PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK
|
|
- Iwan Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JETri, Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN ERBANDINGAN ENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI ENGGERAK KOMRESOR ADA SIANG HARI DAN MALAM HARI ADA INDUSTRI ES BALOK Liem Ek Bien & eter* Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract In ice block indutry, uage of electrical power for induction motor a prime mover of compreor i very high. Level of uage of electricity at ice block indutry bae on change of refrigeration media temperature. Referring to the mentioned, hence ma flow rate of refrigerant circulating in ytem, refrigeration effect per kilogram, comparion of compreion of compreor, refrigeration capacitie and mechanic energy which mut be yielded by the compreor to circulate the refrigerant determining tranfer of heat ytem performance a work principle of cooler machine can be determined. Thi Final Aignment preent an economical technique of uage of electrical power of induction motor that i by product the ice block when of media refrigeration temperature reach the lowet level that i night time with method comparion of uage of electrical power of induction motor a prime mover of compreor at ice block indutry which giving reult the lowet uage of electrical power. Cae tudy done at ice block factory that i T. KARAHARJA TIRTATAMA. Key word: Induction Motor, Refrigeneration Temperature, Electrical ower 1. endahuluan Semakin bearnya permintaan produki e balok untuk memenuhi kebutuhan pengawetan makanan memerlukan indutri e balok dengan kapaita produki yang bear. Untuk mengatai maalah terebut kebutuhan daya litrik yang dibutuhkan indutri e balok khuunya untuk menggerakkan kompreornya dengan menggunakan motor induki haru emakin bear pula. Kenyataan yang terjadi adalah 50 % dari pemaukan indutri e balok adalah untuk membayar tagihan litrik dan tidak jarang pula para penguaha yang tidak bertanggung jawab mengambil jalan mudah dengan menggunakan litrik ecara ilegal dengan berbagai cara. Oleh karena itu, dalam tuga akhir ini akan dibaha teknik penghematan penggunaan daya litrik dalam rangka mengatai permaalahan terebut di ata dengan cara memproduki e balok pada waktu temperatur media pendinginan terendah yaitu malam hari dengan * Alumni Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti
2 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN metode perbandingan penggunaan daya litrik motor induki ebagai penggerak kompreor pada indutri e balok yang memberikan hail berupa penggunaan daya litrik terendah. Tujuan penulian dari tuga akhir ini adalah untuk mencari cara untuk menghemat kebutuhan daya litrik dari indutri e balok untuk menggerakkan kompreornya dengan menggunakan motor induki.. Teori Daar Motor Induki Motor induki tiga faa terdiri dari dua tipe yaitu motor induki rotor angkar dan motor induki rotor belitan (menggunakan lip ring). Kedua tipe ini mempunyai keamaan dalam kontruki kecuali pada rancangan rotor. Maing-maing mempunyai tiga kumparan tator yang terpiah, atu untuk etiap faanya yang terditribui ecara merata dan aling bergantian di epanjang inti tator untuk mencapai jumlah kutub yang diinginkan (Djuhana, 1997: 1-). Ketika tator diuplai dengan tegangan litrik tiga faa ke maingmaing kumparan yang terpiah 10 derajat litrik dari kedua faa lainnya, maka aru litrik akan mengalir dalam kumparan tator dan menghailkan gelombang medan magnet yang berputar pada tator. ada waktu yang ama fluk tator akan mengindukikan kumparan rotor dan menghailkan medan magnet pada rotor. Kutub medan magnet dari rotor akan tertarik dan mengikuti kutub medan tator yang berputar, menyebabkan rotor berputar. Rotor dari motor induki elalu berputar pada kecepatan berapapun dibawah kecepatan medan putar tator. Jika kecepatan rotor ama dengan kecepatan medan putar tator, konduktor dari kumparan rotor tidak akan memotong fluk medan putar tator, dalam hal ini tidak ada tegangan yang akan diindukikan pada rotor dan rotor akan tidak mempunyai kutub magnet. Oleh karena itu, rotor akan elalu berputar pada kecepatan di bawah kecepatan medan putar tator jadi konduktor dari kumparan rotor akan ecara teru meneru memotong fluk medan putar tator dan menghailkan lip. erbedaan antara kecepatan rotor dan medan putar tator diebut lip rotor. Semakin bear beban motor, emakin bear nilai lip rotor. Walaupun
3 Liem Ek Bien & eter, erbandingan enggunaan Daya Litrik Motor Induki Sebagai enggerak nilai lip berubah hanya edikit aat penambahan atau pengurangan beban, dan angat kecil bahkan pada aat beban penuh, motor induki tiga faa biaanya dianggap ebagai motor dengan putaran kontan. Slip = n n n (1) n = kecepatan medan putar tator (rpm) n = kecepatan putar rotor (rpm) Dengan mengabaikan lip rotor, kecepatan dari motor aru bolak balik adalah fungi dari frekueni dan jumlah kutub tator. Kecepatan medan putar tator dari motor aru bolak balik dapat dituli ebagai peramaan berikut: n = 10f () f = frekueni (Hz) = jumlah kutub Gambar 1. Rangkaian pengganti motor induki (Djuhana, 1997: 6). Slip rotor juga mengukur rugi daya pada motor. erentae lip adalah total daya mauk ke motor yang diubah menjadi pana. Oleh karena itu, terdapat hubungan antara bearnya lip dan efiieni motor. Semakin bear lip, emakin rendah efiieni motor. 3
4 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN η = mek mp (3) mek = m. I. r ( mp = m. I ( 1 ) (4) r ' ) (5) η = ' ' 1 m. I. r ( ) = (1- ) ' ' 1 m. I. r ( ) η = efiieni motor mek = daya mekanik yang diukur pada poro mp = daya medan putar tator m = jumlah faa I = aru rotor yang diacu pada tator r = reitani rotor yang diacu pada tator = lip motor 3. Teori Termodinamika 3.1 Kapaita Debit iton Kapaita debit piton dari kompreor adalah lua penampang ilinder dikalikan dengan kecepatan aliran refrigerant dalam ilinder piton dan biaanya dinyatakan dalam L/. kapaita debit piton dapat dihitung ebagai (Doat, 1981: 13-9): V p = (0.7854D )( L)( N)( n) 1000 (6) V p = kapaita debit piton dalam L/ D = diameter ilinder dalam cm L = panjang langkah piton dalam cm N = putaran poro engkol per detik ( pp ) 4
5 Liem Ek Bien & eter, erbandingan enggunaan Daya Litrik Motor Induki Sebagai enggerak n = jumlah ilinder Volume dari ilinder yang dipompa oleh piton pada etiap gerakan turun naik (etiap putaran dari poro engkol) adalah perbedaan volume ilinder ketika piton berada titik mati bawah dan volume ilinder ketika piton berada titik mati ata. 3.. Bear Maa Yang Mengalir Bearnya maa yang mengalir yang dihailkan oleh kompreor ebanding dengan maa uap yang dihiap oleh kompreor melalui katup hiap per unit waktu. Jika diaumikan bahwa kompreor mempunyai efiieni 100% yaitu dimana ilinder dari kompreor terii penuh dengan uap yang dihiap dari katup hiap pada etiap pergerakan piton ke titik mati bawah dan uap yang dikompreikan per unit waktu akan peri ama dengan kapaita volume piton dari kompreor. m = ( V p ) ( p ) (7) m = ( V p ) / ( v ) (8) m = maa refrigerant yang diirkulaikan kompreor / unit waktu V p = kapaita volume piton dari kompreor p = kerapatan uap yang dihiap melalui katup hiap v = volume peifik dari uap yang dihiap 3.3. Efek endinginan er Kilogram Enthalpy dari refrigerant meningkat elama proe dari B-C elama refrigerant mengalir melalui evaporator dan menyerap pana dari ruang yang akan didinginkan. Banyaknya pana yang dierap oleh refrigerant pada evaporator (efek pendinginan) adalah eliih antara enthalpy dari refrigerant pada titik B dan C. q e = h c - h b (9) q e = efek pendinginan dalam kj/kg 5
6 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN h c = enthalpy pada titik C h b = enthalpy pada titik B Gambar. Diagram tekanan-enthalpy dari iklu jenuh ederhana yang beroperai pada temperatur penguapan. (Doat, 1981: 11) 3.4. erbandingan Komprei erbandingan komprei adalah perbandingan antara tekanan pengiapan abolut dengan tekanan pelepaan abolut. erbandingan komprei dapat dicari dengan peramaan berikut: R = d (10) 6
7 Liem Ek Bien & eter, erbandingan enggunaan Daya Litrik Motor Induki Sebagai enggerak R = perbandingan komprei d = tekanan pada katup buang = tekanan pada katup hiap 3.5. Kapaita endinginan Kapaita pendinginan pada etiap kompreor bergantung pada kondii operai dari item dan eperti kapaita item yang ditentukan dari maa refrigerant yang diirkulaikan per unit waktu dan oleh efek pendinginan per unit maa yang diirkulaikan. Kapaita dari item pendingin adalah ukuran yang menyatakan bearnya pana yang akan dipindahkan dari ruang yang akan didinginkan. Biaanya dinyatakan dalam kj/ (kw). Kapaita pendinginan ebenarnya adalah ukuran perpindahan energi dalam hal ini adalah energi pana dan dapat pula dinyatakan dalam atuan daya. Q e = m. q e (11) Q e = kapaita pendinginan dalam kj/ atau kw m = maa yang mengalir dalam kg/ q e = efek pendinginan dalam kj/kg 3.6. Daya Mekanik Kompreor Daya mekanik yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompreor dapat dicari dengan mengalikan kapaita pendinginan dari kompreor dalam kw dengan daya teoriti yang dibutuhkan per unit kapaita untuk beroperai euai dengan kondii yang berlaku. T = kapaita pendinginan dari kompreor dalam kw x daya teoriti yang dibutuhkan per unit kapaita. (1) Daya mekanik yang dapat dihitung menggunakan rumu diata hanya untuk kompreor dengan efiieni 100 % yang beroperai pada iklu komprei ideal dan tidak mewakili daya total yang haru diberikan untuk menggerakkan poro kompreor. ada prakteknya ada beberapa rugi-rugi daya yang terjadi karena geekan mekanik pada kompreor dan karena deviai dari iklu komprei dari iklu komprei ideal. Lazimnya, daya haru ditambahkan pada kompreor untuk mengganti rugi daya ini. 7
8 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN Daya litrik yang haru diberikan untuk menggerakkan poro kompreor dapat dihitung dari daya mekanik dan efiieni total kompreor. Efiieni total kompreor adalah perbandingan daya mekanik dan daya litrik dalam peren. Dituli ebagai peramaan ebagai berikut: E 0 = T x 100 (13) S E 0 = efiieni total kompreor dalam % T = daya mekanik S = daya litrik 4. erhitungan Daya Litrik Motor Induki Untuk Menggerakkan Motor Induki Studi perhitungan daya litrik motor induki untuk merancang ebuah pabrik e ini menggunakan data awal ebagai berikut: a. Kapaita yang akan dibuat ebear 40 ton/hari b. Suhu uap refrigerant yang mauk ke kompreor melalui katup hiap diketahui ebear -5 0C pada pukul c. Suhu cairan refrigerant yang meninggalkan kompreor diketahui ebear 40 0C pada pukul d. enggerak kompreor adalah motor induki tiga faa rotor angkar tegangan Y/Δ 380/0, frekueni 50 Hz, 8 kutub, putaran 630 rpm Gambar 3. Intalai pabrik e. 8
9 Liem Ek Bien & eter, erbandingan enggunaan Daya Litrik Motor Induki Sebagai enggerak 4.1. Menentukan Kapaita Debit iton Menentukan kapaita debit piton jika diketahui bahwa kompreor mempunyai dua ilinder, berputar pada kecepatan 630 rpm (10,5 r/), diameter dari ilinder adalah 5 cm dan panjang langkah piton adalah 5 cm. D = 5 cm L = 5 cm N = 10,5 r/ n = V p = = (0.7854D )( L)( N)( n) 1000 (0.7854)(5) (5)(10,5)() 1000 = 57,709 L 4.. Menentukan Bear Aliran Maa Menentukan bear aliran maa jika diketahui bahwa kerapatan dari uap refrigerant adalah 0,01539 kg/l, maka: V p = 57,709 L kg p = 0,01539 L m = ( V p ) ( p ) = ( 57,709 ) ( 0,01539 ) kg = 3,966 9
10 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN Tabel 1. (Doat, 198: ) Temp. ( O C) Tekanan Volume (m 3 /kg.10 3 ) Kerapatan (kg/m ) Enthalpy (kj/kg) Enthropy (kj/kg K) Cair Uap Cair Uap Cair (V f) (V g) (1/V f) (1/V g) (h f) Uap Uap Cair Uap (h fg) (h g) ( f) ( g) Temp. ( O C) Menentukan Efek endinginan er Kilogram Menentukan efek pendinginan per kilogram jika diketahui temperatur dari cairan refrigerant pada kontrol refrigerant adalah 40 0 C dan temperatur dari uap jenuh yang meninggalkan evaporator adalah -5 0 C: Enthalpy dari uap jenuh refrigerant pada uhu -5 0 C = kj/kg Enthalpy dari cairan refrigerant pada uhu 40 0 C = kj/kg - Efek pendinginan per kilogram = 110,786 kj/kg 10
11 Efiieni Volumetrik Liem Ek Bien & eter, erbandingan enggunaan Daya Litrik Motor Induki Sebagai enggerak Menentukan erbandingan Komprei dan Efiieni Volumetrik Menentukan perbandingan komprei jika diketahui temperatur dari cairan refrigerant pada kontrol refrigerant adalah 40 0 C dan temperatur dari uap jenuh yang meninggalkan evaporator adalah -5 0 C. d refrigerant pada uhu jenuh 40 0 C = 9,61 bar refrigerant pada uhu jenuh 5 0 C =,61 bar erbandingan komprei = d = 9,61,61 = 3,68 Dari gambar 4. didapat efiieni volumetrik ( E v ) ebear = 76 % erbandingan Komprei Gambar 4. Kurva perbandingan antara efiieni volumetric dan perbandingan komprei. (Doat, 198: ) 11
12 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN Menentukan Kapaita endinginan Menentukan kapaita pendinginan jika diketahui ebuah item pendingin beroperai dengan temperatur penguapan ebear 5 0 C. Jika uap yang dihiap oleh kompreor melalui katup hiap udah jenuh dan temperatur cairan refrigerant pada kontrol refrigerant ebear 40 0 C. Diketahui efiieni volumetrik kompreor ( E v ) ebear 76 %. m = 3,966 kg/ q e = 110,786 kj/kg E v = 0,76 Q e = ( m ) (q e ) ( E v ) = ( 3,966 ) (110,786 ) (0,76 ) = 333,96 kw Menentukan Daya Mekanik Kompreor Untuk menentukan daya mekanik kompreor jika diketahui kapaita pendinginan ebear 333,96 kw dan dari tabel. diketahui daya yang dibutuhkan untuk mendinginkan per kw kapaita pendinginan dengan temperatur pendinginan ebear -5 0 C adalah 0,0841 kw/kw kapaita pendinginan, maka: Q e = 333,96 kw Daya yang dibutuhkan untuk mendinginkan per kw kapaita pendinginan dengan temperatur pendinginan ebear -5 0 C = 0,0841 kw/kw kapaita pendinginan T = Q e x Daya yang dibutuhkan untuk mendinginkan per kw kapaita pendinginan = x 0,0841 = 69,593 kw 1
13 Liem Ek Bien & eter, erbandingan enggunaan Daya Litrik Motor Induki Sebagai enggerak Tabel. (Doat, 1981: 133) Temperatur kondenai 40 0 C Tekanan kondenai 9.61 bar Tekanan Iap Abolut (bar) Temperatur Iap (celciu) Efek endinginan (kj/kg) Standar Aliran Maa (g/ kw) Speifik volume dari enghiapan uap (I/kg) Standar Aliran Volume (L/ kw) ana Dari Kompreor (kj/kg) Daya Input (watt) Koefiien erforma Menentukan Efiieni Motor Induki Menentukan efiieni motor induki jika diketahui motor induki : f = 50 Hz p = 8 n = 630 rpm n = = 10f p 10x50 8 = 750 rpm 13
14 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN = n n n = = 0.16 η = = = mek mp ' ' 1 m. I. r ( ) ' ' 1 m. I. r ( ) ( 1 ) 1 = ( 1- ) = ( 1 0,16 ) = 0,84 84% 4.8. Menentukan Daya Litrik Untuk Menggerakkan oro Kompreor Menentukan daya litrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan poro kompreor jika diketahui efiieni motor induki ebear 84 % dan daya mekanik dari kompreor adalah ebear 69,593 kw. T = 69,593 kw η = 0,84 T = 14
15 Liem Ek Bien & eter, erbandingan enggunaan Daya Litrik Motor Induki Sebagai enggerak = 69,593 0,84 = 8,848 kw = 111,057 K Hal yang ama dilakukan pada waktu lain yang berbeda, dimana hail perhitungan terebut eperti pada tabel berikut ini. Tabel 3. erbandingan penggunaan daya litrik menurut waktu produki. enggunaan Daya Litrik ukul ukul ukul 1.00 Suhu uap refrigerant yang mauk ke kompreor ( 0 C) Suhu cairan refrigerant yang meninggalkan kompreor ( 0 C) 5 0 C -5 0 C -5 0 C 45 0 C 40 0 C 4 0 C Kapaita debit piton (L/) 57,709 57,709 57,709 Bear aliran maa (kg/) 5,47 3,966 1,963 Efek pendinginan per kilogram (kj/kg) 109, , ,740 erbandingan komprei,98 3,68 5,11 Kapaita pendinginan (kw) 474, ,96 157,164 Daya mekanik kompreor (kw) 71,079 69,593 56,116 Efiieni motor induki (%) Daya litrik yang dibutuhkan motor induki (K) 113,48 111,057 89,55 5. Keimpulan 1. Dengan melakukan pengamatan indikator temperatur pada aluran hiap dan aluran buang kompreor didapatkan hail yang cukup mencolok antara pukul dengan pukul 1.00 yaitu: untuk pukul uhu 15
16 JETri, Tahun Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN refrigerant pada aluran hiap ebear 5 0 C dan pada aluran buang ebear 45 0 C edangkan untuk pukul 1.00 uhu refrigerant pada aluran hiap ebear -5 0 C dan pada aluran buang ebear 4 0 C. Dengan mengetahui adanya perbedaan uhu antara pukul dan pukul 1.00 dapat diimpulkan bahwa kapaita pendinginan yang dihailkan tentu berbeda yaitu: pada pukul adalah ebear 474,714 kw edangkan pada pukul 1.00 ebear 157,164 kw 3. Seliih kapaita pendinginan antara pukul dan pukul 1.00 adalah eliih daya mekanik yang dihemat karena emakin kecil kapaita pendinginan emakin kecil daya mekanik, emakin kecil pula daya litrik yang dibutuhkan yaitu: pada pukul ebear 113,48 K edangkan pada pukul 1.00 ebear 89,55 K 4. Diarankan untuk memproduki e balok pada waktu malam hari karena penggunaan daya litriknya paling rendah Daftar utaka 1. Djoekardi, Djuhana Mein-mein Litrik Motor Induki. Jakarta: Univerita Triakti.. Doat, Roy J rinciple of Refrigeration. Second Edition. Toronto: John Wiley and Son Inc. 3. Halliday and Renick Fiika. Jakarta: Erlangga. 4. Kadir, Abdul Mein Tak Serempak. Jakarta: Djambatan. 5. Miller, Rex Refrigeration and Air Conditioning Technology. Illinoi: Bennet ublihing Company. 6. Simanjuntak, Anggara Teori Termodinamika Teknik. Jakarta: Univerita Triakti. 16
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari
Lebih terperinciPENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA
BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian
Lebih terperinciMotor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham
Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR
ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA. Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciSIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB
36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN
Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB
Lebih terperinciPENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS
PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi
Lebih terperinciPERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)
Abtrak MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Anton Suila L2F 399366 Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univeita Diponegoro Sermarang 2004
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA
BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciBAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan
BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,
Lebih terperinciPengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai
engautan Konvenional Motor nduki Tiga Faa Rotor Sangkar Tupai Yunan Badruzzaman Juruan Teknik Elektro, oliteknik Negeri Semarang E-mail : yunan.badruzzaman@gmail.com Abtrak enggunaan motor induki tiga
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)
STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,
Lebih terperinciAnalisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa
ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma
Lebih terperinciBAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT
BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan
Lebih terperinciHarrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper
Harrij Mukti, Penggunaan Modified Slip Energy Recovery Drive (Merd) Pada Sitem Pengaturan Kecepatan Motor Induki Rotor Belitan PENGGUNAAN MODIFIED SLIP ENERGY RECOVERY DRIVE () PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciSimulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif
Simulai dan Deteki Hubung Singkat Impedani Tinggi pada Stator Motor Induki Menggunakan Aru Urutan Negatif Muhammad Amirul Arif 0900040. Doen Pembimbing :. Dima Anton Afani, ST., MT., Ph. D.. I G. N. Satriyadi
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR
PENGAUH PEUBAHAN FEKUENS DALAM SSTEM PENGENDALAN KECEPATAN MOTO NDUKS 3-FASA TEHADAP EFSENS DAN AUS KUMPAAN MOTO Oleh : Zuriman Anthony, ST., MT* *) Doen Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknologi ndutri
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)
RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak
BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1. Umum Secara umum, motor litrik berfungi untuk mengubah energi litrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Di dalam motor DC, energi litrik diambil langung
Lebih terperinciFisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fisis, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini.
Fiika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fii, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini. Kajian-kajian dalam bidang fiika banyak melibatkan pengukuran bearanbearan fiika.
Lebih terperinciANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice
NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciInduksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.
Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciBAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI
BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciBAB III. Motor Induksi 3-Fase
BAB III. Motor Induki 3-Fae Umum. Motor-motor induki 3-ae banyak digunakan ecara lua di Indutri. Seungguhnya motor-motor terebut mempunyai kecepatan putar yang etabil baik berbeban maupun tanpa beban.
Lebih terperinciANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI
SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 009 ISSN 978-076 ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI SUYAMTO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Naional Jl. Babarari Kotak Po 60 YKBB
Lebih terperinciBAB II Dioda dan Rangkaian Dioda
BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI
FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC
PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC Makalah Seminar Tuga Akhir SATIYONO MARSUKAT PUTRO LF300553 Juruan Teknik Elektro Fakulta teknik Univerita Diponegoro Semarang 003 ABSTRAK Implementai
Lebih terperinciPENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT
JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial
Lebih terperinciTOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI
TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.
Lebih terperinciNERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks:
SATUAN OPERASI I NERACA ENERGI Recommended Textbook: Toledo, R.M., 2010, Fundamental of Food Proce Engineering (3 rd edition), Springer. Sing, R.P. and D.P. eldman, 2008, Introduction to Food Engineering
Lebih terperinciPerancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciSISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).
Lebih terperinciPERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC
, Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.
Lebih terperinciW = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar
Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciAYUNAN DAN PERCEPATAN GRAVITASI (M.3)
AYUNAN DAN PERCEPAAN GRAVIASI (M.3) I. UJUAN Mepelajari ifat-ifat ayunan. Menentukan kecepatan gravitai. II. DASAR EORI Dala kehidupan ehari-hari kita tidak terlepa dari ilu fiika, diulai dari yang ada
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciSimulasi dan Analisa Hubung Singkat Pada Belitan Stator Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Wavelet Transform dan Power Spectral Density
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) -6 Simulai dan Analia Hubung Singkat Pada Belitan Stator Motor Induki Tiga Faa Menggunakan Wavelet Tranform dan Power Spectral Denity Yelanda Novita Sari, Ardyono Priyadi,
Lebih terperinciIdentifikasi Dampak Gangguan Harmonisa dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phasa Pada Performa Motor Induksi
4 dentifikai Dampak Gangguan Harmonia dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phaa Pada Performa Motor nduki Purwoharjono Staf Pengajar, Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciFISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )
FSKA KELAS X PA - KURKULUM GABUNGAN 08 Sei NGAN NDUKS ELEKTROMAGNETK nduki elektromagnetik adalah gejala terjadinya GGL induki ada enghantar karena erubahan fluk magnetik yang melingkuinya. A. FLUKS MAGNETK
Lebih terperinciUsulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo
Uulan Penentuan Waktu Garani Perakitan Alat Medi Examination Lamp di PT. Teena Inovindo Johnon Saragih,Dedy Sugiarto 2,Grace Litiani 3 Juruan Teknik Indutri Univerita Triakti 2 Juruan Teknik Informatika
Lebih terperinciAplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa
Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
Lebih terperinciSET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.
MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru
Lebih terperinciSTEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD
STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB
Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB
Lebih terperinciANALISIS SLIP OPTIMAL MOTOR INDUKSI TIGA FASA UNTUK EFISIENSI OPTIMAL PADA BEBAN RENDAH
ANALISIS SLIP OPTIMAL MOTOR INDUKSI TIGA FASA UNTUK EFISIENSI OPTIMAL PADA BEBAN RENDAH Jone Hapoan Manurung, Eddy Waran Konentrai Teknik Energi Litrik, Departeen Teknik Elektro Fakulta Teknik Univerita
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciPenentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V)
Penentuan Parameter-Parameter Karakteritik Sel Surya untuk Kondii Gelap dan Kondii Penyinaran dari Kurva Karakteritik Aru-Tegangan (-) A. Suhandi, Y. R. Tayubi, Hikmat, A. Eliyana Juruan Pendidikan Fiika
Lebih terperinciANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN
ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia
Lebih terperinciANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN
ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN Khairil Anwar* * Abtract Thi reearch aimed to ind out heat traner rate between cooling air upply and clinker in grate cooler o cement indutry.
Lebih terperinciMODUL 14 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont)
1.7 Kapaita, Head, dan Daya Popa 1.7.1 Popa Angkat MODUL 1 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont) Kapaita popa angkat yang dipakai adalah euai dengan kebutuhan air pada ja puncak ( Q h ak ) yaitu 0,5 /enit.
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH
Lebih terperinciTRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1
TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan
Lebih terperinciREKAYASA DAN ANALISA DINAMIKA SISTEM SUPLAI BENDA KERJA PADA DOUBLE FEEDER STATION
REKAYASA DAN ANALISA DINAMIKA SISTEM SUPLAI BENDA KERJA PADA DOUBLE FEEDER STATION FESTO MODULAR AUTOMATION PRODUCTION SYSTEM (MAPS) DENGAN PENAMBAHAN UNIT KONVEYOR SKRIPSI Diajukan ebagai alah atu yarat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciPengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler
72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI
26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinciSistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID
6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni
Lebih terperinciawalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan
Lebih terperinciKajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua
Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-653
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (206) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) B-653 Rancang Bangun dan Studi Ekperimen Alat Penukar Pana untuk Memanfaatkan Energi Refrigerant Keluar Kompreor AC ebagai Pemana Air
Lebih terperinciPEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari
PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta
Lebih terperinci9/10/2015. Motor Induksi
9/10/015 Motor induksi disebut juga motor tak serempak Motor Induksi Merupakan motor AC yang paling banyak dipakai di industri baik 1 phasa maupun 3 phasa Lab. istem Tenaga Lab. istem Tenaga Keuntungan
Lebih terperinciMODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)
MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai
Lebih terperinciPENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI
PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dijelaskan ciri pokok superkonduktor yang
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelakan ciri pokok uperkonduktor yang dipandang dari ifat magnetik dan ifat tranport litrik ecara terpiah erta perbedaannya dibandingkan konduktor (logam). Untuk
Lebih terperinciBAB XV PEMBIASAN CAHAYA
243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung
Lebih terperinciANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER
ISSN 4-349 Volume 3, Januari 202 ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan-BATAN, Yogyakarta
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK
ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA. Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada
BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA 3.1. Perencanaan Intalai Pompa Perencanaan yang iambil aala perencanaan untuk intalai pompa paa Saring Putar. Data-ata awal aala ebagai berikut : Fluia : Sea Water Kapaita
Lebih terperinciMomentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 62-68 ISSN 0216-7395 PERANCANGAN PARAMETER PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA TIPE ROTOR BELITAN UNTUK PENINGKATAN UNJUK KERJA Tejo Sukmadi Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinci