PERILAKU HARGA SAHAM (STUDI DAMPAK RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA) Oleh: Gunistiyo ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU HARGA SAHAM (STUDI DAMPAK RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA) Oleh: Gunistiyo ABSTRAK"

Transkripsi

1 PEILAKU HAGA SAHAM (STUDI DAMPAK ESHUFFLE KABINET INDONESIA BESATU TEHADAP ETUN SAHAM LQ 45 DI BUSA EFEK JAKATA) Oleh: Gunstyo ABSTAK Stud n bertujuan untuk menganalss perbedaan abnormal return saham dar perusahaan ndustr perbankan yang lstng d Bursa Efek Jakarta antara sebelum dan sesudah reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu. Data-data yang dgunakan pada peneltan n bersfat data sekunder, dan pengumpulan data dlakukan dengan teknk dokumentas. Data-data harga penutupan haran, ndeks pasar (IHSG) haran dperoleh dar data base BEJ yang dakses melalu nternet. Perode pengamatan dalam peneltan n menggunakan suatu perode perstwa (event perod) yang serng juga dsebut perode jendela (event wndows). Analss data dlakukan dengan techncal analyss, yang melput analss reaks pasar, analss koreks beta dan uj beda rata-rata. Hasl stud menunjukkan bahwa reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu dtanggap secara postf oleh pasar, hal n dtunjukkan dengan adanya penngkatan ndeks harga saham gabungan, akan tetap reaks yang terjad tdak besar, sehngga reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu tdak mengakbatkan perubahan return saham pada perusahaan yang masuk dalam LQ 45 yang terdaftar d Bursa Efek Jakarta. In mengakbatkan tdak adanya perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu. In berart juga bahwa reaks nvestor terhadap reshuffle kabnet Indonesa Bersatu basa saja. Implkas dar peneltan n adalah Adanya pertstwa poltk sepert reshuffle kabnet perlu dantspas oleh nvestor, hal n karena reshuffle kabnet mengakbatkan reaks postf pada ndeks harga saham gabungan. Meskpun reaksnya tdak nyata, tetap perstwa yang terkat dalam bdang perekonoman nasonal perlu dpelajar dan calon nvestor perlu mempertmbangkan nformas secara jelas atas suatu perstwa jka akan melakukan pembelan atau penjualan saham. Lebh utama jka nvestor mengetahu sebab dan akbat atas suatu perstwa dan cara mengantspasnya. Calon nvestor perlu memperoleh nformas secara jelas sehngga dapat memperkrakan adanya perubahan pada harga saham. Kata kunc: return saham, koreks beta. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergantan tm ekonom dalam Kabnet Indonesa Bersatu n drespon postf oleh pasar. Hal n dapat dketahu dar adanya penngkatan 1

2 ndeks harga saham gabungan d Bursa Efek Jakarta. Perkembangan ndeks harga saham d Bursa Efek Jakarta dar satu mnggu sebelum pengumuman reshuffle kabnet sampa satu mnggu sesudah reshuffle kabnet dapat dlhat pada tabel 1. Tabel 1. Perkembangan ndeks harga saham d Bursa Efek Jakarta sebelum dan sesudah sesudah reshuffle kabnet tanggal 5 Desember tahun 2005 No Tanggal IHSG Perubahan t -5 28/11/ ,06 0,0062 t -4 29/11/ ,28 0,0011 t -3 30/11/ ,64 0,0133 t -2 01/12/ ,37-0,0002 t -1 02/12/ ,42 0,0210 t 0 05/12/ ,58 0,0010 t +1 06/12/ ,44 0,0026 t +2 07/12/ ,36 0,0249 t +3 08/12/ ,32 0,0060 t +4 09/12/ ,07 0,0015 t +5 12/12/ ,01 0,0129 Sumber : jsx. co.d Berdasarkan Tabel 1 dapat dketahu setelah tanggal 5 Desember ndeks harga saham gabungan d Bursa Efek Jakarta selalu mengalam penngkatan, hal n menunjukkan adanya optmsme pasar untuk berkembang, sehngga menngkatkan kepercayaan pasar dan menngkatkan ndeks harga saham gabungan. Adanya pengumuman reshuffle kabnet n merupakan nformas yang pentng bag pedagangan d lanta bursa, karena salah satu cr pasar modal yang efsen adanya nformas yang mudah menyebar dan menjad faktor penyebab tmbulnya transaks. Kajan perstwa dgunakan untuk mengukur dampak kegatan ekonom pada perusahaan dengan anggapan bahwa perstwa tu akan tercermn pada perdagangan harga saham. Kajan n mentkberatkan pada bagamana harga saham merespon nformas suatu kegatan selama pembertaan kepada publk. Laju reaks harga saham terhadap nformas yang dsampakan selama pembertaan apakah akan berlangsung secara searah ataukah secara terbalk. Pengujan terhadap masuknya nformas baru yang dapat mempengaruh reaks pasar merupakan suatu bentuk pengujan event study. Pengujan event study pada awalnya lebh terfokus pada perstwa-perstwa 2

3 nternal perusahaan, sepert laporan tahunan, pengumuman devden, stock splt dan sebaganya. Namun sekarang aplkas terhadap metode event study telah mengalam suatu perkembangan, d mana pengujannya tdak terbatas pada corporate event saja, namun telah menyentuh pula aspek makro ekonom bahkan poltk hngga keuangan (Suryawjaya, 1998). Bursa Efek Jakarta (BEJ) tergolong pada bursa yang tps (thn market) d mana mash banyak terdapat perdagangan yang tdak snkron (non synchronous tradng). Pasar modal yang tps merupakan cr dar pasar modal yang berkembang (emeggng market), sehngga beta yang terjad mash terdapat bas (Hartono dkk, 1999). Peneltan n mencoba memasukkan model koreks bas beta untuk menndaklanjut apa yang telah dlakukan oleh Hartono (1999), sedangkan event yang dplh adalah perstwa yang bersfat makro ekonom yatu reshuffle kabnet Indonesa Bersatu pada tanggal 5 Desember tahun B. Perumusan Masalah Permasalahan yang dpecahkan dalam peneltan n adalah apakah ada perbedaan abnormal return saham dar perusahaan yang lstng d Bursa Efek Jakarta antara sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu? C. Pembatasan Masalah Pada peneltan n harga saham yang dtelt adalah harga saham dar perusahaan yang termasuk dalam ndeks LQ 45 Bulan November tahun Perstwa yang damat dbatas pada perstwa reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu pada tanggal 5 Desember tahun Perode pengamatan dbatas dar lma har sebelum dan lma har sesudah pengumuman reshuffle Kabnet. D. Tujuan dan Manfaat Peneltan 1. Tujuan Peneltan Untuk menganalss perbedaan abnormal return saham dar perusahaan ndustr perbankan yang lstng d Bursa Efek Jakarta antara sebelum dan sesudah reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu. 2. Manfaat Peneltan 3

4 a. Bag nvestor, dapat memperoleh nformas yang bak untuk menentukan/memutuskan pembelan atau penjualan saham pada harga yang wajar d masa mendatang apabla terjad perstwaperstwa besar. b. Penelt, dapat memberkan tambahan acuan untuk peneltanpeneltan berkutnya yang sejens. E. Hpotess Peneltan Dduga bahwa terdapat perbedaan yang sgnfkan antara A (Abnormal eturn) saham dar perusahaan yang lstng d Bursa Efek Jakarta sebelum dengan sesudah pelaksanaan reshuffle kabnet Indonesa Bersatu. II. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS A. Metode Peneltan 1. Jens Peneltan Peneltan n adalah merupakan stud perstwa reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu dengan menggunakan analss data sekunder. 2. Sasaran Peneltan Peneltan n dlakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar d Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan termasuk dalam ndeks LQ Pengumpulan Data Data-data yang dgunakan pada peneltan n bersfat data sekunder, dan pengumpulan data dlakukan dengan teknk dokumentas. Data-data harga penutupan haran, ndeks pasar (IHSG) haran dperoleh dar data base BEJ yang dakses melalu nternet. 4. Populas dan sampel Populas dalam peneltan n adalah perusahaan yang masuk dalam ndeks LQ 45 d Bursa Efek Jakarta pada bulan November tahun 2005, sebanyak 45 perusahaan. Ukuran sampel dalam peneltan n menggunakan metode Gay (Husen Umar; 2000), yatu untuk populas relatf kecl dgunakan ukuran sampel mnmal 20 persen. Dalam peneltan n dgunakan 30 perusahaan (66,67 persen), sehngga dengan 30 perusahaan tersebut sudah 4

5 memenuh syarat mnmal sampel. Penarkan sampel dlakukan dengan metode probablty samplng, yatu smple random samplng. 5. Perode Pengamatan Perode pengamatan dalam peneltan n menggunakan suatu perode perstwa (event perod) yang serng juga dsebut perode jendela (event wndows). Dalam peneltan n menggunakan satu jendela, yatu perstwa reshuffle kabnet Indonesa Bersatu terjad pada tanggal 5 Desember tahun Pengamatan dlakukan terhadap perode sebelum reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu dar tanggal 28 November tahun 2005 sampa dengan tanggal 4 Desember tahun 2005 dan perode sesudah resffle Kabnet Indonesa Bersatu pada tanggal 6 Desember tahun 2005 sampa dengan 12 Desember tahun Perode estmas yang dgunakan untuk menentukan expected return adalah selama 120 har yatu dperhtungkan dar t Perode tersebut dperhtungkan pada har-har aktf perdagangan d Bursa Efek Jakarta, yatu 120 har sebelum pelaksanaan reshuffle kabnet Indonesa Bersatu. 28-Nov-05 5-Des Des har t -5 t 0 t +5 Gambar 2. Perode Waktu Peneltan d BEJ B. Metode Analss Analss data dlakukan dengan techncal analyss, yatu analss yang dlakukan dengan cara memperkrakan harga saham dengan mengamat perubahan harganya d waktu-waktu yang lalu (Suad Husnan, 1996). Techncal analyss n dlakukan dengan cara mengabakan faktor-faktor fundamental sepert data keuangan perusahaan (Jogyanto, 1998). 1. Analss eaks Pasar 5

6 Untuk melhat reaks pasar dgunakan return sebaga ukuran perubahan harga. Abnormal return merupakan kelebhan dar return saat n (real return) terhadap expected return. Jka abnormal return beberapa perode dgabungkan akan dperoleh cummulatve abnormal return (CA) atau dengan kata lan : CA = A t Abnormal return dperoleh dar : A t = t E( t ) D mana : A t t = Abnormal return perusahaan ke- pada perode ke-t = eturn perusahaan ke- pada perode ke-t E( t ) = Expected return perusahaan ke- pada perode ke-t eturn perusahaan ke- pada perode ke-t dapat dperoleh dar : t Keterangan : P t Pt - P P t 1 t -1 = Harga saham perusahaan ke- pada perode ke-t P t-1 = Harga saham perusahaan ke- pada perode t-1 Sementara tu nla expected return dperoleh dengan menggunakan market model sebaga berkut : Keterangan : mt ε E( t ) = + mt + = Beta perusahaan ke- = Konstanta 2. Koreks Beta ε = eturn pasar pada perode ke-t = Kesalahan acak Sepert telah dkatakan d muka bahwa BEJ merupakan pasar modal yang tps, d mana mash banyak terdapat perdagangan yang tdak snkron (non synchronous tradng). Pasar modal yang tps merupakan cr dar pasar modal yang berkembang (emeggng market), sehngga beta yang terjad mash terdapat bas (Hartono dkk, 1999). Dalam peneltan event study dan peneltan lan yang jka menggunakan 6

7 beta yang bas dalam menganalss, maka haslnya akan bas, sehngga beta yang bas n perlu dkoreks terlebh dahulu (Bartholdy dan dng, 1994). Peneltan n mencoba memasukkan model koreks bas beta untuk menndaklanjut apa yang telah dlakukan oleh Hartono (1999). Hal n menyebabkan ketdaksnkronan antara return saham dengan ndeks pasar, sehngga menyebabkan perhtungan beta menjad bas. Jka djadkan dasar untuk menganalss maka haslnyapun akan bas (Hartono, 1999; Bartholdy dan dng, 1994). Untuk tu dalam peneltan n akan dlakukan koreks bas pada beta sebelum dgunakan untuk mempredks return. Dalam hal n model yang dgunakan mengacu pada peneltan Hartono yatu menggunkana model Flower dan orke (1983) dengan menggunakan satu perode mundur (lag tme) dan satu perode maju (lead tme) dengan tahapan sebaga berkut : a. Mengoperaskan persamaan regres antara t dan mt : t α β 1 mt -1 β 0 mt β 1 mt 1 ε b. Mengoperaskan persamaan regres untuk mendapatkan korelas seral antara mt dan mt-1 sebaga berkut : mt α ρ 1 mt -1 ε c. Menghtung bobot yang dgunakan sebesar : 1 ρ1 w 1 2ρ 1 d. Menghtung beta yang sudah dkoreks dar saham ke- yang merupakan penjumlahan koefsen regres dengan bobot : β w.β 1 β 0 w.β 1 Sementara return dperoleh dar : mt IHSG t IHSG 3. Uj Sgnfkans - IHSG t 1 t-1 Dalam rangka menguj hpotess yang dtetapkan dgunakan alat uj yatu uj t beda rata-rata. Uj t n dgunakan untuk menguj pebedaan t 7

8 rata-rata A (Abnormal eturn) antara sebelum dan sesudah kejadan (event) yang terjad dengan prosedur sebaga berkut: a. Formulas H 0 dan Ha H 0 : X 1 = X 2 Tdak ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman atau pelaksanaan reshuffle kabnet Indonesa Bersatu. H 1 : X 1 X 2 Ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman atau pelaksanaan reshuffle kabnet Indonesa Bersatu b. Tngkat sgnfkans 2 arah (two taled test) dengan = 0,05 (level of confdence 95 persen) dengan degree of freedom (df) sebesar n 1 + n 2 2. c. Krtera pengujan H 0 dterma H 0 dtolak - t htung 0 H 0 dtolak t htung Gambar 4. Daerah Penolakan H 0 uj t beda dua rata-rata H 0 dterma jka t tabel t htung t tabel H 0 dtolak jka t htung < -t tabel atau t htung > t tabel d. umus Uj t Keterangan: X 1 = ata-rata abnormal return sebelum reshuffle kabnet Indonesa Bersatu X = ata-rata abnormal return sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu 8

9 S 1 = Smpangan baku abnormal return sebelum reshuffle kabnet Indonesa Bersatu S 2 = Smpangan baku abnormal return sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu n 1 dan n 2 = ukuran sampel e. Kesmpulan Hpotess peneltan dterma jka H 0 dtolak Hpotess peneltan dtolak jka H 0 dterma III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dketahu nla beta hasl koreks selanjutnya dgunakan untuk menghtung abnormal return, yatu selsh antara return ndvdu dengan expected return. Hpotess menyatakan Dduga bahwa terdapat perbedaan yang sgnfkan antara A (Abnormal eturn) saham dar perusahaan yang lstng d Bursa Efek Jakarta sebelum dengan sesudah pelaksanaan reshuffle kabnet Indonesa Bersatu. Pengujan n dlakukan dar sebelum reshuffle kabnet Indonesa bersatu H -5 sampa dengan sesudah reshuffle kabnet Indonesa bersatu H +5. Abnormal return yang dgunakan adalah cummulatve abnormal return. Hasl perhtungan abnormal return sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu dapat dlhat pada tabel 2. Pada tabel 2 dapat dketahu cummulatve abnormal return pada tap perusahaan yang termasuk dalam ndeks LQ 45 antara sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu cenderung berbeda. Hal n dtunjukkan ratarata cummulatve abnormal return sebelum reshuffle kabnet Indonesa Bersatu sebesar -0,0023, sedangkan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu sebesar 0,0081. Hal n menunjukkan adanya penngkatan cummulatve abnormal return sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu. Sebelum reshuffle kabnet Indonesa Bersatu cummulatve abnormal return yang terbesar adalah pada PT Bank Naga Tbk sebesar 0,0843, sedangkan yang terkecl pada sebesar 0,0764, yatu pada PT Jakarta Internatonal Hotel & Development Tbk. Sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu cummulatve abnormal return yang terbesar adalah pada PT Bank Permata Tbk sebesar 0,2048, sedangkan yang terkecl pada PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar 0,

10 Tabel 2. Cummulatve abnormal return antara sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu pada perusahaan dalam ndeks LQ 45 yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta No. Perusahaan Sebelum reshuffle Kabnet Sesudah reshuffle kabnet 1 PT Bank Central Asa Tbk -0,0168-0, PT Bank akyat Indonesa Tbk 0,0027-0, PT Berlan Laju Tanker Tbk -0,0328-0, PT Bank Mandr Tbk 0,0752 0, Bakre and Brother Tbk -0,0540 0, PT Bank Naga Tbk 0,0843 0, PT Bank Internatonal Indonesa Tbk -0,0193 0, PT Bank Permata Tbk -0,0256 0, PT Barto Tmber Pacfk Tbk 0,0160-0, PT Bum esource Tbk -0,0343 0, PT Ctra Marga Nusaphala Tbk -0,0038-0, PT Energ Mega Persada Tbk 0,0137-0, PT Gudang Garam Tbk -0,0019-0, PT Gajah Tunggal Tbk -0,0107 0, PT Internatonal Nckel Tbk -0,0150 0, PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,0001 0, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 0,0004-0, PT Indosat Tbk 0,0143-0, PT Jakarta Internatonal Hotel & Development Tbk -0,0764 0, PT Kawasan Industr Jababeka Tbk -0,0501 0, PT Kalbe Farma Tbk -0,0139-0, PT Bank Lppo Tbk -0,0276-0, PT London Sumatera Tbk -0,0129-0, PT Medco Energ Internatonal Tbk 0,0472-0, PT Perusahaan Gas Negara Tbk 0,0216-0, PT Telkom Tbk -0,0084-0, PT Unlever Tbk 0,0080-0, PT Tmah Tbk 0,0352 0, PT Pabrk Kertas Tjw Kma Tbk -0,0109 0, PT Bank Pan Indonesa Tbk 0,0262 0,0222 Maksmal 0,0843 0,2048 Mnmal -0,0764-0,1094 ata-rata -0,0023 0,0081 Untuk menguj perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu dgunakan uj t beda rata-rata. tersebut dapat dlhat pada lampran 95. Hasl uj Hasl uj t tersebut dperoleh t htung sebesar -0,7274. Nla t tabel =0,05 df: ( ) = 58 sebesar 2,0017. Jad t htung < t tabel, sehngga t htung berada d daerah penermaan H 0, artnya tdak terdapat perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu, sehngga hpotess peneltan yang menyatakan bahwa terdapat 10

11 perbedaan yang sgnfkan antara A (Abnormal eturn) saham dar perusahaan yang lstng d Bursa Efek Jakarta sebelum dengan sesudah pelaksanaan reshuffle kabnet Indonesa Bersatu dtolak. IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesmpulan eshuffle Kabnet Indonesa Bersatu dtanggap secara postf oleh pasar, hal n dtunjukkan dengan adanya penngkatan ndeks harga saham gabungan, akan tetap reaks yang terjad tdak besar, sehngga reshuffle Kabnet Indonesa Bersatu tdak mengakbatkan perubahan return saham pada perusahaan yang masuk dalam LQ 45 yang terdaftar d Bursa Efek Jakarta. Hal n mengakbatkan tdak adanya perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah reshuffle kabnet Indonesa Bersatu. Hal n berart reaks nvestor terhadap reshuffle kabnet Indonesa Bersatu basa saja. B. Implkas Adanya pertstwa poltk sepert reshuffle kabnet perlu dantspas oleh nvestor, hal n dsebabkan reshuffle kabnet mengakbatkan reaks postf pada ndeks harga saham gabungan. Meskpun reaksnya tdak nyata, tetap perstwa yang terkat dalam bdang perekonoman nasonal perlu dpelajar dan calon nvestor perlu mempertmbangkan nformas secara jelas atas suatu perstwa jka akan melakukan pembelan atau penjualan saham. Lebh utama jka nvestor mengetahu sebab dan akbat atas suatu perstwa dan cara mengantspasnya. Calon nvestor perlu memperoleh nformas secara jelas sehngga dapat memperkrakan adanya perubahan pada harga saham. DAFTA PUSTAKA Ahmad, Kamaruddn; 1996, Dasar-dasar Manajemen Investas, Eds Pertama, neka Cpta, Jakarta. Bartholdy, Jan & dng, Alan, 1994, Thn Tradng And The Estmaton Of Betas : The Effcacy of Alternatf Technques, Journal of Fnancal esearch, vol XVII, no 2 Summer : Brgham & Gapensk (1996). College Publshers. Intermedete Fnancal Management. Harcourt 11

12 Elton, E.J. and Gruber M.J, 1994, Modern Portofolo Theory and Investment Analyss, Ffth Edton, John Wley & Sons. Fabozz, F.J., 1995, Manajemen Investas, Eds Indonesa, Salemba Empat, Jakarta. Hartono, Jogyanto, dan Suranto, 1999, Bas d Beta Sekurtas dan Koreksnya d Pasar Modal Sedang Berkembang : Bukt Emprs d Bursa Efek Jakarta, Semnar nasonal dan Hasl-hasl Peneltan Forum Komunkas Peneltan Manajemen dan Bsns V, Husen Umar, Perlaku Konsumen dan set Pemasaran. Grameda Pustaka Utama Jakarta Jogyanto, 1998, Teor Portofolo dan Analss Investas, Eds Pertama, BPFE, Yogyakarta , Pasar Efsen Secara Keputusan. Grameda Pustaka Utama Jakarta Sartono, Agus, 1997, Manajemen Keuangan, Eds Ketga, BPFE, Yogyakarta. Setaatmaja, Lukas, 1994, Manajemen Keuangan, Eds Pertama, And Offset, Yogyakarta. Sharpe, W.F, Alexander, G.I, and Baley, J.V, 1995, Investment, Ffth Edton, Prentce Hall Interbatonal. Suad Husnan, Hanaf, Mamduh M., dan Wbowo Amn, 1996, Dampak Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Kegatan Perdagangan Saham dan Varabltas Tngkat Keuntungan, Kelola No. 11/V : Suad Husnan, 1998, Dasar-dasar Teor Portofolo Dan Analss Sekurtas, Eds Ketga, UPPAPM YKPN, Yogyakarta. Sunaryah, 2000, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Eds Kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Suryawjaya, Marwan A., dan Setawan, Fazal A., 1998, eaks Pasar Modal Indonesa Terhadap Perstwa Poltk Dalam Neger (Event Study pada Perstwa 27 Jul 1996), Kelola No. 18/VII, Weston, J.F. & Copeland, T.E., 1992, Manageral Fnance, 9 th Dryden Press. edton, The 12

PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Aref A. Kurnawan 1, Hellk Hermawan 2 Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto, emal: wwn_stats@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PERILAKU HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi Dampak Peledakan Bom di Legian Kuta Bali Pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta) Oleh Gunistiyo

PERILAKU HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi Dampak Peledakan Bom di Legian Kuta Bali Pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta) Oleh Gunistiyo PERILAKU HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi Dampak Peledakan Bom di Legian Kuta Bali Pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta) Oleh Gunistiyo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA Vol. 3, No.1, Januar 017, 33-3 ISSNONLINE 3-3578/ISSN PRINTED 3-1850 PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA CARISSA BELLA YONATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

KOREKSI BIAS BETA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

KOREKSI BIAS BETA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE KOEKSI BIAS BETA SAHAM DI BUSA EFEK INDONESIA PEIODE 2009-2012 Indah Saptorn (Perum Bulog Kalsel) Ff Swandar (Unverstas Lambung Mangkurat Banjarmasn) ABSTACT Ths study ams to determne whether the beta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAD IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAD IV DATA DAN PEMBAHASAN 30 BAD V DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Peneltan Dalam peneltan n dgunakan data harga saham haran dlar perusalllaan yang menjad sampel peneltan. Perode waktu pengamatan selama 11 har bursa, yatu 5 har sebelum

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci