pernah atau sedang mengkonsums produk Kalmlk Susu Yogyakarta. 3.2 Unt Analss

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Jens peneltan yang dlakukan oleh penuls yatu korelasonal dan verfkatf yatu suatu metode yang dgunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP WORD OF MOUTH (Studi pada Komunitas Jogja Beat Riders di Yogyakarta)

ANALISIS PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP WORD OF MOUTH (Studi pada Komunitas Jogja Beat Riders di Yogyakarta) ANALISIS PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP WORD OF MOUTH (Stud pada Komuntas Jogja Beat Rders d Yogyakarta) SKRIPSI Dsusun sebaga salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonom Oleh Afyah NIM

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

HASIL UJI VALIDITAS DATA

HASIL UJI VALIDITAS DATA HASIL UJI VALIDITAS DATA Correlatons Correlatons PercevedRelaton shp_orentaton Pearson Correlaton.909 X. X.2 X.3 X.4 X.5 PercevedRelatonshp_Orentat on Pearson Correlaton.942 Pearson Correlaton.898 Pearson

Lebih terperinci

Dua cara melakukan proyeksi risiko : 1. Probabilitas di mana risiko adalah nyata 2. Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko

Dua cara melakukan proyeksi risiko : 1. Probabilitas di mana risiko adalah nyata 2. Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko PROYEKSI RISIKO / PERKIRAAN RISIKO Dua cara melakukan proyeks rsko : 1. Probabltas d mana rsko adalah nyata 2. Konsekuens masalah yang berhubungan dengan rsko Perencanaan proyek bersama dengan manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sstem Pendukung Keputusan Lttle (1970) mendefnskan DSS sebaga sekumpulan prosedur berbass model untuk data pemrosesan dan penlaan guna membantu para manajer mengambl

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI Shanmada Smanjuntak 1), Dr.Hj. Farda Kohar, MP ), St Syuhada, S.Pd.

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneltan Guna dapat bersang dalam era perdagangan bebas yang ddukung oleh teknolog nformas dan komunkas yang tumbuh pesat, perusahaan dharuskan berusaha untuk menngkatkan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan

Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan Model Matemats Pembandngan Tngkat Kepentngan Dan Knerja ang Drasakan Untuk Menentukan Tngkat Kepuasan Pelanggan an Prhat Fakultas Ilmu Komputer Unverstas AKI Abstract Customer s satsfacton and dssatsfacton

Lebih terperinci

Manajemen pada BePe Management di Riau. Dosen pada Program Magister Manajemen Universitas Riau.

Manajemen pada BePe Management di Riau. Dosen pada Program Magister Manajemen Universitas Riau. Kontrbus Ekutas Merek terhadap Pembentukan Nla Pelanggan: Stud pada Telepon Selular (Zulfadl dan Suganto Yasr) KONTRIBUSI EKUITAS MEREK TERHADAP PEMBENTUKAN NILAI PELANGGAN: Stud pada Telepon Selular Zulfadl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Paket Internet Dengan Menggunakan Metode AHP

Optimasi Pemilihan Paket Internet Dengan Menggunakan Metode AHP Optmas Pemlhan Paket Internet Dengan Menggunakan Metode HP Wwek Katrna 1, Solkhun 2, M.Saf, Sumarno 1,2,, Jurusan Sstem Informas, STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsantar Sumatera Utara 1 Mahasswa STIKOM Tunas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci