BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang danggap pentng dalam peneltan n antara lan : 1. Hasl belajar adalah tngkat penguasaan yang dcapa oleh sswa dalam mengkut proses belajar mengajar sesua dengan tujuan penddkan yang dtetapkan (Soedjarto, 1993: 49). Hasl belajar dalam peneltan n dartkan sebaga tngkat penguasaaan atau kemampuan yang dmlk sswa dalam aspek kogntf yang dukur melalu tes hasl belajar berupa pretes dan postes.. Model pembelajaran kooperatf tpe jgsaw adalah model pembelajaran kooperatf dengan sswa belajar dalam kelompok dan bekerjasama salng ketergantungan postf dan bertanggung jawab secara mandr. Setap anggota kelompok asal bertemu dengan kelompok ahl untuk membahas mater yang dtugaskan pada masng-masng anggota kelompok dan bertanggung jawab atas bagan dar mater belajar yang dtugaskan. Setelah pembahasan mater d kelompok ahl selesa, kemudan masng-masng anggota ahl kembal ke kelompok asalnya dan menjelaskan kepada teman sekelompoknya untuk mencapa ketuntasan mater (Slavn, 1995: 4) 3. Model pembelajaran kooperatf tpe STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatf. Dalam pembelajaran n sswa belajar dengan 43

2 44 menggunakan bahan ajar/ LKS secara berkelompok, berdskus untuk menemukan dan memaham konsep-konsep yang dpelajar, dan setap anggota kelompok dber tanggung jawab. Sswa secara ndvdu dber kus yang kut berpengaruh terhadap evaluas seluruh anggota kelompok. Hasl belajar kelompok tersebut dbandngkan dengan kelompok lannya guna memperoleh penghargaan berupa pujan atau bentuk lan. Pembelajaran kooperatf tpe STAD dtekankan pada penghargaan kelompok, pertanggung jawaban ndvdu dan memperoleh kesempatan yang sama untuk berhasl bag setap anggota kelompok (Slavn, 1995: 5). B. Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n yatu metode ekspermen. Menurut Sudjana dan Ibrahm (004: 19), peneltan ekspermen dapat dartkan sebaga suatu peneltan yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara dua varabel atau lebh. Peneltan ekspermen juga dapat dfungskan untuk mencar pengaruh suatu varabel terhadap varabel lannya. Metode n bermaksud menyeldk kemungknan sebab akbat dengan menunjukkan salah satu kelompok atau lebh dalam konds yang cukup, kemudan dbandngkan hasl dar satu kelompok kepada kelompok lan, dalam hal n ekspermen dharapkan dapat mengungkapkan perbedaan hasl belajar sswa yang dajarkan oleh guru dengan model pembelajaran kooperatf tpe jgsaw dbandngkan dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD (Student Teams Achevement Dvson). Pada peneltan n kedua kelompok sama-sama mendapat perlakuan sehngga lebh cenderung ke arah kuas ekspermen

3 45 C. Desan Peneltan Adapun desan peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah Non Equvalent Groups Pretest-Postest Desgn, yatu dua sampel dberkan perlakuan selama waktu tertentu. Pada desan n, dua kelompok ekspermen dberkan tes awal dan tes akhr selanjutnya dcar penngkatan (gan) antara kelompok ekspermen 1 dan ekspermen. gan yang ddapat dar dua kelompok dkonvers ke dalam N-gan dan akan d uj secara statstk. Secara umum desan peneltan yang dgunakan dapat dgambarkan sebaga berkut: Tabel 3.1 Desan Peneltan Non Equvalent Groups Pretest-Postest Desgn Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhr Ekspermen I T 1 X J T Ekspermen II T 1 X S T Keterangan : T1 : Tes awal (Pretes) T : Tes akhr (Postes) X J : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatf tpe jgsaw : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatf tpe STAD X S D. Varabel Peneltan Menurut Sudjana dan Ibrahm (004: 11), Varabel adalah cr atau karakterstk dar ndvdu, objek, perstwa yang nlanya bsa berubah-ubah. Patokan untuk menetapkan varabel-varabel dar masalah yang akan dtelt, dambl dar acuan dar apa yang dkemukakan oleh Sudjana (1989: 4) sebaga berkut :

4 46 Varabel peneltan terdapat dua varabel utama, yakn varabel bebas atau varabel predktor (ndependent varable) serng dber notas X adalah varabel penyebab atau yang dduga memberkan suatu pengaruh atau efek terhadap perstwa lan, dan varabel terkat atau varabel respon (dependent varable) serng dber notas Y, yakn varabel yang dtmbulkan atau efek dar varabel bebas. Berdasarkan rumusan masalah dalam peneltan n, penelt menetapkan : 1. Varbel Bebas (X) Varabel bebas adalah varabel yang mempengaruh dsebut juga varabel penyebab atau ndependent varable. Varabel bebas dalam peneltan n adalah model pembelajaran kooperatf tpe jgsaw dan model pembelajaran kooperatf tpe STAD.. Varbel Terkat (Y) Varabel terkat adalah varabel yang merupakan akbat, serng dsebut varabel tak bebas atau varabel tergantung (dependent varable). Varabel terkat dalam peneltan n adalah penngkatan hasl belajar pada sub konsep sstem pencernaan manusa. E. Populas dan Sampel Peneltan 1. Populas Peneltan Populas adalah keseluruhan subjek peneltan yang djadkan sumber data dalam peneltan (Arkunto 00: 108). Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI IPA d SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 007/008 yang terbag ke dalam 4 kelas.

5 47. Sampel Peneltan Sugyono (007: 118) menyatakan bahwa Sampel adalah bagan dar jumlah dan karakterstk yang dmlk oleh populas tersebut. Untuk menentukan jumlah sampel pada peneltan n, harus berdasarkan pertmbangan masalah, tujuan, hpotess, metode dan nstrumen peneltan selan masalah waktu, tenaga, dan dana. Dalam peneltan n, penarkan sampel dlakukan dengan teknk purposve samplng. Purposve samplng alah teknk samplng yang dgunakan penelt jka penelt mempunya pertmbangan-pertmbangan tertentu dalam pengamblan sampelnya, atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Akdon, 005: 105). Adapun pertmbangan pemlhan sampel pada peneltan n adalah kedua kelas merupakan kelas dengan jumlah sswa lebh sedkt dbandng kelas lan, mendapat pelajaran bolog d har yang sama, prestas akademk yang sama, dan keterbatasan subjektf penelt. Sampel dalam peneltan n sebanyak 88 orang yang tebag dalam kelas, yatu kelas XI IPA 4 sebanyak 45 orang yang dperlakukan sebaga kelompok ekspermen 1 yang mendapat model pembelajaran kooperatf tpe jgsaw dan kelas XI IPA 3 sebanyak 43 orang yang dperlakukan sebaga kelompok ekspermen yang mendapat model pembelajaran kooperatf tpe STAD. F. Instrumen Peneltan Instrumen yang dgunakan dalam peneltan n dkelompokan menjad 3 macam yatu; (1) Instrumen tes hasl belajar, () Angket respon sswa terhadap pembelajaran, dan (3) Pedoman wawancara sswa dan guru.

6 48 1. Tes Hasl Belajar Instrumen tes hasl belajar dgunakan untuk menla kualtas hasl belajar sswa dar aspek kogntf. Penyusunan nstrumen tes hasl belajar n mengacu pada tujuan pembelajaran khusus yang telah dbuat. Soal-soal tes terdr dar pertanyaan-pertanyaan pada pokok bahasan sstem pencernaan manusa sebanyak 5 butr soal berbentuk plhan ganda dengan 5 plhan jawaban. Tes n dlakukan dua kal yatu sebelum perlakuan (pretes) dan sesudah perlakuan (postes). Tes yang dgunakan untuk pretes dan postes merupakan tes yang sama, dmaksudkan supaya tdak ada pengaruh perbedaan kualtas nstrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjad.. Angket Respon Sswa Dalam angket respon sswa, sswa dmnta untuk mengemukakan pendapat atau responnya terhadap pembelajaran bolog yang telah dlalunya. Pada peneltan n dbuat dua angket respon sswa yatu angket respon sswa terhadap model pembelajaraan kooperatf tpe jgsaw dan angket respon sswa terhadap model pembelajaran kooperatf tpe STAD. Angket n tdak dolah secara kuanttatf secara keseluruhan karena hanya dtujukan untuk melhat gambaran konds sswa dan tdak untuk mengukur suatu aspek tertentu. 3. Pedoman Wawancara Sswa dan Guru Wawancara dlakukan setelah proses pembelajaran selesa dlaksanakan. Instrumen wawancara berbentuk uraan yang dtujukan kepada sswa dan guru bdang stud bolog. Wawancara dlakukan terhadap tga yang masngmasng berasal dar kelompok atas, tengah, dan bawah untuk mengetahu

7 49 kesan dan pendapat sswa terhadap pembelajaran kooperatf tpe jgsaw dan tpe STAD. Sedangkan wawancara terhadap guru dlakukan untuk memperoleh penlaan guru terhadap penerapan dua model pembelajaran kooperatf, apakah sangat membantu atau tdak, dan bagamana kelebhan dan kekurangan dar penerapan model pembelajaran kooperatf, serta guru memberkan komentar tentang kemudahan dan hambatan selama penerapan kedua model pembelajaran tersebut. G. Teknk Pengumpulan Data Teknk pengumpulan data mengacu pada bagamana caranya data yang dperlukan dalam peneltan dapat dperoleh. Katannya dalam hal tersebut, serta dengan melhat konsep analts dalam peneltan n, maka sumber data yang dperoleh ddapatkan dengan menggunakan teknk pengumpulan data sebaga berkut : 1. Teknk Dokumentas, berguna untuk mengetahu data-data yang tertuls.. Tes, yatu cara pengumpulan data melalu sejumlah soal mengena mater yang telah dpelajar oleh sswa dan dsampakan kepada sswa selaku responden secara tertuls. 3. Stud kepustakaan, dlakukan untuk mendapatkan nformas dengan memanfaatkan lteratur yang relevan dengan peneltan n yatu dengan cara membaca, mempelajar, menelaah, mengutp pendapat dar berbaga sumber berupa buku, dktat, skrps, nternet, surat kabar, dan sumber lannya.

8 50 H. Prosedur Peneltan 1. Tahap persapan Persapan yang dlakukan untuk melaksanakan peneltan n melput : a. Melakukan stud pendahuluan b. Menelaah model model pembelajaran untuk mengatas permasalahan c. Menelaah peneltan relevan yang telah dlakukan. d. Membuat proposal peneltan. e. Membuat perznan d dalam kampus. f. Menghubung phak phak yang terkat d sekolah. g. Menentukan populas dan sampel peneltan. h. Menyusun nstrumen peneltan dan melakukan judgement kepada orang orang yang berkompeten dalam hal n.. Melakukan uj coba nstrumen peneltan. j. Melakukan revs nstrumen peneltan yang akan dgunakan. k. Mempersapkan perangkat pembelajaran. l. Masuk ke kelas ekspermen dan melakukan beberapa kesepakatan mengena pembelajaran yang akan d laksanakan.. Tahap pelaksanaan peneltan. Tahap peneltan n melput: a. Menentukan dua kelompok kelas ekspermen yang dplh secara purposf untuk penerapan model pembelajaraan kooperatf tpe jgsaw dan STAD. b. Membuat kelompok belajar pada masng-masng kelas ekspermen.

9 51 c. Melakukan lathan pembelajaran kooperatf pada masng-masng kelas ekspermen. d. Memberkan tes awal (pretes) pada masng-masng kelompok kelas ekspermen. e. Melakukan PBM, yatu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe jgsaw untuk kelompok kelas ekspermen 1 dan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD untuk kelompok kelas ekspermen. f. Memberkan tes akhr (postes) pada masng-masng kelompok kelas ekspermen. g. Memberkan angket kepada sswa h. Melakukan wawancara terhadap sswa dan guru bdang stud bolog. 3. Tahap penarkan kesmpulan Tahap penarkan kesmpulan n melput : a. Analss data hasl peneltan. b. Penarkan kesmpulan. c. Penyusunan laporan peneltan berupa skrps.

10 5 I. Alur Peneltan Menentukan masalah peneltan Menyusun proposal peneltan Semnar proposal meneltan Menentukan dan Menyusun nstrumen peneltan Judgement nstrumen peneltan Menyusun nstrumen untuk d uj coba Uj coba ntrument Revs Revs Menyusun nstrumen untuk peneltan Menyusun perznan Pelaksanaan pengamblan data Pemberan pretes Pembelajaran tpe jgsaw Pemberan postes Pemberan pretes Pembelajaran tpe STAD Pemberan postes Pengolahan data Menark kesmpulan Menyusun laporan Gambar Alur Peneltan

11 53 J. Teknk Analss Instrumen Peneltan Menurut Arkunto (00: 136) Instrumen peneltan adalah alat atau fasltas yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebh mudah dan haslnya lebh bak, dalam art lebh cermat, lengkap dan sstemats sehngga lebh mudah dolah. Dalam peneltan n dgunakan nstrumen peneltan berupa tes tertuls. Intrumen harus mengukur/menla secara obyektf, n berart bahwa nla atau nformas yang dberkan ndvdu tdak subjektf atau dpengaruh oleh orang yang menla. Langkah pengujan perlu dtempuh mengngat nstrumen yang dgunakan belum merupakan alat ukur yang baku. Hal n sejalan dengan pendapat Arkunto (00: 14) yang mengatakan bahwa bag nstrumen yang belum ada persedaan d Lembaga Pengukuran dan Peneltan, maka penelt yang menyusun sendr mula dar merencanakan, menyusun, mengadakan uj coba dan merevs. Setelah dujcobakan nstrumen peneltan tersebut dolah untuk menentukan valdtas nstrumen peneltan, realbltas nstrumen peneltan, daya pembeda dan ndeks atau tngkat kesukaran. 1. Uj Valdtas Instrumen Valdtas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tngkat-tngkat kevaldan atau kesahhan suatu nstrumen (Arkunto, 00: 144). Dalam peneltan n, untuk menghtung valdtas nstrumen yatu dengan cara menghtung koefsen valdtas, menggunakan rumus Korelas Product Moment sebaga berkut: r xy = XY ( X ) ( Y ) ( X ) N Y ( N X ) ( ( Y ) ) N

12 54 Keterangan : r xy = Koefsen antara varabel X dan varabel Y X = Skor tap tem dar responden uj coba varabel X Y = Skor tap tem dar responden uj coba varabel Y N = Jumlah responden (Arkunto, 00: 43) Setelah dketahu koefsen korelas (r), kemudan dlanjutkan dengan taraf sgnfkans korelas dengan menggunakan rumus dstrbus t student, yatu : t = r n 1 r dmana : r = Koefsen korelas n = Jumlah responden yang dujcoba (Arkunto, 00: 63) Kemudan jka t htung >t tabel pada taraf nyata α = 0,05, maka dapat dsmpulkan tem soal tersebut vald pada taraf yang dtentukan. Berdasarkan hasl perhtungan dengan bantuan program Mcrosoft Excel dperoleh hasl dar 5 tem soal tes, dperoleh tem soal yang vald sebanyak 0 soal dan 5 soal tdak vald (lhat lampran C.1). Item soal yang tdak vald drevs/dgant, sehngga tem soal untuk pengamblan data tetap berjumlah 5 tem soal.. Uj Realbltas Instrumen Uj relabltas bertujuan untuk menguj ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang akan dukur. Menurut Arkunto (006: 154), Relabltas menunjuk pada suatu pengertan bahwa sesuatu nstrumen cukup dapat dpercaya untuk dgunakan sebaga alat pengumpul data karena nstrumen tersebut sudah bak.

13 55 Pengujan relabltas dalam peneltan n menggunakan rumus K-R 0 (Arkunto, 00: 163) sebaga berkut : r 11 = k k 1 Vt V t pq Harga varans total (V t ) dhtung dengan menggunakan rumus : V t = ( X ) X N N dmana : Σ X = Jumlah skor total N = Jumlah responden (Arkunto, 00: 160) Haslnya yang dperoleh yatu r 11 dbandngkan dengan nla dar tabel r- Product Moment. Jka r 11 > r tabel maka nstrumen tersebut relabel, sebalknya r 11 < r tabel maka nstrumen tersebut tdak relabel. Hasl uj realbltas terhadap nstrumen peneltan pada sampel sebanyak 41 sswa dengan taraf kebebasan (dk) = n- dan taraf nyata α = 0,05 maka dperoleh r tabel sebesar 0,316. Sedangkan, hasl perhtungan dengan bantuan Mcrosoft Excel menunjukan r htung (r 11 ) 0,645 (lhat lampran C1) Berdasarkan hasl perhtungan uj realbltas, maka dapat dkatakan bahwa nstrumen peneltan dnyatakan relabel, dmana r 11 (0,645) > r tabel (0,316). 3. Uj Tngkat Kesukaran Tngkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa tem soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tngkat kesukaran dapat dhtung dengan rumus :

14 56 P = B J S dmana : P = Indeks kesukaran B = Banyak sswa yang menjawab soal tu dengan benar J S = Jumlah seluruh sswa peserta tes (Arkunto, 006: 08) Untuk menentukan apakah soal tersebut dkatakan bak atau tdak bak sehngga perlu drevs, dgunakan krtera sebaga berkut : Tabel 3. Tngkat Kesukaran dan Krtera No Rentang Nla Tngkat Kesukaran Klasfkas 1 0,70 TK 1,00 Mudah 0,30 TK < 0,70 Sedang 3 0,00 TK < 0,30 Sukar (Sudjana, 001: 137) Berdasarkan hasl perhtungan tngkat kesukaran, dperoleh 10 tem soal termasuk dalam klasfkas mudah, 13 tem soal klasfkas sedang, dan tem soal klasfkas sukar (lhat lampran C.) 4. Uj Daya Pembeda Daya pembeda suatu butr soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butr soal tersebut mampu membedakan antara sswa yang dapat menjawab soal dengan sswa yang tdak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dhtung dengan menggunakan rumus sebaga berkut : D = B J A A B J B B = P A P B dmana : D = Indeks dskrmnas (daya pembeda) J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah

15 57 B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = Bropors peserta kelompok atas yang menjawab benar P A = Bropors peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arkunto, 006: 13) Sebaga acuan untuk mengklasfkaskan data hasl peneltan, maka dgunakan krtera sebaga berkut : Tabel 3.3 Klasfkas Daya Pembeda No Rentang Nla D Klasfkas 1 D < 0,0 Jelek 0,0 D < 0,40 Cukup 3 0,40 D < 0,70 Bak 4 0,70 D 1,00 Bak sekal (Arkunto, 006: 18) Berdasarkan perhtungan uj daya pembeda, dperoleh 11 tem soal memlk daya pembeda yang tergolong bak, 1 tem soal dengan daya pembeda cukup, dan tem soal memlk daya pembeda jelek (lhat pada lampran C) K. Teknk Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Hasl Belajar Data hasl belajar yang dolah dperoleh dar hasl tes awal (pretes) dan hasl tes akhr (postes). Dar kedua data tersebut akan ddapatkan nla penngkatan hasl belajar (gan). Langkah-langkah yang perlu dtempuh dalam pengolahan data hasl belajar dapat durakan sebaga berkut: a. Memberkan skor terhadap tes awal dan tes akhr dar kedua kelompok ekspermen. b. Mengkonvers skor menjad nla dengan skala dengan menggunakan rumus:

16 58 SkorSswa Nla = x100 SkorMaksmum c. Menghtung gan yang ternormalsas (N-gan) Menyatakan gan (penngkatan) dalam hasl proses pembelajaran tdaklah mudah. Gan absolut (selsh antara skor pretes dan postes) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dkatakan gan tngg dan mana yang dkatakan gan rendah. Msalnya, sswa yang memlk gan dar 4 ke 6 dan sswa yang memlk gan dar 6 ke 8 dar suatu soal dengan nla maksmal 8. Gan absolut menyatakan bahwa kedua sswa memlk gan yang sama. Secara logs seharusnya sswa kedua memlk gan yang lebh tngg dar sswa pertama. Hal n karena usaha untuk menngkatkan dar 6 ke 8 (nla maksmal) akan lebh berat darpada menngkatkan 4 ke 6. Menykap konds bahwa sswa yang memlk gan absolut sama belum tentu memlk gan prestas belajar yang sama. Untuk tu, dkembangkan sebuah alternatf untuk menjelaskan gan yang dsebut gan ternormalsas (N-gan). Gan ternormalsas (N-gan) dformulaskan dalam bentuk persamaan sepert dbawah n : skorpostes skorpretes N Gan= skordeal skorpretes Tabel 3.4 Krtera Normalzed Gan Skor N-gGan Krtera Normalzed Gan 0,70 < N-gan Tngg 0,30 < N-gan< 0,70 Sedang N-gan < 0,30 d. Mendeskrpskan data pretes, postes dan N-gan Rendah Sumber : Hake (00)

17 59. Pengolahan Data Angket Menganalss data yang dperoleh melalu angket (dengan persentase jawaban sswa), kemudan data dnterpretas dengan menggunakan kategor persentase berdasarkan Kuntjaranngrat (Mustkasar, 006:58) yatu: % Respon sswa = Jumlah sswa menjawab X 100 % Jumlah seluruh sswa 0% = Tdak ada 1%- 5% = Sebagan kecl 6%- 49% = Hampr setengahnya 50% = Setengahnya 51-75% = Sebagan besar 76-99% = Pada umumnya L. Teknk Analss Data Data yang dperoleh dar hasl tes setelah pembelajaran, selajutnya dolah dan danalss untuk menguj hpotess peneltan n. Tujuan yang ngn dcapa dengan analss data n adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dmengert dan dtafsrkan, sehngga hubungan-hubungan yang ada dalam masalah peneltan n dapat dpelajar dan duj. Adapun langkah-langkah untuk menganalss data sebaga berkut : 1. Uj Normaltas Data Uj normaltas data n sebaknya dlakukan sebelum data dolah berdasarkan model-model peneltan. Uj normaltas n bertujuan untuk mengetahu dstrbus data dalam varabel yang akan dgunakan dalam peneltan. Apabla data berdstrbus normal, maka dgunakan statstk parametrk dan jka

18 60 berdstrbus tdak normal, maka dgunakan statstk non parametrk atau Rank Spearman. Uj normaltas dengan uj Ch Kuadrat dlakukan untuk setap data, yatu data pretes, postes dan N-gan. Adapun langkah langkah yang dlakukan adalah sebaga berkut : Uj normaltas menggunakan aturan Sturges mengkut prosedur sebaga berkut: a) Menentukan banyaknya nterval dengan menggunakan aturan Sturges, yatu : Banyaknya Kelas ( k ) = 1 + 3,3 log n. Dmana n adalah banyaknya subjek. b) Menentukan rentang dengan rumus : r = Data tertngg data terendah c) Menentukan panjang kelas nterval dengan rumus : p = r k d) Menghtung rata-rata ( x ) dengan rumus: ( x) = f. x f Keterangan : f = Jumlah frekuens x = Data tengah-tengah dalam nterval e) Menghtung smpangan baku (S) dengan rumus: SD = ( x x) f n 1 f) Tentukan batas bawah batas atas kelas nterval dengan rumus: ( ) = Ba 5 x + 0, kal desmal yang dgunakan nterval kelas. ( ) = Bb 5 x 1 0, kal desmal yang dgunakan nterval kelas.

19 61 g) Htung nla Z untuk setap batas bawah kelas nterval dengan rumus: Z = x n x S h) Menghtung harga baku tabel (Z tabel ) untuk menghtung Z htung ) Htung luas tap kelas nterval l = Z tabel Z tabel1 j) Htung frekuens harapan e = l. f k) Htung nla χ untuk tap kelas nterval dan jumlahkan dengan rumus: χ = ( f e ) e l) Dstrbus data normal bla χ htung < χ tabel (Sregar, 004: 87). Uj Homogentas Data Uj homogentas data dgunakan untuk menguj apakah dua sampel yang dambl mempunya varans yang sama. Untuk menguj homogentas dua buah varans sampel pada setap data (pretes, postes, N-gan), maka dgunakan uj F dengan rumus : F = s s 1 Dmana : S 1 = Varans terbesar S = Varans terkecl (Sudjana, 1996: 49)

20 6 Sedangkan untuk mencar F tabel menggunakan table dstrbus F dengan derajat kebebasan dk = n 1 dan taraf nyata α= 0,05. Jka F htung < F tabel maka kedua varans tersebut homogen. 3. Uj Hpotess (Uj Kesamaan Dua Rata-rata) Pengujan hpotess dlakukan untuk menguj dterma atau tdaknya hpotess yang dajukan. Jka data yang ddapat adalah homogen dan berdstrbus normal, maka pengujan hpotess menggunakan metode statstk parametrk yatu uj Z untuk menguj kesamaan nla rata-rata dar kedua sampel yang berukuran besar. Adapun rumus Uj Z yang dgunakan adalah sebaga berkut: Z = x 1 S 1 n1 x S + n (Sudjana dan Ibrahm, 004: 14) Adapun rumusan hpotess statstk pada peneltan n adalah: H o : µ = µ 1 H a : µ µ 1 Krtera pengujan jka Z tabel < Z htung < Z tabel, maka tdak terdapat perbedaan yang sgnfkan antara rata-rata kelompok ekspermen 1 (jgsaw) dan ekspermen (STAD), tetap sebalknya jka Z htung > Z tabel atau Z htung < -Z tabel maka terdapat perbedaan yang sgnfkan antara rata-rata kelompok ekspermen 1 (jgsaw) dan ekspermen (STAD).

21 63 Apabla data tdak berdstrbus normal atau tdak homogen maka pengujan hpotess dlakukan dengan menggunakan statstk nonparametrk yatu dengan uj Wlcoxon. Adapun langkah-langkah yang dtempuh dalam uj Wlcoxon adalah sebaga berkut : a. Membuat daftar rank dengan mengurutkan nla kedua sampel. Nomor rank dmula dar selsh kedua sampel terkecl tanpa memperhatkan tanda b. Mengtung nla W (Wlcoxon) Nla W adalah blangan yang palng kel dar jumlah rang postf atau jumlah rank negatf. Bla jumlah rank postf sama dengan jumlah rank negatf, nla W dambl salah satunya c. Menentukan nla W dar daftar: Untuk jumlah sswa lebh dar 0, maka nla W dhtung dengan rumus : ( n + 1 ) n( n + 1)( n + 1) n W = X (Sudjana, 1996: 455) 4 4 untuk taraf sgnfkans 0.01, harga X =.578 sedangkan untuk taraf sgnfkans 0.05, harga X = 1.96 d. Menentukan krtera pengujan hpotess Ho : dterma jka nla W htung > W tabel H : dterma jka nla W htung < W tabel

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014. 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu, dan Sasaran Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d SMKN 3 Kunngan yang berlokas d d jalan Gunung Kelng,Crendang-Kunngan 4551, tepatnya d Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan suatu peneltan basanya dgunakan lebh dar satu metode atau nstrumen, dengan maksud agar kelemahan yang satu dapat dtutup dengan kebakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Tujuan Peneltan Berdasarkan rumusan dan alasan pemlhan judul d atas, maka dalam peneltan n tujuan yang ngn dcapa adalah sebaga berkut: Untuk mengetahu ada tdaknya perbedaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci