PENGARUH BEBAN KERJA DAN IKLIM KERJA TERHADAP STRES KERJA AIR TRAFFIC CONTROLLER DALAM SEBUAH BANDAR UDARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH BEBAN KERJA DAN IKLIM KERJA TERHADAP STRES KERJA AIR TRAFFIC CONTROLLER DALAM SEBUAH BANDAR UDARA"

Transkripsi

1 PENGARUH BEBAN KERJA DAN IKLIM KERJA TERHADAP STRES KERJA AIR TRAFFIC CONTROLLER DALAM SEBUAH BANDAR UDARA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: SUBKHAN SETIAJI P MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

2 i

3 ii

4 iii

5 PENGARUH BEBAN KERJA DAN IKLIM KERJA TERHADAP STRES KERJA AIR TRAFFIC CONTROLLER DALAM SEBUAH BANDAR UDARA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk manganalisis (1) Pengaruh beban kerja terhadap tingkat stres para air traffic controller di dalam sebuah bandar udara, (2) Pengaruh iklim kerja terhadap tingkat stres para air traffic controller dalam sebuah bandar udara, (3) Tingkat rata-rata beban kerja, iklim kerja, dan stres kerja para air traffic controller dalam sebuah bandar udara. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan responden sebanyak 62 orang air traffic controller dari tiga bandar udara. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan metode regresi berganda dan analisis pengukuran beban kerja subyektif Nasa-TLX. Berdasarkan pada analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Beban kerja memberikan pengaruh postif signifikan terhadap tingkat stres para air traffic controller ; (2) Iklim kerja memberikan pengaruh negatif signifikan terhadap tingkat stres para air traffic controller; (3) Tingkat beban kerja rata-rata para air traffic controller berada pada tingkat sangat berat (91,71 persen), iklim kerja berada pada tingkat baik berkecenderungan sangat baik (79,26 persen), dan stres kerja berada para tingkat sedang atau wajar (58,61 persen). Kata kunci: pengaruh, beban kerja, iklim kerja, stres kerja, air traffic controller. sebuah bandar udara. ABSTRACT The objectives of this research is to analyze (1) The influence of workload towards air traffic controllers stress level in an airport, (2) The influence of working climate towards air traffic controllers stress level in an airport, (3) The average level of workload, working climate, and stress of air traffic controllers in an airport. This research uses quantitative method, consists of 62 air traffic controllers of three airports. In the data collecting uses questionnaire. To analyze the data, the researcher uses double regression method and Nasa-TLX S to assess the subjective workload. Based on the data analysis can be concluded that: (1) Workload contributes positive significant towards stress level of air traffic controllers; (2) Working climate contributes negative significant towards stress level of air traffic controllers; (3) The air traffic controllers workload average level is in a heavy level (91,71 percent), the working climate is in a fine level and excellent trend (79,26 percent), and the stress is in a normal level (58,61 percent). Key words: influence, workload, working climate, stress, air traffic controllers, an airport. 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia penerbangan, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan bertambahnya pesawat-pesawat yang digunakan oleh industri-industri penerbangan. Pesawat yang digunakan da-lam pelayanan transportasi udara semakin beragam, baik dari bentuk, jenis, kategori dan performennya. Kompleksitas dalam dunia transportasi udara sema-kin meningkat. Seluruh operasional penerbangan senantiasa diarahkan kepada optimalisasi keamanan terbang dan efisiensi biaya, yang mana terpampang dalam setiap kebijakan perusahaan penerbangan sebagai safety first. Dunia transportasi pener-bangan dalam mencapai profitabilitas kerja dan 1

6 keamanan terbangnya melibatkan unsur potensial terkait dengan safety policy tersebut, yaitu penga-turan dan kontrol terhadap airspace dan ground area pergerakan pesawat. Unsur potensial tersebut adalah Pengendali Lalu Lintas Udara atau Air Traffic Controller. Keselamatan penerbangan sangat bergantung pada kapabilitas dan kualitas para kontroler. Air Traffic Controller dengan karakteristik kerja yang spesifik, memiliki wilayah kendali baik darat maupun udara. Wilayah kendali darat mencakup seluruh pergerakan di dalam airside Airport. Pengendalian dalam wilayah udara mencakup arrivals, instrument approach, visual approach, take off, landing, dan transisi kontrol dari sebuah aerodrome ke aerodrome lain. Karakteristik dan konfigurasi pesawat dalam kendalinya pun sangat variatif, pesawat training militer, sekolah terbang sipil, maskapai penerbangan komersial, penerbangan carter, bahkan pada pergerakan pesawat kepresidenan. Pengendalian wilayah udara dan wilayah darat secara simultan berada dalam tanggung jawab individu seorang controller di saat bertugas sebagai controller. Tanggung jawab yang diemban merupakan beban kerja yang sangat tinggi. Dimensi eksternal dan dimensi internal menjadi wilayah kerja sekaligus tanggung jawab individual. Aktivitas yang dilakukan secara internal oleh para kontroler, merupakan tuntutan kerja yang didasarkan kepada kemampuan kognitif sebagai beban mental kerja subyektif (subjective mental workload). (Hilburn, B., 2004). Beban kerja tinggi yang diemban oleh para kontroler bilamana tidak mendapatkan dukungan kondisi iklim kerja yang baik memberikan pengaruh terhadap timbulnya kelelahan fisik dan mental, berdampak pada timbulnya stres kerja yang tinggi bagi para kontroler. Stres yang timbul pada para kontroler memiliki dampak signifikan atas turunnya jaminan safety penerbangan, dengan terjadinya berbagai macam insiden dan kecelakaan pesawat baik di darat maupun di udara. Terjadinya kecelakaan pesawat membawa imbas pada penilaian negatif atas kapabilitas tugas sebagai controller, sebagaimana sering terdengar dalam pemberitaan. Meskipun kesimpulan atas hal ini tidak seutuhnya benar, para controller dengan beban kerja yang sangat berat, sangat sering mendapatkan peninilaian yang kurang baik atas kinerja mereka. Stres pada tingkatan sangat rendah dan tingkatan sangat tinggi berkontribusi langsung terhadap turunnya kinerja. Stres yang sangat rendah berdampak pada longgarnya pelaksanaan prosedur kerja dan rendahnya pencapaian target dan kualitas kerja. Stres yang sangat tinggi berdampak pada kelelahan fisik dan mental fatig, berdampak pada buruknyanya kondisi kesehatan dan turunnya konsentrasi pegawai dalam kerja yang berimbas kepada turunnya pencapaian target dan kualitas kerja, dengan kata lain adalah turunnya kinerja. Stres kerja para controller yang senantiasa terjaga dalam batas wajar merupakan faktor potensial atas tercapainya target dan kualitas kerja atau optimalisasi kinerja. Perwujudan nyata atas optimalisasi kinerja para controller adalah terjaminnya keamanan dan keselamatan penerbangan dengan optimal. 2

7 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) Pengaruh beban kerja yang diemban oleh para air traffic controller terhadap tingkat stres yang di alami para air traffic controller di dalam sebuah airport. (2) Pengaruh iklim kerja yang terjadi dalam lingkup kerja para air traffic controller terhadap tingkat stres kerja yang di alami para air traffic controller di dalam sebuah airport. (3) Pengaruh beban kerja dan iklim kerja secara bersama-sama terhadap tingkat stres kerja yang di alami para air traffic controller di dalam sebuah airport. (4) Seberapa berat beban kerja yang diemban oleh para air traffic controller di dalam sebuah airport. (5) Seberapa bagus iklim kerja dalam lingkup kerja para air traffic controller di dalam sebuah airport. (6) Seberapa tinggi tingkat stres kerja yang dialami para air traffic controller di dalam sebuah airport agar dapat ditentukan kebijakan manajerial sehingga stres para controller tetap dalam tingkatan normal Landasan Teori Beban kerja yang dirasakan para tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari eksternal maupun internal. Faktor-faktor eksternal merupakan faktor yang berpengaruh kepada para pekerja yang bersumber dari tatanan pengaturan kerja sebagai beban kerja yang bersifat obyektif, yakni: (1) Tugas kerja, meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan jenis dan jumlah pekerjaan. Tugas kerja yang bersifat fisik meliputi wilayah kerja, pengaturan tempat kerja, kualitas kerja, kepadatan kerja, ketrampilan dan keahlian, kompleksitas pekerjaan, sedangkan yang bersifat mental, meliputi tanggung jawab, konsentrasi, emosi pekerja dan sebagainya. (2) Organisasi kerja, meliputi struktur kerja, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya. (3) Lingkungan kerja, meliputi ruang kerja, kenyamanan kerja, hubungan antar pekerja, lingkungan sekitar tempat kerja dan sebagainya. Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri para pekerja akibat dari reaksi beban kerja eksternal sebagai beban kerja yang bersifat subyektif individual. Faktor-faktor internal adalah faktor somatik dan faktor psikis yang berpotensi sebagai stresor. Faktor somatis meliputi jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, dan faktor psikis meliputi motivasi kerja, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan kerja. Kompleksitas kerja yang dihadapi para controller dalam dalam pengendalian lalu lintas udara berperanan sangat besar terhadap naiknya tingkat beban kerja mereka. Beban kerja yang dialami oleh para controller secara spesifik berasal dari beban kerja fisik (physical workload) dan beban mental (mental workload) Berdasarkan faktor pemben-tuknya, beban kerja para kontroler dibagi menjadi tiga faktor, yakni: (1) Faktor-faktor beban kerja mental (Mental Workload); (2) Faktor-faktor tugas kerja (Taskload Factors); (3) Faktor-faktor Operator 3

8 (Operator factors). Faktor-faktor beban kerja mental (mental workload factors) bukanlah sebuah kesatuan, melainkan merupakan sebuah konsep yang multi dimensional yang mengkait ke dalam beban kerja fisik maupun beban kerja mental. Faktor-faktor beban kerja mental (mental workload), meliputi: tekanan waktu (time pressure), kebisingan (noise), stres, gangguan yang mengakibatkan timbulnya konsekuensi manusia (human costs) dalam melaksanakan kinerja tugasnya; sikap kerja, ketrampilan, pengalaman, perilaku, dan kepribadian, merupakan determinan beban kerja subyektif (Loura, J.,2014) Beban Kerja para Air Traffic controller Sistem kerja organisasi ATC menitikberatkan pada pengendalian lalu lintas udara (airspace control). Dimensi yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya beban kerja yang diemban oleh para kontroler dalam air traffic controller meliputi dimensi eksternal dan dimensi internal. Para controller memiliki otoritas terhadap airspace dan ground control (CASR 170, Air Traffic rules). Wilayah udara (air maneuvering area) yang menjadi tanggung jawab para kontroler yang meliputi: aerodrome sector, instrument approach sector, dan transition control sector. Wilayah darat (ground maneuvering area) yang menjadi tanggung jawab para controller adalah seluruh wilayah airside yang meliputi seluruh pergerakan di dalam area apron, taxiway, runway, shoulders dan pergerakan lainnya dalam wilayah airport. Kewaspadaan, pengawasan, perencanaan, pengendalian, pemberian informasi dan perintah merupakan menjadi satu kesatuan responsibilitas controller. Seluruh aktivitas individual tersebut diarahkan pada satu tujuan utama yaitu penghindaran terjadinya tabrakan (collision) dan tercapainya safety maksimum. (ICAO ANNEX 11, Air Traffic Services). Tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan, terjadinya kesalahan implementasi regulasi berdampak pada penurunan jaminan safety penerbangan, yang berarti bahwa tujuan organisasi tidak dapat dicapai dengan optimal. Kompleksitas prosedur, keragaman metode kerja dan tingginya kewajiban hukum yang berlaku menjadikan tuntutan kognitif para controller semakin kompleks.(blanken, S. V., et al. 2010). Beban kerja para controller semakin bertambah manakala terjadi problem dalam sistem komunikasi, baik internal maupun eksternal. Bilamana jumlah pesawat yang berada dalam kontrol bertambah, maka mental workload juga meningkat, demikian juga kemungkinan terjadinya konflik. Potensi konflik bersumber dari perbedaan atau separasi ketinggian terbang, perbedaan konfigurasi, dan jenis regulasi penerbangan yang digunakan oleh para pilot. (Raufaste, É., 2008; Kuchar, J. K. and Yang, L. C., 2000). 4

9 Kondisi fisikal para controller memiliki kontribusi terhadap berhasil dan tidaknya tugas kerja mereka (Munandar, 2001: 382). Tuntutan-tuntutan fisik dan ketenangan jiwa seorang controller merupakan kebutuhan inti untuk tercapainya optimalisasi keselamatan penerbangan. Emosi pribadi yang timbul harus terkendali. Kewajiban struktural dan hierarki dalam organisasi menuntut penerapan karakteristik sikap dan perilaku kerja, responsibilitas tugas yang intensif, interaksi positif antar personal dalam lingkungan kerja para controller, guna mendukung terjadinya kohesivitas dalam organisasi dan pembagian tugas kerja yang jelas, untuk mencapai optimalisasi tujuan tugas kerja yaitu safety penerbangan Iklim Kerja para Air Traffic Controller Perilaku individu dalam sebuah organisasi merupakan penjabaran dari individu yang berada dalam tatanan aturan sosial, yang terdiri dari struktur organisasi, kebijakan-kebijakan organisasi dan hubungan interpersonal yang dikembangkan dalam sebuah kelompok organisasi di mana individu-individu tersebut merupakan bagian dari organisasi. pengukuran iklim organisasi pada umumnya meliputi : lingkungan eksternal; kepemimpinan dalam organisasi; struktur organisasi; praktik-praktik management; pekerjaan ; kepribadian dalam kerja; kepribadian di luar kerja. Iklim organisasi merupakan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi dan berfokus pada persepsi-persepsi rasional yang dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi (Stinger, R. A.:2002). Iklim organisasi yang terbentuk dari adanya dukungan rekan kerja, koordinasi yang baik, dan kenyamanan ruang kerja (microclimate) dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan stres kerja kepada tingkat rendah atau wajar (Suandi, T., 2014). Naiknya tingkat kepercayaan (thrust), komunikasi dan kohesivitas interpersonal dalam lingkungan kerja berhubungan erat dengan tingkat kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut merupakan esensi dari iklim kerja (Iqbal, M., 2013) yang merupakan prediktor kuat terhadap stres (Linzer, D., 2010). Holloway (2012) menyatakan bahwa iklim kerja sebuah organisasi ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Terdapat enam dimensi iklim organisasi, yaitu: fleksibilitas dan konformitas (flexibility conformity), tanggung jawab (resposibility), standar kerja (standards), penghargaan (re-ward), kejelasan kerja (clarity), komitmen tim (team commitmen). Air traffic controller bekerja dalam berbagai tim kerja terdiri dari para controller, supervisor dan asisten, serta rekan-rekan dari bagian terdekatnya sampai pada pusat struktur kerja, dan para pilot Stres Kerja para Air Traffic Controller 5

10 Stres bisa menjadi sebuah faktor yang memiliki tingkat resiko yang berat terhadap kesehatan mana kala stres yang timbul disebabkan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan-tuntutan berlebihan dengan ketidak kemampuan individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan tersebut, baik dari kemampuan fisik, waktu, keahlian maupun kualitas kerja (Costa, G.:1995). Pengaruh positif dari stres adalah dapat membantu memaksa kita untuk melakukan suatu tindakan yang dapat menghasilkan kesadaran dan perspektif baru. Pengaruh negatifnya adalah menimbulkan perasaan tidak percaya diri, penolakan, kemarahan, dan depresi, yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah kesehatan seperti sakit kepala, sakit perut, insomnia, bisul, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke (Loura, J. :2013). Kegiatan dalam dunia penerbangan merupakan pekerjaan dengan tanggung jawab tinggi baik konsekwensi jiwa maupun biaya. (Costa, G. 1995). Robbins, S. P. (2008) menyatakan bahwa timbulnya stres dipengaruhi oleh beberapa, yaitu: (1) Faktor Organisasi, (2) Faktor Lingkungan, (3) Faktor Individu. Sumber-sumber stres para controller meliputi: (1) Tuntutan kerja seperti jumlah pesawat yang dikontrol, periode puncak kepadatan lalu lintas udara, pesawat asing tak berjadwal, terjadinya peristiwa yang tidak diduga; (2) Prosedur Operasional, seperti tekanan waktu, pelanggaran atas aturan, perasaan hilang control, takut konsekuensi kesalahan; (3) Waktu kerja, seperti periode tugas yang tidak ada jedanya, shift kerja malam; (4) peralatan kerja, seperti keterbatasan dan kehandalan peralatan, kualitas peralatan komuni-kasi, jalur telepon, dan tata letak peralatan; (5) Lingkungan kerja, seperti pencahayaan, pantulan optic, tingkat kebisingan suara, mikroklimat, postur tubuh yang tidak ergonomis, jumlah istirahat, fasilitas relaksasi dan kantin, lift atau tangga; (6) Organisasi kerja, seperti ambiguitas peran, hubungan kerja dengan supervisor dan rekan kerja, kurangnya control atas proses kerja, gaji dan imbalan, opini publik (Costa, G.:1995). Beban kerja para controller merupakan beban yang diemban secara individual dalam suatu periode tugas pengendalian air traffic, bersumber dari eksternal dan internal, merupakan beban kerja obyektif dan beban kerja mental subyektif (Iqbal, M., 2013; Fox, J. L., 2003: Broker, P., 2003), yang terbentuk dari kompleksitas-kompleksitas kerja (Loura, J., 2013; Costa, G., 1995), beserta tuntutan-tuntutan kognitif, tuntutan fisik dan psikis (Cardosi, K.M., 1999; Maning, C.A., 2001), penguasan medan kerja udara dan darat (ICAO annex 17; Kep/52/V/2013) memungkinkan terjadinya overload kerja secara individual dan dapat menstimulasi terjadinya peningkatan stres kerja (Costa, G., 1995; Cardosi, K.M., 1999; Loura, J., 2013; Iqbal, M., 2013). STRUCTURE EXTERNAL/OBJECTIVE INTERNAL/SUBJECTIVE WORK LOAD WORKING STRESS WORKING CLIMATE STANDARD FLEXIBILITY REWARD Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian 6 TEAM COMMITMENT

11 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dua analisis penelitian. Pertama dengan menggunakan metode perhitungan regresi, yang dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan atas tingkat pengaruh variabel beban kerja dan variabel iklim kerja terhadap variabel stres kerja. Analisis kedua dengan menggunakan Nasa-TLX guna mengungkap lebih dalam terhadap tingkat beban kerja subyektif para controller yang meliputi tuntutan mental psikis, tuntutan fisik, tekanan waktu, kinerja, tingkat frustrasi, dan usaha kerja. Uji instrumen yang dilakukan pada 42 item pernyataan diperoleh nilai r hitung terendah 0,324 dan tertinggi 0,769, maka semua item yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid. Nilai reliabilitas variabel beban kerja 0,752; variabel iklim kerja 0,754; dan variabel stres kerja 0,739, maka data penelitian dinyatakan reliabel Deskripsi Obyek Penelitian Data observasi dikumpulkan dengan survei kuesioner yang dilakukan pada bulan Nopember 2016 sampai dengan bulan Januari Data tabulasi diperoleh dari observasi di tiga airport dengan total responden sebanyak 62 orang air traffic controller. Rincian dari total responden adalah 38 orang dari airport A, 19 orang dari airport B, dan 5 orang dari airport C. Tabel 1. Data Responden Airport Jumlah Gender Status Kedinasan responden Pria Wanita Senior Junior Militer Sipil A B C Jumlah Airport A, adalah sebuah internasional airport dengan jam operasi pukul sampai dengan pukul WIB dengan perpanjangan waktu sampai pukul WIB. Airport A melayani seluruh penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal domestik dan internasional, penerbangan latih militer pemula maupun lanjut, penerbangan operasional militer, dan dengan jenis pesawat yang beragam baik jenis baling-baling maupun jenis jet. Jumlah penerbangan berkisar 100 penerbangan komersial dan berkisar 100 penerbangan latih militer setiap hari, dengan penembahan beberapa penerbangan tidak berjadwal. Prosedur yang diterapkan untuk pendaratan dan tinggal landas adalah prosedur visual, prosedur instrument, dan panduan atau guidance dengan radar. Airport ini memiliki radius kendali 75 mil udara dan ketinggian maksimum sampai duapuluh lima ribu kaki, dengan berbagai macam transisi kontrol. Dalam tugas pengendalian lalulintas udara para air traffic controller bertindak sebagai Aerodrome Control Tower dan Approach Control Service. 7

12 Airport B, adalah sebuah internasional airport dengan jam operasi pukul sampai dengan pukul WIB. Dengan perpanjangan waktu sampai pukul WIB. Airport B melayani seluruh penerbangan domestik dan internasional berjadwal maupun tidak berjadwal, penerbangan latih militer pemula dan penerbangan latih sipil, dengan jenis pesawat yang beragam baik jenis baling-baling maupun jenis jet. Jumlah penerbangan berkisar 50 penerbangan komersial, 35 penerbangan latih militer dan 30 penerbangan latih sipil setiap hari, dengan penembahan beberapa penerbangan tidak berjadwal. Prosedur yang diterapkan untuk pendaratan dan tinggal landas adalah prosedur visual dan prosedur instrument, dengan radius kendali 25 mil udara dan ketinggian maksimum sampai enam ribu kaki, dengan transisi kontrol. Dalam tugas pengendalian lalulintas udara para controller bertindak sebagai Aerodrome Control Tower. Airport C, adalah sebuah airport domestik dengan jam operasi dari pukul WIB sampai dengan jam WIB. Aiport ini melayani beberapa penerbangan tidak berjadwal perintis dan beberapa sekolah penerbangan sipil. Spesifikasi pesawat yang terbang dalam airport ini hanyalah pesawat dengan penggerak baling-baling, dengan prosedur pendaratan dan tinggal landas visual. Jumlah penerbangan berkisar 4 penerbangan perintis dan 30 penerbangan latih sipil setiap hari. Dalam tugas pengendalian lalulintas udara para controller bertindak sebagai Aerodrome Control Tower, dengan wilayah pengendalian dalam radius 20 mil udara dan dengan ketinggian maksimal enam ribu kaki. Dekripsi di atas memberikan gambaran bahwa setiap airport memiliki jumlah kepadatan penerbangan dan tingkat kompleksitas pelayanan penerbangan yang berbeda. Para controller juga memiliki karakteristik kerja yang berbeda di antara airport satu dengan airport lainnya. Jumlah kepadatan penerbangan dan tingkat kompleksitas pelayanan penerbangan memiliki korelasi yang kuat dengan tingkat beban kerja, iklim kerja dan stres kerja para controller yang bekerja di dalamnya Analisis Deskriptif Variabel Data distribusi frekwensi variabel beban kerja diperoleh 9 responden atau 14, 516 persen berada dalam kategori berat, 53 responden atau 85,484 persen dalam kategori sangat berat. Data tersebut menunjukkan beban kerja para controller berada dalam kategori rata-rata sangat berat. Varaibel Iklim kerja, 1 responden atau 1,613 persen dalam kategori tidak baik, 4 responden atau 6,452 persen dalam kategori cukup; 43 responden atau 69,355 persen dalam kategori baik; dan 14 responden atau 22,581 persen dalam kategori sangat baik. Data tersebut menunjukkan bahwa iklim kerja para controller berada dalam kategori rata-rata baik. 8

13 Variabel Stres Kerja, 1 responden atau 1,613 persen berada pada kategori sangat ringan; 15 responden atau 24,194 persen dalam kategori ringan; 39 responden atau 62,903 persen dalam kategori sedang; 7 responden atau 11,290 persen dalam kategori berat ; sedangkan dalam kategori sangat berat tidak ada. Data tersebut menunjukkan stres kerja controller berada dalam kategori rata-rata sedang atau wajar. 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Metode Regresi Korelasi Pearson beban kerja terhadap stres kerja sebesar 0,941, dan iklim kerja terhadap stres kerja sebesar -0,951; data ini memperlihatkan bahwa beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja, sedangkan iklim kerja berpengaruh negatif terhadap stres kerja. Nilai probabilitas satu sisi atau Sig. 1-tailed 0,00. Berarti korelasi antara variabel stres kerja dengan variabel beban kerja dan variabel iklim kerja sangat nyata. R Square sebesar 0,933 berarti bahwa sebesar 93,3% dari variasi stres kerja air traffic controller bisa dijelaskan oleh variabel beban kerja dan variabel iklim kerja, dan 6,7% dijelaskan oleh sebab-sebab residualnya. Nilai standard error of estimate 1,15573 lebih besar dari nilai deviation variabel stres kerja 4,2469, maka model regresi pada penelitian ini bertindak sebagai predictor stres kerja. (Constant) Beban Kerja Iklim Kerja Sumber: data primer diolah 2017 Tabel 2. Data Koefisien Regresi B Std. Error Beta t 7,913 0,093 0,431 0,075-0,555 30,414 0,466-0,485 3,843 5,041-6,491 Hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah: Y = 30, ,466X1 + (-0,485)X2 Nilai konstan persamaan regresi adalah 30,414 berparameter positif berarti bila tidak ada variabel beban kerja dan variabel iklim kerja, maka nilai stres kerja akan sebesar 30,414. Nilai koefisien regresi beban kerja sebesar 0,466 dengan parameter positif. Bilamana beban kerja bertambah maka tingkat stres kerja naik. Nilai koefisien regresi iklim kerja sebesar -0,485 parameter negatif. Berarti bilamana iklim kerja semakin bagus, maka tingkat stres kerja semakin turun, sebaliknya bila tingkat iklim kerja turun, maka tingkat stres kerja semakin berat. Nilai Fhitung 411,858 atau lebih besar dari 4,00 p sama dengan 0,000, probablilitas 0,000 lebih kecil dari probabilitas 0,05 berarti variabel beban kerja dan variabel iklim kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel stres kerja, dan pemilihan model yang digunakan dalam regresi variabel beban kerja dan variabel iklim kerja sudah tepat (Setiadji:106). Variabel beban kerja air traffic controller memberikan sumbangan relatif sebesar 43,47%, dan variabel iklim kerja memberikan sumbangan relatif sebesar 56,57%. 9

14 WORKING CLIMATE PERCENTIVE WORKLOAD PERCENTIVE Beban Kerja Air Traffic Controller Beban kerja para air traffic controller dalam sebuah airport berada pada tingkat rata-rata sangat berat, yaitu 91,7 persen. Tingkat beban kerja air traffic controller rata-rata di airport A adalah 94,4 persen; di airport B rata-rata 80,3 persen, dan di airport C rata-rata 88,6 persen, tabel 3 dan grafik 1. Tabel 3. Persentase Rata-rata Beban Kerja Air Traffic Controller Indikator Beban Kerja Rata Airport q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 rata Airport A Airport B Airport C Rata-rata Sumber: data primer diolah Tuntutan Waktu Konsentrasi Potensi Konflik Komunikasi Regulasi Responsibilitas Prosedur kerja Kompleksitas INDICATORS Tuntutan Struktural Tuntutan Ketrampilan Tuntutan Fisik Tuntutan mental dan psikis Akurasi Tuntutan Kognitif Grafik 1 Persentase Rata-rata Beban Kerja CILACAP Airport C SURAKARTA Airport B JOGYAKARTA Airport A Iklim Kerja Air Traffic Controller Iklim kerja para air traffic controller dalam airport yang diobservasi berada pada tingkat ratarata baik dengan kecenderungan sangat baik, yaitu 79,3 persen. Iklim kerja di lingkungan kerja para air traffic controller di airport A berada pada tingkat baik dengan nilai rata-rata 75,7 persen; di airport B berada pada tingkat sangat baik dengan nilai rata-rata 85,2 persen; dan di airport C berada pada tingkat rata-rata sangat baik dengan nilai rata-rata 84,3 persen, tabel 4 dan grafik 2. Tabel 4. Persentase Rata-rata Iklim Kerja Air Traffic Controller Indikator Iklim Kerja Avg. Airport q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 Airport A Airport B Airport C Rata-rata Sumber: data primer diolah Dukungan rekan kerja Kepercayaan Fleksibilitas dan aspiratif Tekanan kerja Kejelasan tujuan kerja Kualitas dan kepuasan kerja Struktural Pastisipasi Kepastian responsibilitas Imbalan kerja Perhatian dan kontrol pimpinan Penghargaan Job discription kohesivitas Airport CILACAPC Airport SURAKARTA B Airport JOGYAKARTA A INDICATORS Stres Kerja Air Traffic Controller Grafik 2 Persentase Rata-rata Iklim Kerja Air Traffic Controller Stres kerja para air traffic controller dari tiga airport yang diobservasi berada pada tingkat ratarata sedang atau wajar dengan nilai rata-rata 58,6 persen. Tingkat stres kerja controller di 10

15 WORKING STRESS PERCENTIVE airport A rata-rata sebesar 61,8 persen, di airport B sebesar 53,4 persen; dan airport C dengan nilai rata-rata 54,3 persen, tabel 5 dan grafik Tabel 5. Persentase Rata-rata Stres Kerja Air Traffic Controller Indikator Stres Kerja Rata Airport q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 rata Airport A Airport B Airport C Rata-rata Sumber: data primer diolah Ambiguitas Melelahkan Sulit tidur Tekanan atasan overload Kurang fasilitas relaksasi Tuntutan kerja tinggi Tekanan darah naik marah dan tersinggung Responsibilitas ganda Meninggalkan keluarga tidak bergairah takut salah Pusing Airport CILACAP C Airport SURAKARTA B Airport JOGYAKARTA A INDICATORS Pengolahan Data dengan Nasa-TLX Instrumen Nasa-TLX dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur beban kerja subyektif individual pada tugas kerja para air traffic controller dalam sebuah airport. 11 Sebagaimana diuraikan dalam landasan teori di depan bahwa beban kerja memiliki dimensi ekternal dan dimensi internal. Dimensi eksternal merupakan beban kerja obyektif para air traffic controller. Dimensi internal sebagai beban tugas kerja subyektif (subyektif workkload) bersifat individual, berfokus pada tingkat berat atau ringannya beban tugas yang dirasakan para air traffic controller secara individu sebagai tuntutan-tuntutan tugas kerja. Beban kerja subyektif yang diukur dengan instrument Nasa-Tlx dalam penelitian ini meliputi 6 dimensi, yaitu: 1) Mental Demans (MD); 2) Physical Demands (PD); 3) Temporal Demands (TD); 4) Performance (P); 5) Frustration Level (FL); dan 6) Efforts (E). Pengukuran terhadap tingkat beban kerja yang dilakukan dengan analisis Nasa-TLX ini digunakan untuk melengkapi data besaran beban kerja yang diemban para air traffic controller. Kisi-kisi instrument penelitian disusun dengan 22 butir pernyataan yang terkait dengan beban kerja subyektif para air traffic controller adalah sebagai berikut: Tabel 6. Kisi-kisi Penelitian dengan Nasa-TLX no Dimensi Indikator no Dimensi Indikator 1. Aktivitas Psikologis dan mental TIMPORAL Tekanan waktu 2. Aktivitas Perseptual,pemahaman dan DEMANDS interpretasi 13. Hasil kerja 4 PERFOR 1 MENTAL 3. Aktivitas melihat 14. Kepuasan kerja MANCE DEMANDS 4. Aktivitas Mengingat 15. Keamanan kerja 5. Aktivitas Mencari 16. Resiko kerja 6. Kesulitan kerja 7. Kompleksitas kerja 5 2 PHYSICAL DEMANDS 8. Aktivitas dengan fisik 9. Aktivitas dengan mulut 10. Aktivitas dengan telinga 11. Aktivitas dengan mata Grafik 2 Persentase Rata-rata Stres Kerja Air Traffic Controller FRUSTRATION LEVEL 6 EFFORTS 17. Putus asa 18. Tersinggung atau marah 19. Gangguan ruang kerja 20. Gangguan atasan 21. Konsentrasi 22. Perhitungan, perkiraan, imaginasi

16 Data tabulasi kuisioner di atas telah melalui uji instrument sebagaimana disyaratkan dalam metodo-logi riset ilmiah. Pada korelasi Pearson diperoleh nilai rhitung terendah dan nilai tertinggi Dengan taraf signifikansi 0,05 dan jumlah responden sebanyak 62, diperoleh nilai rtabel sebesar 0,2461, maka semua data dinyatakan valid. Alpha cronbach didapatkan nilai 0,739, berarti reliabel. Chi-Square lebih kecil dari chi-square tabel 66,766, berkecenderungan sama. Distribusi normal pada kolmogorov asymp. sig. (2-tailed) 0,060 dan distribusi normal dengan grafik pplot. Interval kelas Nasa-TLX (Hart and Staveland:1981), digunakan 3 kategori, maksimum skor 100 persen dan minimum 0 persen. Di bawah 50 persen berarti tingkat ringan, 50 persen sampai dengan 80 persen adalah tingkat sedang dan lebih dari 80 persen sampai dengan 100 persen berarti tingkat berat. Dimensi Mental Demands memiliki nilai rata-rata persen, nilai rata-rata physical demands adalah 75,35 persen, temporal demands rata-rata 73,97 persen. Ketiga dimensi demands tersebut berada pada tingkat sedang. Dimensi performance berada pada tingkat bagus dengan nilai ratarata sebesar 80,11 persen, effort berada pada tingkat rata-rata berat sebesar 82,62 persen. Ratarata dimensi frustration level berada pada tingkat ringan atau wajar sebesar 44,67 persen. Frustration level memiliki analogi yang relatif sama dengan stres kerja. Tabel 7. Persentase Rata-Rata Indikator Subjective Workload Air Traffic Controller AIRPORT Psikologis dan mental MENTAL DEMANDS Perseptual, pemahaman & interpretasi Melihat Mengingat Mencari Kesulitan kerja Kompleksitas kerja PHYSICAL DEMANDS Aktivitas dengan fisik Aktivitas dengan mulut Aktivitas AIRPORT dengan telinga Aktivitas dengan mata Tekanan waktu TEMPORAL DEMANDS Hasil kerja PERFOR MANCE Kepuasan kerja Keamanan kerja Penanganan resiko kerja FRUSTRATION EFFORT LEVEL Putus asa Tersinggung atau marah Gangguan ruang kerja - bising Gangguan atasan Konsentrasi Perhitungan, perkiraan & imagina RATA-RATA WWL Items No Items 10 No Airport A Airport A Airport B Airport B Airport C Airport C Average Average Sumber: data primer diolah 2017 Data tabulasi kuisioner di atas telah melalui uji instrument sebagaimana disyaratkan dalam metodologi riset ilmiah. Pada korelasi Pearson diperoleh nilai rhitung terendah dan nilai tertinggi Dengan taraf signifikansi 0,05 dan jumlah responden sebanyak 62, diperoleh nilai rtabel sebesar 0,2461, maka semua data dinyatakan valid. Alpha cronbach didapatkan nilai 12

17 0,739, berarti reliabel. Chi-Square lebih kecil dari chi-square tabel 66,766, berkecenderungan sama. Distribusi normal pada kolmogorov asymp. sig. (2-tailed) 0,060 dan distribusi normal dengan grafik pplot. Interval kelas Nasa-TLX (Hart and Staveland:1981), digunakan 3 kategori, maksimum skor 100 persen dan minimum 0 persen. Di bawah 50 persen berarti tingkat ringan, 50 persen sampai dengan 80 persen adalah tingkat sedang dan lebih dari 80 persen sampai dengan 100 persen berarti tingkat berat. Dimensi Mental Demands memiliki nilai rata-rata persen, nilai rata-rata physical demands adalah 75,35 persen, temporal demands rata-rata 73,97 persen. Ketiga dimensi demands tersebut berada pada tingkat sedang. Dimensi performance berada pada tingkat bagus dengan nilai ratarata sebesar 80,11 persen, effort berada pada tingkat rata-rata berat sebesar 82,62 persen. Ratarata dimensi frustration level berada pada tingkat ringan atau wajar sebesar 44,67 persen. Frustration level memiliki analogi yang relatif sama dengan stres kerja. Nilai beban kerja subyektif atau subjective workload keseluruhan berada pada tingkat sedang dengan rata-rata sebesar persen. Rrincian data dapat dilihat pada tabel 8 dengan visualisasi pada grafik 4. Tabel 8.Persentase Rata-rata Beban Kerja Subyektif Air Traffic controller MD PD TD P FL E Average Sumber: data primer diolah 2017 FRUSTRATION LEVEL 10% EFFORTS 19% PERFORMANCE 19% MENTAL DEMANDS 17% PHYSICAL DEMANDS 18% TEMPORAL DEMANDS 17% WEIGHTED WORKLOAD EFFORTS FRUSTRATION LEVEL PERFORMANCE TEMPORAL DEMANDS PHYSICAL DEMANDS MENTAL DEMANDS Mental demands rata-rata berada pada tingkat sedang dengan kecenderungan berat. Mental demands di airport A berada pada tingkat rata-rata berat sebesar 80,3 persen, di airport B pada tingkat rata-rata sedang sebesar 77,9 persen, dan di airport C berada pada tingkat rata-rata sedang sebesar 66,1 persen. Grafik 4. Rata-rata Beban Kerja Subyektif Air Traffic Controller Airport A memiliki indikator kompleksitas kerja, mengingat, melihat, perseptual dengan pemahaman dan interpretasi; berada pada tingkat rata-rata berat. Hal ini dimungkinkan terjadi karena kepadatan penerbangan dan tingkat pelayanan penerbangan yang lebih tinggi dan lebih kompleks dibandingkan dengan kedua airport lainnya.. Di sisi lain para controller di airport A mempunyai dua wilayah pengendalian yang berbeda, yaitu sebagai aerodrome control tower dengan pengendalian visual langsung pada obyek kontrol atau pesawat terbang, dan approach 13

18 control service dengan pengendalian lalu lintas udara melalui layar monitor radar, tabel 9 dan grafik 5. AIRPORT A AIRPORT B AIRPORT C Tabel 9. Persentase Rata-rata Dimensi Mental Demands Air Traffic Controller Average AVERAGE Sumber: data primer diolah 2017 Kompleksitas kerja 7 Kesulitan kerja 6 Mencari 5 Mengingat 4 Melihat 3 Perseptual, pemahaman dan interpretasi 2 Psikologis dan mental 1 Jogyakar Airport A Surakarta Airport B Cilacap Airport C persen Grafik 5 Tingkat Mental Demands Air Traffic Controller Kondisi fisik seluruh anggota badan yang baik merupakan faktor potensial sebagai penunjang terlaksananya aktivitas kerja para air traffic controller dengan optimal. Tuntutan-tuntutan fisik atau physical demands para air traffic controller berada pada tingkat sedang dengan kecenderungan tinggi, khusunya penggunaan organ fisik sebagai alat untuk berkomunikasi dan pengendalian. Tuntutan atas aktivitas dengan mata, telinga, dan mulut berada dalam tingkat berat. Tingkat rata rata di airport A sebesar 80,7 persen, di airport B sebesar 77,3 persen dan di airport C sebesar 68,0 persen. Aktivitas organ alat komunikasi dan pengendalian, yaitu dengan mulut, telinga, dan mata, berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan tuntutan aktivitas dengan badan atau fisik. Hal ini karena hampir seluruh aktivitas komunikasi dan pengendalian dilakukan dengan duduk, baik sebagai tower controller yang lansung secara visual kepada pesawat, maupun para approach controller yang melakukan pengendalian pesawat melalui radar monitor, tabel 10 dan grafik 6. Tabel 10. Persentase Rata-rata Dimensi Physical Demands Average AIRPORT A 51.2 AIRPORT B 55.5 AIRPORT C AVERAGE Sumber: data primer diolah 2017 Aktivitas dengan mata 11 Jogyakarta Airport A Surakarta Airport B Cilacap Airport C Aktivitas dengan telinga 10 Aktivitas dengan mulut 9 Aktivitas dengan fisik 8 persen Grafik 6 Tingkat Physical Demands Air Traffic Controller Temporal demands berada dalam tingkatan rata-rata sedang, sebesar 74,0 persen. Ketiga airport memiliki tekanan waktu pada tingkat sedang. Berdasar pada tabel 11 dan grafik 7 di bawah, 14

19 terlihat gradasi tingkat tingginya tekanan waktu, semakin tinggi tingkat kepadatan penerbangan dan kompleksitas pelayanan, semakin tinggi tekanan waktu yang dirasakan oleh para controller. Tabel 11. Persentase Rata-rata Dimensi Temporal Demands Air Traffic Controller 12 Average AIRPORT A AIRPORT B AIRPORT C AVERAGE Sumber: data primer diolah 2017 Performance yang dicapai para air traffic controller rata-rata pada tingkat bagus sebesar 80,1 persen. Dalam airport A dan airport B, performance para controller berada dalam tingkat yang sangat bagus, airport A sebesar 85,6 persen dan untuk airport B sebesar 82,4 persen. Sedangkan airport C pada tingkat sedang dengan nilai sebesar 72,3 persen, tabel 11. Indikator keamanan kerja, dan indikator penanganan resiko kerja, di airport A dan di airport B berada pada tingkat yang sangat bagus. Di airport A sebesar 87,9 persen pada keamanan kerja dan 88,8 persen penanganan resiko kerja; di airport B sebesar 84,5 persen pada keamanan kerja dan 86,7 persen pada penanganan resiko kerja. Kedua indikator merupakan faktor-faktor yang sangat potensial terhadap tercapainya safety penerbangan, sebagaimana tujuan utama atas bekerjanya para controller. Sedangkan di airport C, penangan resiko kerja pada tingkat sangat bagus sebesar 87.0 persen, dan keamanan kerja pada tingkat sedang sebesar 64,0 persen, tabel 12 dan grafik 8. Pada indikator kepuasan kerja dan hasil kerja, tingkat performance para air traffic controller di airport A berada pada tingkat bagus, sebesar 83,0 persen; di airport B berada pada tingkat sedang dengan kecenderungan bagus sebesar 78,6 persen; dan di airport C berada pada tingkat sedang sebesar 69,00 persen. Dimungkinkan adanya pengaruh tingkat kompleksitas pelayanan penerbangan terhadap performance pada kepuasan kerja dan hasil kerja para controller. Semakin tinggi tingkat kompleksitas pelayanan penerbangan semakin tinggi tingkat performance para air traffic controller. Keadaan ini terjadi karena peralatan kerja yang lebih lengkap dengan tingkat teknologi yang lebih tinggi, disamping tingkat pelatihan para controller yang lebih baik. Tabel 12. Tabulasi Data Dimens Performance Air Traffic Controller Average AIRPORT A AIRPORT B AIRPORT C AVERAGE Sumber: data primer diolah 2017 Tingkat frustrasi atau Frustration Level, dapat dianalogikan sebagai stres kerja sebagaimana di teliti dalam penelitian regresif di depan. Frustration level di dalam ketiga airport, berada pada tingkat ringan dengan kecenderungan sedang atau wajar. Nilai rata-rata frustration level sebesar 44,9 persen. Pada tabel 13 dan grafik 9, dapat diketahui bahwa gangguan ruang kerja karena suara bising menunjukkan nilai yang signifikan di atas rata-rata di airport B. 15 AIRPORT A Jogyakarta AIRPORT B Surakarta AIRPORT C Cilacap Grafik 7 Tingkat Temporal Demands Air Traffic Controller Penanganan resiko kerja 16 Keamanan kerja 15 Kepuasan kerja 14 Hasil kerja 13 persen Jogyakarta Airport A Surakarta Airport B Cilacap Airport C

20 Tabel 13. Tabulasi Data Dimensi Frustration Level Air Traffic Controller AIRPORT A AIRPORT B AIRPORT C Average AVERAGE Sumber: data primer diolah 2017 Gangguan atasan 20 Jogyakarta Airport A Surakarta Airport B Cilacap Airport C Gangguan ruang kerja - bising 19 Tersinggung atau marah 18 Putus asa 17 persen Grafik 9. Frustration Level Air Traffic Controller Efforts yang terdiri dari konsentrasi; perhitungan, perkiraan dan imajinasi; berada pada tingkat tinggi di airport A dan di airport B dengan rata-rata nilai sebesar 87,8 persen; dan 86,7persen. Sedangkan di airport C berada pada tingkat sedang dengan rata-rata nilai sebesar 73.0 persen, tabel 14. Pada grafik 10 terlihat ada gradasi tingkatan dalam dimensi efforts. Semakin tinggi tingkat kepadatan penerbangan dan tingkat pelayanan penerbangan sebuah airport, maka tingkat efforts semakin tinggi. Tabel 14. Persentase Rata-rata Dimensi Efforts Air Traffic Controller AIRPORT A AIRPORT B AIRPORT C Average AVERAGE Sumber: data primer diolah 2017 Perhitungan, perkiraan dan imaginasi 22 Konsentrasi 21 persen Jogyakart Airport A Surakarta Airport B Cilacap Airport C Grafik 10 Tingkat Efforts Air Traffic Controller Mental demands, physical demands, dan efforts pria berada pada tingkat lebih tinggi di banding wanita. Tekanan waktu berada pada tingkat yang tinggi, wanita berada pada tingkat lebih tinggi dari pada pria. Tingkat frustrasi berada pada tingkat sedang atau wajar, wanita memiliki tekanan waktu lebih tinggi daripada pria, grafik 11. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara senior dan junior dalam mental demands, physical demands, temporal demands, dan performance. Pada skala observasi status, controller senior maupun controller junior pada tingkat yang relative sama, yaitu pada tingkat berat dan tingkat frustration level pada tingkat ringan, grafik 12. Mental demands, physical demands, temporal demands, dan efforts berada pada tingkat berat. Para controller dengan kedinasan militer berada pada tingkat lebih berat daripada para controller sipil. Performance para controller militer dan controller sipil, keduanya dalam tingkat yang sangat 16

21 bagus, militer memiliki tingkat sedikit lebih bagus daripada sipil. Frustration level para controller militer lebih rendah daripada para controller sipil, tetapi keduanya dalam tingkat yang sedang dan wajar, grafik 13. mental demands, physical demands, temporal demands, dan efforts para controller di airport A dan di airport B berada pada tingkat tinggi, airport A memiliki tingkat yang lebih tinggi daripada airport B dan airport C. Para controller di airport A memiliki tingkat performance yang paling tinggi, dan sekaligus memiliki frustration level yang paling rendah. Frustration level di airport A dan airport B berada pada tingkat ringan dan wajar. Mental demands, physical demands, temporal demands, dan efforts para controller di airport C berada pada tingkat sedang dengan kecenderungan tinggi, dengan tingkat frustration level berada pada tingkat ringan dan wajar, grafik M D P D T D P FL E male female Grafik 11. Gender Grafik 12. Status Grafik 13. Kedinasan Grafik 14. Airport Ringkasan Hasil Penelitian Tabel 15. Ringkasan Hasil Penelitian Nilai Rata-rata dan Kategori Variabel BEBAN KERJA IKLIM KERJA STRES KERJA Airport Average Kategori Average Kategori Average Kategori Airport A Airport B sangat berat sangat berat bagus sangat bagus sedang ke berat sedang/wajar Airport C sangat berat sangat bagus sedang/wajar Rata-rata 91,705 sangat berat 79,263 bagus ke sangat bagus 56,612 sedang/wajar Nilai Rata-rata dan Kategori Dimensi Subjective Workload dengan Analisis Nasa-TLX DIMENSI Airport A Airport B Airport C Average Total Average Kategori Average Kategori Average Kategori Average Kategori Mental Demands Berat Sedang Sedang Sedang Physical Demands Berat Sedang Sedang Sedang Temporal Demands Sedang Sedang Sedang Sedang Performance Bagus Bagus Sedang Bagus Frustration Level Wajar Wajar Wajar Wajar Efforts Tinggi Tinggi Sedang Tinggi WWL Sedang Sedang Sedang Sedang Sumber: data primer diolah MDPDTD P FL E senior junior MDPDTD P FL E military civil MD PD TD P FL E airport C airport B airport A

22 3.2. PEMBAHASAN Tingkat Beban Kerja dan Pengaruhnya terhadap Stres Kerja Para Air Traffic Controller Nilai koefisien variabel beban kerja air traffic controller pada persamaan regresi adalah 0,466 dengan parameter positif, maka jika beban kerja naik satu tingkat, maka stres kerja akan naik 0,466. Hal ini berarti bahwa beban kerja memiliki pengaruh secara signifikan terhadap stres kerja. Bilamana beban kerja semakin berat maka stres kerja juga meningkat. Besarnya pengaruh beban kerja terhadap stres kerja berdasarkan pada perhitungan sumbangan relatif variabel beban kerja terhadap stres kerja air traffic controller adalah sebesar 43,47 persen. Beban kerja dalam fungsinya sebagai prediktor memiliki kontribusi relatif besar terhadap naik atau turunnya tingkat stres kerja para air traffic controller. Beban kerja pada dimensi eksternal sebagai beban obyektif para air traffic controller, berada pada tingkat rata-rata sangat berat, yaitu 91,71 persen. Seluruh indikator beban kerja berada pada nilai di atas 80 persen, yang berarti bahwa semua aspek yang berhubungan dengan beban kerja air traffic controller berada pada tingkat yang sangat berat. Berdasar pada analisis grafikal beban kerja, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kepadatan penerbangan dan kompleksitas pelayanan penerbangan semakin tinggi tingkat beban kerja yang dirasakan para air traffic controller, dan sebaliknya semakin rendah kepadatan dan kompleksitas pelayanan penerbangan semakin rendah prosedur kerja yang harus dilakukan oleh para controller. Beban kerja pada dimensi internal individual sebagai beban kerja subyektif para air traffic controller, berada pada tingkat rata-rata sedang dengan kecenderungan berat, dengan nilai sebesar persen. Tuntutan mental, tuntutan fisik, tekanan waktu, dan usaha kerja berada pada rata rata sedang dengan kecenderungan berat, dengan nilai rata-rata sebesar 76,68 persen. Berdasarkan perbandingan pada grafik skala observasi airport dapat diperoleh data bahwa semakin tinggi tingkat kepadatan penerbangan dan kompleksitas pelayanan penerbangan, semakin berat tuntutan-tuntutan tugas subyektif tersebut bagi para air traffic controller. Terdapat beban kerja berlebih yang cukup signifikan terjadi di kelompok unit kerja operasional dan teknis penerbangan. Kebutuhan mental juga ditemukan sebagai elemen yang paling berkontribusi terhadap besarnya beban kerja berlebih tersebut (Hendrawan, B: 2002). Faktorfaktor beban kerja mental (mental workload), meliputi: (1) tekanan waktu (time pressure), kebisingan (noise), stres, gangguan, mengakibatkan timbulnya konsekuensi pada sektor manusia 18

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia penerbangan, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan bertambahnya pesawat-pesawat yang digunakan oleh industri-industri penerbangan. Pertambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi tidak aman (unsafe condition). Keselamatan merupakan hal yang harus diutamakan dalam dunia penerbangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor transportasi menjadi salah satu tolok ukur dalam menentukan perkembangan sebuah negara. Sektor transportasi harus memiliki sistem manajemen yang sangat baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penerbangan di Indonesia berkembang dengan cepat setelah adanya deregulasi mengenai pasar domestik melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin, 51 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang deskripsi responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Pelaksanaan dan Hasil Survei Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuisioner sebagai sumber data. Kuisioner dikirim ke masing masing responden disertai surat permohonan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. angkatan XI dan XII.Gambaran umum responden dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. angkatan XI dan XII.Gambaran umum responden dalam penelitian ini adalah sebagai BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Responden Data penelitian yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden Mahasiswa dan lulusan program kelas karyawan jurusan manajemen

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskriptif Responden Berikut ini dijelaskan gambaran responden penelitian a. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang penulis berhasil dikumpulkan kemudian akan diolah dengan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu persepsi kualitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh MSDM, motivasi terhadap kinerja Karyawan dengan melakukan penyebaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, profesionalisme, dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa pengelolaan kebandarudaraan. PT. Angkasa Pura II (Persero)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Sincere Music Yamaha Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. elektrik, appliance dan industri umum. PT Yamatogomu Indonesia berdiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. elektrik, appliance dan industri umum. PT Yamatogomu Indonesia berdiri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT Yamatogomu Indonesia merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang karet untuk autopart, cahaya elektrik, appliance

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Organisasi Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Timur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Organisasi Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Timur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.. Keadaan Geografis 4.. Keadaan Demografis 4.. Organisasi Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Timur 4..4 Keadaan Kepegawaian Sekretariat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini seluruhnya berjumlah 100 orang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata rata (Mean), standar deviasi, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Jumlah karyawan operasional Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas pemadam

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Responden Penelitian Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang dan kuesioner disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 kuesioner (respon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Karakteristik responden diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada 109 orang responden pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan atas hasil

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN. penyusunan skripsi pada program studi S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

KUISIONER PENELITIAN. penyusunan skripsi pada program studi S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN Dengan hormat, Bapak/Ibu/Saudara sekalian. Bersama ini saya memohon kesediaannya untuk memberikan informasi dengan cara menjawab pertanyaan yang tersedia dalam kuisioner

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX

BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX 5.1.1 Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX NASA-TLX merupakan suatu prosedur pembobotan dan rating multi-dimensional yang menyediakan suatu penilaian beban kerja secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara BAB 4 Analisis Data dan Penyajian 4.1 Penyajian data penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Cilacap. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara merupakan industri yang memiliki kaitan erat dengan ekonomi global. Peningkatan 1% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) secara global akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah semua guru di SMA Negeri 96 Jakarta sebanyak 45 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur. Jumlah kuisioner yang disebarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 48 BAB IV ANALISIS DATA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor pada KAP di Yogyakarta. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. Sampel yang diambil adalah auditor yang bekerja pada kantor BPK RI Perwakilan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini diawali dengan membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian dilakukan pada awal bulan Mei 2017 sampai dengan pertengahan bulan Juli 2017. Berikut ini adalah uraian gambaran umum subjek berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Dinas KOPEGTEL GORONTALO( Koperai pegawai telkom Gorontalo ) didirikan pada tanggal 10 juli 1986 dan disyahkan Badan Hukum

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. SS Utama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan sepatu dan sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Keuangan Setda Kota Semarang.Namun demikian tidak semua kuesioner dapat

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Keuangan Setda Kota Semarang.Namun demikian tidak semua kuesioner dapat BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Subyek penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan pada instansi yang berada di bawah Walikota Semarang.Sebanyak 50 didistribusikan ke

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO Lampiran 1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO KUESIONER PENELITIAN Perbedaaan Stres Kerja Pegawai Dinas Luar Berdasarkan Gender Pada AJB 1912 Bumiputera Cabang Ponorogo Bersama kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Mendeskripsikan data hasil penelitian merupakan langkah yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan analisis data sebagai prasyarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar yang berjumlah 92 responden, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Provinsi Yogyakarta. Terdapat 100 kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan PD. BPR BKK Kebumen BKK Kebumen mendapat ijin pendirian usaha dari Menteri Keuangan sebagai Badan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 41 Hasil Uji Statistik 411 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti Langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. DESKRIPSI DATA Penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa kuesioner dimana kuesioner yang disebar sebanyak 550 buah kuesioner virtual yang disebar melalui

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini disajikan analisis dan pembahasan hasil penelitian dari data yang telah diperoleh dan diolah dengan menggunakan program Statistic Package for the Social Science

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi tambahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, responden yang diambil dalam

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, responden yang diambil dalam BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, responden yang diambil dalam penelitian ini adalah di Dept. Food And Beverage Service Café

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel - variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Gambaran Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah smartphone Xiaomi. Xiaomi merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 143 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat analisis; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penyajian statistik deskripsi hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua Guru SD Negeri yang bertugas di Kecamatan Ambarawa pada tahun 2012. Karakteristik

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) Muhammad Arasyandi, Arfan Bakhtiar*) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja

DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di Tempat Dengan hormat, PENGANTAR (Permohonan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan keterikatan kerja. Peneliti mendeskripsikan skor budaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LOKASI, PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI MOM MILK PABELAN

ANALISIS PENGARUH LOKASI, PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI MOM MILK PABELAN ANALISIS PENGARUH LOKASI, PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI MOM MILK PABELAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data diperoleh dengan menyebarkan secara acak kuesioner kepada pengguna jasa transpotasi udara Garuda Indonesia sebagai responden. Cara pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian dengan judul Pengaruh lingkungan keluarga dan motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar siswa Mata Pelajaran Korespondensi kelas X Administrasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Umum Responden dalam penelitian ini adalah Satuan Pengawas Internal (SPI) dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan Badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram. Instagram kini menjadi market place

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah nasabah KOPENA Pekalongan. Pada bagian ini dijelaskan mengenai identitas reponden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempat hiburan yang dinamakan QYU-QYU Karaoke ini terbentuk berkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempat hiburan yang dinamakan QYU-QYU Karaoke ini terbentuk berkat 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan yang bergerak dibidang jasa hiburan ini bukanlah satusatunya peusahaan peneyedia jasa hiburan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi Pemerintah mengeluarkan surat keputusan Presiden RI No. 132 tahun 1967 tanggal 24 agustus 1967 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur bidang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut : BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Hasil Jawaban Responden 4.1.1 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Variabel kepatuhan wajib pajak memiliki tiga buah indikator yang dijelaskan terdiri

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN Lampiran I. Kuesioner LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN A. TUJUAN Kuisioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi berupa opini dan persepsi dari responden tentang pengaruh komitmen organisasi, keadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, kemajuan teknologi di bidang transportasi turut serta berkembang dengan cepat, mulai dari transportasi darat, laut, hingga udara.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab V akan membahas statistik deskriptif data, gambaran umum responden, uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, gambaran umum responden,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang beralamatkan di Jl Gatot Subroto Kav 31 Jakarta

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 70 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Responden Penelitian Jumlah responden dalam penelitian ini 130 orang guru dari lima sekolah, yaitu SMA Negeri 57 Jakarta,

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1.1.1 Gambaran Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah situs jual beli online Bukalapak.com.

Lebih terperinci

3 Saya merasakan antara saya dan rekan kerja mempunyai visi yang berbeda dalam tugas atau pekerjaan

3 Saya merasakan antara saya dan rekan kerja mempunyai visi yang berbeda dalam tugas atau pekerjaan I. KUESIONER KONFLIK No Pernyataan STS TS KS S SS 2 3 4 5 Saya merasakan terjadinya percecokan atau perdebatan (kontrovesi) antara saya dan rekan kerja 2 Saya merasakan terjadinya ketegangan karena masalah

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik menggunakan kuesioner. Adapun kuesioner disebarkan kepada para pengguna SIMAK- BMN di lingkungan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj.

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj. BAB V ANALISA Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj. Ellya, penulis mengajukan seperangkat kuesioner kepada responden yang berjumlah 100 orang, kuesioner ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Responden Penelitian ini melibatkan para pemakai sistem informasi akuntansi (SIA) pada sakter Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada konsumen Warteg yang berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pertamanan Pemakaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik. 101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Deskripsi dan Analisis Data. minimum yang dapat diolah yaitu sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Deskripsi dan Analisis Data. minimum yang dapat diolah yaitu sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Deskripsi dan Analisis Data Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa respon rate di Indonesia tergolong rendah yaitu sebesar 10%-20%.

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Nama :Farah Npm :122100606 Jurusan :Manajemen Pembimbing :Rooswhan Budhi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Karakteristik Responden Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri di Kota Administrasi Jakarta Barat,

Lebih terperinci

KUESIONER PRA SURVEY

KUESIONER PRA SURVEY Lampiran 1 KUESIONER PRA SURVEY I. Stress Kerja No. Pernyataan Jawaban Responden Stres Kerja Ya Tidak 1. Saya merasa beban kerja yang diberikan terlalu berlebihan 24 6 2. Beban kerja yang berlebihan membuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Satistik deskriptif masing masing variabel penelitian ini ditampilkan untuk mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap

Lebih terperinci