BAB IV PEMBERONTAKAN PETANI KRISTEN JEPANG PADA MASA SHOGUN TOKUGAWA. Masa Tokugawa sering dikatakan sebagai masa kematangan feodalisme

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBERONTAKAN PETANI KRISTEN JEPANG PADA MASA SHOGUN TOKUGAWA. Masa Tokugawa sering dikatakan sebagai masa kematangan feodalisme"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBERONTAKAN PETANI KRISTEN JEPANG PADA MASA SHOGUN TOKUGAWA 4.1 Kondisi Masyarakat Pada Masa Tokugawa Masa Tokugawa sering dikatakan sebagai masa kematangan feodalisme militer Jepang. Kematangan feodalisme ini ditandai dengan pengontrolan terhadap masyarakat yang semakin mantap oleh rezim penguasa, baik dalam bidang ekonomi, budaya, seni, pendidikan, pemikiran, maupun dalam bidang sosial. Dalam bidang sosial, pengontrolan terhadap masyarakat Jepang pada masa Tokugawa dapat dilihat dari struktur masyarakat yang berpijak pada perbedaan kelas yang ditegakan dengan tegas, antara kelas atas yang terdiri dari sebagian besar kaum samurai dan kelas bawah yang terdiri dari orang biasa atau hoimin yang merupakan kelas petani, pertukangan dan pedagang. Tujuan dibentuknya perbedaan kelas sosial di Jepang pada masa Tokugawa adalah untuk mewujudkan stabilitas politik (Beasley, 2003 : 194). Hal ini mengandung arti, yaitu: 1. Untuk mempertahankan kekuasaan Tokugawa 2. Untuk mencegah munculnya kembali kekacauan masyarakat yang menjadi ciri khas kehidupan masyarakat Jepang pada masa lalu, yakni kekacauan yang terjadi karena peperangan antar daimyo. Masyarakat Jepang pada masa pemerintahan Tokugawa diklasifikasikan menurut ajaran Confucianisme. Ajaran ini menekankan hubungan sebaik-baiknya 29

2 antara pemerintah dengan rakyat, oleh karena itu ajaran ini sangat tepat untuk dijadikan sebagai filsafat negara dan dipakai membina kesetiaan dan kepatuhan rakyat kepada pemerintah. Secara keseluruhan masyarakat pada masa pemerintahan Tokugawa dibagi menjadi empat golongan masyarakat yang berdasarkan pada ajaran Confusianisme tersebut, yakni Shi (Bushi) merupakan golongan militer, No (Nomin) golongan petani, Ko (Shokuin) golongan pekerja, dan Sho (Shonin) golongan pedagang. Orang yang tidak termasuk dalam salah satu golongan disebut Eta dan statusnya dalam masyarakat sama dengan paria (Nurhayati, Yeti 1987: 27). Jika digambarkan dalam bentuk piramida penduduk maka klasifikasi masyarakat Jepang pada masa Tokugawa adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Piramida penduduk pada masa Tokugawa Shi (Bushi) Shi merupakan golongan militer dengan persentase adalah 6% dari jumlah penduduk. Shi merupakan golongan yang terkuat dan tertinggi dari ke empat golongan masyarakat lainnya.. 30

3 Golongan militer dibagi ke dalam tiga bagian, yakni: Shogun Shogun merupakan tuan tanah feodal yang mencapai status tertinggi dalam pemerintahan pusat (Bakufu) meskipun dari segi kekuasaan resmi, kekaisaran lebih tinggi daripada shogun. Sebagai tuan tanah feodal, shogun memiliki tanah yang sangat luas yaitu lebih dari koku (1 koku setara 180 liter beras), yang menghasilkan pendapatan tahunan sekitar 1/3 dari luas tanahnya. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, shogun memiliki kekuasaan untuk mengontrol Han (provinsi feodal yang dikepalai oleh Hansu/daimyo) dan wilayahwilayah subur yang secara ekonomis dan politis merupakan wilayah penyangga (bupper-stats). Shogun memiliki peranan yang sangat menentukan dalam segala bidang kehidupan masyarakat termasuk kehidupan petani, daimyo, bahkan kaisar sendiri. Contoh peran shogun dalam kehidupan masyarakat biasa (Hoimin) dapat dilihat dari kebijakannya antara lain penentuan pajak, melarang perkawinan antar kelas, perpindahan pekerjaan dan tempat tinggal (kelas petani harus berdomisili di desadesa, kelas militer di ibukota atau kota-kota daerah, sedangkan kelas tukang atau pedagang dapat berdomisili di kota maupun di desa sesuai dengan fungsi mereka sebagai penjual dan perantara). Peran shogun dalam kehidupan daimyo dapat dilihat dari kebijakankebijakannya. Bagi daimyo Fudai yang merupakan sekutu Tokugawa diberikan wilayah yang dekat dengan pusat kekuasaan seperti di bagian Jepang tengah dan Jepang timur, sedangkan daimyo Tozama yang bukan sekutu Tokugawa diberikan 31

4 wilayah kekuasaan yang jauh letaknya dari pusat kekuasaan seperti di bagian Jepang barat daya (Shikoku dan Kyushu) dan di Jepang bagian timur laut. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pemberontakan yang dilakukan oleh para daimyo, maka shogun memberlakukan kebijakan Sankin Kotai dan Buke Shohatto (Beasley 2003 : xix). Sankin Kotai adalah kebijakan yang berisi kewajiban melaksanakan tugas di ibukota bagi para daimyo setiap tahun secara bergantian, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara mencegah terjadinya konspirasi politik antar daimyo di daerah-daerah. Ketika para daimyo bertugas kembali ke daerahnya, anak dan istrinya diwajibkan menetap di Edo sebagai tahanan politik. Kebijakan kedua yang diterapkan Shogun bagi para daimyo adalah Buke Shohatto. Kebijakan ini berisi larangan bagi para daimyo untuk memperkuat benteng, memperluas wilayah, memodernkan senjata dan memperkuat tentara di wilayahnya. Dengan adanya peraturan ini, daimyo mendapat pengawasan yang ketat dan memperkecil kemungkinan untuk menggulingkan pemerintahan pusat. Peran shogun dalam kehidupan kekaisaran, dapat dilihat dari adanya peraturan Kinchu Narabini Kuge Shuhatto yang berisi larangan bagi kaisar untuk terjun ke dalam politik praktis hal ini dimaksudkan agar para daimyo tidak dapat menggunakan lembaga kekaisaran sebagai alat untuk menjatuhkan pemerintah pusat atau Bakufu. Kegiatan kaisar dibatasi hanya dalam bidang kebudayaan dan seni seperti menulis puisi, dan kegiatan seremonial keagamaan. Hal ini dilakukan dengan maksud agar kharisma lembaga kekaisaran dapat tetap dijadikan sebagai legitimasi politik bagi Bakufu. Larangan perkawinan antar daimyo dengan 32

5 keluarga kaisar harus seizin Bakufu untuk menghindari perkawinan politik (Beasley 2003 : xix) Di samping itu, Bakufu menetapkan pula undang-undang untuk mengatur bangsawan istana. Undang-undang tersebut mengijinkan Bakufu untuk berperan dalam kegiatan kaisar. Kaisar dan bangsawan istana diberikan penghasilan yang sesuai dengan kedudukan mereka tetapi tidak diberi tanah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh W. G Beasley (2003 : 194) sebagai berikut : Edo memberikan bantuan dana kepada istana raja dalam jumlah yang terus meningkat, tetapi dalam abad ke 18 sumbangan dari Edo itu tidak lebih dari koku, setara dengan nilai tanah milik tuan tanah feodal kelas menengah sekitar sepertiga dari sumbangan itu dibagikan adalah untuk istana raja. Sepertiga lagi dibagikan sebagai tunjangan kaum bangsawan. Bangsawan paling senior mendapat tunjangan sebesar antara dan koku Dengan melihat keadaan tersebut dapat diketahui bahwa dalam hal kepemilikan kekayaan, bangsawan istana setara dengan tuan tanah feodal (daimyo) kelas menengah, meskipun dalam stratifikasi sosial bangsawan istana jauh lebih tinggi dari kelas tuan tanah Daimyo Daimyo merupakan tuan tanah feodal yang menempati kelas menengah dalam istana raja. Dilihat dari kepemilikan tanah, daimyo dibagi ke dalam tiga status, yakni: - Daimyo kelas atas, yaitu daimyo yang memiliki luas tanah mencapai luas koku atau lebih 33

6 - Daimyo kelas menengah, yaitu daimyo yang memiliki tanah sekitar koku - Daimyo kelas rendah, yaitu daimyo yang memiliki tanah di bawah koku. Seorang tuan tanah feodal agar dapat memperoleh gelar daimyo harus memiliki tanah sebagai vasal yang menghasilkan sekitar koku. (Beasley, 2003 : 194) Dilihat dari keterkaitannya dengan shogun, daimyo dibagi ke dalam tiga bagian, antara lain: - Daimyo Shinpan, yakni daimyo yang berasal dari keturunan keluarga Tokugawa - Daimyo Fudai, yakni daimyo yang merupakan vasal dari shogun yang biasanya menduduki jabatan dalam pemerintahan - Daimyo Tozama, adalah daimyo yang biasanya lebih bebas dan memiliki tanah yang lebih luas, tetapi tidak diizinkan memiliki jabatan dalam pemerintahan. (Nurhayati, 1987 : 38) Pada masa Shogun Tokugawa, daimyo memiliki kekuasaan yang terbatas. Hal itu dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh Shogun seperti Sankin Kotai dan Buke Shohatto yang digunakan agar para daimyo dapat memegang teguh kesetiaan dan kepatuhan terhadap Shogun, dan mengurangi kemungkinan terjadinya penggulingan kekuasaan oleh daimyo. Selain kekuasaannya dibatasi, para daimyo juga diawasi dengan ketat oleh pemerintah pusat. Sebagai contoh, jika seorang daimyo terlalu kaya dan dianggap akan 34

7 membahayakan pemerintah pusat maka ia diperintahkan untuk membiayai pekerjaan-pekerjaan umum. Di wilayah kekuasaan daimyo ditempatkan para pegawai Bakufu yang melakukan pekerjaan sebagai mata-mata atau sensor (metsuko) dan dalam waktu tertentu mereka mengirimkan laporan-laporan mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para daimyo Samurai Samurai merupakan anggota kelas militer dalam sistem feodal yang biasanya menjadi bawahan tuan tanah atau daimyo. Dilihat dari pangkat dan statusnya, samurai dibagi ke dalam tiga kelas, yakni: - Samurai kelas atas, yakni samurai yang tugasnya berkaitan langsung dengan atasannya (tuan tanah), seperti mendampingi atasannya baik di pusat (Edo) maupun di kota benteng atasan mereka. - Samurai kelas menengah, yaitu samurai yang menjalankan tugas membawa panji-panji (Hatamoto). Biasanya samurai pada kelas ini memiliki tugas untuk mendampingi atasannya dalam upacara. - Samurai kelas bawah, Samurai pada kelas ini biasa disebut juga Gokenin yakni samurai yang bertugas sebagai pelayan rumah, pengantar surat dan juru tulis. (Beasley, 2003 : 352) 35

8 4.1.2 No (Nomin) atau golongan petani Petani merupakan golongan terbesar dan tingkatannya berada langsung di bawah bushi, tetapi karena dibebani pajak yang tinggi mereka menjadi kelas yang paling rendah tingkat kehidupannya. Hasil pertanian biasanya digunakan untuk kebutuhan ekonomi petani sendiri, jarang ada hasil pertanian yang dijual atau ditukarkan dengan barang lain, meskipun ada barang-barang yang dijual atau ditukarkan hanya berupa barangbarang yang tidak dihasilkan oleh petani seperti garam, besi (untuk alat-alat pertanian) dan kapuk (untuk pakaian). Selain digunakan untuk kebutuhan petani sendiri, hasil pertanian biasanya digunakan juga untuk pajak. Pajak yang dibayarkan petani kepada pemerintah pusat atau Bakufu biasanya 30 sampai 35 %, sedangkan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah daerah atau Han rata-rata hampir 40%. Dalam teorinya para petani memiliki kedudukan masyarakat yang lebih tinggi dari pada kelas pedagang dan pekerja, tetapi mereka sendiri sangat menderita karena diwajibkan membayar pajak yang sangat tinggi. Bahkan ada satu semboyan yang ditujukan bagi para petani yakni Bagi para petani, jangan diberi baik kehidupan maupun kematian (Mattulada, 1979 : 119). Maksudnya petani harus ditempatkan sebagai golongan masyarakat yang hanya wajib berproduksi dan membayar pajak Dari keadaan di atas dapat diketahui bahwa beban yang dikenakan pada petani sangat berat terutama dalam pajak, sehingga sedikit sekali kesempatan bagi 36

9 petani untuk memperbaiki kehidupannya. Keadaan inilah yang menjadi salah satu faktor muculnya pemberontakan Shimabara Ko (Shokuin) atau golongan pekerja Golongan Shokuin terdiri dari orang-orang kota yang bermata pencaharian sebagai buruh. Golongan ini memiliki kebebasan memilih tempat tinggal. Hal ini mengandung arti bahwa golongan ini dapat tinggal di mana saja baik di perkotaan maupun di pedesaan. Tidak seperti golongan petani yang diwajibkan berdomisili di desa maupun kelas militer yang militer yang berdomisili di ibu kota atau kotakota daerah Sho (Shonin) atau golongan pedagang Golongan Shonin terdiri dari orang-orang kota yang bermata pencaharian sebagai pedagang. Meskipun tingkat kedudukannya berada di bawah petani, namun karena pertumbuhan dan kemajuan ekonomi mereka menjadi kaya dan kedudukannya menjadi kuat. Sama halnya dengan golongan Shokuin, golongan ini dapat tinggal di mana saja baik di kota maupun di desa sesuai dengan fungsi nya sebagai penjual dan perantara. Tokugawa merupakan tuan tanah feodal yang menjadi penguasa pemerintahan militer dari tahun Pada masa pemerintahannya, Tokugawa berhasil mengontrol sistem kehidupan masyarakat Jepang baik dalam bidang politik, sosial, budaya, hukum maupun ekonomi. Dalam bidang sosial, Tokugawa berhasil mengontrol masyarakat dengan membuat suatu penggolongan kelas yang 37

10 berdasarkan profesi dan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Hal inilah yang menjadikan feodalisme pada masa Tokugawa semakin matang. Pemulihan perdamaian pada abad ke-17 telah mendorong tumbuh dan berkembangnya perekonomian Jepang, seperti meningkatnya hasil pertanian, bertambahnya jenis-jenis tanaman, adanya surplus yang diperoleh dari perdagangan dalam negeri, berkembangnya kota-kota dan semakin baiknya pengangkutan dan komunikasi sehingga barang-barang yang berasal dari daerahdaerah terpencil dapat diperoleh di kota-kota berpenduduk. Adanya pertumbuhan ekonomi di Jepang menimbulkan kuatnya kelas sosial pedagang dan pekerja yang mengakibatkan pengaburan garis-garis batas sosial serta munculnya perbedaan tajam dalam kekayaan antar kelompok-kelompok masyarakat. Pada awalnya kekayaan dapat dilihat dari kepemilikan tanah pribadi. Setelah pertumbuhan dan perkembangan perekonomian, kekayaan juga dapat dilihat dari hasil berdagang. Kekayaan semacam ini terjadi pada golongan Shonin atau golongan pedagang. Dengan adanya kekayaan yang dilihat dari hasil perdagangan maka secara tidak langsung terjadi perubahan sosial dalam golongan Shonin. Bahkan terjadi perkawinan dan pengangkatan golongan pedagang kaya menjadi bagian dari keluarga samurai. Keadaan ini pada akhirnya mengaburkan garis-garis batas status sosial. Hal ini merupakan bentuk pelanggaran adat kebiasaan yang mengaburkan sistem feodalisme Jepang yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Tokugawa. 38

11 4.2 Kontak Awal Bangsa Eropa ke Jepang Kontak awal antara Jepang dengan orang-orang Barat tidak terlepas dari adanya peristiwa yang terjadi di Eropa, salah satunya adalah penjelajahan Portugis. Penjelajahan tersebut secara tidak langsung telah membawa perkenalan awal dengan Jepang. Kontak awal antara Portugis dengan Jepang terjadi secara tidak sengaja. Tiga buah kapal Portugis mendapatkan kerusakan karena terhantam badai di Laut Jepang. Hal tersebut mengakibatkan mereka terpaksa singgah di pulau Tanegashima pada tahun Peristiwa inilah yang menjadikan orang Jepang mendapat kontak dengan orang asing terutama dengan orang Portugis. Pada perkembangan selanjutnya hubungan antara Jepang dengan Portugis berkembang menjadi hubungan perdagangan. Hubungan perdagangan yang terjalin antara Jepang dengan Portugis tidak terlepas dari adanya keterkaitan Portugis dengan Cina. Pada awalnya pola perdagangan antara Portugis dengan Jepang tidak teratur, akan tetapi setelah Cina mengizinkan Portugis mendirikan pemukiman di Macau pada tahun 1557 dan salah seorang tuan tanah feodal Jepang menempatkan Nagasaki di bawah yuridiksi Jesuit pada tahun 1571 maka pola hubungan perdagangan yang terjalin antara Portugis dengan Jepang menjadi lebih teratur. Setelah pola perdagangan yang teratur telah terbentuk, Macau dan Nagasaki menjadi terminal perdagangan tetap antara Cina, Jepang dengan Portugis. Barang-barang dari Portugis yang diperdagangkan antara lain gula dan senjata api. Dari Cina, barang-barang yang diperjual belikan adalah kapuk dan 39

12 sutra, sedangkan barang-barang dari Jepang yang diperjualbelikan adalah kapur barus, tembaga, perak dan benda-benda seni. Perdagangan luar negeri Jepang tidak hanya sebatas dengan bangsa Portugis saja, akan tetapi bangsa Barat lainnya yang melakukan hubungan perdagangan dengan Jepang adalah Spanyol. Hubungan perdagangan ini terjalin setelah Spanyol menguasai Manila, Filipina pada tahun Bangsa Barat ketiga yang melakukan hubungan perdagangan dengan Jepang adalah Belanda yang merupakan pesaing bangsa Portugis di seluruh perairan Asia. Hubungan antara Jepang dengan Belanda terjadi pada tahun Hubungan kedua negara tersebut terjalin dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari perlakukan khusus pemerintah Jepang terhadap dua awak kapal Belanda yang bernama Williams Adam dan Jan Joosten. Perlakuan khusus tersebut diperlihatkan dalam bentuk pengangkatan mereka sebagai penasehat untuk urusan luar negeri. Keberhasilan Belanda menjalin hubungan dengan Jepang dapat dilihat dari pendirian kantor perdagangan Belanda di Hirado (sebelah Barat Laut Kyushu) pada tahun Bangsa Barat lain yang berusaha melakukan hubungan perdagangan dengan Jepang adalah Inggris, akan tetapi hubungan ini mengalami kegagalan. Hal tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut : - Pada masa itu Inggris belum memiliki hubungan langsung dengan pelabuhan Cina. Tidak seperti bangsa Spanyol yang menggunakan pedagang Cina di Manila maupun bangsa Belanda yang menggunakan pedagang Cina di Indonesia terutama di Batavia (Jakarta). Kedua negara tersebut menggunakan 40

13 pedagang Cina yang berada di wilayah jajahannya untuk melakukan hubungan perdagangan dengan Jepang. - Kegagalan Inggris dalam melakukan hubungan perdagangan dengan Jepang disebabkan oleh adanya persaingan oleh orang Belanda. Orang Inggris mengundurkan diri dari Jepang pada tahun Dalam melakukan hubungan perdagangan dengan orang-orang asing, pemerintah Jepang mengeluarkan surat izin yang bersegel merah (shuinjo) yang diberikan kepada pedagang Jepang sebagai izin resmi untuk pergi keluar negeri. Shuinjo ini pun diberikan kepada para pedagang asing yang masuk ke pelabuhan Jepang untuk berdagang. Kedatangan bangsa Barat tersebut telah memberikan pengetahuan yang baru kepada orang Jepang yakni pengetahuan mengenai senjata api, ilmu hitung artileri, praktik navigasi, kartografi, teknik menambang dan membuat benteng pertahanan. Selain itu hubungan dengan bangsa Barat telah memberikan pengetahuan yang baru mengenai barang-barang milik orang-orang Eropa seperti tembakau, sabun, kancing, baju, berbagai model topi, berbagai macam pakaian dan bahan pakaian (pakaian dalam, mantel hujan, beludru, bakal baju berenda dan lain-lain). Salah satu barang yang dianggap paling menarik bagi orang Jepang adalah senjata api. Senjata tersebut telah mendapatkan sambutan hangat di kalangan orang-orang Jepang yang pada saat itu tengah berada dalam perang saudara terutama para daimyo. Penggunaan senjata api telah mendatangkan perubahan yang besar dalam bidang militer Jepang 41

14 Hubungan perdagangan antara bangsa Barat terutama Portugis dengan Jepang diikuti dengan penyebaran agama Kristen Katolik. Hubungan perdagangan ini mendorong perluasan agama Kristen di kalangan masyarakat Jepang. Agama tersebut dibawa oleh saudagar-saudagar asing yang tidak hanya berdagang melainkan juga menyebarkan agama Kristen dengan perdagangan sebagai alatnya. Tujuh tahun setelah orang Portugis tiba di Jepang, tepatnya pada tahun 1594 seorang pendeta Jetsuit yang bernama Franciscus Xavierus tiba di Kagoshima, wilayah Kyushu bagian Selatan dengan maksud menyebarkan agama Kristen di Jepang. Dalam usahanya untuk menyebarkan agama tersebut dia mengunjungi beberapa daerah antara lain Hirado, Yamaguchi dan Oita. Usaha Franciscus Xavierus ini mendapat banyak kemajuan terutama di Kyushu. Di sini banyak orang Jepang dibaptis menjadi penganut agama Kristen. Alasan yang menyebabkan agama Kristen mampu diterima oleh masyarakat Jepang adalah pengaruh para pendeta Jesuit dalam perdagangan. Masyarakat Jepang terutama para daimyo melihat orang-orang Portugis sangat menghormati pendeta Jetsuit. Mereka berpendapat bahwa dengan menunjukan toleransi atau memberikan kemudahan kepada para pendeta dalam menyebarkan agama Kristen merupakan salah satu cara untuk menarik kapal-kapal asing terutama Eropa untuk berkunjung ke pelabuhan-pelabuhan yang ada di Jepang. Salah satu contohnya adalah Nagasaki yang menjadi pelabuhan tetap bagi perdagangan setelah perlakuan baik daimyo Omura Sumitada kepada pendeta Jetsuit. 42

15 Faktor lain yang menjadikan Kristen mampu diterima oleh masyarakat Jepang dapat dilihat dari kemampuan missionarisnya itu sendiri. Para pendeta Jesuit adalah orang-orang yang berpengetahuan. Pengetahuan mereka tidak hanya terbatas pada pengetahuan agama saja tetapi juga mencakup pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu dan teknologi termasuk ilmu persenjataan. Pengetahuan yang dimiliki oleh pendeta Jesuit inilah yang menjadikan hubungan baik dengan masyarakat Jepang terutama para daimyo. Pada tahun 1563 para missionaris berhasil mengajak Omura Sumitada (daimyo dari bagian Hizen) menjadi penganut agama Kristen. Ia mengizinkan penyebar agama itu tinggal di Nagasaki pada tahun 1571 dan mengeluarkan perintah mewajibkan seluruh penduduk di wilayahnya untuk menjadi penganut Kristen pada tahun Agama Kristen mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan tersebut dapat dilihat dari masuknya daimyo Otomo Yoshishige dan daimyo Arima Harunobu menjadi penganut agama Kristen. Kedua daimyo tersebut kemudian mewajibkan penduduk yang ada di bawah kekuasaan mereka masing-masing untuk masuk ke dalam agama Kristen. Hal inilah yang menjadikan penganut agama Kristen naik menjadi Angka ini menjadi dua kali lipat pada tahun Pada tahun 1582 para daimyo Kristen di Kyushu yaitu Omura Sumitada, Otomo Yoshishige dan Arima Harunobu mengutus empat orang pemuda ke Vatikan di Roma. Di Vatikan mereka diterima dalam audensi resmi dengan Paus Gregorius XIII. Adanya utusan dari Jepang ke Vatikan dan diterimanya utusan 43

16 tersebut oleh Paus Gregorius menunjukan telah terjalin suatu bentuk hubungan yang baik antara masyarakat Jepang dengan orang orang Eropa. Pada awalnya Toyotomi Hideyoshi (yang berperan sebagai pemimpin Jepang sebelum keluarga Tokugawa) melihat Kristen bukanlah suatu ancaman yang besar bagi negara Jepang. Bahkan ia pernah dibantu oleh daimyo Konishi Yukinaga (seorang daimyo yang beragama Kristen) pada saat terjadi perang Jepang-Korea pada tahun Melihat perkembangan agama Kristen yang begitu pesat, Hideyoshi Toyotomi mulai merasa khawatir karena ajaran tersebut sangat bertolak belakang dengan sistem masyarakat feodal yang sedang berlangsung di Jepang. Hideyoshi Toyotomi sadar akan bahaya politik yang ditimbulkan oleh ajaran tersebut telah menimbulkan perpecahan di antara rakyat dan melemahkan kesetiaan rakyat terhadap pemimpin-pemimpin negara. Karena itu ia mulai mengambil tindakan untuk menekan penyebaran agama tersebut Ada beberapa alasan lain Hideyoshi Toyotomi mulai melakukan tindakan untuk menekan ajaran Kristen, antara lain : - Adanya pertikaian antara pendeta dari berbagai kumpulan yakni Jesuit, Dominikan, Agustustinian, dan Franciskan. Pada tahun 1582 Paus sebagai pimpinan tertinggi dalam Kristen Katolik mengambil ketetapan bahwa hanya pendeta dari Jesuitlah yang boleh memajukan agama Kristen di Jepang, akan tetapi secara sembunyi-sembunyi, para pendeta dari perkumpulan lain juga melakukan penyebaran agama. Perselisihan yang terjadi antara para pendeta dan pengikutnya menambah kerusuhan dalam negeri Jepang. 44

17 - Dengan melihat contoh yang terjadi di Filipina, Hideyoshi memiliki kecurigaan terhadap para missionaris. Ia memandang bahwa orang-orang dari missi agama tersebut adalah pelopor dari penaklukan Jepang oleh Barat. Hal itu diketahui dari seorang nahkoda kapal Spanyol yang yang terdampar di pantai Jepang yang mengatakan bahwa orang-orang Barat akan menaklukan Jepang - Adanya campur tangan para pendeta Jesuit dalam kehidupan politik di Nagasaki dan merasa tersinggung oleh sikap tidak tolerannya kaum Jesuit terhadap agama-agama lain. Hideyoshi Toyotomi menganggap bahwa tidak saja agama mereka agama asing demikian keyakinan dia, dari asal muasal dan sisi hakekat tetapi juga kesetiaan mereka diberikan kepada seorang penguasa asing Paus di Roma. Semua alasan tersebut tampaknya sudah cukup untuk menerapkan pengendalian yang lebih ketat terhadap para penyebar agama tersebut. Pada tanggal 24 Juli 1587 Hideyoshi mengeluarkan keputusan memerintahkan pendeta Kristen meninggalkan Jepang. Isi dari keputusan tersebut diawali dengan katakata Jepang adalah tanah dewa-dewa (Kami). Kata-kata selanjutnya langsung menuduh para pendeta tersebut sebagai penghasut lapisan masyarakat bawah untuk melanggar hukum (Beasley, 2003 :187). Maksud dari penghasut lapisan masyarakat bawah adalah ajakan kepada masyarakat Jepang terutama kalangan bawah untuk mengikuti ajaran Kristen yang bertolak belakang dari norma dan aturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kepatuhan dan ketaatan masyarakat. Norma yang berlaku dalam masyarakat Jepang adalah norma yang 45

18 berdasarkan pada Confucianisme yang mengajarkan ketaatan dan kepatuhan kepada pemimpin negara yakni Shogun, akan tetapi dalam ajaran Kristen kepatuhan dan ketaatan harus ditujukan kepada Paus sebagai pemimpin besar agama Kristen. Keputusan lain yang dikeluarkan Hideyoshi adalah ia melarang pindah agama secara massal yang dilakukan atas perintah tuan tanah feodal (daimyo), karena hal ini dianggapnya dari sisi politik kegiatan subversif. Pindah agama harus dilakukan secara individu, atas izin dari wakil penguasa atau dari kepala rumah tangga. Keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh Hideyoshi tidak diperhatikan oleh pendeta Dominikan dan Augustinian dari Manila. Pada tahun 1593 mereka datang ke Jepang dan yakin akan dilindungi oleh raja Spanyol mereka melakukan khutbah secara terbuka tanpa mempedulikan perintah dari Hideyoshi dan mengsampingkan cara-cara yang lebih halus seperti yang digunakan pendeta Jesuit. Hal tersebut menimbulkan kemarahan bagi Hideyoshi sehingga pada bulan Februari 1597 dua puluh enam penganut Kristen, termasuk tiga Jesuit dan enam Franciskan disalib di Nagasaki Tokugawa Ieyasu sebagai pemimpin Jepang setelah Hideyoshi menganggap bahwa ajaran Kristen sebagai suatu ancaman bagi Jepang, sehingga pada tahun 1612 ia melakukan penindasan terhadap penganut ajaran tersebut. Bahkan kapal-kapal dagang asing yang telah mendapat izin pun dilarang masuk ke pelabuhan Jepang. Hal itu dilakukan untuk menghindari akibat-akibat yang akan merugikan pemerintah Jepang. 46

19 Pada tahun 1616 tindakan penindasan tersebut dipertegas oleh Tokugawa Hidetata sebagai pengganti Ieyasu. Ia melarang orang-orang Jepang pergi ke luar negeri maupun mengadakan hubungan dengan orang-orang Kristen. Sama halnya dengan Ieyasu dan Hidetata, Shogun Tokugawa ke tiga yakni Iemitsu lebih memperketat larangan bagi agama Kristen dengan cara menolak orang-orang Spanyol yang datang ke Jepang. Pada tahun 1633 keluar kebijakan dari Tokugawa Iemitsu yang berisi larangan untuk mengirimkan kapal-kapal dagang ke luar negeri dan orang-orang yang berada di luar negeri dilarang pulang ke Jepang. Tokugawa Ieyasu, Hidetata maupun Iemitsu, memiliki kebijakan yang sama terhadap penganut ajaran Kristen yakni menggunakan kebijakan yang keras untuk mencegah bahkan menghilangkan pengaruh agama Kristen di Jepang. Setelah keluarga Tokugawa berkuasa, ribuan pengikut agama Kristen termasuk para pendeta asing banyak mengalami penindasan, tekanan dan penyiksaan. Berbagai peraturan ditegakan oleh pemerintah Bakufu untuk membasmi semua jejak agama Kristen dalam kalangan rakyat, antara lain : - Bakufu menetapkan peraturan yang berbunyi barang siapa yang menemukan orang-orang Kristen yang bersembunyi akan diberi hadiah uang (Takagi, 1981 : 151). Peraturan ini bertujuan untuk mencari orang-orang Kristen yang bersembunyi - Peraturan fumi-e yang bertujuan untuk menguji kesetiaan orang-orang yang dicurigai memeluk agama Kristen Dalam melaksanakan peraturan ini, masyarakat Jepang yang dicurigai pengikut ajaran Kristen diharuskan menginjak-injak lukisan-lukisan keagamaan atau simbol-simbol yang 47

20 dianggap suci oleh mereka. Setiap orang yang menolak untuk melakukan ketentuan tersebut akan dibunuh. Peraturan ini dilakukan setiap tahun oleh penduduk kota Nagasaki yang dicurigai sebagai pusat agama Kristen. (Nurhayati, 1987 : 23) - Peraturan lain yang dilakukan keluarga Tokugawa untuk menghilangkan pengaruh agama Kristen dalam masyarakat Jepang adalah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menganut salah satu mahzab dari agama Budha yang sudah berkembang di Jepang dan mendaftarkan diri menjadi anggota kuil Budha. Penindasan-penindasan yang dilakukan oleh penguasa pada waktu itu menimbulkan reaksi keras di kalangan masyarakat Kristen sehingga pada tahun mereka mengadakan pemberontakan di semenanjung Shimabara di Kyushu, pemberontakan ini dikenal dengan nama Pemberontakan Shimabara (Shimabara no Ran) sesuai dengan nama tempat kejadiannya. 4.3 Proses Pemberontakan Shimabara Latar Belakang Pemberontakan Shimabara Pemberontakan Shimabara terjadi pada bulan Desember 1637 sampai dengan April 1638 di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Latar belakang pemberontakan ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, masalah diskriminasi keagamaan khususnya agama Kristen, karena mayoritas peserta pemberontakan ini adalah orang-orang Jepang yang beragama Kristen terutama para petani dan ronin. Kedua, masalah pemberlakuan pajak yang sangat tinggi yang dibebankan kepada masyarakat kecil terutama petani. 48

21 Munculnya pemberontakan Shimabara karena adanya dua perbedaan kepentingan, seperti yang dikemukakan oleh Dahdendrof dalam teorinya yang dikenal dengan nama teori konflik. Menurut teori tersebut masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada kekuasaan (dominasi satu pihak atas pihak yang lain atas dasar paksaan) atau wewenang (dominasi yang diterima dan diakui oleh pihak yang didominasi) yang dinamakannya imperatively coordinated association (asosiasi yang dikoordinasi secara paksa). Kepentingan kedua pihak dalam asosiasi-asosiasi tersebut berbeda pihak, penguasa berkepentingan untuk memperoleh kekuasaan sedangkan kelompok yang dikuasai berkepentingan merebut kekuasaan maka asosiasi akan terjadi polarisasi dan konflik antar dua kelompok (Sunarto, 2000 : 230) Munculnya pemberontakan Shimabara juga diakibatkan oleh adanya keinginan masyarakat Jepang Kristen untuk mendapatkan kebebasan dan persamaan dalam segala bidang kehidupan terutama kebebasan dalam menjalankan ajaran agama. Harapan ini tidak sesuai dengan kenyataan bahkan sebaliknya kehidupan masyarakat Jepang Kristen ditekan oleh beban pajak yang tinggi dan penindasan oleh pihak penguasa. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya pemberontakan Shimabara sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Gurr dalam teorinya yang dikenal dengan nama Deprivasi Relative yakni masyarakat akan menjadi marah apabila terdapat jurang pemisah antara harapan-harapan yang dimilikinya terhadap sesuatu dengan kemampuan mereka untuk memenuhi atau mendapatkan sesuatu 49

22 yang diinginkan. Jurang pemisah ini telah melahirkan suatu kondisi yang disebut kekecewaan relative (Relative Deprivation). Dalam pemberontakan Shimabara, pelaku yang menjadi pihak penguasa adalah daimyo keluarga Matsukura dan Terazawa yang memiliki kepentingan untuk mempertahankan kekuasaannya yang dibentuk secara feodalisme. Cara-cara yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaannya adalah dengan menekan menyiksa dan menindas pihak yang dikuasainya yakni masyarakat Shimabara yang mayoritas petani dan beragama Kristen. Pihak kedua yang berperan sebagai pihak yang dikuasai adalah masyarakat di wilayah Shimabara dan pulau Amakusa. Pihak ini memiliki kepentingan untuk mendapatkan keadilan, kebebasan dan persamaan dalam segala bidang kehidupan terutama kebebasan dalam menjalankan kehidupan keagamaan. Adanya perbedaan dua kepentingan inilah yang menimbulkan pertentangan yang dilakukan dengan jalan kekerasan oleh pihak kedua yang dikenal dengan nama Pemberontakan Shimabara. Sebelum masa pemerintahan shogun Tokugawa, penduduk di wilayah Semenanjung Shimabara dan Pulau Amakusa telah beragama Kristen di bawah pimpinan daimyo Kristen yang bernama Konishi Yukinaga dan Arima Harunobu. Setelah adanya pelarangan agama Kristen di Jepang maka daimyo yang pro terhadap agama Kristen diganti dengan daimyo yang ditunjuk oleh Shogun Tokugawa yakni daimyo Matsukura Shigemasa sebagai penguasa Semenanjung Shimabara dan Hirotoka Katataka sebagai penguasa pulau Amakusa. Pada awalnya daimyo Shigemasa bersikap toleran terhadap orang-orang Kristen di Shimabara, namun pada perkembangan selanjutnya ia mulai menindas 50

23 mereka sebagai bentuk kesetiaan dan kepatuhan kepada shogun Tokugawa. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Matsukura Shigemasa dalam rangka mendapatkan perhatian dan penghargaan dari shogun adalah pengajuan proposal yang berisi rencana penyerbuan ke pulau Luzon, Filipina yang dianggap sebagai basis bangsa Barat untuk penyebaran agama Kristen di Jepang. Setelah proposal tersebut mendapat persetujuan ia segera melakukan persiapan dengan meminjam modal dari para pedagang di Sakai, Hirado dan Nagasaki untuk membiayai penyerbuan tersebut. ( 2007) Pada perkembangan selanjutnya penyerangan terhadap pulau Luzon tersebut dibatalkan oleh shogun dengan pertimbangan belum siap dan situasi di dalam negeri belum sepenuhnya stabil. Pembatalan tersebut mengakibatkan daimyo Shigemasa terjerat oleh hutang yang diakibatkan oleh peminjaman modal perang dari para pedagang Sakai, Hirado dan Nagasaki Daimyo Shigemasa meninggal dunia pada tahun 1630 dan digantikan oleh putranya yang bernama Matsukura Katsuie yang mewarisi hutang ayahnya. Untuk membayar hutang ayahnya serta membangun istana dan proyek-proyek konstruksi lain yang membutuhkan dana tidak sedikit, Matsukura Katsuie menaikan pajak kepada para penduduk dan menyiksanya bagi yang tidak mampu membayar. Masyarakat Shimabara khususnya para petani mengalami perlakuan yang tidak layak. Salah satu bentuk perlakuan tersebut diperlihatkan dalam bentuk pemberlakuan pajak yang sangat tinggi kepada para petani yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi daimyo dan membangun istana Shimabara. Sepanjang pembangunan istana tersebut banyak orang yang menderita kelaparan dan 51

24 kematian. Jika ada orang yang tidak setuju terhadap kebijakan daimyo maka dia akan disiksa. Beberapa contoh siksaan tersebut antara lain memasukan badan yang telah ditelanjangi ke dalam kolam air panas di puncak gunung Unzen dan petani yang tidak mampu membayar pajak kepada penguasa, kedua tangannya akan diikat, dipakaikan baju yang terbuat dari jerami kemudian dibakar hidup-hidup ( 2006) Penyiksaan dan penindasan terhadap masyarakat Jepang Kristen juga terjadi di pulau Amakusa, wilayah yang tidak jauh dari Shimabara. Penindasan dan penyiksaan terhadap petani dan ronin yang beragama Kristen dilakukan oleh keluarga Terazawa. Latar belakang penindasannya sama dengan yang terjadi di Shimabara yakni pajak yang tinggi dan penduduknya yang beragama Kristen Dengan adanya penderitaan yang sangat panjang seperti penindasan dalam hal keagamaan, kelaparan yang berkepanjangan, ketidakadilan dalam pemberlakuan pajak dan siksaan yang berkelanjutan sampai akhirnya tekanan yang berada di luar batas toleransi mereka, maka timbullah pemberontakan Shimabara yang dipimpin oleh Amakusa Shiro sebagai bentuk perlawanan terhadap bentuk tirani yang dilakukan oleh penguasa setempat Amakusa Shiro : Pemimpin Pemberontakan Shimabara Pada bulan Desember 1637 orang-orang Jepang yang beragama Kristen terutama para petani berjuang bersama menginginkan kebebasan dan persamaan. Peristiwa ini dikenal dengan nama Pemberontakan Shimabara sesuai dengan tempat kejadiannya di Semenanjung Shimabara. 52

25 Pemberontakan Shimabara dipimpin oleh Amakusa Shiro, seorang pemuda berusia sekitar 16 tahun. Nama asli Amakusa Shiro adalah Matsuda Shiro Tokisada, sedangkan nama Kristennya adalah Jeronimo. Ia lahir pada tahun 1622 di Konoura, Uto. Ayahnya bernama Jinbei Matsuda, salah seorang pengikut Konishi Yukinaga, seorang daimyo beragama Kristen yang pernah membantu Toyotomi Hideyoshi dalam penyerangannya ke Korea akhir tahun Setelah Hideyoshi Toyotomi meninggal dunia, Konishi Yukinaga bersama daimyo Kristen lainnya diperlakukan secara tidak layak oleh keluarga Tokugawa sebagai pemimpin baru Jepang setelah Hideyoshi Toyotomi. Peralihan kekuasaan dari Hideyoshi Toyotomi kepada keluarga Tokugawa dilakukan secara kudeta. Setelah Hideyoshi meninggal kekuasaan diberikan kepada anaknya yang bernama Hideyori, karena usianya masih lima tahun maka diangkat wali untuk Hideyori yakni Minamoto Taira dan Tokugawa Ieyasu. Tokugawa Ieyasu merasa tidak puas dengan keputusan yang mengangkat Hideyori sebagai pemimpin Jepang, sehingga ia melakukan kudeta dengan cara menyingkirkan Hideyori dari kursi kepemimpinan. Peristiwa kudeta tersebut dikenal dengan Perang Sekigahara. Perang Sekigahara merupakan perang yang terjadi pada tahun 1600 antara Tokugawa Ieyasu dengan pengikut Hideyori terutama Minamoto Taira. Bagi Tokugawa Ieyasu perang ini bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi sebagai pemimpin Jepang, sedangkan bagi pengikut Hideyori perang ini bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan. Perang ini berakhir dengan kemenangan 53

26 Tokugawa Ieyasu. Dengan kemenangan ini maka keluarga Tokugawa mulai berkuasa sebagai pemimpin baru Jepang. Pada pertempuran di Sekigahara. Konishi Yukinaga berhasil ditangkap oleh pasukan Tokugawa dan dieksekusi di Edo (Sekarang Tokyo). Sesuai dengan kebiasaan masyarakat Jepang pada masa itu, wilayah dan pasukan daimyo yang telah dikalahkan akan menjadi milik pemenang, akan tetapi Tokugawa tidak menginginkan samurai yang beragama Kristen menjadi pasukannya, oleh karena itu mereka dibubarkan dan menjadi samurai tak bertuan atau yang dikenal dengan nama Ronin. Amakusa Shiro adalah seorang anak yang memiliki kemampuan lebih dari anak-anak lainnya. Pada usia lima tahun dia memiliki kemampuan memahami China Keisho (sumber dasar tentang Confusianisme), pada saat itu anak-anak muda yang berusia remaja belum tentu mampu memiliki kemampuan tersebut. Pada usia dua belas tahun dia pergi ke Nagasaki dan belajar untuk menjadi seorang dokter di bawah bimbingan orang Cina Alasan Amakusa Shiurou dipilih sebagai pemimpin tidak hanya pengetahuan saja, akan tetapi ia dianggap memiliki kekuatan mistis. Amakusa Shiro terkenal dengan kemampuan mistisnya seperti: - Memotong satu batang bambu dan menunjukannya pada para penduduk dengan seekor burung gereja yang masih bertengger di batang tersebut. Burung gereja tersebut tidak akan bisa terbang selama Amakusa Shiro menatapnya 54

27 - Memanggil seekor burung merpati yang sedang terbang untuk turun dan bertengger di tangannya, ketika Amakusa Shiro membuka telapak tangannya, merpati tersebut mengeluarkan dan mengerami sebuah telur. Kemudian Shiro mengambil telur tersebut dan memecahkannya, di dalam telur itu berisikan sebuah gambaran dari Jesus dan sebuah gulungan suci.( 101.com/istory/shimabara_rebellion.htm. 2005) - Berjalan di atas permukaan air dan mampu menyembuhkan penyakit dengan cara disentuh dengan tangannya - Membuat orang kehilangan kesadaran dan lumpuh. Sebagaimana yang dikemukakan oleh salah satu artikel berikut : At another occasion, two official named Aizu Gentsatsu and Shimozu-Ura Jihei visited the training hall of Miyazu in Oyano, abused Shiro awizard and were going to harm him. Then suddenly, Gensatsu had became dumb and Jihei had become unable to stretch his bent legs. The two apologized to Shiro for their misbehaviour desperetly. Shiro Said if you acknowledge your misdeeds and reform yourselves and accumulate good deeds, you both would certainly be relived. And he prayed a brief prayer. Then the two official recovered them selves immediately. (www005.upp-50-net.ne.jp/aoh/amasiroi.htm. 2003) Terjemah : Dalam suatu kejadian, dua pegawai pemerintah yang bernama Aizu Gensatsu dan Shimozuwa-ura Jihei mengunjungi wilayah Miyazu, Oyano, ketika itu keduanya bertemu dengan Amakusa Shiro yang kemudian mengejeknya sebagai seorang penyihir dan berusaha untuk menyakitinya. Akan tetapi, ketika akan menyerang Shiro tanpa disadari Gensatsu menjadi orang yang seperti sedang kebingungan dan Jihei tidak mampu menggerakan kedua kakinya. Kemudian kedua pegawai tersebut meminta maaf kepada Shiro atas kelakuannya tersebut. Shiro pun berkata Jika kalian menyadari kesalahan perbuatan kalian dan membuat suatu perbuatan yang baik maka sudah pasti akan diselamatkan. Setelah berkata demikian kemudian dia berdoa dan kedua pegawai tersebut tiba-tiba kembali normal. 55

28 Keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh Amakusa Shiro menyebar di kalangan masyarakat Shimabara dan pulau Amakusa. Karena kemampuannya tersebut Amakusa Shiro menjadi seseorang yang dihormati dan dianggap sebagai Anak Tuhan, atau Pemimpin Yang Berasal Dari Langit. Meskipun kekuatannya tersebut sangat diragukan tetapi orang-orang menghormati dan menghargainya sebagai seseorang yang dilindungi oleh kekuatan suci. Dia dianggap sebagai juru selamat yang mampu mengeluarkan mereka dari segala bentuk tekanan, siksaan dan ancaman dari penguasa setempat. Amakusa Shiro melihat keadaan masyarakat yang ada di Shimabara dan pulau Amakusa sangat memprihatinkan terutama di kalangan petani dan ronin. Ronin ini merupakan samurai yang pernah menjadi bawahan Konishi Yukinaga. seorang daimyo Kristen yang menguasai wilayah Uto, Higo yang kalah pada waktu pertempuran di Sekigahara Sekigahara no Eki. Ronin ini diperlakukan dengan tidak layak oleh pemerintahan Tokugawa karena mayoritas dari mereka beragama Kristen. Sama halnya dengan Ronin, kehidupan para petani di kedua wilayah tersebut sangatlah memprihatinkan karena beban oleh pajak yang sangat berat yakni 80% dari hasil panen mereka harus diserahkan pada penguasa daerah (daimyo), Melihat keadaan masyarakat tersebut maka Amakusa Shiro memutuskan untuk melawan tirani terhadap penguasa yang memberatkan masyarakat Kristen Jepang yang dikenal dengan nama Pemberontakan Shimabara Shimabara no Ran Prinsip dari Amakusa Shiro adalah Tenchi Dokon Ban Butssu Ittai, Issai Shujo Fusan Kisen Jika diartikan secara kasar Segala sesuatu di bumi ini 56

29 bermula dari akar yang sama, semua manusia tiada tingkatan. Pandangan tentang persamaan ini sangat diterima oleh orang-orang di daerah Shimabara dan daerah Amakusa yang pada saat itu telah memikul beban antara lain penderitaan, kelaparan, tirani dan penindasaan terhadap kepercayaan keagamaan mereka. ( 2006) Dari penjelasan mengenai tokoh Amakusa Shiro dapat diketahui bahwa bentuk kepemimpinan dalam pemberontakan Shimabara adalah kepemimpinan kharismatik. Menurut Max Weber yang dimaksud kharismatik adalah suatu sifat dari sesuatu kepribadian yang berbeda dari orang biasa dan diperlukan seolah-olah diberkati dengan kekuatan-kekuatan gaib melebihi tenaga manusia atau setidaknya dengan kekuatan-kekuatan atau kecakapan luar biasa. Dalam pemberontakan Shimabara kepemimpinan kharismatik dapat dilihat dari sosok kepemimpinan Amakusa Shiro yang dianggap sebagai juru selamat yang memiliki kemampuan mistis atau gaib yang melebihi tenaga manusia. Beberapa kemampuan mistis yang dimiliki Amakusa Shiro antara lain: - Memanggil burung yang sedang terbang - Berjalan di atas permukaan air - Membuat orang kehilangan kesadaran dan lumpuh, dan - Menyembuhkan penyakit dengan cara disentuh oleh tangannya Dengan adanya kekuataan yang dimiliki Amakusa Shiro, masyarakat Jepang Kristen mengharapkan kebebasan dari segala bentuk tekanan, penindasan dan penyiksaan dari pihak penguasa. Harapan akan kebebasan dan persamaan dengan disertai kemampuan yang dimiliki Amakusa Shiro menjadikan ia sebagai 57

30 seseorang yang diberkati oleh kekuatan suci yang berasal dari langit dan dianggap sebagai Anak Tuhan dan Pemimpin Dari Langit Ideologi Petani Dalam Pemberontakan Shimabara Dilihat dari ideologi petani yang digunakan (menurut Sartono Kartodirdjo), setidaknya ada dua ciri ideologi dalam pemberontakan Shimabara yakni millenarianisme dan mesianisme Gerakan Millenarianisme Gerakan ini mengharapkan akan datangnya suatu masa yang lebih baik yang ditandai dengan berakhirnya ketidakadilan dan dipulihkannya keharmonisan Dalam pemberontakan Shimabara, ideologi millenarianisme dapat dilihat dari adanya pengharapan masyarakat Jepang Kristen akan datangnya suatu zaman yang mengusung persamaan dan kebebasan dalam segala bidang kehidupan terutama bidang sosial, ekonomi dan budaya. Dalam bidang sosial masyarakat Jepang Kristen menginginkan adanya persamaan hak antara orang Jepang yang beragama Kristen dengan orang Jepang yang non Kristen. Persamaan hak tersebut diwujudkan dalam bentuk keinginan untuk tidak ditekan, disiksa maupun ditindas. Dalam bidang ekonomi, masyarakat Jepang yang beragama Kristen khususnya para petani menginginkan beban pajak yang tidak terlalu memberatkan mereka atau bahkan dihilangkan. Pajak yang dibebankan kepada masyarakat kecil khususnya petani di Shimabara dan di pulau Amakusa sangatlah besar yakni 80 58

31 %. Jumlah pajak ini merupakan dua kali lipat dari yang sudah ditentukan yakni 40% pada tanah milik daimyo. Maka wajarlah jika para petani dalam ideologi millenarianisme ini mengharapkan keringanan dalam membayar pajak atau bahkan dihilangkan. Dalam segi budaya, ideologi millenarianisme dapat dilihat dari keinginan orang Jepang penganut ajaran Kristen untuk melaksanakan ibadah secara bebas dan tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pada masa Tokugawa, jika diketahui ada orang Kristen yang mempraktekan ajarannya secara terang-terangan maka akan diberi hukuman berupa siksaan. Dengan kata lain pada masa Tokugawa agama Kristen tidak diberi kebebasan dalam bertindak, maka tidaklah mengherankan apa bila masyarakat Jepang penganut ajaran Kristen menginginkan adanya kebebasan dalam menjalankan ibadahnya Gerakan Mesianistis Gerakan ini mengharapkan lahirnya seorang juru selamat yang diharapkan mampu menegakan keadilan dan perdamaian di suatu tempat. Masyarakat percaya bahwa sang juru selamat akan mampu membebaskan dirinya dari penyakit, kelaparan dan setiap jenis kejahatan Mesianistis dapat diketahui dari sosok pemimpin gerakan sosial tersebut yakni Amakusa Shiro. Sosok Amakusa Shiro adalah seorang pemimpin yang oleh pengikutnya dianggap memiliki kekuatan yang lebih dari manusia biasa. Selain itu Amakusa Shiro juga dianggap sebagai orang yang mampu menyelamatkan 59

32 masyarakat Kristen Jepang dari segala bentuk penindasan dan penyiksaan yang akan membawa kepada kebebasan Bentuk messianistis Amakusa Shiro dapat dilihat kekuatan dan kemampuannya, antara lain: - menyembuhkan penyakit dengan disentuh oleh kedua tangannya - membuat lumpuh seseorang - mampu berjalan di atas air - mampu memanggil burung untuk bertenger di tangannya Kekuatan yang dimiliki Amakusa Shiro merupakan suatu modal agar masyarakat Jepang Kristen percaya padanya sebagai seorang juru selamat atau messiah yang akan menyelamatkan masyarakat Jepang Kristen dari segala tekanan, penindasan dan siksaan oleh penguasa setempat Jalannya Pemberontakan Shimabara Semenanjung Shimabara dan pulau Amakusa merupakan tempat tinggal bagi ribuan penganut agama Kristen. Muncul dan berkembangnya agama Kristen di wilayah tersebut berkat jasa dari seorang missionaris Luis d Ameida dan usahanya yang didukung oleh daimyo Kristen yang pada saat itu sedang berkuasa yaitu Konishi Yukinaga. Setelah Konishi dikalahkan oleh Tokugawa Ieyasu, penguasaan wilayah beralih tangan kepada Matsukura Shigemasa, seorang daimyo (penguasa daerah) yang menekan masyarakat lapisan bawah khususnya para petani yang beragama Kristen. Salah satu bentuk tekanan yang dilakukan daimyo Matsukura Shigemasa 60

33 adalah pemberlakuan pajak yang sangat tinggi kepada masing-masing kepala keluarga terutama petani yang setiap tahunnya menghasilkan tanaman padi dan gandum. Setiap petani dipaksa menyerahkan 80 % hasil panennya kepada daimyo tersebut. Jumlah ini dua kali lipat lebih besar dari jumlah pajak yang biasa diberlakukan yakni 40%. Pemberlakuan pajak ini berlanjut bahkan lebih keras lagi setelah Matsukura Shigemasa meninggal dan digantikan oleh anaknya yang bernama Matsukura Katsuie. Ada dua alasan Matsukura Katsuie memberlakuan pajak dengan sangat tinggi Pertama, pajak digunakan untuk membiayai proyek-proyek domestik yakni pembangunan istana. Kedua, pajak juga digunakan untuk membayar hutang daimyo Matsukura Shigemasa yang telah meminjam modal kepada para pedagang di Sakai, Hirado dan Nagasaki untuk biaya penyerangan ke pulau Luzon, Filipina yang dianggap sebagai basis dari penyebaran agama Kristen ke Jepang, akan tetapi penyerangan ini dibatalkan oleh shogun dengan pertimbangan ketidaksiapan Jepang karena situasi di dalam negerinya belum stabil. Daimyo lain yang sama dengan Matsukura Shigemasa adalah Terazawa Hirotaka, penguasa di pulau Amakusa yang memberlakukan pajak dengan sangat tinggi kepada masyarakat di wilayahnya. Pada tahun 1633, Terazawa Katataka bekerjasama dengan keluarga Matsukura menyiksa para petani yang tidak mampu membayar pajak. Adapun untuk penyiksaan tersebut antara lain : - memasukan tubuh yang telah ditelanjangi ke dalam air panas di puncak gunung Unzen - Ditenggelamkan ke dalam air 61

34 - Orang yang mendapat siksaan dipakaikan baju yang terbuat dari jerami kemudian dibakar hidup-hidup. Penyiksaan seperti ini dikenal dengan nama mini odori atau baju jerami menari. Gambaran penyiksaan ini dijelaskan oleh salah satu administrator Belanda di Hirado yang bernama Nicholas Koecbacker. ( 2006) Penindasan serta siksaan lain yang dilakukan oleh penguasa terhadap masyarakat Jepang Kristen dapat diketahui dari kesaksian salah satu pedagang Inggris yang bernama Richard Cooks yang digambarkan dalam laporannya sebagai berikut : I saw fifty five of them martyred at one time at Miyako. Among them were little children of five or six years, burned alive in the arms of mother of their mothers, who cried Jesus, receive their souls! There are many in the prison who hourly await death, for very few return to their idolatry. (Sansom, 1984 :41) Terjemah : saya melihat lima-puluh lima martyred dalam suatu waktu di Miyako. Diantara mereka ada beberapa anak kecil yang berusia sekitar lima atau enam tahun, yang dibakar hidup-hidup di kedua tangan ibunya, yang menangis dan berteriak Jesus terimalah jiwa mereka Beberapa dari mereka yang berada di penjara hanya menunggu kematian, yang beberapa saat akan kembali kepada yang dipujanya Hidup dalam garis kemiskinan, tidak adanya toleransi, ketidakadilan dari penguasa beserta para pegawainya membuat para petani mengharapkan datangnya seorang juru selamat. Mereka percaya bahwa segala penderitaannya akan segera berakhir dalam waktu dekat dengan munculnya seorang penyelamat. Alasan masyarakat Jepang yang beragama Kristen mampu bertahan dari siksaan, tekanan dan penindasan, adalah doktrin agama Kristen yang sudah 62

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO 2.1 Konsep Feodalisme Pada Zaman Edo Martin (1990 : 165-166) mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO

DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO Sri Dewi Andriani Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Humaniora, BINUS University

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa. berlangsung pada zaman Edo ( ) dari kesinambungan keberadaan

BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa. berlangsung pada zaman Edo ( ) dari kesinambungan keberadaan BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA 2.1. Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa Shogun Tokugawa adalah Shogun generasi ketiga dan terakhir yang berlangsung pada zaman Edo (1603-1867) dari kesinambungan keberadaan

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku!

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Dunia akan berakhir! Waktu akan segera tidak ada lagi. Puncak dari segala zaman akan segera terjadi di atas dunia. Di dalam waktu yang sangat berbahaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

*35478 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 1 TAHUN 1998 (1/1998) TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*35478 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 1 TAHUN 1998 (1/1998) TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN PP 1/1998, PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL Menimbang: *35478 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 1 TAHUN 1998 (1/1998) TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA

PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA Y.R. Subakti A. Pendahuluan Keshogunan Tokugawa ( 徳川幕府 Tokugawa bakufu?, 1603 1868) atau Keshogunan Edo (Edo bakufu) adalah pemerintahan diktator

Lebih terperinci

PERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018

PERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018 PERTENTANGAN KOSMIS Lesson 1 for April 7, 2018 Kita hidup di tengahtengah pertentangan kosmik yang berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kejahatan muncul? Bagaimana kita terkontaminasi olehnya?

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari BAB II SEJARAH SAMURAI 2.1 Sengoku Jidai Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN 1811-1830 Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 93 ayat (3) Undang-undang

Lebih terperinci

BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara Paragraf 1 Penyebaran Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme Pasal 212 (1) Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Latar Belakang Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Rabu, 13 November :09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 13 November :29

Ditulis oleh Administrator Rabu, 13 November :09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 13 November :29 Berbicara banda neira tentu tidak terlepas dari pala komoditas inilah yang banyak dicari para pedagang dari seluruh dunia hingga abad 18 M.biji pala pada saat itu harganya sangat mahal sehingga ada ungkapan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN 1877 Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah skripsi penulis yang berjudul Peranan Golongan Samurai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi diantara kalangan Kristen sendiri. Darimana asal usul perayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi yang berjudul Blokade Ekonomi Napoleon Bonaparte dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Inggris

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS 0806394596 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA JURUSAN PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya.

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya. Letak Zalikan berada di lembah dataran tinggi Tehravim. Saat musim dingin tiba, kabut mulai menyelimuti Zalikan. Membentuk atap halimun yang memisahkan antara masyarakat dan penguasa. Istana kerajaan kokoh

Lebih terperinci

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8. Masyarakat Kristen Seorang lurah adalah kepala desanya. Seorang walikota adalah pemimpin sebuah kota. Seorang polisi memelihara hukum dan tata tertib di suatu lingkungan tertentu. Lurah dan walikota itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

Lebih terperinci

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Pitirim Sorokin Sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan berbagai macam suku bangsa yang ada di dalamnya serta berbagai ragam budaya yang menjadi

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Negara kecil itu sedang dilanda perang saudara dan kaum gerilya bertempur di mana-mana. Seorang pemuda ditangkap dan nyawanya terancam jika ia tidak mau melepaskan agama

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata 12 Februari 2002 Negara-negara yang turut serta dalam Protokol ini,terdorong oleh dukungan yang melimpah atas Konvensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aceh terletak di ujung bagian utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah ini

Lebih terperinci

Menyumbang Kepada Masyarakat Saudara

Menyumbang Kepada Masyarakat Saudara Menyumbang Kepada Masyarakat Saudara Palang Merah bekerja dalam hampir semua negara di dunia ini. Pekerjaannya adalah melayani umat manusia. Mereka menolong orang yang tertimpa bencana, seperti kelaparan,

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum BAB II Gambaran Umum A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca 1998 Menurut buku Badai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan Maluku karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi

Lebih terperinci

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA Latar Belakang Kedatangan Herman William Daendels Herman William Daendels di utus ke Indonesia pada tahun 1808 dengan tujuan yakni mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju Pelajaran 13 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: TOLERANSI Kebebasan untuk semua? 28 Maret 2015 1. Persiapan A. Sumber Kisah 17:16-34 Yohanes 10:16 Yesaya 56:6, 7 "Di dunia itu disebut Toleransi, tapi di neraka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan lalu lintas pelayaran antara Tionghoa dari Tiongkok dengan Nusantara telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. Berdasarkan

Lebih terperinci

WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL

WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL PENDAHULUAN Wahyu 17:1 Salah satu dari ketujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka membawa berita putusan terhadap Babel, pelacur besar. Hukuman terhadapnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci