BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II"

Transkripsi

1 8 BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II mempunyai sejarah yang panjang dan berkaitan antara satu peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya. Ada yang berpendapat bahwa Perang Dunia II mulai berlangsung sejak tahun Hal ini ada kaitannya dengan Perang Jepang Cina pada 1937, tetapi ada juga yang menyatakan bahwa Perang Dunia II berlangsung sejak tahun Ini dikaitkan dengan Perang Eropa dan peristiwa embargo yang dilakukan Amerika dan Inggris terhadap Jepang. Dalam Perang Eropa, Jepang bersama Jerman dan Italia melawan Amerika dan sekutunya. Menurut analisa penulis, terjadinya Perang Dunia II berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelum tahun 1937, di mana Jepang merasa diperlakukan tidak adil oleh bangsa Barat dan kedudukannya direndahkan. Perlakuan bangsa Barat ini membuat Jepang bertekad menjadikan negaranya maju dan kuat. A. Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II Sebagaimana telah diuraikan di atas, menurut pendapat penulis, keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelum tahun 1937, di mana Jepang merasa diperlakukan tidak adil oleh bangsa Barat dan kedudukannya direndahkan. Ini dimulai ketika Jepang dipaksa membuka negaranya saat Jepang melakukan politik Sakoku (menutup negara dari bangsa asing) pada masa pemerintahan Bakufu. Pemerintahan Bakufu adalah pemerintahan di bawah kepemimpinan seorang Shogun sebagai kepala pemerintahan. Pemerintahan yang dipimpin oleh Shogun di Jepang, terjadi dalam masa yang panjang yaitu dari tahun 1192 sampai tahun Pemerintahan Bakufu ini berlangsung dalam tiga periode, yakni masa pemerintahan Kamakura Bakufu, pemerintahan Muromachi Bakufu dan pemerintahan Edo Bakufu. Pemerintahan Bakufu juga disebut dengan pemerintahan feodalisme di mana ada hubungan tuan dan anak buah dalam hal ini Shogun dan Daimyo (kepala daerah). Daimyo mempunyai pengikut, yaitu samurai.

2 9 samurai adalah kasta atau golongan tertinggi pada masyarakat Jepang masa Edo Bakufu, di mana derajatnya di atas golongan Nomin, Kosakunin dan Shonin yang dikenal dengan Shinokosho (Suryohardiprojo Sayidiman, 1987: 25). 1. Sikap Arogan Negara Barat Pada pemerintahan Edo Bakufu, Jepang di bawah kepemimpinan Shogun Tokugawa melaksanakan politik Sakoku selama lebih dari 250 tahun, sehingga Jepang dipaksa untuk membuka negara dan menandatangani perjanjian oleh Amerika pada Setelah Jepang dipaksa oleh Amerika pada 1854 membuka negaranya dan menandatangani perjanjian dagang, Jepang juga dipaksa untuk melakukan perjanjian-perjanjian dengan negara Barat lainnya. Pada perjanjian-perjanjian tersebut, orang-orang Barat mulai memaksakan kehendak mereka sendiri dengan meninggikan status orang Barat dan merendahkan peraturan-peraturan yang diberlakukan pihak otoritas Bakufu. Sebagai contoh, jika warga Barat melakukan tindakan kriminal di Jepang, maka hukum Jepang tidak berlaku untuk mengadilinya. Kondisi seperti ini dilegalkan dalam perjanjian Harris pada Persetujuan atau perjanjianperjanjian itu jelas menggambarkan keangkuhan bangsa-bangsa Barat terhadap Jepang. Hal ini menyebabkan Jepang merasa diperlakukan tidak adil oleh bangsa Barat (Todd S. Munson, 2012: 6). 2. Kebutuhan Sumber Daya Alam dan Mitos Jepang Selain karena sikap negara-negara Barat, penyebab lainnya Jepang terlibat dalam Perang Dunia II adalah karena kebutuhan Jepang akan sumber daya alam dan adanya kebanggaan nasional yang berlebihan (Chauvinisme). Jepang mempunyai sebuah mitos bahwa Jepang adalah bangsa yang dipilih oleh langit yang dipimpin oleh seorang kaisar dan merupakan keturunan Dewa Matahari untuk menjadi pemimpin. Jepang berpropaganda bahwa Jepang adalah bangsa yang dipilih untuk mengemban tugas suci dalam memimpin dan membimbing bangsa-bangsa di Asia yaitu Negara Asia Timur Raya. Untuk memimpin Negara Asia Timur Raya terangkum dalam konsep

3 10 yang disebut Hakko Ichi-u. Konsep Hakko Ichi-u muncul sejak Kaisar Jinmu yang merupakan kaisar pertama Jepang pada 660 SM. Konsep Hakko Ichi-u ini erat hubungannya dengan Shintoisme. Dalam Shintoisme, kaisar dianggap sebagai perwujudan Amaterasu Omikami (Dewi Matahari), sehingga kaisar dianggap sebagai orang paling penting di seluruh Jepang. Tak ada yang berani membantah titah kaisar karena takut akan mengusik Dewa. Oleh karena itu, pada zaman Showa ketika Jepang menjalankan konsep Hakko Ichi-u dengan melakukan ekspansi ke beberapa negara yang berujung pada keterlibatannya dalam Perang Dunia II, para tentara Jepang dengan semangat tinggi, rela melakukan apapun demi kaisar yang dianggap Dewa. Menggunakan Hakko Ichi-u sebagai pemacu semangat ekspansi benar-benar efektif bagi Jepang pada masa itu (I Ketut Surajaya, 2003 : 316). 3. Ancaman Eksistensi Negara Barat Pada uraian di atas, telah disebutkan bahwa negara-negara Barat memperlakukan Jepang dengan tidak adil dan merendahkan. Sikap dari tindakan negara-negara Barat yang arogan terhadap Jepang, sangat tidak disukai oleh rakyat Jepang, khususnya golongan para Bushi (kasta samurai) yang melihat negara-negara Barat (Eropa dan Amerika Serikat) sebagai ancaman terhadap eksistensi Jepang. Dalam persepsi para Bushi, peradaban Barat dengan ujung tombak industri senjatanya, ternyata telah berhasil menundukan negara-negara terbelakang khususnya di Asia dan Afrika. Jepang tidak mau ditundukkan oleh negara Barat. 4. Kelahiran Semboyan Fukoku Kyōhei Sikap dan tindakan negara Barat terhadap Jepang yang disebutkan di atas, melahirkan kesadaran pada bangsa Jepang, bahwa senjata Barat harus dilawan dengan senjata Barat, hukum Barat harus dipatahkan dengan hukum Barat, begitu pula dalam bidang ekonomi (dalam hal ini penerapan ekonomi kapitalis). Oleh karena itu, para pemimpin pemerintahan Jepang pada zaman Meiji mengumandangkan semboyan Fukoku Kyōhei yang artinya negara sejahtera,

4 11 tentara kuat. Mereka berpendapat bahwa hanya melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat dapat dibangun industri dan ekonomi Jepang yang maju. Zaman Meiji adalah zaman sesudah penggulingan pemerintahan Edo Bakufu. Pemerintahan Edo Bakufu digulingkan karena pada masa itu banyak terjadi kekacauan, sehingga rakyat Jepang menghendaki pemerintahan dikembalikan kepada kaisar. Sejak itu Jepang kembali dipimpin oleh kaisar yang dikenal dengan sebutan Kaisar Meiji. Meiji adalah nama yang diturunkan dari perhitungan tahun Meiji yang diresmikan pada 3 Januari Pada zaman ini selanjutnya dikenal dengan Restorasi Meiji yang intinya adalah mengakhiri peran Shogun Tokugawa sebagai penguasa feodal dan memulihkan kekuasaan politik pada kaisar (Oseifukko) yang diikuti oleh teriakan (Sonno Joi) yang artinya hormati Tenno dan usir kaum barbar (maksudnya orang-orang asing). Meskipun semboyan Sonno Joi terus dikumandangkan ke seluruh rakyat Jepang, tetapi para pemimpin Jepang yang telah mengunjungi Eropa dan Amerika menyadari bahwa pengusiran bangsa asing harus dengan cara yang tepat, jika tidak, akan mengancam kelangsungan hidup bangsa Jepang. Para pemimpin ini berpendapat bahwa Eropa dan Amerika dapat mengusai Asia karena keunggulan mereka dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi modern, bahkan dengan keunggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, mereka dapat memperdayakan Cina yang dimata Jepang ketika itu merupakan sumber kebudayaan dan pengetahuan. Dengan demikian, para pemimpin Meiji menarik kesimpulan bahwa jika Jepang dapat mencapai tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang sama dengan dunia Barat, maka kelangsungan hidup Jepang dapat terjamin. Untuk mewujudkan cita-cita Fukoku Kyōhei, langkah pertama yang dilakukan Jepang adalah menghapus golongan samurai. Kebijakan menghapus samurai merupakan tindakan berani dan merupakan nilai-nilai dasar dari pemerintah Meiji. Hakikat dari keputusan ini adalah bahwa golongan samurai dilikuidasi atau lebih tepat dikatakan membubarkan diri sendiri. Hal ini jarang

5 12 terjadi dalam sejarah umat manusia, di mana golongan berkuasa membubarkan diri sendiri. Disebut membubarkan diri sendiri yaitu golongan militer yang berasal dari golongan samurai yang sedang berkuasa (pada zaman Meiji), menghapus golongan samurai yang ada pada Shinokosho. Dengan dihapusnya golongan Samurai, maka di Jepang tidak ada lagi perbedaan tingkatan masyarakat. Keadaan ini tercermin dalam keputusan untuk mengadakan sistem wajib militer bagi seluruh lapisan masyarakat Jepang tanpa membeda-bedakan dari golongan mana dia berasal. Keputusan ini diambil guna mengangkat harkat dan martabat Jepang sederajat dengan negara-negara Barat yang sudah memiliki angkatan perang yang modern. Selanjutnya, selain mengadakan wajib militer, juga mengadakan wajib belajar kepada seluruh masyarakat Jepang. Caranya dengan belajar ke Barat dan meniru Barat. Demikian pula dalam membentuk angkatan perang Jepang modern untuk Angkatan Darat mencontoh Jerman dan untuk Angkatan Laut menerapkan pola sistem Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Saiyidiman Suryohadiprojo, 1987: 25). 5. Keberhasilan Semboyan Fukoku Kyōhei Upaya Jepang dalam menjalankan Fukoku Kyōhei berhasil. Dengan keberhasilannya itu, militer Jepang yang pada awal proses pembangunan kekuatan militer modern bertujuan untuk memperluas wilayah (defensif), yaitu bagaimana menghilangkan hak-hak ekstra teritorial bangsa-bangsa Eropa dan Amerika di tanah Jepang, lambat laun sikap defensif tersebut tidak lagi dirasakan cukup dan Jepang mulai merasa perlu juga untuk mempunyai wilayah jajahan seperti negara-negara Barat yang menjadi model tiruannya. Hasil yang mereka peroleh dari upaya Fukoku Kyōhei mulai terlihat pada waktu Jepang memenangkan perang melawan Rusia sebagai salah satu akibat dari imperialisme Barat, sebelumnya pada 1895 Jepang mencoba untuk menaklukan Cina. Dari kedua perang ini, timbul semangat imperalis dan eskpansi kekaisaran yang menimbulkan sejumlah perang di berbagai tempat

6 13 selain perang dengan Cina ( ) dan Rusia ( ), Jepang melawan kekuatan Jerman terkait semenanjung Shantung ( ), kemudian di Siberia setelah Revolusi Bolshevik ( ). Setelah melihat kemajuan kekuatan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, negara Barat (dalam hal ini Amerika Serikat dan Inggris) kembali memprovokasi Jepang dengan memaksakan aturan kepemilikan kapal dengan perbandingan 5 : 5 : 3 (dalam setiap 5 kapal yang di miliki Amerika atau Inggris, Jepang hanya diperbolehkan memiliki 3) yang ditandatangani setelah Perang Dunia I, kemudian pada pembatasan berat (tonase) kapal dengan perbandingan 10 : 10 : 7 (Amerika = 10, Inggris = 10, dan Jepang = 7) dalam perjanjian yang ditandatangani di London pada tahun Selain itu, ketika depresi ekonomi dunia juga melanda Jepang, negara-negara Barat yang telah kenyang dengan ekspansi-ekspansinya dan pendudukan atas negara lain yang kaya akan sumber-sumber alamnya, menjadi relatif aman dari depresi ekonomi dunia, tetapi justru tetap berupaya memperdayakan Jepang untuk menghentikan ekspansinya. Namun sebaliknya, semangat militerisme Jepang yang tinggi telah melahirkan pemikiran-pemikiran untuk memperluas wilayah baik radikal maupun lunak ke luar Negeri. Bagi Jepang hal ini merupakan suatu yang dinamakan perang suci. Oleh karena itu, bagi Jepang tindakan ekspansinya tersebut bukan merupakan suatu tindakan kejahatan (Jerry Korn dan David Maness(ed), 1986: 134). 6. Ekspansi Militer Jepang Pelaksanaan ekspansi militer Jepang yang pertama adalah penyerbuan ke Manchuria pada Ekspansi Jepang ke Manchuria tujuannya adalah untuk mendapatkan sumber daya alam, karena memang Jepang sangat minim akan sumber daya alamnya. Peristiwa ini dapat ditelusuri dari krisis internasional yang terjadi setelah Perang Dunia I, di antaranya adalah monopoli kekuasaan oleh negara-negara pemenang Perang Dunia I, hingga krisis ekonomi dunia tahun Sebagai cara untuk mengatasi krisis yang juga berimbas ke Jepang tersebut, maka Jepang mendirikan negara boneka Manchukuo pada tahun 1931

7 14 untuk memonopoli sumber bahan mentah dan daerah pemasaran di Manchuria (Ketut Surajaya, 1993: 316). Menteri-menteri bahkan juga Perdana Menteri Jepang yang tidak menyetujui ekspansi tersebut dibunuh oleh kaum militeris Jepang. Dalam penyerbuan Jepang ke Manchuria inilah, awal mula kekecewaan Jepang terhadap bangsa Barat. Pada saat itu, pihak Barat menuduh Jepang telah melakukan sabotase dengan meledakan jalan kereta api milik perusahaan Jepang sendiri pada tahun 1928 dan Pihak Barat menganggap bahwa sabotase Jepang secara sengaja dilakukan dengan maksud mendiskreditkan pemerintahan Cina yang seolaholah tidak mampu menjaga keamanan terhadap kepentingan Jepang di Manchuria. Insiden tersebut dijadikan alasan oleh Jepang melakukan ekspansi untuk menduduki seluruh wilayah Manchuria. Akibat dari tindakan tersebut, Jepang mendapat kecaman dari masyarakat internasional yang ketika itu diwakili oleh Liga Bangsa Bangsa. Namun, kecaman tersebut justru ditanggapi Jepang dengan apatis dan puncak dari sikap apatisme itu adalah dengan keluar dari Liga Bangsa Bangsa pada tahun Sikap yang demikian membuat Jepang seolah terkucilkan dari dunia Internasional. Namun hal tersebut justru turut membentuk tumbuhnya Nationalistic Euphoria dikalangan masyarakat Jepang. Pada 7 Agustus 1936 dikeluarkan suatu kebijakan yang dikenal dengan prinsip-prinsip fundamental kebijakan Nasional yang rumusannya dibuat oleh para perwira Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang. Menurut dokumen ini sasaran Jepang adalah ke Asia Timur dan ekspansi ke Selatan untuk menjadi pemimpin dunia. Perkembangan ini mengakibatkan pemerintahan sipil tidak mampu mengontrol dan mengusai ambisi politik pihak militer. Pihak militer lebih sering menentukan kebijakan politik luar negeri Jepang dengan cara Fait Accompli. Menteri-menteri bahkan Perdana Menteri Jepang yang lebih mencintai perdamaian di bunuh oleh kaum militeris, mereka ini lebih berkuasa dari pada Parlemen. Selain itu, mereka menjadikan kaisar sebagai alasan dengan berdalih patuh pada titah kaisar, namun sebetulnya mereka pun

8 15 memerintah kaisarnya. Setelah menyerang Manchuria, pada 1937 Jepang kemudian menyerang wilayah-wilayah Cina. Penyerbuan ini ini dilakukan tanpa adanya pernyataan perang secara resmi oleh Jepang, sehingga tindakan Jepang ini mendapat protes dari Amerika Serikat. Amerika Serikat merasa terancam atas tindakan tersebut karena memiliki sejumlah kepentingan yang sama di Asia Tenggara dan Pasifik. Oleh karena itu, bersama Belanda dan Inggris, Amerika Serikat sepakat untuk menekan gerakan-gerakan yang dilakukan Jepang. Usaha penekanan itu seperti embargo atas barang-barang yang dibutuhkan Jepang yaitu Minyak, baja dan suku cadang. Tindakan yang dilakukan oleh Amerika atas Jepang bukan saja melakukan penekanan dan melakukan embargo terhadap Jepang, melainkan lebih dari itu, Presiden Amerika Franklin Roosevelt dalam pidatonya pada 1937 menyerukan agar Jepang dikucilkan oleh masyarakat Internasional sehingga membuat negara-negara Barat semakin mengisolasi Jepang lebih dari sebelumnya. Sikap Barat seperti ini, oleh Jepang dinilai sebagai konspirasi kapitalis Barat karena ketidakrelaaan mereka (Barat) atas kemajuan yang telah dicapai Jepang, bahkan terhadap warga sipil Jepang pun (dalam hal ini para imigran Jepang di Hawai Amerika) mereka menerapkan diskriminasi ( B. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II Sebagaimana diuraikan di atas, keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II berkaitan dengan peristiwa di mana Jepang diperlakukan tidak adil, diremehkan dan diprovokasi oleh bangsa Barat yakni Amerika Serikat dan sekutunya, namun puncaknya awal keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II yaitu dengan keluarnya Jepang dari Liga Bangsa-Bangsa dan pada Perang Eropa yang terjadi pada 1939, di mana Jepang mendudukan posisinya pada kubu Jerman dengan melawan kubu Amerika. Perang Eropa diawali dengan invasi Jerman ke Polandia yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Perancis dan

9 16 Britania. Ketika Amerika Serikat, Inggris dan Belanda mengembargo Minyak, baja dan suku cadang ke Jepang akibat kedudukan mereka terancam atas ekspansi Jepang ke Cina, maka Jepang memutuskan untuk bergerak ke Selatan dalam rangka memperoleh bahan baku di Asia Tenggara dan wilayah sekitar Pasifik. Untuk itu Jepang memutuskan menyerang Pearl Harbour. Jepang memutuskan untuk menyerang Pearl Harbour, yang bertujuan untuk menekan gerakan Amerika agar Jepang dapat dengan mudah menginvasi Asia Tenggara dan wilayah sekitar Pasifik. Persiapan serangan ke Pearl Harbour sudah dilakukan Jepang sejak 7 Januari 1941, hal ini dilakukan setelah adanya kesepakatan rahasia dalam lingkungan pemerintahan militer Jepang. Pada saat itu, Laksamana Yamamoto memanggil Kepala Staf Armada Udara 11, Laksamana Madya Takijiro Onishi, dan menginstruksikan Onishi untuk mempelajari kemungkinan arah penyerangan di Pulau Oahu, yang diselesaikan oleh Onishi dalam waktu tiga bulan. Namun berbeda dengan penyerangan ke Oahu, Onishi menyatakan kepada Yamamoto bahwa keberhasilan serangan ke pangkalan udara Armada Besar Pearl Harbour dapat dicapai, tetapi sekitar persen. Begitu juga halnya ketika Yamamoto menyampaikan hal tersebut kepada anak buahnya, banyak sekali yang meragukan keberhasilan penyerang ini, dan rencana penyerangan ini menjadi perdebatan yang panjang, dikalangan politikus, perwira militer, diplomat, bahkan kaisar dan penasihatnya. Sampai pada 22 Mei 1941, Staff Umum Angkatan Laut Jepang masih menentang operasi penyerangan ini, sebab mempunyai resiko yang sangat besar, salah satunya adalah kerahasiaan operasi sebelum memulai perang dan masalah cuaca buruk angin musim Utara yang dapat menggagalkan operasi ini dan esensi dari perang itu sendiri mudah sekali hilang jika bertemu dengan kapal asing. Namun demikian, Yamamoto tetap bersikeras untuk melanjutkan rencananya dan pada 29 Juli 1941 ia memerintahkan prosedur pelatihan khusus bagi seluruh armada udara dibawah komandonya. Selain itu, ia juga merekrut para pilot veteran Perang Nanking karena mereka lebih berpengalaman dan percaya diri dalam serangan udara di atas lautan.

10 17 Pemimpin penyerangan Komandan Minoru Genda, Kepala Staff, dan Mitsuo Fuchida bertugas untuk mempelajari peta Pearl Harbour dengan teliti termasuk pelabuhan dan juga lapangan di sekelilingnya. Pada saat bersamaan para pilot yang ikut serta mengambil bagian melanjutkan latihan di Kagoshima, Izumi, Kanoya, Saeki dan lima lokasi lainnya di Kyushu. Pada 3 November 1941 rencana itu disetujui oleh Laksamana Osami Nagano, Kepala Staff Umum Angkatan Laut. Yamamoto membawa semua pimpinan armada dan para pimpinan serangan udara Pearl Harbour untuk melakukan simulasi penyerangan dan sebagai komando lapangan adalah Laksamana muda Chuichi Nagumo di Bantu Kolonel Fuchida yang memimpin serangan udara. Berdasarkan uraian di atas, berbagai kalangan berpendapat bahwa penyerangan Jepang ke Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, tidak dapat dikatakan sebagai suatu tindakan mendadak, karena semua informasi dan berbagai pernyataan tentang kesiapan Jepang untuk perang melawan Amerika Serikat dan Inggris sudah dapat diketahui melalui pemberitaan yang bersifat terbuka. Penyerangan ke Pearl Harbour ini membuat Amerika Serikat marah, sehingga pada 8 Desember 1941 Amerika mengumumkan perang pada Jepang dan terjadi Perang Pasifik. Perang Pasifik adalah perang yang terjadi di Samudra Pasifik dan pulau-pulau yanga ada di Asia. Perang Pasifik juga dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur Raya (Greater East Asia War) ( 大東亜戦争 (Dai Tō-A Sensō)). Perang Pasifik selanjutnya merupakan perang antara Jepang dan pihak Sekutu (Cina, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru). Sementara pihak Jepang adalah Jerman Nazi dan Italia. Perang Pasifik selanjutnya berkembang menjadi Perang Dunia II (Suryohadiprojo, 1987:130).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

PERANG ASIA PASIFIK (PENYERANGAN JEPANG KE PANGKALAN PERANG AMERIKA SERIKAT DI PEARL HARBOR PADA TAHUN 1941) SKRIPSI

PERANG ASIA PASIFIK (PENYERANGAN JEPANG KE PANGKALAN PERANG AMERIKA SERIKAT DI PEARL HARBOR PADA TAHUN 1941) SKRIPSI PERANG ASIA PASIFIK (PENYERANGAN JEPANG KE PANGKALAN PERANG AMERIKA SERIKAT DI PEARL HARBOR PADA TAHUN 1941) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB III PERANG DUNIA II

BAB III PERANG DUNIA II Page1 BAB III PERANG DUNIA II I. Sebab Tidak Langsung 1. Lahirnya negara totalitarian Nazisme Jerman (Adolf Hitler), Fasisme Italia (Benito Mussolini) dan Militerisme 2. Munculnya chauvinisme (nasionalisme

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah negara yang kaya akan budaya dan terkenal dengan tradisi

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah negara yang kaya akan budaya dan terkenal dengan tradisi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang kaya akan budaya dan terkenal dengan tradisi masyarakatnya yang unik. Meskipun kehidupan masyarakat Jepang telah modern, namun mereka tidak

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Perang Dunia II merupakan perang besar yang melibatkan banyak negara dunia yang terbagi atas dua blok poros dan blok sekutu. Blok poros terdiri atas Jerman,

Lebih terperinci

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II 101 BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II A. Awal Kedatangan Jepang Awal mula ekspansi Jepang ke wilayah Papua didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. Sebelum melakukan Restorasi, Jepang mengalami masa isolasi selama kurang lebih 250 tahun selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

Jepang Abad NIHON/NIPPON I Jepang Abad 18-19 NIHON/NIPPON I Sejarah Asia Timur Pendidikan Sejarah Pertemuan 12,13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Email: ariayuliantri@uny.ac.id Abad 18 Shogun ke delapan Eyoshimune, keadaan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini penulis menyajikan kesimpulan berdasakan hasil penelitian yang penulis peroleh. Kesimpulan ini memaparkan beberapa pikiran pokok yang merupakan

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Jepang sebagaimana yang disebutkan pada bab pendahuluan, melakukan pendudukan di Indonesia bersamaan dengan keterlibatannya dalam Perang Dunia II. Karena keterlibatannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Aung San Suu Kyi Dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar tahun 1988-2010. Kesimpulan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Presiden Barack Obama kembali menjejakkan kakinya di Indonesia. Tidak ke Jakarta sebagaimana November 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

SEJARAH JEPANG Ni Made Savitri P.

SEJARAH JEPANG Ni Made Savitri P. SEJARAH JEPANG Ni Made Savitri P. JAMAN SHOWA 昭和時代 (1926-1989) KAISAR SHOWA Michi no Miya Kaisar Hirohito Lahir 29 April 1901 25 Desember 1926 7 Januari 1989 Meninggal 7 Januari 1989 Kaisar Heisei KONDISI

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG

BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG BAB II KEBIJAKAN AWAL AMERIKA SERIKAT PASCA PENYERAHAN JEPANG DAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN PENDUDUKAN SEKUTU DI JEPANG 1945-1947 A. Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II Perang Dunia II adalah konflik

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa karya sastra, maupun entertainment/pertunjukan berupa film. Film adalah satu rangkaian gambaran

Lebih terperinci

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan Mikhail Gorbachev: Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan 15 Desember 2016 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38311912 Image captionmikhail Gorbachev, 85 tahun, kini jarang tampil untuk wawancara. Mantan

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2 SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II Pertemuan ke 2 BAB II PERANG DUNIA II Jepang merupakan salah satu negara yang terlibat dalam perang dunia. Gambar di atas merupakan serangan kamikaze yang dilakukan oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat tiga hal

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat. Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat. Detik demi detik perubahan di Mesir tidak lepas dari restu Amerika Serikat. Ketika Jenderal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi yang berjudul Blokade Ekonomi Napoleon Bonaparte dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Inggris

Lebih terperinci

BAB 1 PERANG DUNIA I

BAB 1 PERANG DUNIA I Page1 BAB 1 PERANG DUNIA I I. Penyebab Langsung a. 28 Juni 1914: Terbunuhnya Franz Ferdinand (pewaris tahta kerajaan Austria-Hongaria) dan istrinya karena ditembak oleh Gavrilo Princip (anggota teroris

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya Spanyol pada Perang Dunia II tahun 1939-1945 merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pertahanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Rusia dan di

Lebih terperinci

Sejarah Jepang. Ni Made Savitri P.

Sejarah Jepang. Ni Made Savitri P. Sejarah Jepang Ni Made Savitri P. JAMAN TAISHO 大正時代 (1912-1926) Kaisar Taisho Kaisar Mutsuhito wafat Kaisar Yoshihito (Haru no Miya- Yoshihito) Lahir 31 Agustus 1879 Taisho ( 大正 ) = jaman kebenaran agung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN 1877 Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah skripsi penulis yang berjudul Peranan Golongan Samurai

Lebih terperinci

Sayidiman Suryohadiprojo. Jakarta, 24 Juni 2009

Sayidiman Suryohadiprojo. Jakarta, 24 Juni 2009 Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 24 Juni 2009 Pada tanggal 23 Juni 2009 di Markas Besar Legiun Veteran RI diselenggarakan ceramah tentang masalah Ambalat. Yang bertindak sebagai pembicara adalah Laksma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci