Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (STUDI KASUS PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN TUGU) Diah Rahmawati 1), Ria A. A. Soemitro 2), Soemino 2) 1) Program Magister Manajemen Aset Infrastruktur, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, diah.rahma@yahoo.com 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya ABSTRAK Pembangunan Indonesia menghadapi tantangan berupa ketersediaan infrastruktur yang kurang memadai. Pembangunan infrastruktur membutuhkan tanah dalam jumlah yang signifikan sehingga diperlukan pengadaan tanah. Pada kenyataannya penyelenggaraan pengadaan tanah sering mengalami kendala yang memperlambat waktu pelaksanaan pengadaan tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun suatu strategi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum pada kedua daerah studi kasus. Analisa SWOT digunakan untuk menganalisa faktor eksternal dan internal pelaksanaan pengadaan tanah, sedangkan QSPM digunakan untuk pengambilan strategi yang paling optimal. Berdasarkan hasil analisa peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan- Malang maka diperoleh strategi untuk mengoptimalkan pendekatan terhadap masyarakat dengan dukungan SDM yang berpengalaman karena strategi ini dapat mengatasi permasalahan dominan yang berasal dari masyarakat berupa adanya kurangnya dukungan dari masyarakat. Sedangkan strategi yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu adalah dengan mengoptimalkan peran panitia dalam pelaksanaan pengadaan tanah dan memanfaatkan dukungan masyarakat untuk mempercepat proses pengadaan tanah. Peranan panitia pelaksanaan pengadaan tanah yang didukung penuh oleh dukungan masyarakat dapat mempercepat pelaksanaan pengadaan tanah sehingga pembangunan infrastuktur dapat segera direalisasikan. Kata kunci : Pengadaan tanah, pembangunan infrastruktur, strategi, SWOT, QSPM PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang sedang menghadapi tantangan dalam pembangunan ke depan. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya ketersediaan infrastruktur yang dapat meningkatkan konektifitas antar wilayah sehingga dapat mendorong dan mendukung aktifitas perekonomian serta masih kurangnya ketersediaan infrastruktur keairan yang dapat mendukung program swasembada pangan dan program pemenuhan kebutuhan air bersih. Pembangunan berbagai infrastruktur tersebut memerlukan tanah yang tidak sedikit jumlahnya. B-4-1

2 Adapun tanah merupakan sumber daya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah bertambah luasnya. Esensi tanah secara fisik merupakan bagian paling luar dari bumi yang terlihat sebagai permukaan daratan yang memiliki keunikan dalam arti ruang yaitu (Sadyohutomo, 2008) dari segi peletakan yang tetap dan tidak dapat dipindahkan, luasan yang relatif tidak mengalami perubahan, memiliki peranan pada kehidupan manusia dalam dimensi yang kompleks sekaligus menjadi salah satu syarat berdaulatnya suatu negara dan merupakan suatu alat pemersatu bangsa. Tanah yang tersedia saat ini sudah banyak yang dilekati dengan hak (tanah hak), sedangkan tanah yang dimiliki oleh negara sudah sangat terbatas persediaannya. Hal ini menyebabkan pelaksanaan di lapangan sering mengalami masalah yang memerlukan waktu lama untuk proses penyelesaiannya. Selain itu tanah merupakan hal penting dalam kehidupan manusia dimana di atasnya manusia tinggal dan mencari nafkah. Peranan dan fungsi tanah dalam kehidupan manusia meliputi aspek ekonomi, aspek politik dan hukum serta aspek sosial (Sutedi, 2007). Dalam banyak hal pengadaan tanah berpengaruh terhadap stabilitas masyarakat sehingga dalam pelaksanaan di lapangan sering terjadi ketegangan dengan masyarakat. Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia (UU) nomor 2 tahun 2012 dan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 71 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum serta Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) nomor 5 tahun 2012 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pengadaan tanah. Peraturan tersebut sebagai pengganti peraturan lama yaitu Perpres nomor 65 tahun 2006 sebagai perubahan atas Perpres nomor 36 tahun 2005 dan Peraturan Kepala BPN nomor 3 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaan Perpres nomor 36 tahun Undang-undang tersebut diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan di bidang infrastruktur dan dapat menjawab permasalahan-permasalahan di lapangan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur yang lebih baik. Pembangunan Tol Pandaan Malang merupakan salah satu proyek prioritas dalam 33 proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam dokumen Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Tol Pandaan Malang akan melintasi 34 desa/ kelurahan dan 7 kecamatan pada 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kota Malang dan memerlukan total pembebasan tanah seluas 364,4 ha. Sedangkan Bendungan Tugu dibangun sebagai bagian infrastruktur yang direncanakan sebagai fasilitas yang bermanfaat untuk penyediaan air Daerah Irigasi Ngasinan seluas Ha dan air baku sebesar 400 liter/detik. Sosialisasi pembebasan tanah telah dilakukan sejak 2012 sedangkan proses peletakan batu pertama telah dilaksanakan pada awal tahun 2014 dengan masih menyisakan permasalahan pembebasan tanah seluas 14 hektare dari luas total 42 hektare yang berada di perbatasan Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo, khususnya di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu Para penulis sebelumnya telah menulis tentang penentuan strategi pengadaan lahan dengan menggunakan metode SWOT pada satu daerah kajian yang memperhatikan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan pengadaan tanah dengan tidak membandingkan 2 (dua) kegiatan pengadaan tanah yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur yang berbeda. Selain itu kajian tentang pengadaan tanah lebih banyak dilakukan dengan metode deskriptif maupun pendekatan secara yuridis dan jarang yang menggunakan pendekatan komparasi. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh strategi yang optimal dalam pelaksanaan pengadaan tanah dengan mengambil studi kasus pada pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan- Malang dan pembangunan Bendungan Tugu sehingga pelaksanaan pengadaan tanah dapat B-4-2

3 berjalan tepat waktu sehingga infrastruktur yang direncanakan dapat segera direalisasikan dan dinikmati manfaatnya. METODE Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas tiga tahap, yaitu penelitian pendahuluan, penentuan serta analisis faktor internal maupun eksternal serta analisis strategi sebagai wujud pengambilan keputusan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Tahap penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan di lapangan sehingga diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanan pengadaan tanah pada masing-masing studi kasus. Analisis faktor eksternal dan internal Tahapan pengumpulan data digunakan untuk meringkas informasi yang diperoleh baik dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Data tersebut kemudian disusun dalam suatu matrik evaluasi faktor eksternal dan matrik evaluasi faktor internal. Matrik evaluasi faktor eksternal digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman sehingga dapat diketahui faktor-faktor eksternal utama yang mempengaruhi kegiatan. Sedangkan matrik evaluasi faktor internal digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama. Dalam perencanaan strategis diperlukan suatu metode analisi agar tujuan dapat dicapai. Penelitian ini memanfaatkan analisis SWOT pada tahap analisis/ tahap pencocokan. Menurut Rangkuti (2001) dalam (Kodoatie, 2005) SWOT merupakan suatu alat yang digunakan untuk analisis kualitatif yang didasarkan pada logika yang dapat meaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang ( opportunities) sekaligus secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). SWOT merupakan singkatan dari Strengts Weaknesses Opportunities and Threats. Metode ini membandingkan antara faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). BERBAGAI PELUANG 3.Mendukung strategi turnaround 1. Mendukung strategi agresif KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL 4.Mendukung strategi defensif 2.Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Gambar 1. Analisis SWOT Matrik SWOT merupakan suatu alat pencocokan yang dapat membantu untuk mengembangkan empat jenis strategi yaitu : 1. Strategi SO (Kekuatan - Peluang) 2. Strategi WO (Kelemahan - Peluang) 3. Strategi ST (Kekuatan - Ancaman) 4. Strategi WT (Kelemahan - Ancaman) B-4-3

4 Tabel 1. Matriks SWOT IFAS Strengths (S) Weaknesses (W) EFAS Faktor-faktor kekuatan internal Faktor-faktor kelemahann internal Opportunities (O) Strategi (SO) Strategi (WO) Faktor peluang eksternal Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Treats (T) Strategi (WT) Strategi (ST) Faktor ancaman eksternal Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Analisa Pengambilan Keputusan Pada taap ini dilakukan pengambilan keputusan dengan menggunakan matrik perencanaan strategis kuantitatif ( Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM). QSPM menggunakan masukan dari matriks evaluasi faktor eksternal dan matriks evaluasi faktor internal pada tahap pengumpulan data serta matriks internal eksternal dan SWOT pada tahap analisis untuk memutuskan strategi mana yang paling baik. Startegi yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pemegang keputusan dalam menetapkan kebijakan strategi. Setelah berhasil mengembangkan sejumlah strategi alternatif perlu dilakukan evaluasi dan pemilihan strategi terbaik yang paling cocok dengan kondisi internal dan eksternal mengunakan QSPM. Masing-masing analisa memiliki kekurangan maupun kelebihan masing-masng. Menurut (David, 2012) keistimewaan yang dimiliki oleh QSPM adalah rangkaian strategi yang dapat diamati secara berurutan dan bersamaan, tidak ada batasan jumlah strategi yang dapat dievaluasi, semasukkan unsur eksternal maupun internal yang relevan dalamproses pengambilan keputusan serta dapat diaplikasikan pada hamper setiap jenis organisasi. Sedangkan kelemahan metode ini adalah membutuhkan penilaian yang subyektif terhadap informasi yang obyektif serta hanya memiliki manfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisa kecocokan yang menjadi dasarnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi faktor eksternal pada pembangunan jalan tol Pandaan-Malang : 1. Peluang a. Dukungan perundangan pengadaan tanah Perundangan yang digunakan pada pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang dari tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah Perpres nomor 36 tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Perpres nomor 65 tahun Adapun pelaksanaan pengadaan tanah untuk tahun 2015 menggunakan UU nomor 2 tahun b. Manfaat pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan jalan adalah agar distribusi barang dan jasa dapat berlangsung lebih efisien sehingga dapat meningkatkan B-4-4

5 ekonomi daerah yang dilalui, dalam hal ini adalah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kota Malang. c. Peningkatan harga tanah menjadi suatu indikasi meningkatnya nilai ekonomi daerah terutama yang berdekatan dengan akses jalan tol 2. Peluang a. Perubahan tata guna lahan terjadi karena adanya rencana pembangunan jalan baru di atas lahan pertanian b. Jalan tol dibangun agar distribusi barang dan jasa lebih efisien. Pembangunan jalan tol Pandaan-Malang melalui 3 kabupaten/kota yang memiliki karakter masyarakat dan kondisi sosial ekonomi yang berbeda. c. Pembebasan aset milik BHMN/BUMN yang terkena pelaksanaan pengadaan tanah dilakukan berdasarkan aturan yang dimiliki oleh BHMN/BUMN yang bersangkutan. Adapun aturan yang berlaku pada masing-masing BHMN/BUMN tersebut berbedabeda. Hal ini dapat menjadi ancaman terhadap waktu pelaksanaan pengadaan tanah apabila tidak segera tercapai kesepakatan antara instansi yang memerlukan tanah dengan BHMN.BUMN yang asetnya terkena pelaksanana pengadaan tanah. d. Adanya pembangunan suatu infrastruktur baru mengakibatkan adanya peningkatan nilai ekonomi di lokasi pembangunan tersebut. Hal ini dapat memicu adanya spekulasi harga tanah menjadi jauh lebih tinggi dari nilai sebenarnya. e. Semakin luas tanah yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu infrastruktur maka semakin luas tanah yang harus dibebaskan. Begitu pula akan berbanding lurus dengan kendala yang akan dihadapi dalam pengadaan tanah terutama bila pengadaan tanah tersebut berada pada daerah yang stategis. f. Adanya sengketa kepemilikan tanah milik masyarakat Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi faktor internal pada pembangunan jalan tol Pandaan-Malang : 1. Kekuatan a. Panitia penyelengaara pengadaan tanah perlu didukung dengan adanya regulasi agar memiliki kedudukan yang kuat. Pada pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang dengan menggunakan Perpres nomor 36 tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Perpres nomor 65 tahun 2006 terdapat susunan tim pengadaan tanah disertai dengan tugas serta wewenang yang melekat. b. Dalam melakukan tugas sebagai pelaksana pengadaan tanah, penyelenggara pengadaan tanah memerlukan tupoksi yang jelas dan masing-masing pihak memahami dengan baik tupoksi tersebut agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku. c. Didukung SDM yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan pengadaan tanah d. Adanya bidang khusus dalam struktur organisasi di direktorat jenderal bina marga kementerian PU-PR yang menangani pengadaan tanah e. Alokasi dana pembebasan lahan pada program pembangunan infrastruktur menjadi prioritas karena infrastuktur tidak dapat dibangun apabila belum ada tanah yang telah dibebaskan. f. Inventarisasi bidang tanah terdapat di Lembaga Pertanahan dan dalam kegiatan inventarisasi serta identifikasi dibantu dari pihak desa/kelurahan untuk mengetahui status tanah tersebut. 2. Kelemahan a. Dalam penyelenggaraan pengadaan tanah tim P2T terdiri dari beberapa unsur yang berasal dari berbagai instansi. Perlu adanya kerjasama dan komunikasi yang baik untuk menyukseskan pelaksanaan pengadaan tanah sehingga dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu. Adanya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan lembaga B-4-5

6 pertanahan dapat mempengaruhi kinerja instansi lainnya untuk menyelesaikan pelaksanaan pengadaan tanah. b. Variasi penggunaan lahan pada 3 kabupaten/kota yang terkena pelaksanaan pengadaan tanah bervariasi yaitu tanah permukiman, pertanian, hutan dan industri. c. Pelaksanaan pengadaan tanah yang melalui 3 kabupaten/kota akan melibatkan instansi pada ketiga daerah tersebut sehingga memerlukan koordinasi dengan instansi yang lebih banyak. d. Bidang tanah yang terdapat pada lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang sebagian besar belum bersertifikat sehingga perlu dilakukan sertifikasi tanah yang akan dibebaskan. Tabel 2. Matriks SWOT Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Pembanguanan jalan Tol Pandaan-Malang Faktor Internal Faktor Eksternal PELUANG/ OPPORTUNITIES (O) 1. Dukungan perundangan pengadaan tanah 2. Manfaat pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan jalan untuk efisiensi distribusi dan pengingkatan ekonomi 3. Peningkatan harga tanah ANCAMAN/ THREATS (T) 1. Perubahan tata guna lahan 2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat 3. Dukungan masyarakat dalam pembangunan bagi kepentingan umum 4. Sulit mencapai sepakat dengan BUMN/BUMD 5. Adanya spekulasi harga tanah 6. Luas tanah yang dibebaskan KEKUATAN / STRENGTS (S) 1. Adanya panitia penyelenggara pengadaan yang didukung regulasi 2. Adanya tupoksi penyelenggara pengadaan yang jelas 3. Didukung SDM yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan pengadaan tanah 4. Adanya bidang khusus dalam struktur organisasi di direktorat bina marga kementerian PU-PR yang menangani pengadaan tanah 5. Anggaran untuk pembebasan tanah STRATEGI S-O 1. Meningkatkan kemampuan pelaksana pengadaan tanah dengan adanya pelatihan maupun sertifikasi (S1, S2, S3, O1) 2. Penyusunan peraturan tentang penganggaran pelaksanaan pengadaan tanah (S5, O1) 3. Adanya manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat terdampak dapat dijadikan sebagai pendukung dalam usaha pendekatan kepada masyarakat oleh SDM penyelenggarayang berpengalaman (S1, S3, O2) STRATEGI S-T 1.Meningkatkan kerjasama antar instansi (S4, T3) 2.Mengoptimalkan pendekatan terhadap masyarakat dengan dukungan SDM yang berpengalaman (S3, S4, T2, T3) KELEMAHAN / WEAKNESSES (W) 1. Keterlibatan instansi di luar instansi yang membutuhkan tanah dan pelaksana pengadaan tanah yang terdiri dari berbagai unsur yang berasal dari berbagai instansi 2. Inventarisasi bidang tanah 3. Variasi penggunaan lahan 4. Lokasi berada di 3 kabupaten 5. Sebagian besar kepemilikan tanah belum bersertifikat STRATEGI W-O 1. Perundangan yang berlaku untuk semua seluruh pihak instansi dalam penadaan tanah (W1,O1) 2. Pembentukan regulasi tentang penginventarisan bidang tanah untuk mempermudah pendataan tanah (W2, O1) 3. Manfaat yang pembangunan dapat dirasakan oleh suatu kawasan yang lebih luas dengan pembangunan terpadu (W4, O2) 4. Kemudahan pengurusan bukti kepemilikan tanah dan merapikan pendokumentasian kepemilikan tanah untuk mempermudah proses identifikasi (W2, W5, O1) STRATEGI W-T 1. Perlu adanya pengaturan tentang pemanfaatan lahan sehingga tidak mengurangi pemanfaatan fungsi lahan terutama lahan pertanian(w3, T1, T4,T5) Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi faktor eksternal pada pembangunan Bendungan Tugu adalah : 1. Peluang a. Dukungan perundangan pengadaan tanah yaitu UU nomor 2 tahun b. Manfaat pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan bendungan untuk menunjang pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, pemenuhan kebutuhan listrik, perikanan dan pariwisata B-4-6

7 c. Proses pembangunan perlu adanya dukungan dari masyarakat. Dengan adanya manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat mengakibatkan timbulnya dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan pengadaan tanah. d. Kawasan permukiman yang terkena pelaksanaan kegiatan relatif sedikit (5,75%) e. Adanya insentif perpajakan yang didukung regulasi, hal ini berdasarkan Perpres nomor 71 tahun 2012 pasal 122 dijabarkan tentang adanya insentif pajak. Dengan demikian adanya ganti kerugian tidak dibebani dengan pembayaran pajak atas jual beli tanah. f. Legislatif memberikan dukungan kepada pemerintah daerah untuk membantu penyelenggara pengadaan tanah dalam proses pasca pemberian ganti kerugian. 2. Ancaman : a. Adanya pembangunan bendungan mengakibatkan tata guna lahan di daerah kegiatan mengalami perubahan dari permukiman, lahan pertanian dan hutan menjadi bagian dari waduk yang menampung air dengan volume tampungan rencana 9,8 juta m 3. b. Tanah yang dibebaskan mempengaruhi pelaksanaan pengadaan tanah, yaitu semakin luas tanah maka permasalahan yang mungkin terjadi dapat lebih banyak sehingga dapat memperlambat pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan bendungan. c. Pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu berada pada Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo yang memiliki kondisi sosial ekonomi masyarakat relatif sama. Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi faktor internal pada pembangunan Bendungan Tugu adalah : 1. Kekuatan : a. Adanya panitia penyelenggara pengadaan yang didukung regulasi UU nomor 2 tahun 2012 b. Dalam melakukan tugas sebagai pelaksana pengadaan tanah, penyelenggara pengadaan tanah memerlukan tupoksi yang jelas dan masing-masing pihak memahami dengan baik tupoksi tersebut agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku. c. Lokasi pelaksanaan berada di perbatasan antara 2 Kabupaten yang kurang berkembang d. Penggunaan lahan di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo yang menjadi lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu terdiri dari permukiman, pertanian, dan hutan, sehingga semakin sedikit kepentingan yang terdapat pada penggunaan lahan tersebut. e. Perencanaan pembangunan Bendungan Tugu telah dilakukan sejak tahun 1980-an. Selain itu dalam perencanaan untuk pelaksanaan pengadaan tanah telah dilakukan suatu kajian tentang kesesuain kegiatan pembangunan dengan rencana tata ruang dan wilayah setempat. 2. Kelemahan : a. Keterlibatan instansi di luar instansi yang membutuhkan tanah dan pelaksana pengadaan tanah yang terdiri dari berbagai unsur yang berasal dari berbagai instansi b. Anggaran untuk pembebasan tanah. Adanya keterlambatan pekerjaan yang dilakukan pada tahun anggaran sebelumnya mempengaruhi anggaran yang akan dikeluarkan oleh tahun anggaran berikutnya. Sehingga apabila terjadi keterlambatan, anggaran untuk tahun berikutnya akan dikurangi dan hal ini dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan pengadaan tanah. c. Tidak adanya adanya bidang khusus yang menangani pengadaan tanah d. Bidang tanah yang terdapat pada lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu terdapat 313 bidang. Sebagian besar belum terinventarisasi dengan B-4-7

8 baik sehingga harus dilakukan penelusuran terhadap subyek tanah yang akan berpengaruh kepada hak penerima ganti kerugian. e. Bidang tanah yang terdapat pada lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu sebagian besar belum bersertifikat sehingga perlu dilakukan sertifikasi tanah yang akan dibebaskan. Tabel 3. Matriks SWOT Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Pembanguanan Bendungan Tugu Faktor Eksternal Faktor Internal PELUANG/ OPPORTUNITIES (O) 1. Dukungan perundangan pengadaan tanah 2. Manfaat pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan bendungan untuk menunjang pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, pemenuhan kebutuhan listrik, perikanan dan pariwisata 3. Dukungan masyarakat dalam pembangunan bagi kepentingan umum 4. Kawasan permukiman yang terkena pelaksanaan kegiatan relatif sedikit (5,75%) 5. Adanya insentif perpajakan yang didukung regulasi 6. Adanya dukungan legislatif ANCAMAN/ THREATS (T) 1. Perubahan tata guna lahan 2. Luas tanah yang dibebaskan 3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat KEKUATAN / STRENGTS (S) 1. Adanya panitia penyelenggara pengadaan yang didukung regulasi 2. Adanya tupoksi penyelenggara pengadaan yang jelas 3. Lokasi pelaksanaan berada di perbatasan antara 2 Kabupaten yang kurang berkembang 4. Minimnya variasi penggunaan lahan 5. Adanya RTRW daerah STRATEGI S-O 1. Mengoptimalkan peran panitia dalam pelaksanaan pengadaan tanah dan memanfaatkan dukungan masyarakat untuk mempercepat proses pengadaan tanah sehingga manfaat pembangunan infrastruktur dapat segera dirasakan (S1,S2, O1, O2, O3, O4) 2. Memaksimalkan dukungan dari legislatif dan masyarakat dalam rangka percepatan pelaksanaan pengadaan tanah didukung dengan minimnya pemanfaatan lahan (S4, O4, O5) 3. Memaksimalkan dukungan legislatif guna meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat di 2 Kabupaten (S3, O3, O5, O6) STRATEGI S-T 1. Mengoptimalkan fungsi RTRW sebagai acuan pengembangan wilayah (S5, T1) 2. Mengoptimalkan pendekatan terhadap masyarakat dengan dukungan SDM yang berpengalaman (S1, S2, T3) KELEMAHAN / WEAKNESSES (W) 1. Keterlibatan instansi di luar instansi yang membutuhkan tanah dan pelaksana pengadaan tanah yang terdiri dari berbagai unsur yang berasal dari berbagai instansi 2. Anggaran untuk pembebasan tanah 3. Tidak adanya bidang khusus dalam struktur organisasi yang menangani pengadaan tanah 4. Inventarisasi bidang tanah 5. Sebagian besar kepemilikan tanah belum bersertifikat STRATEGI W-O 1. Perundangan yang berlaku untuk semua seluruh pihak instansi dalam penadaan tanah (O1, W1) 2. Perlunya pembentukan suatu bidang khusus dengan dana khusus untuk pelaksanaan pengadaan tanah dengan didukung oleh regulasi (W2, W3, O1) 1. Pembentukan regulasi tentang penginventarisan bidang tanah untuk mempermudah pendataan tanah (W4, O1) 3. Kemudahan pengurusan bukti kepemilikan tanah dan merapikan pendokumentasian kepemilikan tanah untuk mempermudah proses identifikasi (W4, W5, O1) STRATEGI W-T 1. Mengoptimalkan pelaksanaan identifikasi bidang tanah untuk mempermudah pelaksanaan pengadaan tanah (W4, T2) Berdasarkan analisis SWOT maka dilakukan pemilihan strategi terbaik menurut prioritas dan menggunakan matriks QSPM. Matriks ini memperhitungkan bobot dan nilai daya tarik dari strategi alternatif berdasarkan kondisi faktor internal dan ekstrenal yang telah dievaluasi. 1. Pengadaan tanah pada pembangunan jalan tol Pandaan-Malang Berdasarkan hasil anaisis SWOT pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang memerlukan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman, oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif dari penyelenggara pengadaan tanah dan tim yang berasal dari instansi yang membutuhkan sehingga pelaksanaan pengadaan tanah dapat berlangsung sesuai dengan target rencana. B-4-8

9 2. Pengadaan tanah pada pembangunan Bendungan Tugu Berdasarkan hasil anaisis SWOT pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu memerlukan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Sehingga perlu mengoptimalkan peran panitia penyelenggara pengadaan tanah. Karena peranan panitia pelaksanaan pengadaan tanah yang didukung penuh oleh dukungan masyarakat dapat mempercepat pelaksanaan pengadaan tanah sehingga pembangunan infrastuktur dapat segera direalisasikan sehingga manfaat dari adanya infrastuktur tersebut dapat segera dirasakan oleh masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisa faktor eksternal dan internal pada kegiatan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang diperoleh bahwa pada pelaksanaan di lapangan masing-masing faktor memiliki dominasi yaitu dukungan perundangan dan adanya tupoksi yang jelas dalam pelaksanaan. 2. Sedangkan analisa faktor eksternal dan internal pada kegiatan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu menunjukkan bahwa dukungan perundangan dan adanya dunkungan masyarakat berkaitan dengan adanya insentif pajak serta adanya panitia yang didukung oleh regulasi menjadi faktor dominan. 3. Strategi yang dipilih dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang adalah dengan mengoptimalkan pendekatan terhadap masyarakat dengan dukungan SDM yang berpengalaman. Sedangkan strategi yang dipilih dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu adalah dengan mengoptimalkan peran panitia dalam pelaksanaan pengadaan tanah dan memanfaatkan dukungan masyarakat untuk mempercepat proses pengadaan tanah sehingga manfaat pembangunan infrastruktur dapat segera dirasakan. Saran : 1. Perlu adanya pelatihan maupun sertifikasi pengadaan tanah sebagai usaha untuk meningkatkan kualifikasi penyelenggara pengadaan tanah 2. Diperlukan suatu regulasi yang dapat berlaku untuk semua pihak sehingga pelepasan aset milik BHMN/BUMN maupun aset Pemerintah (tanah kas desa, aset Pemerintah Provinsi, aset Pemerintah KabupatenKota) dapat diselesaikan dengan regulasi yang lebih mudah dan tidak melalui birokrasi yang panjang sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses pengadaan tanah. DAFTAR PUSTAKA David, F. R. (2012). Manajemen Strategis Konsep (12 ed.). (P. Wuriarti, Ed., & D. Sunardi, Trans.) Jakarta: Salemba Empat. Kodoatie, R. J. (2005). Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta: Puataka Pelajar. Rangkuti, F. (2006). Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sadyohutomo, M. (2008). Manajemen Kota dan Wilayah. (R. Rachmatika, Ed.) Jakarta: Bumi Aksara. Sutedi, A. (2007). Implementasi Prinsip Kepentingan Umum daam Pengadaan Tanah untuk Pembangunan. Jakarta: Sinar Grafika. B-4-9

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

111. METODE KAJIAN. pusat aktivitas sosial ekonomi regional serta lokal yang sangat potensial dan

111. METODE KAJIAN. pusat aktivitas sosial ekonomi regional serta lokal yang sangat potensial dan 111. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pernikiran Kajian Bergulirnya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berusaha meraih pendapatan daerah yang tinggi guna menjamin kelangsungan penyelenggaraan pemerintah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Jogoroto Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Instansi Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) III. METODE PEELITIA. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai Januari 2009 sampai dengan Maret 2009. Jenis dan Sumber Data.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode pengumpulan data Pengolahan data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode pengumpulan data Pengolahan data 33 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dengan judul Analisis Hukum dan Kelembagaan Penegakan Hukum di Bidang Perikanan akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2012 di kantor lembaga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Madu Mutiara Tugu Ibu, Depok dan Apriari Pramuka, Cibubur.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN NYOMAN AYU NILA DEWI STMIK STIKOM BALI nila@stikom-bali.ac.id Abstrak dalam suatu institusi pendidikan memiliki peranan penting yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh

Lebih terperinci

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei MODEL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS KEMANDIRIAN UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN EKONOMI (Strategi Pemberdayaan Ekonomi Pada Masyarakat Ranupani Kabupaten Lumajang) Candra Wahyu Hidayat Universitas

Lebih terperinci

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Menggunakan Metode SWOT (Strenghts Weakness Opportunity Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) D.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

STRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA STRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA Heni Hendayaningsih*, Ria A. A. Soemitro**, dan Tri Joko Wahyu Adi** *Mahasiswa program Magister

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Rencana Kerja (RENJA ) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Dengan fokus penelitian yaitu pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii ABSTRAK Dalam kegiatan konstruksi tidak akan terlepas dari aspek risiko yang berakibat kerugian. Untuk menghindari atau mengurangi risiko, salah satu usaha yang dilakukan adalah mengidentifikasi risiko

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dalam wujud pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab telah menjadikan Pemerintah

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN ITB BANDUNG, 28 JULI 2016

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN ITB BANDUNG, 28 JULI 2016 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN ITB BANDUNG, 28 JULI 206 KENDALA PENGADAAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ISU YANG DIHADAPI PROYEK STRATEGIS NASIONAL ISU PROSES PENDANA AN 8% ISU PELAKSA-

Lebih terperinci