BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO 2.1 Konsep Feodalisme Pada Zaman Edo Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang militeristik yang hidup di atas tanah yang terpecah belah. Hal ini terjadi karena lahirnya banyak penguasa feodal yang memberikan perlindungan atas produksi, terutama tanah, kepada petani. Masyarakat feodal ( 封建社会 ) lahir bersamaan dengan lahirnya Shoenseido (sistem wilayah), yaitu wilayah pertanian yang berdiri sendiri terpisah dari pemerintahan kaisar, wilayah tersebut dikelola oleh kizoku (keluarga bangsawan).keluarga bangsawan yang dimaksud adalah keturunan kaisar yang tidak menjadi pewaris istana.mereka menguasai bagian lahan, dengan mempunyai petani sendiri. Sistem ini berjalan sampai zaman kamakura tahun1185. Dalam shoenseido ini, sering terjadi masalah batas wilayah antara satu kizoku dengan kizoku lain, dan selain itu juga sering terjadi perebutan air di daerah pertanian.oleh karena itu kizoku kizoku tersebut harus membuat pertahanan sendiri, mempersenjatai sebagian petaninya.dalam hal seperti inilah lahirnya samurai di Jepang. 11

2 Masalah feodalisme di Jepang erat kaitannya dengan masalah perbushian (kemiliteran) karena lahirnya feodalisme tersebut berhubungan dengan menguatnya kekuasaan bushi. Inti sistem feodal pada masa ini adalah :shogun sebagai kepala pemerintahan, menguasai seluruh wilayah Jepang. Dibawah kekuasaan tersebut ada tuan tuan tanah yang memiliki petani sendiri. Para tuan tanah tersebut menerima pajak dari petani, dimana pajak tersebut ditentukan oleh tuan tanahnya. Kemudian tuan tanah membayar pajak kepada shogun, dan shogun juga membayar sebagian biaya hidup kaisar. Karena itu dapat dikatakan bahwa ciri utama sistem feodal adalah adanya penyerahan diri seseorang ke tangan orang lain sekedar untuk memperoleh perlindungan dan pemeliharaan. Hubungan tersebut berupa hubungan antara tuan tanah dengan petani yang biasanya berupa pinjaman sebidang tanah. Penyerahan diri ini terjadi pada dua tingkatan: raja menerima penyerahan diri dari para tuan tanah dan tuan tanah menerima penyerahan diri dari para petani (Hutabarat dalam Martin, 1993 : 166). Konsep feodalisme pada zaman edo berbeda dengan zaman sebelumnya, dan konsep feudal ini disebut dengan konsep feodalisme akhir di Jepang.Isi konsep feodalisme pada zaman edo adalah kekuasaan Jepang seluruhnya dipegang oleh Tokugawa.Kaisar tidak mempunyai kekuasaan pemerintahan. Didaerah ada sebanyak 165 kepala wilayah yang dibei otonomi oleh pemerintah pusat, tetapi sisem feudal diatur sedemikian rupa sehingga harta terpusat ke tangan pedagang, terutama pedagang wilayah edo, sehingga Tokugawa tidak mengalami kesulian mengumpulkan dana jikalau diperlukan. 12

3 Dijepang masa feodal berlangsung selama kira kira tujuh ratus tahun. Diawali dari jaman kamakura hingga jaman edo. Keberlangsungan feodalisme di Jepang hampir sama di setiap jamannya, yaitu dipimpin oleh seorang Shogun (penguasa pemerintahan tertinggi yang berasal dari golongan militer atau pemerintahan Buke). Sehingga pemerintahannya berbentuk pemerintahan militer, namun memiliki sifat feodal yang tidak sama. Pada masa Kamakura masih ada semacam perimbangan antara istana, yang mewakili sisa-sisa pemerintahan kerajaan, dan Bakufu ( 幕府 ), lembaga yang digunakan shogun untuk menjalankan kekuasaannya. Pada masa Muromachi, meski raja dan shogun sama-sama tinggal di ibu kota, Jepang bergeser menuju tipe pemerintahan dan masyarakat feodal sejati. Pada masa Edo mulai peralihan ke negara modern, meski tuan tanah tetap menjadi kunci status sosial dan kekuasaan. Ketiga tahap ini didahului dengan masa-masa perang saudara ( Hutabarat dalam W.G. Beasly, 2003:94) Lahirnya Bushi Sebelum zaman feodal, sistem pemerintahan dikenal dengan sistem ritsuyo yang berlaku sampai zaman Heian (abad 7 sampai abad 12). Dalam sistem ritsuryo, Tenno (kaisar) adalah penguasa administrasi pemerintahan tertinggi, dan para kizoku (disebut juga Kuge, keluarga bangsawan keturunan Tennon dan keturunan Fujiwara), yang merupakan kerabat Tenno, bertugas sebagai pelaksana administrasi pemerintahan dipusat dan daerah.kekuasaan kaisar dalam pemerintahan terpaut dengan 13

4 kesuciannya yang diajarkan melalui cerita Kojiki (712) dan cerita Nihonshoki (720). Sistem pemilikan tanah pada masa itu dikenal dengan sistem kochi komin (sistim pemilikan tanah umum oleh masyarakat umum). Pada masa itu belum dikenal kepemilikan tanah secara pibadi ataupun swasta, tetapi dalam perkembangannya kemudian, di daerah daerah lahir sonraku kyodo tai (lembaga kerjasama daerah, awal mula lahirnya sistem feodal di Jepang), yaitu kelompok kelompok petani dibawah pimpinan kizoku, keluarga bangsawan yang bertugas didaerah. Pada waktu itu kaum kizoku selain bertugas sebagai pekerja administrasi ritsuryo, juga ada yang bertugas sebagai pemimpin kuil. Administrasi kelompok sonraku kyodo tai terpisah dari pemerintahan ritsuryo. Para petani kemudian banyak yang meninggalkan kewajiban kochi komin dan masuk kedalam kelompok pertanian kizoku karena kelompok pertanian kizoku memberikan keamanan kepada para petani. Selain itu mereka juga diberi kebebasan unuk menguasai sendiri bagian lahan pertanian yang disebut dengan kubunden sei (sistem pembagian lahan pertanian), didalamnya para petani tersebut diakui pula sebagai anggota ie (keluarga) kizoku tersebut. Ada juga petani yang melarikan diri dari sistem kochi komin dan menjadi petani tak bertuan yang disebut dengan ronin, tetapi kemudian mereka dikumpulkan juga oleh keluarga kizoku. Dengan cara demikian kekuatan kizoku makin bertambah guna memenuhi kebutuhan tenaga 14

5 penggarap tanah pertanian. Tanah pertanian kizoku yang terpisah dari administrasi ritsuryo tersebut dinamakan shoen. Penggarapan shoen (wilayah swasta petanian kizoku) ini melahirkan ie (rumah tangga) yang keanggotannya bukan terbatas hanya pada hubungan darah saja. Didalam ie tersebut lahir hubungan atasan dan bawahan yang disebut dengan mibunsei atau sistem jenjang kedudukan antara tuan dengan pengikut didalam ie. Kelompok ie tersebut diikat dengan pemujaa satu dewa yang sama, memakan makanan yang sama, dan minum sake yang sama. Kelompok kelompok ini dinamakan dozoku (Situmorang dalam Nakamura, 1980: 1-6). Persaingan antara kelompok kelompok dozoku mengakibatkan terjadinya perang.untuk itulah mereka membentuk serdadu profesional yang disebut denganbushi, yang sebelumnya hanyalah petani yang dipersenjatai. Pada awalnya, bushi adalah sekelompok petani, tetapi mereka dipersenjatai untuk menagkal kekuatan para perampok atau para penyerang dari wilayah lain. Bushi mengabdi pada tuannya yaitukizoku, tetapi kemudian setelah mereka berhasil menjalankan perannya yang besar dalam menjaga eksistensi dozoku tersebut, lama kelamaan mereka tidak bergantung lagi pada kizoku. Justru sebaliknya, kizokulah yang akhirnya bergantung pada bushi sehingga kelompok bushi tersebut menjadi kelompok yang disegani, sama seperti kizoku. Sejarah bushi identik dengan sejarah feodalisme di Jepang.Karena bushi itu sendiri lahir dari fungsinya sebagai pengawas daerah 15

6 pertanian.pada mulanya, mereka belum dinamai bushi, mereka dinamai Sakimori kemudian Tsuwamono dan kemudian Samurai.Pada zaman edo ( ) mereka dinamai Bushi adalah dalam pengertian kelas masyarakat.untuk membedakannya dari golongan petani, golongan pedagang dan golonga tukang yang dikenal waktu itu sebagai pengkelas kelasan masyarakat. Dari kalangan bushi bermunculan pemimpin pemimpin yang mempersatukan kekuatan kekuatan bushi sehingga menjadi kekuatan bushi yang besar yaitu bushi no toryo (penanggung jawab bushi) yang dipimpin oleh bushi keturunan bangsawan (kizoku).yang paling terkuat dan tekenal diantaranya adalah Heishi (keluarga Taira) dan Genji (keluarga Minamoto) Sistem Feodalisme Zaman edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman edo karena pada saat itu pemerintahan Tokugawa berpusat di kota Edo (Tokyo). Lembaga pemerintahan keshogunan ini disebut juga dengan bafuku. Pemerintahan Tokugawa berlangsung selama kira kira 264 tahun, zaman ini merupakan zaman yang damai bagi Jepang karena tidak adanya serangan dari para daimyo lain terhadap bafuku atau tidak adanya keributan disebabkan perang antar daimyo. Berbeda dengan zaman feodal sebelumnya yang ditandai dengan perang yang berkepanjangan di Jepang yang disebut dengan sengoku jidai (masa perang seluruh negeri). 16

7 Selama masa shogun Tokugawa, ada 15 orang keluarga Tokugawa yang telah diangkat menjadi shogun, yaitu : 1. Ieyasu Tokugawa ( ) masa berkuasa Iemitsu Tokugawa ( ) masa berkuasa Ietsuna Tokugawa ( ) masa berkuasa Tsunayoshi Tokugawa ( ) masa berkuasa Ienobu Tokugawa ( ) masa berkuasa Ietsogu Tokugawa ( ) masa berkuasa Yoshimune Tokugawa ( ) masa berkuasa Ieshige Tokugawa ( ) masa berkuasa Ieharu Tokugawa ( ) masa berkuasa Ienari Tokugawa ( ) masa berkuasa Ieyoshi Tokugawa ( ) masa berkuasa Iesada Tokugawa ( ) masa berkuasa Iemochi Tokugawa ( ) masa berkuasa Yoshinobu Tokugawa ( ) masa berkuasa Shinzaburo, membagi periode pemerintahan Tokugawa berdasarkan kemantapannya atas tiga periode : 17

8 1. Periode pertama tahun Periode kedua tahun Periode ketiga tahun Periode pertama yaitu tahun adalah masa shogun Ieyashu sampai masa shogun Hidetada ( ). Pada masa kedua shogun ini, diadopsi sistem administrasi Toyotomi Hideyoshi untuk menjalankan pemerintahannya, dan mulai memerintah kangakusha (ahli Shushigaku, pemikir pemerintahan) untuk mengajarkan konfusionis dikalangan bushi. Diawali dengan perintah Tokugawa Ieyashu kepada keluarga Hayashi Razan untuk menyebarkan ajaran konfusionis demi kepentingan politik. Pada masa itu ahli konfusionis yang terkenal ialah Fujiwara Seika, dan Hayashi Razan adalah muridnya, mereka beraliran Shusi gaku. Kemudian, keturunan Tokugawa juga menjadi guru konfusionis. Periode kedua adalah masa kemantapan keshogunan Tokugawa, yang diperintah oleh sepuluh generasi Tokugawa, dari Iemitsu ( ) sampai shogun Ieyoshi ( ). Periode ketiga ialah masa kehancuran keshogunan Tokugawa hingga menyerahkan kekuasaan kepada kekaisaran ( ) diperintah oleh tiga generasi Tokugawa, yaitu shogun Iesada sampai Yoshi nobu. Dalam upaya mencapai tujuannya dalam mempertahankan kekuasaan selama mungkin, pemerintah Tokugawa memantapkan sarana dalam budaya Tokugawa. Dari sejarah diketahui bahwa Ieyashu Tokugawa pendiri 18

9 shogun(penguasa tertinggi pemerintah yang berasal dari golongan bushi) berasal dari seorang daimyo didaerah Mikawa. Seperti yang dijelaskan dalam sejarah, pada zaman kamakura dan zaman muromachi, seorang shogun berasal dari keluarga sekkan (pemegang kekuasaan sessho dan kanpaku). Sessho adalah pelaksana pemerintah pada masa ritsuryo apabila kaisar melakukan insei (pertapaan dikuil), dan kanpaku adalah pelaksana pemerintah apabila kaisar masih anak anak. Yang menjadi pelaksana tugas sekkan tersebut adalah keluarga Fujiwara dan kemudian juga keluarga Minamoto setelah berhasil mengadakan pendekatan kekeluargaan dengan keluarga Fujiwara dengan cara perkawinan. Pada zaman momoyama, terjadi keributan diseluruh negeri yang disebut dengan senggoku jidai, keributan ini terjadi diakibatkan munculnya daimyo yang kuat yang mampu mengalahkan keshogunan. Daimyo kuat tersebut ialah Oda Nobuga dan Toyotomi Hideyashi, mereka bukanlah keturunan sekkan. Keributan tersebut berlangsung selama 150 tahun yaitu dimulai oninnoran (perang onin, 1467). Perang itu disebut dengan Gekokujo ikki (gerakan bawah menghancurkan atas). Sebagai seorang daimyo yang menjadi shogun, Ieyashu Tokugawa melihat pengalaman para shogun masa sengoku merasa khawatir jika suatu para daimyo lain juga akan merebut keshogunan dari tangannya. Ieyashu menaruh kecurigaan terhadap para daimyo, terutama kepada daimyo yang membantu Toyotomi sebagai musuh Tokugawa dalam perang Sekigahara tahun Pada masa itu Ieyashu menata dan mengkategorikan daimyo diseluruh Jepang menjadi tiga jenis, yaitu : 19

10 1. Daimyo Shimpan, yaitu daimyo yang masih merupakan keturunan Tokugawa atau daimyo yang ada hubungan kekeluargaannya dengan Tokugawa. Para daimyo jenis ini lebih dipecaya oleh keshogunan, maka dari itu mereka ditempatkan disekitar edo atau dekat dengan edo. 2. Daimyo Fudai, yaitu daimyo yang menjadi pendukung Tokugawa dalam perang Sekigahara. Para daimyo ini ditempatkan diantara daimyo shimpan dengan daimyo Tozama. 3. Daimyo Tozama, yaitu para daimyo yang menjadi musuh Tokugawa dalam perang Sekigahara yang membantu keluarga Toyotomi dalam perang tersebut. Daimyo ini ditempat jauh dari edo. Karena mendapat otonomi dari pemerintah keshogunan, maka sistem administrasi dalam kedaimyoan diatur oleh daimyo itu sendiri. Tetapi dalam penataan administrasi pemerintahannya, para daimyo meniru model pemerintahan keshogunan. Yang disebut dengan para daimyo ialah mereka para penguasa yang berpenghasilan diatas koku padi pertahunnya, sedangkan yang berpenghasilan dibawah koku disebut dengan Hatamoto. 2.2 Kebijakan Pemerintahan Tokugawa Pada masa pemerintahan Tokugawa dalam usaha memantapkan kekuasaannya, pemerintah Tokugawa menerapkan berbagai kebijakan, yaitu : 20

11 1. Kinchunarabi Kuge Shohatto Kebijakan yang mengatur kehidupan kekaisaran, hanya boleh aktif di dunia sastra.rakyat biasa tidak diperbolehkan bertemu dengan kaisar, demikian juga daimyo atau kepala wilayah pun tidak dipebolehkan bertemu dengan kaisar tanpa persetujuan shogun.sedangkan biaya kehidupan kekaisaran ditanggung oleh keshogunan. 2. Buke Shohatto Kebijakan ini mengatur kehidupan para bushi, didalamnya termasuk mereka semua yang bekerja pada pemerintahan maupun didaerah dan dipusat. Hal ini mengatur kehidupan para daimyo untuk tidak boleh bersekuu dengan wilayah lain, maupun melalui perkawinan atau perdagangan. Sehingga pekawinan antar kedaimyoan harus dapat persetujuan dari shogun.kemudian mengenai perdagangan antar wilayah pun ditetapkan hanya di daerah Osaka, Kyoto, dan Edo (Tokyo). 3. Sankin Koutai Kebijakan yang mewajibkan para daimyo untuk tinggal di edo.kebijakan inilah yang memberatkan ekonomi wilayah.karena biaya hidup rombongan tuam mereka untuk tinggal di edo harus diantar oleh anak buah mereka. Selain iu karena keluarga harus selalu ditinggal di edo, maka sebagian anak buah harus selalu tinggal di edo unuk mengurusi keluarga tuan mereka. Kewajiban pulang pergi bagi anak buah dari wilayah masing masing ke edo melahirkan berbagai bisnis di perjalanan yang selalu dilintasi. Dan unuk menutupi biaya tersebut pemerintah tidak 21

12 punya jalan lain selain dengan menaikkan pajak pertanian. Sehingga pada waktu iu pajak tanah mencapai 60%. 4. Sakoku Kebijakan untuk menutup wilayah dari dunia luar.pemicu diterapkannya kebijakan sakoku ini adalah karena mulai masuknya budaya Barat ke Jepang.Interaksi pertama Jepang dengan bangsa barat dimulai pada tahun 1543 dimana ada sebuah kapal portugis yang bertujuan untuk pergi ke Cina.Namun di tengah perjalanan kapal yang dibawa oleh pedagang Portugis ini tenggelam.para penumpang kapal terdampar di daerah Tanegashima daerah selatan Kyushu.Kehadiran bangsa portugis inilah yang menjadi titik mula interaksi bangsa Barat dengan jepang. Pada masa ini ada pengembangan senjata api sehingga senjata api ini dipakai oleh orang Jepang di dalam peperangan. Pada abad ini juga Jepang sedang mengalami perang saudara (Sengoku Jidai).Portugis kembali melanjutkan perjalanan mereka ke Cina dan memberitahukan informasi tentang Jepang kepada relasinya.beberapa waktu kemudian pedagang Portugis kembali datang ke Jepang dan melakukan perdangangan.semakin berkembangnya kerjasama antar Negara ini maka pemikiran pemikiran barat mulai memasuki Jepang.Daimyo di Jepang merasa dengan masuknya bangsa Barat ini dapat menjadi sumber kemakmuran bagi kekuatan militer mereka. Perdagangan luar negeri yang semakin maju menyebabkan adanya perluasan agama yang dianut oleh para pedagang barat yaitu agama Kristen. Semakin lama penganutnya pun semakin besar sehingga Iyeasu menyadari bahwa 22

13 ini merupakan suatu ancaman yang sangat besar bagi bangsa Jepang. Tokugawa pun mulai mengambil tindakan untuk menekan agama tersebut. Alasan dari Tokugawa adalah karena penganut agama ini tidak menganut sistem mendewakan kaisar sehingga agama ini pun dianggap dapat menggoyahkan kedudukan kaisar. Sedangkan kalau dalam ajaran Shinto ada dianut penyembahan terhadap keturunan dewa. Semakin lama pemimpin pemimpin bangsa Jepang mulai menekan dan mengecam masuknya bangsa asing ke dalam Jepang. Maka dibuatlah kebijakan sakoku yaitu kebijakan menutup diri dimana warga negara Jepang dilarang keluar negeri dan orang dari luar negeri yang masuk ke Jepang mengalami penjagaan yang sangat ketat dari pemerintahan Jepang. Namun pada penerapan politik sakoku ini, tidak sepenuhmya tertutup dari negara asing. Karena masih ada beberapa negara yang diperbolehkan berdagang di Jepang, yaitu Cina, Korea dan Belanda yang dianggap membawa keuntungan besar bagi Jepang. Namun hanya boleh berdagang di pelabuhan Nagasaki. Buku-buku berbahasa asing juga dilarang beredar di seluruh Jepang. Politik sakoku ini diterapkan dengan tujuan untuk menjaga persatuan dan nilai nilai luhur bangsa Jepang. Nilai-nilai luhur ini juga yang selalu diterapkan bangsa Jepang dan telah mengakar kuat serta menjadi karakter bangsa Jepang sampai saat ini. Pada masa ini memang Jepang berhasil membangun identitas masyarakat feodal yang kuat dan dari segi Kebudayaan juga Jepang mengalami kematangan karena pada masa inilah identitas dan ciri khas bangsa Jepang sangat meningkat. Namun dengan adanya kebijakan sakoku ini negara Jepang mengalami ketertinggalan dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebijakan sakoku ini berlangsung selama kurang lebih 2 abad. 23

14 2.3 Kondisi Masyarakat Jepang pada Zaman Edo Dilihat dari segi sosial, pada masa pemerintahan feodalnya Tokugawa juga menerapkan perbedaan golongan masyarakat.pembedaan kelas masyarakat ini mempunyai tujuan untuk mempertahankan kekuasaan shogun dan mencegah munculnya peperangan antar daimyo yang sebelumnya pernah terjadi.adapun golongan tersebut adalah golongan militer (Bushi), golongan petani (Nomin), golongan pengrajin (Shokuin) dan golongan pedagang (Shonin). 1. Golongan militer (Bushi) Golongan bushi merupakan golongan yang paling tinggi diantara golongan masyarakat yang lainnya. Golongan bushi dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu: Shogun Shogun mempunyai peran yang paling menentukan dalam setiap kehidupan masyarakat Jepang baik itu kehidupan petani, daimyo (tuan tanah) bahkan kaisar. shogunmenetapkan kebijakan dalam penentuan pajak, pekerjaan dan tempat tinggal petani. Dalam kehidupan daimyo, shogun memiliki peran yaitu menerapkan kebijakan kebijakan yang harus dijalankan oleh para daimyo. Untuk memperkecil kemungkinan pemberontakan yang dilakukan daimyo maka shogun menetapkan kebijakan sakin kotai yang berisi kewajiban untuk melakukan tugas ibukota bergantian setiap tahunnya.disaat para daimyo bertugas di ibukota, anak dan istrinya harus tinggal di Edo.Kebijakan yang berikutnya adalah kebijakan melarang para Daimyo untuk memperkuat benteng, memperluas wilayah dan memperkuat tentara di wilayah tempatnya 24

15 bekerja.daimyo diawasi sangat ketat untuk memperkecil kemungkinan rencana menggulingkan pemerintahan pusat. Shogun juga mempunyai peran dalam kehidupan kaisar dimana adanya larangan bagi kaisar untuk masuk ke dalam dunia politik agar para Daimyo tidak memiliki celah untuk menggunakan lembaga kekaisaran sebagai alat menggulingkan pemerintahan pusat. Kaisar hanya boleh ikut serta dalam kegiatan seperti bidang kebudayaan dan kegiatan keagamaan. Tuan tanah (Daimyo) Dalam hal stasus daimyo dibagi menjadi tiga yaitu daimyo kelas atas, daimyo kelas menengah dan daimyo kelas bawah. Semuanya disesuaikan dengan kekayaan yang mereka miliki. Yang mempunyai kekayaan paling banyak masuk kedalam status daimyo kelas atas, dan seterusnya. Tuan tanah memiliki kekuasaan yang terbatas, tokugawa menempatkan daimyo yang tidak memiliki ikatan erat dengan keluarga Tokugawa di daerah yang jauh seperti Tohoku, Shikoku dan Kyushu. Para daimyo juga diawasi sangat ketat oleh pemerintah pusat. Dan secara mutlak daimyo harus mengabdi kepada shogun. Karena daimyo yang terlalu kaya dianggap dapat mengancam pemerintahan pusat. Di dalam wilayah kekuasaan daimyo diutus pegawai bafuku untuk memata matai setiap tindakan daimyo. Samurai Samurai bekerja dan mengabdi kepada daimyo. Mereka sangat bergantung terhadap upah atau gaji yang diberikan oleh daimyo. Ada samurai yang tugasnya mendampingi atasannya baik di pusat maupun diwilayah kekuasaan atasan. Ada juga samurai yang bertugas untuk membawa panji panji dalam kegiatan 25

16 keupacaraan. Serta ada juga samurai yang bertugas sebagai pelayan rumah, pengantar surat dan juru tulis. Kehidupan samurai diwarnai oleh jalan kesatria dimana keharusan untuk setia kepada tuannya menjadikan kematian bukan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mereka, apalagi jika membela apa yang benar. Para samurai ini rela mati demi kesetiaan dengan cara harakiri atau seppuku. Latar belakang adanya samurai ini adalah karena para daimyo ingin adanya penjagaan militer jikalau ada kaum petani (nomin) yang melakukan serangan mendadak karena ketidakpuasan terhadap daimyo. Pada era keshogunan Tokugawa, samurai sangat berperan penting di dalam pemerintahan. Namun semenjak diterapkannya politik menutup diri (sakoku), Jepang aman dan tidak ada terjadi perang sehingga kaum samurai tidak memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan. Kaum samurai ini menjadi pengangguran yang harus dibiayai oleh golongan masyarakat yang ada dibawahnya. Pada masa ini menjadi banyak samurai yang menjadi ronin (samurai) tak bertuan. Sebagin besar ada yang menjadi petani dan ada juga yang merantau ke kota. 2. Golongan petani (nomin) Golongan petani berada dibawah bushi dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang. Mereka hidup dengan mengolah tanah milik pemerintah yang dipinjamkan kepada daimyo. Sehingga mengakibatkan golongan petani ini sangat menderita karena dikenakan biaya pajak yang sangat tinggi yang harus dibayarkan kepada daimyo. Hasil pertanian digunakan oleh kalangan petani itu sendiri dan juga untuk pajak. Pajak yang harus dibayar kepada pusat berjumlah sekitar 30-50% sedangkan kepada pemerintah 26

17 mencapai 40%. Banyak dari golongan petani (nomin) yang mengeluh Karena besarnya pajak yang harus dibayar karena menjadikan golongan petani banyak yang miskin. Hal ini menjadi pemicu golongan petani cenderung melakukan pemberontakan. Namun pada masa ini petani merupakan tumpuan utama karena kehidupan pemerintahan sangat bergantung pada hasil pertanian. Dan para petani juga yang menjamin kehidupan golongan samurai. 3. Golongan pengrajin (Shokuin) Golongan ini berada dibawah golongan petani dan mereka bekerja secara langsung terhadap pemerintah. Golongan shokuin ini bebas dalam menentukan tempat tinggal. Tidak seperti petani yang harus bekerja di desa. Yang termasuk kedalam golongan ini biasanya adalah para buruh. Kebanyakan kaum ini tinggal di pusat pemerintahan di Edo. Oleh karena itu, kaum pengrajin ini merupakan rakyat biasa yang paling dekat dengan pemerintah. 4. Golongan pedagang (Shonin) Meskipun berada dibawah tingkatan golongan petani, kaum pedagang ini lebih kaya daripada kaum petani. Pada awalnya kaum ini dianggap sebagai kaum yang tidak pernah menyumbangkan jasa terhadap bafuku dan dinilai kurang menghasilkan karena hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri saja. Akan tetapi meskipun demikian kekayaan kaum ini bisa melebihi kekayaan yang dimiliki oleh pada daimyo. Hal ini mendorong naiknya kedudukan golongan ini di dalam masyarakat. Kaum ini dapat menentukan sendiri dimana mereka akan tinggal. 27

18 Dari semua golongan yang ada, ada juga golongan yang tidak termasuk ke dalam golongan yang ditentukan dalam masyarakat Jepang. Golongan ini adalah golongan senmin yang artinya tidak boleh disentuh. Golongan ini adalah golongan dengan pekerjaan yang kotor. Golongan senmin dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu pengemis (hinin) dan kelompok penyamak kulit. Shinokosho dapat diartikan sebagai pemisahan atau pembagian kerja.tiaptiap kelas sosial memiliki pandangan yang harus direalisasikan dalamtindakan yang sesuai dengan status sosial yang mereka miliki. Secara garisbesar, penggolongan ini membedakan antara tindakan bushi dan tindakantiga kelas lainnya dari segi moral feodal. Kelas no-ko-sho yang bergerak dalamkegiatan ekonomis secara langsung dianggap berada di luar kehidupan moral,sedangkan bushi dianggap berada pada posisi yang memberikan aturan moralkepada tiga lapisan masyarakat lainnya. Sistem penggolongan tersebut mengatur dengan ketat status dan peran daritiap-tiap golongan. Seseorang yang telah dilahirkan dalam golongan tertentutidak dapat naik ke kelas lain begitu saja, tiap-tiap kelas tersebut dibedakanmenurut pekerjaan atau cara mereka untuk hidup.. Nilai pekerjaan yangmenentukan status seseorang tersebut diukur menurut beban tanggungjawab secara ekonomis dan pengorbanannya bagi kaum penguasa. Dengan demikian, hal itu berarti menempatkan suatu kelas pada tingkat yang lebih tinggi jika ia bekerja lebih keras atau lebih banyak berguna bagi kepentingan kaum penguasa dengan keuntungan yang lebih kecil bagi dirinya sendiri. Pemberontakan sering terjadi dikarenakan dalam pembagian kelas tidak boleh terjadi perpindahan dari golongan yang satu ke golongan yang lainnya. 28

19 Kebijakan ini tujuannya adalah untuk menjaga kemurnian setiap golongan dan membatasi setiap gerak gerik rakyat Jepang. Setiap Perselisihan mengenai pajak sering yang menjadi penyebab keributan antara petani dengan para samurai. Bahkan tidak jarang terjadinya pemberontakan yang besar. Namun pemberontakan ini bisa segera diatasi. Karena pembagian kelas masyarakat ini juga kehidupan golongan pedagang naik ke dalam status sosial yang lebih tinggi karena pada masa ini kaum pedagang memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan perekonomian negara Jepang. 29

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa. berlangsung pada zaman Edo ( ) dari kesinambungan keberadaan

BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa. berlangsung pada zaman Edo ( ) dari kesinambungan keberadaan BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA 2.1. Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa Shogun Tokugawa adalah Shogun generasi ketiga dan terakhir yang berlangsung pada zaman Edo (1603-1867) dari kesinambungan keberadaan

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO

DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO Sri Dewi Andriani Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Humaniora, BINUS University

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA

PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA Y.R. Subakti A. Pendahuluan Keshogunan Tokugawa ( 徳川幕府 Tokugawa bakufu?, 1603 1868) atau Keshogunan Edo (Edo bakufu) adalah pemerintahan diktator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bangsa Jepang adalah salah satu bangsa tertua di dunia dan yang paling dibanggakan orang-orang Jepang adalah kerajaan atau dinasti-dinastinya yg merupakan satu kesatuan

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan samurai. Pada mulanya samurai adalah ksatria yang mengendarai kuda yang kemudian terorganisir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

ETIKA BUSHIDO DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA YUKIO MISHIMA (YUKIO MISHIMA NO SAKUHIN NO SHIOSAI NO SHOSETSU NI OKERU BUSHIDO NO DOUTOKU) SKRIPSI

ETIKA BUSHIDO DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA YUKIO MISHIMA (YUKIO MISHIMA NO SAKUHIN NO SHIOSAI NO SHOSETSU NI OKERU BUSHIDO NO DOUTOKU) SKRIPSI ETIKA BUSHIDO DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA YUKIO MISHIMA (YUKIO MISHIMA NO SAKUHIN NO SHIOSAI NO SHOSETSU NI OKERU BUSHIDO NO DOUTOKU) SKRIPSI Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN JEPANG, DEFINISI NOVEL DAN SETTING DALAM NOVEL ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN JEPANG, DEFINISI NOVEL DAN SETTING DALAM NOVEL ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN JEPANG, DEFINISI NOVEL DAN SETTING DALAM NOVEL ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR 2.1. Sejarah Samurai di Jepang 2.1.1 Sengoku Jidai Samurai (dikenal juga sebagai bushi)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS 0806394596 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA JURUSAN PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN 1811-1830 Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari BAB II SEJARAH SAMURAI 2.1 Sengoku Jidai Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE 2.1 Masyarakat Berkebudayaan Rasa Malu Ruth Benedict dalam Situmorang mengatakan (1995 : 64) bahwa masyarakat Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan

Lebih terperinci

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI A. Kebudayaan Jepang 1. Budaya Jepang Kebudayaan di Jepang telah banyak perubahan dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PADA MASYARAKAT PETANI JEPANG SEBELUM PERANG DUNIA II

BAB II TINJAUAN UMUM PADA MASYARAKAT PETANI JEPANG SEBELUM PERANG DUNIA II BAB II TINJAUAN UMUM PADA MASYARAKAT PETANI JEPANG SEBELUM PERANG DUNIA II 2.1 Sejarah Awal Pertanian Jepang Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang berada di sebelah timur benua Asia. Di Jepang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBERONTAKAN PETANI KRISTEN JEPANG PADA MASA SHOGUN TOKUGAWA. Masa Tokugawa sering dikatakan sebagai masa kematangan feodalisme

BAB IV PEMBERONTAKAN PETANI KRISTEN JEPANG PADA MASA SHOGUN TOKUGAWA. Masa Tokugawa sering dikatakan sebagai masa kematangan feodalisme BAB IV PEMBERONTAKAN PETANI KRISTEN JEPANG PADA MASA SHOGUN TOKUGAWA 4.1 Kondisi Masyarakat Pada Masa Tokugawa Masa Tokugawa sering dikatakan sebagai masa kematangan feodalisme militer Jepang. Kematangan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO 2.1 Masuknya Agama Buddha di Jepang Ketika penyerahan hadiah sebagai simbol dimulainya hubungan diplomatik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI 2.1. Riwayat Hidup Dale Furutani Nama lengkapnya adalah Dale Furutani. Lahir di Hilo, Hawaii, pada 1 Desember 1946,

Lebih terperinci

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM MAKALAH GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas segala berkat dan rahmat yang Tuhan berikan pada saya sehingga Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan dimiliki oleh setiap bangsa,oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbeda, walaupun terkadang ada kesamaan seperti halnya kesamaan

Lebih terperinci

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN 1877 Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah skripsi penulis yang berjudul Peranan Golongan Samurai

Lebih terperinci

PENGABDIAN DIRI DALAM DRAMA KANADEHON CHUSINGURA

PENGABDIAN DIRI DALAM DRAMA KANADEHON CHUSINGURA Halaman 11 Chusin Gura PENGABDIAN DIRI DALAM DRAMA KANADEHON CHUSINGURA Hamzon Situmorang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Abstract The Kanadehon Chushingura is a drama writen by Chikamatsu Monzaemon

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TERHADAP SEJARAH PEMERINTAHAN MUROMACHI

BAB II GAMBARAN UMUM TERHADAP SEJARAH PEMERINTAHAN MUROMACHI BAB II GAMBARAN UMUM TERHADAP SEJARAH PEMERINTAHAN MUROMACHI Jepang dikenal sebagai Negara Imperial (kerajaan) yang dipimpin oleh Kaisar (Tenno). Dan ini menjadikan Jepang sebagai Negara satu-satunya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama (1573-1603) yang berhasil mendirikan pemerintahan pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN 1192-1867 SKRIPSI Oleh Edy Supriyadi NIM 100210302061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE. belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE. belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE 2.1 Konsep Ie Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya di latar belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan diikat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain

Lebih terperinci

RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG

RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG bidang HUMANIORA RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG DEWI SOETANTI Jurusan Sastra Jepang Universitas

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

ANALISIS MORALITAS BUSHIDO DALAM NOVEL SAMURAI SUZUME NO KUMO KARYA TAKASHI MATSUOKA

ANALISIS MORALITAS BUSHIDO DALAM NOVEL SAMURAI SUZUME NO KUMO KARYA TAKASHI MATSUOKA ANALISIS MORALITAS BUSHIDO DALAM NOVEL SAMURAI SUZUME NO KUMO KARYA TAKASHI MATSUOKA (MATSUOKA TAKASHI NO SAKUHIN NO SAMURAI SUZUME NO KUMO NO SHOUSETSU NI OKERU BUSHIDO NO DOUTOKU NO BUNSEKI) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat

Lebih terperinci

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG PEMBAGIAN ZAMAN : SEJARAH JEPANG SECARA GARIS BESAR DIBAGI MENJADI 1.Genshi jidai( 原始時代 ) - Jomon jidai( 叙門時代 ) - Yayoi jidai( 弥生時代 )( 8 SM 3 M) 2. Kodai ( 古代 ) Abad 3 abad

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SISTEM POLITIK JEPANG

BAB II DESKRIPSI SISTEM POLITIK JEPANG BAB II DESKRIPSI SISTEM POLITIK JEPANG II.1 Geografi Jepang Kehidupan bangsa Jepang sangat dipengaruhi oleh latar belakang geografi, budaya maupun pengalaman sejarah di masa yang lampau. Sejarah dan tradisi

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang recok karena semua tuan tanah berusaha

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN ABSTRAK

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN ABSTRAK 1 PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN 1192-1867 Edy Supriyadi, Sri Handayani, Sumardi. Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nakane, antropolog dan dosen pensiunan Universitas Tokyo, Totman yang merupakan dosen sejarah dari Universitas Yale, & Ōishi yang merupakan spesialis sejarah

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Rusia dan di

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang terletak di wilayah Asia Timur. Kepulauan Jepang membentang pada 20-45 33 LU. Kepulauan Jepang memiliki luas wilayah sekitar 337.815

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pandangan orang Barat terhadap negeri Jepang adalah sebagai sebuah negeri yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada terdapat berbagai macam definisi kebudayaan, ada yang membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

Sejarah Jepang. Ni Made Savitri P.

Sejarah Jepang. Ni Made Savitri P. Sejarah Jepang Ni Made Savitri P. JAMAN EDO 江戸時代 (1603-1867) Awal mula Hideyoshi meninggal Perang Sekigahara Tokugawa Ieyasu Ibukota dipindahkan ke Edo (Tokyo) Edo Bakufu Kekuasaan ada di tangan keluarga

Lebih terperinci

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL BY Erfamia, Lislillah Rininta NIM 105110209111015 STUDY PROGRAM OF JAPAN

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

Sejarah ISTANA/KASTIL OSAKA

Sejarah ISTANA/KASTIL OSAKA ISTANA/KASTIL OSAKA Istana Osaka dimanfaatkan sebagai istana sekaligus benteng sejak zaman Azuchi Momoyama hingga zaman Edo. Istana Osaka yang ada sekarang terdiri dari menara utama yang dilindungi oleh

Lebih terperinci

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 BIOGRAFI PENULIS Nama Agama : Natalia : Kristen Protestan Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten 45452 Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 Nama Ayah : Djadja ( ) Nama Ibu : Wong ban tjen RIWAYAT

Lebih terperinci

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II 8 BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II mempunyai sejarah yang panjang dan berkaitan antara satu peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya. Ada yang berpendapat

Lebih terperinci

FENNY FEBRIANTY Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

FENNY FEBRIANTY Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia bidang SASTRA REPRESENTASI SAMURAI SEBAGAI KELAS ATAS DALAM STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG DI ZAMAN EDO DALAM NOVEL TOKAIDO INNKARYA DOROTHY DAN THOMAS HOOBLER FENNY FEBRIANTY Program Studi Sastra

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ISTANA KAISAR TOKYO. 30 LU - 47 LU dan 128 BT BT, sedangkan secara geografis terletak di

BAB II GAMBARAN UMUM ISTANA KAISAR TOKYO. 30 LU - 47 LU dan 128 BT BT, sedangkan secara geografis terletak di BAB II GAMBARAN UMUM ISTANA KAISAR TOKYO 2.1 Letak Istana Kaisar Tokyo Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di timur laut Benua Asia dan sebelah barat laut Samudera Pasifik. Secara astronomis

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SOSIOLOGI SASTRA, SETTING MASYARAKT PADA ZAMAN EDO, MUSASHI, DAN RIWAYAT EIJI YOSHIKAWA

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SOSIOLOGI SASTRA, SETTING MASYARAKT PADA ZAMAN EDO, MUSASHI, DAN RIWAYAT EIJI YOSHIKAWA BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SOSIOLOGI SASTRA, SETTING MASYARAKT PADA ZAMAN EDO, MUSASHI, DAN RIWAYAT EIJI YOSHIKAWA 2.1 Sosiologi Sastra Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat kompleks, baik dari segi sebab-sebabnya, prosesnya maupun implikasi sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SAMURAI DAN RESTORASI MEIJI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SAMURAI DAN RESTORASI MEIJI BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SAMURAI DAN RESTORASI MEIJI 2.1. Pengertian Samurai Samurai ( 侍 ), atau dalam bahasa Jepang disebut bushi ( 武士 ) atau buke ( 武家 ), adalah bangsawan militer abad pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. 3.1 Analisis Kamon sebagai Bentuk dari Konsep Uchi Soto yang ada dalam Sistem

BAB 3 ANALISIS DATA. 3.1 Analisis Kamon sebagai Bentuk dari Konsep Uchi Soto yang ada dalam Sistem BAB 3 ANALISIS DATA 3.1 Analisis Kamon sebagai Bentuk dari Konsep Uchi Soto yang ada dalam Sistem Ie Hubungan antara kamon dengan sistem kekerabatan masyarakat Jepang yang didalamnya terdapat konsep uchi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan seorang misionaris asal Portugis bernama Fransiskus Xaverius di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk agama Kristen dan jumlahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ). BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI 2.1. Masyarakat Agraris Sejak zaman tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang diatur oleh konsep Ie dan bahkan mendapat

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO YOROI NI OKERU SHINBORU KARA NO SHOUCHOU TEKINA IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi rahasia. Organisasi-organisasi ini, yang disebut Mafia, menjadi suatu organisasi yang sejajar

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 6 SD Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah 13 BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG A. Sejarah Pariwisata Jepang Era Tokugawa (1603-1867) Sampai Era Modern Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa (1603-1867), sejumlah kebijakan utama yang

Lebih terperinci

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang seperti itulah hidup yang harus dijalani ketika ditakdirkan menjadi wanita miskin di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL secara umum. Ketika di dalam sejarah adanya permasalahan

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ISTANA ŌSAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ISTANA ŌSAKA BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ISTANA ŌSAKA Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang istana Ōsaka sebagai bagian dari perubahan fungsi istana Ōsaka yang keberadaannya hingga

Lebih terperinci