Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya. Carla Widha P

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya. Carla Widha P"

Transkripsi

1 Risiko Yang Mempengaruhi Public Private Partnership Pada Proyek Pembangunan Pasar di Surabaya Carla Widha P

2 Latar Belakang

3 Permumusan, Manfaat dan Tujuan Penelitian Perumusan Masalah 1. Risiko risiko apa yang sering terjadi yang berpengaruh terhadap kerjasama PPP pada proyek pembangunan pasar di Surabaya? 2. Risiko apa saja yang memiliki pengaruh besar pada kerjasama PPP pada proyek pembangunan pasar di Surabaya? Manfaat Penelitian 1. Mengidentifikasi risiko yang berpengaruh terhadap PPP pada proyek pembangunan pasar di Surabaya. 2. Memberikan informasi tentang penelitian lanjutan yang berkaitan dengan risiko pada PPP pada proyek pembangunan pasar di Surabaya. Ruang Lingkup Penelitian 1.Proyek yang ditelaah yaitu proyek pembangunan pasar di Surabaya yang menggunakan kerjasama PPP. 2. Risiko diteliti dari sudut pandang Pemerintah 3. Penelitian hanya fokus pada konsep analisis risiko. Respon tidak termasuk

4 Kajian Pustaka Risiko kejadian yang merugikan atau dapat dikatakan kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan (Hanafi, 2009) Public Private Partnership (PPP) PPP merupakan kemitraan Pemerintah Swasta yang melibatkan investasi yang besar/ padat modal sektor swasta membiayayai, membangun, dan mengelola prasarana dan sarana sedangkan pemerintah sebagai mitra yang menangani pengaturan pelayanan, dalam hal ini tetap sebagai pemilik asset dan pengendali pelaksanaan kerjasama Kurdi (2004). Risiko PPP Yuan, et al (2008) menyatakan ada 20 risiko kritis terhadap PPP di Cina. Liang (2007) melakukan penelitian tentang manajemen risiko pada Build Operate Transfer (BOT) dan didapatkan 7 risiko kritis pada BOT. Xu, et al (2010) melakukan penilaian risiko PPP di Cina dengan menggunakan Fuzzy dan didapatkan 17 risiko kritis terhadap PPP. Wibowo & Mohamed (2010) memisahkan pendapat antara pemerintah dengan swasta mengenai risiko kritis pada PPP pada proyek penyediaan air bersih di Indonesia. Hasil dari penelitian ini yaitu menurut pihak investor/ swasta didapatkan 3 risiko kritis sedangkan menurut pihak pemerintah ada 3 risiko kritis dimana variabel risiko kritis antara pemerintah dan swasta berbeda.

5 Severity Index Probability Impact Analysis Severity Index (SI) dihitung berdasarkan hasil jawaban dari responden. Hasil yang dikeluarkan oleh severity Index berupa persentase. Semakin tinggi persentase suatu variabel maka semakin berpengaruh variabel tersebut. SI = Menurut Williams (1993), Probability Impact Analysis adalah sebuah pendekatan yang dikembangkan menggunakan dua kriteria yang penting untuk mengukur risiko, yaitu : Kemungkinan (Probability), adalah kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak diinginkan. Dampak (Impact), adalah tingkat pengaruh atau ukuran dampak (Impact) pada aktivitas lain, jika peristiwa yang tidak diinginkan terjadi. R = P x I

6 Populasi dan Sampel Responden METODE PENELITIAN Perancanga n Variabel Kuisioner Pengukuran Variabel Penelitian Analisa Data

7 Proses Penelitian

8 Identitas Responden

9 Uji Validitas Uji Reabilitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15. Menurut Wahyono (2009), Variabel dapat dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Taraf kesalahan (α) yang diperbolehkan 5%, Jumlah responden 31 maka didapatkan R tabel = 0,355 Dari hasil uji validitas didapatkan bahwa semua variabel valid Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.0 Menetapkan taraf kesalahan (α) sebesar 5%. Jumlah Responden 31 maka r tabel = 0,355. Variabel dapat dikatakan reliabel apabila r hitung > r tabel Sugiono (2006). Dari SPSS didapatkan bahwa nilai r hitung untuk kategori dampak sebesar 0,879 sedangkan r hitung untuk kategori probabilitas sebesar 0,888.

10 Penilaian Risiko 1. Analisa Probabilitas (Probability) 2. Analisa Dampak (Impact) 3. Analisa Risiko

11 Analisa Probabilitas (Probability) Hasil yang didapatkan dari severity index dikategorikan berdasarkan Majid dan Caffer (1997) kategori nilai SI adalah 87.5 % SI 100 % masuk dalam kategori sangat sering (SS) 62,5 % SI < 87,5 % masuk dalam kategori sering (S) 37,5 % SI < 62,5 % masuk dalam kategori cukup (C) 12,5 % SI < 37,5 % masuk dalam kategori jarang (J) 0,00 % SI 12,5 % masuk dalam kategori sangat jarang (SJ) No. Kategori Nilai 1. Sangat jarang 0,1 2. Jarang 0,3 3. Cukup 0,5 Kategori dan Nilai Probabilitas 4. Sering 0,7 5. Sangat sering 0,9

12 Analisa Probabilitas (Probability) (Lanjt.) No. Variabel SI (%) Kategori 1 Adanya pesaing baru dalam usaha pusat perbelanjaan 77,419 S 0,7 2 Kurangnya daya tarik investor untuk membiayai proyek PPP 63,710 S 0,7 No. Variabel SI (%) Kategori Nilai 1 Adanya perubahan pasar 62,097 C 0,5 2 Tingginya biaya dalam pemeliharaan dan pengoperasian 59,677 C 0,5 3 Adanya kenaikan biaya konstruksi 57,258 C 0,5 4 Keuntungan investor tidak sesuai dengan estimasi awal 55,645 C 0,5 5 Risiko memburuknya keuangan investor pada saat pengoperasian 53,226 C 0,5 6 Adanya penundaan waktu konstruksi 53,226 C 0,5 7 Tidak tersedianya dana oleh investor 52,419 C 0,5 8 Kurangnya pengalaman investor untuk membangun pusat perbelanjaan (pasar) 49,194 C 0,5 9 Tingginya nilai kompensasi pembebasan lahan 48,387 C 0, Kurangnya dukungan dari masyarakat setempat, dewan dan pemerintah Ketidakmampuan investor untuk membayar pinjaman modal Minim atau sedikitnya kegiatan ekonomi (kegiatan perdagangan) pada pasar Kualitas pada saat konstruksi dan pengoperasian yang tidak sesuai Adanya keterlambatan dalam pengiriman material pada saat konstruksi Jumlah stan yang tersewa/terjual dibawah estimasi (Banyak stan yang kosong) Kurangnya kemampuan investor dalam mengatur, membangun, mengoperasikan dan membiayai pasar Adanya penilaian negatif tentang proyek pada saat pengoperasian Kurangnya pengawasan terhadap pembiayaan proyek oleh pemerintah 43,548 C 0,5 42,742 C 0,5 42,742 C 0,5 41,129 C 0,5 40,323 C 0,5 38,710 C 0,5 38,710 C 0,5 37,903 C 0,5 37,903 C 0,5 Nila i No. Variabel SI (%) Kategori Nilai 1 Perubahan nilai tukar mata uang 37,097 J 0,3 2 Adanya keterlambatan atau kegagalan pembebasan lahan 36,290 J 0,3 3 Biaya untuk mendapatkan pinjaman lebih besar dari estimasi awal 34,677 J 0,3 4 Harga sewa/ jual stan yang tidak sesuai 33,871 J 0,3 5 Kurang adanya keadilan struktur modal swasta 29,839 J 0,3 6 Adanya perubahan peraturan dan hukum 29,839 J 0,3 7 Adanya aturan yang tidak sesuai dan tidak jelas di dalam kontrak 29,032 J 0,3 8 Adanya inflasi yang tidak terkendali 28,226 J 0,3 9 Adanya dampak negatif bagi lingkungan akibat pembangunan pasar 27,419 J 0,3 10 Adanya evaluasi dan penetapan keputusan secara sepihak 26,613 J 0,3 11 Adanya perubahan harga sewa/ jual stan 26,613 J 0,3 12 Rumitnya birokrasi pemerintah 25,000 J 0,3 13 Investor tidak mendapatkan pinjaman kredit dari pemerintah 25,000 J 0,3 14 Perubahan tingkat suku bunga 25,000 J 0,3 15 Adanya kesalahan dalam mekanisme penyusunan peraturan 19,355 J 0,3 16 Adanya penundaan ijin terhadap investor 19,355 J 0,3 17 Adanya intervensi dari pemerintah 19,355 J 0,3 18 Pemerintahan tidak stabil 15,323 J 0,3 19 Kerangka hukum yang kurang memadai atau sesuai dalam PPP 14,516 J 0,3 20 Adanya korupsi 13,710 J 0,3 Kategor No. Variabel SI (%) Nilai i 1 Risiko perubahan lokasi 11,290 SJ 0,1 2 Tidak ada ketegasan pemerintah dalam pengambilan keputusan 9,677 SJ 0,1

13 Analisa Dampak (Impact) Hasil yang didapatkan dari severity index dikategorikan berdasarkan Majid dan Caffer (1997) kategori nilai SI adalah 87.5 % SI 100 % masuk dalam kategori sangat besar (SB) 62,5 % SI < 87,5 % masuk dalam kategori besar (B) 37,5 % SI < 62,5 % masuk dalam kategori sedang (S) 12,5 % SI < 37,5 % masuk dalam kategori kecil (K) 0,00% SI 12,5 % masuk dalam kategori sangat kecil (SK) No. Kategori Dampak Nilai 1. Sangat kecil 0,05 2. Kecil 0,1 Kategori dan Nilai Dampak 3. Sedang 0,2 4. Besar 0,4 5. Sangat besar 0,8

14 Analisa Dampak (Impact) (Lanjt.) No. Variabel SI (%) Kategori Nilai 1 2 Kurangnya daya tarik investor untuk membiayai proyek PPP Investor tidak mendapatkan pinjaman kredit dari pemerintah 85,484 B 0,4 80,645 B 0,4 3 Tidak tersedianya dana oleh investor 78,226 B 0, Kurangnya kemampuan investor dalam mengatur, membangun, mengoperasikan dan membiayai pasar Adanya aturan yang tidak sesuai dan tidak jelas di dalam kontrak Kurangnya pengalaman investor untuk membangun pusat perbelanjaan (pasar) Risiko memburuknya keuangan investor pada saat pengoperasian Adanya evaluasi dan penetapan keputusan secara sepihak Ketidakmampuan investor untuk membayar pinjaman modal Tidak ada ketegasan pemerintah dalam pengambilan keputusan 77,419 B 0,4 74,194 B 0,4 73,387 B 0,4 73,387 B 0,4 72,581 B 0,4 72,581 B 0,4 72,581 B 0,4 11 Adanya pesaing baru dalam usaha pusat perbelanjaan 72,581 B 0,4 12 Adanya korupsi 70,161 B 0, Kurangnya dukungan dari masyarakat setempat, dewan dan pemerintah Kerangka hukum yang kurang memadai atau sesuai dalam PPP Kualitas pada saat konstruksi dan pengoperasian yang tidak sesuai Adanya keterlambatan atau kegagalan pembebasan lahan 68,548 B 0,4 66,935 B 0,4 66,129 B 0,4 66,129 B 0,4 17 Adanya intervensi dari pemerintah 66,129 B 0,4 18 Jumlah stan yang tersewa/terjual dibawah estimasi (Banyak stan yang kosong) 66,129 B 0,4 19 Tingginya nilai kompensasi pembebasan lahan 65,323 B 0,4 20 Kurang adanya keadilan struktur modal swasta 65,323 B 0,4 21 Kurangnya pengawasan terhadap pembiayaan proyek oleh pemerintah 63,710 B 0,4 22 Adanya penundaan waktu konstruksi 63,710 B 0,4 23 Adanya kesalahan dalam mekanisme penyusunan peraturan 62,903 B 0,4 No. Variabel SI (%) Kategori Nilai 1 Pemerintahan tidak stabil 62,097 S 0,2 2 Rumitnya birokrasi pemerintah 62,097 S 0,2 3 Adanya kenaikan biaya konstruksi 61,290 S 0,2 4 Harga sewa/ jual stan yang tidak sesuai 61,290 S 0,2 5 Perubahan tingkat suku bunga 60,484 S 0,2 6 Tingginya biaya dalam pemeliharaan dan pengoperasian 58,065 S 0,2 7 Adanya perubahan pasar 57,258 S 0,2 8 Adanya perubahan harga sewa/ jual stan 57,258 S 0,2 9 Risiko perubahan lokasi 56,452 S 0,2 10 Adanya perubahan pengoperasionalan proyek 55,645 S 0,2 11 Minim atau sedikitnya kegiatan ekonomi (kegiatan perdagangan) pada pasar 55,645 S 0,2 12 Adanya inflasi yang tidak terkendali 54,839 S 0,2 13 Adanya perubahan peraturan dan hukum 54,839 S 0,2 14 Adanya keterlambatan dalam pengiriman material pada saat konstruksi 54,032 S 0,2 15 Keuntungan investor tidak sesuai dengan estimasi awal 52,419 S 0,2 16 Adanya penundaan ijin terhadap investor 52,419 S 0, Adanya penilaian negatif tentang proyek pada saat pengoperasian Biaya untuk mendapatkan pinjaman lebih besar dari estimasi awal 51,613 S 0,2 50,806 S 0,2 19 Perubahan nilai tukar mata uang 38,710 S 0,2 20 Adanya dampak negatif bagi lingkungan akibat pembangunan pasar 38,710 S 0,2

15 Analisa Risiko Analisis untuk penelitian ini menggunakan Probability Impact Matrix Risiko yang berpengaruh besar ialah risiko tinggi yang didapatkan dari hasil analisa risiko

16 Analisa Risiko (Lanjt.) No 1 2 Variabel Risiko Kurangnya daya tarik investor untuk membiayai proyek PPP Adanya pesaing baru dalam usaha pusat perbelanjaan Nilai Nilai Nilai Kategori Probabilitas Dampak Risiko Risiko 0,7 0,4 0,28 TINGGI 0,7 0,4 0,28 TINGGI 3 Tidak tersedianya dana oleh investor Kurangnya pengawasan terhadap pembiayaan proyek oleh pemerintah Tingginya nilai kompensasi pembebasan lahan Ketidakmampuan investor untuk membayar pinjaman modal 7 Adanya penundaan waktu konstruksi No Variabel Risiko Investor tidak mendapatkan pinjaman kredit dari pemerintah Kerangka hukum yang kurang memadai atau sesuai dalam PPP Adanya kesalahan dalam mekanisme penyusunan peraturan Nilai Nilai Nilai Kategori Probabilitas Dampak Risiko Risiko 0,3 0,4 0,12 SEDANG 0,3 0,4 0,12 SEDANG 0,3 0,4 0,12 SEDANG 9 Kurang adanya keadilan struktur modal swasta 0,3 0,4 0,12 SEDANG 10 Adanya kenaikan biaya konstruksi 0,5 0,2 0,1 SEDANG 11 Adanya perubahan pasar 0,5 0,2 0,1 SEDANG 12 Adanya keterlambatan dalam pengiriman material pada saat konstruksi 0,5 0,2 0,1 SEDANG 13 Keuntungan investor tidak sesuai dengan estimasi awal 0,5 0,2 0,1 SEDANG Adanya penilaian negatif tentang proyek pada saat pengoperasian Minim atau sedikitnya kegiatan ekonomi (kegiatan perdagangan) pada pasar 0,5 0,2 0,1 SEDANG 0,5 0,2 0,1 SEDANG 16 Tingginya biaya dalam pemeliharaan dan pengoperasian 0,5 0,2 0,1 SEDANG 8 Kurangnya dukungan dari masyarakat setempat, dewan dan pemerintah 17 Pemerintahan tidak stabil 0,3 0,2 0,06 SEDANG 18 Adanya inflasi yang tidak terkendali 0,3 0,2 0,06 SEDANG 9 Kurangnya pengalaman investor untuk membangun pusat perbelanjaan (pasar) 19 Perubahan tingkat suku bunga 0,3 0,2 0,06 SEDANG 20 Adanya perubahan peraturan dan hukum 0,3 0,2 0,06 SEDANG Jumlah stan yang tersewa/terjual dibawah estimasi (Banyak stan yang kosong) Kurangnya kemampuan investor dalam mengatur, membangun, mengoperasikan dan membiayai pasar 21 Adanya penundaan ijin terhadap investor 0,3 0,2 0,06 SEDANG 22 Perubahan nilai tukar mata uang 0,3 0,2 0,06 SEDANG 23 Adanya dampak negatif bagi lingkungan akibat pembangunan pasar 0,3 0,2 0,06 SEDANG 24 Harga sewa/ jual stan yang tidak sesuai 0,3 0,2 0,06 SEDANG 25 Rumitnya birokrasi pemerintah 0,3 0,2 0,06 SEDANG 12 Kualitas pada saat konstruksi dan pengoperasian yang tidak sesuai 26 Adanya perubahan pengoperasionalan proyek 0,3 0,2 0,06 SEDANG 27 Adanya perubahan harga sewa/ jual stan 0,3 0,2 0,06 SEDANG 13 Risiko memburuknya keuangan investor pada saat pengoperasian 28 Biaya untuk mendapatkan pinjaman lebih besar dari estimasi awal 0,3 0,2 0,06 SEDANG No 1 Variabel Risiko Adanya keterlambatan atau kegagalan pembebasan lahan Nilai Nilai Nilai Kategori Probabilitas Dampak Risiko Risiko 0,3 0,4 0,12 SEDANG 2 Adanya intervensi dari pemerintah 0,3 0,4 0,12 SEDANG 3 Adanya aturan yang tidak sesuai dan tidak jelas di dalam kontrak 0,3 0,4 0,12 SEDANG 4 Adanya korupsi 0,3 0,4 0,12 SEDANG No 1 Variabel Risiko Tidak ada ketegasan pemerintah dalam pengambilan keputusan Nilai Nilai Nilai Kategori Probabilitas Dampak Risiko Risiko 0,1 0,4 0,04 RENDAH 2 Risiko perubahan lokasi 0,1 0,2 0,02 RENDAH 5 Adanya evaluasi dan penetapan keputusan secara sepihak 0,3 0,4 0,12 SEDANG

ANALISA RISIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DENGAN POLA KERJASAMA BUILD OPERATE TRANSFER PADA REST AREA DI JALAN BEBAS HAMBATAN

ANALISA RISIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DENGAN POLA KERJASAMA BUILD OPERATE TRANSFER PADA REST AREA DI JALAN BEBAS HAMBATAN ANALISA RISIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DENGAN POLA KERJASAMA BUILD OPERATE TRANSFER PADA REST AREA DI JALAN BEBAS HAMBATAN Ardhitya 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1). Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

PENILAIAN RISIKO YANG MEMPENGARUHI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASAR DI SURABAYA DILIHAT DARI SUDUT PANDANG PEMERINTAH

PENILAIAN RISIKO YANG MEMPENGARUHI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASAR DI SURABAYA DILIHAT DARI SUDUT PANDANG PEMERINTAH Prosiding eminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program tudi MMT-IT, urabaya 5 Pebruari 2011 PENILAIAN RIIKO YANG MEMPENGARUHI PULI PRIVATE PARTNERHIP (PPP) PADA PROYEK PEMANGUNAN PAAR DI URAAYA DILIHAT

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1 BAB IV PENUTUP Berdasarkan dengan hasil temuan data yang telah diperoleh dilapangan yang telah disajikan dan dianalisis serta diinterpretasikan pada bab III, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses pembangunan suatu negara, terdapat banyak aspek penting yang harus diperhatikan dan dimengerti. Dari segala aspek yang ada, aspek ekonomi mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN 1 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi, Yusroniya

Lebih terperinci

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19 DAFTAR ISI ABSTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. dengan kepadatan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. dengan kepadatan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan kepadatan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANGGI BELLIAWAN 3106.100.090 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir, MT, Ph.D Cahyono Bintang Burcahyo,

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA Imam Kholiq Universitas Wijaya Putra kholiqimam@gmail.com ABSTRAK Proyek pembuatan Plan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Perkembangan dunia bisnis yang pesat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Perkembangan dunia bisnis yang pesat menjadikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis saat ini sangat berkembang pesat, dilihat dari banyaknya perusahaan di Indonesia. Perkembangan dunia bisnis yang pesat menjadikan semakin ketatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO INVESTASI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA- BANDUNG

ANALISIS RISIKO INVESTASI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA- BANDUNG JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 324 334 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS RISIKO INVESTASI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA- BANDUNG Desi Marantika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan

Lebih terperinci

BAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

BAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Pembangunan Infrastruktur akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, peningkatan investasi dan bahkan juga mampu memberikan

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan. Underpass di simpang Dewa Ruci Kuta

Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan. Underpass di simpang Dewa Ruci Kuta JURNAL EKNIK POMIS Vol. 2, No. 2, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) C-72 Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan Underpass di Simpang Dewa Ruci Kuta Bali Ayunita Indria Dewi dan Cahyono Bintang Nurcahyo

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbour Light Press, San Fransisco.

DAFTAR PUSTAKA. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbour Light Press, San Fransisco. DAFTAR PUSTAKA Carl, Olsson, 2002, Risk Management in Emerging Markets: How to Survive and Prosper, Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± 244.775.796 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1.49%/tahun dapat diperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan menembus angka

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUISIONER PENILAIAN KEJADIAN RISIKO (RISK EVENT) DATA RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Bagian : PETUNJUK PENILAIAN Melalui kuesioner akan diketahui kemungkinan dampak yang akan terjadi

Lebih terperinci

Tugas Manajemen Keuangan. BAB 7 OBLIGASI DAN PENILAIANNYA Disusun untuk memenuhi tugas kuliah yang diampu oleh Bpk. Ismani, M.Pd.

Tugas Manajemen Keuangan. BAB 7 OBLIGASI DAN PENILAIANNYA Disusun untuk memenuhi tugas kuliah yang diampu oleh Bpk. Ismani, M.Pd. Tugas Manajemen Keuangan BAB 7 OBLIGASI DAN PENILAIANNYA Disusun untuk memenuhi tugas kuliah yang diampu oleh Bpk. Ismani, M.Pd., MM Disusun oleh : Anarkali 07403247001 Chatarina Yudawati S 07403247006

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN...

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004

Lebih terperinci

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi ABSTRAK Pelaksanaan proyek konstruksi tidak luput dari masalah-masalah yang harus dihadapi, salah satunya adalah perubahan biaya. Perubahan biaya pelaksanaan proyek terhadap perubahan rencana anggaran

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN DAN RESIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP PADA PROYEK GEDUNG DI SURABAYA

IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN DAN RESIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP PADA PROYEK GEDUNG DI SURABAYA Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN DAN RESIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP PADA PROYEK GEDUNG DI SURABAYA Farida Rahmawati Lab

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Investasi Usaha Fakultas Program Pascasarjana Dr Harry Susilo Program Studi Magister Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Semua perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA

ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA TUGAS AKHIR ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA OLEH : Eka Sari Dewi 31.07.100.003 PENDAHULUAN Latar Belakang : 1. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin pesat di Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia dan sebagian negara Asia Tenggara dan Timur mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh beberapa faktor baik yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus utama dari kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 51 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1.1 Profil Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Pasar Sleman. Pasar Sleman merupakan pasar terbesar di Kecamatan Sleman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia terbukti telah bangkit kembali sejak krisis keuangan global pada tahun 1990an. Pada tahun 2009, sebagai contoh, Indonesia telah mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan perwujudan dari kerangka berpikir untuk mencapai tujuan dari penelitian, yang dijabarkan dalam beberapa tahap pada disain penelitian. Kerangka

Lebih terperinci

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL Oleh FRANS S. SUNITO DIREKTUR UTAMA PT JASA MARGA (PERSERO) KONFERENSI NASIONAL TEKNIK JALAN KE-8, HOTEL MERCURE,JAKARTA, 4-5 SEPTEMBER 2007 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 ANALISA FAKTOR-FAKTOR RISIKO DAN MANFAAT DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DI RUMAH SUSUN (Studi Kasus : Rumah Susun Warugunung, Rumah Susun Siwalankerto dan Rumah Susun Griya Asri SIER Surabaya)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan pembangunan di Indonesia, maka beberapa puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build Operate and Transfer

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN Skripsi Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Manajemen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Lebih terperinci

STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH

STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH Oleh : Marsuki Disampaikan dalam acara Workshop Inn Red International dengan Tema : Manajemen Pembiayaan Infrasturktur Regional Pemerintah Daerah. Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan keputusan. Berbagai masalah yang dihadapi mengharuskan setiap individu untuk dapat mengambil sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang, tetapi dipinjam atau dipakai

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur, merata baik materil maupun spiritual. Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur, merata baik materil maupun spiritual. Negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata baik materil maupun spiritual. Negara yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi suatu Negara secara umum beroreintasi pada pertumbuhan (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Investasi dapat diartikan sebagai suatu

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi PELAKU KEGIATAN EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, rumah tangga pemerintah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 10 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 18 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pergerakan harga saham dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja perusahaan, tingkat bunga, faktor politik, keamanan, dan lain sebagainya. Bagi para investor yang ingin menginvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tersedianya infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bendungan dan infrastruktur fisik lainnya menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode

Lebih terperinci

STUDI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROYEK INFRASTRUKTUR: KASUS JALAN TOL TG. MORAWA - TEBING TINGGI

STUDI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROYEK INFRASTRUKTUR: KASUS JALAN TOL TG. MORAWA - TEBING TINGGI STUDI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROYEK INFRASTRUKTUR: KASUS JALAN TOL TG. MORAWA - TEBING TINGGI TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perlunya Kerjasama Pemerintah dengan Swasta Kendala sarana dan prasarana untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 8 TAHUN 2001 T E N T A N G KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana pembangunan, terutama pembangunan gedung sangatlah pesat. Maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kompetisi di dunia bisnis konstruksi terus meningkat secara tajam dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun jalan tol di Indonesia sepertinya merupakan investasi yang cukup menguntungkan. Tapi, anggapan ini belum tentu benar sebab resiko yang ada ternyata

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam menguji validitas dan reliabilitas faktor-faktor dan variabel penelitian Kepuasan Kerja karyawan ini dilakukan memakai

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (tingkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. pertanyaan dari tujuan penelitian maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. pertanyaan dari tujuan penelitian maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta untuk menjawab pertanyaan dari tujuan penelitian maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN 3108 100 613 Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST, MT.

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah tenaga kerja dengan UMP yang ada di DKI Jakarta. Alasan penulis memilih tenaga kerja sebagai objek untuk diteliti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melakukan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik negara/aset negara telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan sangat ketat, sehingga membuat masing-masing perusahaan tersebut akan berusaha untuk menjaga

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan di jelaskan metode penelitian yang digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pekerjaan proyek konstruksi. Agar data yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan disampaikan pula saran yang didasarkan pada hasil kesimpulan.

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Modal merupakan sesuatu yang berbentuk uang atau barang dan bentuk lainnya yang pasti digunakan untuk proses usaha demi mencapai tujuan perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian studi Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Cost Overrun Pada Proyek Konstruksi di Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei, yaitu pengumpulan informasi secara sistematik dari para responden dengan maksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui APBN maupun APBD dalam penyediaan dana untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melalui APBN maupun APBD dalam penyediaan dana untuk pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang melaksanakan pembangunan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tujuan Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara. Kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin

Lebih terperinci