BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pandangan orang Barat terhadap negeri Jepang adalah sebagai sebuah negeri yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan sebuah negeri dengan tradisi perang yang kuat namun mahir dalam seni menciptakan terobosan dalam bidang produksi, dan perdagangan. Sebuah negeri Timur yang industrinya didasarkan pada teknologi Barat yang maju, suatu bangsa yang sangat tinggi daya ciptanya, sebuah negeri bahari yang penduduknya hampir secara keagamaan bersatu dengan tanahnya. Pola sejarah kebudayaan Jepang yang luar biasa sudah mulai terbentuk pada tahap awal. Karena secara geografis terpencil dari peradaban-peradaban yang besar. Pada abad ke 16 Jepang lebih memfokuskan penyerapan terhadap kebudayaan China serta agama Budha dan memeluknya secara bersemangat. Namun demikian, walaupun keadaan organisasi sosial dan politik Jepang secara relatif masih primitif, sebagian besar penyerapan itu dilakukan dalam bentuk penyesuaian lembaga-lembaga serta gagasan-gagasan dari China dengan keperluan dan kepentingan Jepang. Di bidang manapun penyesuaian ini tidak tampak jelas, seperti di bidang agama, dalam upacara-upacara agama yang dihubungkan dengan sifat kedewaan kaisar, unsur Budha dan Shinto asli yang tradisional menjadi bercampur baur. Pada waktu yang sama, di seluruh negeri, agama Shinto yang lebih primitif tetap bertahan berdampingan dengan bentuk-bentuk agama Budha yang didatangkan. Dengan begitu sejak awal telah dipamerkan kemampuan hakiki orang Jepang untuk 1

2 hidup dan percaya pada taraf berbeda dan tingkat ekonomi yang berlain-lainan. Jepang terus mengembangkan kebudayaan yang cemerlang pada jaman Heian dengan bercampur unsur-unsur China. Demikian pula pada jaman yang lebih modern, sesudah dahulunya berjumpa dengan dunia Barat dan mengambil ahli-ahli teknik Barat dengan rajin, Jepang menarik diri kali ini dengan sengaja, dan sepanjang masa yang dikenal sebagai masa Negeri Tertutup itu. Jepang berkembang dengan caranya sendiri yang khas. (Leonard,1983:7-9) Salah satu hasil dari pemikiran budaya China adalah pemikiran Konfusianisme. Konfusianisme berkembang pesat di Jepang, kemudian bercampur dengan pemikiran Budha, Zen dan Shintoisme (yang merupakan beberapa kepercayaan masyarakat Jepang pada saat itu). Semua ini membentuk kode nilai-nilai pejuang yang dikenal sebagai Bushido. 武士道 Asal Mula Munculnya Kaum Samurai (Bushi) 武士 Pada awal abad ke 8 untuk menghindari kemungkinan terjadinya perebutan kekuasaan antara keluarga bangsawan, dibuat sebuah peraturan yang membatasi keturunan kaisar hanya sampai pada generasi ke 5 saja. Generasi ke 6 kembali menjadi rakyat biasa, tanpa gelar kebangsawanan lagi. Diantara mereka memperoleh nama keluarga baru, seperti nama Minamoto, yang berasal dari keturunan kaisar Seiwa ( ) dan keluarga Taira yang berasal dari keturunan kaisar Kamu ( ). (Conrad,1981:64). Karena mereka tidak memiliki status kebangsawanan lagi, banyak yang pergi meninggalkan ibu kota menuju berbagai wilayah pelosok untuk mencari kehidupan baru. Di daerah-daerah ini mereka diterima oleh rakyat setempat karena dianggap sebagai 2

3 keturunan kaisar, apalagi banyak yang masih memiliki orang tua atau keluarga yang berstatus bangsawan. Pada umumnya mereka terdidik dengan baik, sehingga bisa menjadi pemimpin dalam keamanan di daerah, sebagai pimpinan sekelompok orang bersenjata di tanah-tanah pertanian atau Shoen. Keluarga bangsawan Fujiwara yang berkuasa pada jaman Heian ( ) menjalankan politik pemerintahan sebagai Kanpaku atau wakil kaisar. Mereka bersama dengan biara-biara Budha, menguasai tanah pertanian dengan sistem yang disebut sebagai Shoen. Sistem penguasaan tanah ini berawal dari prakarsa pemerintah untuk menigkatkan hasil pertanian negeri, yaitu dengan mengijinkan dibukanya tanah-tanah garapan baru. Lama kelamaan, para penguasa tanah tersebut saling berlomba untuk meluaskan wilayah Shoen, yang dikuasainya dan menganggap tanah tersebut sebagai milik pribadi. Akibatnya, rakyat kecil yang hanya memiliki sebidang tanah kecil merasa lebih aman untuk berlindung kepada tuan tanah setempat dengan menyerahkan miliknya itu, tetapi mereka tetap menggarap sendiri tanah tersebut. Menjelang abad ke 10, sering terjadi perselisihan antara pemilik Shoen. Para tuan tanah yang umumnya tinggal di ibu kota, mulai mempersenjatai petaninya seiring menigkatkan ilmu kemiliteran, seperti keahlian memanah, berkuda, memainkan pedang dan tombak, dan sebagainya. Semakin lama, kelompok bersenjata ini semakin kuat, dan banyak yang dipimpin oleh bekas bangsawan dari keluarga Minamoto dan Taira. Bahkan para petugas pemungut pajak pemerintah tidak berdaya menghadapi mereka. Pada pertengahan abad ke 10, ibu kota Heian mulai tidak aman. Keluarga penguasa menggunakan orang-orang bersenjata atau yang lebih dikenal sebagai Bushi atau Samurai untuk melindungi harta-hartanya, karena pasukan pengaman pemerintah sudah tidak berdaya lagi menghadapi gerombolan-gerombolan pengacau. Sementara itu, 3

4 berbagai kelompok kecil Samurai menggabungkan diri kepada kelompok yang lebih besar lagi. Sehingga kekuatan Samurai menjadi lebih nyata. Pemimpin atau panglima kelompok tersebut, dikenal sebagai Toryo, sedangkan pengikutnya disebut Karai. (Suradjaya,2001:43). Kelompok Samurai ini sejak awal abad ke 10 mulai saling merebut daerah kekuasaan. Pada tahun 940, seorang tokoh Taira yang berkuasa di wilayah Kanto bernama Taira No Masakado, menyatakan dirinya sebagai kaisar. Pemberontakan ini dapat dikuasai oleh pemerintah dengan bantuan kekuatan kelompok Bushi lainnya, demikian juga dengan berbagai kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah lainnya. Walaupun kerusuhan dapat diatasi, tertapi kewibawaan pemerintah menurun, pengumpulan pajak terhambat, serta ibu kota menjadi berantakan. Di pedalamanpun rakyat hidup menderita, karena gangguan dari berbagai gerombolan liar yang merampok, membakar, serta berbuat kekerasan terhadap penduduk secara bergantian. Akibatnya sawah-sawah mereka terlantar. Menjelang abad ke 20 kekuasaan Bushi menggeser kekuasaan Fujiwara, berbagai posisi penting di pemerintahan mulai dipegang Bushi. Penguasa sendiri, menggabungkan dua kekuatan kelompok kuat dari Minamoto dan Taira untuk menumpas kerusuhan, dan sebagai imbalannya mereka membagi berbagai hadiah dalam bentuk tanah, pangkat, kekuasaan militer. Kemudian karena masing-masing kelompok merasa memiliki kekuatan yang sama, maka kedua kelompok tersebut mulai saling menyerang dalam perang yang dikenal sebagai perang Honen di tahun 1156 dan perang Heiji tahun Perang berasal dari perebutan kekuasaan antara kaisar yang memerintah dengan bekas kaisar yang kini menjadi pendeta Budha. Mereka saling mendukung pihak-pihak yang bermusuhan. Kesempatan ini digunakan oleh Taira No 4

5 Kiyomori pada tahun 1160 untuk menjadi orang kuat di Heian. Kemudian ia memperkuat kedudukannya sebagai wakil kaisar dangan cara mengkawinkan salah satu puteranya dengan keturunan kaisar, sehingga terjalin hubungan kekeluargaan. Kekalahan Minamoto tidak berlangsung lama. Pada tahun 1180, Minamoto No Yoritomo, anak Minamoto No Yoshitomo yang dibunuh oleh Kiyomori mulai menunjukkan kekuatannya. Dan pada tahun 1185, ia berhasil mengalahkan keluarga Taira. kemudian ia mendirikan pusat pemerintahannya di Kamakura, dan pada tahun 1192 diangkat kaisar menjadi Seitai Shogun atau jendral yang berkuasa penuh. Sejak saat itu mulai jaman pemerinthan Bushi atau Samurai yang berlanjut sampai tujuh abad lamanya, dan diakhiri dengan dihapusnya sistem pemerintahan keshogunan di tahun Asal Mula Bushido Bushido berasal dari kanji bushi( 武士 ) dan do( 道 ) yang secara literature diartikan sebagai pedoman pejuang, berkembang di Jepang antara masa Heian dan Tokugawa. Ini merupakan kode dan pedoman bagi Samurai, yaitu golongan pejuang yang serupa dengan ksatria Eropa pada abad pertengahan. Bushido dipengaruhi oleh Zen dan Konfusianisme, dua sekolah yang berbeda pada periode itu. Dari ajaran Budhisme, Bushido memiliki kaitan hubungan dengan bahaya dan kematian. Para Samurai tidak takut menghadapi kematian karena mereka mempercayai ajaran Budhisme, yaitu bahwa setelah kematian maka seseorang akan mengalami reinkarnasi dan hidup pada kehidupan lain di bumi agama. Budha tiba di Jepang pada akhir abad ke 16, berasal dari Korea. Para Samurai merupakan pejuang sejak menjadi Samurai sampai akhir hidupnya. 5

6 Ajaran Zen menitik beratkan pada meditasi, yang merupakan dasar dari setiap agama. Di dalam ajaran Zen diperlukan konsentrasi yang sangat besar dalam pikirannya, untuk mendapatkan kebijaksanaan dan kebebasan spiritual di sekitar alam bebas dan mengarah pada menggambaran terhadap linkungan sekitarnya. Menurut Zen kebijaksanaan manusia sendiri tidak cukup, hanya kebenaran alam semesta yang bisa membuktikan kebijaksanaan yang tinggi. Jadi kita harus menghubungkan diri kita dengan alam semesta dangan cara bermeditasi dengan penuh konsentrasi untuk mendapatkan kebijaksanaan yang tinggi.(deshimaru,1992:3). Dalam Zen, sebuah sekolah Budhisme, seseorang bisa mencapai tingkat Absolut. Meditasi Zen mengajarkan seseorang untuk fokus mencapai tingkat pemikiran yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Zen mengajarkan orang untuk mengenal diri sendiri bukan membatasi diri sendiri. Para Samurai menggunakan ini sebagai senjata untuk menghilangkan rasa takut, kebimbangan dan melakukan kesalahan. Shintoisme, masuk ke Jepang dari China melalui Korea pada tahun 538, berasal dari kanji 神道, yang mengandung arti jalan Dewa atau jalan Tuhan. Shinto merupakan kepercayaan yang ada di Jepang sebelum adanya agama Budha di Jepang dan menjadi agama tradisional Jepang dengan sebutan Dento teki shukyo ( 伝統的宗教 ). Shintoisme juga memberikan Bushido jiwa kesetiaan dan patriotisme. Shintoisme merupakan ibadah para nenek moyang yang membuat keluarga imperial menjadi sumber dari seluruh bangsa. Shintoisme menganugerahi Kaisar penghormatan bagai Tuhan. Kaisar merupakan penjelmaan dari surga dan bumi. Dengan kesetiaan mereka, para Samurai bersumpah pada diri mereka untuk berbakti pada Kaisar dan Daimyo atau feodal yang terhormat, yaitu tingkatan tertinggi dalam Samurai. Shintoisme juga 6

7 merupakan tulang punggung patriotisme bagi negara Jepang. Mereka percaya bahwa tanah Jepang merupakan bagian yang diperuntukkan untuk dilindungi dan dipelihara melalui semangat patriotisme yang tinggi. Bushido mengadopsi ajarannya dari Konfusianisme mengenai kepercayaan dalam berhubungan dengan dunia manusia, lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, Konfusianisme menekankan para Samurai mengenai 5 ajaran moral mengenai hubungan terhadap masyarakat yang disebut (Gorin), 五倫 yaitu: (Kun-Shu) 君主 hubungan antara majikan dan pelayan, (Oya-Ko) 親子 hubungan antara ayah dan anak-anak, (Fu-Fu) 夫婦 hubungan antara suami dan istri, (Ani-Ototo) 兄弟 hubungan antara saudara yang lebih tua dengan yang muda, dan (Nakama) 仲間 antara sesama teman. Selain 5 ajaran tersebut Konfusianisme juga menekankan para samurai mengenai 5 ajaran moral mengenai hubungan terhadap pemerintah yang disebut Gojo, yaitu (Jin) kebaikan, (Gi) kebenaran, (Rei) kewajaran, (Chi) kebijaksanaan, (Shi) keyakinan. (Theodore,1981:365) Bushido merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan prinsip-prinsip kode moral yang berkembang dalam dunia Samurai (militer) di Jepang, berdasarkan pada tradisi nasional yang dipengaruhi oleh Zen dan Konfusianisme. Istilah Bushido pertama kali digunakan saat terjadi perang saudara pada abad ke 16. Salah satu teladan Bushido yang tidak berubah adalah ilmu bela diri, termasuk keahlian atletik, militer serta keberanian menghadapi musuh dalam medan perang. Kesederhanaan hidup, kebaikan dan kejujuran merupakan hal-hal yang amat dijunjung tinggi. Sama halnya seperti Konfusianisme, Bushido memerlukan kesalehan pengikutnya dan kehormatan tertingginya adalah melayani majikannya sampai akhir hayat. Jika hal ini dilanggar, maka Samurai ini melangkahi kesetiaan terhadap majikannya dan membawa penderitaan 7

8 bagi orang tua mereka. Pada pertengahan abad 19, standar-standar Bushido telah menjadi suatu teladan umum, dan penghapusan secara sah kelas Samurai pada tahun 1871 telah membuat Bushido semakin berharga bagi seluruh bangsa Jepang. Dalam sistem pendidikan umum, dimana kaisar menggantikan feudal yang ada sebagai objek kesetiaan dan pengorbanan, Bushido menjadi fondasi dalam pelatihan etik. Hal ini memberikan kontribusi akan peningkatan nasionalisme Jepang dan memperkuat moral masyarakat saat perang sesudah tahun 1945.( Para Samurai merupakan manusia petarung, yang ahli dalam ilmu bela diri. Selain mahir dalam berkuda, mereka juga memiliki keahlian yang tinggi dalam menggunakan busur, panah dan pedang. Para pejuang ini merupakan manusia yang hidup dalam Bushido yaitu cara mereka menjalani hidup. Kesetiaan seorang Samurai kepada kaisar dan pemimpin mereka, atau Daimyo (tuan tanah), merupakan hal yang tak tertandingi. Mereka merupakan manusia yang dapat dipercaya dan jujur. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan tidak tertarik dengan kekayaan ataupun material. Para Samurai tidak takut terhadap kematian, mereka bertarung apapun yang terjadi. Baginya mati dalam pertarungan merupakan kehormatan bagi keluarga dan bagi majikannya. Di dalam sebuah petarungan, seorang Samurai biasanya memilih bertarung sacara satu lawan satu. Samurai akan menyebut nama keluarga mereka, tingkatan dan prestasi mereka sebelum bertarung. Kemudian mereka akan mencari lawan yang sepadan untuk melakukan petarungan. Ketika seorang Samurai berhasil membunuh lawannya, maka ia akan memotong kepala lawannya dan membawa kepala tersebut untuk menunjukkan kemenangan yang diraih. Kepala lawan yang memiliki kedudukan dan prestasi yang tinggi akan dikirimkan ke ibukota dan diperlihatkan kepada para 8

9 pejabat dan yang lainnya. Salah satu cara mengakhiri hidup seorang Samurai yang kalah dalam bertarung adalah dengan kematian atau melakukan ritual bunuh diri Seppuku. Seppuku menjadi suatu bagian yang integral dalam disiplin Samurai, walaupun Seppuku merupakan suatu bentuk tindakan bunuh diri, Seppuku juga sering dianggap sebagai suatu pertahanan yang mendapat makna penghormatan, tapi juga merupakan keharusan suatu hukuman. Seppuku pada saat itu juga merupakan bagian dari Bushido. Kata Seppuku merupakan on atau olahan bahasa Jepang yang berasal dari tulisan China dengan kanji 切腹, yang artinya memotong perut. (Seward,1977:1-5) Seppuku, yang artinya mengeluarkan isi perut yang kemudian dikenal sebagai Hara-kiri (dilakukan dengan mengiris perut) merupakan suatu tindakan yang dilakukan seorang Samurai dengan menikamkan sebuah pisau ke dalam perutnya sendiri dan mengeluarkan isi perut mereka dengan cara memotong ususnya. Setelah mengeluarkan isi perutnya, maka Samurai yang lain, biasanya adalah sanak atau teman Samurai tersebut akan memotong kepalanya. Tindakan bunuh diri ini dilakukan dalam keadaan tertentu saja, misalnya untuk menghindari ditawan oleh pihak lawan saat kalah dalam bertarung. Dimana Samurai dapat merasa terhina untuk bertobat atas kesalahan yang dilakukan, dan juga untuk memperingati kesalahan majikan mereka, seorang Samurai lebih memilih untuk mengakhiri hidup mereka daripada memberi aib atau malu bagi nama keluarga dan majikannya. Tindakan ini dianggap sebagai suatu kehormatan sejati. Bushido merupakan pedoman wajib bagi para Samurai dalam menjalani hidupnya sebagai seorang prajurit. Dan karena keterkenalannya di Jepang banyak komik atau manga yang menceritakan tentang Samurai, seperti dalam cerita manga ruroni Kenshin, yang menceritakan tentang perjalanan hidup seorang Samurai. 9

10 Sang tokoh utama, Himura Kenshin, di masa remajanya dikisahkan sebagai seorang Shadow Assassin atau Hitokiri 人切り (pembunuh orang) yang bergabung dalam Choshunhan Ishinshishi, dan turut berjasa dalam mengantar Jepang menuju jaman Meiji. Himura Kenshin lahir di tahun1849 dan menjalani masa kecil dan remajanya di jaman Bakumatsu atau akhir jaman Bakufu (pemerintahan militer di bawah pimpinan Shougun), Kenshin mengarungi awal hidupnya di masa yang penuh dengan pergolakan. Kala itu Jepang yang ada dibawah pemerintahan Bakufu sedang mengalami guncangan, dumulai pada abad ke-17 oleh Tokugawa Ieyasu. Sistem ini mewajibkan Daimyo atau tuan tanah setempat untuk memiliki dua kediaman, satu diwilayahnya dan satu di kota Edo (waktu itu ibukota Jepang masih Kyoto, dan Edo kelak akan menjadi Tokyo). Kehidupan para Daimyo di Edo membuat mereka dan keluarga mereka terbiasa dengan kehidupan mewah, karena kehidupan di Edo memerlukan biaya yang tinggi. Permintaan yang meningkat akan barang mewah melahirkan kelas sosial yang baru, yakni pedagang. Walau mereka dipandang rendah tapi mereka umumnya kaya raya. Bahwa pedagang yang dipandang hina bisa menumpuk harta, sedangkan Daimyo yang seharusnya berkedudukan tinggi sering berhutang pada mereka, sehingga menimbulkan perasaan bahwa strata sosial di mata masyarakat mulai timpang. Tingginya pajak yang dipungut oleh Daimyou pun turut membebani masyarakat kelas bawah. Walau Kaisar masih dianggap sebagai pemegang tahta yang suci, kekuatan yang sesungguhnya berada di bawah pemerintahan shogun. Shogun didampingi 5 penasehat yang disebut roju, dan dari sini timbul persoalan-persoalan birokrasi ketika terjadi perbenturan pendapat antar elit yang berkuasa. Tata cara yang sudah ditetapkan pendahulu mereka menyulitkan para petinggi Jepang untuk memberlakukan perubahan radikal yang mampu mengatasi 10

11 keadaan ini. (Animonster,2002:volume43) Bukan hanya masalah internal yang merongrong Jepang. Bangsa barat mulai berdatangan ke negara pulau ini, kebanyakan dengan maksud melebarkan sayap kekuasaan mereka. Pemerintahan Bakufu menerapkan aturan yang ketat bagi bangsa yang datang dan bermukim di Jepang. Sebab pemerintah tidak ingin rakyat Jepang terpengaruh oleh kebudayaan barat. Para pendatang ini harus tinggal di tempat-tempat tertentu saja, dan dilarang berkunjung ke kediaman Kaisar. Sebaliknya ancaman militer datang silih berganti dari bangsa barat dan semakin menyulitkan pemerintah Bakufu. Ketika masyarakat mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintahan Bakufu, Kaisar yang selama ini hanya sebatas simbol menjadi pilihan alternative yang menjanjikan. Pada masa penuh konflik inilah Kenshin tumbuh. Ketika melihat penderitaan di sekelilingnya, ia bertekad menggunakan Hiten Mitsurugi Ryu yang dipelajarinya dari Hiko Seijurou untuk membela rakyat. Ia bergabung dengan Chousuhan Ishinshishi yang diketuai oleh Katsura Kogorou. Para shishi adalah kelompok bawah tanah yang anti shogun, Bakufu dan orang-orang asing. Mereka umumnya berasal dari keluarga Samurai dengan status dan pendapatan yang tak terlalu tinggi, serta tidak terikat pada satu golongan kekuasaan tertentu. Dipimpin Takasugi Shinsaku, tangan kanan Katsura, pasukan Choshu menggempur pasukan pemerintah tahun Takasugi sendiri meninggal dua tahun kemudian karena sakit. Perang semakin dahsyat melanda Jepang. Pasukan Shishi mulai mendapat titik terang sejak perang Toba Fushimi. Perang yang berlangsung tak kurang dari 4 hari ini menelan korban 500 orang tewas dan hampir 1500 lainnya luka-luka. Aliansi propinsi Satsuma dan Choshu membuahkan keberhasilan, mereka merebut kediaman kaisar, melucuti kekuasaan Shougun dan mengangkat Mutsuhito sebagai 11

12 Kaisar pada tahun inilah awal jaman yang kemudian dikenal dengan nama Restorasi meiji. Meskipun demikian perang saudara yang dikenal dengan nama perang Boshin masih berkobar sampai mei Pada jaman baru ini terdapat banyak perubahan dalam masyarakat Jepang, antara lain keterbukaan terhadap pengaruh barat dan wajibnya pendidikan, selain itu karena takut Samurai membuat kekacauan, status mereka turun drastis dan mereka dilarang membawa pedang. Bagi Kenshin ini tak ada bedanya, karena ia sudah bersumpah tidak akan membunuh seiring dengan berlalunya waktu, ia benar-benar menanggalkan status sebagai pendekar dan meneruskan apa yang dulu ia ingin lakukan, yaitu menolong orang tanpa harus mengunus pedang. (Animonster) 1.2 Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan yang ingin saya angkat adalah menganalisis prinsip-prinsip Bushido khususnya dari ajaran Konfusianisme. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Lingkup topik yang ingin saya kaji adalah mengenai analisis ajaran-ajaran serta prinsip-prinsip Bushido khususnya dari ajaran Konfusianisme, mengenai pengendalian diri yang merupakan bagian dari pembentukan moral (gorin dan gojo) 五倫と五条 di dalam komik Rurouni Kenshin karya Watsuki Nobuhiro. 1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Saya bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai prinsip-prinsip Bushido khususnya dari ajaran Konfusianisme, mengenai pengendalian diri merupakan 12

13 bagian dari pembentukan moral (gorin dan gojo) melalui bacaan komik Rurouni Kenshin dengan mengembangkan masalah-masalah yang terdapat dalam komik tersebut. Manfaat yang ingin saya capai adalah supaya orang yang membaca skripsi ini mengetahui lebih dalam mengenai ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip Bushido khususnya dari ajaran Konfusianisme, mengenai pengendalian diri merupakan bagian dari pembentukan moral (gorin dan gojo) yang diterapkan oleh Himura Kenshin di era restorasi Meiji dalam kehidupan sehari-hari-nya. Dan seberapa jauh pengaruhnya di dalam masyarakat Jepang khususnya di dunia komik (manga). 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang akan saya pakai adalah dengan deskriptif kualitatif dan juga memakai metode kepustakaan dengan mengumpulkan data-data dari buku perpustakaan Universitas Bina Nusantara, Universitas Indonesia, Japan Foundation dan juga dari beberapa toko buku, selain itu juga saya mengumpulkan data dari internet. 1.6 Sistematika Penulisan Pada Bab 1, terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang penulisan, pada sub bab ini berisi keterangan mengenai gambaran permasalahan secara umum, alasan pemilihan permasalahan, mangapa tertarik untuk mengambil topic tersebut. Perumusan permasalahan, berisikan masalah apa yang akan dibahas. Ruang lingkup permasalahan, pada sub bab ini akan dijelaskan seluruh ruang lingkup yang akan dipergunakan pada penulisan skripsi. Tujuan dan manfaat penelitian, tujuan adalah hal-hal yang akan dicapai pada penulisan ini, sedangkan manfaat adalah hal-hal yang terjadi apabila tujuan tercapai. metode penelitian, pada sub bab ini menuliskan metode apa saja yang akan 13

14 dipakai oleh saya dalam membuat skripsi. Sistematika penulisan, pada sub bab ini menjelaskan secara singkat urutan penulisan skripsi. Pada Bab 2, saya akan menuliskan landasan-landasan teori Bushido dan Konfusianisme yang akan dipakai dalam pembuatan skripsi ini. Pada Bab 3, saya akan menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada dengan menggunakan teori yang terdapat pada bab2. Pada Bab 4, saya akan menuliskan simpulan dan saran dari hasil penganalisisan masalah tersebut. Pada Bab 5, pada bab ini isi skripsi diulang kembali secara singkat latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan hasil-hasil penelitian sebagai jawaban permasalahan diungkapkan kembali secara singkat dan padat. 14

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan samurai. Pada mulanya samurai adalah ksatria yang mengendarai kuda yang kemudian terorganisir

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ANALISIS KESETIAAN PADA TOKOH-TOKOH SAMURAI DALAM KOMIK SHANAOU YOSHITSUNE KARYA SAWADA HIROFUMI Skripsi Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI A. Kebudayaan Jepang 1. Budaya Jepang Kebudayaan di Jepang telah banyak perubahan dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini,

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara yang memiliki banyak budaya yang telah diterapkan oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menarik. Masyarakat Jepang sendiri terkenal memiliki sifat-sifat seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan menarik. Masyarakat Jepang sendiri terkenal memiliki sifat-sifat seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jepang dikenal sebagai negara yang maju dan berkembang pesat. Selain itu Jepang dikenal pula sebagai negara yang memiliki kebudayaan yang unik dan menarik. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara yang maju dalam teknologi dan ekonomi. Meskipun Jepang termasuk dalam salah satu negara maju di dunia, masyarakat Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenai bunuh diri (jisatsu) di Jepang telah ditemukan sejak zaman feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara tahun 1185

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM MAKALAH GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas segala berkat dan rahmat yang Tuhan berikan pada saya sehingga Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada terdapat berbagai macam definisi kebudayaan, ada yang membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... ABSTRAK BAHASA JEPANG...vii. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... ABSTRAK BAHASA JEPANG...vii. Daftar Isi... DAFTAR ISI Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... i ii iii vi ABSTRAK BAHASA JEPANG......vii Daftar Isi... Daftar Istilah... Daftar Gambar... viii xi xii BAB

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang memiliki prajurit atau kesatria militer sebelum jaman Meiji

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang memiliki prajurit atau kesatria militer sebelum jaman Meiji BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Jepang memiliki prajurit atau kesatria militer sebelum jaman Meiji yaitu Samurai, yang umumnya identik dengan senjatanya yaitu pedang. Dan hal tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa isolasi, menyebabkan munculnya kegelisahan dan kekacauan di dalam negeri. Ini disebabkan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KOMBATAN. Siapa yang boleh dijadikan obyek peperangan dan tidak. Distinction principle. Pasal 1 HR Kombatan..?

PERLINDUNGAN KOMBATAN. Siapa yang boleh dijadikan obyek peperangan dan tidak. Distinction principle. Pasal 1 HR Kombatan..? PERLINDUNGAN KOMBATAN Pasal 1 HR Kombatan..? Distinction principle Siapa yang boleh dijadikan obyek peperangan dan tidak. Dipimpin seorang yang bertanggungjawab atas bawahannya Mempunyai lambang yang dapat

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO 2.1 Masuknya Agama Buddha di Jepang Ketika penyerahan hadiah sebagai simbol dimulainya hubungan diplomatik dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang menginginkan tubuh sehat dan bugar biasanya pasti melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda, mulai dari jenis

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Sugono, 2008). Menurut pendapat Anastasia (2007:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO 2.1 Konsep Feodalisme Pada Zaman Edo Martin (1990 : 165-166) mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani Surat Paulus kepada Titus 1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba Allah dan rasul Kristus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan dimiliki oleh setiap bangsa,oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbeda, walaupun terkadang ada kesamaan seperti halnya kesamaan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari BAB II SEJARAH SAMURAI 2.1 Sengoku Jidai Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi rahasia. Organisasi-organisasi ini, yang disebut Mafia, menjadi suatu organisasi yang sejajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sukses. Pada pertengahan tahun 1990-an, dalam penghitungan pendapatan perkapita

BAB I PENDAHULUAN. sukses. Pada pertengahan tahun 1990-an, dalam penghitungan pendapatan perkapita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang telah terkenal di berbagai belahan dunia sebagai negara maju yang sukses. Pada pertengahan tahun 1990-an, dalam penghitungan pendapatan perkapita dan taraf hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE 2.1 Masyarakat Berkebudayaan Rasa Malu Ruth Benedict dalam Situmorang mengatakan (1995 : 64) bahwa masyarakat Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N B A B P E N D A H U L U A N I 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan utama manusia. Dalam perspektif teologis, makanan bahkan merupakan salah satu casus belli (faktor utama) yang menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Semua orang selalu gemar menonton drama dan film. Pemilihan topik yang

Bab 5. Ringkasan. Semua orang selalu gemar menonton drama dan film. Pemilihan topik yang Bab 5 Ringkasan Semua orang selalu gemar menonton drama dan film. Pemilihan topik yang bervariasi dan menggugah hati orangpun bermunculan setiap saat. Menariknya jalan cerita dari film atau drama seri

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pendidikan etika harus diajarkan dan diterapkan semenjak kecil di dalam keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta keteraturan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh orang Jepang, dengan bahasa Jepang, sesuai dengan gaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh orang Jepang, dengan bahasa Jepang, sesuai dengan gaya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Kata komik diterima secara umum untuk menyebut sastra gambar (Bonneff, 1998:9). Menurut Gravett (2004:8), manga adalah komik

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Rusia dan di

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka merupakan hasil penelaahan terhadap sumber-sumber yang diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan berfikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku bangsa Sabu atau yang biasa disapa Do Hawu (orang Sabu), adalah sekelompok masyarakat yang meyakini diri mereka berasal dari satu leluhur bernama Kika Ga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai bushidoyang ada di Jepang dengan melihat bagaimana nilai ini tetap dapat eksis dalam sistem masyarakat yang ada dan diterapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

Jepang Abad NIHON/NIPPON I Jepang Abad 18-19 NIHON/NIPPON I Sejarah Asia Timur Pendidikan Sejarah Pertemuan 12,13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Email: ariayuliantri@uny.ac.id Abad 18 Shogun ke delapan Eyoshimune, keadaan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH 2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang secara geografis sangat luas wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah sepatutnya Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang sering disebut sebagai Land of three treasures, atau negeri tiga harta. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa seseorang),

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci