BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak masalah nyata yang dapat dibawa ke model program linear. Metode penyelesaian program linear telah digunakan para ahli untuk menyelesaikan masalah di berbagai bidang, seperti militer, industri, pertanian, transportasi, ekonomi, kesehatan dan lain-lain. Masalah dalam program linear adalah meminimumkan atau memaksimumkan satu fungsi objektif yang memenuhi semua kendala. Ada tiga parameter dalam program linear, yaitu koefisien fungsi tujuan, matriks teknologi dan batasan sumber pada kendala. Fungsi objektif dan kendala-kendala dalam program linear berbentuk linear. Pada kenyataannya, seringkali masalah nyata mempunyai tujuan lebih dari satu, bahkan tujuan-tujuan yang ada kadang bertentangan. Sebagai contoh suatu perusahaan ingin mendistribusikan hasil produksinya dari gudang ke distributor-distributornya. Pengiriman ini memerlukan biaya dan waktu. Perusahaan ingin meminimumkan total ongkos distribusi. Karena barang produksinya tidak tahan lama, maka perusahaan mempunyai tujuan lain, yaitu meminimumkan waktu tempuh. Masalah optimisasi yang mempunyai tujuan lebih dari satu dikenal dengan masalah optimisasi multi-objektif. Masalah multi-objektif dengan fungsi objektif dan semua kendala linear disebut masalah multi-objektif linear. Pada kenyataannya, nilai-nilai parameter yang ada dalam masalah mempunyai ketidaktepatan atau kabur (fuzzy). Sebagai contoh, persediaan material produksi di pasaran jumlahnya tidak selalu tepat sesuai dengan kebutuhan. Masalah optimisasi yang mempunyai parameter fuzzy dikenal dengan pemrograman fuzzy. Namun, parameter dalam masalah dapat pula mempunyai unsur ketidakpastian. Masalah optimisasinya dikenal dengan pemrograman probabilistik. Berbagai model probabilistik telah diteliti oleh Charnes dan Cooper (1959), Caballero et al. (2004). Dalam model probabilistik, jika nilai probabilitasnya bernilai fuzzy, masalahnya disebut program probabilistik fuzzy. Ketidaktepatan dan ketidakpastian suatu parameter dapat muncul bersamaan. Se- 1

2 2 bagai contoh, pada masalah perencanaan produksi, permintaan suatu komoditi barang dipengaruhi oleh iklim, seperti hujan, cerah dan berawan yang terjadi secara random. Banyaknya permintaan komoditi di setiap iklim terjadi ambigu. Dalam hal ini permintaannya dinyatakan sebagai variabel random fuzzy. Definisi variabel random fuzzy diberikan pertama kali oleh Kwakernaak (1978). Kemudian, beberapa peneliti memberikan definisi variabel random fuzzy yang berbeda, diantaranya Puri dan Ralescu (1986), Luhandjula (1996), Li dan Liu (2006). Luhandjula mengenalkan program linear dengan matriks teknologi dan batasan sumber merupakan parameter random fuzzy yang berada pada satu ruang probabilitas. Pada kenyataannya, nilai ketidakpastian suatu parameter dapat dipengaruhi oleh faktor yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah industri mebel memproduksi dua tipe meja belajar. Bahan kayu yang diperlukan untuk membuat sebuah meja masingmasing tipe dapat ditentukan dengan pasti, namun ketersediaan bahan baku kayu tidak dapat dipastikan banyaknya dan kepastian ketersediaannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi tanaman penghasil. Ketersediaan kayu ini merupakan parameter bernilai random fuzzy. Permintaan meja masing-masing tipe jumlahnya tidak dapat ditentukan dengan tepat, hal ini dapat dipengaruhi oleh persaingan produk sejenis di pasaran. Ketidakpastian ketersediaan kayu dan permintaan dipengaruhi oleh faktor yang berbeda, sehingga kedua parameter random fuzzy ini berada pada ruang probabilitas yang berbeda. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, peneliti ingin mengembangkan masalah program linear multi-objektif dengan setiap parameter random fuzzy berada pada ruang probabilitas yang berbeda, yaitu (i.) Model multi-objektif dengan koefisien fungsi tujuan random fuzzy pada setiap fungsi tujuan berada pada ruang probabilitas yang berbeda dan kendala deterministik, min(f 1 (x, c 1 ), f 2 (x, c 2 ),, f K (x, c K )) (1.1) dengan kendala Ax b, x 0.

3 3 (ii.) Model multi-objektif dengan tujuan deterministik dan parameter batasan sumber pada setiap kendala bernilai random fuzzy pada ruang probabilitas yang berbeda, min(f 1 ( x, c 1 ), f 2 ( x, c 1 ),, f K ( x, c K )) (1.2) Penjelasan notasi pada model: dengan kendala A x b, x R 0. f k : fungsi tujuan ke-k, k = 1,, K x = (x 1,, x n ) T, menyatakan vektor variabel keputusan c k = ( c k1,, c kn ), menyatakan vektor parameter random fuzzy untuk fungsi tujuan ke-k c k = (c k1,, c kn ), menyatakan vektor koefisien fungsi tujuan ke-k A : matriks teknologi berukuran m n b = (b 1,, b m ) T, vektor batasan sumber x = ( x 1,, x n ) T, vektor keputusan fuzzy b = ( b1,, bm ) T, vektor batasan sumber random fuzzy R : ranking fuzzy R : lebih dari sama dengan secara ranking. Notasi-notasi tersebut dipakai dalam penulisan berikutnya. Fungsi objektif pada masalah (1.1) memuat parameter random fuzzy, sehingga setiap fungsi objektif merupakan variabel random fuzzy. Kata "min" diartikan meminimumkan karakteristik dari pemrograman random fuzzy. Pada penelitian ini, definisi variabel random fuzzy merujuk pada definisi yang diberikan oleh Luhandjula (1996). Peneliti akan mendefinisikan karakteristik variabel random fuzzy yaitu nilai harapan, variansi dan standard deviasi. Masalah (1.1) akan ditransformasi menjadi pemrogramman fuzzy dengan pendekatan variansi, standard deviasi dan probabilitas. Pada model (1.2) terdapat parameter random fuzzy pada kendala, sehingga daerah fisibel berubah-ubah bergantung pada derajat keanggotaan variabel fuzzy. Peneliti akan memberikan syarat parameter fuzzy sehingga daerah fisibel tetap ada untuk semua derajat keanggotaan. Masalah (1.2) akan ditransformasi menjadi masalah fuzzy dengan pendekatan nilai harapan.

4 4 Hasil transformasi masalah (1.1) dengan pendekatan nilai harapan dan variansi adalah masalah program linear multi-objektif (PLMO) fuzzy. Model PLMO fuzzy ini dibawa ke model program linear fuzzy dengan metode pembobotan. Peneliti mengembangkan metode simpleks untuk menyelesaikan masalah program linear fuzzy. Namun, pendekatan probabilitas mentransformasi masalah (1.1) menjadi program non-linear pecahan biner campuran. Penyelesaian program non-linear ini tidak menjadi bagian dari penelitian ini. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah : (i.) menyelesaikan model (1.1) dengan pendekatan nilai harapan, variansi dan probabilitas, (ii.) mendefinisikan penyelesaian efisien nilai harapan, variansi dan probabilitas untuk masalah (1.1), (iii.) menunjukkan ekuivalensi masalah awal (1.1) dengan masalah hasil transformasi dengan pendekatan nilai harapan, (iv.) menyelesaikan masalah (1.2) dengan pendekatan nilai harapan, (v.) memberikan syarat-syarat bilangan fuzzy untuk batasan sumber pada masalah (1.2) supaya daerah fisibel tetap ada dan konveks sehingga eksistensi penyelesaian terjamin untuk semua derajat keanggotaan α [0, 1]. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan kontribusi dalam pengembangan masalah program linear multi-objektif (PLMO) dengan parameter random fuzzy dan metode penyelesaiannya.

5 5 2. Penyelesaian masalah program linear multi-objektif dengan parameter random fuzzy dapat membantu para pembuat keputusan dalam mengambil kebijakan. 1.5 Keaslian Disertasi Berdasarkan paparan dalam latar belakang dan tinjauan pustaka, PLMO (1.1) dan (1.2) berbeda dengan PLMO dengan parameter random fuzzy yang diteliti oleh Katagiri et al. (2008), Liu (2009), Sakawa et al. (2011) dan Yano et al. (2014). Model PLMO yang diberikan oleh Katagiri et al. (2008), parameter koefisien fungsi tujuan, entri matriks teknologi dan batasan sumber semua bernilai random fuzzy. Setiap bilangan fuzzy pada koefisien fungsi tujuan random fuzzy diasumsikan merupakan bilangan fuzzy yang merujuk ke fungsi referensi tertentu. Pembuat keputusan menentukan tingkat α, artinya semua kepentingan dicapai dengan semua fungsi keanggotaan fungsi tujuan mencapai tingkat lebih besar sama dengan α. Metode ini mentransformasi PLMO random fuzzy menjadi PLMO probabilistik. Kemudian, model probabilistik ini diselesaikan dengan pendekatan probabilitas. Liu (2009) mendefinisikan variabel fuzzy adalah fungsi terukur dari ruang kredibilitas ke himpunan semua bilangan real. Liu juga memberikan program multi-objektif dengan variabel fuzzy. Masalah tersebut diselesaikan dengan pendekatan program multiobjektif nilai harapan (expected value multiobjective programming) dan program tujuan nilai harapan (expected value goal programming). Definisi variabel random fuzzy yang digunakan oleh Katagiri et al. (2008), Sakawa et al. (2011) dan Yano et al. (2014) adalah fungsi terukur dari ruang probabilitas. Definisi variabel random fuzzy pada model PLMO yang diberikan Sakawa et al. (2011) berbeda dengan definisi variabel random fuzzy yang dikemukakan Luhandjula (1996). Bilangan fuzzy yang digunakan pada definisi variabel random fuzzy oleh Luhandjula harus memenuhi pendukung bilangan fuzzy harus terbatas. Sedangkan definisi bilangan fuzzy yang dipakai Sakawa tidak disyaratkan pendukungnya terbatas. Jika digunakan variabel random fuzzy yang didefinisikan oleh Sakawa et al. (2011), maka nilai harapan pada variabel random fuzzy yang didefinisikan oleh penulis bukan merupakan

6 6 bilangan fuzzy. Hal ini berakibat PLMO dengan parameter random fuzzy tidak dapat ditransformasi menjadi program multi-objektif fuzzy. Yano et al. (2014) memberikan program linear multi-objektif dengan koefisien fungsi tujuan random fuzzy. Dibentuk fungsi keanggotaan untuk setiap fungsi tujuan, kemudian model ditransformasi menjadi program multi-objektif probabilistik dengan memaksimumkan ukuran possibility. Kedua, model diselesaikan dengan pendekatan nilai harapan atau variansi dan diselesaikan secara interaktif. Pada penelitian ini PLMO dibedakan menjadi dua, yaitu PLMO dengan koefisien fungsi tujuan random fuzzy dan PLMO dengan batasan sumber random fuzzy. Pada penelitian ini dipakai definisi variabel random fuzzy yang dikemukakan oleh Luhandjula (1996). PLMO random fuzzy ditransformasi ke PLMO fuzzy dengan pendekatan nilai harapan, variansi dan probabilitas. Peneliti terlebih dahulu mendefinisikan nilai harapan, variansi dan probabilitas pada variabel random fuzzy. 1.6 Tinjauan Pustaka Sejak Bellman dan Zadeh (1970) mengenalkan konsep pengambilan keputusan fuzzy, beberapa peneliti mengenalkan berbagai model program linear fuzzy. Program linear dengan koefisien fungsi tujuan fuzzy, batasan sumber fuzzy dan entri matriks teknologi fuzzy dikemukakan oleh Maleki et.al (2000). Bilangan fuzzy pada masalah ini semuanya bilangan fuzzy trapesium. Dipilih ranking fuzzy tertentu untuk bilangan fuzzy trapesium. Selanjutnya masalah diselesaikan dengan metode simpleks untuk masalah ini. Program linear dengan rhs fuzzy dan variabel keputusan fuzzy dikemukakan oleh Nasseri dan Ardil (2005). Bilangan fuzzy pada batasan sumber adalah bilangan fuzzy trapesium. Dipilih satu ranking fuzzy linear, kemudian masalah diselesaikan dengan metode simpleks untuk masalah ini. Program linear dengan koefisien fungsi tujuan bilangan fuzzy trapesium dikemukakan oleh Zangiabadi dan Maleki (2007). Masalah program linear ini ditransformasi menjadi masalah program linear multi-objektif dengan memilih k ranking fuzzy. Pada perkembangannya, para peneliti mengembangkan program linear multiobjektif fuzzy. Tanino et al.(2003) memaparkan perkembangan penelitian program multi-

7 7 objektif fuzzy. Program multi-objektif fuzzy dengan semua parameter fuzzy, model ditransformasi ke model deterministik dan diselesaikan dengan metode fuzzy interaktif. Program tujuan fuzzy, model ini mempunyai fungsi objektif fuzzy, artinya setiap fungsi objektif ditetapkan nilainya lebih kecil atau sama dengan suatu nilai tujuan yang hendak dicapai. Model dibawa ke model program linear konvensional dengan mendefinisikan fungsi keanggotaan linear. Nilai parameter dalam model selain bernilai fuzzy, dapat pula memuat unsur ketidakpastian. Hal ini mendasari munculnya program linear probabilistik maupun program linear multi-objektif probabilistik. Charnes dan Cooper (1959) menyelesaikan program linear probabilistik dengan metode chance constrained. Selanjutnya, Dantzig (1997) menyelesaikan program linear probabilistik dengan two stage programming. Seperti halnya pada program linear multi-objektif (PLMO) deterministik, di dalam PLMO probabilistik terkadang penyelesaian optimal tidak ditemukan. Konsep penyelesaian efisien diperlukan dalam masalah multi-objektif probabilistik, seperti penyelesaian efisien Pareto. Caballero et al. (2001) mengenalkan konsep penyelesaian efisien berdasarkan karakteristik variabel random, yaitu penyelesaian efisien nilai harapan, penyelesaian efisien minimum variansi, penyelesaian efisien nilai harapan standard deviasi, penyelesaian efisien minimum resiko pada suatu level dan penyelesaian efisien dengan probabilitas tertentu. Kemudian, Caballero et al. (2004) menyelesaikan masalah multi-objektif dengan koefisien fungsi tujuan random dengan pendekatan stokastik dan pendekatan multi-objektif. Caballero juga menentukan hubungan penyelesaian efisien masalah multi-objektif probabilistik yang diselesaikan dengan pendekatan multi-objektif dan pendekatan probabilistik. Hulsurkar et al. (1997) menyelesaikan masalah linear multi-objektif probabilistik dengan pendekatan pemrogramman fuzzy. Sakawa et al. (2013) memberikan program linear multi-objektif dengan koefisien fungsi tujuan dan batasan sumber merupakan variabel random. Model ini dikenal dengan multiobjective chance constrained programming. Kemudian, model tersebut diselesaikan dengan empat pendekatan yaitu model nilai harapan, model variansi, model probabilitas dan fractile model. Sakawa dan Kato (2002) memberikan metode penyelesaian pada model program

8 8 linear multi-objektif dengan koefisien fungsi objektif dan batasan sumber pada kendala merupakan variabel random. Modelnya adalah sebagai berikut min[f 1 (x, ω),..., f k (x, ω)] dengan kendala g i (x) b i (ω), x 0, i = 1,..., m. Metode chance constrained diterapkan pada kendala, artinya dikehendaki probabilitas kendala lebih besar dari nilai yang ditentukan. Jadi pada model yang terbentuk masih mengandung unsur probabilistik pada fungsi objektif. Selanjutnya model dibawa ke model optimisasi ekspektasi dan maksimum probabilitas. Pada model optimisasi ekspektasi, model direduksi menjadi model linear multi-objektif biasa. Kemudian, pembuat keputusan menetapkan fuzzy pada fungsi objektifnya. Metode penyelesaiannya dikenal dengan interactive fuzzy satisficing method for expectation model. Demikian juga pada model optimisasi ekspektasi, pembuat keputusan menetapkan fuzzy pada fungsi objektifnya. Pada kenyataannya, nilai parameter dapat memuat unsur ketidakpastian dan ketidaktepatan secara bersamaan. Hal ini mendasari para peneliti mengembangkan konsep variabel random fuzzy. Beberapa peneliti mendefinisikan variabel random fuzzy, diantaranya Kwakernaak (1978), Puri dan Ralescu (1986), Luhandjula (1996) dan Li dan Liu (2006). Luhandjula mendefinisikan variabel random fuzzy sebagai pemetaan dari ruang sampel ke himpunan bilangan fuzzy. Kemudian, Luhandjula memberikan masalah program linear dengan fungsi tujuan tegas dan parameter dalam kendala merupakan variabel random fuzzy. Masalahnya dikenal dengan robust programming dengan variabel random fuzzy, yaitu max cx dengan kendala ã i1 (ω)x ã in (ω)x n bi (ω) x j 0, j = 1,..., n, i = 1,..., m, ω Ω, dengan ã ij (ω) dan bi (ω) parameter random fuzzy. Masalah yang memenuhi kondisi khusus yang diberikan dalam teoremanya ditransformasi menjadi masalah probabilistik. Definisi variabel random fuzzy yang berbeda dikemukakan Li dan Liu (2006). Variabel random fuzzy didefinisikan sebagai fungsi dari ruang probabilitas ke himpun-

9 9 an variabel fuzzy yang kredibilitasnya merupakan fungsi terukur. Kemudian Liu (2009) mendefinisikan variabel fuzzy adalah fungsi terukur dari ruang kredibilitas ke himpunan semua bilangan real. Liu juga memberikan program multi-objektif dengan variabel fuzzy. Masalah tersebut diselesaikan dengan pendekatan program multi-objektif nilai harapan (expected value multiobjective programming) dan program tujuan nilai harapan (expected value goal programming). Setelah muncul konsep variabel random fuzzy, beberapa peneliti mengembangkan masalah multi-objektif dengan parameter random fuzzy. Katagiri et al.(2008) menyelesaikan masalah multi-objektif dengan semua parameter random fuzzy dengan metode interaktif. Pada masalah ini, diasumsikan koefisien fungsi tujuan merupakan bilangan fuzzy yang merujuk ke fungsi referensi. Masalah diselesaikan dengan α level, artinya semua kepentingan dicapai dengan semua fungsi keanggotaan mencapai tingkat lebih besar sama dengan α. Sakawa et al. (2011) merumuskan program linear multi-objektif dengan koefisien fungsi tujuan random fuzzy. Model diselesaikan dengan pendekatan possibility nilai harapan dan variansi dan diselesaikan dengan metode interaktif. Yano et al. (2014) menyelesaikan program linear multi-objektif dengan koefisien fungsi tujuan random fuzzy dengan metode interaktif. Pertama dibentuk fungsi keanggotaan untuk setiap fungsi tujuan, kemudian model ditransformasi menjadi program multi-objektif probabilistik dengan memaksimumkan ukuran possibility. Kedua, model diselesaikan dengan pendekatan nilai harapan atau variansi dan diselesaikan secara interaktif. 1.7 Metodologi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan studi literatur buku-buku pendukung untuk mendapatkan pemahaman yang baik, kemudian mengkaji hasil-hasil penelitian terkait dengan topik yang sudah dimuat dalam jurnal ilmiah. Selanjutnya, peneliti akan menyelesaikan masalah multi-objektif dengan parameter random fuzzy dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan nilai harapan, pendekatan variansi dan pendekatan probabilitas. Berikut diberikan gambar metodologi penelitian.

10 Gambar 1.1: Metodologi Penelitian 10

11 11 Diperhatikan Gambar 1.1. Peneliti berkontribusi dalam mengembangkan teori variabel random fuzzy diskrit maupun kontinu. Peneliti akan mendefinisikan nilai harapan, variansi dan standard deviasi pada variabel random fuzzy. Akan dibuktikan bahwa nilai harapan pada variabel random fuzzy bernilai fuzzy. Selanjutnya, peneliti menyelidiki sifat nilai harapan fuzzy untuk variabel random fuzzy dengan bilangan fuzzy tipe tertentu. Sedangkan variansi dan standard deviasi pada variabel random fuzzy belum tentu bernilai fuzzy. Secara analog dengan penelitian Caballero (2004), masalah multi-objektif dengan parameter random fuzzy (1.1) akan ditransformasi menjadi masalah multi-objektif dengan parameter fuzzy dengan pendekatan nilai harapan, variansi dan pendekatan probabilitas. Masing-masing modelnya adalah sebagai berikut: (i.) min(e(f 1 (x, c 1 )),..., E(f k (x, c k ))) dengan kendala Ax b, x 0. (ii.)min(v ar(f 1 (x, c 1 )),..., V ar(f k (x, c k ))) dengan kendala Ax b, x 0. (iii.)min( z 1,..., z K ) dengan kendala P r(f k (x, c k )) β k, k = 1,, K Ax b, x 0. Hasil transformasi masalah PMLO dengan parameter random fuzzy dengan pendekatan nilai harapan dan variansi adalah PLMO dengan parameter fuzzy. Dipilih metode pembobotan untuk membawa masalah PLMO dengan parameter fuzzy menjadi program linear fuzzy. Peneliti mengembangkan metode simpleks untuk menyelesaikan program linear fuzzy ini. Sedangkan masalah (1.2) akan ditransformasi menjadi masalah multi-objektif dengan variabel fuzzy berikut min(f 1 ( x, c 1 ),..., f k ( x, c k )) dengan kendala A x E( b), x R 0. Jika parameter fuzzy pada PLMO dengan variabel fuzzy sama seperti pada model PLMO Jana dan Roy (2005), maka metode Jana dan Roy. Jika tidak demikian, maka dengan metode pembobotan PLMO dibawa ke program linear fuzzy dan diselesaikan dengan metode

12 12 simpleks Nasseri dan Ardill (2005) dengan penyesuaian ranking fuzzy yang dipilih. 1.8 Sistematika Penulisan Disertasi ini disajikan dalam lima bab. Bab I tentang pendahuluan yang memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian disertasi, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang teori-teori dasar yang digunakan, diantaranya bilangan fuzzy, ranking bilangan fuzzy, program linear dengan variabel keputusan fuzzy dan batasan sumber fuzzy, dan program linear multi-objektif dengan batasan sumber fuzzy. Inti tulisan akan disampaikan dalam Bab III dan Bab IV. Dalam Bab III akan disampaikan teori variabel random fuzzy, diantaranya ranking fuzzy, variabel random fuzzy diskrit dan kontinu, nilai harapan, variansi dan standard deviasi. Bab IV berisi tentang program linear multi-objektif dengan parameter random fuzzy dan penyelesaiannya. Kesimpulan dan saran akan disampaikan pada Bab V.

PENDEKATAN MASALAH MULTIOBJEKTIF STOKASTIK DENGAN PENDEKTAN STOKASTIK DAN PENDEKATAN MULTIOBJEKTIF

PENDEKATAN MASALAH MULTIOBJEKTIF STOKASTIK DENGAN PENDEKTAN STOKASTIK DAN PENDEKATAN MULTIOBJEKTIF Prosiding Seminar Nasional Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta 16 Mei 2009 PENDEKATAN MASALAH MULTIOBJEKTIF STOKASTIK DENGAN PENDEKTAN STOKASTIK DAN PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi merupakan bentuk khusus dari program linear yang digunakan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori himpunan fuzzy banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu seperti teori kontrol dan manajemen sains, pemodelan matematika dan berbagai aplikasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier (linear programming) ditemukan dan diperkenalkan seorang ahli matematika bangsa Amerika, Dr.George Dantzig yaitu dengan dikembangkannya metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING Oleh : Heny Nurhidayanti 1206 100 059 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dunia bisnis, manajemen rantai suplai merupakan strategi klasik yang banyak digunakan oleh industri atau perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program linear merupakan model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber yang terbatas secara optimal yaitu memaksimumkan keuntungan

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia)

OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia) OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia) OPTIMIZING THE TRANSPORTATION COST USING FUZZY MULTIOBJECTIVE LINEAR PROGRAMMING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND Ridayati Ircham Jurusan Teknik Sipil STTNAS Jalan Babarsari Caturtunggal Depok Sleman e-mail: ridayati@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK BAB 2 PROGRAM STOKASTIK 2.1 Pengertian Program Stokastik Banyak persoalan keputusan yang dapat dimodelkan dengan menggunakan program stokastik dengan tujuan menentukan nilai maksimum atau minimum. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan keputusan sering diformulasikan sebagai. persoalan optimisasi, jadi dalam berbagai situasi, pengambil keputusan ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan keputusan sering diformulasikan sebagai. persoalan optimisasi, jadi dalam berbagai situasi, pengambil keputusan ingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia saat ini dilanda oleh adanya kondisi ketidakpastian yang tinggi, namun pengambil keputusan tetap harus menentukan keputusan walau dalam kondisi yang demikian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri secara umum terdapat dua proses pendistribusian barang. Pendistribusian pertama adalah pendistribusian bahan baku dari beberapa sumber (origin)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan, seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi merupakan bentuk khusus dari program linier yang digunakan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai program linear, konsep himpunan fuzzy, program linear fuzzy dan metode Mehar untuk membahas penyelesaian masalah fuzzy linear programming untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang digunakan untuk membahas aplikasi PLFTG untuk investasi portofolio saham. A. Pemrograman Linear Pemrograman matematis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan digunakan pada pembahasan berdasarkan literatur yang relevan. A. Program Linear Model Program Linear (MPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR

MODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR MODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR Isnaini Rosyida Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang isnainimat@staff.unnes.ac.id Abstrak Masalah aliran maksimum pada

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF FUZZY INTERAKTIF PADA KEPUTUSAN PERENCANAAN TRANSPORTASI

KAJIAN PENERAPAN PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF FUZZY INTERAKTIF PADA KEPUTUSAN PERENCANAAN TRANSPORTASI KAJIAN PENERAPAN PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF FUZZY INTERAKTIF PADA KEPUTUSAN PERENCANAAN TRANSPORTASI Suroso 1), Widodo 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. H. Soedarto, S.H.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya mobilitas penduduk di suatu negara terutama di kota besar tentulah memiliki banyak permasalahan, mulai dari kemacetan yang tak terselesaikan hingga moda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN EORI 2.. Dasar Dasar Peluang Program stokastik adalah salah satu cabang matematika yang berhubungan dengan keputusan optimal dalam keadaan tidak pasti yang dinyatakan dengan distribusi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II DASAR TEORI Himpunan Fuzzy Bilangan Fuzzy Masalah Transportasi Program Linear Multiobjective..

DAFTAR ISI. BAB II DASAR TEORI Himpunan Fuzzy Bilangan Fuzzy Masalah Transportasi Program Linear Multiobjective.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN.. iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI. vii DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN... ix DAFTAR TABEL. x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Program Linear adalah suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan berbagai kendala yang dihadapinya. Masalah program

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kamar darurat (Emergency Room/ER) adalah tempat yang sangat penting peranannya pada rumah sakit. Aktivitas yang cukup padat mengharuskan kamar darurat selalu dijaga oleh

Lebih terperinci

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK MODEL PROGRAM STOKASTIK DALAM TRANSPORTASI DAN LOGISTIK Chairunisah Abstrak Problema transportasi dan logistik dikarakteristikkan dengan proses informasi yang sangat dinamis, seperti : pesanan konsumen

Lebih terperinci

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN Zulfikar Sembiring 1* 1 Fakultas Teknik, Universitas Medan Area * Email : zoelsembiring@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bi-level Mathematical Programming (BLMP) diidentifikasi sebagai pemrograman matematika yang memecahkan masalah perencanaan desentralisasi dengan dua pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL 2.1 Masalah Model Optimisasi Kombinatorial Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang memenuhi kondisi atau batasan yang disebut kendala dari

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,. II LANDASAN TEORI Pada pembuatan model penjadwalan pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 Zona Amerika Selatan, diperlukan pemahaman beberapa teori yang digunakan di dalam penyelesaiannya,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Stokastik Keputusan adalah suatu kesimpulan dari suatu proses untuk memilih tindakan yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada, sedangkan pengambilan keputusan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Teori Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam himpunan A, yang sering ditulis dengan memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1 Nol (0), yang berarti

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Transportasi Masalah transportasi pertama kali digunakan pada awal perang dunia kedua untuk menentukan bagaimana mengirimkan pasukan yang terletak disuatu tempat latihan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI OPTIMAL MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT

BAB III SOLUSI OPTIMAL MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT BAB III SOLUSI OPTIAL ASALAH FUZZY TRANSSHIPENT. ETODE EHAR Pada tahun 0, Kumar, et al. dalam jurnalnya yang berjudul Fuzzy Linear Programming Approach for Solving Fuzzy Transportation Problems with Transshipment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

6 Sistem Persamaan Linear

6 Sistem Persamaan Linear 6 Sistem Persamaan Linear Pada bab, kita diminta untuk mencari suatu nilai x yang memenuhi persamaan f(x) = 0. Pada bab ini, masalah tersebut diperumum dengan mencari x = (x, x,..., x n ) yang secara sekaligus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA DEFINISI PEMROGRAMAN LINEAR Pemrograman Linear merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE FUZZY REGRESI BERGANDA. Ristauli Pakpahan, Tulus, Marihat Situmorang

PREDIKSI KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE FUZZY REGRESI BERGANDA. Ristauli Pakpahan, Tulus, Marihat Situmorang Saintia Matematika Vol 1, No 4 (2013), pp 313 324 PREDIKSI KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013-2015 DENGAN METODE FUZZY REGRESI BERGANDA Ristauli Pakpahan, Tulus, Marihat Situmorang Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HIMPUNAN CRIPS Himpunan adalah suatu kumpulan objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Suatu himpunan harus terdefinisi secara tegas, artinya untuk setiap objek selalu

Lebih terperinci

III RELAKSASI LAGRANGE

III RELAKSASI LAGRANGE III RELAKSASI LAGRANGE Relaksasi Lagrange merupakan salah satu metode yang terus dikembangkan dalam aplikasi pemrograman matematik. Sebagian besar konsep teoretis dari banyak aplikasi menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemetaan linear merupakan salah satu jenis pemetaan yang dikenal dalam bidang matematika, khususnya dalam bidang matematika analisis. Diberikan ruang vektor

Lebih terperinci

Program Linear Fuzzy dengan Koefisien dan Konstanta Kendala Bilangan Fuzzy

Program Linear Fuzzy dengan Koefisien dan Konstanta Kendala Bilangan Fuzzy Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Program Linear Fuzzy dengan Koefisien dan Konstanta Kendala Bilangan Fuzzy 1 Diah Fauziah, 2 Didi Suhaedi, 3 Gani Gunawan 1,2,3 Prodi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Linier Penyelesaian program linear dengan algoritma interior point dapat merupakan sebuah penyelesaian persoalan yang kompleks. Permasalahan dalam program linier mungkin

Lebih terperinci

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan Metode Simpleks (Simplex Method) Kuliah 03 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Rumusan Pemrograman linier dalam bentuk baku 2 Pemecahan sistem persamaan linier 3 Prinsip-prinsip metode simpleks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL M Khahfi Zuhanda, Syawaluddin, Esther S M Nababan Abstrak. Beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dijelaskan pembahasan yang berkaitan dengan Pendekatan Fuzzy

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dijelaskan pembahasan yang berkaitan dengan Pendekatan Fuzzy BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dijelaskan pembahasan yang berkaitan dengan Pendekatan Fuzzy Compromise Programming untuk Views dalam Portofolio Black Litterman. Selanjutnya, akan diterapkan pada

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01 No. 1 (2012) hal 23 30. METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Anastasia Tri Afriani

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM

PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum Untuk menyelesaikan Persoalan Program Linier dengan Metode Simpleks untuk fungsi tujuan memaksimumkan dan meminimumkan

Lebih terperinci

Elis Ratna Wulan a, Diana Ratnasari b

Elis Ratna Wulan a, Diana Ratnasari b ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Pencarian Solusi Optimal Fuzzy Untuk Masalah Program Linier Fuzzy Menggunakan Metode Level-Sum Elis Ratna Wulan a, Diana Ratnasari b b a Jurusan Matematika,Fakultas Sains

Lebih terperinci

a. untuk (n+1) genap: terjadi ekstrem, dan jika (ii) f (x ) > 0, maka f(x) mencapai minimum di titik x.

a. untuk (n+1) genap: terjadi ekstrem, dan jika (ii) f (x ) > 0, maka f(x) mencapai minimum di titik x. Lecture I: Introduction A. Masalah Optimisasi Dalam kehidupan sehari-hari, manusia cenderung untuk berprinsip ekonomi, yaitu dengan sumber daya terbatas dapat memperoleh hasil sebanyak-banyaknya. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantorovich dengan metode penyelesaian yang masih terbatas dan belum banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kantorovich dengan metode penyelesaian yang masih terbatas dan belum banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model Program Linear (MPL) mulai dikenal pada tahun 1393 oleh L.W. Kantorovich dengan metode penyelesaian yang masih terbatas dan belum banyak diperhatikan orang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut ini merupakan pembahasan kajian-kajian tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut ini merupakan pembahasan kajian-kajian tersebut. BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai kajian teori yang digunakan sebagai dasar penulisan tugas akhir ini berdasarkan literatur yang relevan. Berikut ini merupakan pembahasan kajian-kajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, para pakar matematika telah banyak mencoba melakukan pendekatan untuk memecahkan permasalahan Program Linier Pecahan (PLP). Dalam tulisan

Lebih terperinci

Pencarian Solusi Optimal Fuzzy Untuk Masalah Program Linier Fuzzy Menggunakan Metode Level-Sum

Pencarian Solusi Optimal Fuzzy Untuk Masalah Program Linier Fuzzy Menggunakan Metode Level-Sum ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Pencarian Solusi Optimal Fuzzy Untuk Masalah Program Linier Fuzzy Menggunakan Metode Level-Sum Elis Ratna Wulan a, Diana Ratnasari b a Jurusan Matematika,Fakultas Sains

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN ALGORITMA MULTI OBJECTIVE LINEAR PROGRAMMING. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN ALGORITMA MULTI OBJECTIVE LINEAR PROGRAMMING. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN ALGORITMA MULTI OBJECTIVE LINEAR PROGRAMMING Mohamad Ervan S 1, Bambang Irawanto 2, Sunarsih 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam merupakan interupsi signifikan terhadap kegiatan operasional sehari-hari yang bersifat normal dan berkesinambungan. Interupsi ini dapat menyebabkan entitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Dinamik Pemrograman dinamik adalah suatu teknik matematis yang biasanya digunakan untuk membuat suatu keputusan dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pemrograman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari industri atau perusahaan adalah menciptakan laba yang maksimal. Salah satu bentuk usahanya adalah dengan memaksimumkan hasil produksi atau meminimumkan

Lebih terperinci

OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING DWI LESTARI Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, dwilestari@uny.ac.id ABSTRAK. Paper ini

Lebih terperinci

Penelitian Operasional II Programa Dinamik 1 1. PROGRAM DINAMIK

Penelitian Operasional II Programa Dinamik 1 1. PROGRAM DINAMIK Penelitian Operasional II Programa Dinamik. PROGRAM DINAMIK. PENDAHULUAN Definisi.: Program dinamik adalah suatu teknik matematik untuk menentukan serangkaian keputusan yang saling terkait, serta memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knapsack adalah suatu permasalahan dalam menentukan pemilihan objek

BAB I PENDAHULUAN. Knapsack adalah suatu permasalahan dalam menentukan pemilihan objek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knapsack adalah suatu permasalahan dalam menentukan pemilihan objek dari sekumpulan objek yang masing-masing mempunyai bobot/berat (weight) dan nilai/profit (value)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP No. 15 tahun 2005 tentang jalan tol, jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR T-11 RIVELSON PURBA 1 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE etong_extreme@yahoo.com ABSTRAK Purba, Rivelson. 01. Penerapan Logika

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statistika merupakan salah satu ilmu matematika yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Di dalamnya mencakup berbagai sub pokok-sub pokok materi yang sangat bermanfaat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum

PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum Untuk menyelesaikan Persoalan Program Linier dengan Metode Simpleks untuk fungsi tujuan memaksimumkan dan meminimumkan caranya berbeda. Model matematika dari Permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang permasalahan yang terjadi jaringan distirbusi, tujuan penelitian, rumusan masalah, batasan masalah dan asumsi penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis)

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) A. LANDASAN TEORI Misalkan χ merupakan matriks berukuran nxp, dengan baris-baris yang berisi observasi sebanyak n dari p-variat variabel acak X. Analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

Algoritma Simpleks Dan Analisis Kepekaan

Algoritma Simpleks Dan Analisis Kepekaan Modul 1 Algoritma Simpleks Dan Analisis Kepekaan Prof. Bambang Soedijono P PENDAHULUAN ada Modul 1 ini dibahas metode penyelesaian suatu masalah program linear. Pada umumnya masalah program linear mengkaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dan lain-lain. Seiring dengan adanya perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. industri dan lain-lain. Seiring dengan adanya perkembangan di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan di berbagai bidang yang semakin pesat, mendorong manusia untuk berfikir lebih kritis. Baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, industri dan lain-lain. Seiring

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/ Men.Kes /SK/XI/1992, rumah sakit (RS) adalah salah satu organisasi sektor publik yang

Lebih terperinci

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING Lexicographic goal programming adalah salah satu jenis dari goal programming. Model ini adalah model paling umum digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diberikan pendahuluan sebelum menginjak pembahasan pokok. Pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Sepak bola merupakan olahraga yang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sepak bola sebenarnya memiliki perangkat-perangkat penting yang harus ada dalam penyelenggaraannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang tidak dapat diprediksi dengan pasti, ada kalanya segala sesuatu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan atau

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki BAB III PEMBAHASAN Masalah Fuzzy Linear Programming (FLP) merupakan masalah program linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki parameter fuzzy dan ketidaksamaan fuzzy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0}

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0} BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Misalkan R menyatakan himpunan bilangan riil. Notasi R n menyatakan himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x } dan R n + := {x= (x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

Model Program Linear dan Daerah Penyelesaian Masalah

Model Program Linear dan Daerah Penyelesaian Masalah MATA4230/MODUL 1 1.1 Modul 1 Model Program Linear dan Daerah Penyelesaian Masalah D PENDAHULUAN Prof. Dr. Djati Kerami i dalam modul pertama ini Anda akan mempelajari penurunan model program linear dari

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. ii. Constant returns to scale, yaitu situasi di mana output meningkat sama banyaknya dengan porsi peningkatan input

II LANDASAN TEORI. ii. Constant returns to scale, yaitu situasi di mana output meningkat sama banyaknya dengan porsi peningkatan input 2 II LANDASAN EORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan dalam karya ilmiah ini. 2.1 Istilah Ekonomi Definisi 1 (Pertumbuhan Ekonomi) Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci