BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA. Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA. Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada"

Transkripsi

1 BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA 3.1. Perencanaan Intalai Pompa Perencanaan yang iambil aala perencanaan untuk intalai pompa paa Saring Putar. Data-ata awal aala ebagai berikut : Fluia : Sea Water Kapaita Pompa : 960 m 3 /jam = 0, 73 m 3 / Putaran poro pompa : 985 rpm Berat Jeni fluia : 105 kg/m 3 Vikoita Kinematik : 1,115 x 10-6 m / Temperatur Fluia : Kecepatan Fluia Di Dalam Pipa Iap (C ) Diameter Pipa Iap Yang Direncanakan ( ) Diameter pipa iap yang akan irencanakan ialam item intalai pompa ini aala = 18 = 0,57 m Lua Penampang Pipa Iap (A ) Setela iketaui bearnya iameter iap, iketaui maka akan iapatkan bearnya lua penampang paa pipa iap yaitu : A.. 0,57 0,16 m 33

2 Kecepatan Aliran Fluia Di Dalam Pipa Iap (C ) : Q 0,73 C m 1, 66 A 0,16 (Ref.9, Hal,33) Menurut refreni fritz ieel, turbin pompa an kompreor. Hal : 61 memenui yarat karena iantara 1,5 5 m/ Kecepatan Fluia Di Dalam Pipa Tekan (C ) Kecepatan Fluia Paa Pipa Tekan ( ) Diameter pipa tekan yang akan irencanakan ialam item intalai pompa ini aala = 16 = 0,06 m Lua Penampang Pipa Tekan (A ) Setela iketaui bearnya iameter tekan iketaui maka akan iapatkan bearnya lua penampang paa pipa tekan yaitu : A.. 0,06 0,13m Kecepatan Aliran Fluia Di Dalam Pipa Tekan (C ) : Q 0,66 C m, 11 A 0,13 (Ref.5, Hal,33) Menurut refreni fritz ieel, turbin pompa an kompreor. Hal : 61 memenui yarat karena iantara 1,5 5 m/. 3

3 Kerugian Geekan Paa Pipa Iap ( ) Untuk mengetaui kerugian-kerugian geekan paa bagian pipa iap aru iketaui terlebi aulu komponen -komponen apa aja yang terapat paa pipa iap terebut, aapun komponen -komponen pipa paa bagian iap yang irencanakan itu aala ebagai berikut : Panjang pipa iap (L ) = m Gate valve = 1 bua Elbow 90 ort rowele = 1 bua Strainer = 1 bua Bilangan Reynol Untuk Aliran Paa Pipa Iap (Re ) C. Re (Ref.9, Hal,33) = Vikoita ari ea water paa temperatur = 1,115 x 10-6 m / Maka Diapat ; 0 Re Re 1,66.0,57 6 1,115 x x Kerugian Geekan Paa Pipa Iap ( 1 ) 1 L.. C. g (Ref.9, Hal,33) 35

4 . = Koefiien geekan paa pipa iap = 0, 019 (Ref.9, Hal,8) Maka Diapat : 1 1 1,66 0,01.. 0,57.9,8 0,03 m Kerugian Geekan Paa Strainer ( ) C f. g (Ref.9, Hal,33) f = koefiien geek paa trainer = 1, 66 (Ref.9, Hal,39) Gambar 3.1. Bentuk ujung mauk pipa engan trainer Maka iapat 1,66 1,66..9,8 0,3m 36

5 Kerugian Geekan Paa Elbow ( 3 ) 3. C K e. n. g (Ref.8, Hal,) K e = Koefiien geekan paa elbow = 0, 75 (Ref.8, Hal,) Gambar 3. Bentuk Elbow 90 0 Sort rowele Maka Diapat : 3 3 1,66 0, ,8 0,106 m Kerugian Geekan Paa Gate Vakve ( 5 ) C kg.. g kg = Koefiien geekan paa gate valve = 0, 1 (Ref.8, Hal,) 37

6 Gambar 3.3 keta gate valve Maka Diapat : 1,66 0,1..9,8 0,030 m Kerugian Geekan Total Paa Bagian Pipa Iap ( ) = = 0,03 + 0,3 + 0,106+ 0,030 = 0,393 m Kerugian Geekan Paa Pipa Tekan ( ) Untuk mengetaui kerugia n-kerugian geekan paa bagian pipa tekan aru iketaui terlebi aulu komponen -komponen apa aja yang terapat paa pipa tekan terebut, aapun komponen -komponen pipa paa bagian tekan yang irencanakan itu aala ebagai berikut : Panjang pipa tekan (L ) = 16 m Ceck Valve = 1 bua Gate valve = 1 bua Elbow 90 ort rowele = bua Reucer = 1 bua 38

7 Blangan Reynol Untuk Aliran Paa Pipa Tekan (Re ) C. Re = Vikoita ari ea water paa temperatur 0 = 1,115 x 10-6 m / Maka Diapat ; Re Re,11.0,06 6 1,115 x10 7,6757 x Kerugian Geekan Paa Pipa Tekan ( 1 ) 1 L.. C. g. = Koefiien geekan paa pipa iap = 0, 019 (Ref.9, Hal,8) Maka Diapat : ,11 0, ,06.9,8 0,175 m 39

8 Kerugian Geekan Paa Ceck Valve ( ) C kc. g (Ref.9, Hal,33) kc = Koefiien geekan paa ceck valve =, 0 Gambar 3. Sketa Ceck Valve Maka Diapat :,11,0..9,8 0,535 m Kerugian Geekan Paa Elbow ( 3 ) 3. C K e. n. g K e = Koefiien geekan paa elbow = 0, 75 (Ref.8, Hal,) 0

9 Maka Diapat : 3 3 Gambar 3.5 Bentuk Elbow 90 0 Sort rowele,11 0, ,8 0,339 m Kerugian Geekan Paa Gate Vakve ( ) C kg.. g kg = Koefiien geekan paa gate valve = 0, 1 (Ref.9, Hal,) Gambar 3.6 keta gate valve 1

10 Maka Diapat :,11 0,1..9,8 0,08 m Kerugian geek paa reucer ( C kr. C. g ) (Ref.9, Hal,33) C 1 Q A 1 A 1 3,1 1 Diameter pipa iap reucer = 15 Kr = Koefiien geek paa reucer 0,06 (Ref.9, Hal,) ( C kr. C. g ),11 0,06.9,8 0,7m C 1 Q A 1 0,73,m / 0,11 A 1 3,1 1 3,1.0,381 0,11m Kerugian Geekan Total Paa Bagian Pipa Tekan ( ) = = 0, ,08 + 0, ,07 + 0,5 = 1,039 m

11 Kerugian Geekan Total ( t ) t = + = 1, ,393 t = 1,33 m Hea Manometri Yang Dibutukan Pompa Ketinggian manometri atau ea manometr i pompa aala keanggupan pompa untuk melakukan kerja. Hea manometri ini aru mengalirkan fluia eperti eperti yang irencanakan an aru apat mengatai berbagai macam kerugian yang terjai iepanjang jalur pemipaan yaitu paa pipa iap an pipa tekan. Paa kenyataannya ea manometri pompa yang terpaang iambil lebi bear ari total ail peritungan, al ini imakukan ebagai ea caangan atau ebagai antiipai bilamana terjai perubaan perlengkapan lain ialam ari intalai. Bear ea manometri pompa ini apat iitung engan peramaan ebagai berikut. H man a p v l. g (Ref.9, Hal,6) H man = Hea manometri ari uatu item pipa (m) a = Hea tati total (kg/m 3 ) p = Perbeaan tekanan tati iantara keua permukaan fluia, perbeaan tekanan ini iambil = 0 karena keua permukaan fluia bekerja paa tekanan atmofir. 3

12 l = Kerugian-kerugian ea paa pipa iap an tekan (m) v = Kecepatan aliran fluia paa pipa tekan (m) Untuk ea tati iambil engan menggunakan rumu : a = t + i t = Diarge Hea = 8,5 m i = Suction Hea =,5 m Maka iapat : a = t + i = 8,5 +,5 a = 11 m Maka ea manometri pompa yang iapat aala ebagai berikut : H H man man, ,33.9,8 1,6 m Pemerikaan Teraap Kavitai Untuk mengetaui apaka uatu pompa yang kita rancang akan beba ari kavitai maka aru ipenui yarat ebagai berikut : yang tereia yang iperlukan Dari al terebut iata maka uatu pompa itu akan beba ari kavitai apabila net poitip uction ea yang tereia itu lebi bear ari net poitip uction ea yang ipelukan, Untuk mengetaui apaka pompa yang aya

13 rancang ini beba ari kavitai atau tiak apat iliat paa peritungan i bawa ini Mengitung yang tereia yang tereia p a p v l p a = Tekanan atmofir ( kg/m ) = 1033 kg/m pv = Tekanan uap jenu (kg/m ) = 38,3 kg/m = Berat jeni fluia = 105 kg/m 3 = Suction ea tati =,5 m l = Kerugian ea ialam pipa iap = 0,37 m Maka yang tereia Diapat : yang tereia ,3 105 (,5) 0,37 yang tereia 6,98 m Mengitung yang iperlukan yang iperlukan. H man (Ref.9, Hal,6) yang iperlukan 0.5.1,6 yang iperlukan 3,165 m Karena maka pompa yang irencanakan yang tereia yang iperlukan beba ari Kavitai. 5

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I DEFEENSAL PASAL BAGAN Diferenial parial olume uatu iliner berjari-jari r engan ketinggian h inatakan oleh r h Yakni bergantung kepaa ua bearan, aitu r an h. Jika r kita jaga tetap an ketinggian h kita

Lebih terperinci

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu Tugas Akir BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT 4.1 Data data Perencanaan Jenis cairan : Air Massa jenis cairan : 1 kg/liter Temperatur cairan : 5ºC Kapasitas : 4.731 liter/menit (150 gpm) Kondisi

Lebih terperinci

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIS SEDERHANA UNTUK PERKIRAAN JANGKAUAN PENGUKURAN PADA DETEKTOR GEIGER MULLER

MODEL MATEMATIS SEDERHANA UNTUK PERKIRAAN JANGKAUAN PENGUKURAN PADA DETEKTOR GEIGER MULLER Jurnal Perangkat Nuklir ISSN No. 978-355 Volume 6, Nomor 2, Nopember 22 MOEL MATEMATIS SEERHANA UNTUK PERKIRAAN JANGKAUAN PENGUKURAN PAA ETEKTOR GEIGER MULLER Benar Bukit, Jo Bui Sulityo, Abul Jalil Puat

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Juruan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Program S Teknik Sipil SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Soal Penyeleaian di bawa ini dicuplik dari buku: Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic:

Lebih terperinci

Perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar

Perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar Kontruki an Bangunan Perencanaan tekni tanggul paa ungai lahar Keputuan Menteri Permukiman an Praarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

Lebih terperinci

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 4//013 ivil Engineering Diploma Program Vocational chool Gajah Maa Univerity Nuryamu Hiayat, Ph.D. Alinemen horiontal/trae jalan merupakan proyeki umbu jalan paa biang horiontal Alinemen horiontal teriri

Lebih terperinci

MODUL 14 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont)

MODUL 14 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont) 1.7 Kapaita, Head, dan Daya Popa 1.7.1 Popa Angkat MODUL 1 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont) Kapaita popa angkat yang dipakai adalah euai dengan kebutuhan air pada ja puncak ( Q h ak ) yaitu 0,5 /enit.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Kapasitas Pompa 3.1.1 Kebutuhan air water cooled packaged (WCP) Kapasitas pompa di tentukan kebutuhan air seluruh unit water cooled packaged (WCP)/penyegar udara model

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Ole : Tegu Herlambang 206 00 046 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, MSi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TENI POMITS Vol, No, (0-6 Perancangan Sistem Pengenalian Flow Menggunakan Sliing Moe Control (SMC Dengan Neural Network Paa Backloaing Di Terminal BBM PT Pertamina Perak Surabaya Helmy Yunan Inaton,

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan an Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 4 Mei 20 DESAIN PENGENDALIAN KEINGGIAN AIR DAN EMPERAUR UAP PADA SISEM SEAM DRUM BOILER DENGAN

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAVELET PADA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR

EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAVELET PADA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR SCAN OL. II NOMOR 2 ISSN : 1978-0087 EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAELET PAA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR Nanik Suciati Juruan Teknik Informatika, Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TERJADINYA KAVITASI PADA SUDU POMPA SENTRIFUGAL

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TERJADINYA KAVITASI PADA SUDU POMPA SENTRIFUGAL PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TERJADINYA KAVITASI PADA SUDU POMPA SENTRIFUGAL Jenny Delly Juruan Teknik Mein, Fakulta Teknik, Univerita Haluoleo, Kendari Abtrak Kavitai merupakan fenomena perubahan phae

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1. BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB III ALAT-ALAT OPTIK

BAB III ALAT-ALAT OPTIK MATA BAB III ALAT-ALAT OPTIK. Lapian kornea : ebagai lapian pelindung 2. Iri : mengatur lubang pupil 3. Pupil : ebagai jalannya inar mauk ke mata 4. Lena : untuk membentuk bayangan 5. Otot iliar: mengatur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada

Lebih terperinci

Jtech 2016, 4(2) YUNITA DJAMALU Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian

Jtech 2016, 4(2) YUNITA DJAMALU Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Jtech 06, 4() 64 79 KASA BERTINGKAT DENGAN DAYA 0,5 HP YUNITA DJAMALU Program Stui Mein an Peralatan Pertanian e-mail : naura@poligon.ac.i ABSTRAK Perencanaan mein pemberih pai ini merupakan alah atu upaya

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

Flowchart FP-GROWTH. Dataset Contoh

Flowchart FP-GROWTH. Dataset Contoh Flwchart FP-GROWTH Dataset Cnth Ti items 1 2,3,4,5,6 2 1,3 3 2,7 4 1,2,3,4 5 1,2,4 6 3,4,5 7 1,2,4,5 8 2,3,4,8 9 2,3,4,5,6 1 2,3,4,5 Minimal supprt : 3 % Penerapan Algritma FP-grwth Berikut ini urutan

Lebih terperinci

Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Oleh : Dunung Sarwo Jatikusumo 2110 038 017 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT Latar

Lebih terperinci

BAB 6 DATUM DAN ARAS PASANG SURUT

BAB 6 DATUM DAN ARAS PASANG SURUT Pengenalan BAB 6 DATUM DAN AAS PASANG SUUT Datum i mana kealaman irujuk iefinisikan ole pengukuran an analisis pasang surut. Ole itu, seseorang juruukur irografi perlu mengetaui keuukan relatif ataupun

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi DEGRADAI DAAR UNGAI Ole : Imam uardjo Abtraki Degradai daar ungai umumnya merupakan akibat adanya eroi dan ebagai perantara utama adala air yang dipengarui ole kecepatan aliran. tudi ini bertujuan mengidentifikai

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan dengan Distribusi z (Tabel hal 175) Nilai α dan Selang kepercayaan yang lazim digunakan antara lain:

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan dengan Distribusi z (Tabel hal 175) Nilai α dan Selang kepercayaan yang lazim digunakan antara lain: Peahulua Peugaa Parameter Peugaa Parameter Populai ilakuka ega megguaka ilai Statitik Sampel, Mial :. x iguaka ebagai peuga bagi µ. iguaka ebagai peuga bagi σ 3. p atau p$ iguaka ebagai peuga bagi π Peugaa

Lebih terperinci

Jtech 2015, (1) RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SPONS

Jtech 2015, (1) RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SPONS Jtech 05, () 7 Yunita Dalu Pliteknik Grntal E-mail : naura@plign.ac.i ABTRAK Perencanaan mein pencacah pn ini merupakan alah atu upaya penerapan teknlgi tepat guna, untuk membantu mayarakat alam meningkatkan

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Penyambungan Tiang Pancang Beton Pracetak Untuk Fondai Jembatan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Jakarta, 05 Mei 2010 Kepada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK JETri, Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN 141-037 ERBANDINGAN ENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI ENGGERAK KOMRESOR ADA SIANG HARI DAN MALAM HARI ADA INDUSTRI ES BALOK Liem Ek Bien

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

:... (m) / (bar) vacuum. Viscocity :...(mm 2 /s) Chemical Material Pompa Mech.Seal Design Konsentrasi Media :...(%)

:... (m) / (bar) vacuum. Viscocity :...(mm 2 /s) Chemical Material Pompa Mech.Seal Design Konsentrasi Media :...(%) SIZING PUMP (CENTRIFUGAL PUMP) Specification 1 Kapasitas Pompa Tot. Head/Tekanan Suction Pressure :... (M 3 /hr) :... (m) / (bar) :... (m) / (bar) vacuum Material Pipa :...? Liquid/Media :...? Temperatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

BAB III. Analisa Dan Perhitungan Laporan Tugas Akhir 60 BAB III Analisa Dan Perhitungan 3.1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 mei 014 di gedung tower universitas mercubuana dengan data sebagai berikut : Gambar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA 4. 1. Perhitungan Kapasitas Aliran Air Bersih Berdasarkan acuan dari hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2010 dan Permen Kesehatan

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR (ROTASI)

GERAK MELINGKAR (ROTASI) GEAK MELINGKA (OTASI) y P x P y P x y y x x - alam - maka : Gerak luru (arah tetap) Gerak melingkar (umbu tetap) Penting Poii uut kecepatan uut eferenintegral eferenintegral Bearan Suut an Linier percepatan

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOT MARHUALA SARAGIH NIM. 080401147 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu 1.1.1 Memisahkan fraksi butiran seimen paa ukuran (iameter) butir tertentu. 1.1.2 Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness an kurtosi baik secara grafis maupun matematis.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT 3.1. Metode Pengambilan Data Penganbilan data ini dilakukan di gedung VLC (Vehicle Logistic Center) PT. X berdasarlan data dan kegiatan yang ada di gedung tersebut. Dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km BAB III STUDI KASUS APANGAN 3.1. Umum Pada bab ini akan dilakukan studi kasus pada pipa penyalur minyak yang dipendam di bawa tana (onsore pipeline). Namun karena dibutukan untuk inspeksi keadaan pipa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL 3.1 Metode Perancangan Pada Analisa Impeller Didalam melakukan dibutuhkan metode perancangan yang digunakan untuk menentukan proses penelitian guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK Putra Aditiawan 2108030043 Dosen pembinmbing: Dr.Ir.Heru Mirmanto,MT GAMBAR INSTALASI

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM RESISTIVITY 2D UNTUK ANALISA POTENSI AIRTANAH DI CEKUNGAN AIRTANAH PASURUAN.

PENERAPAN PROGRAM RESISTIVITY 2D UNTUK ANALISA POTENSI AIRTANAH DI CEKUNGAN AIRTANAH PASURUAN. PENERAPAN PROGRAM RESISTIVITY 2D UNTUK ANALISA POTENSI AIRTANAH DI CEKUNGAN AIRTANAH PASURUAN M. Solicin 1,Runi Asmaranto 1, Suermin Pratiwi 2 1 Dosen Jurusan Teknik Pengairan 2 Maasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Kajian Teknik Mesin Vo. 2 No. 1 April

Jurnal Kajian Teknik Mesin Vo. 2 No. 1 April ANALISA KINERJA POMPA MINYAK (POMPA BONGKAR KARGO) PADA MT. ACCORD Andi Saidah, MT Dosen Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisa kinerja pompa cargo,

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR Agung Nugroo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fata (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Potong Singkong Gerak Reciprocating dengan 4 cam follower, 6 pisau potong dan 6 hopper

Rancang Bangun Mesin Potong Singkong Gerak Reciprocating dengan 4 cam follower, 6 pisau potong dan 6 hopper Rancang Bangun Mein Potong Singkong Gerak Reciprocating dengan cam follower, 6 piau potong dan 6 hopper Sri Bangun S., Nur Huodo, Winarto 3, Agung Subiyakto. 3, Agu Surono.,,3) Program Studi iploma 3 Teknik

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR. Disusun oleh : Ir. ARIANTO

GERAK MELINGKAR. Disusun oleh : Ir. ARIANTO GEAK MELINGKA Diuun oleh : Ir. AIANTO DEFINISI GEAK MELINGKA PENGETIAN 1 ADIAN PEIODA DAN FEKENSI KELAJUAN ANGULE DAN KELAJUAN LINIE HUBUNGAN ANTA ODA GEAK BENDA DI LUA DINDING MELINGKA GEAK BENDA DI DALAM

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PERANCANGAN MESIN PENGGILING DAGING. Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya PERANCANGAN MEIN PENGGILING DAGING Azwar Fathoni D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri urabaya E-mail: azwarfathoni@gmail.com Buiharjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian terhadap aliran campuran air crude oil yang mengalir pada pipa pengecilan mendadak ini dilakukan di Laboratorium Thermofluid Jurusan Teknik Mesin. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS Tugas Akhir ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Program Studi S1

Lebih terperinci

KENDALA PERENCANAAN DARI PONDASI RAKIT TIANG PANCANG

KENDALA PERENCANAAN DARI PONDASI RAKIT TIANG PANCANG Jurnal item Teknik Indutri Volume 6, No. Oktober 5 KENL PERENCNN RI PONI RKIT TING PNCNG Mawardi ta Pengajar epartemen Teknik ipil FT UU btrak: Kendala dari perilaku pondai rakit-tiang pacang udah banyak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN FRANCIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR

PERANCANGAN TURBIN FRANCIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PERACAGA TURBI FRACIS PEMBAGKIT LISTRIK TEAGA MIKRO HIRO SISTEM PEIGI EGA VARIASI PUTARA KOMPRESOR Studi Kau i ea Manggian Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Ade Wira K Program Sarjana Juruan Teknik Mein,

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH Direncanakan akan dibuat Instalasi Plumbing dan Penentuan Spesifikasi Pompa, dari sumber air k Jenis Pipa Galvanized Iron

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN POMPA UNTUK SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER SKALA LABORATORIUM

ANALISA PEMILIHAN POMPA UNTUK SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER SKALA LABORATORIUM ANALISA PEMILIHAN POMPA UNTUK SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER SKALA LABORATORIUM Munzir Qadri,ST,MSc 1,.Alif Chandra Lecture 1,College student,departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

BAB IV PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ERCOBAAN DAN ENGOLAHAN DATA Untuk mengetahui unjuk kerja ari alat uji yang telah ibuat, maka perlu ilakukan pengujian paa alat uji tersebut. Data-ata yang iapat melalui pengujian kemuian ianalisis,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

HITUNGAN TRANSPOR SEDIMEN

HITUNGAN TRANSPOR SEDIMEN Hitungan Tranpor Sedimen 1 HTUNGAN TRANSPOR SEDMEN 1. PENDAHULUAN ntenita tranpor edimen (T) pada uatu tampang lintang ungai/aluran adalah banyaknya edimen yang lewat tampang lintang terebut tiap atuan

Lebih terperinci