UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA JURUSAN PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JANUARI

2 2

3 3

4 4

5 PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA Muhammad Ridzky Dimas, Endah H. Wulandari M.Hum. Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya m.ridzky.dimas@gmail.com Abstrak Pemerintah Tokugawa membagi kelas sosial dalam masyarakat Jepang berdasarkan Shi No Ko So. Namun Shi no ko so ternyata tidak hanya membagi kelas sosial berdasarkan kelasnya saja, tapi juga membaginya berdasarkan gender. Pembagian gender membuat wanita menjadi kelas dua terutama pada kelas Bushi yang mengambil garis keturunan Patriarki. Dengan mengambil garis keturunan berdasarkan Patriarki membuat peran wanita Jepang dalam rumah berbeda dengan laki laki. Peran wanita dalam rumah tidak hanya mengurus keuangan keluarga, mendidik anak, dan menjaga rumah disaat suami sedang keluar. Akan tetapi, peran wanita dalam keluarga bushi adalah mampu menjaga kehormatan dirinya serta kehormatan keluarganya dengan menjalankan perannya dengan baik. Kehidupan wanita bushi dalam menjalankan perannya tidaklah mudah banyak pengorbanan dan tanggung jawab yang harus dipikul sebagai bukti kesetiaannya terhadap keluarga dan negara. Akan tetapi tanggung jawab, pengorbanan dan kesetiaannya hanya dilihat sebelah mata oleh pemerintah Tokugawa karena Pada zaman ini, budaya mengangkat harkat kaum perempuan masih terlihat gagap dan tersendat. The Role Of Women In Samurai Family Under Tokugawa Shogunate Abstract Tokugawa government classified the social classes in Japanese society based on the Shi No Ko So. But Shi No Ko So didn`t classified the social classes only by the classes itself, but also classified by a gender. This classification made women became the second class, especially on Bushi class which took patriarchy lineage. By taking lineage based on a patriarchy, Japanese women`s role at home was different with the men. Women`s role from Bushi family at home was not only taking care of family`s financial, children, and the house when the men or the husband were out, but also had to be able to keep the pride of themselves as women and the pride of the family by doing their role well, so the women of Bushi`s life in doing role was not easy. There are many sacrifices and responsibility that should be borne as an evidence for the family and the country. But, the women s responsibility, sacrifices, and her loyalty were underestimated by Tokugawa government. Because in this era, a culture of raising women`s dignity was still seem statter and stagnating. Keyword : Shi No Ko So, Pemerintahan Tokugawa, Wanita Jepang, Bushi, Jaman Edo, Gender 5

6 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah Negara yang terkenal indah akan pesona Gunung Fuji sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang. Selain memiliki keindahan Gunung Fuji, Jepang juga memiliki perjalanan sejarah yang tidak kalah menariknya. Salah satu perjalanan sejarah yang menarik di Jepang adalah sejarah tentang kehadiran ksatria pada masa lalu yang tidak pernah hilang dari hati masyarakat Jepang itu sendiri yaitu samurai. Istilah samurai dikenal sebagai julukan untuk orang yang ahli dalam menggunakan senjata dan bela diri. Keahlian seorang samurai dalam bela diri menjadikan mereka sebagai kelas yang paling dekat dengan bangsawan dikarenakan kaum samurai dapat memberikan perlindungan dan keamanan bagi harta benda baik itu berupa tanah, usaha, tempat tinggal, atau uang yang dimiliki oleh bangsawan tersebut. Samurai atau dikenal juga sebagai bushi merupakan suatu golongan bangsawan militer Jepang, dan mereka mengalami masa kejayaan pada periode perang antarnegeri atau yang disebut dengan Sengoku Jidai. Periode ini berlangsung pada tahun , tepatnya antara runtuhnya Keshogunan Ashikaga 1 dan terbentuknya Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa merupakan pemerintahan diktator militer feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Ieyasu Tokugawa yang mengangkat diri sebagai Shogun pada tanggal 24 Maret Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan Keshogunan Tokugawa disebut sebagai zaman edo. Zaman edo merupakan zaman kematangan feodal militer di Jepang, yang ini ditandai dengan semakin sempurnanya sistem pengontrolan masyarakat oleh rezim penguasa secara sistematis mulai dari struktur pemerintahan, masyarakat, ekonomi, dan budaya. Pemerintah Tokugawa secara tegas membagi masyarakat Jepang menjadi empat kelas yaitu kelas Samurai (Bushi), Kelas Petani (Nomin), kelas Pengrajin (Kosakunin), dan terakhir kelas Pedagang (Shonin) 2.Tingkatan kelas ini kemudian dikenal dengan Shi No Ko Sho. Di dalam Shi No Ko Sho kelas Samurai ditempatkan sebagai strata tertinggi dalam stratifikasi sosial 1 repository.usu.ac.id/bitstream/ /19127/4/chapter%20ii.pdf. diakses 08/01/14 2 Nina Iskandariati, sistem stratifikasi sosial pada zaman edo ( ), fakultas sastra Universitas Indonesia 1988.hal.20 6

7 masyarakat Jepang, sehingga kehidupan keluarga samurai pada zaman Edo sangat di hormati oleh kalangan masyarakat Jepang pada umumnya. Keluarga samurai pada zaman edo terdiri dari kepala rumah tangga, istri dan anak. Semua samurai punya tugas dan menerima upah dari tuannya. Dari pendapatan ini mereka harus membiayai rumah tangga dan membeli segala perelengkapan yang tidak disediakan oleh Daimyo. Dasar perekonomian adalah beras, dan ukuran kekayaan yang lazim digunakan pada masa Edo adalah koku, yaitu satuan jumlah beras yang cukup bagi seseorang untuk makan selama satu tahun. Untuk urusan keuangan rumah tangga diserahkan kepada kaum istri, karena urusan keuangan rumah tangga daianggap rendah oleh para laki laki samurai. Tulisan ini bermaksud melihat adanya peran wanita dalam keluarga samurai pada Keshogunan Tokugawa yang menjadi kunci kesuksesan lahirnya samurai-samurai muda sebagai generasi penerus dalam menjaga perdamaian di Jepang. Peran wanita sebagai kunci kesuksesan inilah yang membuat penulis tertarik dan ingin tahu lebih banyak dalam hal ini sehingga memilih tema ini. 1.2 Munculnya Samurai : Periode Terahir Zaman Heian Pada awalnya samurai dibentuk pada akhir jaman Heian untuk menundukkan rakyat pribumi Emishi di wilayah Tohoku 3. Tidak lama berselang dari kejadian itu, jumlah samurai semakin banyak, kemudian keahlian mereka disewa oleh bangsawan untuk membentuk suatu pemerintahan dan untuk melindungi kepentingan bangsawan itu sendiri 4. Pada masa itu muncul dua klan terkuat pada saat itu yaitu Minamoto dan Taira 5. Minamoto dan Taira bekerja sama untuk melakukan penyatuan atas seluruh negeri, dan akhirnya pada tahun 1192 Minamoto keluar sebagai pemenang setelah menahlukkan keluarga Taira. Yoritomu Minamoto kemudian membentuk pemerintahan militer, dan mengangkat diri sebagai shogun atau komandan militer tertinggi keluarga Minamoto. Dengan kekuatan yang dimilikinya mampu menguasai Jepang selama 700 tahun /01/14 4 Pada saat itu wilayah atau tanah menjadi acuan kekayaan. Semakin luas suatu wilayah yang mereka miliki maka semakin banyak beras yang mereka hasilkan sehingga bangsawan mempersenjatai para petani dan menyewa mereka untuk mempertahankan wilayah yang dimiliki bangsawan tersebut dari serangan clan lain /01/14 6 Ibid 7

8 Sejak keluarga Minamoto berkuasa, mereka menyewa dan mempersenjatai para petani di wilayahnya dengan tujuan untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan klan lain. Dengan menyewa serta mempersenjatai para petani yang berada di wilayahnya tersebut, dari sinilah muncul istilah Samurai. Istilah samurai sendiri berasal dari kata kerja bahasa Jepang saburau yang berarti melayani. Awalnya istilah tersebut mengacu kepada seseorang yang mengabdi kepada kaum bangsawan. Pada umumnya orang yang mampu menjadi samurai adalah orang yang mempunyai garis keturunan bangsawan atau orang yang memiliki garis keturunan samurai di dalam silsilah keluarganya, sedangkan orang yang bukan berasal dari kalangan tersebut tidak akan bisa menjadi seorang samurai 7. Samurai mengabdi kepada Bangsawan yang memliki banyak wilayah. Semakin luas wilayah yang dimiliki oleh bangsawan tersebut memerlukan banyak samurai untuk melindungi dan mempertahankan wilayahnya. Para bangsawan yang memiliki banyak samurai serta kekuatan di wilayahnya disebut dengan Daimyo 8. Seiring berjalannya waktu, kekuatan para daimyo pun semakin besar ditambah keinginan untuk menjatuhkan keshogunan maka perdamaian yang tercipta selama 700 tahun harus berahir, peristiwa ini dinamakan sengoku. Selama periode perang sengoku para samurai dituntut untuk bisa dalam segala hal terutama yang berkaitan membantu para daimyo nya dalam merebut kekuasaan. Perebutan kekuasaan ini berlangsung selama 100 tahun lamanya, korban pun banyak berjatuhan serta harta benda pun habis akibat perang bekerpanjangan. Pada masa perang yang berkepanjangan atau disebut dengan Sengoku Jidai, muncullah Oda Nobunaga. Oda Nobunaga berhasil menundukkan para daimyo yang bersitegang untuk memperebutkan kekuasaan tertinggi dengan menyatukan mereka semua. Dengan adanya penyatuan tersebut Oda Nobunaga telah menciptakan negara nasional dibawah pimpinannya. Sayangnya setelah berhasil menyatukan Jepang Oda Nobunaga dibunuh oleh pengikutnya sendiri dan pemerintahan pun dilanjutkan oleh Toyotomi Hideyoshi. Toyotomi Hideyoshi merupakan pengikut Oda Nobunaga yang setia, setelah kepemimpinan secara resmi jatuh ketangannya, Toyotomi Hideyoshi melanjutkan perjuangan 7 diakses pada 7 januari Tuan tanah 8

9 Oda Nobunaga dalam menyatukan Jepang di bawah satu pimpinan. Pada masa kepemimpinannya, Toyotomi yang merupakan keturunan seorang petani melakukan invasi/ serangan ke Korea. Dalam serangan inilah kemudian Toyotomi tutup usia, yaitu pada tahun Setelah kematian Toyotomi, kekuasaan diturunkan kepada putranya yang bernama Toyotomi Hideyori. Namun karena Hideyori baru berusia 6 tahun dan berada di bawah pengawasan dua orang kepercayaan Toyotomi Hideyoshi, yaitu Mitsunari dan Tokugawa Ieyasu. Perebutan kekuasaan pun terjadi di antara kedua pihak, yang akhirnya bermuara pada perang di Sekigahara pada tahun Ieyasu memenangkan peperangan dan berhasil mengusir Mitsunari. Dengan demikian, bangsa Jepang memasuki era keshogunan di bawah pimpinan Tokugawa Ieyasu 10. II. Zaman Tokugawa : Periode Kemapanan Samurai Shogun adalah istilah bahasa Jepang yang berarti Jendral. Dalam konteks sejarah Jepang. Shogun adalah Sei-i Taushogun yang berarti panglima tertinggi 11. Sei-i Taishogun merupakan salah satu jabatan jenderal yang dibuat di luar sistem Taiho Ritsuryo 12. Keshogunan Tokugawa ( ) atau keshogunan Edo (Edo bakufu) adalah pemerintahan diktator militer feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Tokugawa Ieyasu dan secara turun temurun dipimpin oleh shogun keluarga Tokugawa. Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan keshogunan Tokugawa disebut dengan Zaman Edo hingga Restorasi Meiji. Zaman Tokugawa merupakan zaman keemasan bagi kaum bushi. Masa keemasan kaum bushi dimulai dari kemenangan Tokugawa Ieyasu dalam perang Sekigahara pada tahun 1600 M menjadikannya seorang Seiitai Shogun dan mendirikan Bakufu di Edo 13. Pemerintah Tokugawa secara tegas membagi masyarakat Jepang menjadi empat kelas yaitu kelas Samurai (Bushi), Kelas Petani (Nomin), kelas Pengrajin (Kosakunin), dan terakhir 9 diakses pada 7 januari ibid 11 Jabatan Sei-i Taishogun dihapus sejak Restorasi Meiji. Walaupun demikian, dalam bahasa Jepang, istilah shogun yang berarti jendral dalam kemiliteran tetap digunakan hingga sekarang. 12 Undang undang Taiho adalah reorganisasi adminstrasi yang dimulai pada tahun 701, pada akhir zaman Asuka. 13 Nina Iskandariati, sistem stratifikasi sosial pada zaman edo ( ),fakultas sastra Universitas Indonesia 1988.hal.13 9

10 kelas Pedagang (Shonin) 14.Tingkatan kelas ini kemudian dikenal dengan Shi No Ko Sho, yang kemudian dilaksanakan secara keras dan kaku. Dengan adanya ketentuan mengenai pembagian kelas tersebut maka seseorang tidak dapat pindah ke tingkatan yang lebih tinggi walaupun ia memiliki kemampuan dan bakat. Seseorang memperoleh tingkatan kelas di dalam masyarakat hanya berdasarkan keturunannya saja. Tujuan pemerintah Tokugawa adalah agar kelas-kelas di dalam masyarakat tidak dapat mengumpulkan kekuatan untuk mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah Tokugawa. Untuk mencegah pemberontakan terhadap pemerintahan Tokugawa, Tokugawa membagi kelas semurai menjadi beberapa tingkatan daimyo, seperti : Shinpan Daimyo, merupakan Daimyo yang paling dekat dengan keluarga Tokugawa dan dapat berhubungan langsung dengan keluarga Tokugawa serta Daimyo golongan ini memegang posisi penasehat dalam pemerintahan dan diberikan wilayah kekuasaan yang dekat dengan Edo. Fudai Daimyo merupakan Daimyo yang terdiri dari pengikut setia Ieyasu sebelum Ieyasu Tokugawa menjadi Shogun dan golongan ini memegang jabatan di hampir semua kantor pemerintahan dan ditempatkan di Jepang bagian tengah dan timur yang tidak begitu jauh dari Edo. Tozama Daimyo merupakan Daimyo yang terdiri dari pengikut setia Ieyasu setelah perang Sekigahara. Daimyo ini memiliki kekuasaan yang kecil karena ditempatkan di Jepang bagian barat, utara dan selatan yang jauh dari Edo. Untuk mengatur Daimyō, Tokugawa Ieyasu menetapkan peraturan yang harus dipatuhi oleh para Daimyō yang disebut Bukeshōhattō 15. Salah satunya adalah para Daimyō dilarang memperkuat pasukannya atau mendirikan benteng tanpa sepengetahuan pemerintah Tokugawa. Peraturan lain yang ditetapkan oleh pemeintah Tokugawa adalah peraturan Sakin Kotai atau menetap secara bergantian. Peraturan ini menetapkan para daimyo untuk tinggal di Edo dan di daerah kekuasaannya sendiri secara bergiliran selama satu tahun. Ketika daimyo pergi menetap di daerah kekuasaannya, maka anak istrinya akan tetap tinggal di Edo. Peraturan ini sebenarnya dibuat hanya untuk para tozama daimyo pada tahun 1635 tetapi akhirnya pada tahun 1642 diberlakukan juga untuk para fudai daimyo. 14 ibid.hal diakses pada 7 januari

11 Tujuan utama dari Sankin Kotai ialah agar Pemerintah Tokugawa lebih mudah mengotrol para daimyo. Dengan demikian tidak ada kesempatan bagi pada daimyo untuk menghimpun kekuatan di daerah dan menggulingkan pemerintahan pusat. Peraturan ini mempunyai dampak yang sangat buruk bagi perekonomian han 16 karena seluruh biaya perjalanan ke Edo dan kembali lagi ke han ditanggung sendiri oleh para daimyo. Namun demikian Sakin kotai merupakan salah satu kunci kesuksesan pemerintah Tokugawa dalam menjaga perdamaian Jepang. Menciptakan perdamaian Jepang selama 250 tahun tidaklah mudah, namun dengan strategi yang tepat, pengawasan, dan pengaturan secara menyeluruh dari atas sampai ke bawah terutama pada kaum bushi dapat merealisasikan perdamaian tersebut. Selain mengatur kaum bushi dari masalah yang besar, pemerintah Tokugawa juga mengatur sampai ke masalah kecil dari kaum bushi. Masalah tersebut adalah mengenai keluarga. Pemerintah Tokugawa mengatur peran setiap individu di dalam keluarga bushi dari peran kepala rumah tangga, istri, dan anak semua tertata dengan baik dan diawasi oleh pemerintah Tokugawa. Pemerintah Tokugawa tidak saja membagi masyarakat berdasarkan Shi no ko sho saja tetapi berdasarkan jenis kelamin. Dengan demikian peran dan kedudukan wanita dalam setiap strata Shi no ko sho berbeda. Pembagian jenis kelamin itu mempengaruhi pekerjaan, penghasilan dan kedudukan di dalam strata sosial terutama pada kelas bushi. Di dalam kelas Bushi diskriminasi gender ini terlihat dari garis keturunan bushi yang diambil melalui garis patriarki, sehingga kedudukan perempuan dalam keluarga bushi pun menjadi kelas dua. Sebelum abad 19, perempuan di Jepang dianggap rendah. Kaum perempuan hampir tidak punya hak apa-apa. Mereka harus patuh pada kaum pria, tidak punya hak edukasi, tidak punya hak politik, dan kerap hanya menjadi obyek seks belaka. Seperti diungkapkan bahwa tubuh perempuan adalah sebuah panggung drama. Demikian diungkapkan oleh Simone de Beauvoir ( ), seorang feminis yang terkenal dengan bukunya, The Second Sex. Perempuan, menurut Simone, adalah makhluk yang tubuhnya masuk dala penyelidikan fenomenologis. Pada zaman Tokugawa, budaya mengangkat harkat kaum perempuan masih terlihat gagap dan tersendat. Seorang suami bahkan dulu masih bisa membawa perempuan lain ke 16 Wilayah kekuasaan yang dimiliki oleh Daimyo 11

12 rumah, sementara istrinya menyiapkan kamar untuk keperluan suaminya. Tingkat kekerasan dalam rumah tangga juga masih tinggi. Walaupun tingkat kekerasan terhadap perempuan masih sangat tinggi dan kedudukan perempuan hanya menjadi kelas dua, namun peran perempuan dalam keluarga masyarakat Jepang terutama dalam keluarga bushi pengaruhnya sangatlah besar, sehingga baik atau buruknya seorang samurai tergantung dari bagaimana seorang perempuan dalam keluarga Bushi mendidiknya. III. PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA SAMURAI Wanita merupakan satu bagian dari pemeran kehidupan ini. Mereka digambarkan sebagai sebagai teman belakang pada diri seorang pria. Meskipun banyak dijumpai wanita yang berkutat di belakang, namun wanita memiliki peranan yang penting dan memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan sebuah keluarga. Seorang wanita memiliki peran dan tugas khusus yang harus dilakukannya. Tidak akan cocok dan sempurna tugas ini jika dilakukan oleh seorang laki-laki. Oleh sebab itu, sebenarnya wanita memiliki tugas yang mulia sebagaimana pria meskipun terkesan tidak terlihat. Wanita sejatinya memiliki peranan penting dalam perbaikan masyarakat. Hal ini disebabkan karena wanita adalah orang pertama yang mengasuh anak yang mana hal ini berarti wanitalah yang memberi warna dasar pada kehidupan anak. Di Jepang, para wanita telah lama dinyatakan lebih rendah statusnya dibanding pria dan diharapkan untuk menunjukkan perbedaan pria dengan dirinya dalam tingkatan yang setinggi-tingginya melalui penggunaan bahasa sopan dan bentuk-bentuk hormat dalam berbicara, membungkukan badan lebih dalam dari pada pria, berjalan dibelakang suaminya dihadapan umum, dan masih banyak cara lain sebagai kepatuhannya terhadap pria (Loveday, 1986:12). Hal ini berawal dari pemikiran dansonjohi (Haruhiko, 1997:210) mengedepankan sikap menghormati kaum pria dan merendahkan kaum wanita (Izuru, 1990:1632). Di dalam masa perang maupun masa damai, bangsa Jepang bertindak sesuai dengan kepribadiannya. Jepang sangat konsisten dalam mengembangkan sumber non-materi yang menjadikan masyarakat Jepang mempunyai sifat hakiki yang berbeda dengan bangsa lain. Hal tersebut sebagaimana terangkum dalam Bushido 17 yang kemudian menjadi pegangan hidup orang Jepang, supreme virtues. Nilai-nilai tersebut adalah kesetiaan, kejujuran, berlaku

13 baik, sesuai dengan aturan moral dan rasa tanggung jawab 18. Diantara nilai-nilai tersebut, kesetiaan merupakan hal yang paling mendasar bagi pelaksanaan nilai-nilai Bushido lainnya. Kesetiaan merupakan ciri khas masyarakat Jepang yang tidak pernah luntur oleh terpaan jaman. Kesetiaan yang melekat dalam Bushido secara langsung diturunkan dan diajarkan kepada perempuan yang hidup dalam keluarga bushi. Perempuan bushi wajib menjaga kesetiaan kepada suami serta keluarga tempat dia tinggal. Dengan menjaga kesetiaan nya kepada suami dan keluarga secara tidak langsung perempuan yang tinggal dalam keluarga bushi itu menjaga nama baik serta kehormatan dirinya. Dengan menjaga kesetiaan, perempuan yang tinggal dalam keluarga bushi sudah melaksanakan peran nya dengan baik. Peran dari perempuan bushi tidak hanya sekedar harus setia kepada suami dan keluarga, tapi ada kewajiban lain seperti : mengurusi keuangan keluarga, mendidik dan membesarkan anak sekaligus sebagai pemimpin dan pelindung keluarga saat suaminya sedang tidak ada di rumah, serta mengurusi seluruh kebutuhan rumah tangga. Mendidik dan membesarkan anak di rumah merupakan peran perempuan dalam keluarga bushi yang terpenting. Hal ini dikarenakan, seorang anak dari keluarga bushi yang lahir ke dunia pertama kali yang akan berintraksi dengannya adalah seorang ibu, oleh karena itu seorang perempuan dalam keluarga bushi sangat ditekankan untuk bisa mendidik anaknya dengan baik sebelum anak tersebut hidup di tengah tengah masyarakat. Selain bertanggung jawab mendidik anak, perempuan dalam keluarga bushi juga dijadikan sebagai alat perkawinan politik. Perkawinan perempuan dalam keluarga bushi hanya diperbolehkan dengan yang tingkatannya sama. Akan tetapi, samurai yang memiliki jabatan tinggi diperbolehkan untuk menikahi perempuan dengan jabatan dibawah nya sehinga perempuan tersebut dapat naik tingkatan. Pada umumnya seorang samurai menikahi perempuan dari sesama keluarga bushi, namun untuk samurai tingkat rendah diperbolehkan menikahi perempuan dari keluarga non bushi. Mahar dari pernikahan ini diberikan kepada perempuan sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan mereka yang baru. Peraturan pernikahan ini dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya pemberontakan yang dilakukan oleh para daimyo atau para samurai yang tidak suka dengan pemerintahan Tokugawa sehingga menjadikan pernikahan sebagai pristiwa pengabungan antara clan satu dengan yang lainnya. Dengan adanya tujuan politik yang seperti inilah membuat pemerintah Tokugawa 18 A. L. Sadler, The Code Of Samurai (Tokyo : Charles Etuttle Company, 1980) hlm

14 mengatur sedemikian rupa dengan membagi samurai sesuai tingkatan dan melarang adanya pernikahan antar klan besar tanpa persetujuan dari pemerintah Tokugawa itu sendiri. Sehingga sering sekali dikatakan bahwa pernikahan yang di lakukan oleh perempuan dari keluarga Bushi merupakan suatu tugas mulia yang harus dilakukan sebagai salah satu bentuk pengabdiannya kepada keluarga. Di dalam keluarga Jepang, proses sosialisasi tentang kesetiaan ada pada keluarga, karena kesetiaan tersebut terkait dengan kepatuhan anak kepada orang tua 19. Sejak dini anakanak mereka sudah dididik sedemikian rupa oleh orang tuanya. Ada pepatah Jepang yang mengatakan ajarkan pada anak laki-laki bagaimana membawa permata dan ajarkan pada anak perempuan bagaimana membawa genting. Penekanan pendidikan bagi para gadis diletakkan pada pembentukan alami dari semangat pengorbanan diri dan kepatuhan. Anak gadis harus belajar mengabdikan dirinya utuk melayani orang lain 20. Kesetiaan yang dijalankan oleh wanita Jepang yang telah menikah lebih diharapkan untuk setia kepada keluarga, yaitu berbakti pada suami dan berbakti kepada anak laki-lakinya ketika mereka telah ditinggal mati oleh suaminya. Hal tersebut dikarenakan secara tidak langsung bakti mereka terhadap keluarga sama dengan bati mereka terhadap Kaisar (Negara). Seperti pendapat berikut ini : para prajurit Jepang mengharapkan wanita mereka sama kuat dengan mereka dan menerima pembinaan diri demi kesetiaan kepada tuan atau keluarga 21. Budaya dan tradisi Jepang memang menuntut seorang wanita (ibu) untuk berperan sepenuhnya dalam urusan rumah tangga (keluarga) sementara para pria ke luar untuk bekerja. Gambaran streotipe tentang wanita Jepang adalah wanita yang patuh pada suaminya atau majikannya. Terikat dalam kimono ketat dan sulit dipakai, meratapi nasib sambil membawa abu jenazah suaminya. Wanita sebagai ibu biologis menjalankan peranannya yang penting sebagai pembentuk manusia baru. Masyarakat Jepang yang berdasarkan pada sistem Ie, yakni sistem patriarchal yang menghargai supremasi pria yang memudahkan terbentuknya kapitalisme dengan memakai kontrol dan aturan-aturan yang dibutuhkan. Aturan dan kontrol yang dilakukan terhadap wanita, yaitu menempatkan wanita pada lingkungan domestik pria sudah bekerja untuk mencari nafkah. Ie yang berarti rumah dalam arti biasa dan dalam arti yang lebih abstrak keluarga, seperti dalam kaitan kalimat garis keluarga, tradisi keluarga 19 Robert N. Bellah, Religi Tokugawa: Akar-Akar Budaya Jepang, terjemahan Wardah Hafidz dan Wiladi Budiharga (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992) hlm Yamakawa Kikue, Woman of The Mito Domain: Recollections of Samurai Family Life (Tokyo: University of Tokyo Press, 1992) hlm Edwin O. Reischhauer, Manusia Jepang, terjemahan Bakrie Siregar (Jakarta: Sinar Harapan, 1982) hlm

15 dan sebagainya. Keluarga merupakan lembaga terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Menjaga rumah tangga adalah tugas pokok wanita samurai. Hal ini khususnya penting selama awal feodal Jepang, ketika suami prajurit sering bepergian ke luar negeri atau terlibat dalam pertempuran,istri dibiarkan untuk mengelola semua urusan rumah tangga, perawatan bagi anak-anak, dan mungkin bahkan mempertahankan rumah secara paksa. Untuk alasan ini, banyak perempuan dari kelas samurai dilatih dalam memegang tombak naginata atau pisau khusus untuk melindungi rumah tangga mereka, keluarga, dan kehormatan jika diperlukan. Ciri-ciri wanita terhormat di kelas samurai kerendahan hati, ketaatan, pengendalian diri, kekuatan, dan kesetiaan. Idealnya, seorang istri samurai akan terampil mengelola properti, menyimpan catatan, berurusan dengan masalah keuangan, mendidik anak-anak dan merawat orang tua usia lanjut Jadi, seorang wanita juga untuk latihan disiplin 22. Sebagaimana diketahui, kesetiaan merupakan kebajikan utama dalam masyarakat Jepang. Kesetiaan sebagai salah satu nilai hakiki dalam etika bushido yang sudah melekat pada masyarakat Jepang, baik laki-laki maupun wanita. Peranan domestik ibu rumah tangga menjadikan wanita Jepang istimewa. Jepang yang banyak dikagumi karena kesetiaanya disebabkan kokohnya peran wanita. Penyerahan wanita Jepang justru menang karena wanita adalah Ofukuro yaitu pemegang pundi-pundi keluarga, sehingga mereka mengabdikan diri sepenuhnya kepada keluarga. Keluarga sebagai wahana sosialisasi pertama dan utama dalam pembentukan sumber daya Manusia Jepang yang tangguh dan berkualitas. Mereka akan dianggap sebagai pahlawan bagi anak-anak mereka dan menjadi kebanggaan suami, apabila mereka dapat mengemban tugas tersebut. Tugas yang harus diemban oleh perempuan Jepang tidaklah mudah, terutama yang harus dilalui kelas bushi. Walaupun peran yang mereka lakukan itu tidaklah mudah mereka tetap berusaha melakukannya dengan baik. Karena dengan melakukan kewajiban dengan baik maka secara tidak langsung perempuan tersebut telah menjaga harga dirinya serta harga diri keluarganya sendiri. Seperti yang sudah disingung di atas bahwa bagi perempuan yang hidup dalam keluarga bushi kehormatan keluarga dan kehormatan dirinya merupakan sesuatu yang penting dan harus dijaga sebaik baiknya. Perempuan bushi juga merupakan sebuah simbol yang mengambarkan bahwa perempuan Jepang itu adalah perempuan yang kuat. Namun kekuatan yang dimaksud disini bukanlah kekuatan yang mampu menang dalam setiap pertempuran, melainkan kuat yang 22 diakses 9 Januari

16 dimaksud adalah perempuan kelas bushi mampu menjaga perannya serta melaksanakan kewajibannya dengan baik. IV. PENUTUP Politik Shi no ko sho tidak hanya membagi masyarakat Jepang berdasarkan tingkatan, akan tetapi kebijakan politik Tokugawa itu juga membagi masyarakat dari setiap lapisan sesuai gender. Dengan adanya pembagian secara gender ini membuat kewajiban serta peran antara laki laki dan perempuan berbeda terutama dalam kelas bushi. Peran wanita dalam kelas bushi merupakan kelas dua, hal ini dikarenakan adanya garis keturunan patriarki yang lebih mengutamakan garis keturunan laki-laki ketimbang perempuan. Walaupun perempuan dalam kelas bushi merupakan kelas dua, tapi perempuan dalam kelas bushi mempunyai peran yang sangat penting dalam keluarga terutama dalam menciptakan dan mendidik samurai penerus. Baik atau buruknya pendidikan serta tingkah laku seorang samurai merupakan tanggung jawab perempuan dalam keluarga samurai. Hal ini disebabkan perempuan menjadi pendidik dan membesarkan anak sebelum anak itu dewasa dan masuk ke dalam masyarakat. Pada hakikatnya, pemerintahan Tokugawa belum menghargai kedudukan dan peran wanita dengan baik dalam masyarakat Jepang. Akan tetapi kemajuan pemerintahan tokugawa hingga bisa memperoleh perdamaian selama 250 tahun lebih dan bisa menyatukan negri Jepang dalam satu pemerintahan tidak lain karena adanya peran perempuan di dalamnya sehingga bisa berjalan seperti apa yang diharapkan dan direncanakan. Oleh karena itu, kehadiran dan peran perempuan dalam sistem pemerintahan Tokugawa dan masyarakat Jepang pada saat itu walaupun merupakan sebagai masyarakat kelas dua, namun pada kenyataannya peran perempuan merupakan suatu pondasi dalam masyarakat Jepang terutama dalam kelas Bushi yang dapat menyokong keinginan Jepang sampai sekarang. 16

17 V. DAFTAR ACUAN Sumber Buku : L. Sadler, The Code Of Samurai (Tokyo : Charles Etuttle Company, 1980) Robert N. Bellah, Religi Tokugawa: Akar-Akar Budaya Jepang, terjemahan Wardah Hafidz dan Wiladi Budiharga (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992) Yamakawa Kikue, Woman of The Mito Domain: Recollections of Samurai Family Life (Tokyo: University of Tokyo Press, 1992) hlm Edwin O. Reischhauer, Manusia Jepang, terjemahan Bakrie Siregar (Jakarta: Sinar Harapan, 1982) Nina Iskandariati, sistem stratifikasi sosial pada zaman edo ( ), fakultas sastra Universitas Indonesia 1988 Sumber Internet : repository.usu.ac.id/bitstream/ /19127/4/chapter%20ii.pdf

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO

DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO DAMPAK PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN FEODALISME TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL (SHINOKOSHO) PADA ZAMAN EDO Sri Dewi Andriani Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Humaniora, BINUS University

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari BAB II SEJARAH SAMURAI 2.1 Sengoku Jidai Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang wanita yang

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bangsa Jepang adalah salah satu bangsa tertua di dunia dan yang paling dibanggakan orang-orang Jepang adalah kerajaan atau dinasti-dinastinya yg merupakan satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO 2.1 Konsep Feodalisme Pada Zaman Edo Martin (1990 : 165-166) mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie.

BAB 5 RINGKASAN. orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie. BAB 5 RINGKASAN Sistem perkawinan pada masyarakat Jepang mungkin tampak tidak umum bagi orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie. Di dalam sistem ie ini wanita

Lebih terperinci

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN 1877 Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah skripsi penulis yang berjudul Peranan Golongan Samurai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ). BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI 2.1. Masyarakat Agraris Sejak zaman tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang diatur oleh konsep Ie dan bahkan mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PERBANDINGAN SISTEM BAKUHAN DAN SISTEM SEWA TANAH RAFFLES DI PULAU JAWA PADA TAHUN 1811-1830 Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG

RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG bidang HUMANIORA RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG DEWI SOETANTI Jurusan Sastra Jepang Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan samurai. Pada mulanya samurai adalah ksatria yang mengendarai kuda yang kemudian terorganisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama (1573-1603) yang berhasil mendirikan pemerintahan pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa. berlangsung pada zaman Edo ( ) dari kesinambungan keberadaan

BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa. berlangsung pada zaman Edo ( ) dari kesinambungan keberadaan BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA 2.1. Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa Shogun Tokugawa adalah Shogun generasi ketiga dan terakhir yang berlangsung pada zaman Edo (1603-1867) dari kesinambungan keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada penggambaran peran perempuan dalam film 3 Nafas Likas. Revolusi perkembangan media sebagai salah satu sarana komunikasi atau penyampaian

Lebih terperinci

PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI

PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI Teguh A - M.Mossadeq Bahri Jurnal Makalah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Sastra Jepang Universitas Indonesia 2013 Daftar Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang terletak di wilayah Asia Timur. Kepulauan Jepang membentang pada 20-45 33 LU. Kepulauan Jepang memiliki luas wilayah sekitar 337.815

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Rusia dan di

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN 1192-1867 SKRIPSI Oleh Edy Supriyadi NIM 100210302061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI A. Kebudayaan Jepang 1. Budaya Jepang Kebudayaan di Jepang telah banyak perubahan dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan dimiliki oleh setiap bangsa,oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbeda, walaupun terkadang ada kesamaan seperti halnya kesamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO YOROI NI OKERU SHINBORU KARA NO SHOUCHOU TEKINA IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA

PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PADA ERA SHOGUNAT TOKUGAWA Y.R. Subakti A. Pendahuluan Keshogunan Tokugawa ( 徳川幕府 Tokugawa bakufu?, 1603 1868) atau Keshogunan Edo (Edo bakufu) adalah pemerintahan diktator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE. belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE. belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE 2.1 Konsep Ie Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya di latar belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan diikat

Lebih terperinci

BAB IV KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS ADAT ACEH (MAA) DAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA (MPU) KOTA LANGSA TERHADAP PENETAPAN EMAS SEBAGAI MAHAR

BAB IV KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS ADAT ACEH (MAA) DAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA (MPU) KOTA LANGSA TERHADAP PENETAPAN EMAS SEBAGAI MAHAR BAB IV KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS ADAT ACEH (MAA) DAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA (MPU) KOTA LANGSA TERHADAP PENETAPAN EMAS SEBAGAI MAHAR Setelah mempelajari lebih lanjut mengenai hal-hal yang terkandung

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal

Lebih terperinci

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20 KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Pada saat ini kondisi kaum perempuan di negeri ini memang telah mengalami perbaikan di bandingkan dengan masa-masa dahulu. Kita dapat melihat bagaimana

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Tugas Seorang Suami Seorang pemuda yang bahagia dengan cepat pulang ke rumah untuk memberitahukan orang tuanya kabar baik bahwa pacarnya telah berjanji untuk menikahinya. Tetapi sang ayah, daripada menanggapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Shuji dalam Olson (2006: 197) masyarakat Jepang adalah masyarakat patriarkal. Olson (2006: 125) juga menerangkan bahwa sistem patriarkal adalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serangan Sekutu di Asia Pasifik dimulai dan Jepang mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Serangan Sekutu di Asia Pasifik dimulai dan Jepang mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Serangan Sekutu di Asia Pasifik dimulai 1943-1945 dan Jepang mencapai puncak kekalahannya atas serangan Sekutu pada tahun 1945. Kerusakan dan kerugian di berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. 3.1 Analisis Kamon sebagai Bentuk dari Konsep Uchi Soto yang ada dalam Sistem

BAB 3 ANALISIS DATA. 3.1 Analisis Kamon sebagai Bentuk dari Konsep Uchi Soto yang ada dalam Sistem BAB 3 ANALISIS DATA 3.1 Analisis Kamon sebagai Bentuk dari Konsep Uchi Soto yang ada dalam Sistem Ie Hubungan antara kamon dengan sistem kekerabatan masyarakat Jepang yang didalamnya terdapat konsep uchi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan dini dapat didefinisikan sebagai sebuah pernikahan yang mengikat pria dan wanita yang masih remaja sebagai suami istri. Lazimnya sebuah pernikahan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN KELUARGA DILIHAT DARI SUDUT KECERDASAN EMOSI, SOSIAL BAGI ANAK REMAJA. Nurmayani

KEBAHAGIAAN KELUARGA DILIHAT DARI SUDUT KECERDASAN EMOSI, SOSIAL BAGI ANAK REMAJA. Nurmayani KEBAHAGIAAN KELUARGA DILIHAT DARI SUDUT KECERDASAN EMOSI, SOSIAL BAGI ANAK REMAJA Nurmayani ABSTRACT: Family is one of all important organization in the human life. Happy family is influence growth emotion

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya BAB II Kajian Pustaka 2.1. Perempuan Karo Dalam Perspektif Gender Dalam kehidupan masyarakat Batak pada umumnya dan masyarakat Karo pada khususnya bahwa pembagian harta warisan telah diatur secara turun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan tak pernah terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina keluarga bahagia.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. Sebelum melakukan Restorasi, Jepang mengalami masa isolasi selama kurang lebih 250 tahun selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat dan cara berperang, atau cara bekerja; cara melakukan sesuatu; metode. Jadi siasat tempur di

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Manusia dalam proses perkembangan untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya setiap orang memiliki suatu gambaran tentang keluarga dan keluarga harmonis. Keluarga merupakan sistem sosial dari hubungan utama, yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat di suatu negara. Keluarga yang baik, harmonis, penuh cinta kasih, akan dapat memberi pengaruh yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM MAKALAH GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas segala berkat dan rahmat yang Tuhan berikan pada saya sehingga Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wilayahnya masing-masing. Budaya sebagai tuntunan kehidupan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wilayahnya masing-masing. Budaya sebagai tuntunan kehidupan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat menciptakan dan mengembangkan kebudayaan sebagai tuntunan yang memandu kehidupan, sesuai dengan lingkungan sosial dan fisik di wilayahnya masing-masing.

Lebih terperinci

Sejarah ISTANA/KASTIL OSAKA

Sejarah ISTANA/KASTIL OSAKA ISTANA/KASTIL OSAKA Istana Osaka dimanfaatkan sebagai istana sekaligus benteng sejak zaman Azuchi Momoyama hingga zaman Edo. Istana Osaka yang ada sekarang terdiri dari menara utama yang dilindungi oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, yang

Lebih terperinci

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 BIOGRAFI PENULIS Nama Agama : Natalia : Kristen Protestan Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten 45452 Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 Nama Ayah : Djadja ( ) Nama Ibu : Wong ban tjen RIWAYAT

Lebih terperinci

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang recok karena semua tuan tanah berusaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Relasi Kekuasaan Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki- laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. nilai-nilai tradisionalnya. Sebelum Perang Dunia II, sistem keluarga Jepang didasarkan

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. nilai-nilai tradisionalnya. Sebelum Perang Dunia II, sistem keluarga Jepang didasarkan BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Masyarakat Jepang di kenal sebagai suatu masyarakat yang memegang kuat nilai-nilai tradisionalnya. Sebelum Perang Dunia II, sistem keluarga Jepang didasarkan pada

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nakane, antropolog dan dosen pensiunan Universitas Tokyo, Totman yang merupakan dosen sejarah dari Universitas Yale, & Ōishi yang merupakan spesialis sejarah

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci