BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT"

Transkripsi

1 BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT 3.1. Metode Pengambilan Data Penganbilan data ini dilakukan di gedung VLC (Vehicle Logistic Center) PT. X berdasarlan data dan kegiatan yang ada di gedung tersebut. Dengan demikian metode yang digunakan dalam tugas Akhir ini adalah metode deskriptif dan studi analitik. Metode deskriptif menggambarkan sesuatu yang telah berlangsung pada saat pengambilan data sedang dilakukan untuk menguraikan sifat atau karakteristik suatu keadaan. Sedangkan studi analitik digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari perusahaan Tempat dan Pengambilan Data Pengambilan data berlangsung di gedung VLC (Vehicle Logistic Center). Gedung VLC merupakan gedung tempat penyimpanan produk dari PT. X berupa kendaraan roda empat (mobil) yang nantinya akan di kirim ke dealer lokal dan yang akan diekspor Standar Dalam tugas Akhir ini, sebagai acuan yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia atau SNI, NFPA 14, NFPA 15, NFPA 20, NFPA 22 mengenai sistem hydrant. Untuk hal-hal yang belum diatur, selama tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku digunakan standar-standar internasional Tahapan Observasi Perencanaan ini diawali dengan peninjauan yang dilakukan di gedung VLC PT. X. peninjauan ini bertujuan untuk mencari permasalahan apa yang dapat diangkat untuk dijadikan tugas akhir. Selama peninjauan sedang berlangsung penulis menemukan bahwa pada area gedung VLC ada area yang belum terjangkau oleh sistem pemipaan hydrant, sehingga saat terjadi kebakaran di area tersebut tidak dapat ditanggulangi. 58

2 59 (a) (b) (c) (d) Gambar 3.1 Hasil Observasi (a) Reservoir Hydrant (b) Instalasi Pompa Utama (c) Pompa Diesel (d) FHP (Fire Hydrant Protection) (e) IHB (Indoor Hydrant Box) (f) Instalasi Pompa Jockey (e) (f)

3 Diagram Alir Perencanaan sistem hydrant Dalam perencanaan sistem hydrant di gedung VLC (Vehicle Logistic Center) digunakan diagram alir perencanaan di bawah ini Start Data awal : 1. Q air stndar NFPA 2. Lama waktu sistem bekerja sesuai NFPA Penaksiran kebutuhan air sistem hydrant Perhitungan disain instalasi sistem hydrant Perhitungan ketebalan pipa air sistem hydrant Perhitungan radius jangkauan FHP (Fire Hydrant Protection) Perhitungan volume reservoir pada sistem hydrant Perhitungan dan pemilihan pompa sistem hydrant Penentuan jumlah FHP baru yang digunakan Review Apak ah hasil perhitungan sesuia dengan standar? Tidak Finish Ya Kesimpulan : 1. Dua pompa yang ada sudah memenuhi kebutuhan sistem 2. Jumlah fhp baru lebih sedikit dari yang direncanakan oleh PT. X

4 Penaksiran kebutuhan air sistem hydrant Untuk memeperkirakan besarnya kebutuhan air hydrant, maka digunakan metode penaksiran yaitu : Metode jumlah alat-alat sistem hydrant. Metode ini adalah dengan menjumlahkan kapasitas dari alat-alat pada sistem hydrant pada saat ada satu area yang terbakar, dimana membuat 2 FHP (fire hydrant pillar) bekerja atau 1 FHP dan 1 IHB (indoor hydrant box) bekerja. Untuk memepermudah perhitungan kapasitas, maka dibagi beberapa section dan diberi tanda angka pada instalasi pipa. Kapasitas tiap alat pemadam kebakaran dapat diuraikan sebagai berikut. Kapasitas tiap FHB dan IHB adalah. 1. FHB = 250 Gpm = 0,0158 m 3 /sec (NFPA 14) 2. IHB = 100 Gpm = 0,0063 m 3 /sec (NFPA 14) Disaat kebakaran terjadi, direncakan 2 alat pemadam kebakaran bekerja. Dimana kapasitas terbesar alat pemadam kebakaran yang bekerja adalah FHP, maka penaksiran kebutuhan air adalah saat 2 FHP bekerja. Q = 2 x 250 Gpm = 500 Gpm = 0,0315 m 3 /sec 3.7. Perencanaan diameter pipa air sistem hydrant Perencanaan diameter pipa air sistem hydrant dilakukan dengan perhitungan mundur dari alat sistem hydrant menuju ke induk-induk percabangan, dengan cara membagi-bagi tiap section meliputi : 1. Pipa service pada unit beban alat dari sistem hydrant 2. Pipa distribusi atau pipa utama Perhitungan diameter pipa perlu diperhatikan akan kecepatan aliran di dalam pipa, yang mana dalam standar NFPA 24 kecepatan aliran yang diijinkan 10 ft/sec (3 m/s). Sedangkan dalam pemilihan material pipa sistem hydrant yang

5 62 sesuai dengan NFPA 15 adalah ASTM A 53 grade A (Black Steel Pipe Schedule 40), dimana yield strength nya adalah 30 Ksi (30000psi). Penentuan diameter pipa pada sistem hydrant harus sesuai dengan NFPA 14 dan NFPA 15, dimana kapasitas kebutuhan unit dari tiap unit beban diketahui, maka diameter pipa service dapat dihitung sebagai berikut. Dimana : D = Diameter dalam pipa (m) Q = Kapasitas aliran (m 3 /s) V = Kecepatan aliran (m/s) (1). Pipa service pada FHP (fire hydrant protection) Dimana : Q FHP = 250 Gpm = 0,0158 m 3 /sec V = 3 m/sec Sehingga : Dengan menyesuaikan dengan properties pipa yang ada di pasaran dan sesuai NFPA 14, maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) = 4 inch dengan inside diameter (ID) = 0,102 m. maka kecepatan aliran di dalam pipa sebenarnya adalah.

6 63 Untuk kapasitas FHP mempunyai range Gpm, yang mana untuk 400 Gpm kecepatan aliran dalam pipa adalah 3,07 m/s. (2). Pipa service pada IHB (indoor hydrant box) Dimana : Q FHP = 100 Gpm = 0,0063 m 3 /sec V = 3 m/sec Sehingga : Dengan menyesuaikan dengan properties pipa yang ada di pasaran dan sesuai NFPA 14, maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) = 2 inch dengan inside diameter (ID) = 0,0627 m. maka kecepatan aliran di dalam pipa sebenarnya adalah. Untuk kapasitas IHB mempunyai range Gpm, yang mana untuk 150 Gpm kecepatan aliran dalam pipa adalah 3,065 m/s.

7 64 (3). Pipa distribusi (main pipe) Dimana : Q FHP = 500 Gpm = 0,032 m 3 /sec V = 3 m/sec Sehingga : Dengan menyesuaikan dengan properties pipa yang ada di pasaran dan sesuai NFPA 14, maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) = 6 inch dengan inside diameter (ID) = 0,154 m. maka kecepatan aliran di dalam pipa sebenarnya adalah Perhitungan desain instalasi sistem hydrant Data pada design instalasi sistem hydrant Perhitungan laju aliran pada instalasi sitem hydrant dibutuhkan data-data yang harus diketahui dan ditentukan lebih dahulu, sehingga perhitungan laju aliran perpipaan dapat dilakukan. Data-data tersebut meliputi panjang pipa dan debit aliran. Panjang pipa Panjang pipa pada instalasi sistem hydrant gedung VLC PT. X terdapat pada Tabel 3.1 dan gambar instalasi perpipaan sistem hydrant tertuang pada gambar 3.1

8 65 Instalasi perpipaan hydrant lama (merah) Instalasi perpipaan hydrant baru (biru) FHP Lama FHP Baru (planning) Gambar 3.2 Instalasi perpipaan hydrantgedung VLC PT. X 4 Instalasi hydrant terjauh Untuk menghitung head yang diperlukan dalam menentukan spesifikasi pompa kita cukup menentukan titik FHP (fire hydrant protection) terjauh dari pompa. Dalam sistem hydrant di gedung VLC PT.X jarak terjauhnya adalah FHP 8.

9 66 Detail instalasi pompa POMPA Gambar 3.3 Instalasi perpipaan hydrant terjauh gedung VLC PT. X Equipment Jumlah Reducer 1 Elbow 18 Tee (Tipe 1) 2 Tee (Tipe 2) 1 Flexible joint 1 Gate valve 3 Check valve 1 Strainer 1 Katup hisap dengan 1 saringan

10 67 Jockey pump Main pump Instalasi pompa

11 68 Tabel 3.1 Data panjang pada instalasi perpipaan sistem hydrant (hasil perhitungan dan pengolahan data) NO PIPA PANJANG PIPA (m) UKURAN (ø) inch 1 1, , , , , , , , , , , , Total 529,3

12 Perhitungan ketebalan pipa air sistem hydrant Perhitungan ketebalan dinding pipa pada sistem perpiaan hydrant sangatlah penting dilakukan, dikarenakan menyangkut akan kinerja sistem hydrant saat bekerja. Berikut perhitungan ketebalan pipa pada sistem hydrant. (1). Pipa distribusi (6 inch) P pipa distribusi P pipa distribusi = 900 kpa = 126 psi (tekanan absolute) = 765 kpa = 107 psig (tekanan gauge) Design temperature = 212 F = 100 C Korosi dan erosi allowance (C) = 0,0787 inch = 2 mm ASTM A.53 yield strength (S) = 30 Ksi = psi Quality factor (E) = 60% = 0,6 Outside diameter = 6,625 inch = 168,275 mm Y koefisien = 0,4 t m = t + C = 0, = 2,48 mm Wall thickness ASTM A.53 grade A (pipa 6 inch) = 7,11 mm. Dari perhitungan didapatkan 2,83 mm < 7,11 mm, maka ketebalan dinding pipa memenuhi syarat. (2). Pipa service FHP (4 inch) P pipa service P pipa service = 712,64 kpa = 99,81 psi (tekanan absolute) = 608 kpa = 85,11 psig (tekanan gauge) Design temperature = 212 F = 100 C Korosi dan erosi allowance (C) = 0,0787 inch = 2 mm ASTM A.53 yield strength (S) = 30 Ksi = psi Quality factor (E) = 60% = 0,6 Outside diameter = 4,5 inch = 114,3 mm Y koefisien = 0,4

13 70 t m = t + C = 0, = 2,25 mm Wall thickness ASTM A.53 grade A (pipa 6 inch) = 6,02 mm.dari perhitungan didapatkan 2,57 mm < 6,02 mm, maka ketebalan dinding pipa memenuhi syarat. (3). Pipa service IHB (2,5 inch) P pipa service P pipa service = 701,2 kpa = 98,21 psi (tekanan absolute) = 596 kpa = 83,51 psig (tekanan gauge) Design temperature = 212 F = 100 C Korosi dan erosi allowance (C) = 0,0787 inch = 2 mm ASTM A.53 yield strength (S) = 30 Ksi = psi Quality factor (E) = 60% = 0,6 Outside diameter = 2,9 inch = 73,66 mm Y koefisien = 0,4 t m = t + C = 0, = 2,15 mm Wall thickness ASTM A.53 grade A (pipa 2,5 inch) = 5,08 mm. Dari perhitungan didapatkan 2,45 mm < 5,08 mm, maka ketebalan dinding pipa memenuhi syarat.

14 Perhitungan radius jangakauan FHP dan IHB Perhitungan radius jangkauan pada sistem hydrant sangatlah penting dilakukan, dikarenakan menyangkut area yang akan dilayani sistem hydrant tersebut. Berikut perhitungan jangkauan radius pada hydrant. (1). Radius jangkauan FHP Q main pipe (Q 1 ) = 0,03 m 3 /sec (Q 1 : 500 Gpm, A 1 : m 2 ) Ø nozzle = m (ID : 2,5 inch, A 2 : m 2 ) Sudut elevasi α = 45, (sin 45 : 0.707, cos 45 : 0.707) Gravitasi = 9.8 m/s 2 Tinggi maksimum yang dicapai air : (3.19) Jarak jangkauan air saat menyentuh tanah adalah : Panjang selang FHP 30 m, jadi jangkauan di tiap FHP = = 40 m Maka pada instalasi hydrant terpasang FHP setiap 40 m.

15 Perhitungan volume reservoir pada sistem hydrant Perhitungan volume reservoir pada sistem hydrant dimkasudkan untuk menampung air saat FHP atau IHB bekerja, dimana sistem hydrant bekerja dalam jangka waktu tertentu. Dengan keterbatasan waktu saat sistem hydrant bekerja, diharapkan bantuan dari tim pemadam kebakaran setempat akan dating dengan tepat waktu. Perhitungan ini direncanakan sistem hydrant bekerja dalam waktu 30 menit. Volume reservoir hydrant Q = Q main pumpa + Q jockey pump = 0,0315 m 3 /sec + 0,002 m 3 /sec = 0,0335 m 3 /sec Volume = 0,0335 m 3 /sec x 1800 sec = 60,3 m 3 Volume reservoir yang tersedia di gedung VLC PT. X untuk hydrant adalah 85 m 3 sehingga cukup untuk menyuplai sistem hydrant Perhitungan dan pemilihan pompa sistem hydrant Pompa utama Perhitungan tekanan pipa distribusi pada head terjauh, dimana head terjauh terletak pada FHP 8. Untuk menghitung head total pompa digunakan rumus sebagai berikut, Diketahui : Q = 0,315 m 3 /sec (500 Gpm) Elbow 45 = 22 buah Static suction head = 2 m Static discharge head = 2 m h p1 = 4,43 x 10 5 N/m 2 (Tekanan umum pada hydrant) h p2 = 1 ATM (10 5 N/m 2 ) ρ air = 998,2 Kg/m 3 (Pada suhu 20 )

16 73 P2 P1 PUMP Menghitung head statis total (ha) ha = Static suction lift + Static discharge head = 2 m + 2 m = 4 m Menghitung hp = hp2 hp1 ρg = (4,43-1)x ,2 x 9,81 = 35,03 m Menghitung kerugian head instalai (h1) Pada pipa Pada intalasi terjauh dari pompa menuju FHP diameter pipa yang digunakan adalah 4 inch dan 6 inch. Data yang diketahui : V = 3 m/s v = 1,007 x 10-6 (viskositas kinematik air pada suhu 20 )

17 74 Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m Untuk pipa 4 inch, ID = 0,102 m Karena Re > 4000 maka aliran bersifat turbulen, sehingga untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa menggunakan rumus : Untuk mecari koefisien kerugianya kita gunakan diagram moody, Dimana, Bilangan renolds (RE) : (Turbulen) Nilai ϵ (epsilon) untuk steel : 0,0005 m ID untuk pipa 6 inch : 0.15 m ID untuk pipa 4 inch : 0.10 m Sehingga nilai Relative Pipe Roughness adalah : Untuk pipa 6 inch, Dari nilai diatas didapat koefisien kerugian pipa melalui diagram moody yaitu : 0.030(λ) Untuk pipa 4 inch, Dari nilai diatas didapat koefisien kerugian pipa melalui diagram moody yaitu : (λ)

18 75 Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 1,7 m) Dikarenakan pipa ada 5. maka, h f = 5 x 0,15= 0,75 m Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 30 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 1 m) Dikarenakan pipa ada 7. maka, h f = 7 x 0,089 = 0,623 m Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 29,7 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 83,8 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 8,84 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 9,5 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 195 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 74,7 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 24,7 m)

19 76 Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 56,6 m) Untuk pipa 4 inch, ID = 0,102 m (L= 1 m) Hasil perhitungan seluruhnya untuk kerugian gesek dalam pipa hydrant dapat dilihat pada table 3.2 Tabel 3.2 Hasil perhitungan kerugian head gesekan dalam pipa (H f ) pada pipa hydrant Inside Diameter (ID) Jumlah L (m) λ H f (m) Inch Meter 6 0, ,7 0,03 0,75 6 0, ,03 2,68 6 0, ,03 0, , ,7 0,03 2,65 6 0, ,8 0,03 7,58 6 0, ,84 0,03 0,8 6 0, ,5 0,03 0,85 6 0, ,03 17,4 6 0, ,7 0,03 6,68 6 0, ,7 0,02 2,2 6 0, ,6 0, , ,035 0,104 Jumlah seluruh kerugian head gesekan dalam pipa 46,7 m

20 77 Pada reducer Pada pipa hydrant untuk diameter 0,154 (6 inch) ke 0,102 (4inch) Maka Cc didapat = 0,659 (lihat Tabel 2.6) Pada belokan, katup (valve), sambungan / percabangan Kerugian gesekan pada belokan pipa (elbow 90 ) Dimana : Diameter elbow 90 (ID) = 0,154 m (6 inch) Radius = 0,228 m (9 inch) R/D = 0,228/0,154 = 1,48 = 1,5 f (Koefisien kerugian pada belokan) = 0,9 (Lihat Tabel 2.4) Jumlah elbow yang digunakan = 18 Maka, h f = 18 x 0,9 = 16,2 m Kerugian gesek pada percabangan pipa (untuk tee 1 dan 2) Dimana : V = 3 m/s Sudut (θ) = 90

21 78 Mencari kerugian gesek dari pipa 2 ke 3 dengan menggunakan rumus : Harga f 2 = 7,3 (didapat dari Tabel 2.5) Maka, Kerugian gesek pada percabangan pipa (untuk tee 3) Dimana : V = 3 m/s Sudut (θ) = 90 Mencari kerugian gesek dari pipa 1 ke 2 dengan menggunakan rumus : Harga f 2 = 1,29 (didapat dari Tabel 2.5) Maka, Flexible joint K = 10 (Lihat Tabel 2.6) Gate valve K = 0,19 (Lihat Tabel 2.6)

22 79 Check valve K = 2,5 (Lihat Tabel 2.6) Strainer K = 0,19 (Lihat Tabel 2.6) Katup hisap K = 0,19 (Lihat Tabel 2.6) Tabel 3.3 Hasil perhitungan kerugian (He) pada equipment pada pipa hydrant Equipment Jumlah H e H e tot Reducer 1 11,8 11,8 Elbow 18 0,9 16,2 Tee (Tipe 1) 2 3,3 6,6 Tee (Tipe 2) 1 0,6 0,6 Flexible joint 1 4,6 4,6 Gate valve 3 0,08 0,24 Check valve 1 1,14 1,14 Strainer 1 0,08 0,08 Katup hisap 1 0,08 0,08 dengan saringan TOTAL KERUGIAN 41,34 m

23 Head pompa yang dibutuhkan hydrant Diketahui, hp = Head tekanan V = 3 m/s (NFPA) P 2 P 1 ρ = 4,43 x 10 5 (Sistem mekanikal Gedung, Yuriadi Kusuma) = 10 5 N/m 2 (Tekanan Atmosfir = 1 Atm) = 998,2 Kg/m 3 (Pada suhu 20 C) V = 3 m/s (NFPA) h a = = 4 m h I = 36,7 + 41,3 = 78 m H pompa = ha + hp + h l + = , = 129,15 m Tekanan pada unit beban hydrant terjauh Diketahui, H pompa = 129,15 m V 1 = 0 (dapat diabaikan) ρ = 998,2 Kg/m 3 (20 C) V 2 = 3 m/s P 1 = 10 5 N/m 2 Z 1 = 4 m g = 9,81 m/s 2 Z 2 = 2 m h I = 78 m P 2 = (10,212 0, ,15 78) x (9792,34) P 2 = (47,2) x (9792,34) = x 10 4 N/m 2 (5.7 Bar)

24 Daya pompa utama (BHP) Dikatahui, ρ = 998,2 Kg/m 3 g = 9,81 m/s 2 Q = 500 Gpm = 0,031 m 3 /s H = 129,15 m ηρ = Efisiensi pompa (dicari terlebih dahulu) ηρ = diketahui, n = 1770 rpm Q = 0,031 m 3 /s H = 129,15 m Maka, ηρ = dari grafik, kita dapat efisensi pompa 68% = 0, NPSHa pompa utama NPSHa = Ha + Hs + Hvpa - H f Diketahui, Ha = 33,9 ft = 10,3 m (asumsi 0 m dari permukaan air laut, lihat Tabel 2.7) Hs = -2 m (Jarak permukaan air ke titik pusat pompa) Hvpa = 0,78 ft = 0,23 m (suhu air 20 C, lihat Tabel 2.8)

25 82 H f = Kerugian pada pipa, ID = 0,154 (6 inch), L = 4 m = Kerugian pada elbow, k= 0,9 (Elbow standar, lihat Tabel 2.6) =H f total pada pipa dan elbow = 0,27 + 0,41 = 0,68 m NPSHa = 10,3 + (-2) + 0,23 0,68 = 7,85 m Daya pompa jockey(bhp) WHP = Dikatahui, ρ = 998,2 Kg/m 3 g = 9,81 m/s 2 Q = 5% dari Q utama = 500 Gpm x 0,05 = 25 Gpm = 0,0016 m 3 /sec H = 129,15 m ηρ = 65% Maka,

26 NPSHa pompa jockey NPSHa = Ha + Hs + Hvpa - H f Diketahui, Ha = 33,9 ft = 10,3 m (asumsi 0 m dari permukaan air laut, lihat Tabel 2.7) Hs = -2 m(jarak permukaan fluida ke titik pusat pompa) Hvpa = 0,78 ft = 0,23 m (suhu air 20 C, lihat Tabel 2.8) H f = Kerugian pada pipa, ID = 0,038m (1,5 inch), L = 4 m = Kerugian pada elbow, k= 0,9 (Elbow standar, lihat Tabel xx) =Hf total pada pipa dan elbow = 0,34 + 0,09 = 0,43 m NPSHa = 10,3 + (-2) + 0,23 0,43 = 8,1 m

27 Penentuan jumlah FHP yang digunakan pada instalasi baru Dari hasil perhitungan jangkauan air maka didapat jangkauan FHP mencapai radius 40 meter. Pada intalasi sistem hydrant yang baru cukup ditambahkan 3 unit FHP. Dengan ini menghemat satu FHP karena pada rencana awal akan dipasang 4 unit FHP. Sebelum Perencanaan (4FHP) Instalasi pipa lama (Red) Jangkauan new FHP pada intalasi sistem hydrant tambahan (R 40 M) Current FHP Current FHP Setelah Perencanaan (3FHP) Gambar 3.4 Analisa penempatan FHP baru dan jangkauanya digedung VLC PT. X Instalasi pipa baru (blue)

28 Pelaksanaan Perencanaan Sistem Hydrant Penyelesaian tugas Akhir ini direncanakan selama kurang lebih lima bulan. Table berikut ini adalah jadwal perencanaan penyelesaian, yaitu : Tabel 3.4 Pelaksanaan Perencanaan Sistem Hydrant

29 Analisa hasil perhitungan Dari hasil perhitungan di atas atas diapatkan data-data dari sistem pempaan air hydrant di bawah ini Kebutuhan air sistem hydrant dari hasil perencanaan adalah : FHP(Fire Hydrant Protection) = 250 Gpm IHB(Indoor Hydrant Protection) = 100 Gpm Q perhitungan (dua kali Q FHP) = 500 Gpm Dari hasil perhitungan di atas kapasitas air untuk FHP dan IHB sudah sesuai standar yang ditetapkan NFPA (National Fire Protection Association) Diameter pipa sistem hydrant adalah : Pipa distribusi NPS = 6 inch (sch 40) Pipa service FHP NPS = 4 inch (sch 40) Pipa service IHB NPS = 2,5 inch (sch 40) Dari hasil perhitungan di atas diameter pipa untuk setiap kebutuhan sistem sudah sesuai denngan standar NFPA (National Fire protection Association) Perhitungan ketebalan pipa Pipa distribusi (NPS = 6 inch) t min = 2,84 mm t standart = 7,11 mm Material = ASTM A.53 grade A Pipa service (NPS = 4 inch) t min = 2,66 mm t standart = 6,02 mm Material = ASTM A.53 grade A Pipa service (NPS = 2,5 inch) t min = 2,52 mm

30 87 t standart = 5,08 mm Material = ASTM A.53 grade A Dari hasil perhitungan ketebalan pipa di atas, tebal pipa yang digunakan sudah lebih tebal dari ketebalan minimum dari hasil perhitungan Radius jangkauan FHP (Fire Hydrant protection)jangkauan dari FHP 8 (terjauh) dari pompa adalah : Panjang selang FHP 8 = 25 meter Jangkauan radius air FHP 8 = 19,32 m Total jangkauan = 44,32 m (44 meter) Pompa hydrant utama Q = 0,032 m 3 /sec (500 Gpm) H = 129,15 meter P pompa = 57,6 Kw NPSHa = 7,85 meter Dari hasil perhitungan di atas debit atau kapasitas air yang ingin dicapai sudah sesuai denngan standar NFPA (National Fire protection Association) Pompa jockey Q = 0,0016 m 3 /sec H = 129,15 meter P pompa = 3,1 Kw NPSHa = 7,85 meter Dari hasil perhitungan di atas debit atau kapasitas air yang ingin dicapai sudah sesuai denngan standar NFPA (National Fire protection Association)

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA 4. 1. Perhitungan Kapasitas Aliran Air Bersih Berdasarkan acuan dari hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2010 dan Permen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

BAB III. Analisa Dan Perhitungan Laporan Tugas Akhir 60 BAB III Analisa Dan Perhitungan 3.1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 mei 014 di gedung tower universitas mercubuana dengan data sebagai berikut : Gambar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 5.1.1. Distribusi air bersih Hasil perhitungan di gedung Robotika ITS Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu Tugas Akir BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT 4.1 Data data Perencanaan Jenis cairan : Air Massa jenis cairan : 1 kg/liter Temperatur cairan : 5ºC Kapasitas : 4.731 liter/menit (150 gpm) Kondisi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM PADA FUEL SUPPLY SYSTEM UTILITY WORK MENGGUNAKAN SOFTWARE PIPE FLOW EXPERT (STUDY KASUS PT. PERTAMINA DPPU JUANDA) Bagus Faisal Darma Arif NRP. 2112 105 022 Dosen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 3.1. Perhitungan Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan Tabel 3.1 Jumlah hidran, sprinkler dan pemadam api ringan Indoor No Keterangan Luas Hydrant

Lebih terperinci

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL 3.1 Metode Perancangan Pada Analisa Impeller Didalam melakukan dibutuhkan metode perancangan yang digunakan untuk menentukan proses penelitian guna mendapatkan

Lebih terperinci

Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Oleh : Dunung Sarwo Jatikusumo 2110 038 017 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT Latar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1 Perhitungan Therminol dari HM Tank (Heat-Medium) di pompakan oleh pompa nonseal kemudian dialirkan melalui pipa melewati dinding-dinding DVD (dowtherm Vacuum Dryer) kemudian

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM API RINGAN. Tabel 3.1 Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan No Uraian Elevasi (m) Luas Bersih

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN JENIS DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK SUPLAI AIR BERSIH DI GEDUNG KANTIN BERLANTAI 3 PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISA KEBUTUHAN JENIS DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK SUPLAI AIR BERSIH DI GEDUNG KANTIN BERLANTAI 3 PT ASTRA DAIHATSU MOTOR 119 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 ANALISA KEBUTUHAN JENIS DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK SUPLAI AIR BERSIH DI GEDUNG KANTIN BERLANTAI 3 PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Ubaedilah Program

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK Putra Aditiawan 2108030043 Dosen pembinmbing: Dr.Ir.Heru Mirmanto,MT GAMBAR INSTALASI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( ) TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS Disusun Oleh : Ricki Paulus Umbora ( 6506 040 025 ) PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK ACHMAD MARYONO 2110 030 091 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pemipaan Sistem pemipaan seperti pembuluh arteri dan vena pada manusia. Mereka membawa darah kehidupan pada peradaban yang modern. Di sebuah kota modern mereka mengalirkan

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU Aditya Ayuningtyas Latar Belakang SP 3 Distrik 2 Nglobo Ledok PT.Pertamina EP Field Cepu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Kapasitas Pompa 3.1.1 Kebutuhan air water cooled packaged (WCP) Kapasitas pompa di tentukan kebutuhan air seluruh unit water cooled packaged (WCP)/penyegar udara model

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 4.1 Data Utama Kapal Tabel 4.1 Prinsiple Dimension No Principle Dimension 1 Nama Proyek Kapal KAL 28 M 3 Owner TNI AL 4 Class BKI 5 Designer PT. TESCO INDOMARITIM 6 Produksi

Lebih terperinci

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( ) PERANCANGAN FOAM WATER SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK Oleh : Wisda Mulyasari (6507 040 018) BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Undang no 1 tahun 1970, pasal 3 ayat (1) huruf

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2 129 PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2 Muhammad Al Haramain 1*, Riki Effendi 2, Febri Irianto 3 1,2,3 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN PERANCANGAN

BAB III DATA DAN PERANCANGAN BAB III DATA DAN PERANCANGAN 3.1. Data Bangunan Berikut ini tabel 3.1. data bangunan pada gedung Oria Hotel beserta fungsi, kelas, dan klasifikasi bangunan : Tabel 3.1. Data Bangunan Gedung Oria Hotel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir ( Flow Chart ) Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out (FWKO) ke pump suction diberikan pada Gambar 3.1 Mulai Perumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH Direncanakan akan dibuat Instalasi Plumbing dan Penentuan Spesifikasi Pompa, dari sumber air k Jenis Pipa Galvanized Iron

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI HAIRUN NIZAR 41308010044 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian jenis pengujian. Pengujian adalah penelitian dengan melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian jenis pengujian. Pengujian adalah penelitian dengan melakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data gedung Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan Berikut data-data gedung tersebut: Tingkat : 6 lantai Tinggi bangunan :24 m Pada lantai pertama terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian sling pump jenis kerucut variasi jumlah lilitan selang dengan menggunakan presentase pencelupan 80%, ketinggian pipa delivery 2 meter,

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA Sidang Lisan PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA Lia Wimayanti JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS Tugas Akhir ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Program Studi S1

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

POMPA. 1. Anindya Fatmadini ( ) 2. Debi Putri Suprapto ( ) 3. M. Ronal Afrido ( )

POMPA. 1. Anindya Fatmadini ( ) 2. Debi Putri Suprapto ( ) 3. M. Ronal Afrido ( ) POMPA 1. Anindya Fatmadini (03121403041) 2. Debi Putri Suprapto (03121403045) 3. M. Ronal Afrido (03101403068) DEFINISI(Terminologi) Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu fluida

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori Laporan Tugas Akhir 9 BAB II Landasan Teori.1. Pengertian Kebakaran Api dan manusia dalam batas tertentu merupakan dua unsur yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Api memang dapat memberikan

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS Seminar Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri 2018 ISSN 2085-4218 ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS UNTUK RUMAH SUSUN PENGGILINGAN JAKARTA TIMUR Surya Bagas Ady Nugroho 1), 2. Ir. Rudi Hermawan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Ketebalan Minimum ( Minimum Wall Thickess) Dari persamaan 2.13 perhitungan ketebalan minimum dapat dihitung dan persamaan 2.15 dan 2.16 untuk pipa bending

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Perhitungan Ketebalan Pipa (Thickness) Penentuan ketebalan pipa (thickness) adalah suatu proses dimana akan ditentukan schedule pipa yang akan digunakan. Diameter pipa

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan analisis tegangan sistem perpipaan sistem perpipaan berdasarkan standar ASME B 31.4 (studi kasus jalur perpipaan LPG dermaga Unit 68 ke tangki

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN SISTEM INSTALASI BAHAN BAKAR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KRI DI MAKO ARMATIM. Oleh

ANALISA PERANCANGAN SISTEM INSTALASI BAHAN BAKAR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KRI DI MAKO ARMATIM. Oleh ANALISA PERANCANGAN SISTEM INSTALASI BAHAN BAKAR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KRI DI MAKO ARMATIM Oleh Dr.Ir.Heru Mirmanto,MT Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ir.Sutrisno,MT Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB III PERENCANAAN HYDRANT BAB III PERENCANAAN HYDRANT Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemasangan instalasi

Lebih terperinci

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II BAB II FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS 2.1 Tujuan Pengujian 1. Mengetahui pengaruh factor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada bilangan reynold tertentu. 2. Mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA

ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA Alexander Nico P Sihite, A. Halim Nasution Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN DI PERMUKAAN UNTUK PENGANGKATAN AIR DARI SUNGAI BAWAH TANAH GUA PULEJAJAR

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN DI PERMUKAAN UNTUK PENGANGKATAN AIR DARI SUNGAI BAWAH TANAH GUA PULEJAJAR 2013 PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN DI PERMUKAAN UNTUK PENGANGKATAN AIR DARI SUNGAI BAWAH TANAH GUA PULEJAJAR Oleh : Acintyacunyata Speleological Club Yogyakarta DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 3 II. MAKSUD DAN

Lebih terperinci

Pengaturan kerugian gesek Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 1/4 B,

Pengaturan kerugian gesek Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 1/4 B, GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA 1. KATALOG GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA MODEL : FLEA-000AL 1.1 Gambaran Mengukur kerugian gesekan pada pipa dan peralatannya secara langsung. Kemungkinan aliran yang terjadi laminer

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

Panduan Praktikum 2012

Panduan Praktikum 2012 Percobaan 4 HEAD LOSS (KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA LURUS) A. Tujuan Percobaan: 1. Mengukur kerugian tekanan (Pv). Mengukur Head Loss (hv) B. Alat-alat yang digunakan 1. Fluid Friction Demonstrator. Stopwatch

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan JURNAL SKRIPSI PROGRAM SARJANA MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT ISUAL BASIC Irsan Mustaid Halomoan 840006 JURUSAN TEKNIK MESIN UNIERSITAS GUNADARMA 005 Abstraksi

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Pengurangan Tekanan pada Katup. Pada bab ini akan dilakukan analisa kebocoran pada power steering system meliputi perhitungan kerugian tekanan yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan mengacu pada Standar API 610 tentang pengujian pompa pada kondisi kavitasi dan tinjauan literatur penelitian-penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA DESIGN OF PLUMBING AND FIRE HYDRANT SYSTEM IN SAPHIRE AND AMETHYS TOWER EASTCOAST

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN

PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN Pratomo Setyadi *, Septyanto Eko Nurcahyo 2 Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK *Eflita Yohana, Ari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif)

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) Pertemuan ke-13 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 2 (springkler dan hydrant dll) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) 1. KRITERIA DESAIN 1.1

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa 4 BAB II DASAR TEORI 1.1 Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan

Lebih terperinci

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating.

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating. Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating Santoso_ilham@yahoo.com Ilhambudi.santoso@se1.bp.com Definisi Pompa : peralatan yang digunakan untuk memindahkan cairan dengan cara menaikkan tingkat energi cairan.

Lebih terperinci

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321 Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Stainless Steel, 310, dan 321 pada Aliran Reject 1st Cleaner to 2nd Cleaner OCC Line Voith Unit SP 3-5 di PT. PAKERIN (Pabrik Kertas Indonesia) Budi

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAYA POMPA UNTUK KOLAM RENANG KONVENSIONAL DENGAN KAPASITAS 2000M

PERENCANAAN DAYA POMPA UNTUK KOLAM RENANG KONVENSIONAL DENGAN KAPASITAS 2000M PERENCANAAN DAYA POMPA UNTUK KOLAM RENANG KONVENSIONAL DENGAN KAPASITAS 2000M Eri Diniardi,ST,MT 1., Aliyansyah 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University

Lebih terperinci

BAB III SET-UP ALAT UJI

BAB III SET-UP ALAT UJI BAB III SET-UP ALAT UJI Rangkaian alat penelitian MBG dibuat sebagai waterloop (siklus tertutup) dan menggunakan pompa sebagai penggerak fluida. Pengamatan pembentukan micro bubble yang terjadi di daerah

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter

Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter Endang Prihastuty 1, Wasiran 2 1,2 Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Fire Hydrant Di Gedung Tower. A Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya

Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Fire Hydrant Di Gedung Tower. A Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Fire Hydrant Di Gedung Tower A Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya Design Plumbing and Fire Hydrant System of A Tower Building Puncak Permai Subsidized Apartment

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

18/08/2014. Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN. Nur Istianah-THP-FTP-UB-2014

18/08/2014. Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN. Nur Istianah-THP-FTP-UB-2014 18/08/014 Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN 1 18/08/014 Energy losses Item Pipa lurus Fitting Contraction Enlargment f EF Laminar/ Turbulen(pipa halus/kasar) - - - - - K f (V 1 )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN Sistem Perpipaan merupakan bagian yang selalu ada dalam industri masa kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk mentransportasikan fluida adalah dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

NAJA HIMAWAN

NAJA HIMAWAN NAJA HIMAWAN 4306 100 093 Ir. Imam Rochani, M.Sc. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc. ANALISIS PERBANDINGAN PERANCANGAN PADA ONSHORE PIPELINE MENGGUNAKAN MATERIAL GLASS-REINFORCED POLYMER (GRP) DAN CARBON STEEL BERBASIS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG INSTALASI PIPA SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG CCV DAN PERKANTORAN PT SUMI INDO KABEL TBK TANGERANG

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG INSTALASI PIPA SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG CCV DAN PERKANTORAN PT SUMI INDO KABEL TBK TANGERANG TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG INSTALASI PIPA SISTEM PEMAAM KEBAKARAN PAA GEUNG CCV AN PERKANTORAN PT SUMI INO KABEL TBK TANGERANG isusun oleh : Rensius ART 4130711003 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM

ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM Hal 35-45 ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM Agus Setyo Umartono, Ahmad Ali Fikri Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gresik ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS 19 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS 3.1 Kawasan Perumahan Batununggal Indah Kawasan perumahan Batununggal Indah merupakan salah satu kawasan hunian yang banyak digunakan sebagai rumah tinggal dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data-Data Awal Analisa Tegangan Berikut ini data-data awal yang menjadi dasar dalam analisa tegangan ini baik untuk perhitungan secara manual maupun untuk data

Lebih terperinci

:... (m) / (bar) vacuum. Viscocity :...(mm 2 /s) Chemical Material Pompa Mech.Seal Design Konsentrasi Media :...(%)

:... (m) / (bar) vacuum. Viscocity :...(mm 2 /s) Chemical Material Pompa Mech.Seal Design Konsentrasi Media :...(%) SIZING PUMP (CENTRIFUGAL PUMP) Specification 1 Kapasitas Pompa Tot. Head/Tekanan Suction Pressure :... (M 3 /hr) :... (m) / (bar) :... (m) / (bar) vacuum Material Pipa :...? Liquid/Media :...? Temperatur

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii ABSTRAK Suplai air bersih di Kota Tebing Tinggi dilayani oleh PDAM Tirta Bulian. Namun penambahan jumlah konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jaringan, penyediaan dan pelayanan air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci