BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI"

Transkripsi

1 BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI A. Kebudayaan Jepang 1. Budaya Jepang Kebudayaan di Jepang telah banyak perubahan dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini, yang mengkombinasikan pengaruh Asia, Eropa dan Amerika Utara. Setelah beberapa gelombang imigrasi dari benua lainnya dan sekitar kepulauan Pasifik, diikuti dengan masuknya kebudayaan Tiongkok, penduduk Jepang mengalami periode panjang isolasi dari dunia luar dibawah Keshogunan Tokugawa sampai datangnya "The Black Ships" dan zaman meiji. Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh dengan pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula Cina dan Korea banyak membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya yayoi sekitar 300SM. Kemudian budaya Yunani dan India mempengaruhi seni dan keagamaan Jepang sejak 6M, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni, kerajinan tangan, dan tradisi serta makanan Jepang. 2. Nilai Luhur Bangsa Jepang Pada zaman feodal ( ), rasa kebangsaan atau nasionalisme masyarakat Jepang terbagi menjadi dua. Pertama, perasaan kebangsaan pada wilayah tempat ia tinggal yang dikuasai langsung oleh tuan-tuan tanah mereka (daimyo), dan perasaan kebangsaan sebagai bangsa Jepang yang dipersatukan oleh keluarga kekaisaran atau penguasa militer (bakufu). Namun, bagi para prajurit yang mengabdi langsung pada tuan mereka di wilayah-wilayah daerah, darma bakti atau 9

2 kesetiaan tertinggi mereka ditujukan kepada sang tuan yang mempekerjakan mereka. Hal inilah yang seringkali mengakibatkan kontradiksi pengabdian mereka, yang kebanyakan berakhir dengan tragis seperti dalam kisah-kisah di zaman feodal diantaranya adalah kisah 47 Rounin, yang mengakibatkan mereka harus menjalani hukuman seppuku oleh bakufu setelah melakukan pembalasan dendam atas kematian tuan mereka. Sikap mengundurkan diri politisi Jepang saat ini juga dianggap sebagai bentuk loyalitas kepada pemimpin, penghormatan, dan menjadi etika. Pengunduran diri sebagai bentuk kehormatan, bukan sebagai pelepasan tanggung jawab. Seperti yang diungkapkan Nitobe Inazo dalam bukunya berjudul Bushido: The Soul of Japan, bushido merupakan prinsip moral yang dimiliki samurai sebagai aturan tidak tertulis, tetapi diucapkan. B. Bushido 1. Konsep Bushido Bushido ( 武士道 ) adalah Jalan ksatria yang merupakan pedoman bagi kaum samurai dan kode etik bangsa Jepang. Samurai merupakan golongan yang diunggulkan serta menempati kedudukan tertinggi dalam pembagian masyarakat di bawahnya, yakni petani-buruh-pedagang. Bushido merupakan pengajaran yang berguna untuk menuntun masyarakat Jepang ke arah pembentukan masyarakat yang bermoral dan juga sebagai etika luhur. Oleh karena itu, samurai harus menjadi tokoh panutan dan pemimpin masyarakat. Sebagai guru masyarakat, samurai harus memiliki moral yang dapat menegakkan kewibawaannya seperti pengandalian diri dan juga kesiagaan untuk mati. 10

3 2. Aspek Moral Bushido Dalam bushido terdapat tujuh moral yang digunakan sebagai pedoman para samurai. Moral bushido ini telah melekat di jiwa bangsa Jepang hingga kini termasuk pada masa peperangan. Nitobe menjabarkan ada tujuh moral Bushido, yaitu: a. Gi ( 義 ) Integritas Menjaga kejujuran. Seorang Samurai senantiasa mempertahankan etika, moralitas, dan kebenaran. Integritas merupakan nilai Bushido yang paling utama. Kata integritas mengandung arti jujur dan utuh. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika. b. Yū ( 勇 ) Keberanian Berani dalam menghadapi kesulitan. Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Keberanian juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan. Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin. c. Jin ( 仁 ) Kemurahan hati Memiliki sifat kasih saying. Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang). Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli. Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada 11

4 kemanusiaan. Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan. d. Rei ( 礼 ) Menghormati Hormat kepada orang lain. Seorang Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu.. Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata. e. Makoto ( 信 ) Tulus Bersikap tulus dan ikhlas. Seorang Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega. Samurai mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya. f. Meiyo ( 名誉 ) Kehormatan Menjaga kehormatan diri. Bagi samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas. Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara prilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah tidak menyianyiakan waktu dan menghindari prilaku yang tidak berguna. g. Chūgo ( 忠義 ) Loyal Menjaga kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru. Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang. 12

5 Bahkan dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya. 3. Seppuku Bagian dari Bushido Seorang samurai yang mengutamakan nilai-nilai bushido sadar benar bahwa kehormatan adalah kemuliaan pribadi yang mewarnai Jiwa mereka. Oleh karena itu, Nitobe mengutip pendapat Masamune yang mengekspresikan tentang pentingnya harga diri sebagai wujud kehormatan yaitu seorang samurai akan menolak mengubah sikapnya, karena harga diri atau kehormatan yang ternoda bagi mereka sama halnya seperti luka yang terdapat pada batang pohon, semakin lama semakin membesar (Nitobe, 1998:74). Bila seorang Samurai merasa telah temoda harga dirinya, maka ia tidak ragu-ragu untuk melakukan bunuh diri. Bunuh diri yang dilakukan Samurai dinamakan Seppuku ( 切腹 ). Seppuku ( 切腹 ) merupakan kunci disiplin dalam kode ksatria bangsa Jepang. Seppuku adalah bagian dari bushido yang digunakan oleh samurai untuk menghindari mereka Jatuh ke tangan musuh dan mengurangi rasa malu atau aib. Menurut Seward (1995:1) dalam bukunya mengenai harakiri, dikatakan bahwa kata Seppuku merupakan on atau olahan bahasa Jepang yang berasal dari China, yang artinya memotong perut. Bunuh diri ialah perbuatan untuk menamatkan hayat atau perbuatan memusnankan diri karena enggan berhadapan dengan sesuatu perkara yang dianggap tidak dapat ditangani. Bangsa lain menyebut seppuku dengan sebutan harakiri. Walaupun seppuku merupakan suatu bentuk tindakan bunuh diri, ia juga sering dianggap sebagai suatu pertahanan yang mendapat makna penghormatan tapi juga merupakan keharusan suatu hukuman. Menurut Seward (1995:18), perut menjadi pilihan karena orang Jepang dahulu menghubungkan bahwa tegangan pokok berada di dalam perut (hara), bersama 13

6 dengan nyawa. Perut adalah tempat nyawa bersimpuh. Perut sebagai sasaran untuk melakukan dan menyatakan kehendak, pemikran, kemurahan hati, keberanian, semangat dan kemarahan. ( ge7.html, diakses 30 April 2016). C. Samurai 1. Pengertian Samurai Samurai adalah istilah untuk golongan bangsawan atau perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata samurai berasal dari kata kerja samorau asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi saburau yang berarti melayani, dan akhirnya menjadi samurai yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan. Istilah yang lebih tepat adalah bushi ( 武士 ) secara harfiah orang bersenjata, yang digunakan semasa zaman edo. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut rounin secara harfiah orang ombak. Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi. Samurai mengalami masa kejayaannya pada zaman pertempuran, atau periode perang antar negri dalam bahasa Jepang disebut Sengoku Jidai. Dikutip dari artikel tentang samurai oleh Reza Moyamoto bahwa golongan samurai hanya dapat dimasuki melalui kelahiran atau pengangkatan sebagai anak berdasarkan hukum. Meskipun samurai berstatus sosial tinggi, namun secara internal golongan samurai terbagi lagi dalam berbagai jenjang. Jenjang teratas ditempati oleh para daimyo beserta keluarga mereka, yang menikmati semua hak istimewa yang menyertai kedudukan itu. Sedangkan jenjang terendah ditempati oleh kaum ashigaru. Kaum ashigaru secara harfiah: kaki ringan adalah para serdadu pejalan kaki, laskar garda depan, pasukan bertombak, pembawa panji atau bendera yang bertuliskan simbol klan. Mereka adalah prajurit rekrutan dari rakyat biasa yang biasanya golongan petani. 14

7 Samurai dianggap sebagai golongan ksatria atau militer yang terpelajar dan memiliki derajat yang tinggi di masyarakat, namun semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur samurai kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kaki tangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional yang menyerupai negara Barat. Sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana tercermin dalam aspek cara hidup mereka yang ulet, gigih, tekun, penuh semangat dan pantang menyerah. 2. Sejarah Samurai Sebelum zaman Heian di Jepang bilamana seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal zaman edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Pada masa itu, artinya telah lama berubah, yang kemudian berubah pengertian menjadi orang yang mengabdi. Namun dalam sejarah militer Jepang, terdapat kelompok samurai yang tidak terikat atau mengabdi kepada seorang pemimpin atau atasan yang dikenal dengan Rounin. Rounin sudah ada sejak zaman Muromachi (1392). Istilah Rounin digunakan bagi samurai tak bertuan pada zaman edo ( ). Dikarenakan adanya pertempuran yang berkepanjangan sehingga banyak samurai yang kehilangan tuannya. Kehidupan seorang Rounin bagaikan ombak dilaut tanpa arah tujuan yang jelas. Ada beberapa alasan seorang samurai menjadi Rounin yakni seorang samurai dapat mengundurkan diri dari tugasnya untuk menjalani hidup sebagai Rounin. Adapula Rounin yang berasal dari garis keturunan, anak seorang Rounin secara otomatis akan menjadi Rounin. Eksistensi Rounin makin bertambah jumlahnya 15

8 diawali berakhirnya perang Sekigahara (1600), yang mengakibatkan jatuhnya kaum samurai atau daimyo yang mengakibatkan para samurai kehilangan majikannya. Dalam catatan sejarah militer di Jepang, terdapat data-data yang menjelaskan bahwa pada zaman nara ( ), pasukan militer Jepang mengikuti model yang ada di Cina dengan memberlakukan wajib militer dan dibawah komando langsung Kaisar. Dalam peraturan yang diberlakukan tersebut setiap laki-laki dewasa baik dari kalangan petani maupun bangsawan, kecuali budak, diwajibkan untuk mengikuti dinas militer. Pasukan yang kemudian terbentuk dari wajib militer tersebut dikenal dengan sakimori yang secara harfiah berarti pembela, namun pasukan ini tidak ada hubungannya dengan samurai yang ada pada zaman berikutnya. Setelah tahun 794, ketika ibu kota dipindahkan dari nara ke heian (Kyoto), kaum bangsawan menikmati masa kemakmurannya selama 150 tahun dibawah pemerintahan kaisar. Tetapi, pemerintahan daerah yang dibentuk oleh pemerintah pusat justru menekan para penduduk yang mayoritas adalah petani. Pajak yang sangat berat menimbulkan pemberontakan di daerah-daerah, dan mengharuskan petani kecil untuk bergabung dengan tuan tanah yang memiliki pengaruh agar mendapatkan pemasukan yang lebih besar. Dikarenakan keadaan negara yang tidak aman, penjarahan terhadap tuan tanah pun terjadi baik di daerah dan di ibu kota yang memaksa para pemilik tanah milik pribadi (shoen) mempersenjatai keluarga dan para petaninya. Kondisi ini yang kemudian melahirkan kelas militer yang dikenal dengan samurai. Kelompok panglima perang (toryo) dibawah pimpinan keluarga Taira dan Minamoto muncul sebagai pemenang di Jepang bagian barat dan timur, tetapi mereka saling memperebutkan kekuasaan. Pemerintah pusat, dalam hal ini keluarga 16

9 Fujiwara, tidak mampu mengatasi polarisasi ini, yang mengakibatkan berakhirnya kekuasaan kaum bangsawan. Kaisar Gonjo yang dikenal anti-fujiwara, mengadakan perebutan kekuasaan dan memusatkan kekuasaan politiknya dari dalam otera yang dikenal dengan insei seiji. Kaisar Shirakawa yang menggantikan kaisar Gonjo akhirnya menjadikan otera sebagai markas politiknya. Ia memanfaatkan otera sebagai fungsi keagamaan dan fungsi politik. Tentara pengawal otera, souhei pun ia bentuk, termasuk memberi sumbangan tanah (shoen) pada otera. Akibatnya, kelompok kaisar yang anti pemerintahan otera mengadakan perlawanan dengan memanfaatkan kelompok Taira dan Minamoto yang sedang bertikai. Keterlibatan Taira dan Minamoto dalam pertikaian ini berlatar belakang pada kericuhan yang terjadi di istana menyangkut perebutan tahta, antara Fujiwara dan kaisar yang pro maupun kotra terhadap otera. Perang antara Minamoto yang memihak otera, melawan Taira yang memihak istana, muncul dalam dua pertempuran besar yakni Perang Hogen (1156) dan Perang Heiji (1159). Peperangan akhirnya dimenangkan oleh Taira yang menandai perubahan besar dalam struktur kekuasaan politik. Untuk pertama kalinya, kaum samurai muncul sebagai kekuatan politik di istana. Taira pun mengangkat dirinya sebagai kuge ( 公家 ) bangsawan kerajaan, sekaligus memperkokoh posisi samurai-nya. Sebagian besar keluarganya diberi jabatan penting dan dinobatkan sebagai bangsawan. Ketika Minamoto Yoritomo wafat pada tahun 1199, kekuasaan diambil alih oleh keluarga Hojo. Pada masa kepemimpinan keluarga Hojo ( ), ajaran Zen masuk dan berkembang di kalangan samurai. Para samurai mengekspresikan Zen sebagai falsafah dan tuntunan hidup mereka. Pada tahun 1274, bangsa Mongol datang menyerang Jepang. Para samurai yang tidak terbiasa berperang secara berkelompok dengan susah payah dapat 17

10 mengantisipasi serangan bangsa Mongol tersebut. Untuk mengantisipasi serangan bangsa Mongol yang kedua (tahun 1281), para samurai mendirikan tembok pertahanan di teluk Hakata (pantai pendaratan bangsa mongol) dan mengadopsi taktik serangan malam. Secara menyeluruh, taktik berperang para samurai tidak mampu memberikan kehancuran yang berarti bagi tentara Mongol, yang menggunakan taktik pengepungan besar-besaran, gerak cepat, dan penggunaan senjata baru dengan menggunakan mesiu. Pada akhirnya, angin topanlah yang menghancurkan armada Mongol, dan mencegah bangsa Mongol untuk menduduki Jepang. Orang Jepang menyebut angin ini kamikaze (angin dewa). Dua hal yang diperoleh dari penyerbuan bangsa Mongol adalah pentingnya mobilisasi pasukan infantri secara besar-besaran, dan kelemahan dari kavaleri busur panah dalam menghadapi penyerang. Sebagai akibatnya, lambat laun samurai menggantikan busur-panah dengan pedang sebagai senjata utama samurai. Pada awal abad ke-14, pedang dan tombak menjadi senjata utama di kalangan panglima perang. Oda Nobunaga, seorang keturunan daimyo dari wilayah Owari dan seorang ahli strategi militer, mulai menghancurkan musuh-musuhnya dengan cara menguasai wilayah Kinai, yaitu Osaka sebagai pusat perniagaan, Kobe sebagai pintu gerbang perdagangan dengan negara luar, Nara yang merupakan lumbung padi, dan Kyoto yang merupakan pusat pemerintahan Bakufu Muromachi juga istana kaisar. Strategi yang dijalankannya adalah melibatkan agama, pedagang portugis yang membawa agama Kristen diberi keleluasaan untuk menyebarkan agama itu di seluruh Jepang. Tujuan strategis Oda dalam hal ini adalah agar ia secara leluasa dapat memperoleh senjata api yang diperjual belikan dalam kapal-kapal dagang Portugis, sekaligus memonopoli perdagangan dengan pihak asing. 18

11 Dengan memiliki senjata api yang paling canggih pada masa itu, Oda akan dapat menundukkan musuh-musuhnya lebih cepat dan mempertahankan wilayah yang telah dikuasainya serta membentuk pemerintahan pusat yang kokoh. Oda Nobunaga membangun benteng Azuchi Momoyama pada tahun 1573 setelah berhasil menjatuhkan Bakufu Muromachi. Strategi Oda dengan melindungi agama Kristen mendatangkan sakit hati bagi pemeluk agama Buddha. Pada akhirnya, ia dibunuh oleh pengikutnya sendiri, Akechi Mitsuhide, seorang penganut agama Buddha yang fanatik, pada tahun 1582 di Honnoji, sebelum ia berhasil menyatukan seluruh Jepang. Toyotomi Hideyoshi, pengikut setia Oda, melanjutkan penyatuan Jepang, dan tugasnya ini dituntaskan pada tahun 1590 dengan menaklukkan keluarga Hojo dan keluarga Shimaru. Terdapat dua peraturan penting yang dikeluarkan Toyotomi, yaitu peraturan kepemilikan tanah (taiko kenchi) dan peraturan perlucutan pedang (katana garirei) bagi para petani. Kedua peraturan ini bermaksud mengontrol kekayaan para tuan tanah dan mengontrol para petani agar tidak melakukan perlawanan atau pemberontakan bersenjata. Keberhasilan Toyotomi menaklukkan seluruh tuan tanah mendatangkan masalah tersendiri. Semangat menang perang dengan energi pasukan yang tidak tersalurkan mendatangkan ancaman internal yang menjurus kepada disintegrasi bagi keluarga militer yang tidak puas atas kemenangan Toyotomi. Dalam hal inilah Toyotomi menyalurkan kekuatan dahsyat tersebut untuk menyerang Korea pada tahun 1592 dan Sayang serangan ini gagal dan Toyotomi wafat pada tahun 1598, menandakan awal kehancuran bakufu Muromachi. Kecenderungan terdapat perilaku bawahan mendominasi terhadap atasan yang dikenal dengan istilah gekokujou ini telah muncul tatkala Toyotomi menyerang Korea. Ketika itu, Tokugawa Ieyasu mulai memperkuat posisinya di Jepang bagian timur, khususnya di Edo (Tokyo). Kemelut ini menyulut perang 19

12 besar antara kelompok-kelompok daimyo yang memihak Toyotomi melawan daimyo yang memihak Tokugawa di medan perang Sekigahara pada tahun Kemenangan berada di pihak Tokugawa di susul dengan didirikannya bakufu Edo pada tahun Senjata Samurai Samurai mengunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang paling sering digunakan dan identik dengan keberadaan mereka, Katana adalah sebutan untuk bilah pedang panjang. Dalam Bushido diajarkan bahwa katana adalah roh atau jiwa dari samurai dan digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam setiap pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan seorang samurai. Selain senjata-senjata kuno ini, Samurai juga mulai menggunakan senjata api setelah adanya kontak dengan bangsa Eropa. Berikut ini adalah senjata yang biasa dibawa oleh Samurai: a. Katana Pedang Jepang bermata tunggal berbilah melengkung dan ramping. Pelindung tangannya biasanya berbentuk bundar atau segi empat. Gagangnya cukup panjang untuk dapat dipegang dengan dua tangan. Katana dibuat dari besi khusus Jepang yang disebut Tamahagane. Katana dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki tepian bilah yang tajam dan keras serta mampu menyerap tekanan tanpa menjadi hancur Katana biasanya dipakai untuk menebas dan memotong meskipun ada dapat pula dipakai sebagai senjata tusuk. Katana disimpan di pinggang dengan bagian tajamnya yang mengarah ke atas. 20

13 b. Nodachi Pedang yang mirip katana namun lebih panjang dan besar sehingga kekuatan tebasannya lebih besar. c. Naginata Tongkat sepanjang tujuh kaki dengan ujung berupa belati tajam. d. Yari Tongkat panjang dengan ujung berupa belati tajam yang lurus. e. Yumi Busur panah Jepang sepanjang tujuh kaki yang tak simetris dengan pegangan yang terletak sekitar satu pertiga dari ujung bawahnya. Yumi biasanya dibuat dari bambu, kayu, dan kulit. Yumi sengaja dibuat lebih panjang daripada tinggi pemanahnya. f. Kanabo Pentung kayu besar yang bagian pemukulnya dipenuhi dengan banyak tonjolan atau duri besi. Kanabo memiliki ukuran yang bervariasi. Toyotomi Hideyoshi adalah Shogun yang mengeluarkan aturan untuk melestarikan senjata khas kalangan samurai dengan memberikan ketentuan pemakaian pedang Daisho yaitu membawa sepasang pedang Katana dan Wakizashi. Jadi hanya kalangan samurai sajalah yang diizinkan untuk memakai dua pedang. Pedang pendek dapat digunakan oleh setiap orang, sedangkan pedang panjang hanya digunakan untuk golongan samurai. D. Restorasi Meiji 1. Zaman Meiji Zaman Meiji ( ) merupakan salah satu periode yang paling istimewa dalam sejarah bangsa-bangsa. Di bawah pimpinan Kaisar Meiji, Jepang bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa dasawarsa mencapai apa yang diinginkan dimana di Barat memerlukan waktu berabad-abad lamanya. Hal yang dicapai 21

14 tersebut adalah pembentukan suatu bangsa yang modern yang memiliki perindustrian modern, lembaga-lembaga politik modern, dan pola masyarakat yang modern. Golongan-golongan lama yang selama masa feodal membuat masyarakat terbagi dihapuskan. Seluruh negeri terjun dengan semangat dan antusiasme ke dalam studi dan pengambil alihan peradaban Barat modern. Sebelumnya perekonomian pada masa Tokugawa masih sangat terbatas dan hanya bersifat perdagangan antar daerah melalui laut pedalaman dan hanya berkisar pada beras dan tekstil. Ini dipengaruhi oleh sikap samurai yang memandang rendah kepada perdagangan dan segala hal yang bersangkutan dengan uang. Selain itu, pemerintah Tokugawa juga melarang untuk mengadakan hubungan dengan luar negeri. ( /restorasi-meiji-suatu-modelpembelajaran-modernisasi-dari-jepang/, diakses 30 April 2016). 2. Faktor Pendorong Restorasi Meiji Pada abad ke-17, Jepang melakukan politik isolasi, yaitu politik menarik diri dari pengaruh asing-barat. Polotik ini dilakukan pada masa pemerintahan Shogun Tokugawa dan mulai dijalankan oleh Ieyashu Tokugawa tahun Politik isolasi ini bertujuan untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing. Pada tahun 1846, Shogun menolak utusan dari Amerika Serikat yang dipimpin oleh Laksamana Biddle. Akibat penolakan tersebut, Amerika mengirimkan kembali utusannya lengkap dengan kapal perangnya dibawah pimpinan Matthew Commodore Perry tahun Utusan tersebut meminta kepada Shogun supaya membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan international. Akhirnya pemerintahan Jepang mulai memikirkan permintaan tersebut. Pada tahun 1854, rombongan Perry dengan tujuh kapal perangnya mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun ( ) untuk menandatangani 22

15 Perjanjian Kanagawa (31 maret 1854) yang isinya kota pelabuhan Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Akhirnya Jepang terbuka untuk bangsa asing. Sejak saat itu, Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsa barat. Yoshinobu dipaksa turun tahta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito (kaisar Meiji) pada tanggal 8 september Secara resmi Kaisar Meiji memerintah Jepang dari tanggal 25 januari 1868 sampai 30 juli Bangkitnya nasionalisme Jepang ditandai dengan terbukanya Jepang untuk bangsa asing dan runtuhnya kekuasaan Shogun serta tampilnya Meiji Tenno sebagai Kaisar. Akhirnya pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (sumpah setia) menuju Jepang baru. Sumpah setia tersebut terdiri atas lima pasal, yaitu: a. Akan dibentuk parlemen, b. Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan, c. Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan, d. Semua jabatan dibuka untuk siapa saja, e. Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan negara. Untuk mencapai cita-cita tersebut, Meiji Tenno melaksanakan pembaharuan (restorasi). Itulah sebabnya Kaisar Meiji kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. Restorasi yang dilakukan meliputi segala bidang, yakni politik, ekonomi, pendidikan dan militer. Restorasi yang dilakukan oleh Kaisar Meiji Tenno menjadikan Jepang negara imperialis. Restorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara Barat. Hal ini kemudian menimbulkan ambisi untuk melakukan imperialisme seperti negara-negara Barat. Adapun yang menjadi faktorfaktor pendorongnya adalah : 23

16 a. Adanya pertambahan penduduk yang cepat, b. Adanya perkembangan industri yang begitu pesat, butuh daerah pasaran dan bahan mentah, c. Adanya pembatasan migran Jepang yang dilakukan oleh negara-negara Barat. d. Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chiu (dunia sebagai keluarga), dimana Jepang terpanggil untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia- Pasifik). Munculnya Jepang sebagai negara imperialis, menbuat Jepang terlibat dalam peperangan. Dalam setiap peperangan, Jepang selalu mendapatkan kemenangan. Peperangan tersebut antara lain perang Cina-Jepang I ( ) dimenangkan Jepang dengan ditandatangani Perjanjian Shimonoseki (1895). Perjanjian tersebut Jepang memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang antara Rusia- Jepang, juga dimenangkan oleh Jepang dengan ditandatanganinya Perjanjian Portsmouth tahun Akibat kemenangan-kemenangan Jepang tersebut memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan nasionalisme di negaranegara Asia-Afrika. Selain itu, dalam perang dunia I Jepang juga berhasil mengalahkan Jerman dan menguasai bekas jajahannya, seperti Shantung (Cina), Kepulauan marshal, mariana, dan Caroline. Sampai akhir PD I, Jepang tumbuh menjadi salah satu negara besar di Dunia (The Great Power). 3. Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang juga menimbulkan akibat, diantaranya : 24

17 a. Meiji telah menumbangkan pemerintahan feodal b. Pasaran di seluruh Asia dapat dikuasai Jepang pad aakhir abad ke-19. Pada waktu itu Jepang mendapat saingan yang berat yaitu Eropa dan Amerika. c. Jepang menjadi negara pertama di Asia yang bebas buta huruf. Jepang juga menjadi pelopor bagi Asia dalam usaha memajukan pendidikan. d. Jepang memiliki angkatan perang yang kuat dan disiplin, taat dan berani. 4. Pasca Restorasi Meiji Setelah Restorasi Meiji, perekonomian Jepang memperoleh kesempatan yang baik untuk mulai berkembang dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan. Pembaharuan yang paling utama adalah penghapusan sistem feodal yang diterapkan oleh Tokugawa, sehingga terbukalah peluang untuk rakyat Jepang terhadap pendidikan yang meniru sistem pendidikan dunia Barat, selain dengan menerapkan sistem moneter, sistem pajak yang memungkinkan berkembangnya kapitalis atau kaum pemodal. Selain itu, pemerintah Meiji juga mendatangkan tenaga-tenaga ahli dan mengimpor mesin-mesin pabrik untuk ditiru, sehingga Jepang mampu membangun dan memodernisasikan industrinya. Bersamaan dengan cita-cita dari Restorasi Meiji, pengaruh barat perlahan mulai mempengaruhi tatanan hidup dari rakyat Jepang. Karena kuatnya dorongan dari Restorasi Meiji menyebabkan banyaknya penyerapan dari budaya barat yang disesuaikan dengan budaya Jepang. Perubahan kehidupan masyarakat Jepang terlihat pada masyarakat yang berada di kota, mereka sudah menyerap budaya Eropa, itu terlihat dari kostum yang mereka pakai. Jika pada zaman Bakufu pakaian orang Jepang hanya terdiri dari dua potong, berbeda dengan zaman sekarang dimana orang Jepang mulai mengganti pakaiannya dengan kostum barat yang dianggap lebih praktis. Saking meluasnya kostum budaya barat hingga merambat ke pakaian serdadu-serdadu Jepang, Karena sejak akhir zaman Bakufu para serdadu itu sudah sering mengadakan latihan dan 25

18 memerlukan pakaian yang praktis. Karena begitu meluasnya pakaian barat dalam kalangan masyarakat, pegawai pemerintah maupun kaisar pada zaman Meiji mulai memakai pakaian Eropa. Melihat keadaan tersebut, pemerintah akhirnya menetapkan Undang-Undang bahwa pakaian seragam dan pakaian resmi harus menggunakan kostum ala Eropa. Pasca Restorasi Meiji, Jepang mulai bergerak cepat menuju modernisasi dan tidak menyediakan banyak tempat bagi kebanyakan samurai. Meskipun demikian, satu hal tetap tertanam dalam hati masyarakat Jepang ialah pentingnya arti kehormatan dan keberanian. Contohnya semangat bushido yang pada awalnya diterapkan oleh para samurai kemudian diadopsi oleh Jepang Modern dan diterapkan di berbagai aspek kehidupan. Sikap berani termasuk berani berkorban dengan ditambah loyalitas menjadikan Jepang mampu mengatasi ketertinggalannya dari Barat. Tidak sedikit masyarakat, termasuk pekerja Jepang mengorbankan segalanya termasuk juga keluarganya demi perusahaan. Sebagai akibatnya, peranan ayah sebagai kepala keluarga menjadi berkurang dan pendidikan anak dilakukan oleh ibu (kyoiku mama) sehingga ayah menjadi kurang dihargai akibat jarang di rumah dan kurang berkomunikasi dengan anaknya. Hubungan perusahaan dan para pekerja lebih seperti hubungan keluarga dari pada seperti hubungan budak dan majikan. Perusahaan ini menuntut kesetiaan yang serupa dengan para samurai di masa lampau. Nilai-nilai Zen dari samurai dikenal baik oleh pekerja ini. Mereka dituntut untuk mau berkorban dan loyal terhadap perusahaan mereka. Para pekerja Jepang yang bekerja di perusahaan-perusahaan baik swasta maupun negeri dituntut untuk memiliki sikap loyalty atau kesetiaan yang besar pada perusahaan. Sebagaimana sifat samurai, para pekerja Jepang haruslah memiliki sifat berani dan bertanggung jawab terhadap tugas maupun mandat yang diembannya. 26

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan samurai. Pada mulanya samurai adalah ksatria yang mengendarai kuda yang kemudian terorganisir

Lebih terperinci

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM MAKALAH GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas segala berkat dan rahmat yang Tuhan berikan pada saya sehingga Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI 2.1. Riwayat Hidup Dale Furutani Nama lengkapnya adalah Dale Furutani. Lahir di Hilo, Hawaii, pada 1 Desember 1946,

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari BAB II SEJARAH SAMURAI 2.1 Sengoku Jidai Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO YOROI NI OKERU SHINBORU KARA NO SHOUCHOU TEKINA IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menarik. Masyarakat Jepang sendiri terkenal memiliki sifat-sifat seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan menarik. Masyarakat Jepang sendiri terkenal memiliki sifat-sifat seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jepang dikenal sebagai negara yang maju dan berkembang pesat. Selain itu Jepang dikenal pula sebagai negara yang memiliki kebudayaan yang unik dan menarik. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN 1192-1867 SKRIPSI Oleh Edy Supriyadi NIM 100210302061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nakane, antropolog dan dosen pensiunan Universitas Tokyo, Totman yang merupakan dosen sejarah dari Universitas Yale, & Ōishi yang merupakan spesialis sejarah

Lebih terperinci

BAB II NILAI MORAL DALAM MASYARAKAT JEPANG

BAB II NILAI MORAL DALAM MASYARAKAT JEPANG BAB II NILAI MORAL DALAM MASYARAKAT JEPANG Jepang merupakan negara yang mengedepankan tentang nilai moral dalam kehidupan seharihari dan kehidupan bernegara, meski tidak dapat dikatakan semuanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang sering disebut sebagai Land of three treasures, atau negeri tiga harta. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa seseorang),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang yang berangkat dari keterbelakangan, adalah salah satu negara yang menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan Jepang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara yang memiliki banyak budaya yang telah diterapkan oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia ini. Dalam Perang Dunia II ini ada sebuah fenomena 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia ini. Dalam Perang Dunia II ini ada sebuah fenomena 1 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang Dunia II merupakan perang yang sangat dasyat dan melibatkan hampir seluruh negara di dunia ini. Dalam Perang Dunia II ini ada sebuah fenomena 1 yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO 2.1 Konsep Feodalisme Pada Zaman Edo Martin (1990 : 165-166) mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai bushidoyang ada di Jepang dengan melihat bagaimana nilai ini tetap dapat eksis dalam sistem masyarakat yang ada dan diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SAMURAI DAN RESTORASI MEIJI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SAMURAI DAN RESTORASI MEIJI BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP SAMURAI DAN RESTORASI MEIJI 2.1. Pengertian Samurai Samurai ( 侍 ), atau dalam bahasa Jepang disebut bushi ( 武士 ) atau buke ( 武家 ), adalah bangsawan militer abad pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada terdapat berbagai macam definisi kebudayaan, ada yang membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat dan cara berperang, atau cara bekerja; cara melakukan sesuatu; metode. Jadi siasat tempur di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pandangan orang Barat terhadap negeri Jepang adalah sebagai sebuah negeri yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA FAREWELL PRESIDEN DENGAN PERWIRA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dan media massa saat ini memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak transformasi sosial dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

Bushido Pada Masyarakat Jepang : Masa Lalu dan Masa Kini. Oleh : Titiek Suliyati ABSTRACT

Bushido Pada Masyarakat Jepang : Masa Lalu dan Masa Kini. Oleh : Titiek Suliyati ABSTRACT Bushido Pada Masyarakat Jepang : Masa Lalu dan Masa Kini Oleh : Titiek Suliyati ABSTRACT Special characteristic of every nation is influenced by each geographical invironment, and outside elements. Japanese

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh

Lebih terperinci

bekerja yang dimiliki seseorang atau golongan atau suatu bangsa (Tasmara 1995). Sinamo (2002) menata tiga elemen tesis Schumacher menjadi etos kerja,

bekerja yang dimiliki seseorang atau golongan atau suatu bangsa (Tasmara 1995). Sinamo (2002) menata tiga elemen tesis Schumacher menjadi etos kerja, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan disertai persaingan yang ketat membuat organisasi membenahi manajemennya dan harus mampu menawarkan

Lebih terperinci

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

Jepang Abad NIHON/NIPPON I Jepang Abad 18-19 NIHON/NIPPON I Sejarah Asia Timur Pendidikan Sejarah Pertemuan 12,13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Email: ariayuliantri@uny.ac.id Abad 18 Shogun ke delapan Eyoshimune, keadaan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE 2.1 Masyarakat Berkebudayaan Rasa Malu Ruth Benedict dalam Situmorang mengatakan (1995 : 64) bahwa masyarakat Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan

Lebih terperinci

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang recok karena semua tuan tanah berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. Sebelum melakukan Restorasi, Jepang mengalami masa isolasi selama kurang lebih 250 tahun selama

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI SATPAM

ETIKA PROFESI SATPAM SECURITY SERVICES ETIKA PROFESI SATPAM ABU SAKKIR NRG. 19 07 003651 PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI Yang disebut kode etik adalah kumpulan dari etika, sedangkan etika adalah pernyataan tentang apa apa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Penelitian mengenai bushido dan penyimpangannya dalam karya sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Penelitian mengenai bushido dan penyimpangannya dalam karya sastra BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai bushido dan penyimpangannya dalam karya sastra Jepang yang berjudul Samurai karya Takashi Matsuoka sepanjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan pesaing berat dalam bidang

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama (1573-1603) yang berhasil mendirikan pemerintahan pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa isolasi, menyebabkan munculnya kegelisahan dan kekacauan di dalam negeri. Ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Rusia dan di

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani Assalamu alaikum Wr Wb Turki Usmani Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani Berdirinya Kerajaan Turki Usmani Bangsa Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua Dinasti, yaitu Dinasti Turki Saljuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bangsa Jepang adalah salah satu bangsa tertua di dunia dan yang paling dibanggakan orang-orang Jepang adalah kerajaan atau dinasti-dinastinya yg merupakan satu kesatuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN 1877 Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah skripsi penulis yang berjudul Peranan Golongan Samurai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH 2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) Tentang: MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara yang maju dalam teknologi dan ekonomi. Meskipun Jepang termasuk dalam salah satu negara maju di dunia, masyarakat Jepang

Lebih terperinci