Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015"

Transkripsi

1 ANALISA FAKTOR-FAKTOR RISIKO DAN MANFAAT DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DI RUMAH SUSUN (Studi Kasus : Rumah Susun Warugunung, Rumah Susun Siwalankerto dan Rumah Susun Griya Asri SIER Surabaya) Novira Haryanti 1, Ria A. A. Soemitro 2 dan Retno Indryani 2 1 Program Pascasarjana Magister Manajemen Aset Infrastruktur Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, nupy.nuph@gmail.com 2 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya. Telp: ABSTRAK Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) di rumah susun dilaksanakan sebagai solusi atas kendala dalam pengelolaan rumah susun, antara lain keterbatasan biaya operasional dan pemeliharaan serta besarnya pengeluaran pemerintah dalam pengelolaan rumah susun. Di Surabaya, pelaksanaan KPS pada rumah susun telah diterapkan di Rumah Susun Warugunung, Siwalankerto dan Griya Asri (SIER) antara pemerintah dan BUMN/BUMD dengan bentuk kerjasama yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor risiko yang berpengaruh dalam pelaksanaan KPS di masing-masing rumah susun dari sektor pemerintah maupun BUMN/BUMD. Identifikasi faktor-faktor risiko melalui studi literatur diperlukan untuk menentukan variabelvariabel penelitian yang akan digunakan dalam kuisioner. Selanjutnya data dari penyebaran kuisioner dianalisa menggunakan metode statistik deskriptif, yaitu dengan meranking mean variabel-variabel risiko di masing-masing rumah susun, baik dari sektor pemerintah maupun BUMN/BUMD sehingga akan diketahui variabel risiko yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan KPS di setiap rumah susun. Hasil dari penelitian ini diperoleh faktor-faktor risiko yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan KPS di rumah susun bagi pemerintah, yaitu kurangnya ketersediaan bantuan dana, tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana, dan tingginya biaya operasional dan pemeliharaan. Sedangkan bagi BUMN/BUMD, yaitu tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana, dan perubahan tarif. Kata kunci: Faktor-faktor Risiko, Kerjasama Pemerintah Swasta, Rumah Susun PENDAHULUAN Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan mempunyai peranan penting dalam mendukung kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya maupun pertahanan dan keamanan Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Pemerintah sebagai pelaksana utama pembangunan dihadapkan pada berbagai permasalahan dalam mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Permasalahan utama yang harus dihadapi oleh Pemerintah adalah terbatasnya anggaran yang dimiliki sedangkan kebutuhan dana yang harus disediakan untuk pelaksanaan pembangunan sangat besar. A-1-1

2 Keterlibatan swasta dalam pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dih arapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) merupakan sebuah pola kerjasama pendanaan yang melibatkan peran swasta dalam penyediaan infrastruktur. Penerapan KPS juga telah dilaksanakan pada pengelolaan rumah susun. Rumah susun merupakan sebuah hunian vertikal sebagai salah satu solusi atas keterbatasan dan tingginya harga lahan di perkotaan serta terjadinya backlog perumahan sehingga dapat meningkatkan kualitas permukiman perkotaan yang lebih layak huni. Beberapa kendala ditemui dalam pengelolaan rumah susun, antara lain keterbatasan biaya operasional dan pemeliharaan sehingga mengakibatkan kurang terpeliharanya rumah susun serta besarnya pengeluaran pemerintah dalam pengelolaan rumah susun. Kendalakendala tersebut menjadikan pelaksanaan KPS di rumah susun sebagai salah satu solusi yang dapat diambil oleh pemerintah untuk memperbaiki pengelolaan di rumah susun. Di Surabaya pelaksanaan KPS pada rumah susun sejauh ini baru bekerjasama dengan sektor BUMN/BUMD dan telah diterapkan pada beberapa rumah susun, antara lain Rumah Susun Warugunung, Rumah Susun Siwalankerto dan Rumah Susun Griya Asri (SIER) dengan bentuk kerjasama yang berbeda. Pada Rumah Susun Warugunung, pelaksanaan KPS merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Perum Perumnas yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan bentuk kerjasama Build Operate Transfer (BOT). Rumah Susun Siwalankerto, KPS dilaksanakan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu PT. Jatim Grha Utama (PT. JGU) dengan bentuk kerjasama pengelolaan. Sedangkan Rumah Susun Griya Asri (SIER), kerjasama dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan sektor BUMN, yaitu PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT. SIER) dengan bentuk kerjasama sewa lahan. Hal ini dikarenakan KPS di rumah susun belum menarik minat sektor swasta untuk ikut terlibat dalam pengelolaan rumah susun. Peran swasta yang belum optimal karena selalu berorientasi finansial merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan KPS di rumah susun. Dengan menentukan Rumah Susun Warugunung, Rumah Susun Siwalankerto dan Rumah Susun Griya Asri (SIER) sebagai obyek penelitian diharapkan dapat menjemba tani perbedaan kepentingan antara sektor pemerintah dan BUMN/BUMD dengan mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor risiko yang paling berpengaruh bagi sektor pemerintah maupun sektor BUMN/BUMD dalam pelaksanaan KPS di rumah susun sesuai bentuk kerjasamanya sehingga dapat memberikan manfaat, antara lain terpenuhinya kebutuhan infrastruktur rumah susun tanpa mengeluarkan biaya investasi yang besar serta mampu mendorong keterlibatan sektor swasta. METODE Penelitian ini merupakan studi eksploratif dan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi, Obyek Penelitian dan Jenis Kerjasama Penelitian dilakukan di Surabaya dengan obyek penelitian rumah susun di Surabaya yang melaksanakan Kerjasama Pemerintah Swasta, yaitu : a. Rumah Susun Warugunung, kerjasama dilakukan antara Pemerintah Kota Surabaya dan Perum Perumnas dengan jenis kerjasama Build Operate Transfer (BOT). b. Rumah Susun Siwalankerto, kerjasama dilakukan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan PT. Jatim Grha Utama (PT. JGU) dengan jenis kerjasama pengelolaan. c. Rumah Susun Griya Asri (SIER), kerjasama dilakukan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT. SIER) dengan jenis kerjasama sewa lahan. A-1-2

3 Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 14 responden yang merupakan para pihak pengambil keputusan/kebijakan terkait pengelolaan rumah susun, yang berasal dari : 1. Pemerintah : a. Pemerintah Kota Surabaya : Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah Kota Surabaya b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur d. Kementerian PU dan Perumahan Rakyat 2. BUMN/ BUMD : a. Perum Perumnas b. PT. Jatim Grha Utama (PT. JGU) c. PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT. SIER) Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pada penelitian ini syarat untuk dijadikan sampel adalah yang mempunyai hubungan erat dengan pelaksanaan kerjasama pemerintah swasta pada rumah susun di Surabaya, berinteraksi langsung dengan obyek penelitian dan ikut menentukan pengambilan keputusan/kebijakan. Pengukuran Variabel Penelitian Untuk setiap pertanyaan disediakan lima ukuran pendapat sesuai pertimbangan, yaitu: 1. Sangat tidak berisiko, apabila faktor ini sama sekali tidak memberikan dampak. 2. Tidak berisiko, apabila faktor ini kurang/tidak terlalu memberikan dampak. 3. Cukup berisiko, apabila faktor ini memberikan dampak yang cukup besar. 4. Berisiko, apabila faktor ini memberikan dampak yang besar. 5. Sangat berisiko, apabila faktor ini memberikan dampak yang sangat besar. Variabel Penelitian Variabel penelitian diperoleh dari hasil studi literatur dan akan digunakan dalam kuisioner pendahuluan. Variabel penelitian dalam kuisioner pendahuluan akan dipisahkan antara variabel penelitian untuk sektor pemerintah dan sektor BUMN/BUMD. Tabel 1 Variabel Penelitian A Kriteria Variabel Referensi Aspek Politik 1 Perubahan Undang-undang/ Kebijakan Yongjian (2009) dan Shen (2006) dalam dan Hukum Pemerintah Karim 2 Inkonsistensi dalam kebijakan Yuan (2008) dan Zhang (2005) dalam pemerintah Karim 3 Proses pengambilan keputusan politik Yongjian (2009) dan Li (2005) dalam yang tidak tepat Karim 4 Pengaruh dari partai oposisi politik yang Li (2005) dan Ng and Loosemore (2007) kuat dalam Karim 5 Pemerintahan yang tidak stabil Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 6 Keterlambatan persetujuan dan ijin dari Abednego (2006), Yongjian (2009) dan Li pemerintah (2005) dalam Karim 7 Pengambilalihan/nasionalisasi aset Li (2005) dan Ng and Loosemore (2007) dalam Karim 8 Perubahan regulasi pajak Ibrahim (2006) dan Yelin (2009) dalam Karim 9 Korupsi dan rendahnya kesadaran hukum Ibrahim (2006), Yuan (2008) dan Yelin A-1-3

4 B C D Kriteria Variabel Referensi (2009) dalam Karim 10 Status Lahan Aspek Ekonomi Aspek Konstruksi Aspek Operasional dan Pemeliharaan 1 Fluktuasi tingkat suku bunga Abednego (2006), Yongjian (2009) dan Li (2005) dalam Karim 2 Fluktuasi tingkat inflasi Abednego (2006), Yongjian (2009) dan Li (2005) dalam Karim 3 Perubahan nilai tukar mata uang Zhang (2005) dalam Karim 4 Terjadinya pasar keuangan yang buruk Li (2005), Yuan (2008) dan Xiao dalam Karim 5 Kurangnya ketersediaan bantuan dana Frank and Smith (2000) dalam Susilawati, Armitage and Skitmore (2005) 6 Kurangnya keringanan pajak Frank and Smith (2000) dalam Susilawati, Armitage and Skitmore (2005) 7 Kerugian ekonomi Frank and Smith (2000) dalam Susilawati, Armitage and Skitmore (2005) 1 Pembebasan lahan Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 2 Ketersediaan tenaga kerja / bahan yang sesuai Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 3 Ketersediaan keuangan Li (2005) dan Ng and Loosemore (2007) dalam Karim 4 Biaya konstruksi overrun Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 5 Defisiensi desain Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 6 Keterlambatan pelaksanaan konstruksi Abednego (2006) dan Shen (2006) dalam Karim 7 Variasi kontrak yang berlebihan /risiko kontrak Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 8 Kondisi geoteknik kondisi / tanah Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 9 Kegagalan kontraktor / kemampuan SPV Abednego (2006) dan Shen (2006) dalam Karim 10 Kelalaian subkontraktor dan pemasok Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 11 Rendahnya kualitas pengerjaan Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 1 Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 2 Produktivitas operasional yang rendah Ibrahim (2006), Li (2005) dan Yuan (2008) dalam Karim 3 Kualitas operasional rendah Ng and Loosemore (2007) dan VDTF (2001) dalam Karim 4 Nilai sisa (setelah masa konsesi) apakah sepadan dengan lamanya masa konsesi Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 5 Kegagalan operator Ng and Loosemore (2007) dan Wibowo (2010) dalam Karim 6 Perubahan prosedur operasional Xiao dan Yelin (2009) dalam Karim 7 Risiko keuangan operasional Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim 8 Pengaruh masa sewa lahan E Pasar 1 Perubahan tarif Abednego (2006) dan Ng and Loosemore (2007) dalam Karim 2 Permintaan pasar Ng and Loosemore (2007) dalam Karim A-1-4

5 F Kriteria Variabel Referensi 3 Fluktuasi biaya bahan (terhadap pemerintah) Ng and Loosemore (2007) dalam Karim 4 Fluktuasi biaya bahan (terhadap swasta) Ng and Loosemore (2007) dalam Karim Hubungan 1 Perbedaan kepentingan antar stakeholder Frank and Smith (2000) dalam Susilawati, antar Armitage and Skitmore (2005) stakeholder 2 Perbedaan nilai- nilai dan budaya Ibrahim (2006) dalam Karim organisasi 3 Perbedaan metode kerja diantara Yongjian (2009), Li (2005) dan Shen (2006) stakeholder dalam Karim 4 Kurangnya komitmen antar stakeholder Yongjian (2009), Li (2005) dan Shen (2006) dalam Karim 5 Pengalaman yang tidak memadai dalam Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim pelaksanaan PPP 6 Periode negosiasi yang tidak memadai Ibrahim (2006) dalam Karim sebelum mulai beroperasi 7 Konflik antar stakeholder Frank and Smith (2000) dalam Susilawati, Armitage and Skitmore (2005) 8 Distribusi tanggung jawab dan risiko Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim yang tidak memadai 9 Krisis Staf Ibrahim (2006) dan Li (2005) dalam Karim G Alam 1 Force majeure Abednego (2006) dan Li (2005) dalam Karim 2 Lingkungan Abednego (2006) dan Li (2005) dalam Karim 3 Cuaca Abednego (2006) dan Li (2005) dalam Karim Sumber : Hasil Olahan Studi Literatur Pengolahan Data Pengolahan data penelitian dilakukan dengan : a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen (Husaini, 2003). Uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas one shot atau pengukuran sekali saja dengan menggunakan SPSS. b. Analisa statistik deskriptif. Tujuan dari statistik deskriptif ini adalah untuk memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya. Statistik deskriptif yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan ukuran pemusatan rata-rata (mean). Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian yang harus dilakukan antara lain : 1. Studi literatur untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kerjasama pemerintah swasta. 2. Identifikasi jenis kerjasama pemerintah swasta di masing-masing rumah susun. 3. Membuat kuisioner pendahuluan faktor-faktor risiko. 4. Menyebarkan kuisioner pendahuluan faktor-faktor risiko. 5. Melakukan analisa kesesuaian kuisioner pendahuluan faktor-faktor risiko. 6. Setelah dilakukan penyesuaian kuisioner pendahuluan, maka akan dilanjutkan sebagai kuisioner utama dan dilakukan penyebaran kuisioner utama faktor-faktor risiko. A-1-5

6 7. Melakukan uji reliabilitas faktor-faktor risiko. 8. Faktor-faktor risiko yang reliabel selanjutnya diolah secara statistik deskriptif, yaitu dengan meranking hasil mean (rata-rata) variabel risiko baik dari sektor pemerintah maupun BUMN/BUMD untuk masing-masing rumah susun sehingga diperoleh variabel risiko yang paling berpengaruh. 9. Melakukan pembahasan hasil pengolahan data. 10. Membuat kesimpulan dan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan Software IBM SPSS Statistics 21. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Aplha > 0,70 (Nunnally, 1994). Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan terhadap data variabel risiko hasil penyebaran kuisioner utama, baik dari sektor pemerintah maupun BUMN/BUMD di masing-masing rumah susun. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Pemerintah Rumah Susun Warugunung (BOT) Rumah Susun Siwalankerto (Pengelolaan) Rumah Susun Griya Asri (SIER) (Sewa Lahan) Cronbach s Alpha 0,774 0,776 0,800 N of Items BUMN/ Cronbach s Alpha 0,834 0,886 0,804 BUMD N of Items Sumber: Hasil analisa data primer Hasil Analisa Variabel Risiko Setelah mengidentifikasi variabel penelitian, menyebarkan kuisioner, dan melakukan uji reliabilitas, selanjutnya dilakukan pengolahan data atas variabel-variabel penelitian menggunakan metode statistik deskriptif, yaitu dengan meranking mean variabel-variabel risiko untuk menentukan faktor-faktor risiko yang berpengaruh di masing-masing rumah susun, baik dari sektor pemerintah maupun BUMN/BUMD. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh bagi Pemerintah dan BUMN/BUMD di masing-masing rumah susun dapat dilihat dalam Tabel 3 : Tabel 3 Hasil Analisa Variabel Risiko Pemerintah Rumah Susun Warugunung (BOT) Rendahnya kesadaran hukum membayar sewa Kurangnya ketersediaan bantuan dana Tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan Rumah Susun Siwalankerto (Pengelolaan) Perubahan Undang-undang/ Kebijakan Pemerintah Tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana Inkonsistensi dalam kebijakan pemerintah Fluktuasi tingkat inflasi Rumah Susun Griya Asri (SIER) (Sewa Lahan) Proses pengambilan keputusan politik yang tidak tepat Pengaruh harga sewa lahan Kurangnya ketersediaan bantuan dana Kurangnya SDM Permintaan pasar Status lahan Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan A-1-6

7 BUMN/ BUMD Rumah Susun Warugunung (BOT) Tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana Perubahan tarif Perbedaan kepentingan antar stakeholder Kurangnya komitmen antar stakeholder Distribusi tanggung jawab dan risiko yang tidak memadai Sumber: Hasil analisa data primer Rumah Susun Siwalankerto (Pengelolaan) Tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana Perubahan Undang-undang/ Kebijakan Pemerintah Perubahan tarif Fluktuasi tingkat inflasi Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan Rumah Susun Griya Asri (SIER) (Sewa Lahan) Tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana Kompetisi pasar Perubahan tarif Permintaan pasar Fluktuasi biaya bahan (terhadap swasta) Pembahasan Dari Tabel 3, diketahui variabel risiko yang berpengaruh bagi Pemerintah dan BUMN/ BUMD di masing-masing rumah susun : a. Rumah Susun Warugunung dengan jenis kerjasama BOT (Build, Operate, Transfer) : Untuk sektor Pemerintah, risiko rendahnya kesadaran hukum membayar sewa menempati peringkat pertama, hal ini terkait dengan banyaknya para penghuni rusun yang menunggak pembayaran sewa dan keberatan para penghuni atas kenaikan tarif sewa minimal 30% setiap 3 tahun sesuai yang tertera dalam perjanjian kerjasama sehingga mengakibatkan Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah Kota Surabaya kesulitan untuk mengangsur pembayaran pembangunan Rumah Susun Warugunung setiap bulannya sesuai dengan jumlah pembayaran yang telah disepakati dengan Perum Perumnas. Hal tersebut berdampak pada tingkat pengembalian investasi yang tidak sesuai dengan rencana. Selain itu, risiko kurangnya ketersediaan bantuan dana terkait tingginya biaya operasional dan pemeliharaan karena pendapatan yang diterima tidak sesuai rencana serta adanya kewajiban mengangsur setiap bulan pada Perum Perumnas mengakibatkan biaya operasional dan pemeliharaan tidak selalu dapat dianggarkan sesuai kebutuhan. Sedangkan untuk sektor BUMN/BUMD, risiko tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana dan perubahan tarif merupakan dua risiko yang sangat dikhawatirkan oleh Perum Perumnas. Hal ini disebabkan pihak Pemerintah Kota Surabaya tidak mampu untuk mengangsur pembayaran pembangunan Rumah Susun Warugunung setiap bulannya sesuai dengan jumlah pembayaran yang disepakati karena banyaknya penghuni yang menunggak pembayaran sewa dan pengenaan besaran tarif sewa yang tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Bagi Perum Perumnas adanya perbedaan dan kurangnya komitmen antar stakeholder, serta distribusi tanggung jawab dan risiko yang tidak memadai merupakan hal yang melandasi perjanjian yang telah disepakati tidak dapat dilaksanakan dengan baik. b. Rumah Susun Siwalankerto dengan jenis kerjasama pengelolaan : Bagi Pemerintah (Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur) maupun BUMN/BUMD (PT. Jatim Grha Utama) risiko politik dan finansial merupakan risiko yang berpengaruh dalam pelaksanaan KPS di Rumah susun Siwalankerto. Adanya perubahan kebijakan pemerintah terutama yang berdampak pada kenaikan harga, seperti misalnya kebijakan tentang kenaikan Upah Minimum Karyawan (UMK) serta inkonsistensi kebijakan pemerintah dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya fluktuasi inflasi dan akan berpengaruh pada tingginya biaya operasional dan pemeliharaan A-1-7

8 sehingga akan berdampak pada perubahan tarif, tingkat pengembalian investasi dan permintaan pasar atas sewa hunian rusun. c. Rumah Susun Griya Asri (SIER) dengan jenis kerjasama sewa lahan : Bagi Pemerintah (Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur), proses pengambilan keputusan politik yang tidak tepat merupakan risiko yang melatarbelakangi besarnya harga sewa lahan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah setiap tahunnya. Karena adanya keputusan politik yang tidak tepat tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus mengeluarkan biaya sewa lahan senilai Rp. 215 juta setiap tahunnya. Status lahan sehubungan dengan pembangunan Rumah Susun Griya Asri (SIER) di atas tanah/ lahan milik PT. SIER juga menjadi risiko Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait kepemilikan aset. Selain itu, besarnya pendapatan yang tidak sebanding dengan tingginya biaya operasional dan pemeliharaan, serta kurangnya bantuan dana untuk masalah operasional dan pemeliharaan merupakan risiko yang harus dihadapi oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sebagai pengelola. Sedangkan bagi sektor BUMN/BUMD (PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut), salah satu alasan PT. SIER belum melaksanakan kerjasama pengelolaan Rumah Susun Griya Asri (SIER) dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur) adalah karena faktor risiko tingkat pengembalian investasi. Hal ini berkaitan dengan peruntukan rusun yang ditujukan bagi MBR, khususnya para pekerja di kawasan Berbek dan Rungkut Industri dengan pengenaan tarif sosial, sehingga dikhawatirkan besarnya perolehan pendapatan tidak sebanding dengan tingginya biaya operasional pemeliharaan dan akan berdampak pada pengembalian investasi yang tidak dapat terealisasi sesuai dengan rencana. Selain itu, PT. SIER sebagai BUMD juga memiliki orientasi profit, oleh karenanya diharapkan dalam setiap usahanya selain dapat mengembalikan investasi sesuai rencana juga dapat memberikan profit. Risiko kompetisi pasar, yaitu banyaknya usaha kos-kosan yang memang ditujukan untuk para pekerja di kawasan Berbek dan Rungkut Industri juga menjadi bahan pertimbangan bagi PT. SIER karena hal tersebut mempengaruhi PT. SIER untuk melakukan perubahan/kenaikan tarif yang signifikan untuk menutupi biaya operasional dan pemeliharaan rusun. Risiko berkurangnya permintaan pasar jika terjadi perubahan tarif dan kenaikan biaya bahan terutama yang berhubungan dengan operasional dan pemeliharaan rusun juga menjadi pertimbanganan bagi PT. SIER untuk melaksanakan kerjasama pengelolaan. Dari faktor-faktor risiko yang berpengaruh di masing-masing rumah susun, secara keseluruhan faktor-faktor risiko yang paling berpengaruh bagi Pemerintah dalam pelaksanaan KPS di rumah susun, yaitu : a. Kurangnya ketersediaan bantuan dana (risiko ini ada di Rumah Susun Warugunung dan Griya Asri (SIER)) Kurangnya ketersediaan dana bagi Pemerintah sebagai pengelola rusun terkait dengan tingginya biaya operasional dan pemeliharaan, terlebih lagi jika diperlukan dana perbaikan/ rehabilitasi yang tidak mampu ditutupi oleh anggaran operasional dan pemeliharaan. b. Tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana (risiko ini ada di Rumah Susun Warugunung dan Siwalankerto) Tingkat pengembalian investasi yang tidak sesuai dengan rencana dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain kesepakatan pelaksanaan pembayaran yang tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana serta perubahan kebijakan Pemerintah yang mengakibatkan kenaikan harga sehingga akan berpengaruh pada tingginya biaya operasional dan pemeliharaan dan kenaikan tarif sewa yang dikhawatirkan akan berdampak pada berkurangnya permintaan pasar. A-1-8

9 c. Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan. (risiko ini ada di Rumah Susun Warugunung, dan Griya Asri (SIER)) Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan dirasakan ketika pendapatan sewa yang diterima tidak mampu menutupi besarnya biaya operasional dan pemeliharaan. Di Rumah Susun Warugunung penunggakan pembayaran sewa oleh penghuni dan pengenaan besaran tarif sewa yang tidak sesuai dengan perjanjian merupakan penyebabnya, sedangkan di Rumah Susun Griya Asri (SIER) lebih dikarenakan tarif sewa yang berlaku adalah tarif sosial sehingga pendapatan sewa dikhawatirkan tidak mampu menutupi besarnya biaya operasional dan pemeliharaan. Sedangkan faktor-faktor risiko yang paling berpengaruh bagi BUMN/BUMD dalam pelaksanaan KPS di rumah susun, yaitu : a. Tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana (risiko ini ada di Rumah Susun Warugunung, Siwalankerto, dan Griya Asri (SIER)) Sama seperti sektor Pemerintah, tingkat pengembalian investasi yang tidak sesuai dengan rencana juga dipengaruhi oleh hal-hal berikut, antara lain kesepakatan pelaksanaan pembayaran yang tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana serta perubahan kebijakan Pemerintah yang mengakibatkan kenaikan harga sehingga akan berpengaruh pada tingginya biaya operasional dan pemeliharaan dan kenaikan tarif sewa yang dikhawatirkan akan berdampak pada berkurangnya permintaan pasar. b. Perubahan tarif (risiko ini ada di Rumah Susun Warugunung, Siwalankerto, dan Griya Asri (SIER)) Perubahan/kenaikan tarif merupakan risiko yang harus dihadapi oleh BUMN/BUMD. Perubahan kebijakan yang berdampak pada tingginya biaya operasional dan pemeliharaan biasanya menjadi pemicu kenaikan tarif sewa agar pengembalian investasi dapat dilaksanakan sesuai rencana. Mengingat tingginya kompetisi pasar di sekitar kawasan rusun, pihak BUMN/BUMD berusaha agar kenaikan tarif tidak terjadi karena jika kenaikan tarif berubah terlalu signifikan dikhawatirkan akan mempengaruhi permintaan pasar. Kondisi ini dikecualikan untuk Rumah Susun Warugunung yang memang dalam perjanjian kerjasama disebutkan setiap 3 tahun minimal akan terjadi perubahan/ kenaikan tarif sebesar 30% namun dalam kenyataannya tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pelaksanaan penelitian terdapat beberapa hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan, yaitu : 1. Hasil dari penelitian ini diperoleh faktor-faktor risiko yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan KPS di rumah susun bagi Pemerintah, yaitu kurangnya ketersediaan bantuan dana, tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana, dan tingginya biaya operasional dan pemeliharaan. Sedangkan bagi BUMN/BUMD, yaitu tingkat pengembalian investasi tidak sesuai dengan rencana, dan perubahan tarif. Saran yang dapat diberikan, antara lain : 1. Penelitian dapat diperdalam dengan menambahkan respon/ penanganan atas risiko yang berpengaruh di masing-masing rumah susun. 2. Sebagai suatu kajian yang bersifat akademis, penelitian ini dapat dikembangkan dengan lebih fokus pada satu bentuk kerjasama sehingga hasil penelitian atas faktor risiko dan manfaat yang diperoleh akan lebih mendetail. Selain itu pada penelitian lebih lanjut dapat melibatkan pihak-pihak yang lebih banyak dan berkompeten di bidang ini. A-1-9

10 DAFTAR PUSTAKA Akintoye, A. S. (1997). Risk Analysis and Management in Construction. International Journal of Project Management, 15 (1). Akintoye, A., Beck, M., & Hardcastle, C. (2003). Public Private Partnerships : Managing Risks and Opportunities. Oxford: Blackwell Science. Anonim. ( 2003). Pedoman Pengelolaan Rumah Susun. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Anonim. (2005). Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Jakarta: Kementerian Hukum dan HAM. Anonim.. Undang -Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Jakarta: Kementerian Hukum dan HAM. Direktorat Pengembangan Permukiman. (2012). Buku Rusunawa. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.. E. C. (2003). Guidelines for Successful Public-Private Partnerships. Diambil kembali dari htm Ghozali, I.. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Vol. 5). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ismail, S. (2013). Factors Attracting the Use of Public Private Partnership in Malaysia. Journal of Construction in Developing Countries, 18(1), Karim, N. A.. Risk Allocation in Public-Private Partnership (PPP) Project : A Review on Risk Factors. International Journal of Sustainable Construction Engineering & Technology, 2(2). Levy, S. M. (1996). Build Operate Transfer, Paving The Way for Tomorrow's Infrastructure. New York: John Wiley & Sons. Li, B., Akintoye, A., Edwards, P., & Hardcastle, C. (2004). Risk Treatment Preferences for PPP/PFI Constructions Project in the UK. 20th Annual ARCOM Conference. 2, hal Association of Researchers in Construction Management. NCPPP. (1999). Diambil kembali dari Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Susilawati, C., Armitage, L., & Skitmore, M. (2005). Partnerships In Affordable Housing: The Impact Of Conflicting Investment Criteria. QUT Research Week (hal ). Brisbane: Zhang, X. Q. (2005). Critical Success Factors for Public Private Partnership in Infrastructure Development. Journal of Construction Engineering and Management, 131 (1), A-1-10

Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya. Carla Widha P

Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya. Carla Widha P Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya Carla Widha P. 3109203010 Latar Belakang Permumusan, Manfaat dan Tujuan Penelitian Perumusan Masalah 1. Risiko

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DENGAN POLA KERJASAMA BUILD OPERATE TRANSFER PADA REST AREA DI JALAN BEBAS HAMBATAN

ANALISA RISIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DENGAN POLA KERJASAMA BUILD OPERATE TRANSFER PADA REST AREA DI JALAN BEBAS HAMBATAN ANALISA RISIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DENGAN POLA KERJASAMA BUILD OPERATE TRANSFER PADA REST AREA DI JALAN BEBAS HAMBATAN Ardhitya 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1). Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007 1 Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007 Tantio Cahyo Fajrin, Retno Indryani, Ir., MS. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN DAN RESIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP PADA PROYEK GEDUNG DI SURABAYA

IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN DAN RESIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP PADA PROYEK GEDUNG DI SURABAYA Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN DAN RESIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP PADA PROYEK GEDUNG DI SURABAYA Farida Rahmawati Lab

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL Oleh FRANS S. SUNITO DIREKTUR UTAMA PT JASA MARGA (PERSERO) KONFERENSI NASIONAL TEKNIK JALAN KE-8, HOTEL MERCURE,JAKARTA, 4-5 SEPTEMBER 2007 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tabel 5.1. Indikator resiko dengan dampak tertinggi

BAB V PENUTUP. Tabel 5.1. Indikator resiko dengan dampak tertinggi 47 BAB V PENUTUP 5.3. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.3.1. Dampak Resiko pada Kontraktor Tabel 5.1. Indikator resiko dengan dampak tertinggi

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK MELALUI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DI KOTA MALANG Rizka Rahma Maulida *), Rimadewi Suprihardjo dan Haryo Sulistyarso Jurusan Arsitektur Alur Manajemen Pembangunan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN M. Awallutfi Andhika Putra 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi,

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perlunya Kerjasama Pemerintah dengan Swasta Kendala sarana dan prasarana untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA

PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2008 Penulis : Soly Iman Santoso Pembimbing : Ir. Haryo

Lebih terperinci

Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan

Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi selama kerjasama

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO INVESTASI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA- BANDUNG

ANALISIS RISIKO INVESTASI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA- BANDUNG JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 324 334 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS RISIKO INVESTASI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA- BANDUNG Desi Marantika,

Lebih terperinci

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 Wawan Setiawan Diono, I Putu Artama Wiguna Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut

Lebih terperinci

CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH

CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TANGGAL : 22 Mei 2009 CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH Bentuk /model kerja sama daerah dapat dilaksanakan sebagai berikut : A. Bentuk/Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui APBN maupun APBD dalam penyediaan dana untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melalui APBN maupun APBD dalam penyediaan dana untuk pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang melaksanakan pembangunan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tujuan Negara Republik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan bab 5 ini di bagi dalam dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± 244.775.796 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1.49%/tahun dapat diperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan menembus angka

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA

ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA Muhammad Rahman Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: rahman2911@yahoo.com Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia terbukti telah bangkit kembali sejak krisis keuangan global pada tahun 1990an. Pada tahun 2009, sebagai contoh, Indonesia telah mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan infrastruktur juga meningkat. Perkiraan pemerintah pada 5 (lima) tahun yaitu pada tahun 2010-2014

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN

MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN DOSEN PEMBIMBING : CHRISTIONO UTOMO, ST, MT, Ph.D. Ir. RETNO INDRYANI, MT. Oleh : ROKHMAT ZAINUDDIN NRP. 3109207701 ISI 1. Pendahuluan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bahasan bab 6 dibagi dalam dua begian yaitu kesimpulan dan saran Kesimpulan ini merupakan hasil pembuktian Hipotesis yang diajukan yaitu ; Sistem kelembagaan dan kerjasama

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI, KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN TERHADAP KEBERHASILAN PEKERJAAN PROYEK

PENGARUH KOMUNIKASI, KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN TERHADAP KEBERHASILAN PEKERJAAN PROYEK PENGARUH KOMUNIKASI, KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN TERHADAP KEBERHASILAN PEKERJAAN PROYEK Andika Ade Indra Saputra 1), I Putu Artama Wiguna 2), dan Cahyono Bintang Nurcahyo 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah: 1. Dari penelitian ini telah teridentifikasi 11 risiko dengan nilai tinggi yang perlu menjadi perhatian baik

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai cerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan

Lebih terperinci

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA Liziad Aditya Soetanto 1, dan Kenny Jonathan Setiobudi 2 ABSTRAK : E-Procurement atau Pengadaan secara elektronik adalah Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER

DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER Syahrul Labib 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi Teknik Sipil FTSP ITS

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL Nugroho Artursuwignyo 1) *), Christiono Utomo 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu hak yang mendasar bagi manusia dalam mencapai kehidupan yang lebih layak selain kebutuhan sandang dan pangan. Rumah atau tempat tinggal berfungsi

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA Julius Arie H. dan I Putu Artama W. Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

BAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Pembangunan Infrastruktur akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, peningkatan investasi dan bahkan juga mampu memberikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pertumbuhan angka penduduk di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Seiring meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan masyarakat terhadap rumah sebagai salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

C. Kajian Optimalisasi Penghunian Rumah Susun Sewa

C. Kajian Optimalisasi Penghunian Rumah Susun Sewa 2334.001.001.107.C Kajian Optimalisasi Penghunian Rumah Susun Sewa i BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Renstra Kementerian Pekerjaan Umum mengamanatkan percepatan pembangunan perumahan sebagai upaya

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM)

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM) OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM) Sri Hartati 1, *), Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Yusroniya Eka Putri

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO Dyah Purnamasari Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email : dyahpurnamasari@yahoo.com Retno Indryani

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) Widiastuti Hapsari dan Ria Asih Aryani Soemitro Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut juga teori kendala pada bidang pelaksanaan konstruksi teknik sipil. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Seminar Nasional Sosialisasi Produk Perencanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bandung, 11 November 2010 1 Infrastruktur

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perjanjian antara PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan Proyek Pembangkit Listrik Berbahan Bakar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur memiliki peranan penting dalam pembangunan yang saat ini berlangsung. Diperlukan perhatian khusus pada pembangunan, penggunaan ataupun pemeliharaan

Lebih terperinci

INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Ir. M. Saiful Imam, MM. Mantan Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk email: m.saiful.imam@gmail.com; saiful@adhi.co.id ABSTRAK Pada makalah ini akan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang

Lebih terperinci

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU Gregorius Kevin 1, Iwan Anggalimanto 2, Herry P. Chandra 3, Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK : Konsep Bangunan Hijau atau Green Building muncul sebagai cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai (reasonable assurance) kepada entitas tidak hanya dalam hal akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. memadai (reasonable assurance) kepada entitas tidak hanya dalam hal akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal merupakan salah satu konsep penting dalam setiap entitas bisnis. Hal ini karena pengendalian internal mampu memberikan keyakinan yang

Lebih terperinci

ANALISA PENILAIAN DAN ALOKASI RISIKO PADA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN SWASTA

ANALISA PENILAIAN DAN ALOKASI RISIKO PADA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN SWASTA TESIS ANALISA PENILAIAN DAN ALOKASI RISIKO PADA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN SWASTA VIEN SVIZZERA YUSTINA No Mhs: 125101821/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU Satya Raharja 1) dan R.V. Hari Ginardi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA perpustakaan.uns.ac.id IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA Risk Identification and Analysis Method in Maintenance Period on Construction

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Analisis deskriptif faktor-faktor penentu keberhasilan proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi, potensi yang diperhatikan dunia internasional. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

Mengalirkan Air Umbulan, Sejahterakan Masyarakat

Mengalirkan Air Umbulan, Sejahterakan Masyarakat Pemerintah Provinsi Jawa Timur Mengalirkan Air Umbulan, Sejahterakan Masyarakat Profil Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan Provinsi Jatim Profil Proyek Kerjasama Pemerintah

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1 BAB IV PENUTUP Berdasarkan dengan hasil temuan data yang telah diperoleh dilapangan yang telah disajikan dan dianalisis serta diinterpretasikan pada bab III, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan

Lebih terperinci

Kata kunci: kredit bank, faktor pertimbangan kredit, perusahaan kontraktor

Kata kunci: kredit bank, faktor pertimbangan kredit, perusahaan kontraktor FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PERTIMBANGAN PEMBERIAN KREDIT BANK BAGI PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI BALI A. Diah Parami Dewi, Rianto B. Adihardjo, Christiono Utomo Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Menurut Susanti

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Menurut Susanti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat cepat berimplikasi terhadap kepadatan suatu kota. Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat tersebut mengakibatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tersedianya infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bendungan dan infrastruktur fisik lainnya menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PRT/M/2016 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN OLEH PEMERINTAH PUSAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007 PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERHITUNGAN TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA YANG DIBIAYAI APBN DAN APBD Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek jalan menurut pandangan pemilik, kontraktor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK OLEH PALUPI SRI NARISYWARI SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 Julistyana Tistogondo, Wendi Kurniawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 ANALISA PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA ASET MILIK PEMERINTAH TERHADAP PENINGKATAN NILAI LAHAN KAWASAN (Studi Kasus Lahan Sekolah di Koridor Jalan A. Yani Surabaya ) Dedy Kurniawan 1) dan Christiono

Lebih terperinci

Bastary Pandji Indra Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur

Bastary Pandji Indra Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SEMINAR HASIL KAJIAN Penyiapan Kebijakan Pembangunan Perumahan MBR dan Land Consolidation Perkotaan Bastary Pandji Indra Asdep Perumahan,

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS

PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS Imannuah, Retno Indryani Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 31-5939925, fax 31-593951 email: labmk_its@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri Eka Putri Anugrahing Widi dan Putut Gde Ariastita Jurusan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan penelitian yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan penelitian yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan penelitian yang memaparkan beberapa bahasan penutup. Pertama adalah simpulan penelitian yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA William Gosal 1, Kevin Setiawan 2, Herry Pintardi Chandra 3 ABSTRAK : Tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai penyesuaian tarif sewa Rusunawa Tambak. Berdasarkan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai penyesuaian tarif sewa Rusunawa Tambak. Berdasarkan latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dan motivasi penelitian mengenai penyesuaian tarif sewa Rusunawa Tambak. Berdasarkan latar belakang timbul permasalahan mengenai penetapan tarif

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.11/MENLHK/SETJEN/KAP.3/4/2018 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Pemodelan Masa Konsesi Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta yang Mengoptimalkan Kinerja Bersama pada Sektor Penyediaan Air Minum

Pemodelan Masa Konsesi Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta yang Mengoptimalkan Kinerja Bersama pada Sektor Penyediaan Air Minum Pemodelan Masa Konsesi Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta yang Mengoptimalkan Kinerja Bersama pada Sektor Penyediaan Air Minum NUGROHO PRIYO NEGORO 3109 203 001 PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL BIDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar (basic needs) dan pokok manusia selain sandang dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

INVESTASI PEMBANGUNAN APARTEMEN DI SURABAYA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

INVESTASI PEMBANGUNAN APARTEMEN DI SURABAYA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN INVESTASI PEMBANGUNAN APARTEMEN DI SURABAYA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Limanto, S. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Jalan Siwalankerto, No. 2-3, Surabaya, 60236 e-mail: leonard@peter.petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Pada saat

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Pada saat BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Industri Properti di Indonesia Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Pada saat dihantam

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP Dedi Falahuddin 1 dan Wahyono Hadi 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 ANALISIS STRATEGI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (STUDI KASUS PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN TUGU) Diah Rahmawati 1),

Lebih terperinci

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas

Lebih terperinci