Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam perkara: ABDUL WAHID GARANJANG, bertempat tinggal di Perumahan Graha Nusa Batam, RT 002/RW 021, Kelurahan Sungai Langkai, Kecamatan Sagulung, Batam, dalam hal ini memberi kuasa kepada Yadi Mulyadi, S.H., M.H., dan kawan, Para Advokat, berkantor di Komplek Ruko Panbil Blok C Nomor 3, Lantai 3, Mukakuning, Batam, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 Januari 2016; Pemohon Kasasi dahulu Penggugat; Lawan: 1. PT NANINDAH MUTIARA SHIPYARD, diwakili oleh Chua Peng Chua, selaku Direktur, berkedudukan di Jalan Brigjend Katamso ( Bundaran) Tanjung Uncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam, dalam hal ini memberi kuasa kepada Zunaldi Zamzami, S.H., Advokat, berkantor di Komplek Bida Asri I Blok A2 Nomor 17, Batam, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 Maret 2016; 2. PT FAJAR SUPERINDO, berkedudukan di Komplek Nagoya Garden II Blok D Nomor 06, Kelurahan Kampung Seraya, Batam; 3. PT DARMABAKTI TUNGGAL, berkedudukan di Mahkamah Agung tersebut; Komplek Ruko Baloi Point Blok D Nomor 35, Batam; Para Termohon Kasasi dahulu Para Tergugat; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Para aia Termohon Kasasi dahulu sebagai Para Tergugat di muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang pada pokoknya atas dalil-dalil: Halaman 1 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Maia 1. Bahwa Penggugat bekerja pada Para Tergugat dengan jabatan terakhir sebagai Blaster/Painter di Departemen Hull Treatmen/Staging, sejak 2 Agustus 2008 sampai dengan 15 Desember 2014, masa kerja 6 tahun 5 bulan dengan menerima upah Rp ,00 (dua juta enam ratus tujuh puluh tujuh ribu delapan puluh rupiah); 2. Bahwa Penggugat bekerja dengan status sebagai karyawan kontrak (PKWT) dan dipekerjakan atas perjanjian kerja, yaitu kontrak ke 1 dengan Tergugat II, kontrak ke 2 dengan Tergugat III, kontrak ke 3 kembali dengan Tergugat II dan kontrak ke 4 sampai dengan kontrak ke 7 dengan Tergugat I; 3. Bahwa dalam pelaksanaan perjanjian kerja antara Penggugat dengan Tergugat I sebanyak 4 (empat) kali, 1 (satu) kali dengan Tergugat II dan 1 (satu) kali dengan Tergugat III, maka dengan ini Penggugat akan menguraikan kronologis dari perjanjian kerja waktu tertentu yang dialami, sebagai berikut: No Awal Kontrak Akhir Kontrak Jangka Waktu aia Urutan Kontrak Nama Perusahaan 1 2-Aug-08 1-Aug bulan Ke-I PT Fajar Superindo 2 10-Aug-09 9-Oct-09 2 bulan Ke-II PT Darmabakti Tunggal 3 19-Oct Jan-10 3 bulan Ke-III PT Fajar Superindo 4 4-Feb-10 3-Feb bulan Ke-IV PT Nanindah Mutiara Shipyard 5 4-Feb Nov bulan Break 6 16-Nov Nov bulan Ke-V PT Nanindah Mutiara Shipyard 7 16-Nov Nov bulan Ke-VI PT Nanindah Mutiara Shipyard 8 16-Nov Dec-13 Break 9 16-Dec Dec bulan Ke-VII PT Nanindah Mutiara Shipyard Berarti dapat disimpulkan bahwa Penggugat telah dipekerjakan oleh Para Tergugat dengan perjanjian kerja sebanyak 7 (tujuh) kali kontrak kerja. Dalam hal ini Tergugat II dan Tergugat III merupakan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh (perusahaan penerima pekerjaan) sedangkan Tergugat I merupakan perusahaan pemberi pekerjaan (main con); 4. Bahwa untuk memperoleh kepastian hukum dalam hal status bekerja, Penggugat beserta pekerja lainnya yang diwakili oleh PUK SPPJM PT Nanindah Mutiara Shipyard telah berusaha melakukan perundingan dengan Tergugat I untuk membahas hal tersebut, namun tidak ada titik terang; 5. Bahwa oleh karena tidak ada titik temu, maka perkara a quo kemudian dilimpahkan ke Dinas Tenaga Kerja Kota Batam untuk dilakukan mediasi, namun demikian dalam mediasi tersebut tidak ada titik temu juga, akhirnya Halaman 2 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Maia mediator mengeluarkan Surat Anjuran Nomor B. 2647/TK-4/X/2014, tanggal 28 bulan Oktober tahun 2014, untuk kasus a quo yang isinya: Menganjurkan: 1. Status hubungan kerja antara pekerja Riko Nandi Pinto dengan PT Angkasa Indo Jaya beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja Riko Nandi Pinto dengan PT Nanindah Mutiara Shipyard dengan status hubungan kerja PKWT pembaruan; 2. Agar pengusaha mengangkat pekerja Supriyadi, Ahmad Syaifullah, Hendri Syahputra, Jamaludin Dael, Casmuri, Muhammad Abdi, Abdul Wahid Garajang, Zulham Alafiah dan Kurniawan menjadi karyawan tetap atau PKWTT terhitung sejak diadakannya PKWT (2) setelah masa tenggang waktu selama 185 (seratus delapan puluh lima) sampai dengan 308 (tiga ratus delapan) hari; 3. Agar pengusaha dan pekerja memberikan tanggapan secara tertulis terhadap anjuran di atas selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah menerima surat ini; 6. Bahwa dengan dikeluarkannya anjuran dari Dinas Tenaga Kerja Kota Batam sebagaimana tercantum pada poin 2 (dua) yang mana pada intinya agar Penggugat beserta pekerja lainnya sebanyak 9 (sembilan) orang agar Tergugat I mengangkat sebagai karyawan tetap, namun Tergugat I tetap pada pendiriannya untuk mengakhiri hubungan kerja Penggugat dengan alasan karena masa kontrak telah selesai, hal ini menunjukan bahwa Tergugat I telah nyata tidak mengikuti arahan dari pejabat pemerintahan Kota Batam atas pelanggaran dilakukannya dan patut dihukum; aturan ketenagakerjaan yang telah Pelanggaran terhadap PKWT; 7. Bahwa berdasarkan uraian dan kronologis yang telah Penggugat uraikan pada posita angka 1 (satu), 2 (dua) dan 3 (tiga) dapat terlihat dengan jelas bahwa Penggugat telah dipekerjakan oleh Para Tergugat bukan pada kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi melainkan pekerjaan pada pelaksanaan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi dan juga pekerjaan yang dilakukan merupakan jenis pekerjaan yang bersifat aia tetap dan hubungan kerja dilakukan dengan kontrak kerja secara berulangulang, dalam hal ini secara terang dan tidak terbantahkan adanya pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh Para Tergugat, yaitu dengan tidak menjalankan sistem perjanjian kerja yang benar sesuai dengan ketentuan Halaman 3 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Maia Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan hubungan kerja yang dilakukan oleh Para Tergugat adalah merupakan pelanggaran terhadap kontrak kerja. Untuk itu, Penggugat memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo agar menyatakan sah Para Tergugat telah melanggar hukum ketenagakerjaan terhadap pelanggaran Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT); 8. Bahwa fakta hukum telah terungkap, Penggugat mempunyai hubungan kerja dengan Tergugat II dan Tergugat III dan pada faktanya Penggugat dipekerjakan di perusahaan Tergugat I pada pekerjaan inti produksi dan bukan merupakan pekerjaan penunjang dari perusahaan. Hal ini bertentangan dengan Pasal 66 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: Pasal 66 ayat (1): Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi ; 9. Bahwa berdasarkan uraian pada posita angka 7 (tujuh) dan 8 (delapan) di atas, Para Tergugat terbukti dan tidak terbantahkan telah melakukan pelanggaran terhadap pelaksanaan perjanjian kerja yang dilakukan dengan Penggugat, hal ini ditegaskan pada penjelasan Pasal 66 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang antara lain berbunyi: Pada pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan usaha pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, pengusaha hanya diperbolehkan mempekerjakan pekerja/buruh dengan perjanjian kerja waktu tertentu dan/atau perjanjian waktu tidak tertentu; Yang dimaksud kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi adalah kegiatan yang berhubungan di luar usaha pokok (core business) suatu perusahaan ; Kegiatan tersebut antara lain: usaha pelayanan kebersihan (cleaning service), usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh ( catering), usaha tenaga pengaman ( security/satuan pengamanan), usaha jasa penunjang di aia pertambangan dan perminyakan, serta usaha penyediaan angkutan pekerja/buruh ; Halaman 4 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Maia 10. Bahwa jenis pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan jasa penyedia pekerja/buruh sebagaimana uraian pada posita angka 9 (sembilan) adalah jenis pekerjaan jasa penunjang meliputi usaha pelayanan kebersihan ( cleaning service), usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh ( catering), usaha tenaga pengaman ( security/satuan pengamanan), usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta usaha penyediaan angkutan pekerja/buruh. Hal mana ditegaskan kembali dalam Pasal 17 ayat (1), (2) dan (3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republia Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, berbunyi: Pasal 17 ayat (1), (2) dan (3): 1) Perusahaan pemberi pekerjaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja/ buruh melalui perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis; 2) Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merupakan kegiatan jasa penunjang atau yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi; 3) Kegiatan jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service); b. Usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering); c. Usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan); d. Usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, dan; e. Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh; Sedangkan pada faktanya Para Tergugat telah mempekerjakan Penggugat pada Departemen Hull Treatmen/Staging. Jenis pekerjaan tersebut merupakan jenis pekerjaan inti dan bukan jenis pekerjaan jasa penunjang, sehingga secara nyata dan jelas Tergugat I telah melakukan pelanggaran terhadap syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain melalui perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; 11. Bahwa berdasarkan uraian pada posita angka 8 (delapan), 9 (sembilan) dan aia 10 (sepuluh), sangat jelas Para Tergugat telah melanggar Pasal 66 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 17 ayat (1), (2) dan (3) PerMen Nomor 19 Tahun 2012, maka Halaman 5 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Maia demi hukum Penggugat beralih menjadi karyawan tetap di perusahaan Tergugat I, sebagaimana dinyatakan dalam berbunyi: Pasal 66 ayat (4): Pasal 66 ayat (4) yang Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf d serta ayat (3) t idak terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan pemberi pekerjaan ; Untuk itu, Penggugat memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo agar memutuskan Penggugat menjadi karyawan tetap (permanen) di perusahaan Tergugat I; 12. Bahwa kemudian fakta hukum berikutnya telah terungkap, Penggugat dipekerjakan dengan status PKWT oleh Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III berkelanjutan pada lokasi/area yang sama di perusahaan Tergugat I dan dipekerjakan pada pekerjaan yang merupakan jenis pekerjaan bersifat tetap sebagaimana uraian pada posita angka 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga) dan 7 (tujuh) dan hal tersebut tidak dibenarkan dilakukan kontrak. Hal mana telah ditegaskan dalam Pasal 59 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang berbunyi: Pasal 59 ayat (1) dan (2): (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu: a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; c. Pekerjaan yang bersifat musiman, atau; d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam penjajakan; percobaan atau (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap; Maka sangat jelas, hal ini dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang aia dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III dengan menempatkan Penggugat untuk melaksanakan pekerjaan sebagai blaster/painter pada Departemen Hull Treatmen/Staging ini merupakan Halaman 6 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Maia pekerjaan yang bersifat terus menerus secara sifat dan jenisnya karena dari awal hingga sekarang pun posisi tersebut masih terus dipergunakan oleh Tergugat I, sehingga secara jelas dan nyata-nyata Para Tergugat telah melakukan pelanggaran terhadap tata cara pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT); 13. Bahwa berdasarkan uraian pada posita angka 2 (dua) dan 3 (tiga) Penggugat di dalam melaksanakan hubungan kerjanya telah dikontrak berkali-kali oleh Para Tergugat, di mana kontrak yang dilakukan merupakan pelanggaran kontrak, yaitu sebanyak 6 (enam) kali kontrak kerja dan di dalamnya terdapat 4 (empat) kali kontrak kerja tanpa adanya pembaruan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian waktu tertentu yang lama dan dari 6 (enam) kontrak kerja tersebut dilakukan 2 (dua) kali pembaruan. Hal ini bertentangan dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat (5) dan (6) yang berbunyi: Pasal 59 (5) dan (6): (5). Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan; (6). Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun; 14. Bahwa berdasarkan uraian pada posita angka 7 (tujuh), 12 (dua belas) dan 13 (tiga belas) terhadap akibat hukum yang ditimbulkan dari pelanggaran kontrak kerja tersebut berakibat kepada hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat I menjadi hubungan kerja waktu tidak tertentu atau permanen, sebagaimana ditegaskan di dalam Pasal 59 ayat (7) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang berbunyi: Pasal 59 ayat (7): Perjanjian kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5) dan ayat aia (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu ; Maka atas dasar pemaparan di atas, Penggugat memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang menangani perkara a quo untuk menetapkan Halaman 7 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Maia bahwa Penggugat berhak untuk menjadi karyawan tetap di perusahaan Tergugat I sejak dari adanya hubungan kerja; 15. Bahwa berdasarkan fakta hukum, pada saat adanya permintaan dari Penggugat untuk diangkat menjadi karyawan tetap (permanen) berdasarkan hukum ketenagakerjaan dan arahan dari Dinas Tenaga Kerja Kota Batam sebagaimana uraian pada angka 4 (empat), 5 (lima) dan 6 (enam), ternyata telah ditolak dan Penggugat di akhiri hubungan kerjanya secara sepihak oleh Tergugat I dengan alasan masa kontrak kerja telah selesai; 16. Bahwa terhadap pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan Tergugat I kepada Penggugat merupakan pelanggaran terhadap hukum ketenagakerjaan yang berlaku sebab atas dasar posita yang diuraikan Penggugat dari angka 1 sampai dengan angka 15 di atas, maka pada prinsip hukum ketenagakerjaan yang berlaku dan mengacu kepada hubungan industrial yang baik, Tergugat I seharusnya mempekerjakan Penggugat dengan status sebagai karyawan tetap ( permanen), sedangkan pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan Tergugat I bertentangan dengan ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku dan tidak ada satu pasal pun yang menjelaskan di dalam Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan hubungan kerja bisa berakhir sebagaimana persepsi Tergugat I dan sebaliknya Tergugat I harus bertanggung jawab terhadap pelanggaran kontrak yang dilakukannya dengan mempekerjakan Penggugat dengan suatu peralihan dalam bentuk hubungan kerja yang bersifat tetap ( permanen) sebagaimana diuraikan pada posita angka 14, yakni mengacu pada Pasal 59 ayat (7) dan tidak adanya suatu dasar alasan yang kuat bagi Tergugat I untuk melakukan pengakhiran hubungan kerja terhadap Penggugat, maka oleh karena itu memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo untuk menolak pengakhiran hubungan kerja tanpa diberikannya uang pesangon beserta hak-hak lainnya yang dilakukan oleh Tergugat I kepada Penggugat yang seharusnya Tergugat I mempekerjakan kembali Penggugat dengan status karyawan tetap (permanen) tanpa syarat pada posisi dan jabatan semula; 17. Bahwa apabila Tergugat I tetap pada pendiriannya untuk mengakhiri hubungan kerja terhadap Penggugat, maka untuk itu memohon kepada aia Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo untuk memutus uang pesangon Penggugat sebagaiman uraian di bawah ini dengan dasar Halaman 8 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Maia Jumlah kontrak 7 x Pasal 156 ayat (2), (3) dan (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: Uang pesangon: Masa kerja 6 tahun, 5 bulan Upah terakhir Pasal 156 ayat (2) Pasal 156 aia ayat (3) Pasal 156 ayat (4) Halaman 9 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Total Pesangon , , ,00 15% , ,00 Terhitung total: (lima puluh dua juta tiga ratus tiga puluh enam ribu sembilan ratus empat belas rupiah); Upah dan hak-hak lainnya: 18. Bahwa sebagai akibat dari adanya perselisihan yang terjadi antara Penggugat dan Para Tergugat, maka berdasarkan aturan yang berlaku, sebelum adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap tentang upah Penggugat selama proses perselisihan tetap wajib dibayarkan oleh Tergugat I sampai dengan adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), hal mana ketentuan tersebut sudah diatur di dalam Pasal 155 ayat (2) U ndang Undang Nomor 13/2003 juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 37/PUU-IX/2011 tanggal 19 September 2011, sebagaimana uraian di bawah: Pasal 155 ayat (2): Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya ; Mengadili: 1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon; 2. Frasa belum ditetapkan dalam Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republia Nomor 4279) adalah bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai belum berkekuatan hukum tetap; 3. Frasa belum ditetapkan dalam Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republia Nomor 4279) tidak mempunyai kekuatan Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Maia hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai belum berkekuatan hukum tetap; 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya; Bahwa berdasarkan uraian di atas cukup terang dan sangat jelas bahwa upah selama proses sebelum penyelesaian perselisihan hubungan industrial ditetapkan atau berkekuatan hukum tetap wajib untuk dilaksanakan oleh Tergugat I sebagaimana dipertegas dengan adanya Putusan Mahkmah Konstitusi RI Nomor 37/PUU-IX/2011 tentang Pasal 155 ayat (2) dan ayat (3) U ndang Undang 13/2003 yang intinya agar memberikan perlindungan pekerja/buruh dari kemungkinan atau potensi arogansi pengusaha, khususnya ketika terjadi pemutusan hubungan kerja secara melanggar hukum (unfair dismissal). Penegasan dari Mahkamah Konstitusi menjadi penting karena praktiknya perselisihan hubungan industrial tidak dapat selesai dalam waktu 6 bulan. Dengan demikian frasa belum ditetapkan oleh lembaga yang berkekuatan hukum tetap ditafsirkan sampai berkekuatan hukum tetap merupakan satu statement yang wajar, yang sah dan sudah merupakan praktik sehari-hari di dalam proses peradilan; 19. Bahwa untuk upah Penggugat, sejak bulan Desember 2014 sudah tidak dibayarkan lagi oleh Tergugat I, untuk itu mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk memerintahkan kepada Tergugat I untuk membayar upah Penggugat yang biasa diterima Penggugat dari bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015 sebesar: 6 x Rp ,00 = Rp ,00 (enam belas juta enam puluh dua ribu empat ratus delapan puluh rupiah) dan atau besaran nilainya diperhitungkan sampai dengan adanya keputusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde); 20. Bahwa oleh karena itu gugatan ini merupakan perselisihan hak yang diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja, dengan tidak dibayarkannya upah dan hak-hak yang biasa diterima oleh Penggugat setiap bulannya sebagaimana uraian pada posita angka 19, maka berdasarkan Pasal 86 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan sejalan dengan petunjuk teknis Pengadilan Hubungan Industrial dari Mahkamah Agung aia Tahun 2006 huruf K Nomor 3 yang berbunyi Dalam hal perselisihan hak dan atau perselisihan kepentingan diikuti dengan perselisihan PHK sebagaimana diatur dalam Pasal 86 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 Halaman 10 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Maia maka pengadilan hubungan industrial wajib memutuskan perselisihan hak dan atau perselisihan kepentingan tersebut dalam bentuk putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad) meskipun Para Tergugat melakukan upaya hukum kasasi; 21. Bahwa Penggugat mempunyai sangkaan yang beralasan, Tergugat I akan lalai untuk memenuhi isi keputusan hukum yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) dalam perkara a quo dan karenanya mohonlah Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang menghukum Tergugat I untuk membayar uang paksa ( dwangsom) dengan hitungan sebesar Rp ,00 di kali jumlah bulan sejak Penggugat tidak dipekerjakan dan Tergugat I tetap berkeinginan untuk tidak mempekerjakan Penggugat yaitu, mulai bulan Desember 2014 sampai dengan adanya keputusan hukum yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) kepada Penggugat apabila ternyata Tergugat I lalai memenuhi isi keputusan hukum yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde); 22. Bahwa oleh karena Tergugat I merupakan pihak yang bersalah dalam perkara ini, wajar apabila kepadanya dibebani untuk menanggung seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang agar memberikan putusan sebagai berikut: Dalam Putusan Sela: 1. Mengabulkan permohonan putusan serta merta ( uitvoerbaar bij voorraad) meskipun Para Tergugat melakukan upaya hukum kasasi; 2. Memerintahkan kepada Tergugat I untuk membayar upah selama proses sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015 sebesar: 6 x Rp ,00 = Rp ,00 (enam belas juta enam puluh dua ribu empat ratus delapan puluh rupiah) dan atau besaran nilainya diperhitungkan sampai dengan adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap ( inkracht van gewijsde); Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya; 2. Menyatakan hubungan kerja yang dibuat antara Penggugat dengan Para aia Tergugat dinyatakan tidak sah dan melanggar Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Halaman 11 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Maia Jumlah kontrak 7 x 3. Menyatakan sah dan menetapkan atas pelanggaran kontrak kerja yang dibuat antara Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dengan Penggugat dan dinyatakan hubungan kerja beralih menjadi hubungan kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) atau adanya hubungan kerja; permanen pada perusahaan Tergugat I sejak 4. Menyatakan pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat I tanpa diberikan uang pesangon beserta hak-hak lainnya kepada Penggugat batal demi hukum karena bertentangan dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 5. Menghukum Tergugat I untuk membayar uang pesangon kepada Penggugat sebesar: Masa kerja 6 tahun, 5 bulan Upah terakhir Pasal 156 ayat (2) Pasal 156 aia ayat (3) Pasal 156 ayat (4) Halaman 12 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Total Pesangon , , ,00 15% , ,00 Terhitung total: (lima puluh dua juta tiga ratus tiga puluh enam ribu sembilan ratus empat belas rupiah); 6. Menghukum Tergugat I untuk membayar uang paksa ( dwangsom) dengan hitungan sebesar Rp ,00 di kali jumlah bulan sejak Penggugat tidak dipekerjakan yaitu, mulai bulan Desember 2014 sampai dengan adanya keputusan hukum yang telah berkekuatan hukum tetap ( inkracht van gewijsde); 7. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara; Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadiladilnya (ex aequo et bono); Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang telah memberikan Putusan Nomor 31/Pdt.Sus.PHI/2015/PN Tpg., tanggal 30 Desember 2015 dengan amar sebagai berikut: Dalam Putusan Sela: - Menolak permohonan Putusan Sela Penggugat; Dalam Pokok Perkara: - Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; - Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara; Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Maia Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Kuasa Penggugat pada tanggal 30 Desember 2015, selanjutnya Penggugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 4 Januari 2016 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 19 Januari 2016 sebagaimana ternyata dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor 08/Kas/Pdt.Sus- PHI/2016/PN Tpg., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 28 Januari 2016; Bahwa, memori kasasi Penggugat telah disampaikan kepada aia Halaman 13 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Para Tergugat masing-masing pada tanggal 15 Juni 2016, tanggal 20 Mei 2016 dan tanggal 16 Mei 2016, kemudian Tergugat I mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang pada tanggal 28 Juni 2016; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatankeberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undangundang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah: Dalam Pokok Perkara: 1. Bahwa terhadap pertimbangan hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada halaman 29 paragraf ke-satu dan paragraf ke-dua adapun alasan ketidaksependapatan Pemohon Kasasi dalam pertimbangan Judex Facti tersebut antara lain: Kutipan: Menimbang bahwa hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat II berdasarkan Bukti (P -1 dan P-3) yang merupakan bukti surat keterangan kerja Penggugat dapat diketahui bahwasanya Penggugat menjalin hubungan kerja dengan Tergugat II sejak tanggal 2 Agustus 2008 sampai dengan tanggal 9 Oktober 2010 dengan sistem perjanjian kerja waktu tertentu/kontrak kerja yang berakhir hubungan kerjanya pada tanggal 9 Oktober Sedangkan antara Penggugat dengan Tergugat III dari tanggal 10 Agustus 2009 sampai dengan tanggal 9 Oktober 2009 dengan masa kontrak 2 bulan (vide Bukti P-2), untuk selanjutnya Majelis tidak dapat Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Maia mempertimbangkan keberadaan Tergugat II dan Tergugat III dimaksud, dikarenakan Tergugat II, Tergugat III, tidak menggunakan haknya di dalam persidangan dalam perkara a quo setelah dipanggil secara sah dan patut ; Menimbang, bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antara Penggugat dengan Tergugat I, telah berlangsung selama 3 (tiga) tahun dan pembaharuan 1 (satu) kali untuk waktu selama 1 (satu) tahun dan telah melewati tenggang waktu/break selama 30 hari, sehingga menurut majelis perjanjian kerja waktu tertentu antara Penggugat dengan Tergugat I tidak melanggar peraturan ketenagakerjaan yang berlaku ; Bahwa berdasarkan uraian pertimbangan Judex Facti di atas sangat jelas telah salah dalam penerapan prinsip-prinsip hukum perburuhan dimana hal ini sangat jelas dan terang bahwa pertimbangan Judex Facti telah salah dimana berdasarkan fakta hukum pembuktian Pemohon Kasasi telah disebutkan bahwa hubungan kerja antara Penggugat (Pemohon Kasasi dengan Tergugat III (Termohon Kasasi III) dimulai sejak tanggal 10 Agustus 2009 sampai dengan tanggal 9 Oktober 2009 (vide bukti surat P-2) dan setelah itu Pemohon Kasasi di kontrak lagi dengan Tergugat II (Termohon Kasasi II) dari tanggal 19 Oktober 2009 sampai dengan tanggal 18 Januari 2010, 3 (tiga) bulan (disebut kontrak III) dan setelah itu dilakukan kontrak dengan Tergugat I (Termohon Kasasi I) dari tanggal 4 Februari 2010 sampai dengan 3 Februari 2011 yaitu selama 1 (satu) tahun (disebut kontrak IV), artinya telah terbukti secara meyakinkan bahwa antara kontrak I sampai dengan kontrak kerja IV yaitu dengan Termohon Kasasi I tidak pernah ada jeda (break) dengan jangka waktu perjanjian kerja yaitu selama 2 tahun 5 bulan dengan jumlah kontrak 4 (empat) kali, hal ini sesuai dengan tabel kronologis kontrak permohon kasasi dari gugatan Pemohon Kasasi pada Posita Nomor 3 (tiga); No Awal Kontrak Akhir Kontrak Jangka Waktu aia Urutan Kontrak Nama Perusahaan 1 2-Aug-08 1-Aug bulan Ke-I PT Fajar Superindo 2 10-Aug-09 9-Oct-09 2 bulan Ke-II PT Darmabakti Tunggal 3 19-Oct Jan-10 3 bulan Ke-III PT Fajar Superindo 4 4-Feb-10 3-Feb bulan Ke-IV PT Nanindah Mutiara Shipyard 5 4-Feb Nov bulan Break 6 16-Nov Nov bulan Ke-V PT Nanindah Mutiara Shipyard 7 16-Nov Nov bulan Ke-VI PT Nanindah Mutiara Shipyard 8 16-Nov Dec-13 Break 9 16-Dec Dec bulan Ke-VII PT Nanindah Mutiara Shipyard Halaman 14 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Maia Dan pada saat akan menginjak pada kontrak ke V baru ada jeda (break), pada saat berlanjut dengan kontrak ke II dengan Termohon Kasasi I, maka oleh karena itu telah dengan jelas dan terang bahwa Judex Facti telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan; Bahwa Judex Facti tidak menggali secara mendalam terhadap aturan yuridis materiil berdasarkan Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, secara utuh, satu kesatuan dimana telah dengan jelas bahwa Pemohon Kasasi terus menerus bekerja pada area yang sama di lokasi Termohon Kasasi I dengan para Termohon Kasasi II dan III selama 1 tahun 5 bulan tanpa jeda (break) dengan jumlah kontrak 3 (tiga) kali dan bahkan setelah itu Pemohon Kasasi di kontrak lagi oleh Termohon Kasasi I selama 4 (empat) tahun lagi maka total masa kerja Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi I selama 4 (empat) tahun dan untuk total keseluruhan kontrak dengan Para Pemohon Kasasi adalah selama 6 (enam) tahun 5 bulan!. Artinya disini terlihat Para Termohon Kasasi telah melakukan penyelundupan hukum dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dengan Pemohon Kasasi dengan tujuan agar menghindari dari azas mutatis mutandis dari pelaksanaan kontrak yang seharusnya dan sebenarnya tidak dapat dilakukan dengan cara Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan terbukti Pemohon Kasasi telah bekerja dengan Para Termohon Kasasi selama 6 (enam) tahun 5 bulan, sehingga hal ini sangat jelas dan terang bahwa Judex Facti telah lalai dalam pertimbangan hukumnya dalam perkara a quo sehingga melanggar Pasal 59 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan terlebih lagi Judex Facti tidak dibenarkan mengambil putusan tanpa pembuktian yang konkrit. Maka kunci ditolak atau dikabulkannya gugatan, mesti berdasarkan pembuktian yang bersumber dari fakta-fakta yang diajukan para pihak. Pembuktian hanya dapat ditegakkan berdasarkan dukungan fakta-fakta, sehingga pembuktian tidak dapat ditegakkan tanpa adanya fakta-fakta yang mendukungnya (vide Putusan Mahkamah Agung Nomor 2775 K/Pdt/1983); aia 2. Bahwa terhadap pertimbangan hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada halaman 30 paragraf ke-satu, ke-dua dan ke-tiga, adapun alasan Halaman 15 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Maia ketidaksependapatan Pemohon Kasasi dalam pertimbangan Judex Facti tersebut antara lain: Kutipan: Menimbang bahwa oleh karena Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang telah dilaksanakan oleh para pihak apabila dilakukan dengan apa yang telah ditentukan dalam Pasal 59 ayat (3), (4), (5) dan ayat (6) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu: - Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui; - Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; - Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebel um perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan; - Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun; Menimbang, bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep. 100/Men/VI/2004 Pasal 3 ayat (5), (6) dan (7) selama tenggang 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 (tidak ada hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha juncto Pasal 5 ayat (1) Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target tertentu dapat dilakukan dengan sistem PKWT sebagai pekerjaan musiman ; Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut di atas menurut Majelis Hakim penerapan perjanjian kerja yang telah dilakukan oleh Penggugat dengan Tergugat I adalah pekerjaan penunjang yang juga didasarkan atas pesanan atau orderan dari pihak/perusahaan lain, sehingga hubungan kerja Penggugat dengan Tergugat I sesuai dengan Pasal 59 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan aia Transmigrasi Republia Nomor Kep.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, berakhir sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu yang telah disepakati (vide Bukti Halaman 16 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Maia surat P-5, P-6, P-7 dan P-8) sebagaimana bunyi Pasal 61 huruf (b) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: Perjanjian kerja berakhir apabila berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja ; Bahwa berdasarkan uraian pertimbangan hukum di atas Judex Facti telah salah di dalam menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku dimana telah dengan jelas bahwa perjanjian kerja hanya dapat dilakukan pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun!, sedangkan Pemohon Kasasi telah bekerja dengan Para Termohon Kasasi selama 6 (enam) tahun 5 (lima) bulan!. Maka oleh karena itu telah terbukti secara meyakinkan bahwa benar Judex Facti telah salah dalam pertimbangan hukumnya sehingga mengakibatkan batalnya putusan perkara a quo; Dan sebagaimana diketahui bahwa jenis pekerjaan yang terdapat pada perusahaan Termohon Kasasi I adalah bukan pekerjaan musiman akan tetapi pekerjaan yang tetap, hal ini telah terbukti bahwa Pemohon Kasasi terus menerus bekerja pada bagian painting/blasting dari mulai bekerja sampai dengan diakhirinya secara sepihak oleh Termohon Kasasi I maka hal ini telah dengan jelas sebagaimana penjelasan dalam Pasal 59 ayat (2) yang berbunyi: Yang dimaksud dengan pekerja yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah pekerja yang sifatnya terus-menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau pekerjaan yang bukan musiman; Pekerja yang bukan musiman adalah pekerja yang tidak tergantung cuaca atau suatu kondisi tertentu. Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang terus-menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari suatu proses produksi, tetapi tergantung cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena adanya suatu kondisi tertentu maka pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan musiman yang tidak termasuk pekerjaan tetap sehingga dapat menjadi objek perjanjian kerja waktu tertentu ; Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Judex Facti di dalam putusannya tidak menerapkan prinsip-prinsip hukum yang berlaku aia sebagaimana diatur dalam Pasal 59 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 3 KepMen 100/MEN/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), untuk itu Halaman 17 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Maia mohon agar kiranya Majelis Hakim Agung yang memeriksa perkara a quo agar menolak dalil-dalil pertimbangan Judex Facti Pengadilan Hubungan Industrial dan membatalkan Putusan Perkara Nomor 31/Pdt.Sus- PHI/2015/PN Tpg., tertanggal 30 Desember 2015; 3. Bahwa terhadap pertimbangan hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada halaman 31 paragraph kesatu, paragraph kedua dan paragraph ketiga, adapun alasan ketidaksependapatan Pemohon pertimbangan Judex Facti tersebut antara lain: Kutipan: Kasasi dalam Menimbang, bahwa selanjutnya dikaitkan dengan surat bukti bertanda P-5, P-6, P-7 dan P-8 tentang perjanjian kerja waktu tertentu Majelis Hakim berpendapat sesuai dengan Pasal 59 ayat (3), (4), (5) dan ayat (6) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 3 ayat (5), (6) dan ayat (7) juncto Pasal 5 ayat (1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republia Nomor 100/Men/VI/2004 oleh karena telah nyata perjanjian kerja antara Penggugat dengan Tergugat I telah sesuai dan memenuhi ketentuan perundang-undangan maka demi hukum hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat I telah berakhir sesuai dengan ketentuan Pasal 61 huruf (b) Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu, yaitu perjanjian kerja berakhir apabila berakhirnya waktu perjanjian kerja ; Menimbang, bahwa dengan demikian berdasarkan uraian pertimbanganpertimbangan tersebut di atas maka menurut Majelis Hakim petitum pokok gugatan Penggugat tidak beralasan hukum dan sepatutnya untuk dinyatakan ditolak ; Menimbang, bahwa oleh karena petitum pokok gugatan Penggugat dinyatakan ditolak, maka terhadap petitum lainnya dari gugatan Penggugat dinyatakan ditolak pula dan terhadap bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak yang tidak atau belum dipertimbangkan secara eksplisit, menurut hemat Majelis tidak perlu dipertimbangkan lagi karena dianggap tidak ada hubungannya dengan pokok perkara ; Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum Judex Facti di atas tidak cukup beralasan hukum dimana telah terbukti Judex Facti telah salah dalam menafsirkan Pasal 59 pada ayat (3), (4), (5) dan ayat (6) Undang Undang aia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 3 ayat (5), (6) dan ayat (7) juncto Pasal 5 ayat (1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja d an Transmigrasi Republia Nomor 100/Men/VI/2004, hal ini terlihat Halaman 18 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Maia dalam pertimbangan di atas tidak secara utuh dimana telah dengan jelas bahwa pekerjaan yang ada di perusahaan Termohon Kasasi I adalah jenis pekerjaan terus menerus dan bersifat tetap dimana hal ini, Pemohon Kasasi telah bekerja dengan sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) tapi dilakukan perjanjian kerja dengan jangka waktu yang berbeda-beda dan dilakukan terlebih dahulu oleh subcont-subcont (outsourching) dan setelah itu dengan perusahaan Termohon Kasasi I dengan 4 (empat) kali kontrak dengan jangka waktu 4 (empat) tahun. Maka hal ini telah dengan jelas dan terang Judex Facti telah salah dalam menerapkan Pasal 59 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Pasal 3 ayat (5), (6) dan ayat (7) juncto Pasal 5 ayat (1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republia Nomor 100/Men/VI/2004, sehingga di dalam hal ini Judex Facti telah lalai dalam penerapan hukum yang sesungguhnya yang menjadi pokok perselisihan hubungan industrial antara Pemohon Kasasi dengan Para Termohon Kasasi dan oleh karena itu sepatutnya pertimbangan tersebut untuk ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); Bahwa adalah keliru sekali pendapat Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang yang telah memberikan pertimbangannya, bahwa oleh karena petitum pokok Penggugat tidak dapat dikabulkan dan dinyatakan ditolak, maka terhadap petitum lainnya dari gugatan Penggugat dinyatakan ditolak pula dan terhadap bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak yang tidak atau belum dipertimbangkan secara eksplisit, menurut hemat Majelis tidak perlu dipertimbangkan lagi karena tidak ada hubungannya dengan pokok perkara. Bahwa dalam Pengadilan Hubungan Industrial berlaku hukum acara perdata dan berdasarkan Pasal 178 HIR, diatur ketentuan sebagai berikut: Pasal 178 1) Hakim karena jabatannya waktu bermusyawarat wajib mencukupkan segala alasan hukum, yang tidak dikemukakan oleh kedua belah pihak; 2) Hakim wajib mengadili atas segala bahagian gugatan; 3) Ia tidak diizinkan menjatuhkan keputusan atas perkara yang tidak digugat, atau memberikan dari pada yang digugat; Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 178 HIR, maka Hakim wajib aia mengadili semua bagian dari petitum dan dilarang untuk memutuskan lebih daripada apa yang diminta dan berdasarkan fakta hukum benar bahwa saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan tidak dipertimbangkan Halaman 19 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori Putusan Maia dalam persidangan yang mulia ini sehingga sangat jelas dan tegas bahwa benar Judex Facti telah lalai dalam menerapkan pertimbangan hukumnya dan melanggar Pasal 169 HIR angka 8 (delapan); Bahwa apa yang telah diuraikan dalam pertimbangan Judex Facti telah salah dalam penerapannya dan hal ini telah berbenturan dengan adanya Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 1963 perihal Petunjukpetunjuk mengenai membuat putusan pada angka B yang berbunyi: Selanjutnya dalam hal apabila Pengadilan Negeri berpendapat, bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh salah satu pihak tidak dapat dipercaya ataupun alat-alat pembuktian lain dipandang tidak/kurang sempurna, maka harus pula dipertimbangkan dalam putusan apakah yang menjadi dasar alasan Pengadilan Negeri berpendapat demikian ; Hal ini telah sangat jelas dalam persidangan yang mulia dimana Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi I telah menghadirkan masingmasing 2 (dua) orang saksi, hal ini tidak menjadi pertimbangan Judex Facti yang artinya tidak sesuai dan kurang memberikan pertimbangan hukum yang cukup (onvoldoende gemotiveerd) sebagaimana Putusan Mahkamah Agung Nomor 638 K/Sip/1969 juncto Putusan Pengadilan Tinggi Semarang Nomor 151/1969/Pdt/PT Smg., juncto Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor 49/1964 Pdt. Kaidah Hukum: Mahkamah Agung mengganggap perlu untuk meninjau keputusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang kurang cukup dipertimbangkan ( onvoldoende gemotiveerd). (Yurisprudensi tahun 1970, Buku Nomor 4, halaman ) maka oleh karena telah sangat jelas dan terang bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum yang berlaku sehingga dengan demikian dapat dikategorikan adanya suatu pelanggaran terhadap syarat-syarat yuridis formil dan materiil maupun kelalaian dalam putusan tersebut; Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum Judex Facti di atas tidak cukup beralasan hukum dimana telah terbukti Judex Facti tidak melakukan kajian terhadap Pasal 59 pada ayat (3), (4), (5) dan ayat (6) dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republia Nomor 100/Men/VI/2004 hal ini terlihat dalam pertimbangan di atas telah salah dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum perburuhan, sehingga di dalam aia hal ini Judex Facti telah lalai dalam penerapan hukum yang sesungguhnya yang menjadi pokok perselisihan hubugan industrial antara Pemohon Kasasi dengan Para Termohon Kasasi dan oleh karena itu sepatutnya Halaman 20 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori Putusan Maia pertimbangan tersebut untuk ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); Bahwa terhadap pertimbangan di atas Judex Facti tidak relevan dalam pertimbangannya terhadap bukti-bukti surat yang dihadirkan oleh Pemohon Kasasi dimana sangat terang bahwa benar Pemohon Kasasi telah mengikatkan diri dengan Para Termohon Kasasi dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) secara terus menerus tanpa adanya jeda waktu (break) hal ini terbukti dengan adanya surat bukti Pemohon Kasasi ( vide Bukti surat P-1, P-2, P-3, P-4 dan P-5) dan berdasarkan Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) berbunyi: (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu: a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; c. Pekerjaan yang bersifat musiman, atau; d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap; Dan sebagaimana fakta hukum Pemohon Kasasi telah bekerja melalui perjanjian kerja dengan Termohon Kasasi I selama 4 (empat) tahun dan dengan Para Termohon Kasasi II dan Termohon Kasasi III, selama 1 (satu) tahun 5 (lima) bulan tanpa adanya jeda waktu (break) dan apabila merujuk pada pertimbangan Judex Facti bahwa pekerjaan pada perusahaan Termohon Kasasi I adalah merupakan penunjang dan pekerjaan musiman, hal ini tidak sesuai dengan fakta hukum yang sebenarnya dimana pertimbangan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan Judex Facti dengan alasan sampai dengan saat ini pekerjaan tersebut ada terus dan tidak tergantung musim apapun dan berdasarkan fakta hukum bahwa pekerjaan Pemohon Kasasi telah digantikan dengan pekerja/buruh lain melalui subcont yang lain, sehingga sangat jelas dan terang Judex Facti aia telah lalai dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum dan perundangundangan yang berlaku yang mengakibatkan batalnya putusan tersebut; Halaman 21 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 21

22 Direktori Putusan Maia Bahwa dengan tidak mempertimbangkan sebagaimana uraian tersebut di atas Hakim Pengadilan Hubungan Industrial telah lalai terhadap penggalian nilai-nilai hukum perburuhan ( rechts vinding), dengan tidak memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan sehingga sudah sepantasnya Putusan Perkara Nomor 31/Pdt.Sus-PHI/2015/PN TPG tidak sah; Maka hal ini adapun dasar pertimbangan Hakim PHI mengesampingkan alasan Pemohon Kasasi tersebut dalam gugatannya, menunjukkan Hakim PHI tidak teliti dan tidak cermat di dalam menggali dan menerapkan perundang-undangan perburuhan dengan benar dan tepat, dimana Judex Facti kurang dapat mencerna maksud esensi dari Pasal 59 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 juncto KepMen 100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan PKWT secara utuh. Apabila dikaji dan digali secara komprehensif tentunya rumusan dan maksud dari pekerjaan terus-menerus tanpa ada jeda (break) sebagaimana diterangkan dalam Pasal 59 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 juncto KepMen 100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan PKWT. Tepat terjadi pada perkara ini, artinya ada suatu pertautan hubungan hukum yang terjalin dalam konteks hukum dan hubungan industrial sehingga tidak tepat dan tidak benar pertimbangan Judex Facti dalam pengertian hukum ketenagakerjaan dan penerapan hukumnya yang sudah sepatutnya diterapkan sehingga tidak melanggar aturan yang berlaku. Adapun pertimbangan Hakim Pengadilan Hubungan Industrial sangat tidak tepat dan kurang cermat di dalam menelaah hukum perburuhan secara komprehensif dalam penggaliannya, yang seharusnya yang menjadi landasan dasar hukum dari pertimbangan Judex Facti, adalah: Dasar-dasar penerapan hukum sesuai dengan aturan yang berlaku: Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 59 ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan ayat (6) menyebutkan: (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu: a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang aia tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; c. Pekerjaan yang bersifat musiman, atau; Halaman 22 dari 26 hal. Put. Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1198 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 664 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1310 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1263 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 15 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1021 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 302 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 908 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 125 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1094 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1354 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 140 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 458 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN No. 326 K/TUN/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 977 K/Pdt/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada pemeriksaan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 35 PK/FP/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara:

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 388 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial I. PEMOHON 1. Joko Handoyo, S.H.,.. Pemohon I 2. Wahyudi, S.E,. Pemohon II 3. Rusdi Hartono, S.H.,. Pemohon III 4. Suherman,.....

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 605 K/Pdt.Sus-BPSK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1059 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 962 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2789 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 767 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan IV Sore A

LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan IV Sore A LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan 1341173300230 IV Sore A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG Jl. H.S.

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07 P U T U S A N No. 83 K/TUN/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 138/PDT/2015/PT.Bdg. perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan. Islam, pekerjaan Wiraswasta ;

P U T U S A N Nomor : 138/PDT/2015/PT.Bdg. perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan. Islam, pekerjaan Wiraswasta ; P U T U S A N Nomor : 138/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan prosedur renvoi pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 247 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 779 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007.

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007. 1. Tergugat telah berselingkuh dengan wanita lain bernama Xxx dan telah dikawin sirri tanpa seizin Penggugat ; 2. Tergugat sering menyakiti badan Penggugat dengan tanpa alasan ; 3. Sejak April 2004 Tergugat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1513 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang alasan atas putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0000/Pdt.G/2016/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0000/Pdt.G/2016/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0000/Pdt.G/2016/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding, dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN NOMOR 1426 K/PID/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 141 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 804 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 284 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1326 K/Pdt/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 140/PDT/2012/PTR

P U T U S A N NOMOR: 140/PDT/2012/PTR P U T U S A N NOMOR: 140/PDT/2012/PTR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 60 K/Pdt/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn.

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn. P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak dalam persidangan Majelis Hakim

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 31/Pdt.G/2015/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1362 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg

P U T U S A N. NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg P U T U S A N NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1230 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 399 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN NOMOR 377 K/PID.SUS/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N NOMOR 1290 K/PDT/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1352 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 103 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 994 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 226 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

PUTUSAN NOMOR : 226 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G PUTUSAN NOMOR : 226 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci