PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN"

Transkripsi

1 PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh FITRINA NIM. F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 013

2

3 PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN Ftrna, K. Y. Margat, Mastar Asran PGSD, FKIP Unverstas Tanjungpura, Pontanak emal: ftrna189@ymal.com Abstract: Ths Research ams to descrbe the nfluence of cooperatve learnng model type STAD to study result of students about meddlng arthmetcal operaton of round number n Ffth Grade of Elementary School 36 n South Pontanak. The Metodh that used was experment metodh wth the form of research that used was quas experment. Based on statstc calculaton from the average of post-test result from control class was 6,83 and the average of post-test from experment class was 80,5 obtaned ttest 3,77 and ttable (α = 5% and dk = 39) n the amount,03, t means ttest (3,77) > ttable (,03), then Ha was acepted. Based on calculaton of the effect sze obtaned n the amount 1,13 (hgh chategory). It means learn wth use cooperatve learnng model type STAD nfluental for study result of the students n Ffth Grade of Elementary School 36 n South Pontanak. Keyword: nfluence, cooperatve learnng model type STAD, study result Abstrak: Peneltan n bertujuan untuk mendeskrpskan pengaruh model pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa tentang operas htung campuran blangan bulat kelas V SDN 36 Pontanak Selatan. Metode peneltan yang dgunakan metode ekspermen dengan bentuk peneltannya ekspermen semu. Berdasarkan perhtungan statstk nla rata-rata post-test kelas kontrol sebesar 6,83 dan kelas ekspermen sebesar 80,5 dperoleh t htung sebesar 3,77 dan t tabel (α = 5% dan dk = 39) sebesar,03, berart t htung (3,77) > t tabel (,03), maka Ha dterma. Dar perhtungan effect sze, dperoleh sebesar 1,13 (krtera tngg). Hal n berart pembelajaran dengan kooperatf tpe STAD berpengaruh terhadap hasl belajar sswa kelas V SDN 36 Pontanak Selatan. Kata Kunc: pengaruh, kooperatf STAD, hasl belajar

4 Penddkan merupakan suatu kegatan yang unversal dalam kehdupan manusa, karena dmanapun dan sampa kapanpun penddkan dperlukan. Penddkan pada hakkatnya merupakan usaha manusa untuk memanusakan manusa tu sendr yatu untuk membudayakan manusa. Menurut Syahnar Syahrun (1993:16), Dalam penddkan terdapat proses pengubahan skap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusa melalu upaya pengajaran dan pelathan; proses, cara dan perbuatan menddk. Pada sekolah dasar, mata pelajaran matematka merupakan mata pelajaran pokok yang harus dkuasa sswa selan mata pelajaran pokok lannya. Salah satu mater matematka yang harus dpelajar sswa adalah mater operas htung campuran blangan bulat. Mater operas htung campuran blangan bulat n banyak menympan konsepkonsep dasar yang sangat pentng dalam lmu matematka. Sehngga mater n merupakan salah satu mater yang sangat pentng untuk dpelajar dan dkuasa oleh sswa, sehngga sswa tdak kesultan mempelajar mater selanjutnya. Berdasarkan pengamatan awal d Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan khusus dalam pembelajaran Matematka kelas V, bahwa guru mash menggunakan model pembelajaran cara konvensonal yatu metode ceramah dan tanya jawab dalam mengajar Matematka. Guru juga terkesan mendomnas pembelajaran, karena nteraks yang muncul hanya satu arah yatu antara guru ke sswa sehngga sswa merasa bosan dan kurang termotvas untuk belajar, hal n berpengaruh terhadap hasl belajar sswa yang terlhat mash rendah. Selan tu, guru dalam menyampakan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan kurang melbatkan sswa untuk berperan aktf dalam pembelajaran. Selan tu, sswa mash banyak yang mengalam kesultan pada operas htung campuran blangan bulat. Oleh karena tu, upaya yang ngn dterapkan dalam mengatas kesultan sswa dalam pembelajaran operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe Student Teams Achevement Dvson (STAD). Menurut Tranto (007:5), Tpe STAD merupakan salah satu tpe dar metode pembelajaran kooperatf dengan menggunakan kelompok-kelompok kecl dengan jumlah anggota tap kelompok 4-5 orang sswa secara heterogen. Model pembelajaran kooperatf tpe STAD n dyakn dapat dgunakan untuk mencptakan pembelajaran yang menark sehngga sswa dapat dengan mudah memaham mater yang dsampakan, member respon yang postf, pembelajaran menjad lebh menyenangkan, dan membentuk sswa yang mampu bekerjasama dalam kelompok sehngga bsa menngkatkan hasl belajarnya. Dar uraan tersebut penelt merasa tertark untuk menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan. Masalah umum dalam peneltan n adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa tentang operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan?. Berdasarkan masalah umum tersebut, maka dapat djabarkan menjad rumusan masalah khusus yang dsajkan sebaga berkut: (1) Berapa nla rata-rata hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V

5 Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan yang tdak dajar dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD?, () Berapa nla rata-rata hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan yang dajar dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD?, (3) Apakah ada perbedaan hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan antara sswa yang dajar dengan model kooperatf tpe STAD dan sswa yang tdak dajar dengan model kooperatf tpe STAD?, (4) Seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan? Tujuan dar peneltan n adalah (1) Untuk menganalss nla rata-rata hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat yang tdak dajar dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan, () Untuk menganalss nla rata-rata hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat yang dajar dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan, (3) Untuk menganalss perbedaan rata-rata hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat yang dajarkan dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD dengan sswa yang tdak dajar dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan, (4) Untuk menganalss seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan. Menurut Nasuton (dalam Karso, 007:1.39) menyatakan bahwa, Matematka berasal dar bahasa Yunan mathen atau manthenen yang artnya 'mempelajar, namun dduga kata tu erat pula hubungannya dengan kata sanksekerta medha atau wdya yang artnya kepandaan, ketahuan, atau ntelegens. Selanjutnya, Ttk Farda (009:3) menyatakan bahwa, Matematka adalah lmu yang mempelajar tentang logka berpkr dan bernalar. Matematka merupakan lmu pengetahuan yang mempelajar struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada ddalamnya. Jad matematka adalah lmu pengetahuan yang mempelajar tentang logka berpkr dan bernalar, terorgansas dar unsur-unsur yang tdak ddefnskan, defns-defns, aksoma, dan dall-dall yang berfungs untuk membantu manusa dalam memaham, menguasa permasalahan sosal, ekonom, dan alam. Tujuan pembelajaran Matematka sepert yang tercantum dalam Badan Standar Nasonal Penddkan/Kurkulum Tngkat Satuan Penddkan SD/MI (006: 417) adalah sebaga berkut: (1) Memaham konsep Matematka, menjelaskan keterkatan antar konsep dan mengaplkaskan konsep atau algortma, secara luwes, akurat, efsen, dan tepat dalam pemecahan masalah, () Menggunakan penalaran pada pola dan sfat, melakukan manpulas Matematka dalam membuat generalsas, menyusun bukt, atau menjelaskan gagasan atau pernyataan Matematka, (3) Pemecahan masalah yang melput kemampuan memaham masalah, merancang model Matematka, menyelesakan model dan

6 menafsrkan solus yang dperoleh, (4) Mengomunkaskan gagasan dengan smbol, tabel, dagram, atau meda lan yan memperjelas keadaan atau masalah, (5) Memlk skap mengharga kegunaan Matematka dalam kehdupan, yakn memlk rasa ngn tahu, perhatan, dan mnat dalam mempelajar Matematka, serta skap ulet dan percaya dr dalam pemecahan masalah. Menurut Karso (007:.6) menjelaskan bahwa, matematka sebaga lmu atau pengetahuan dan tentunya pengajaran matematka d sekolah harus dwarna oleh lmu atau pengetahuan. Guru harus mampu menunjukkan betapa matematka selalu mencar kebenaran, dan berseda meralat kebenaran yang telah dterma, bla dketemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuanpenemuan sepanjang mengkut pola pkr yang sah. Berdasarkan fungs matematka tersebut, dapat dsmpulkan bahwa mata pelajaran matematka berfungs untuk menngkatkan kemampuan berhtung, menguasa konsep matematka, memlk kemampuan memecahkan masalah matematka, dan menngkatkan kemampuan sswa dalam mata pelajaran matematka yang sangat berguna dalam kehdupan sehar-har. Ruang lngkup pembelajaran Matematka d Sekolah Dasar menurut Karso (007:.10-.1) menyatakan bahwa, adalah sebaga berkut: (1) Unt Artmatka (Berhtung), () Unt Pengantar Aljabar, (3) Unt Geometr, (4) Unt Pengukuran, (5) Unt Kajan Data. Karakterstk pembelajaran matematka d sekolah dasar (dalam Karso, 007:.16) antara lan (1) Pembelajaran matematka adalah berjenjang (bertahap), () Pembelajaran matematka mengkut metode spral, (3) Pembelajaran matematka menekankan pola pendekatan nduktf, (4) Pembelajaran matematka menganut kebenaran konsstens. Menurut Joyce (dalam Tranto, 007: 5) menyatakan bahwa, Model pembelajaran adalah sutu perencanaan atau suatu pola yang dgunakan sebaga pedoman dalam merencanakan pembelajaran d kelas atau pembelajaran dalam tutoral dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk d dalamnya buku-buku, flm, komputer, kurkulum, dan lan-lan. Menurut Soekanto (dalam Tranto, 007: 5) menyatakan bahwa, Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukskan prosedur yang sstemats dalam mengorgansaskan pengalaman belajar untuk mencapa tujuan belajar tertentu, dan berfungs sebaga pedoman bag para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktvtas belajar mengajar. Dar kedua pendapat tersebut, dapat dtark kesmpulan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dgunakan sebaga pedoman bag para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegatan pembelajaran d kelas. Menurut Rusman (011:0) menyatakan bahwa, Pembelajaran kooperatf (cooperatve learnng) merupakan bentuk pembelajaraan dengan cara sswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecl secara kolaboratf yang anggotanya terdr dar empat sampa enam orang dengan struktur kelompok yang bersfat heterogen. Menurut Slavn (1995) (dalam Isjon, 011:15) mengemukakan, In cooperatve learnng methods, students work togerher n four member teams to master materal ntally presented by the teacher. Dar uraan tersebut dapat dkemukakan bahwa cooperatve learnng adalah suatu model

7 pembelajaran dmana sstem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecl yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratf sehngga dapat merangsang sswa lebh bergarah dalam belajar. Menurut Sr Antah (007:3.7) Pembelajaran kooperatf adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecl sehngga sswa bekerjasama untuk memaksmalkan kegatan belajarnya sendr dan juga anggota yang lan. Dar beberapa pendapat tesebut dapat dsmpulkan bahwa model pembelajaran kooperatf adalah suatu model pembelajaran yang mentkberatkan pada pengelompokan sswa sehngga sswa bsa bekerjasama dengan bak dalam kelompoknya dan lebh mudah memaham konsep untuk mencapa tujuan pembelajaran. Pembelajaran model kooperatf menekankan kerjasama antar sswa dalam kelompok. Menurut Rusman (011:07-08) menyatakan bahwa, Karakterstk atau cr-cr pembelajaran kooperatf yatu (a) Pembelajaran secara tm, (b) Ddasarkan pada manajemen kooperatf, (c) Kemauan untuk bekerja sama, (d) Keteramplan bekerja sama. Menurut Slavn (1995) (dalam Isjon, 011: 1) menyatakan bahwa, Tga konsep sentral yang menjad karakterstk cooperatve learnng yatu (a) Penghargaan kelompok, () Pertanggungjawaban ndvdu, (3) Kesempatan yang sama untuk berhasl. Menurut Jarolmek dan Parker (dalam Isjon, 011:4-5) menyatakan bahwa, Kelebhan dan kekurangan pembelajaran kooperatf adalah sebaga berkut. Kelebhan Pembelajaran koopertf yatu: (1) Salng ketergantungan yang postf, () Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan ndvdu, (3) Sswa dlbatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, (4) Suasana kelas yang rleks dan menyenangkan, (5) Terjalnnya hubungna yang hangat dan bersahabat antara sswa dengan guru, dan (6) Memlk banyak kesempatan untuk mengekspreskan pengalaman emos yang menyenanagkan. Kekurangan Pembelajaran Kooperatf yatu: (1) guru harus mempersapkan pembelajaran secara matang, dsampng tu memerlukan lebh banyak tenaga, pemkran dan waktu, () agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dbutuhkan dukungan fasltas, alat dan baya yang cukup memada, (3) selama kegatan dskus kelompok berlangsung, ada kecendrungan topk permasalahan yang sedang dbahas meluas sehngga banyak yang tdak sesua dengan waktu yang telah dbutuhkan, dan (4) saat dskus kelas, terkadang ddomnas seseorang, hal n mengakbatkan sswa yang lan menjad pasf. Menurut Tranto (009:67) ada beberapa varas dar model pembelajaran kooperatf yatu STAD, JIGSAW, Investgas Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Struktural yang melput Thnk Par Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT). Dar jens-jens model pembelajaran d atas, penelt memlh menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD dalam pembelajaran operas htung campuran blangan bulat. Menurut Tranto (007:5), Tpe STAD merupakan salah satu tpe dar metode pembelajaran kooperatf dengan menggunakan kelompok-kelompok kecl dengan jumlah anggota tap kelompok 4-5 orang sswa secara heterogen. Menurut Lana (dalam Eggen and Kauchak, 01:144) menyatakan bahwa, STAD, sebuah strateg pembelajaran kooperatf yang member tm kemampuan

8 majemuk lathan untuk mempelajar konsep dan keahlan. Menurut Suyatno, (009:5) mengemukakan bahwa, tpe STAD adalah metode pembelajaran kooperatf untuk mengelompokkan kemampuan campur yang melbatkan pengakuan tm dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran ndvdu anggot. Dar uraan tersebut, maka dapat dsmpulkan bahwa model pembelajaran kooperatf tpe STAD merupakan cara belajar dengan membentuk kelompok kecl, dmana sswa dkelompokan menjad beberapa kelompok yang terdr dar 4-5 orang, dengan kemampuan campur dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran ndvdu anggota dalam mencapa tujuan belajar yang dharapkan. Menurut Tranto (007:54) menyatakan bahwa, Langkah-langkah atau cara penerapan pembelajaran kooperatf tpe STAD terdr dar enam fase yatu: (1) Menyampakan tujuan dan memotvas sswa, () Menyajkan/menyampakan nformas, (3) Mengorgansaskan sswa dalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membmbng kelompok bekerja dan belajar, (5) Evaluas, (6) Memberkan Penghargaan. Berdasarkan kamus Bahasa Indonesa (011:486) menyatakan bahwa, Hasl adalah sesuatu yang dadakan (dbuat, djadkan, dsb) oleh usaha (pkran, tanam-tanaman, sawah, ladang, hutan, dsb). Menurut Sardman (010:0) menyatakan bahwa, Belajar adalah kegatan psko-fsk menuju perkembangan prbad seutuhnya sedangkan dalam art sempt adalah usaha penguasaan mater lmu pengetahuan yang merupakan sebagan kegatan menuju terbentuknya keprbadan seutuhnya. Menurut Nana Sudjana (1989: ) menyatakan bahwa, Hasl belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dmlk sswa setelah a menerma pengalaman belajarnya. Faktor yang mempengaruh hasl belajar. Menurut Nana Sudjana (006:39-40), hasl belajar yang dcapa oleh sswa dpengaruh oleh dua faktor utama, yatu sebaga berkut (a) Faktor yang datang dar dalam dr sswa. Faktor yang ada pada dr sswa berupa faktor kemampuan dan kemampuan n merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap hasl belajar sswa. Sepert yang dkemukakan Clark menyatakan bahwa, Hasl belajar sswa dsekolah 70% dpengaruh oleh kemampuan sswa dan 30% dpengaruh oleh lngkungan. Selan faktor kemampuan sswa, terdapat faktor lan yang mempengaruh hasl belajar, sepert motvas belajar, mnat dan perhatan, skap dan kebasaan belajar, ketekunan, sosal ekonom, faktor fsk dan psks. (b) Faktor yang datang dar luar dr sswa atau faktor lngkungan.faktor lngkungan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan atau mempengaruh hasl belajar yang dcapa sswa. Salah satu lngkungan belajar yang palng mempengaruh hasl belajar sswa d sekolah adalah kualtas pengajaran. Kualtas pengajaran alah tngg rendahnya atau efektf tdaknya proses belajar-mengajar dalam mencapa tujuan pengajaran. METODE Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Menurut Suharsm Arkunto (006:3) menyatakan bahwa Ekspermen selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat suatu perlakuan. Sedangkan menurut Sumad Suryabrata (010:88) mengatakan bahwa, Tujuan dar peneltan ekspermen adalah untuk menyeldk kemungknan salng hubungan

9 sebab akbat. Metode ekspermen n dplh karena sesua dengan salah satu tujuan peneltan yatu untuk mengungkapkan ada tdaknya perbedaan antara skor hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat yang dajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD dan yang tdak dajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD d kelas V SDN 36 Pontanak Selatan. Dalam peneltan n, penelt menggunakan bentuk peneltan Ekspermen Semu/Berpura-pura (Quasy Experment) karena peneltan n tdak mungkn sepenuhnya dapat mengontrol varabel-varabel luar yang mempengaruh pelaksanaan ekspermen. Sedangkan rancangan ekspermen yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah Nonequvalent Control Group Desgn. Menurut Hadar Nawaw (007:141) Populas adalah keseluruhan objek peneltan yang dapat terdr dar manusa, benda benda, hewan, tumbuh tumbuhan, gejala gejala, nla test atau perstwa-perstwa sebaga sumber data yang memlk karakterstk tertentu ddalam suatu peneltan. Populas dalam peneltan n adalah sswa kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan yang terdr dar kelas yatu kelas VA berjumlah 0 sswa dan VB berjumlah 1 sswa. Menurut Hadar Nawaw (007:14), Sampel adalah bagan dar populas untuk mewakl seluruh populas. Karena jumlah populas relatf kecl maka keseluruhan populas dambl sebaga sumber data. Hal n sesua dengan pendapat Suharsm Arkunto (006:134 ) menyatakan bahwa, Untuk sekedar ancer-ancer maka apabla subjek kurang dar 100, lebh bak dambl semua sehngga peneltannya merupakan peneltan populas. Selanjutnya jka subjeknya besar, dapat dambl antara % atau 0-5 % atau lebh. Sehngga sampel yang dgunakan dalam peneltan n adalah seluruh populas yatu sswa kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan. Adapun setelah dlakukan random samplng yang terplh sebaga kelas eksprmen adalah kelas VA dan sebaga kelas kontrol adalah kelas VB Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan. Data yang dkumpulkan dalam peneltan n adalah (1) Data berupa hasl belajar pre-test dan post-test sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat yang tdak menerapkan model pembelajaran kooperatf tpe STAD, () Data berupa hasl belajar pre-test dan post-test sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatf tpe STAD. Adapun sumber data yang dkumpulkan dalam peneltan n berupa data prmer yatu dar sswa kelas VA sebaga kelas eksprmen dan sswa kelas VB sebaga kelas kontrol. Teknk pengumpulan data yang dgunakan adalah teknk pengukuran. Untuk keperluan pengumpulan data peneltan, maka penelt akan menggunakan teknk pengukuran. Teknk pengukuran yang dgunakan adalah test hasl belajar yang dtunjukan pada aspek kogntf sswa yang dwujudkan dalam bentuk skor terhadap hasl tes. Dgunakan teknk pengukuran n karena sesua dengan bentuk peneltan yang dgunakan yatu peneltan ekspermen yang bertujuan untuk melhat hasl belajar sswa melalu pengaruh perlakuan yang dberkan. Berdasarkan teknk pengumpulan data yang dgunakan, maka alat pengumpulan data dalam peneltan n adalah tes. Alat pengumpul data yang dgunakan pada teknk pengumpulan data adalah alat ukur berbentuk tes.

10 Suharsm Arkunto (006:198) menyatakan bahwa Tes adalah alat yang dgunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaan atau prestas, untuk mengukur kemampuan dasar antara lan tes untuk mengukur ntelegens, tes mnat, tes bakat. Agar alat pengumpul data dapat dgunakan sebaga alat pengumpul data yang objektf dan mampu menguj hpotesa penelt, maka dperlukan analss terhadap alat pengumpul data yatu (1) valdtas, () relabltas, (3) tngkat kesukaran, (4) daya pembeda. Untuk menjawab hpotess peneltan yang telah drumuskan bahwa Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatf Tpe STAD Terhadap Hasl Belajar Sswa Tentang Operas Htung Campuran Blangan Bulat d Kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan, maka data hasl pre-test dan post-test dolah menurut langkah-langkah sebaga berkut: Untuk menjawab sub masalah pada nomor 1 yatu berapa nla rata-rata hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan yang tdak dajar dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD, maka dgunakan rumus rata-rata htung tes hasl belajar menurut Sugyono (010: 54) sebaga berkut: Untuk menjawab sub masalah pada nomor yatu berapa nla rata-rata hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan yang dajar dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD, maka dgunakan rumus rata-rata htung tes hasl belajar menurut Sugyono (010: 54) sebaga berkut: X f f X X f f X Untuk menjawab sub masalah pada nomor 3 yatu perbedaan hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan antara sswa yang dajar dengan model kooperatf tpe STAD dan sswa yang tdak dajar dengan model kooperatf tpe STAD, maka akan dgunakan rumus t-test dengan dawal dengan menghtung skor hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan dar setap jawaban pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan kelas ekspermen. Kemudan menghtung rata-rata X hasl pre-test dan post-test pada kelas ekspermen dan kelas kontrol. X f f X (Sugyono, 010: 54) Menghtung Standar Devas (SD) hasl pre-test dan post-test pada kelas ekspermen dan kelas kontrol.

11 SD f X n 1 X (Sugyono, 010: 58) Menghtung uj normaltas data. Menurut Burhan Nurgyantoro, Gunawan, Marzuk, (004: 111), uj Ch-kuadrat dapat dhtung dengan rumus: x ² = 0 1 E 1 E E E n E n E n Karena data hasl perhtungan uj normaltas pre-test dan post-test sswa berdstrbus normal maka dlanjutkan dengan perhtungan uj homogentas varansnya, yatu dengan rumus: s b (Burhan Nurgyantoro, Gunawan, dan Marzuk, 004: 16) s k F Karena data sudah dkatakan berdstrbus normal dan homogen, maka dlanjutkan dengan pengujan t-test (Sugyono, 010:197), dengan menggunakan rumus Polled Varans t x n 1s n x n n 1 s 1 1 n1 n Kemudan melakukan pengujan dengan taraf sgnfkan 5%, yatu jka (1) Nla t htung < t tabel maka hpotess alternatf (Ha) dtolak, () Nla t htung > t tabel maka hpotess alternatf (Ha) dterma. Untuk menjawab sub masalah 4 yatu seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan, maka dgunakan rumus effect sze. Rumus effect sze dar Cohrn yang dadops Glass (dalam Leo Sutrsno, dkk, 199: 16) sebaga berkut: Ye Yc ES Sc

12 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl Peneltan n bertujuan untuk menganalsa seberapa besar pengaruh model kooperatf tpe Student Teams Achevement Dvson terhadap hasl belajar sswa tentang operas htung campuran blangan bulat d kelas V. Peneltan n dlakukan d kelas V SDN 36 Pontanak Selatan. Jumlah sampel dalam peneltan n adalah 41 orang dengan rncan 0 orang dkelas VA sebaga kelas eksprmen dan 1 orang dkelas VB sebaga kelas kontrol. Dar sampel tersebut dperoleh data yang melput hasl pre-test dan post-test sswa yatu melput: (1) Skor hasl tes sswa pada kelas kontrol yatu pembelajaran dengan tdak menggunakan model kooperatf tpe STAD, () Skor hasl tes sswa pada kelas ekspermen yatu pembelajaran dengan menggunakan model kooperatf tpe STAD. Adapun data skor pre-test dan post-test sswa yang telah dolah dapat dlhat pada tabel berkut n: Hasl pengolahan nla pre-test dan post-test sswa Keterangan Kelas Kontrol Kelas Ekspermen Pre-test Post-test Pre-test Post-test Rata-rata (x) 50,45 6, ,5 Standar Devas (SD) 16,4 15,59 18,19 14,9 Uj Normaltas(X ),9347 1,557 4,7699 5,7476 Pre-test Pos-test Uj Homogentas (F) 1,3 1,19 Uj Hpotess (t) 0,9 3,77 Pembahasan Dar tabel dapat dketahu bahwa rata-rata nla pre-test kelas ekspermen adalah 5 dan rata-rata post-test 80,5. Rata-rata nla pre-test kelas kontrol adalah 50,45 dan rata-rata post-test adalah 6,83. Dengan demkan hasl belajar sswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD lebh tngg dar hasl belajar sswa dengan tdak menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD. Secara keseluruhan sswa mengalam penngkatan hasl belajar. Penyebaran data dapat dlhat dar nla standar devas (SD), nla standar devas pre-test kelas ekspermen lebh besar dar pada kelas kontrol. Hal n berart skor pretest kelas ekspermen lebh tersebar secara merata dbandngkan dengan kelas kontrol. Begtu juga pada nla post-test, standar devas (SD) kelas ekspermen lebh kecl darpada kelas kontrol, n berart skor pos-test pada kelas ekspermen lebh tersebar secara merata dbandngkan kelas kontrol. Hasl uj normaltas skor pre-test kelas kontrol dperoleh X² htung sebesar,9347 sedangkan kelas ekspermen sebesar 4,7699 dengan X² tabel (α=5% dan dk6 3 = 3) sebesar 7,815. Karena X² htung < X² tabel maka data hasl pre-test kedua berdstrbus normal. Karena pre-test kelas kontrol dan kelas ekspermen berdstrbus normal maka dlanjutkan dengan menentukan homogentas data pretest.

13 Dar uj homogentas data pre-test dperoleh F htung sebesar 1,3 dan pada taraf sgnfkans 5% (dengan dk pemblang 0 dan dk penyebut 19) dperoleh F tabel sebesar,15. Karena F htung < dar F tabel (1,3 <,15) maka data dnyatakan homogen. Karena data pre-test tersebut homogen, selanjutnya dlanjutkan dengan uj t. Berdasarkan perhtungan uj t menggunakan rumus polled varan, dperoleh t htung sebesar 0,9 dan t tabel,03 pada taraf sgnfkans 5%. Karena t htung < dar t tabel (0,9 <,03) dengan demkan maka Ho dterma. Jad, dapat dsmpulkan bahwa tdak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat yang dajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD dan yang tdak dajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD. Dengan kata lan, antara kelas ekspermen dan kelas kontrol mempunya kemampuan relatf sama. Karena tdak terdapat perbedaan kemampuan awal sswa pada kedua kelas tersebut, maka dberkan perlakuan yang berbeda. Pada kelas kontrol, dlakukan pembelajaran dengan tdak menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD, sedangkan pada kelas ekspermen, dlakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD. Dakhr perlakuan, masng-masng kelas dber post-test untuk melhat apakah terdapat perbedaan hasl belajar sswa akbat perlakuan tersebut. Pada uj normaltas nla post-test untuk kelas kontrol dperoleh X² htung sebesar 1,557 dengan X² tabel (α=5% dan dk 6 3 = 3) sebesar 7,815. Karena X² htung < dar X² tabel (1,557 < 7,815), maka data hasl post-test kelas kontrol berdstrbus normal. Untuk kelas ekspermen dperoleh X² htung 5,7476 dengan X² tabel sebesar 7,815 pada taraf sgnfkasns (α=5% dan dk 6 3 = 3). Karena X² htung < X² tabel (5,7476 < 7,815) maka data post-test kelas ekspermen berdstrbus normal. Karena kedua kelas berdstrbus normal maka dlanjutkan dengan uj homogentas. Dar uj homogentas data post-test dperoleh F htung sebesar 1,19 dan pada taraf sgnfkans 5% dperoleh F tabel sebesar,15. Karena F htung < dar F tabel (1,19 <,15) maka data dnyatakan homogen. Karena data post-test tersebut homogen, selanjutnya dlanjutkan dengan uj t. Berdasarkan perhtungan uj t menggunakan rumus polled varan, dperoleh t htung sebesar 3,77 dan t tabel,03 pada taraf sgnfkans 5%. Karena t htung > dar t tabel (3,77 >,03) dengan demkan maka Ha dterma. Jad, dapat dsmpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat yang dajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD dan yang tdak dajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD. Untuk menghtung besarnya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD terhadap hasl belajar sswa dhtung menggunakan rumus effect sze. Dar hasl perhtungan effect sze, dperoleh ES = 1,13, termasuk dalam krtera tngg. Berdasarkan perhtungan effect sze tersebut dapat dsmpulkan bahwa model pembelajaran kooperatf tpe STAD memberkan pengaruh yang tngg terhadap hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat d kelas V Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan.

14 SIMPULAN DAN SARAN Smpulan Berdasarkan hasl analsa data yang dperoleh dar hasl tes sswa, dapat dsmpulkan bahwa (1) Rata-rata skor hasl belajar sswa kelas VB Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan (kelas kontrol) pada mater operas htung campuran blangan bulat yang tdak dajar dengan menggunakan model kooperatf tpe STAD adalah 6,83 dar skor total sebesar 1319 dengan standar devas 15,59, () Rata-rata skor hasl belajar sswa kelas VA Sekolah Dasar Neger 36 Pontanak Selatan (kelas ekspermen) pada mater operas htung campuran blangan bulat yang dajar dengan menggunakan model kooperatf tpe STAD adalah 80,5 dar skor total 1610 dengan standar devas 14,9, (3) Dar hasl post-test kelas kontrol dan kelas ekspermen terdapat perbedaan skor rata-rata post-test sswa sebesar 17,67 dan berdasarkan pengujan hpotess (uj-t) menggunakan t-tes polled varan dperoleh t htung data post-test sebesar 3,77 dan t tabel (α = 5% dan dk = 39) sebesar,03, sehngga t htung > t tabel (3,77 >,03) berart Ha dterma. Jad, dapat dsmpulkan bahwa terdapat perbedaan hasl belajar sswa yang dajar dengan menggunakan model kooperatf tpe STAD (kelas ekspermen) dan sswa yang tdak dajar dengan menggunakan model kooperatf tpe STAD (kelas kontrol), (4) Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatf tpe STAD memberkan pengaruh terhadap hasl belajar sswa pada mater operas htung campuran blangan bulat dengan harga effect sze sebesar 1,13 (krtera tergolong tngg). Saran Ada beberapa saran yang dapat penelt sampakan berdasarkan hasl peneltan yatu sebaga berkut. (1) Penggunaan model pembelajaran kooperatf tpe STAD membawa pengaruh yang postf dalam menngkatkan hasl belajar sswa. Untuk tu, dsarankan kepada guru matematka kelas V untuk menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD sebaga alternatf model pembelajaran pada mater Operas Htung Campuran Blangan Bulat. () Bag penelt yang ngn melakukan peneltan lebh lanjut menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe STAD untuk mendapatkan smpulan yang lebh meyaknkan, dsarankan untuk memaham langkah-langkah yang telah dtentukan sesua dengan model pembelajaran kooperatf tpe STAD, serta harus bsa memanajemen kelas dengan bak. DAFTAR RUJUKAN Agung M. Moelono Kamus Besar Bahasa Indonesa Eds Empat. Jakarta: Grameda. Asep Jhad dan Abdul Hars Evaluas Pembelajaran. Yogyakarta: Mult Press. Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. BSNP Kurkulum Tngkat Satuan Penddkan/Standar Is. Jakarta: Depdknas. Eggen dan Kauchak. 01. Strateg dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks.

15 Emzr Metodolog Peneltan Penddkan Kuanttatf dan Kualtatf. Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada. Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddkan Pedoman Penulsan Karya Ilmah. Pontanak. Gatot, Muhsetyo. (008). Pembelajaran Matematka SD. Unverstas Terbuka. Hadar Nawaw Metode Peneltan Bdang Sosal. Yogyakarta: Gajah Mada Unversty Press. Ibnu Hadjar Dasar-dasar Metodelog Peneltan Kuanttatf Dalam Penddkan. Jakarta: Raja Grafndo Persada. Isjon. (011). Cooperatve learnng. Bandung: Alfabeta. Karso Penddkan Matematka I. Jakarta:Unverstas Terbuka. Leo Sutrsno, Hery Kresnad, & Kartono Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Pontanak: Unverstas Tanjungpura. Lungren, Lnda Manfaat Pembelajaran Kooperatf. (Onlne). ( kooperatf.html, dakses 10 Maret 01). Nana Sudjana Penlaan Hasl Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nurgyantoro B, Gunawan, Marzuk Statstk Terapan Untuk Peneltan Ilmu-lmu Sosal. Yogyakarta: Gajah Mada Unversty Press. Nymas, Asyah dkk Pengembangan Pembelajaran Matematka SD. Jakarta: Depdknas. Ptajeng Pembelajaran Matematka yang Menyenangkan. Jakarta: Depdknas. Poerwadarmnta, W.J.S Kamus Umum Bahasa Indonesa. Jakarta: Bala Pustaka. Rusman. (011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesonalsme Guru. Jakarta: Rajawal Pers. Sardman Interaks dan Motvas Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawal Pers. Sugyono Metode Peneltan Kuanttatf dan Kualtatf dan R&D. Bandung: Alfabeta Suharsm Arkunto Prosedur Peneltan. (Revs VI). Jakarta: Rneka Cpta. Sumad Suryabrata Metodelog Peneltan. Jakarta: PT Raja Grafndo Persada. Suyatno Menjelajah Pembelajaran Inovetf. Surabaya: Masmeda Buana Pustaka. Syahnar Syahrun Dasar-Dasar Kependdkan. Jakarta: Depdkbud. Ttk Farda Buku Pntar Matematka untuk SD. Solo: Brngn 55. Tranto Model-model Pembelajaran Inovatf Berorentas Konstruktvstk. Jakarta: Prestas Pustaka. Tranto Mendesan Model Pembelajaran Inovatf-Progresf. Jakarta: Kencana Prenada Meda Group Undang-Undang Republk Indonesa Nomor 0 Tahun 003 tentang Sstem Penddkan Nasona

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SULINDA NIM. F37008001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV Azura, Budman Tampubolon, Suryan Program Stud Penddkan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN emal: azura_pgsd@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH KOOPERATIF TEKNIK NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH KOOPERATIF TEKNIK NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 PONTIANAK SELATAN PENGARUH KOOPERATIF TEKNIK NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh JULIANA NIM. F37008066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ERLY HERLIANA F37008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA KOMIK MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SDN 24 PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA KOMIK MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SDN 24 PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA KOMIK MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SDN 24 PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN Oleh FITRI APRIYANTI NIM. F37008053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Penerapan Model Cooperatve Learnng tpe Tme Token dan TPS (Thnk Par and Share) terhadap Hasl Belajar Sswa pada Mata Pelajaran Teknolog Informas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala. JURNAL PESONA DASAR Vol. 3, No. 3, April 2015, hal ISSN:

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala. JURNAL PESONA DASAR Vol. 3, No. 3, April 2015, hal ISSN: Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal 44 59 ISSN: 337-97 44 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal 44 59 ISSN:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENENTUKAN SKALA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENENTUKAN SKALA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENENTUKAN SKALA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh YANTO WINARNO NIM. F37006039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatve Integrated Readng and Composton (CIRC)Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMP Neger 4 Sngaraja)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci