KARAKTERISTIK MODEL DETERMINISTIK EKIVALEN TERHADAP PROGRAM STOKASTIK CACAH CAMPURAN TAHAP GANDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK MODEL DETERMINISTIK EKIVALEN TERHADAP PROGRAM STOKASTIK CACAH CAMPURAN TAHAP GANDA"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK MODEL DETERMINISTIK EKIVALEN TERHADAP PROGRAM STOKASTIK CACAH CAMPURAN TAHAP GANDA T E S I S Oleh: IRVAN /MT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

2 KARAKTERISTIK MODEL DETERMINISTIK EKIVALEN TERHADAP PROGRAM STOKASTIK CACAH CAMPURAN TAHAP GANDA T E S I S Untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Matematika pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh: IRVAN /MT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

3 LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis : Karakteristik Model Deterministik Ekivalen Terhadap Program Stokastik Cacah Campuran Tahap Ganda Nama Mahasiswa : Irvan Nomor Pokok : Program Studi : Matematika Menyetujui, Komisi Pembimbing Prof. Dr. Herman Mawengkang Pembimbing-I Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc Pembimbing-II Prof. Dr. Herman Mawengkang Ketua Program Studi Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa. B, M.Sc Direktur SPs USU Tanggal lulus: 2 Juli 2007 i

4 Telah diuji pada : Tanggal 2 Juli 2007 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Herman Mawengkang Anggota : Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc Dr. Sutarman, M.Sc Dra. Mardiningsih, M.Si ii

5 ABSTRAK Dunia saat ini di landa oleh adanya kondisi ketidakpastian yang tinggi, namun pengambilan keputusan tetap harus menentukan keputusan, walau dalam kondisi yang demikian. Persoalan keputusan sering diformulasikan sebagai persoalan optimisasi, jadi dalam berbagai situasi, pengambil keputusan ingin menyelesaikan persoalan optimisasi yang tergantung pada parameter yang tak diketahui. Jika ketidakpastian ini tidak diperhitungkan dalam model penyelesaian, kesalahan besar dapat terjadi apabila hal ini diterapkan. Tentu saja, penyelesaian yang diperoleh dari program optimisasi adalah optimal untuk nilai tertentu dari parameter tak pasti tersebut yang terlibat dalam pengambilan keputusan dapat jauh dari optimal atau bahkan tak layak. Perencanaan jangka menengah dan jangka panjang merupakan hal yang esensi terhadap suksesnya bisnis dan manajemen proyek. Dalam hal ini, persoalan dapat di bagi menjadi taha-ganda, biasanya ditinjau dari segi waktu. Karena banyak data yang tak tersedia pada tahap perencanaan, keputusan harus lentur untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi. Program stokastik merupakan alat yang ampuh untuk memodelkan persoalan perencanaan jangka menengah dan jangka panjang, di mana terdapat ketidakpastian dalam data. Namun model tidaklah well defined, karena adanya vektor acak muncul dalam model untuk merepresentasikan ketidakpastian. Pada tesis ini membicarakan tentang memodifikasi program stokastik cacah-campuran tahap-ganda menjadi model deterministik ekivalen. iii

6 ABSTRACT Currently, the world has been uncertainly condition; however the decision maker has to make a decision. These decision problems in general are formulated as an optimization problem; the optimization problem should be solved. If the parameter of the problem are uncertain then we need a tool to solve it, otherwise the result would be bias. Medium to long term planning in busmen are essential for the succeed of a busmen and management project. Stochastic programming is an important tool in medium to long term planning where there are uncertainties in the data. In this thesis, we consider multi-stage mixed integer stochastic programming model. The model is not well defined, since there are random vectors imposed in the model to present the uncertainties, of the model parameter. There fore a revision of the modeling is necessary, leading to so-called deterministic equivalents of the original model. This thesis discusses about how to get the deterministic equivalent model. iv

7 KATA PENGANTAR Tesis ini berjudul Karakteristik Model Deterministik Ekivalen terhadap Program Stokastik Cacah Campuran Tahap Ganda. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Matematika, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Dari hasil temuan penelitian ini diharapkan akan memperoleh sebuah model untuk mengubah program stokastik cacah campuran tahap ganda (multi-stage stochastic mixed integer programming) menjadi model deterministik ekivalen. Penulis sangat sadar bahwa tesis ini jauh dari sempurna. Namun harapan penulis, semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya penelitian di bidang operasi riset. Saran dan kritik yang bersifat konstruksi sangat diharapkan untuk kesempurnaan hasil penelitian ini. Medan, Juni 2007 Penulis, Irvan v

8 UCAPAN TERIMA KASIH Segenap puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir dan batik kepada diri penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Tesis ini berjudul Karakteristik Model Deterministik Ekivalen terhadap Program Stokastik Cacah Campuran Tahap Ganda. Tesis ini merupakan persyaratan tugas akhir pada Program Studi Matematika SPs Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.Ak., Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., ketua Program Studi Magister Matematika SPs Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Herman Mawengkang, sekretaris Program Studi Magister Matematika SPs Universitas Sumatera Utara Dr. Saib Suwilo, M.Sc., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Matematika di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Herman Mawengkang dan Dr. Opin Salim Sitompul M.Sc., atas bimbingan, bantuan dan perhatian yang diberikan selama penulisan dan penyelesaian tesis ini. Selanjutnya terima kasih yang dalam penulis sampaikan kepada para dosen yaitu: Dr. Saib Suwilo, M.Sc., Dr. Sutarman, M.Sc., Drs. Open Darnius, M.Sc., Drs. Marwan Harahap, M.Eng, Drs. Sawaluddin, MIT., Dra. Mardiningsih, M.Si., dan Dra. Esther Nababan, M.Sc., yang telah banyak memberikan masukan ilmu pengetahuan dalam bidang operasi riset (OR). vi

9 Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan ke-empat tahun 2005/2006 program studi Magister Matematika SPs Universitas Sumatera Utara atas kerjasama dan kebersamaan dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi selama perkuliahan, sehingga tugas-tugas bersama dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih saya sampaikan kepada saudari Misiani, S.Si., selaku staf Administrasi program studi Magister Matematika SPs Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis. Khususnya kepada Ayahanda Ismail dan Ibunda Wagiyem serta mertua Ibunda Hj. Ummi Kalsum yang telah melimpahkan dukungan finansial, spritual dan material yang tak terhingga kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan Magister Sains. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta Rabiah Adawi, S.Pd., M.Hum serta ananda tersayang Alisya Irvi Salsabila dan Jihan Irvi Safirah yang banyak memberikan pengertian dan pengorbanan dari masa kuliah sampai pada penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih yang terakhir penulis sampaikan kepada seluruh keluarga dari pihak penulis dan pihak istri yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam ucapan terima kasih ini, yang telah memberikan perhatian dan dorongan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Akhirnya penulis hanya dapat memohon kehadirat Allah SWT, semoga jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini, mendapat balasan yang setimpal amin. Medan, Juni 2007 Penulis, Irvan vii

10 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN i ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI iii iv v vi viii BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kontribusi Penelitian Metodologi Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Formulasi Program Stokastik Model dan Analisa Kuantitatif dari Persoalan Stokastik dengan Kendala Berpeluang Deterministik Ekivalen Persoalan Program Stokastik dengan Kendala Berpeluang viii

11 2.4. Model Persoalan Program Stokastik Dua Tahap PROGRAM STOKASTIK Pengertian Program Stokastik Program Stokastik Dua Tahap Pengertian Dasar Program Stokastik Tahap Ganda Ilustrasi Program Stokastik PEMBAHASAN Program Stokastik : Formulasi Umum Formulasi Ekivalen Deterministik Formulasi Deterministi Ekivalen Program Stokastik Cacah Campuran Proses Formulasi KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA ix

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model program stokastik merupakan formulasi ulang atau perluasan dari masalah optimisasi dengan parameter random (acak). Untuk pembicaraan tentang pendekatan program stokastik integer, perlu dideskripsikan sebuah model yang akan/dapat memberikan sifat-sifat matematika yang relevan. Perhatikan masalah optimasasi berikut. mincx x kendala Ax = b Tx =h x X dimana X R n nonnegatif dan kemungkinan adanya kendala bulat dengan variabel keputusan x. Sebagai tambahan, untuk m 1 kendala deterministik Ax = b, terdapat m kendala Tx =h, dimana parameter T dan h tergantung pada informasi yang hanya tersedia sesudah variabel keputusan x dibuat. Pendekatan program stokastik untuk masalah ini adalah dengan mengasumsikan bahwa ketidakpastian ini dapat dimodelkan oleh variabel random (acak) yang berdistribusi peluangnya diketahui, memformulasi ulang model yang diperoleh dan menjadikan masalah optimisasi agar terdefenisi dengan baik. Sebuah kelas yang penting pada program stokastik dikenal sebagai model 1

13 2 recourse yang diperoleh dengan mengikuti tambahan atau keputusan recourse sesudah pengamatan variabel random (T, h). Model recourse adalah dinamik (berubah-rubah): waktu yang dimodelkan secara diskrit dalam bentuk tahapantahapan, sesuai dengan informasi yang tersedia. Jika semua ketidakpastian tidak diselesaikan, model recourse menjadi dua tahapan yaitu : sekarang dan akan datang. Diberikan variabel keputusan tahap satu x untuk setiap kemungkinan realisasi q, T, h dari q, T, h, ketidaklayakkan h T x dihilangkan untuk meminimalkan biaya oleh pemilihan keputusan tahap kedua sebagai penyelesaian optimal dari masalah tahap kedua minqy y kendala Wy = h Tx y Y dimana q adalah vektor biaya unit recourse (random), matriks recourse W tertentu dengan teknologi tersedia, dan himpunan Y R n 2 + adalah didefinisikan analog dengan X. Akan menggunakan ξ =(q, T, h) untuk menotasikan objek acak yang random dalam masalah ini. Nilai fungsi dari masalah tahap kedua, khususnya biaya recourse minimal sebagai sebuah fungsi dari keputusan tahap pertama x dan realisasi ξ, akan dinotasikan oleh v(x, ξ)); ekspetasi Q(x) := E ξ [v(x, ξ)] menyatakan biaya recourse rata-rata yang berkaitan dengan keputusan tahap pertama x. Sehingga model recourse tahap kedua adalah : mincx + Q(x) x kendala Ax = b x X dimana fungsi tujuan cx + Q(x) menyatakan total biaya rata-rata dari variabel

14 3 keputusan x. 1.2 Perumusan Masalah Perencanaan jangka menengah dan jangka panjang merupakan hal yang esensi terhadap suksesnya bisnis dan manajemen proyek. Dalam hal ini, problem dapat dibagi menjadi tahap-ganda yang biasanya ditinjau dari segi waktu. Karena banyak data yang tak tersedia pada tahap perencanaan, keputusan harus dapat mengantisipasi kejadian yang mungkin. Program stokastik merupakan alat yang ampuh untuk memodelkan persoalan perencanaan jangka menengah dan panjang, dimana terdapat ketidakpastian dalam data. Namun model tidaklah well defined, karena adanya vektor acak yang terdapat dalam model untuk mempresentasikan ketidakpastian. Dengan demikian, perlu dibentuk sebuah model ekivalen deterministik dari model stokastik tersebut. Penelitian ini akan membahas tentang proses pembentukan model deterministik dan karakteristik matematis dari model yang dihasilkan. 1.3 Tujuan Penelitian Mengajukan sebuah model untuk mengubah program stokastik cacah campuran tahap-ganda (Multi-stage Stochastic Mixed-Integer Programming) menjadi model deterministik ekivalen. 1.4 Kontribusi Penelitian Diperolehnya sebuah metode untuk menyelesaikan persoalan keputusan dan perencanaan yang mengandung ketidakpastian yang sering muncul dalam berbagai bidang aplikasi, seperti : energi, finansial, pertanian, lingkungan, dan ekonomi.

15 4 1.5 Metodologi Penelitian Pada tesis ini akan dikaji karakteristik model deterministik ekivalen terhadap program stokastik cacah campuran tahap ganda. Langkah awal dibahas mengenai konsep dasar program stokastik, kemudian stokastik dua tahap yang bertujuan mengeneralisasi program stokastik tahap ganda dengan recourse. Selanjutnya dibahas penentuan model deterministik tahap ganda dan kemudian model program stokastik cacah campuran tahap ganda. Pada bagian akhir dibahas metode pembentukan model deterministik untuk persoalan tahap ganda dengan recourse.

16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bentuk dan model operasional dalam proses industri sering dicirikan oleh ketidakpastian pada parameter (Sahinidis, 2004). Salah satu pendekatan untuk persoalan dengan ketidakpastian ini adalah menggunakan program stokastik cacah (Birge dan Louveaux, 1997). Sebagai contoh, Sand dan Engell (2004), dan Engell et.al. (2004) mengajukan program stokastik cacah dua tahap linear untuk penjadwalan online pada perencanaan berbagai produk dibidang industri. Mereka menerapkan algoritma dekomposisi skenario rigorous yang diajukan oleh Care dan Schultz (1999), yang telah membentuk penyelesaian dengan kualitas tinggi dalam waktu perhitungan yang layak. Fokusnya adalah pada pembentukan batas bawah dari penyelesaian optimal yang lebih baik pada pembentukan penyelesaian yang layak. Sebagai alternatif yang lain, Till et.al. (2005) mengusulkan algoritma stokastik untuk menyelesaikan program stokastik cacah linier dua tahap yang didasarkan pada pentahapan dekomposisi menggunakan algoritma evalutionary yang dikombinasi dengan metode pada program matematika. Pada dasarnya, algoritma rigorous melakukan sebuah enumerasi implisit dari semua penyelesaian pada saat stokastik didasarkan pada Randomized Metaheuristics. 2.1 Formulasi Program Stokastik Program stokastik dua-tahap menggambarkan persoalan optimisasi, dalam mana beberapa keputusan mempunyai ketidakpastian dalam parameter model dan sisa keputusan lain yang didapat dengan ketidakpastian dapat direalisasikan. 5

17 6 Apabila ketidakpastian digambarkan oleh skenario ω = 1,, Ω yang berhingga banyaknya dengan peluang π w, program deterministik ekivalen dari masalah optimisasi linier dengan bentuk perluasan yang diajukan oleh Birge dan Louveaux (1997) adalah z = min{c T x + Ω π ω q T x,y ω ωy ω Ax b,t ω x + W ω y ω h ω, ω=1 x X,y ω Y, ω = 1,, Ω} (2.1) Variabel yang ditentukan untuk tahap kesatu dan tahap kedua adalah x dan y ω, yang berada pada himpunan polyhedral X dan Y. Keputusan tahap pertama (kesatuan) x menyatakan keputusan sekarang ini (waktu sekarang) yang diterapkan tanpa memperhatikan perkembangan mendatang dan akan identik (sama) untuk setiap skenario. Himpunan keputusan tahap kedua y ω menyatakan recourse yang pada skenario dan berkaitan dengan realisasi dari q ω,h ω,t ω dan W ω. Tujuannya adalah untuk meminimumkan biaya tahap pertama ditambah biaya tahap kedua yang diharapkan. Persoalan (2.1) dapat dituliskan sebagai bentuk perluasan dari program deterministik ekivalen yang diajukan oleh Birge dan Louveaux (1997) adalah z = min x {c T x + Ω π ω Q ω (x) Ax b,x x} (2.2) ω=1 dimana Q ω (x) adalah fungsi nilai tahap kedua yang didefinisikan oleh Q ω (x) = min {q T mathbfy ω ωy ω W ω y ω h ω T ω x,y ω Y } (2.3) Apabila semua variabel tahap kedua adalah kontinu, yaitu Y R n 2 +, fungsi nilainya adalah fungsi konveks linear sepotong-sepotong pada x. Dalam program stokastik cacah tahap kedua, subset dari variabel tahap kedua adalah subjek untuk persyaratan integrality yaitu Y Z n 2 + R n 2 +. Sehingga fungsi nilainya adalah non-konveks secara umum dan non-differentiable pada x, dan memiliki sifat-sifat yang sama dengan fungsi nilai pada program bilangan cacah seperti yang diajukan

18 7 oleh ((Birge dan Louveaux, 1997), (Care dan Tind, 1998), dan (Nemhauser dan Wolsey, 1999)). Pendekatan yang paling sederhana untuk menyelesaikan persoalan (2.1) adalah memperhatikan (memandang) persamaan tersebut sebagai sebuah program linear cacah campuran monolithic berskala besar dan menggunakan software komersil yang standat, misalnya software CPLEX seperti yang diajukan oleh CPLEX (2002). Matriks kendala pada persoalan (2.1) menunjukkan sebuah karakteristik struktur block-angular (lihat gambar 1) yang diterima dengan pendekatan dekomposisi. Ketika Y R n 2 +, struktur ini bersama dengan sifat-sifat konveksitas dari Q ω (x) dimanfaatkan oleh pendekatan dekomposisi yang sesuai, yang sama dengan metode rigorous L-Shaped seperti yang diajukan oleh Birge dan Louveaux (1997). Ketika tahap kedua mensyaratkan variabel cacah non-konveksitas dari fungsi nilai mencegah secara efisien penggunaan metode ini, untuk kasus secara umum dari cacah campuran tahap pertama dan tahap kedua, dual decomposition algorithm oleh Care dan Shultz (1999) dipertimbangkan untuk menyelesaikan program stokastik cacah linear dua tahap yan diajukan oleh Sahinidis (2004). Penelitian baru mengenai algoritma untuk program stokastik cacah campuran linear dua tahap dapat ditemukan di dalam Louveaux dan Schultz (2003). Gambar 1 :a) Struktur kendala program stokastik dua tahap, b) Dekomposisi skenario, dan c) Dekomposisi dengan tahapan (cara bertahap)

19 8 2.2 Model dan Analisa Kuantitatif dari Persoalan Stokastik dengan Kendala Berpeluang Penyelesaian dari program stokastik dengan masalah kendala berpeluang dapat didefinisikan sebagai deterministik atau vektor acak, bergantung pada deterministik atau probabilistik, karakteristik dari masalah keacakan parameter murni atas strategi campuran. Andaikan terdapat persoalan program stokastik linear dengan kendala berpeluang berikut : maxz = maxcx { } n P a ij x j b i α i ; 0 α i 1, i = 1, 2,, m j=1 x j 0, j = 1, 2,, m (2.4) dimana (a ij ) adalah matriks deterministik, vektor b = (b i ) dan c = (c j ) adalah acak. Persoalan (2.4) dapat direduksi menjadi persoalan program linear deterministik : Max Z = max cx Ax b x 0 dimana c adalah ekspektasi matematika dari vektor c dan vektor b yang ditentukan sebagai berikut : Andaikan ϕ(b 1, b 2,, b m ) adalah distribusi kepadatan bersama dari komponen vektor acak b(w) dan ϕ i (b i ) adalah distribusi kepadatan komponen vektor b(w) yang ke-i, yaitu : ϕ(b i ) = + + (m 1) ϕ(b 1, b 2,, b m ) db k k i

20 9 Jika ϕ i (b i ) diketahui, maka dapat ditentukan b i sehingga akan dipenuhi oleh : + ϕ i (b i )db i = α i ; i = 1, 2,, m (2.5) Jika persamaan (2.5) mempunyai banyak penyelesaian, maka dipilih b i yang merupakan akar terbesar. Sehingga bentuk ( n ) P a ij x j b i α i j=1 akan ekivalen dengan pertidaksamaan n a ij x j b i j=1 dimana b i diperoleh dari persamaan (2.5). Akibatnya program stokastik pada persamaan (2.4) ekivalen dengan persoalan program linear deterministik maxz = max cx ax b (2.6) x 0 dimana c = E(c(w)); b = ( b 1, b 2,, b m ). Pembahasan yang lebih detail mengenai hal di atas dikerjakan oleh Kolbin(1968). Pada pekerjaan yang diajukan oleh Soldatov (1965), Soldatov (1966a), Soldatov (1966b) telah dibahas persoalan maksimisasi fungsi tujuan cx pada himpunan S α yang diasumsikan elemen konstanta matrik A = (a ij ) dan komponen vektor b(w) yang berdistribusi uniform. Ben-Israel (1961) membahas masalah dual untuk persoalan kendala berpeluang miny b P(Y A c) β Y 0

21 10 dimana A adalah matriks deterministik, tetapi penyelesaian Y menyatakan vektor deterministik. Judin (1974) membahas persoalan (2.4) yang diinvestiasi, dengan matriks A = (a ij ) dan komponen elemen vektor b = (b i ) adalah bernilai acak yang berdistribusi normal idependen bersama. 2.3 Deterministik Ekivalen Persoalan Program Stokastik dengan Kendala Berpeluang Kataoka (1963) mengajukan metode penyelesaian untuk masalah maxf P {c(w)x f} = β P {a i x b i (w)} α i ; i = 1, 2,, m (2.7) x 0, w Ω persoalan di atas diselesaikan dengan menggunakan beberapa asumsi, sehingga bentuknya dapat direduksi menjadi persoalan program linear konveks deterministik. Efektifitas dari penggunaan deterministik ekivalen untuk menganalisis persoalan program stikastik dengan kendala berpeluang adalah bergantung pada bentuk ekivalennya yaitu menjadi persoalan program linear atau konveks. Miller dan Wagner (1965) menyelidiki beberapa bentuk persoalan program stokastik dengan kendala berpeluang, dimana deterministik ekivalennya merupakan persoalan program konveks. Kolbin (1968) mengkaji persoalan program stokastik dengan kendala peluang berbentuk maxf 0 (x) P {f i (x) 0} α i ; i = 1, 2,, m (2.8)

22 11 Deterministik ekivalen untuk (2.8) akan berbentuk maxf 0 (x) F ix (g i (x)) = α i, i = 1, 2,, m (2.9) g i (x) 0, i = 1, 2,, m dimana vektor x adalah deterministik dan g(x) = {g i (x),, g m (x)}. Pada kasus fungsi distribusi kontinu deterministik ekivalen untuk (2.8) akan berbentuk max f 0 (x) F 1 ix (α i) 0, i = 1, 2,, m (2.10) Kolbin (1997) juga mengkaji persoalan lain yang berbentuk maxf 0 (x) P {f(x) 0} α (2.11) Deterministik ekivalen untuk (2.11) akan berbentuk max f 0 (x) F x (g(x)) = α (2.12) g(x) 0 dimana vektor x dan g(x) adalah deterministik. Symonds (1967) mengajukan teorema yang berkaitan dengan persamaan (2.11) dan (2.12) yaitu : Teorema 2.1 : Jika kombinasi fungsi distribusi F(x) dari komponen vektor acak f(x) = {f 1 (x),, f m (x)} adalah kontinu terhadap tiap-tiap x, persoalan (2.12) adalah merupakan deterministik ekivalen terhadap persoalan stokastik (2.11). Untuk menyelesaikan persoalan terapan digunakan algoritma komputasi dan program mesin pada beberapa kasus, dimana deterministik ekivalen untuk program stokastik dinyatakan dalam program linear dan program konveks (Kolbin,

23 ). Wessel (1967) memberikan jaminan kasus konveksitas fungsi tujuan dan domain dari definisi untuk persoalan deterministik ekivalen pada bermacam-macam model stokastik. Pendekatan numerik yang lain, program konveks pada ruang Hilbert dapat digunakan untuk penyelesaian program stokastik konveks (Kolbin, 1968). 2.4 Model Persoalan Program Stokastik Dua Tahap Banyak persoalan perencanaan dan manajemen resiko dengan ketidakpastian diselesaikan dengan program stokastik dua tahap. Persoalan stokastik dengan kompensasi perbedaan pada sistem dengan kendala mempunyai banyak aplikasi dari pada program stokastik yang lain (Kolbin, 1968). Penyelesaian program stokastik dua tahap berisi vektor deterministik dan vektor acak. Tahap pertama pada penyelesaian masalah, rencana persiapan deterministik telah dibuat. Vektor acak pada penyelesaian berkaitan untuk rencana perbedaan kompensasi, yang pada umumnya muncul setelah spesifikasi dari parameter pada persoalan tahap kedua. Andaikan terdapat persoalan program matematika berikut (Kolbin, 1968) { } mine w (c(w), X) + min(h, Y (w)) x y kendala A 0 X = B 0 A(w)X + D(w)Y (w) = B(w), w Ω X 0, Y (w) 0 (2.13) dimana H adalah sebuah vektor pinalti yang bergantung pada nilai komponen dari vektor Y (w) yang merupakan kompensasi perbedaan. E adalah notasi dari ekspektasi matematika.

24 13 Teorema 2.2 : Deterministik ekivalen untuk persamaan (2.13) adalah merupakan persoalan program konveks, pernyataan selanjutnya menyediakan teori dasar untuk menkonstruksi pendekatan numerik dari penyelesaian program dua tahap. Sebagai pertimbangan metode penyelesaian persoalan dua tahap kita perlu menggunakan relasi fungsi dasar untuk fungsi konveks F(µ) pada titik µ 0 M, untuk fungsi linear L, jika F(µ)F(µ 0 ) (L, µ, µ 0 ) untuk setiap µ M. Pembahaan dan pembuktian teorema ini dilihat pada Judin (1974) dan Kall (1966) Teorema 2.3 : (Kolbin, 1968) : Fungsi E{C Z (A, B, X 0 )A} = {c(w)z [A(w), B(w), X 0 ]A(w)}dp Ω adalah dasar untuk fungsi objektif dari persoalan deterministik ekivalen pada titik X 0 k. Kall (1966) menyatakan jika ukuran peluang pada ruang A, B adalah kontinu absolut relatif terhadap ukuran lebesque pada ruang A, B dan kondisi tertentu dipenuhi maka fungsi objektif (x) dari persoalan deterministik ekivalen adalah defferensiabel kontinu dimana-mana pada himpunan k untuk keperluan investisi kondisi optimalitas dari rencana x untuk persoalan tahap pertama diperlukan vektor Cx = E[CZ (A, B, X)A] dan bentuk linear L x1 = (C x1, X) = E[C Z (A, B, X)A]X. Judin (1974) telah memformulasi kondisi perlu dari optimalitas pada rencana deterministik X di dalam persoalan program stokastik dua tahap. Kolbin (1968) mengajukan teorema mengenai rencana deterministik untuk persoalan tahap ganda yaitu; Teorema 2.4 : Jika X adalah rencana deterministik untuk persoalan tahap

25 14 ganda maka untuk setiap X k berlaku : L x (X ) L x (X) Selanjutnya diberikan teorema mengenai kondisi cukup dan kondisi perlu untuk optimalitas rencana persoalan program stokastik dua tahap yaitu : Teorema 2.5 : Jika X adalah titik internal dari himpunan k, tetapi sebuah fungsi tujuan (x) dari persoalan deterministik ekivalen terhadap persoalan dua tahap menjadi deffrentiabel pada neighbourhood pada titik X. Maka persoalan dual untuk persoalan tahap kedua mempunyai sebuah penyelesaian Z (Z, B, X ) sedemikian hingga C x = E[C Z (A, B, X )A] = 0 jika dan hanya jika X adalah sebuah penyelesaian persoalan dua tahap. Pembahasan lebih rinci dari teorema ini dapat di lihat pada Judin (1974).

26 BAB 3 PROGRAM STOKASTIK 3.1 Pengertian Program Stokastik Persoalan keputusan dapat dimodelkan dengan menggunakan program matematik, tujuannya adalah untuk menentukan nilai maksimum atau minimum. Keputusan yang dihasilkan bergantung kepada kendala yang dibatasi oleh sumber dana, persyaratan minimum dan lain-lain. Keputusan dinyatakan oleh variabel berupa bilangan cacah atau nonnegatif. Sebagai contoh dari persoalan data termasuk biaya perunit, rata-rata produksi, penjualan atau kapasitas. Andaikan keputusan dinyatakan dengan variabel (x 1, x 2,, x n ). Sebagai contoh x i menyatakan produksi ke-i dari n produk. Bentuk umum program matematikanya adalah : min Z = f(x) kendala f i (x) b i, i = 1, 2,, n (3.1) x 0, x X dimana X adalah himpunan bilangan real non negatif. Program stokastik adalah sebuah nama yang menyatakan program matematika yang dapat berupa linear, cacah, cacah campuran, non linear dengan menampilkan elemen stokastik pada data. Sehingga program stokastik dapat dinyata bahwa : a. Pada program matematika deterministik, data adalah bilangan-bilangan 15

27 16 yang diketahui. b. Pada program stokastik, data merupakan bilangan tidak pasti yang disajikan sebagai distribusi peluang. Program stokastik adalah merupakan program matematika, dimana beberapa data yang termuat pada tujuan atau kendala mengandung ketidakpastian, ketidakpastian biasanya dicirikan oleh distribusi peluang pada parameter. Walaupun ketidakpastian didefinisikan dengan tepat, tetapi pada prakteknya diberikan beberapa skenario yang spesifik dan distribusi peluang gabungan yang cepat. Ada dua model dalam permasalahan program stokastik, yaitu : 1. Recourse Models (Model Rekursif) 2. Probabilistically Constrained Models (Model Kendala Berpeluang) Dalam persoalan program stokastik adalah membuat sebuah keputusan sekarang dan meminimumkan biaya rata-rata harapan sebagai konsekuensi dari keputusan, paradigma ini dikenal sebagai model recourse. Andaikan x adalah vektor keputusan yang diambil, dan y(w) adalah sebuah vektor keputusan yang menyatakan aksi terbaru atau konsekuensi dari x. Himpunan berbeda yang berisi y akan dipilih dari tiap-tiap hasil yang mungkin dari w. Formulasi dua tahapnya adalah min h 1 (x) + E[h 2 (y(w), w)] kendala g 1 (x) 0,, g m (x) 0 f 1 (x, y(w)) 0, w W.. (3.2) f k (x, y(w)) 0, w W x X, y(w) Y

28 17 dimana himpunan kendala f 1, f 2,, f k, menggambarkan hubungan antara keputusan tahap pertama x dan keputusan tahap kedua y(w). Dicatat bahwa dipersyaratkan tiap-tiap kendala dipenuhi dengan peluang 1, atau untuk setiap w W yang mungkin. Fungsi h 2 merupakan penyelesaian yang sering muncul dari persoalan matematika. Tidak dibutuhkan untuk membuat korelasi yang berubahubah (recourse) untuk keputusan tahap pertama, perlu untuk dibuat korelasi yang terbaik. Untuk persoalan tahap ganda, pengaruh keputusan sekarang akan ditunggu untuk beberapa ketidakpastian yang diselesaikan kembali (direalisasikan), sehingga pembuatan keputusan yang lain didasarkan pada apa yang terjadi. Tujuannya adalah untuk meminimumkan biaya yang diharapkan dari semua keputusan yang diambil. Pada beberapa kasus, dapat digunakan suatu model yang lebih tepat untuk mencoba menentukan sebuah keputusan, yang mana keputusan tersebut dijamin oleh himpunan kendala yang akan dipenuhi oleh sebuah peluang tertentu. Model umum dengan kendala berpeluang disebut probabilistically constrained models yang dirumuskan sebagai berikut : min Z = f(x) kendala P[g 1 (x) 0 g m (x) 0] α h 1 (x) 0 (3.3) h 2 (x) 0 x X 3.2 Program Stokastik Dua Tahap Banyak persoalan perencanaan dan manajemen yang mengandung resiko

29 18 dan ketidakpastian dibahas dan diselesaikan dengan program stokastik dua tahap. Persoalan stokastik dengan kompensasi dari divergensi pada sistem dengan kendala mempunyai aplikasi yang lebih banyak dari pada model program yang lain. Penyelesaian persoalan program stokastik dua tahap berisi vektor acak dan vektor deterministik. Pada tahap pertama, penyelesaian persoalan rencana awal deterministik akan dibuat. Pembentukan rencana awal deterministik dilakukan sebelum kondisi acak dari persoalan ditentukan. Sebuah vektor acak pada penyelesaian persoalan yang sesuai digunakan untuk merencanakan kompensasi divergensi, spesifikasi parameter dari persoalan akan muncul pada tahap kedua. Tujuan dari manager pada persoalan di atas adalah meminimum nilai rata-rata biaya, yang mana tidak hanya termasuk pengeluaran pada tahap perencanaan pendahuluan tetapi juga pada tahap kedua yang diperlukan untuk mengkompensasi pada divergensi di dalam sistem kendala persoalan. Jika persoalan program stokastik dengan model dua tahap dapat diselesaikan maka pemilihan dari rencana awal deterministik akan menjamin keberadaan (eksistensi) vektor acak di dalam kompensasi untuk sistem yang divergen. Andaikan terdapat persoalan berikut : min(c, X) (3.4) A 0 X = B 0 (3.5) AX = B (3.6) X 0 (3.7) dimana C = {c j }, j = 1, 2,, m

30 19 B = (b i ), i = 1, 2,, m B 0 = (b 0 k ), k = 1, 2,, m A 0 = a 0 kj, k = 1, 2,, m, j = 1, 2,, n A = a ij, i = 1, 2,, m; j = 1, 2,, n Andaikan elemen dari matriks A = A(ω), vektor B = B(ω) dan C = C(ω) bernilai acak. Maka untuk proses penyelesaian dari persoalan ( ) akan dibagi menjadi dua tahpan, sebelum pengamatan dari parameter acak pada kondisi dari tahap pertama dipilih rencana non-negatif deterministik X 0 yang memenuhi kondisi (3.5). pada tahap kedua ditentukan spesifikasi ω 0 dari setiap kejadian acak yang bersamaan (sesuai) dengan nilai A(ω 0 ) dan B(ω 0 ). Hitung divergensi B(ω 0 )A(ω 0 )X 0 yang muncul pada kondisi (3.6) setelah realisasi ω 0 Ω. Definisikan vektor kompensasi divergensi Y 0 yang sesuai dengan hubungan berikut D(ω 0 )Y (ω 0 ) = B(ω 0 )A(ω 0 )X 0 (3.8) dimana D = d il, i = 1, 2,, m; l = 1, 2,, n 1 adalah sebuah matriks kompensasi yang berisi elemen acak. Sehingga diasumsikan bahwa realisasi acak ω yang diamati pada tahap kedua tidak bergantung pada pemilihan rencana pendahuluan X 0. Perhatikan persoalan program matematika berikut : Tentukan vektor X berdimensi n dan vektor Y (ω) berdimensi n 1, ω Ω. Yang menghasilkan dengan kendala min X E ω{(c(ω), X) + min(h, Y (ω))} (3.9) Y A 0 X = B 0 (3.10) A(ω)X + D(ω)Y (ω) = B(ω), ω Ω (3.11)

31 20 X 0, Y (ω) 0 (3.12) H adalah vektor penalty yang bergantung pada nilai kompoinen dari vektor Y (ω) yang mana merupakan kompensasi divergensi. E adalah notasi ekspekstasi matematika setelah ditentukan rencana awal X 0, dipilih komponen vektor Y (ω) dengan cara menjamin penalty minimum untuk kompensasi divergensi pada kondisi dari persoalan. Dengan kata lain, setelah ditentukan vektor X 0, perlu menyelesaikan persoalan { } min (H, Y (ω)) D(ω)Y (ω) = Y B(ω)A(ω)X0, Y (ω) 0 (3.13) Persoalan (1.13) akan menpunyai banyak rencana, vektor Y (ω) tidak dapat ditentukan pada tiap ω Ω yang menjamin penemuan kondisi (3.11). Persoalan (3.9)(3.12) dikenal sebagai persoalan program stokastik dua tahap dan persoalan (3.13) adalah persoalan tahap kedua. Model dan pendekatan dari penyelesaian persoalan program stokastik dua tahap dapat digunakan untuk perspektif perencanaan dan operasional manajemen, karena selalu terdapat keacakan yang mempengaruhi yang sudah direncanakan pada sistem manajemen (pelaksanaan). Model dua tahap juga kurang sensentive terhadap perubahan pada parameter dari kondisi persoalan, yang menyebabkan lebih stabil. Akibatnya vektor dapat diterima untuk rencana tahap pertama yang diperlukan untuk setiap ω Ω, terdapat vektor Y 0 sedemikian hingga D(ω)Y (ω) = B(ω)A(ω)X (3.14) Andaikan kendala tambahan yang disebutkan secara implisit pada (3.14) muncul pada tahap kedua dari persoalan yang dihasilkan; dan andaikan kondisi yang ditentukan pada vektor non-negatif X dari persamaan (3.10) sudah ditentukan.

32 21 Andaikan himpunan K 1 = {X : A 0 = B 0, X 0} didefinisikan oleh kendala yang sudah ditentukan tetapi K 2 = {X : ω Ω, Y 0, A(ω)X = B(ω)D(ω)Y (ω)} didefinisikan oleh kendala yang dihasilkan. Maka himpunan K = K 1 K 2 adalah himpunan vektor X yang layak memenuhi persoalan (3.9)- (3.12). Jika X K, maka vektor X memenuhi kendala yang sudah ditentukan A 0 X = B, X 0 dan sampoai itu, persoalan tahap kedua (3.6) akan memiliki banyak rencana. Untuk perhitungan lanjutan diperlukan hasil berikut : Teorema 3.1. Himpunan K dengan vektor X pada persoalan program stokastik dua tahap adalah konveks. Bukti : K = K 1 K 2 tetapi K 1 = {X : A 0 = B 0, X 0} adalah konveks. Definisikan untuk ω Ω yang ditentukan pada himpunan K 2ω = {X Y (ω) 0} sedemikian hingga A(ω)X = B(ω)D(ω)Y (ω) adalah konveks. Hal ini menyatakan bahwa K 2 = ω Ω K 2ω dan K = K 1 K 2 adalah himpunan konveks sebagi pertolongan himpunan konveks. 3.3 Pengertian Dasar Program Stokastik Tahap Ganda Persoalan program stokastik dinamik digeneralisasi oleh kasus dua tahap. Banyak persoalan praktis yang berupa perencanaan, perancangan dan manajemen tidak dapat digambarkan dengan bantuan model statis. Untuk model bertujuan, metode program stokastik tahap ganda seringkali digunakan. Model program stokastik tahap ganda dan metode untuk realisasi secukupnya bergantung pada informasi mengenai nilai parameter di dalam kondisi persoalan, dimana memiliki waktu untuk membuat keputusan selanjutnya. Persoalan dinamik dari tiap-tiap

33 22 tahap berurutan disyaratkan untuk melengkapi kompensasi divergensi yang dikondisikan oleh kondisi realisasi persoalan dan oleh pembuatan keputusan tercepat dari tahap sebelumnya. Pada masalah yang lain, disyaratkan bahwa tiap-tiap tahap peluang yang memenuhi kendala tidak melebih nilai tertentu yang diberikan sebelumnya atas ekspektasi matematika pada fungsi dari divergensi di dalam kondisi yang dibatasi oleh bilangan yang diberikan atau nilai dari fungsi pada parameter acak yang direalisasikan pada tahap sebelumnya. Persoalan dinamik akan memiliki salah satu bentuk yaitu : tidak dapat dikondisikan, kondisi probabilistik atau kendala statistik. Untuk persoalan dinamik dengan kendala tidak dapat dikondisikan, karakteristik keputusan adalah membuat pada basis informasi mengenai distribusi yang dikombinasikan oleh parameter acak dari kondisi pada semua tahapan. Pada persoalan dinamik dengan kondisi dua kasus kendala dapat dibedakan menjadi : (a) momen pembuatan keputusan hanya realisasi dari parameter acak pada tahap sebelumnya yang diperkirakan diketahui dan (b) momen pembuatan keputusan melengkapi informasi yang tersedia mengenai realisasi parameter acak yang dinyatakan dengan tahapan, tetapi nilai dari parameter acak pada tahapan berurutan tidak diketahui. Penyelesaian optimal untuk persoalan program stokastik dinamik dapat diperoleh dengan strategi murni atau campuran. Pada komponen kasus akhir dari penyelesaian atau karakteristik statistik dari distribusi yang memberikan penyelesaian akan bergantung pada nilai parameter acak di dalam kondisi persoalan, yang direalisasikan oleh momen pembuatan keputuan Untuk perhitungan selanjutnya dalam analisis persoalan program stokastik tahap ganda, didefinisikan konsep yang diberikan berikut ini. Andaikan terdapat

34 23 tahap ke-i yaitu Ω i, i = 0, 1,, n untuk beberapa ruang kejadian elementer ω i, dimana Ω 0 berisi satu elemen ω 0. Andaikan Ω k adalah descartian product Ω i, i = 1, 2,, k, ω k = (ω 1,, ω k ), Ω n = Ω dan andaikan pada Ω diberikan ukuran probabilistik p yang didefinisikan dengan cara : jika A Ω k maka p k (A) = p(a Ω k+1 Ω n ). Diperkenalkan ruang probabilistik (Ω, Σ, P) dengan Σ berkaitan dengan σ-algebra, definisikan P k sebagai kondisi ukuran probabilistik pada Ω k. Untuk sembarang A Ω k, B Ω k 1. P k (A ω k 1 B) = P k(a B) P k (Ω k B) X k dinyatakan sebagai descartian product X i, untuk setiap i = 1, 2,, k; dan X k = (x 1,, x k ) X k, X n X dimana X 0, X 1,, X n adalah barisan himpunan dari struktur sembarang X k X k, k = 0, 1,, n dan himpunan X termasuk satu titik X 0. Andaikan m k diberikan sebagai fungsi vektor pada ϕ k (ω k,x k ) berdimensi untuk setiap ω k Ω k, X k X k, k = 1,, n dan juga untuk setiap ω Ω pada himpunan X fungsi ϕ 0 (ω n, X n ). Masukkan himpunan acak G 0 k = G0 k (ωk ) dan i=1 b k (ω k 1 )m k fungsi vektor B k dinyatakan sebagai ruang Banach yang termasuk pada fungsi vektor berdimensi b k (ω k 1 ) k m i. Akhirnya, E ωk (U(ω k ) ω k 1 ) menyatakan kondisi ekspektasi matematika U(ω k ) dibawah perkiraan realisasi ω k 1 yang diketahui. Andaikan dibahas model berbeda pada persoalan program stokastik tahap ganda dengan menggunakan notasi yang diperkenalkan di atas. Andaikan terdapat persoalan program stokastik tahap ganda : E ϕ0 = (ω n, X n ) inf (3.15)

35 24 E ϕk = (ω k, X k ) b k (3.16) X k G k, k = 1, 2,, n (3.17) Untuk memformulasi persoalan secara lengkap, diperlukan titik luar apakah kendala yang tidak dapat dikondisikan atau kondisional, apakah penyelesaian persoalan ditentukan dengan strategi murni atau strategi campuran, dan di dalam kelas fungsi yang terukur atau distribusi yang akan mendapatkan penyelesaian. Persoalan praktisnya akan bergantung pada makna isi, penyelesaian pada tiaptiap tahap dapat dihitung sebagai vektor deterministik atau sebagai rule-function pada penyelesaian dari realisasi dan parameter acak yang diobservasi dari kondisi, atau sebagai distribusi menentukan distribusi kontinu X k dengan perkiraan informasi yang diperlukan mengenai nilai yang direalisasikan data initial acak yang diperoleh model konkrit untuk persoalan dan struktur informasinya ditentukan oleh keputusan selanjutnya. Di dalam syarat-syarat yang diajukan oleh Ermolyev (1970), hasil-hasil persoalan stokastik tahap ganda dari rangkaian tipe -pengamatan - keputusan - pengamatan - - keputusan Keputusan - pengamatan - keputusan - - keputusan Andaikan dibahas bermacam-macam model persoalan program stokastik tahap ganda yang menggunakan klasifikasi yang diberikan oleh Judin (1972). Persoalan stokastik tahap ganda dengan kendala yang tidak dapat dikondisikan adalah ϕ(ω n, X n )df ω n,xn inf (3.18) Ω n X n ϕ k (ω k, X k )df ω k,x k (3.19) Ω k X k X k G k, k = 1, 2,, n (3.20)

36 25 Pemilihan beberapa kelas yang paling menarik untuk aplikasi dari sejumlah struktur informasi yang merupakan persyaratan persoalan program tahap ganda dengan kendala kondisional. Model kongkrit dari (3.15) - (3.17) pada kasus persoalan dengan kendala kondisional, diselesaikan dengan strategi campuran adalah: ϕ 0 (ω n, X n )df ω n,xn inf (3.21) Ω n X n Ω k X k ϕ k (ω k, X k )df ω k ωdf ω k ω k 1 b k(ω k 1 ) (3.22) X k G k (ω k ), k = 1, 2,, n (3.23) Penyelesaian persoalan akan menjadi himpunan fungsi distribusi F X k ωk. Biasanya untuk mengatakan persoalan diselesaikan dengan distribusi yang ditentukan kemudian jika F X k ω k didefinisikan setelah realisasi dan pengamatan parameter acak ω k, distribusi yang ditentukan kemudian bergantung pada X k 1 dan ω k. Dikatakan bahwa persoalan yang diselesaikan dengan distribusi yang ditentukan sebelumnya, jika F X k ω k didefinisikan setelah realisasi dan pengamatan ωk 1 tetapi sebelum pengamatan ω k, distribusi yang ditentukan sebelumnya bergantung pada X k 1 dan ω k 1. Jika persoalan tahap ganda dengan kendala kondisional diselesaikan dengan strategi murni, model konkrit (3.15) (3.17) akan menjadi : ϕ 0 (ω n, X n )df ω n inf (3.24) Ω n X n ϕ k (ω k, X k )df ω k ω k 1 b k (ω k 1 ) (3.25) Ω k X k X k G k (ω k ), k = 1, 2,, n (3.26) Fungsi X k dari parameter acak yang direalisasikan dan diamati pada kondisi dari persoalan merupakan penyelesaian. Persoalan diselesaikan dengan aturan yang ditentukan kemudian jika keputusan dibuat setelah realisasi dan pengamatan ω k ;

37 26 aturan-aturan yang ditentukan kemudian untuk penyelesaian sedemikian hingga X k = X k (ω k ). Dikatakan bahwa persoalan diselesaikan dengan aturan yang ditentukan sebelumnya jika keputusan dibuat setelah realisasi dan pengamatan ω k 1, tetapi sebelum pengamatan ω k. Pada kasus aturan sebelumnya : X k = X k (ω k 1 ) Biasanya, persoalan (3.21) (3.23) atau (3.24) (3.26) dikenal sebagai persoalan stokastik tahap ganda dengan rigid model, jika kondisi (3.22) atau (3.25) tidak dihadirkan, keputusan tiap-tiap tahap dibuat setelah observasi kondisi dan keputusan pada tahap sebelumnya. Relasi tertentu yang dimiliki antara determinasi domain untuk persoalan dengan kendala yang tidak dapat dikondisikan dan kendala yang dapat dikondisikan. Pernyataan berikut akan menggeneralisasi hasil yang diperoleh, yang telah dikerjakan oleh Eismer (1971) untuk persoalan stokastik tahap ganda parsial linear. Pernyataan yang berikut diambil dari Judin (1974). Andaikan U adalah himpunan penyelesaian yang layak untuk persoalan stokastik tahap ganda dengan kendala yang tidak dapat dikondisikan U = {X k G i G n Eϕ k (ω k, X k ) b k, k = 1, 2,, n Dan V [b n (ω n 1 )] adalah himpunan penyelesaian (aturan penyelesaian, distribusi sebelum atau sesudah penyelesaian) pada persoalan dengan kendala kondisional. Teorema 3.2. Himpunan U dan V adalah terhubung oleh relasi U = {X n V [ b n (ω n 1 )] E b k (ω k 1 = b k, k = 1, 2,, n}

38 27 Bukti : Ṽ = {X n V [ b n (ω n 1 )] E b k (ω k 1 ) = b k, k = 1, 2,, n}. Andaikan X n Ṽ. Yang menyatakan bahwa E ω kϕ k (ω k, X k ) = E ω k 1{E ω kϕ k (ω k, X k ) ω k 1 } E ω k 1 b k (ω k 1 ) = b k ; k = 1, 2,, n karena X n U. Andaikan X n U, definisikan bk (ω k 1 ) = E ω k{ϕ k (ω k, X k ) ω k 1 + {b k E ω kϕ k (ω k, X k )} E ω k{ϕ k (ω k, X k ) ω k 1, k = 1, 2,, n Dengan definisi b k (ω n 1 ) didapatkan E ω k 1 b k (ω k 1 ) = b k. Sehingga X n Ṽ. Akibat. Dengan fungsi sama ϕ k (ω k, X k ) dan himpunan G k, k = 1, 2,, n, domain penyelesaian layak dari persoalan (3.18) (3.20) dan (3.21) (3.23) atau (3.24) (3.26) (bergantung pada persoalan yang diselesaikan dengan strategi campuran atau strategi murni) bersamaan bentunya jika dan hanya jika Eb k (ω k 1 ) = b k. Pernyataan di atas menyebabkan kemungkinan untuk memformulasi ulang hasil kualitatif dan seringkali juga menghitung metode yang dikerjakan untuk persoalan dengan kelas tertentu dan untuk investigasi konstruktif pada persoalan kelas lain. Relasi antara distribusi penyelesaian dan aturan penyelesaian sangat menarik. Jika fungsi ϕ 0 adalah konveks dan komponen fungsi vektor ϕ k adalah konkaf pada X dengan tiap-tiap ω, maka nilai optimal dari fungsi objektif yang dicapai pada distribusi penyelesaian dapat dicapai juga dengan aturan penyelesaian. Konveksitas dari ω 0 dan ω k tidak menghabiskan kondisi dengan strategi optimal murni dan strategi campuran yang didefinisikan menyatu dan nilai sama dari fungsi

39 28 tujuan. Nilai fungsi tujuan untuk aturan optimal sebelumnya pada persoalan stokastik tahap ganda di dalam rigid model dengan nilai fungsi tujuan didistribusi penyelesaian optimal sebelumnya. Pernyataan lebih tegas untuk aturan penyelesaian sesudahnya dan distribusi penyelesaian diberikan berikut. Teorema 3.3. (a) Andaikan ukuran probabilistik F ω di dalam Ω Ω n adalah kontinu (b) andaikan terdapat fungsi positif G 0 (ω) dan G k (ω k ) berkendala atas menurut module ϕ 0 (ω n, X n ) dan semua komponen ϕ k (ω k, X k ). Maka penyelesai aturan optimal sesudahnya untuk persoalan stokastik tahap ganda didefinisikan oleh nilai yang sama pada fungsi tujuan sebagai distribusi penyelesaian optimal sesudahnya. Teorema 3.3 untuk persoalan stokastik satu tahap telah dibuktikan oleh Judin (1972). Persoalan program stokastik tahap ganda dengan kendala kondisional dapat disubstitusikan untuk sistem persamaan yang memenuhi pemisahan tahapan. Andaikan akan dibahas persoalan (3.24)-(3.26) yang diselesaikan dengan strategi murni (dengan penyelesaian sebelum aturan penyelesaian sesudahnya). Untuk definisi domain pada persoalan tahap ke-i berkaitan dengan himpunan : K i = {X i G 0 {y i+1 G 0 i+1,, y n G 0 n}; E ω i[ϕ i (ω I, X i ) ω i 1 ] b i (ω i 1 ), E ω i+s[ϕ i (ω i+s, x I, y i+1,, y i+s ) ω i+s 1 ] b i+s (ω i+s 1 ), (3.27) jika ω i+s 1,, ω n 1, s = 1, 2,, n 1}

40 29 G 0 i menyatakan proyeksi G i terhadap hyper-plane dari kordinat yang didefinisikan oleh komponen vektor Xi. Persyaratan keberadaan dari vektor y i+s, s = 1, 2,, n i yang memenuhi kondisi (3.27) adalah ekivalen terhadap keberadaan kendala di dalam persoalan dua tahap. Kondisi dukup dan perlu untuk menyelesaikan persoalan (3.24)-(3.26) adalah kondisi K i Φ (fungsi objektif (3.24) dengan asumsi berkendala). Jika disamping K 1 Φ, K i Φ, i = 2, 3,, n. Fungsi tujuan dari persoalan Q i (X i ) pada tahap ke i mengatakan kondisional ekspektasi matematika ϕ 0 (ω n, X n ) pada asumsi semua tahapan sebelum tahap ke i, himpunan ω i 1 merupakan parameter yang direalisasikan dengan kondisi persoalan dan komponen keputusan himpunan X i 1, dan sesudah tahapan ke i keputusan optimal berikutnya :Xi+1,, X n : Q i (X i ) = E ω n ω i 1(ωn, X i 1, X i, X i+1,, Xn (3.28) Sejauh ini, definisi penyelesaian aturan optimal pada tahap ke i dari persoalan stokastik tahap ganda direduksi untuk menyelesaikan persoalan program matematika berikut inf Q i (X i ) (3.29) X i X i Aturan sesudahnya untuk penyelesaian adalah : X i = X i (ω i ), y i+s = y i+s (ω i+s ); s = 1, 2,, n i, dan aturan sebelumnya untuk penyelesaian adalah : X i = X i (ω i 1 ); y i+s = y i+s (ω i+s 1 ); s = 1, 2,, n i Jika fungsi tujuan dapat dipisahkan, yaitu ϕ 0 (ω n, X n ) = n ϕ 0j (ω j, X j ) kita mempunyai dimana j=1 Q i (X i ) = E ω i ω i 1{ϕ 0(ω i, X i ) + Q i+1(ω i, X i )} Q i(ω i 1, X i 1 ) = inf X i K i E ω i ω i 1{ϕ 0(ω i, X i ) + Q i+1(ω i, X i )}, i = 1, 2,, n 1

41 30 dengan i = n Q n (ωn 1, X n 1 ) = inf X i K i E ω i ω i 1ϕ 0n(ω n, X n ) Analog dengan persoalan pemisahan tahapan untuk persoalan stokastik tahap ganda dengan strategi campuran yang dikonstruksikan. 3.4 Ilustrasi Program Stokastik Banyak persoalan keputusan praktis dapat dimodelkan sebagai program linear berikut : min {c 1 x 1 + c 2 x c n x n } kendala a 11 x 1 + a 12 x a 1n x n = b 1 a 21 x 1 + a 22 x a 2n x n = b 2.. a m1 x 1 + a m2 x a mn x n = b m x 1, x 2,, x n 0 (3.30) dengan menggunakan notasi matriks-vektor, formulasi dari persoalan (3.30) dapat dituliskan sebagai : min kendala c T x Ax = b (3.31) x 0 aplikasi dari persoalan di atas dapat ditemukan pada produksi industri, transportasi, agriculture, energi, ekologi, keteknikan dan banyak lagi. Pada persoalan (3.30), koefisien c j (misalnya faktor harga), a ij (misalnya produktivitas) dan b i (misalnya kapasitas) diasumsikan bernilai real yang sudah ditetapkan dan akan menentukan nilai optimal dengan variabel keputusan x j, yang memenuhi kendala yang diberikan.

42 31 Model (3.30) hanya dapat menyediakan representasi layak dari persoalan real ketika fungsi disyaratkan (misalnya fungsi biaya atau fungsi produksi) linear pada variabel keputusan. Jika kondisi secara substansial dilanggar, sebagai contoh karena biaya marginal meningkat atau penurunan keuntungan marginal dari produksi, dapat digunakan bentuk model yang lebih umum dari persoalan yaitu : min g 0 (x) kendala g i (x) 0, i = 1,, m (3.32) x X R n bentuk persoalan (3.32) sering dikenal sebagai persoalan program matematika. Dapat dipahami bahwa himpunan X adalah sebuah fungsi g i : R n R, i = 0, 1, 2,, m yang diberikan oleh proses pemodelan. Kebergantungan pada sifat-sifat pada persoalan yang mendefinisikan fungsi g i dan himpuman X, program (3.32) dikenal sebagai : (a) Linear, jika himpunan X adalah polyhedral konveks dan fungsi g i, untuk setiap i = 0, 1,, m adalah linear. (b) Nonlinear, jika paling sedikit satu fungsi g i, i = 0, 1,, m adalah nonlinear atau X tidak himpunan polyhedral konveks; program nonlinear dapat dibagi lagi menjadi program : (b1) Konveks, jika X {x g i (x) 0, i = 0, 1,, m} adalah himpunan konveks dan g0 adalah fungsi konveks (secara khusus jika fungsi g i, i = 0, 1,, m adalah konveks dan X adalah himpunan konveks) (b2) nonkonveks, jika salah satu X {x g i (x) 0, i = 0, 1,, m} adalah tidak himpunan konveks atau fungsi tujuan g 0 adalah tidak konveks

43 32 Kasus (b2) di atas dibicarakan juga pada optimisasi global. Kelas spesial lain dari persoalan dikenal sebagai program bilangan cacah (campuran), yang muncul akibat disyaratkannya himpunan X (paling sedikit beberapa) variabel x j, j = 1,, n hanya mengambil nilai cacah. Selama empat dekade terakhir, perkembangan metode komputasi untuk menyelesaikan program matematika sangat menggembirakan, dan persoalan berskala besar dapat diselesaikan dengan efisien dan realibilitas yang tinggi. Banyaknya situasi pemodel yang sering muncul karena ketidakpastian (tidak pantas) pada asumsi bahwa koefisien c j, a ij, b i atau fungsi g i (dan himpunan X) pada persamaan (3.30) dan (3.32) ditetapkan sebagai deterministik. Sebagai gantinya produktivitas yang akan datang dalam suatu persoalan produksi, aliran kedalam yang menuju resorvoir yang terhubung ke stasiun Hydropower, kebutuhan pada bermacam-macam titik (node) dalam jaringan transportasi dan seterusnya, seringkali lebih tepat dimodelkan sebagai parameter yang mengandung ketidakpastian, dimana lebih baik dikarakteristik dengan distribusi peluang. Ketidakpastian dari nilai realisasi tidak selalu dapat digantikan oleh nilai rata-rata atau beberapa estimasi lain (yang ditetapkan) selama proses pemodelan. Karena itu, kebergantungan pada situasi praktis pada persoalan (3.30) dan (3.32) tidak selalu mendapatkan model yang tepat untuk menggambarkan persoalan yang akan diselesaikan. Sebelum masuk ke model yang lebih umum dari program stokastik, akan digunakan persoalan produksi melalui ilustrasi berikut. Andaikan terdapat persoalan berikut : Dari dua bahan mentah yaitu bahan 1 dan bahan 2, dapat dihasilkan dua produksi berbeda yaitu prod 1 dan prod 2. biaya produksi perunit dari bahan mentah dinyatakan sebagai unit biaya pada bahan mentah c = (c bahan1, c bahan2 ) T, kebu-

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK BAB 2 PROGRAM STOKASTIK 2.1 Pengertian Program Stokastik Banyak persoalan keputusan yang dapat dimodelkan dengan menggunakan program stokastik dengan tujuan menentukan nilai maksimum atau minimum. Tujuan

Lebih terperinci

METODE PENGEMBANGAN PENDEKATAN RATA RATA SAMPEL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM STOKASTIK CACAH CAMPURAN

METODE PENGEMBANGAN PENDEKATAN RATA RATA SAMPEL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM STOKASTIK CACAH CAMPURAN METODE PENGEMBANGAN PENDEKATAN RATA RATA SAMPEL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM STOKASTIK CACAH CAMPURAN TESIS Oleh FARIDAWATY MARPAUNG 067021003/MT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Stokastik Keputusan adalah suatu kesimpulan dari suatu proses untuk memilih tindakan yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada, sedangkan pengambilan keputusan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK BAB 2 PROGRAM STOKASTIK 2.1 Pengertian Program Stokastik Banyak persoalan keputusan yang dapat dimodelkan dengan menggunakan program matematika yang bertujuan menentukan nilai maksimum atau minimum. Keputusan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Program Stokastik Banyak persoalan keputusan yang dapat dimodelkan dengan menggunakan program matematika yang bertujuan menentukan nilai maksimum atau minimum. Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan keputusan sering diformulasikan sebagai. persoalan optimisasi, jadi dalam berbagai situasi, pengambil keputusan ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan keputusan sering diformulasikan sebagai. persoalan optimisasi, jadi dalam berbagai situasi, pengambil keputusan ingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia saat ini dilanda oleh adanya kondisi ketidakpastian yang tinggi, namun pengambil keputusan tetap harus menentukan keputusan walau dalam kondisi yang demikian.

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO MENCAKUP UNSUR KETIDAKPASTIAN

MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO MENCAKUP UNSUR KETIDAKPASTIAN MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO MENCAKUP UNSUR KETIDAKPASTIAN TESIS Oleh MUHAMMAD NUR 117021022/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 MODEL PEMILIHAN PORTOFOLIO

Lebih terperinci

METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM STOKASTIK INTEGER DENGAN ADANYA RESIKO

METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM STOKASTIK INTEGER DENGAN ADANYA RESIKO METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM STOKASTIK INTEGER DENGAN ADANYA RESIKO TESIS Oleh ADIL H. PANGARIBUAN 087021052/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

EVALUASI NUMERIK DARI METODE APROKSIMASI DALAM PROGRAM STOKASTIK

EVALUASI NUMERIK DARI METODE APROKSIMASI DALAM PROGRAM STOKASTIK EVALUASI NUMERIK DARI METODE APROKSIMASI DALAM PROGRAM STOKASTIK TESIS Oleh MUHAMMAD ISMAIL 127021006/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 EVALUASI NUMERIK

Lebih terperinci

MODEL MANAJEMEN PEROLEHAN HOTEL UNTUK MULTIPLE DAY STAY DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN

MODEL MANAJEMEN PEROLEHAN HOTEL UNTUK MULTIPLE DAY STAY DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN MODEL MANAJEMEN PEROLEHAN HOTEL UNTUK MULTIPLE DAY STAY DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN TESIS Oleh RIMA APRILIA 097021077/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN HASIL DAN PERMINTAAN TAK PASTI

PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN HASIL DAN PERMINTAAN TAK PASTI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN HASIL DAN PERMINTAAN TAK PASTI TESIS Oleh MUHAMMAD DALIANI 117021043/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PERENCANAAN PRODUKSI

Lebih terperinci

MATRIKS KOVARIANSI DEKOMPOSISI DALAM MODEL GRAF GAUSS TAK BERARAH

MATRIKS KOVARIANSI DEKOMPOSISI DALAM MODEL GRAF GAUSS TAK BERARAH MATRIKS KOVARIANSI DEKOMPOSISI DALAM MODEL GRAF GAUSS TAK BERARAH TESIS Oleh DEWI SURYANI HANUM NASUTION 117021014/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Lebih terperinci

BAB 2 PEMROGRAMAN STOKASTIK. 2.1 Program Stokastik Sebagai Suatu Ketidakpastian

BAB 2 PEMROGRAMAN STOKASTIK. 2.1 Program Stokastik Sebagai Suatu Ketidakpastian BAB 2 PEMROGRAMAN STOKASTIK 2.1 Program Stokastik Sebagai Suatu Ketidakpastian Program stokastik adalah program matematika dimana semua data yang tergabung kedalam tujuan atau batasan berbentuk ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN EORI 2.. Dasar Dasar Peluang Program stokastik adalah salah satu cabang matematika yang berhubungan dengan keputusan optimal dalam keadaan tidak pasti yang dinyatakan dengan distribusi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM LINIER STOKASTIK DENGAN MARKOV CHAIN

PENYELESAIAN PROGRAM LINIER STOKASTIK DENGAN MARKOV CHAIN PENYELESAIAN PROGRAM LINIER STOKASTIK DENGAN MARKOV CHAIN TESIS Oleh HINDRA 107021010/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENYELESAIAN PROGRAM LINIER

Lebih terperinci

APROKSIMASI PADA PEMROGRAMAN STOKASTIK LINIER

APROKSIMASI PADA PEMROGRAMAN STOKASTIK LINIER APROKSIMASI PADA PEMROGRAMAN STOKASTIK LINIER TESIS Oleh LIZA SETYANING PERTIWI 127021022/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 APROKSIMASI PADA PEMROGRAMAN

Lebih terperinci

ALGORITMA EKSAK UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN BIN COVERING

ALGORITMA EKSAK UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN BIN COVERING ALGORITMA EKSAK UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN BIN COVERING TESIS Oleh ERI SAPUTRA 097021080/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 ALGORITMA EKSAK UNTUK

Lebih terperinci

GENERALISASI METODE PENCABANGAN PADA PROGRAM INTEGER CAMPURAN

GENERALISASI METODE PENCABANGAN PADA PROGRAM INTEGER CAMPURAN GENERALISASI METODE PENCABANGAN PADA PROGRAM INTEGER CAMPURAN TESIS Oleh ALI KADIR LUBIS 117021002/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 GENERALISASI METODE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA ITERATIF UNTUK MINIMISASI FUNGSI NONLINEAR

PENGEMBANGAN ALGORITMA ITERATIF UNTUK MINIMISASI FUNGSI NONLINEAR PENGEMBANGAN ALGORITMA ITERATIF UNTUK MINIMISASI FUNGSI NONLINEAR TESIS Oleh FADHILAH JULI YANTI HARAHAP 127021019/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

BATAS ATAS UNTUK SCRAMBLING INDEX DARI GRAF PRIMITIF

BATAS ATAS UNTUK SCRAMBLING INDEX DARI GRAF PRIMITIF BATAS ATAS UNTUK SCRAMBLING INDEX DARI GRAF PRIMITIF TESIS Oleh SILVIA HARLENI 127021010/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 BATAS ATAS UNTUK SCRAMBLING

Lebih terperinci

METODE PENYELESAIAN UNTUK PERSOALAN PERTIDAKSAMAAN VARIASIONAL DENGAN KENDALA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

METODE PENYELESAIAN UNTUK PERSOALAN PERTIDAKSAMAAN VARIASIONAL DENGAN KENDALA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN METODE PENYELESAIAN UNTUK PERSOALAN PERTIDAKSAMAAN VARIASIONAL DENGAN KENDALA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TESIS Oleh RUTH MAYASARI SIMANJUNTAK 117021050/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENGARUH KESALAHAN PEMBULATAN PADA METODE ITERASI

PENGARUH KESALAHAN PEMBULATAN PADA METODE ITERASI PENGARUH KESALAHAN PEMBULATAN PADA METODE ITERASI TESIS Oleh TOHOM PAHA MEI BANJARNAHOR 097021074/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 PENGARUH KESALAHAN

Lebih terperinci

MODEL UNTUK KEBERANGKATAN DAN RELOKASI FASILITAS AMBULAN

MODEL UNTUK KEBERANGKATAN DAN RELOKASI FASILITAS AMBULAN MODEL UNTUK KEBERANGKATAN DAN RELOKASI FASILITAS AMBULAN TESIS Oleh MUHAMMAD SOFYAN NASUTION 117021016/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 MODEL UNTUK

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI UNTUK PERSOALAN PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN ADANYA BACKORDER PARSIAL

MODEL OPTIMASI UNTUK PERSOALAN PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN ADANYA BACKORDER PARSIAL MODEL OPTIMASI UNTUK PERSOALAN PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN ADANYA BACKORDER PARSIAL TESIS Oleh ERWINA AZIZAH HASIBUAN 127021028/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

MODEL PERSOALAN PENENTUAN LOKASI KOMPETITIF

MODEL PERSOALAN PENENTUAN LOKASI KOMPETITIF MODEL PERSOALAN PENENTUAN LOKASI KOMPETITIF TESIS Oleh DESI VINSENSIA 107021005/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 UNIVERSITAS UNIVERSITAS SUMATERA SIMATERA

Lebih terperinci

STRATEGI KENDALA AKTIF DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN ALIRAN MULTI-KOMODITI

STRATEGI KENDALA AKTIF DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN ALIRAN MULTI-KOMODITI STRATEGI KENDALA AKTIF DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN ALIRAN MULTI-KOMODITI TESIS Oleh ZULHENDRI 107021017/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 STRATEGI

Lebih terperinci

DISTRIBUSI MARKOV-BINOMIAL NEGATIF

DISTRIBUSI MARKOV-BINOMIAL NEGATIF DISTRIBUSI MARKOV-BINOMIAL NEGATIF TESIS Oleh RINA WIDYASARI 107021009/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 DISTRIBUSI MARKOV-BINOMIAL NEGATIF T E S I

Lebih terperinci

POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH INTERVAL

POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH INTERVAL POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH INTERVAL TESIS Oleh SITI AISYAH 117021046/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH

Lebih terperinci

POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH INTERVAL

POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH INTERVAL POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH INTERVAL TESIS Oleh SITI AISYAH 117021046/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 POHON INTERVAL PADA PERSOALAN GRAPH

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POHON SKENARIO UNTUK PROBLEMA KEPUTUSAN TAHAP GANDA

PEMBENTUKAN POHON SKENARIO UNTUK PROBLEMA KEPUTUSAN TAHAP GANDA PEMBENTUKAN POHON SKENARIO UNTUK PROBLEMA KEPUTUSAN TAHAP GANDA TESIS Oleh SAWALUDDIN 067021028/MT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 PEMBENTUKAN POHON SKENARIO UNTUK PROBLEMA KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU 060823001 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

METODE BERBASIS KENDALA AKTIF DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN LOKASI FASILITAS BERKAPASITAS

METODE BERBASIS KENDALA AKTIF DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN LOKASI FASILITAS BERKAPASITAS METODE BERBASIS KENDALA AKTIF DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN LOKASI FASILITAS BERKAPASITAS TESIS Oleh LISBET MARBUN 097021060/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

METODE UNTUK MENENTUKAN KONSENSUS RANKING PROBLEM

METODE UNTUK MENENTUKAN KONSENSUS RANKING PROBLEM METODE UNTUK MENENTUKAN KONSENSUS RANKING PROBLEM TESIS Oleh GIM TARIGAN 087021016/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 METODE UNTUK MENENTUKAN KONSENSUS

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN TESIS Oleh ARDIANTA 087021012/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MODEL PENJADWALAN GURU MENGGUNAKAN GRAPH COLORING DENGAN ALGORITMA BEE COLONY

MODEL PENJADWALAN GURU MENGGUNAKAN GRAPH COLORING DENGAN ALGORITMA BEE COLONY MODEL PENJADWALAN GURU MENGGUNAKAN GRAPH COLORING DENGAN ALGORITMA BEE COLONY TESIS Oleh SETIAWAN TANADI 117021027/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Lebih terperinci

PENDEKATAN PROGRAM STOKASTIK DUA TAHAP MULTI OBJEKTIF UNTUK DESAIN RANTAI SUPLAI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO KEUANGAN

PENDEKATAN PROGRAM STOKASTIK DUA TAHAP MULTI OBJEKTIF UNTUK DESAIN RANTAI SUPLAI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO KEUANGAN PENDEKATAN PROGRAM STOKASTIK DUA TAHAP MULTI OBJEKTIF UNTUK DESAIN RANTAI SUPLAI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO KEUANGAN TESIS Oleh SITI FATIMAH SIHOTANG 127021035/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

RANCANGAN JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN POLA BANYAK ASAL KE BANYAK TUJUAN

RANCANGAN JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN POLA BANYAK ASAL KE BANYAK TUJUAN RANCANGAN JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN POLA BANYAK ASAL KE BANYAK TUJUAN TESIS Oleh PUTRI KHAIRIAH NASUTION 097021081/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak masalah nyata yang dapat dibawa ke model program linear. Metode penyelesaian program linear telah digunakan para ahli untuk menyelesaikan masalah di

Lebih terperinci

MODEL PENENTUAN HARGA DAN UKURAN LOT UNTUK PRODUK MUSIMAN

MODEL PENENTUAN HARGA DAN UKURAN LOT UNTUK PRODUK MUSIMAN MODEL PENENTUAN HARGA DAN UKURAN LOT UNTUK PRODUK MUSIMAN TESIS Oleh PUJI MULIATI 127021025/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 MODEL PENENTUAN HARGA

Lebih terperinci

METODE PENGALI LAGRANGE DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG EKONOMI SKRIPSI RAHMAD HIDAYAT

METODE PENGALI LAGRANGE DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG EKONOMI SKRIPSI RAHMAD HIDAYAT METODE PENGALI LAGRANGE DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG EKONOMI SKRIPSI RAHMAD HIDAYAT 110803018 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 METODE

Lebih terperinci

OPTIMISASI DENGAN ADANYA BIG DATA PROBLEM

OPTIMISASI DENGAN ADANYA BIG DATA PROBLEM OPTIMISASI DENGAN ADANYA BIG DATA PROBLEM TESIS Oleh MUHAMMAD HUDA FIRDAUS 147021019/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 OPTIMISASI DENGAN ADANYA BIG

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMUATAN CARGO CONTAINER DENGAN PERMINTAAN STOKASTIK

PERENCANAAN PEMUATAN CARGO CONTAINER DENGAN PERMINTAAN STOKASTIK PERENCANAAN PEMUATAN CARGO CONTAINER DENGAN PERMINTAAN STOKASTIK TESIS Oleh LOIDE NAIBORHU 087021061/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERENCANAAN PEMUATAN

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL DAN REDUKSI DIMENSI DALAM REGRESI NONPARAMETRIK BERDIMENSI BESAR

PEMILIHAN VARIABEL DAN REDUKSI DIMENSI DALAM REGRESI NONPARAMETRIK BERDIMENSI BESAR PEMILIHAN VARIABEL DAN REDUKSI DIMENSI DALAM REGRESI NONPARAMETRIK BERDIMENSI BESAR TESIS Oleh EVA YANTI SIREGAR 097021010/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

MODIFIKASI BARIS DARI MATRIKS SPARSE FAKTORISASI CHOLESKY

MODIFIKASI BARIS DARI MATRIKS SPARSE FAKTORISASI CHOLESKY MODIFIKASI BARIS DARI MATRIKS SPARSE FAKTORISASI CHOLESKY TESIS Oleh RAHAWARNI SRI RIZKI 117021028/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 MODIFIKASI BARIS

Lebih terperinci

EKSPONEN LOKAL MASUK DUA CYCLE DWIWARNA DENGAN PANJANG SELISIH 2

EKSPONEN LOKAL MASUK DUA CYCLE DWIWARNA DENGAN PANJANG SELISIH 2 EKSPONEN LOKAL MASUK DUA CYCLE DWIWARNA DENGAN PANJANG SELISIH 2 TESIS Oleh HARI SUMARDI 127021003/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 EKSPONEN LOKAL

Lebih terperinci

POLINOMIAL KOMBINATORIK

POLINOMIAL KOMBINATORIK POLINOMIAL KOMBINATORIK DISERTASI Oleh MARDININGSIH 098110007/Ilmu Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 POLINOMIAL KOMBINATORIK DISERTASI Diajukan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMISASI KENDALA PELUANG (CHANCE-CONSTRAINED) UNTUK MASALAH JARINGAN DISTRIBUSI AIR

MODEL OPTIMISASI KENDALA PELUANG (CHANCE-CONSTRAINED) UNTUK MASALAH JARINGAN DISTRIBUSI AIR MODEL OPTIMISASI KENDALA PELUANG (CHANCE-CONSTRAINED) UNTUK MASALAH JARINGAN DISTRIBUSI AIR DISERTASI Oleh ASRIN LUBIS 108110001 PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK Chairunisah Abstrak Problema transportasi dan logistik dikarakteristikkan dengan proses informasi yang sangat dinamis, seperti : pesanan konsumen

Lebih terperinci

POLA ANALISIS JARINGAN SOSIAL DINAMIS

POLA ANALISIS JARINGAN SOSIAL DINAMIS POLA ANALISIS JARINGAN SOSIAL DINAMIS TESIS Oleh MONALISA BR SEMBIRING 117021049/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 POLA ANALISIS JARINGAN SOSIAL DINAMIS

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM BILANGAN BULAT CAMPURAN DUA KRITERIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT SKRIPSI TAUFIK HIDAYAT RITONGA

PENYELESAIAN PROGRAM BILANGAN BULAT CAMPURAN DUA KRITERIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT SKRIPSI TAUFIK HIDAYAT RITONGA PENYELESAIAN PROGRAM BILANGAN BULAT CAMPURAN DUA KRITERIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT SKRIPSI TAUFIK HIDAYAT RITONGA 110803028 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada :

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada : Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada : Istri tercinta Laila Wanna Hari Rangkuti, S.Pd. dan kedua anak saya Muhammad Herza Ismail dan Muhammad Al Khaliifi Zikri Ismail, ayahanda dan ibunda tercinta

Lebih terperinci

ESTIMASI BAYES UNTUK PARAMETER PARETO DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI LIKELIHOOD

ESTIMASI BAYES UNTUK PARAMETER PARETO DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI LIKELIHOOD ESTIMASI BAYES UNTUK PARAMETER PARETO DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI LIKELIHOOD TESIS Oleh JEMONO 117021005/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ESTIMASI BAYES

Lebih terperinci

FUNGSI QUASI-LIKELIHOOD UNTUK PENAKSIRAN PARAMETER DALAM DISTRIBUSI PARETO

FUNGSI QUASI-LIKELIHOOD UNTUK PENAKSIRAN PARAMETER DALAM DISTRIBUSI PARETO FUNGSI QUASI-LIKELIHOOD UNTUK PENAKSIRAN PARAMETER DALAM DISTRIBUSI PARETO TESIS Oleh AGUS BUDIANTO 087021076/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 FUNGSI

Lebih terperinci

MODEL MANAJEMEN ASSET-LIABILITY UNTUK DANA PENSIUN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN

MODEL MANAJEMEN ASSET-LIABILITY UNTUK DANA PENSIUN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN MODEL MANAJEMEN ASSET-LIABILITY UNTUK DANA PENSIUN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN TESIS Oleh NOVIANTI 107021013/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 MODEL

Lebih terperinci

OPTIMASI ALOKASI ASET MULTI-PERIOD PADA REKSA DANA DENGAN PROGRAM STOKASTIK DINAMIK SKRIPSI M. NOVALINA S

OPTIMASI ALOKASI ASET MULTI-PERIOD PADA REKSA DANA DENGAN PROGRAM STOKASTIK DINAMIK SKRIPSI M. NOVALINA S OPTIMASI ALOKASI ASET MULTI-PERIOD PADA REKSA DANA DENGAN PROGRAM STOKASTIK DINAMIK SKRIPSI M. NOVALINA S. 060803028 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

METODE SEQUENTIAL QUADRATIC PROGRAMMING (SQP) UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN NONLINEAR BERKENDALA SKRIPSI YANI

METODE SEQUENTIAL QUADRATIC PROGRAMMING (SQP) UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN NONLINEAR BERKENDALA SKRIPSI YANI METODE SEQUENTIAL QUADRATIC PROGRAMMING (SQP) UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN NONLINEAR BERKENDALA SKRIPSI YANI 070803040 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori himpunan fuzzy banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu seperti teori kontrol dan manajemen sains, pemodelan matematika dan berbagai aplikasi dalam bidang

Lebih terperinci

ERENCANAAN OPTIMAL RANTAI SUPLAI YANG BERKELANJUTAN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN

ERENCANAAN OPTIMAL RANTAI SUPLAI YANG BERKELANJUTAN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN ERENCANAAN OPTIMAL RANTAI SUPLAI YANG BERKELANJUTAN DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN TESIS Oleh LESMAN TARIGAN 097021059/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL

OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL 060803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENDEKATAN PROGRAM TUJUAN GANDA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FUZZY TRANSPORTASI SKRIPSI RISTYA PUSPITASARI

PENDEKATAN PROGRAM TUJUAN GANDA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FUZZY TRANSPORTASI SKRIPSI RISTYA PUSPITASARI PENDEKATAN PROGRAM TUJUAN GANDA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN FUZZY TRANSPORTASI SKRIPSI RISTYA PUSPITASARI 070803013 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAS MENGGUNAKAN BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE

ESTIMASI BIAS MENGGUNAKAN BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE ESTIMASI BIAS MENGGUNAKAN BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE TESIS Oleh SAFRINA SEMBIRING 127021030/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 ESTIMASI BIAS MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI 0 ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI JULHAIDI 09083045 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI MILA HANDAYANI

SKRIPSI MILA HANDAYANI METODE BOUND AND DECOMPOSITION UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM LINIER FUZZY PENUH SKRIPSI MILA HANDAYANI 100803008 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TRAFFIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN PERMINTAAN LENTUR

TRAFFIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN PERMINTAAN LENTUR TRAFFIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN PERMINTAAN LENTUR TESIS Oleh HERLENA 107021014/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 TRAFFIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN

Lebih terperinci

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TESIS. Oleh CHAIRUNISAH /MT

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TESIS. Oleh CHAIRUNISAH /MT MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TESIS Oleh CHAIRUNISAH 077021004/MT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARAMETER MODEL DAN PARAMETER PERAMALAN

HUBUNGAN ANTARA PARAMETER MODEL DAN PARAMETER PERAMALAN HUBUNGAN ANTARA PARAMETER MODEL DAN PARAMETER PERAMALAN TESIS Oleh SALAMAT SIREGAR 097021068/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 HUBUNGAN ANTARA PARAMETER

Lebih terperinci

ESTIMASI HETEROSKEDASTIS TAK LINEAR MODEL DERET WAKTU

ESTIMASI HETEROSKEDASTIS TAK LINEAR MODEL DERET WAKTU ESTIMASI HETEROSKEDASTIS TAK LINEAR MODEL DERET WAKTU TESIS Oleh SINDAK SITUMORANG 097021069/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ESTIMASI HETERODKEDASTIS

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH PROGRAM TAK LINIER INTEGER CAMPURAN TAK KONVEKS DENGAN STRATEGI KENDALA AKTIF

PEMECAHAN MASALAH PROGRAM TAK LINIER INTEGER CAMPURAN TAK KONVEKS DENGAN STRATEGI KENDALA AKTIF PEMECAHAN MASALAH PROGRAM TAK LINIER INTEGER CAMPURAN TAK KONVEKS DENGAN STRATEGI KENDALA AKTIF DISERTASI Oleh HARDI TAMBUNAN 108110003/ ILMU MATEMATIKA PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE PENCARIAN LAYAK SEKITAR UNTUK MENYELESAIKAN PENJADWALAN PREFERENSI

PENGEMBANGAN METODE PENCARIAN LAYAK SEKITAR UNTUK MENYELESAIKAN PENJADWALAN PREFERENSI PENGEMBANGAN METODE PENCARIAN LAYAK SEKITAR UNTUK MENYELESAIKAN PENJADWALAN PREFERENSI TESIS Oleh TAN KIM HEK 097021073/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

OPTIMISASI PERSOALAN LINEAR INTEGER CHANCE CONSTRAINED DISERTASI

OPTIMISASI PERSOALAN LINEAR INTEGER CHANCE CONSTRAINED DISERTASI OPTIMISASI PERSOALAN LINEAR INTEGER CHANCE CONSTRAINED DISERTASI oleh HOTMAN SIMBOLON NIM : 098110021 PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

MODEL PENENTUAN HARGA (PRICE) DINAMIS

MODEL PENENTUAN HARGA (PRICE) DINAMIS MODEL PENENTUAN HARGA (PRICE) DINAMIS TESIS Oleh ERNA LAILI 097021057/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 MODEL PENENTUAN HARGA (PRICE) DINAMIS TESIS

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER BERDASARKAN DEFUZZIFIKASI SIGNED DISTANCE METHOD SKRIPSI WESLEY N. TAMBUNAN

MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER BERDASARKAN DEFUZZIFIKASI SIGNED DISTANCE METHOD SKRIPSI WESLEY N. TAMBUNAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER BERDASARKAN DEFUZZIFIKASI SIGNED DISTANCE METHOD SKRIPSI WESLEY N. TAMBUNAN 060803057 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

MASALAH RANK MATRIKS DAN GRAPH ABDUL FATHIR

MASALAH RANK MATRIKS DAN GRAPH ABDUL FATHIR TUGAS AKHIR II MASALAH RANK MATRIKS DAN GRAPH ABDUL FATHIR 020803041 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 MASALAH RANK MATRIKS DAN GRAPH

Lebih terperinci

PERANAN FUNGSI OBJEKTIF LINIER DALAM METODE BARRIER

PERANAN FUNGSI OBJEKTIF LINIER DALAM METODE BARRIER PERANAN FUNGSI OBJEKTIF LINIER DALAM METODE BARRIER TESIS Oleh DAME IFA SIHOMBING 117021023/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Banyak konsep program stokastik tahap ganda telah dikembangkan. Filosofi dasar dari model metode pemodelan skenario diajukan oleh Hoyland dan Wallace (2001). Para pengguna menyatakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya mobilitas penduduk di suatu negara terutama di kota besar tentulah memiliki banyak permasalahan, mulai dari kemacetan yang tak terselesaikan hingga moda

Lebih terperinci

MODEL PERSOALAN RUTE TERBUKA KENDARAAN DENGAN KETERBATASAN WAKTU DAN ADANYA PERSINGGAHAN

MODEL PERSOALAN RUTE TERBUKA KENDARAAN DENGAN KETERBATASAN WAKTU DAN ADANYA PERSINGGAHAN MODEL PERSOALAN RUTE TERBUKA KENDARAAN DENGAN KETERBATASAN WAKTU DAN ADANYA PERSINGGAHAN TESIS Oleh AGHNI SYAHMARANI 107021008/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SOCIOSCIENTIFIC DALAM MATA PELAJARAN SAINS DI SEKOLAH MENENGAH UMUM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SOCIOSCIENTIFIC DALAM MATA PELAJARAN SAINS DI SEKOLAH MENENGAH UMUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SOCIOSCIENTIFIC DALAM MATA PELAJARAN SAINS DI SEKOLAH MENENGAH UMUM TESIS Oleh HARIYANTO 127021023/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS

PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS PERBANDINGAN METODE SIMPLEKS DENGAN ALGORITMA TITIK INTERIOR DALAM PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINIER SKRIPSI AGUSTINA ANGGREINI SITORUS 120803060 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

APLIKASI METODE BRANCH AND CUT DALAM OPTIMASI PRODUKSI POT BUNGA (Studi Kasus: UD. Pot Bunga Mukhlis Rangkuti, Gelugur) SKRIPSI

APLIKASI METODE BRANCH AND CUT DALAM OPTIMASI PRODUKSI POT BUNGA (Studi Kasus: UD. Pot Bunga Mukhlis Rangkuti, Gelugur) SKRIPSI APLIKASI METODE BRANCH AND CUT DALAM OPTIMASI PRODUKSI POT BUNGA (Studi Kasus: UD. Pot Bunga Mukhlis Rangkuti, Gelugur) SKRIPSI NUSAIBAH KHOLILAH 100803035 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

ESTIMASI MATRIKS KOVARIANSI BERUKURAN BESAR DAN JARANG (SPARSE)

ESTIMASI MATRIKS KOVARIANSI BERUKURAN BESAR DAN JARANG (SPARSE) ESTIMASI MATRIKS KOVARIANSI BERUKURAN BESAR DAN JARANG (SPARSE) TESIS Oleh HENDRA CIPTA 117021040/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ESTIMASI MATRIKS

Lebih terperinci

PENDEKATAN MULTIPLE REGRESI PADA ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI DUA ARAH SKRIPSI MARISA INDA PUTRI

PENDEKATAN MULTIPLE REGRESI PADA ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI DUA ARAH SKRIPSI MARISA INDA PUTRI PENDEKATAN MULTIPLE REGRESI PADA ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI DUA ARAH SKRIPSI MARISA INDA PUTRI 080823023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK FUNGSI LAGRANGE DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN OPTIMASI BERKENDALA SKRIPSI THERESIA M. MANIK

ANALISIS KARAKTERISTIK FUNGSI LAGRANGE DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN OPTIMASI BERKENDALA SKRIPSI THERESIA M. MANIK ANALISIS KARAKTERISTIK FUNGSI LAGRANGE DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN OPTIMASI BERKENDALA SKRIPSI THERESIA M. MANIK 120803069 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSTITAS

Lebih terperinci

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL 2.1 Masalah Model Optimisasi Kombinatorial Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang memenuhi kondisi atau batasan yang disebut kendala dari

Lebih terperinci

MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN TIME DELAY

MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN TIME DELAY MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN TIME DELAY TESIS Oleh FERDINAND SINUHAJI 127021034/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN TIME DELAY

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah. dalam hal pembahasan hasil utama berikutnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah. dalam hal pembahasan hasil utama berikutnya. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pembahasan ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Linier Penyelesaian program linear dengan algoritma interior point dapat merupakan sebuah penyelesaian persoalan yang kompleks. Permasalahan dalam program linier mungkin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BUKTI DEDUKTIF FORMAL DALAM GEOMETRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN

BUKTI DEDUKTIF FORMAL DALAM GEOMETRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN BUKTI DEDUKTIF FORMAL DALAM GEOMETRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN TESIS Oleh KHAIRANI HASIBUAN 117021032/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 BUKTI

Lebih terperinci

Menyetujui, Komisi Pembimbing. (Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc.) Promotor

Menyetujui, Komisi Pembimbing. (Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc.) Promotor Judul Disertasi : MODEL OPTIMASI TAK-LINER UNTUK MASALAH KONTAINER KARGO DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN Nama Mahasiswa : Zainal Azis Nomor Pokok : 128110004 Program Studi : Doktor Ilmu Matematika Menyetujui,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONVEKSITAS UNTUK KELAS MODEL RECOURSE CACAH CAMPURAN TAHAP GANDA

PENDEKATAN KONVEKSITAS UNTUK KELAS MODEL RECOURSE CACAH CAMPURAN TAHAP GANDA PENDEKATAN KONVEKSITAS UNTUK KELAS MODEL RECOURSE CACAH CAMPURAN TAHAP GANDA T E S I S Oleh: ELLY YANA 057021001/MT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 PENDEKATAN KONVEKSITAS UNTUK

Lebih terperinci

OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR SKRIPSI LINTANG GILANG PRATAMA

OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR SKRIPSI LINTANG GILANG PRATAMA OPTIMASI BICRITERIA LINEAR PROGRAMMING DENGAN KENDALA FUZZY TRIANGULAR SKRIPSI LINTANG GILANG PRATAMA 090803050 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DENGAN HARGA DAN KUALITAS TERGANTUNG PERMINTAAN

MODEL PERSEDIAAN DENGAN HARGA DAN KUALITAS TERGANTUNG PERMINTAAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN HARGA DAN KUALITAS TERGANTUNG PERMINTAAN TESIS Oleh DAME MELDARIA SIPAHUTAR 127021026/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 MODEL

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang berhubungan dengan pembahasan ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses Industrialisasi mengkonsumsi sejumlah besar air yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses Industrialisasi mengkonsumsi sejumlah besar air yang digunakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses Industrialisasi mengkonsumsi sejumlah besar air yang digunakan untuk operasi pembersihan, proses pemisahan, uap dan pembangkit listrik, pendingin, dan lain lain.

Lebih terperinci